Anda di halaman 1dari 85

SURVAILANS EPIDEMIOLOGI

www.themegallery.com

EPIDEMIOLOGI
ILMU YANG MEMPELAJARI SUATU( PENYAKIT ) YANG ADA DIANTARA
( MELANDA ) MASYARAKAT

ATAU
ILMU YANG MEMPELAJARU EPIDEMI ( WABAH ) DENGAN TUJUAN MENGENDALIKAN
DAN MENCEGAH TERULANGNYA KEMBALI.

ILMU YANG MEMPELAJARI :


DISTRIBUSI PENYAKIT PD MASYARAKAT DAN
FAKTOR DETERMINANNYA/PENENTU TERJADINYA
DISTRIBUSI FREKUAENSI PENYAKIT TSB PADA
MASYARAKAT

www.themegallery.com

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
ADALAH SUATU KEGIATAN ANALISIS SECARA SISTEMATIS
DAN TERUS MENERUS TERHADAP PENYAKIT DAN MASALAH
MASALAH KESEHATAN SERTA KONDISI YANG MEMPERBESAR
RISIKO TERJADINYA PENINGKATAN DAN PENULARAN PENYAKIT
SERTA MASALAH MASALAH KESEHATAN.

AGAR DPT MELAKUKAN TINDAKAN PENANGGULANGAN SCR


EFEKTIF DAN EFISIEN MELALUI PENGUMPULAN DATA DAN
PENYEBARLUASAN INFORMASI EPIDEMIOLOGI

www.themegallery.com

FUNGSI EPIDEMIOLOGI
MENDISKRIPSIKAN DISTRIBUSI DAN FREKUENSI PENYAKIT ATAS DASAR
ATRIBUT
ORANG ( USIA, SEX, PEKERJAAN, BAGSA, ) ATRIBUT WAKTU (MUSIM ) DAN
ATRIBUT
TEMPAT ( LETAK GEOGRAFIS )
MENJELAS POLA DISTRIBUSI PENYAKIT ATAS DASAR FAKTOR PENYEBAB,
SEDANG
FAKTOR PENENTU DIGUNAKAN MENJELASKAN DISTRIBUSI FREKUENSI.

www.themegallery.com

PROSES PENULARAN PENYAKIT

HOST : UMUR, SEX, RAS, STATUS SOSIAL EKONOMIMI, RIWAYAT PENY,


POLA HIDUP, GIZI, KETURUNAN, DLL
AGENT : BIOLOGIS, KIMIAWI, FISIK
LINGKUNGAN : AIR, PERUMAHAN SEHAT

PENYEBAB PENYAKIT.
RESERVOIR DARI AGENT PENYEBAB.
CARA KELUAR PENYEBAB DARI HOST
CARA TRANSMISI
TEMPAT MASUK ( UMUMNYA SAMA DG TEMPAT KELUAR )
KERENTANAN

www.themegallery.com

VARIABEL
EPIDEMIOLOGI

WAKTU :JAM, HARI, MINGGU, BULANAN, TAHUNAN


FUNGSI : MEMPERKIRAKAN SUMBER PENYAKIT BERDASAR MASA INKUBASI

ORANG : UMUR , SEX, SYATUS SOSIAL


UMUR.. POTENSI UNTUK TERPAPAR, TINGKAT IMMUNITAS
AKTIFITAS FISIOLOGIS.

TEMPAT : PEDESAAN, PERKOTAAN PERMUKIMAN DOMESTIK.

www.themegallery.com

AKTIFITAS PENTING SURVAILANS :


1. Pengumpulan data epidemiologi secara sistematis
2. Pengolahan, analisa dan interpretasi data agar
menghasilkan
informasi epidemiologi
3. Penggunaan informasi untuk menentukan tindakan
perbaikan yg
perlu dilakukan atau peningkatan program dalam
menyelesaikan
masalah
PERMASALAHAN SURVEILANS SAAT INI :
1. Data tidak dianalisis
2. Umpan balik ke sumber data jarang dilaksanakan
3. Banyak beban pada sumber data
4. Kurang mendapat perhatian dari pimpinan.
www.themegallery.com

KEGUNAAN
SURVAILANS EPIDEMIOLOGI

1.Identifikasi, investigasi, serta penanggulangan


KLB atau Wabah sekaligus mencegah terulang
2. Identifikasi kelompok risiko tinggi
3. Menetapkan prioritas penanggulangan penykt
4. Evaluasi keberhasilan program
5. Memonitor kecenderungan (trends) penyakit,
kematian, atau peristiwa kesehatan lain

www.themegallery.com

JENIS KEGIATAN SURVEILANS


1. Sistem Surveilans Terpadu
Memanfaatkan data rutin (SST, RL2a/b)

2. Surveilans Khusus
Surveilans:ETN,Eradikasi Polio,reduksi campak

3. Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) KLB


4. Studi Khusus
Hasil studi program/sektor utk melengkapi kajian

5. Analisis dan interpretasi data


Data yg diperoleh diolah,dianalisis,dikaji dgn
memanfaatkan kemajuan teknologi (komputer)
www.themegallery.com

SUMBER DATA (ELEMENTS)


