Leukemia
(ALL)
dr. Pertiwi Febriana
Chandrawati MSc SpA
KLASIFIKASI ALL
IMUNOLOGI
ALL
(LEUKIMIA
LIMFOBLASTI
K AKUT)
MORFOLOGI
COMMON ALL
NULL ALL
T-ALL
B-ALL
L1
L2
L3
L2
Sel blas
berukuran
kecil seragam
dengan sedikit
sitoplasma dan
nukleoli yang
tidak jelas.
Sel blas
berukuran
besar
heterogen
dengan
nukleoli yang
jelas dan rasio
inti sitoplasma
yang rendah.
L3
Sel blas
dengan
sitoplasma
bervakuola
dan basofil,
nukleoli > 1.
IMUNOLOGI
Berdasarkan ada
atau tidak adanya
berbagai antigen
permukaan sel.
Comon ALL dan
null ALL berasal
dari sel yang
sangat primitif
dan lebih banyak
pada dewasa.
Staining PAS
Indirect immunofluorescene
ETIOLOGI
Faktor Keturunan
Sindroma
predisposisi Genetik
Faktor Lingkungan :
Radiasi ionik
Paparan benzene
>>
Merokok
Obat kemoterapi
Infeksi Virus
Epstien Barr
Faktor predisposisi
Faktor etiologi
Faktor pencetus
PATOFISIOLOGI
Kaheksia
Katabolisme
Proliferasi neoplastik&
Differentiation arrest
Keringat malam
Gout
Anemia
Perdarahan &infeksi
Asam urat
Sel leukemia
INFILTRASI KE ORGAN
Tulang
Darah
RES
Limfadenopati
Hepatomegali Meningitis,Lesi kulit
Nyeri tulang Sindrom Hiperviskositas
Splenomegali Pembesaran testis
Gambaran Klinis
Pucat, letargi, dan
dispenia.
Demam, malaise, infeksi
mulut, infeksi tenggorok,
infeksi kulit, infeksi
perafasan, dan infeksi
perianal.
Memar spontan,
purpura, gusi berdarah
dan menorhagia.
Splenomegali sedang.
Limfadenopati.
Hepatomegali.
Sakit kepala, mual,
muntah, dan penglihatan
kabur.
Kadang-kadang terjadi
pembengkakan testis.
Rasa lelah
Nyeri tulang dan sendi
Penurunan berat badan
Pemeriksaan fisik
Splenomegali (86%)
Hepatomegali
Limfademopati
Nyeri tulang dada
Ekimosis
Pendarahan retina
Pemeriksaan
Pemeriksaan hematologik memperlihatkan adanya
anemia normositik normokromik.
Pemeriksaan sediaan apusan darah memperlihatkan
adanya sel blas dalam jumlah bervariasi, sumsum tulang
hiposelular.
Pemeriksaan pungsi lumbal untuk memeriksa cairan
serebrospinal dan dapat menunjukan bahwa tekanan
cairan spinal meningkat dan mengandung sel leukimia.
Pemeriksaan biokimia dapat memperlihatkan adanya
kadar asam urat serum, laktat dehidroginase serum
meningkat.
Pemeriksaan sinar X memperlihatkan adanya lesi titik
tulang dan massa mediastinum yang disebabkan
pembesaran timus.
Diagnosa
Dulu Dx pasti hanya dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan sumsum tulang. Sekarang sudah ada
alat blood analyzer (technicon H3).
Ditemukan gejala klinik berupa anemia,
perdarahan, pembesaran kelenjar getah bening,
dan hepatosplenomegali.
Pada hapusan darah tepi ditemukan sel
mudasistem granulopoitik
ALL
AML
a. kromatin
kasar
halus
b. nukleoli
0-2
2-4
Sitoplasma
biru
biru/abu-abu
a. auer rod
tidak ada
ada/tidak ada
b. granula
tidak ada
ada/tidak ada
Rasio
inti/plasma
tinggi (plasma
sedikit)
lebih rendah
(plasma banyak)
Inti
Diagnosis banding
2. Terapi Postremisi
a. Terapi utk Sanctuary phase (membasmi sel
leukimia yang bersembunyi dalam SSP dan
testis)
Antibiotik adekuat
Transfusi konsentrat granulosit
Perawatan khusus (isolasi)
Hemopoetic growth factor (G-CSF atau GM-CSF)
Baik
3-7 th
wanita
kulit putih
Kurang Baik
< 2 th,>10 th
laki-laki
kulit hitam
< 10x106/L
>50x106/L
b. adenopati
c. leukemia SSP
d. Hb
e. trombosit
f. tumor mediastinum
+
+
< 7 g/dl
> 10 g/dl
>100x109 /L <100x109 /L
+
Demografik:a.usia
Prognosis ALL
Prognosis terbaik adalah pada anak-anak berusia
2-9 tahun, terburuk pada orang dewasa. 50%
anak-anak bebas dari penyakit setelah 3 tahun.
Khusus untuk yang dengan prognosis terburuk :
1. Pra-pengobatan leukosit tinggi dan infiltrasi
ekstramedular ekstensif (terutama SSP)
2. Limfadenopati/ hepatosplenomegali yang
bermakna
3. Sitoreduksi lambat selama induksi
4. ALL sel T atau sel B