SURVAILANS EPIDEMIOLOGI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pencatatan kematian
Laporan penyakit, Wabah/KLB
Pemeriksaan Laboratorium
Penyelidikan Peristiwa Penyakit, Wabah/KLB
Survei
Penyelidikan distribusi vektor dan reservoir penyakit
pada hewan
Penggunaan obat dan vaksin
Keterangan kependudukan dan lingkungan (geografis)

www.themegallery.com

LANGKAH-LANGKAH
PELAKSANAAN
SURVAILANS EPIDEMIOLOGI

Menetapkan tujuan surveilans


Menetapkan definisi kasus
Menentukan data, dan sumber data yang hendak
dikumpulkan
4. Menetapkan metode/cara pengumpulan data
5. Membuat/menetapkan, mempersiapkan instrumen untuk
pengumpulan dan pengolahan data
6. Pengumpulan, pengolahan, analisa, interpretasi dan
presentasi data
7. Mengirimkan umpan balik dan menyebarkan informasi
8. Membuat rencana penanggulangan
9. Membuat laporan
10. Melakukan evaluasi surveilans
1.
2.
3.

www.themegallery.com

KONSEP DASAR KEGIATAN


SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
1. Pengumpulan Data :
a. Surveilans pasif : menerima data/informasi dari pihak lain
b. Surveilans aktif : petugas surveilans mendatangi sumber data
di puskesmas, rumah sakit, laboratorium, masyarakat, dll
2. Pengolahan, Analisis, dan interpretasi data :
a. Pengolahan : tepat waktu, komputerisasi
b. Petugas analisis dan interpretasi :
- Memiliki pengetahuan dasar epidemiologi
- Memiliki pengetahuan penyakit dan faktor-faktor determinan
- Memiliki kecakapan dan pengalaman yg cukup
3. Membuat rekomendasi dan saran-saran tindakan
4. Umpan balik dan desiminasi informasi
a. Umpan balik : ringkasan informasi atau korektif laporan
b. Desiminasi informasi : laporan hasil kajian, tulisan di majalah/
buletin, laporan kajian untuk seminar/pertemuan,
memanfaatkan internet (menulis dalam website).
www.themegallery.com

KELEMAHAN-KELEMAHAN
SURVAILANS EPIDEMIOLOGI
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Memerlukan aktivitas yang intensif


Pengumpulan, pengolahan dan analisis data menyita waktu
Terbatas pada indikator-indikator tertentu
Untuk mengetahui kecenderungan suatu peristiwa diperlukan waktu
beberapa tahun
Sulit dipakai menilai dampak bila populasi yang dipantau kecil atau
tidak ada populasi pembanding
Laporan data survailans sering kali tidak lengkap baik jenis, jumlah,
dan sumber data, serta frekuensinya

www.themegallery.com

INDIKATOR-INDIKATOR
KEBERHASILAN PELAKSANAAN
SURVEILANS

1. Kelengkapan dan ketepatan laporan


2. Jumlah dan kualitas kajian epidemiologi dan
rekomendasi yang dapat dihasilkan
3. Terdistribusinya berita epidemiologi lokal dan
nasional
4. Pemanfaatan informasi epidemiologi dalam
manajemen program kesehatan
5. Menurunnya frekuensi KLB penyakit
6. Meningkatnya dalam kajian SKD penyakit

www.themegallery.com

Konsep surveilans epidemiologi

www.themegallery.com

LAPORAN SURVEILANS
Dalam surveilans AFP berlaku pelaporannihil (zero reporting)
Lap Segera (Pelacakan), Lap Mingguan,
Lap Bulanan
Unit pelapor: Puskesmas, RS, Dinkes
Kab/kota, Propinsi
Mulai tingkat Kab/kota : Di-integrasikan
AFP-Campak-TN-Difteri (PD3I)
Lap Data dan Lap Absensi-lap
www.themegallery.com

Kewaspadaan terhadap suatu penyakit berpotensi KLB beserta faktor-faktor


yang mempengaruhinya dengan mnerapkan teknologi surveilans epidemiologi
dan dimanfaatkan untuk meningkatkan sikap tanggap kesiapsiagaan, upayaupaya pencegahan dan tindakan penanggulangan kejadian luar biasa yang
cepat dan tepat.
Tujuan SKD - KLB
Tujuan umum :
Terselenggaranya kewaspadaan dan kesiagaan terhadap kemungkinan
Terjadinya KLB
Tujuan khusus :
1. Identifikasi adanya ancaman KLB
2. Terselenggaranya peringatan dini adanya ancaman KLB
3. Terselenggaranya kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan KLB
4. Terdeteksi secara dini adanya KLB
5. Terdeteksi secara dini adanya kondisi rentan KLB
6. Terselenggaranya penyelidikan dugaan KLB
www.themegallery.com

www.themegallery.com

KLB dengan SKD KLB


Deteksi
DINI

Tindakan
CEPAT

90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
21
23
25
27
29
31
33
35
37
39

Kasus
potensial yang
dapat dicegah

HARI

www.themegallery.com

PELAKSANAAN SKD - KLB


1. Pemantauan terhadap factor penyebab penyakit,
meliputi :
- Pengumpulan
- Pengolahan
informasi
- Penyajian
2. Tindakan yang diperlukan sesuai kemampuan yang ada.
dan dikoordianasikan unit /sektor terkait
3. Melaporkan hasil pemantauan yang menunjukan
kemungkinan akan terjadi KLB
4. Pengambilan Specimen

www.themegallery.com

Jenis-jenis Penyakit Yang Dapat Menimbulkan KLB


Penyakit Menular Berpotensi KLB

Kolera
Pes
Demam kuning
Demam bolak balik
DD dan DBD
Tifus bercak wabah
Polio dan AFP
Difteri
Pertusis
Rabies
Malaria
Influensa
Hepatitis

Hepatitis
Tifus perut
Meningitis
Ensefalitis
Antraks
Leptospirosis
SARS
Legionellosis
Chikungunya
Tetanus neonatorum
Frambosia
Infeksi nosokomial

www.themegallery.com

www.themegallery.com

www.themegallery.com

www.themegallery.com

www.themegallery.com

ENDEMISITAS DBD TH 2006

Sumbang
II
Baturaden
II
Sumbang
II
Baturaden
II
Baturaden I
Baturaden
I
Kedungbanteng
I
Pekuncen CilongokKedungbanteng
Pekuncen Cilongok I

ENDEMISITAS 2006
ENDEMISITAS 2006
NO KASUS
NO KASUS
ENDEMIS
ENDEMIS
SPORADIS
SPORADIS
POTENSIAL
POTENSIAL

Sumbang I
Sumbang I
Karanglewas
Gumelar
Pwt. Utara
II
Karanglewas
Kembaran
I
Gumelar
Utara
Pwt.Pwt.
Utara
I II
Kembaran
I II
Pwt. UtaraKembaran
I
Pwt Timur
I
Ajibarang I
Kembaran
II
Pwt
Pwt
Barat
Timur
II
Ajibarang
IICilongok II PwtPwt
Pwt Timur
I
Ajibarang
I
Barat
Timur
II
Sokaraja II
Ajibarang IICilongok II
Pwt. Selatan Sokaraja II
Sokaraja I
Pwt. Selatan
Lumbir
Sokaraja I
Lumbir
Patikraja
Patikraja
Wangon II
Kalibagor
Wangon Purwojati
II
Kalibagor
Purwojati
Banyumas
Wangon I Jatilawang Rawalo
Banyumas
Kebasen
Rawalo
Wangon I Jatilawang
Kebasen
N

W
W

E
S

Somagede
Somagede

Kemranjen
II
Kemranjen
I
I
Kemranjen
II Sumpiuh
Kemranjen
I I Tambak
Sumpiuh
II
Tambak
I
Sumpiuh
I
Sumpiuh
II
Tambak II
Tambak II
www.themegallery.com

PETA
PETAENDEMISITAS
ENDEMISITASDESA
DESADBD
DBDKAB
KABBANYUMAS
BANYUMASTH
TH2004
2004
N

Baturaden II
Baturaden II
Baturaden I
Baturaden I

W
W

Sumbang II
Sumbang II
Pekuncen
Pekuncen
Gumelar
Gumelar

Ajibarang II
Ajibarang II

Ajibarang I
Ajibarang I

Lumbir
Lumbir

Cilongok I
Cilongok I
Kedungbanteng
Kedungbanteng

Wangon II
Wangon II

Wangon I
Wangon I

ENDEMISITAS DBD 2004


ENDEMISITAS DBD 2004
POTENSIAL
POTENSIAL
SPORADIS
SPORADIS
ENDEMIS
ENDEMIS
KAB BANYUMAS
KAB BANYUMAS

N
E

Sumbang I
Sumbang I

Kembaran I
Karanglewas
Kembaran I
Karanglewas
Kembaran II
Pwt Barat
Kembaran II
Pwt
Barat
Cilongok II
Sokaraja II
Pwt. Selatan
Cilongok II
Sokaraja II
Pwt. Selatan
Sokaraja I
Sokaraja I

Purwojati
Purwojati

Jatilawang
Jatilawang

Patikraja
Patikraja

Rawalo
Rawalo
Kebasen
Kebasen

Kalibagor
Kalibagor

Banyumas
Banyumas

Somagede
Somagede

Tambak I
Tambak I
Sumpiuh II
Sumpiuh II

Kemranjen II
Kemranjen II
Kemranjen I
Kemranjen I
Sumpiuh I
Sumpiuh I

Tambak II
Tambak II

www.themegallery.com

PETA
PETAENDEMISITAS
ENDEMISITASDESA
DESADBD
DBDKAB
KABBANYUMAS
BANYUMASTH
TH2005
2005
N

Baturaden II
Baturaden II
Baturaden I
Baturaden I

W
W

Sumbang II
Sumbang II
Pekuncen
Pekuncen
Gumelar
Gumelar

Ajibarang II
Ajibarang II

Ajibarang I
Ajibarang I

Lumbir
Lumbir

Cilongok I
Cilongok I
Kedungbanteng
Kedungbanteng

Wangon II
Wangon II

Wangon I
Wangon I

Disolv5.shp
Disolv5.shp
ENDEMISITAS DBD 2005
ENDEMISITAS DBD 2005
POTENSIAL
POTENSIAL
SPORADIS
SPORADIS
ENDEMIS
ENDEMIS

N
E

Sumbang I
Sumbang I

Kembaran I
Karanglewas
Kembaran I
Karanglewas
Kembaran II
Pwt Barat
Kembaran II
Pwt Barat
Cilongok II
Sokaraja II
Pwt. Selatan
Cilongok II
Sokaraja II
Pwt. Selatan
Sokaraja I
Sokaraja I

Purwojati
Purwojati

Jatilawang
Jatilawang

Patikraja
Patikraja

Rawalo
Rawalo
Kebasen
Kebasen

Kalibagor
Kalibagor

Banyumas
Banyumas

Somagede
Somagede

Tambak I
Tambak I
Sumpiuh II
Sumpiuh II

Kemranjen II
Kemranjen II
Kemranjen I
Kemranjen I
Sumpiuh I
Sumpiuh I

Tambak II
Tambak II

www.themegallery.com

PETA ENDEMISITAS DBD DESA DI PUSK EKS KOTIP, SOKARAJA I


& KEMBARAN I TH 2004

Pabuaran
Pabuaran

Bantar W uni
Bantar W uni

Pwt. Utara II
Pwt.
Utara II
Sum
am pir

Linggasari
Linggasari

Karang Sari
Tambaksari Kidul
Sum am pir
Karang Sari
Grendeng
Tambaksari Kidul
Purbadana
Grendeng
Kembaran I
Purbadana
Karang W angkal
Kembaran
I
Karang
Soka
Purwon ggoro
Karang W angkal
Karang Soka
Purwonggoro
Bancarkembar
Dukuh Waluh
Pasir Kidul
Bancarkembar
Dukuh Waluh
Kem baran
Pasir Kidul Kober
Kem baran
Kober
Arcawinangun
Pwt Barat
Arcawinangun
Pwt Barat
Kedung Wuluh Purwokerto Lor
Rejasari
Kedung
Wuluh
Rejasari
Pwt Timur I
Sokanggara
PwtPurwokerto
Timur II Lor
N
Bantar S oka
WetanI
Pwt Timur
Sokanggara Pwt Timur Purwokerto
II Purwokerto
N
Kranji
Bantar S oka
Wetan
Kranji
Mersi
Mersi
Pasir M uncang
Purwokerto Kulon
W
Pasir M uncang
Purwokerto Kulon
W
Tanjung
Berkoh
Tanjung
Berkoh
Pam ijen
Karang Pucung
S
Pam ijen
Karang Pucung

Pwt. Utara I
Bobosan
Pwt. Utara I
Bobosan

Pwt. Selatan
Pwt. Selatan
Teluk
Teluk

Karang Klesem
PUSKESMAS
Karang Klesem
PUSKESMAS
ENDEMISITAS DBD DESA 2004
ENDEMISITAS
NO KASUSDBD DESA 2004
NO KASUS
POTENSIAL
POTENSIAL
SPORADIS
SPORADIS
ENDEMIS
ENDEMIS

Karangrau
Karangrau

Sokaraja Kulon

Sokaraja Kulon
Sokaraja I
Tengah
Sokaraja Sokaraja
I

Sokaraja Wetan
Sokaraja Wetan

Sokaraja Tengah
Karang Nanas
Karang Kedawung
Karang Nanas
Sokaraja Kidul
Karang Kedawung
Sokaraja Kidul
Kalikidang
Wiradadi
Kalikidang
Wiradadi

www.themegallery.com

PETA ENDEMISITAS DBD DESA DI PUSK EKS


KOTIP, SOKARAJA I & KEMBARAN I TH 2005

Ling gasari

Pab uaran
Ban tar W un i

Pwt. Utara II

Sum am pir
BobPwt.
osan

Utara I

Kembaran I

Grendeng

Kem baran

Arcawinang un

Pwt Barat

Ked un g Wu luh

Rejasari

Dukuh Walu h

Ban carkemb ar

Kob er

Purbadan a

Karan g Soka

Purwon ggoro
Pasir Kidul

Karan g Sari

Tambaksari Kid ul

Purwokerto Lor

Sokang gara Pwt

Ban tar S oka

Timur II Pwt Timur I

Kranji

Purwokerto Wetan

Mersi
Pasir M un can g

Purwokerto Ku lon

Tanjung

Berko h

Karang Pu cung

Pam ijen

Pwt. Selatan
Teluk
Karang Klesem

PUSKESMAS
ENDEMISITAS DBD DESA 2005
NO KASUS
POTENSIAL
SPORADIS
ENDEMIS

Karan grau
Sokaraja Ku lon

Sokaraja I
Karan g Nanas

Sokaraja Ten gah

Karan g Kedawu ng
Wiradadi

Sokaraja Wetan

Sokaraja Kid ul

Kalikidang

www.themegallery.com

PETA ENDEMISITAS DBD DESA DI PUSK EKS KOTIP,


SOKARAJA I & KEMBARAN I TH 2004 & 2005

Linggasari

Pabuaran

Bantar Wuni

Pwt. Utara II

Sumampir

Tambaksari Kidul
Grendeng

Pwt. Utara I
Bobosan
Pasir Kidul

Rejasari

Pwt. Utara II

Karang Sari

Kembaran I

Karang Wangkal Karang Soka


Purwonggoro
Bancarkembar
Dukuh Waluh

Kober

Sumampir
Purbadana

Bobosan
Pwt. Utara I

Pasir Kidul

Kedung Wuluh

Rejasari

Purwokerto Kulon

Tanjung

Berkoh

Karang Pucung

PUSKESMAS
ENDEMISITAS DBD DESA 2004
NO KASUS
POTENSIAL
SPORADIS
ENDEMIS

Karang Klesem

Kembaran

Purwokerto Lor
Kranji

Pwt Timur I

Purwokerto Wetan

Mersi
Pasir Muncang

Purwokerto Kulon

Tanjung

Pamijen

Pwt. Selatan
Teluk

Dukuh Waluh

Sokanggara Pwt Timur II

Bantar Soka

Mersi

Purbadana

Karang Soka

Arcawinangun

Pwt Barat

Kedung Wuluh Purwokerto Lor


Sokanggara Pwt Timur II Pwt Timur I
Bantar Soka
Purwokerto Wetan
Kranji
Pasir Muncang

Kembaran I

Grendeng

Bancarkembar

Kober

Karang Sari

Tambaksari Kidul

Purwonggoro
Kembaran

Arcawinangun

Pwt Barat

Linggasari

Pabuaran

Bantar Wuni

Berkoh

Karang Pucung

Pamijen

Pwt. Selatan
Teluk

Karangrau

Sokaraja I

Sokaraja Kulon
Sokaraja Wetan

Karang Klesem

Sokaraja Tengah

Karang Nanas
Karang Kedawung

Wiradadi Kalikidang

Sokaraja Kidul

PUSKESMAS
ENDEMISITAS DBD DESA 2005
NO KASUS
POTENSIAL
SPORADIS
ENDEMIS

Karangrau
Sokaraja Kulon

Sokaraja I
Karang Nanas

Sokaraja Tengah

Karang Kedawung
Wiradadi

Sokaraja Wetan

Sokaraja Kidul

Kalikidang

www.themegallery.com

KEWASPADAAN DINI

PENCATATAN, PELAPORAN DAN


ANALISA DATA.
PENYULUHAN 3M PLUS
PENGGERAKAN PSN-DBD

www.themegallery.com

www.themegallery.com

POLIO :
KELUMPUHAN YANG DISEBABKAN
MASUKNYA VIRUS POLIO KE DALAM TUBUH
MANUSIA YANG MENYERANG SUSUNAN
SARAF TEPI TULANG BELAKANG.

www.themegallery.com

PENGERTIAN ERADIKASI
POLIO

Pada satu regional tidak


ditemukan Virus Polio
Liar selama 3 thn
berturut turut
Dibuktikan oleh
SURVEILANS AFP SESUAI
STANDAR SERTIFIKASI
www.themegallery.com

Penyakit polio diharapkan dapat dibasmi


dari muka bumi ini pada thn 2008.
Sebagaimana halnya dengan penyakit
cacar, yang telah musnah sejak tahun
1973.
Imunisasi polio dihentikan, dana dapat
dihemat lk 1,5 milyar dollar setiap th.
Dana dapat dimanfaatkan untuk program
kesehatan lainnya.

www.themegallery.com

UPAYA PEMBASMIAN PENYAKIT


POLIO DUNIA
Sebagian besar negara di dunia
melaksanakan imunisasi polio rutin dan
PIN
Melaksanakan kegiatan Surveilans AFP
Melakukan pengamanan virus polio liar
di laboratorium

3 regional dapat sertifikat bebas polio


Sisa 4 Negara endemis penyumbang
91 % kasus polio dunia (Nigeria,
Afganistan, Pakistan dan India)

www.themegallery.com

Pencapaian Bebas Polio


by Region
0
20

20
02
199

?
?

?
Yg sdh bebas polio
Yg belum bebas polio

4 endemic countries

(India,Afganistan,Pakistan,Nigeria)
www.themegallery.com

Virus polio terdiri 3 tipe (1,2 and 3 )


Semua tipe menyebabkan kelumpuhan
Tipe 1 Penyebab kelumpuhan paling
sering
Sangat menular, sekali terinfeksi akan
dapat menularkan ke anak yang tidak
imun di sekitarnya.
Kebanyakan menyerang anak-anak
sampai usia 15 th.
Insidensi terbesar pada anak <3 tahun
www.themegallery.com

Imunisasi Rutin dengan cakupan tinggi,


(sweeping dan backlog fighting )

Imunisasi Tambahan :
PIN 1995, 1996 dan 1997, 2002
PIN (KLB), 5 Putaran (2005-2006)
Sub PIN (1998-1999-2000). Daerah
berisiko tinggi (fokus)
Mopping Up

Surveilans AFP sesuai standar sertifikasi

Pengamanan Virus Polio di Laboratorium


www.themegallery.com

Anak tidak pernah


divaksinasi

Transmisi (+)
sakit (+)

Anak Divaksinasi
lebih 100 hr yl

Transmisi (+)
sakit (-)

Anak divaksinasi
Kurang dari 100 hr yl

Transmisi (-)
sakit (-)

=Vaksin
= VPL

www.themegallery.com

KRITERIA HOT CASE:


A

1. SPESIMEN TIDAK ADEKUAT


2. USIA < 5 TAHUN
3. DEMAM
4. KELUMPUHAN TIDAK SIMETRIS

Atau

1.SPESIMEN TIDAK ADEKUAT


2.DOKTER MENDIAGNOSA
SUSPEK POLIOMYELITIS

Atau C

1.SPESIMEN TIDAK ADEKUAT


2.KLUSTER ( 2 KS ATAU > )
www.themegallery.com

Virus Polio Liar


Sampai bln Nopember 2005 kasus
polio liar positif di Jawa Tengah telah
ditemukan sebanyak 20 kasus dengan
kelumpuhan, dengan rincian sbb:
Kab Demak : 1 kasus
Kab Cilacap: 1 kasus
Kab Pati
: 7 kasus
Kab Brebes : 11 kasus

www.themegallery.com

VPL di Indonesia 2005-2006


Propinsi

Kab/kota

VPL

Jawa Barat

59

Banten

161

DKI

Aceh

Jawa Tengah

20

Lampung

26

Jawa Timur

11

Sumatra Utara

10

Riau

Sumatra Selatan

47

305

Total : 10

VDPV

46

46
www.themegallery.com

KLB virus polio liar tipe-1 di Indonesia


Indonesia bebas dari virus polio liar sejak 1995
Pertama kali ditemukan lagi: 21 April 2005 dari kasus Fikri
Ramdani berasal dari Sukabumi, onset 13 Maret 2005.
ITD dilakukan di Lab.Polio Bio Farma
Sekuencing dilakukan di ERC Mumbai : sekuens paling
dekat dengan virus deteksi di Saudi Arabia, genotipe :
WEAF-B (West Africa) cluster IC
Sp dg 27 April 2006, mencapai 305 kasus VPL & 46 kasus
VDPV
Kasus terkhir dari AcehTenggara, onset 20 Feb 2006.

www.themegallery.com

Menghimbau pada masyarakat agar


segera melaporkan kepada Puskesmas
terdekat, Dinkes Kab Banyumas
bila mengetahui :
ANAK UMUR<15 TAHUN YANG TIBATIBA MENGALAMI KELEMAHAN OTOT
KAKI/LENGAN HINGGA LEMAS,
PINCANG/SULIT BERJALAN (LUMPUH
LAYU AKUT MENDADAK)
www.themegallery.com

KEADAAN AFP DI KAB. BANYUMAS

www.themegallery.com

KUNJUNGAN
ULANG

TANGGAL

NOMOR
EPID

NAMA

AMBIL SPESIMEN

UMUR
(TH)
LUMPUH

11.07.07.001

Maya Diani

4,5

11.07.07.002

Rizky Agung

11.07.07.003

Ludianto

11.07.07.004

Diaz Suhada

11.07.07.005

Deani Ahmad

11.07.07.006

Rina Aprilia

11.07.07.007

Anisah

7,5

11.07.07.008

Dimas Ade
Prasetya

12

11.07.07.009 Gilang Ramadhan

LAPOR
AN
LACAK
DITERI
MA

KIRIM
SPESIMEN

DITERIMA LAB

II

II

II

10

11

12

HASIL LAB

TANGG
KONDI
SPESI
AL
TANGG
SI
MEN KLASIFIK
TERIMA
AL
PARALI
SPESI
ENTE EDEKU ASI FINAL
HASIL
SI
VIRUS
MEN KUNJU
AT
ROVI
NGAN RESID LAB POLIO
RUS
ULANG UAL
60 HARI

13

14

15

16

17

18

19

20

NEG

TDK

NEG

07/02/07 05/02/07 05/03/07 06/03/07 08/03/07

14/03/0 14/03/0
16/03/0
16/03/07
BAIK 09/04/07 NEG 07/04/07 NEG
7
7
7

03/04/07 24/04/07 24/04/07 27/04/07 01/05/07

03/05/0 03/05/0
04/05/0
04/05/07
BAIK 02/06/07 NEG 22/05/07 NEG NPEV
7
7
7

YA

NEG

01/05/07 02/06/07 02/06/07 09/06/07 11/06/07

12/06/0 12/06/0
13/06/0
13/06/07
BAIK 30/06/07 NEG 26/06/07 NEG
7
7
7

NEG

YA

NEG

07/06/07 08/06/07 11/06/07 11/06/07 13/06/07

14/06/0 14/06/0
15/06/0
15/06/07
BAIK 06/08/07 NEG 27/06/07 NEG
7
7
7

NEG

YA

NEG

11/06/07 12/06/07 12/06/07 13/06/07 14/06/07

15/06/0 15/06/0
15/06/0
15/06/07
BAIK 10/08/07 NEG 27/06/07 NEG
7
7
7

NEG

YA

NEG

14/06/07 14/06/07 14/06/07 16/06/07 18/06/07

21/06/0 21/06/0
22/06/0
22/06/07
BAIK 13/08/07 NEG 04/07/07 NEG
7
7
7

NEG

YA

NEG

04/07/07 07/07/07 09/07/07 05/07/07 06/07/07

09/07/0 09/07/0
7
7

06/07/07 10/07/07 10/07/07 15/06/07 16/07/07

18/07/0 18/07/0
19/07/0
19/07/07
BAIK 04/09/07 NEG 31/07/07 NEG
7
7
7

NEG

YA

NEG

24/08/07 25/08/07 27/08/07 30/08/07 01/09/07

05/09/0 05/09/0
07/09/0
07/09/07
BAIK 23/10/07 NEG 19/09/07 NEG
7
7
7

NEG

YA

NEG

02/09/07

www.themegallery.com

www.themegallery.com

DEFINISI OPERASIONAL KLB CAMPAK

1. SATU KASUS / KEMATIAN ( RW/DESA/PUSK/KEC)


2. PENINGKATAN JML KASUS BARU/KEMATIAN
(minimal 5 kasus) yang memiliki hub epid

www.themegallery.com

Lima Hal yang Harus Diketahui


Virus campak menular melalui percikan ludah di udara pada saat
seseorang bersin atau batuk. Campak adalah salah satu penyakit
menular dan dapat menyebabkan kematian pada anak di dunia.
Campak dapat dicegah dengan vaksin yang efektif dan aman, telah
diberikan pada ratusan juta anak di seluruh dunia. Dosis pertama
diberikan pada usia 9 bulan dan dosis kedua yang diberikan
berikutnya akan dapat melindungi anak dari campak seumur hidup
Tiap tahun diperkirakan lebih dari 30 ribu anak Indonesia meninggal
karena penyakit campak
Anak menderita campak seringkali menunjukkan tanda-tanda seperti
demam, ruam-ruam di kulit, batuk, mata merah, dan sulit bernafas 5.
Campak dapat menyebabkan anak meninggal karena komplikasi
seperti diare, pneumonia atau radang otak. Campak juga dapat
menyebabkan kebutaan, terutama penderita yang mengalami
kekurangan vitamin A. ( )

www.themegallery.com

Ruam Kulit pada


campak

Difinisi Kasus
bercak merah didahului
Panas > 38 C 3 hr lebih diserati
batuk, pilek, mata merah (slh satu)

www.themegallery.com

Vaksin Campak
Heat Marker
Vaccine Vial
Monitor
(VVM)

www.themegallery.com

www.themegallery.com

www.themegallery.com

www.themegallery.com

CACAR
AIR/Variccela

www.themegallery.com

www.themegallery.com

www.themegallery.com

www.themegallery.com

DIARE
www.themegallery.com

www.themegallery.com

www.themegallery.com

www.themegallery.com

KLB
www.themegallery.com

KLB DI KAB BMS TH 2007


NO JENIS KLB
1 Keracunan Makanan
2 Keracunan Makanan
3 DBD
4 Keracunan Makanan
5 Keracunan Makanan
6 DBD
7 Keracunan Makanan
8 Keracunan Makanan
9 Keracunan Makanan
10 KIPI
11 KIPI
12 KIPI
13 KIPI
14 KIPI
15 KIPI
16 DBD
17 Keracunan Makanan
18 DBD
19 DBD
20 Keracunan Makanan
21 Keracunan Makanan
22 Keracunan Makanan
23 Hepatitis A
24 Keracunan Makanan
25 Keracunan Makanan
26 Keracunan Makanan

TGL.
KEJADIAN
24/01/07
25/01/07
29/01/07
03/02/07
07/02/07
09/02/07
11/02/07
12/02/07
14/02/07
23/02/07
26/02/07
26/02/07
26/02/07
27/02/07
27/02/07
28/02/07
03/03/07
03/03/07
03/03/07
14/03/07
17/03/07
21/05/07
26/05/07
22/06/07
23/06/07
01/07/07

LOKASI
KECAMATAN
Lumbir
Tambak
Banyumas
Jatilawang
Jatilawang
Lumbir
Purwojati
Pekuncen
Pekuncen
Sumbang
Banyumas
Kembaran
Sumpiuh
Sumbang
Sumpiuh
Kalibagor
Kalibagor
Kebasen
Kebasen
Kembaran
pwt barat
Kemranjen I
Jatilawang
Kebasen
Cilongok I
Pekuncen

POPULASI
DESA

Lumbir
Karang pucung
Kedunguter
Bantar
Bantar
Lumbir
Purwojati
Cibangkong
Karang kemiri
Tambak sogra
Binangun
Karang tengah
Kuntili
Kotayasa
Pandak
Pajerukan
Pekaja
Kaliwedi
Adisana
Dukuh Waluh
Rejasari
Adisara, Tunjung
Cindaga
Karangtengah
Kr kemiri

TERISIKO
8
4
100
5
4
100
4
8
6
50
20
20
20
50
50
50
7
100
100
10
100
8
10000
25
15
15

PENDERITA

MATI

4
3
3
4
3
1
4
8
3
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
50
15
178
11
3
5

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0

Kemungkina
n Penyebab
Jamur
jamur
jamur
jamur

jamur
jamur

Ikan asin

Katering
Tempe
Tempe
Jamur
Jamur

www.themegallery.com

Kriteria kerja KLB: (Kep.Dir.Jen PPM & PLP no.451 th 1991)


Suatu kejadian penyakit atau keracunan dapat dikatakan KLB
apabila memenuhi kriteria sbb:
1. Timbul suatu penyakit menular yang sebelumnya tdk ada/
tak dikenal.
2. Peningkatan suatu kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis pe nyakitnya (jam,hari,minggu)

Kasus Diare Perminggu


di Puskesmas
Sidorejo tahun 2003

www.themegallery.com

3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian, 2 kali atau lebih


dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam,hari, minggu
bulan, tahun)

Kasus Campak Di Kecamatan Sidareja


perminggu tahun 2003

www.themegallery.com

4. Jumlah penderita baru dalam 1 bulan menunjukan kenaikan


2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata rata perbulan tahun sebelumnya.

Kasus Diare di Puskesmas X


Per bulan tahun 2003

www.themegallery.com

5. Angka rata-rata perbulan selama 1 tahun menunjukan kenaikan


2 kali atau lebih dibandingkan dengan rata- rata perbulan tahun
sebelumnya.

6. Case fatality rate dari suatu penyakit dari satu kurun waktu
tertentu menunjukan kenaikan 50 % atau lebih, dibandingkan
CFR dari periode sebelumnya.
7. Proporsional rate(PR) penderita baru dari suatu periode tertentu
menunjukan kenaikan dua kali atau lebih dibanding periode yg
sama dan kurun waktu tahun sebelumnya.

www.themegallery.com

8. Beberapa penyakit khusus : Kholera, DHF/DSS.


- Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah endemis.
- terdapat 1 atau lebih penderita baru dimana pada periode 4
minggu sebelumnya daerah tsb bebas dari peny. bersangkutan

Kasus Demam Berdarah Dengue perminggu


di desa Angkasa tahun 2003

9. Beberapa penyakit yang dialami 1 atau lebih penderita


- Keracunan makanan, keracunan pestisida
- Difteri, Anthrax

www.themegallery.com

Aedes Aegepty

Anopheles

www.themegallery.com

SURVEILANS HAJI

www.themegallery.com

TUJUAN

UMUM :
Terwujudnya penyelenggaraan pemeriksaan
kesehatan CJH melalui pendekatan etika, moral,
keilmuan dan profesional dg menghasilkan kualifikasi
data yg dpt dipercaya, tepat dan lengkap utk
penyelenggaraan pembinaan CJH di tanah air dan
pengelolaan kesehatan jemaah haji di Arab Saudi.
KHUSUS :
1. Tercapainya peningkatan kualitas identifikasi kesehatan
2. Terwujudnya pencatatan data status kesehatan.
3. Terwujudnya fungsi BKJH sbg Catatan Medis (CM).
4. Terwujudnya persyaratan kesehatan (isthithoah).
5. Tercapainya peningkatan kewaspadaan penyebaran
penyakit.
6. Terwujudnya Sistem Informasi Kesehatan Haji.
www.themegallery.com

TAHAP PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN TAHAP PERTAMA
Di PUSKESMAS
Oleh Tenaga Medis
Menilai Status Kesehatan sbg alat pembinaan kesehatan CJH.

PEMERIKSAAN TAHAP KEDUA


Di Sarana Pelayanan Kesehatan setingkat RS Tipe C
Oleh Tim Pemeriksaan Kesehatan Berkompeten
Menilai Status Kesehatan sebagai alat pembinaan dan
penentuan kelaikan mengikuti ibadah haji (Isthithoah).

PEMERIKSAAN TAHAP KETIGA


Di Embarkasi
Oleh Tim Pemeriksaan Kesehatan Berkompeten
Pemeriksaan keabsahan Dokumen Kesehatan dan penetapan
Status Kelaikan Kesehatan (Isthithoah).
Pemeriksaan dan vaksinasi selektif.
www.themegallery.com

PEMERIKSAAN KESEHATAN I
DI PUSKESMAS
Adalah upaya penilaian status kesehatan
tahap pertama thd CJH sbg persyaratan
mengikuti perjalanan ibadah haji.
Meliputi :

Anamnesis,
Pemeriksaan fisik,
Pemeriksaan penunjang
Pelaksana : Dokter dibantu perawat dan
analis laboratorium tingkat Puskesmas.
Dilakukan sebelum melunasi BPIH ke BPS

www.themegallery.com

1. Pemeriksaan pokok utk seluruh CJH


2. Pemeriksaan lanjut untuk :

1.
2.
3.
4.

CJH
CJH
CJH
CJH

WUS-PUS
Lansia (> 60 th)
> 40 th (?)
pendamping

3. Pemeriksaan Khusus:

CJH yg membutuhkan penegakan


diagnosis lebih lanjut di mana belum
dpt ditegakkan pd pemeriksaan pokok
dan lanjut
www.themegallery.com

FUNGSI PEM KES I


Menilai status kesehatan CJH.
Alat pembinaan kesehatan CJH.

www.themegallery.com

FUNGSI PEMKES TAHAP II


Utk menilai status kesehatan CJH
sbg dasar :
1. Pembinaan kesehatan lanjutan CJH
sesuai status kesehatannya.
2. Penentuan kelaikan mengikuti
ibadah haji.

www.themegallery.com

STANDAR LAIK

Rumusan kriteria CJH utk memenuhi


syarat kesehatan utk mengikuti
perjalanan ibadah haji secara mandiri,
tidak membahayakan keselamatan diri
sendiri dan orang lain

www.themegallery.com

CJH yg tidak memenuhi syarat

1. Status Kesehatan Kategori TUNDA


2. Mengidap salah satu atau lebih
penyakit menular tertentu
3. Tidak memenuhi persyaratan
penerbangan

www.themegallery.com

PERATURAN KESEHATAN INTERNASIONAL

Penyakit Karantina
Pes,
Kolera,
Demam kuning,
Cacar,
Typus bercak wabahi-typus
xanthomatichus infeksiosa,
Demam balik-balik (relapsing fever),
Penyakit menular lain yg ditentukan
kemudian
www.themegallery.com

PERATURAN KESEHATAN
INTERNASIONAL
Penyakit Menular

TB Paru dengan BTA +


Kusta tipe multibasiler (MB)
SARS
Avian Influenzaa (AI)
Penyakit menular lain yg ditentukan
kemudian

www.themegallery.com

Terimakasih

www.themegallery.com

Anda mungkin juga menyukai