Anda di halaman 1dari 3

Hasil Survey ke Perusahan Jasa Konstruksi

PT Eraguna Binsa Nusa

PT Eraguna Bina Nusa merupakan salah satu perusahaan jasa konstruksi yang beralamat
di Perum Griya Bukit Indah No. 1, Doplang, Bawen, Kabupaten Semarang. Perusahaan ini
berdiri pada tahun 1996 oleh 4 orang pemegang saham dan masih bertahan hingga sampai
saat ini, yaitu Hj. Sri Rahayu, Sugito, Moehammad Bambang Drajat, S.T., dan Ir. H. Hidayat
Setjadipradja, M.M. PT Eraguna Bina Nusa masuk kedalam asosiasi GAPENSI (Gabungan
Pemborong Nasional Indonesia). Perusahaan jasa konstruksi ini memiliki 40 tenaga tetap
yang berlatar belakang pendidikan Strata 1 (S1), Diploma III (D3), maupun SMA dan
sederajat yang memiliki spesifikasi keahlian Engineer, Mekanik, dan Pelaksana. Untuk
tenaga freelance mencapai sekitar 1000 orang yang merupakan tenaga musiman yang terdiri
dari mandor dan tukang.
Karena perusahaan ini berbentuk PT dengan 4 pemegang saham, maka untuk masalah
modal diurus oleh seorang Notaris. Jumlah modal perusahaan ditawarkan untuk dapat dibeli
oleh semua pemegang saham. Kemudian hasil tersebut diinput oleh Notaris ke Departemen
Hukum dan HAM sebagai syarat mendirikan badan hukum.
Proses pendirian sebuah perusahaan jasa konstruksi sendiri dimulai dengan mendirikan
badan hukum dalam hal ini dalah Perseroan ke Notaris dan dilengkapi dengan pendaftaran ke
kantor pajak untuk memperoleh NPWP Perusahaan. Setelah itu proses dilanjutkan ke kantor
pelayanan terpadu kabupaten atau kota untuk membuat SIUP (Surat Izin Usaha
Perdagangan). Apabila sudah memperoleh SIUP maka proses dilanjutkan dengan mendatangi
asosiasi jasa konstruksi dalam hal ini adalah GAPENSI untuk memperoleh izin pendirian
perusahaan jasa konstruksi. Proses dilanjutkan dengan mendatangi kantor pelayanan terpadu
dan membawa izin yang diperoleh dari GAPENSI sebagai syarat mencari SIUJK (Surat Izin
Usaha Jasa Konstruksi) tetapi sebelumnya harus mempunyai SBU (Sertifikat Badan Usaha)
yang dikeluarkan oleh LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi) Indonesia.
Pada awal berdiri, PT Eraguna Bina Nusa masuk grade 5 dan saat ini sudah masuk ke
grade 7. Untuk permasalahan grade perusahaan merupakan kebijakan asosiasi. Perusahaan
hanya perlu melengkapi berkas seperti SKA dan SKT ke asosiasi.

Kendala yang dialami pertama kali pada saat perusahaan berdiri adalah masalah
bagaimana memperoleh partner, bagaimana cara memdapatkan order, dan bagaimana
memperoleh modal untuk menjalankan perusahaan kedepannya. Sedangkan kendala yang
paling sering dihadapi adalah masalah marketing untuk memperoleh pekerjaan demi
keberlangsungan perusahaan. Pada awal berdirinya perusahaan cara memperoleh order adalah
dengan memasukan berkas lelang ke beberapa tempat dengan resiko penolakan yang tidak
dapat dihindari. Kendala lain adalah memperoleh tenaga tukang yang mampu bekerja dengan
baik. Perusahaan biasanya harus memberikan target kerja dan batasan harga sehingga tenaga
tukang lebih bersemangat.
PT Eraguna Bina Nusa sendiri saat ini lebih banyak menangani proyek swasta karena
situasinya dinilai lebih nyaman dan aman. Seperti telah diketahui saat ini proyek pemerintah
telah menggunakan ULP (Unit Lelang Pengadaan Barang dan Jasa) sedangkan swasta
tergantung pada owner. Selain itu, proyek pemerintah dinilai rawan akan politisasi dan
memiliki resiko yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan proyek swasta. Untuk masalah
pelelangan proyek pemerintah, PT Eraguna Bina Nusa sudah mengikuti pelelangan secara
elektronik melalui LPSE internal perusahaan pemilik proyek, sedangkan untuk proyek swasta
pelelangan dapat dilakukan secara manual atau melalui LPSE tergantung pemilik proyeknya.
Strategi untuk mengikuti lelang perusahaan memperhatikan dua hal yaitu mengenai harga dan
metode pelaksanaan. Dalam menghadapi dokumen kontrak, perusahan memperhatikan secara
hati-hati semua dokumen baik administrasi, teknis, biaya dan drawing.
PT Eraguna Bina Nusa telah menangani berbagai jenis proyek, baik jalan, hotel, rumah
sakit, kantor, pabrik maupun pasar dan tidak ada spesialisasi proyek yang harus ditangani.
Pencapaian tertinggi dari PT Eraguna Bina Nusa saat ini adalah investasi di Pasar Angsuo
Duo Jambi dengan nilai kontrak sebesar 146 milyar. Proyek yang saat ini sedang ditangani
oleh perusahaan tersebut antara lain adalah Proyek Pasar Angsuo Duo Jambi, Asrama
AKPELNI Semarang, dan Hotel Aston Pekalongan. Perusahaan menggandeng perbankan
untuk mengatasi permasalahan modal dalam menjalankan 3 proyek sekaligus. Sedangkan
proyek yang telah selesai ditangani antara lain adalah Gedung Kejaksaan Tinggi Semarang,
Pasar Sampangan, SMK AKPELNI Semarang dan Jalan Lingkar Wonosobo Dieng.
Karena proyek yang ditangani tidak hanya berada di Jawa saja ada beberapa manajemen
perusahaan yang harus diperhitungkan dengan matang. Perusahaan lebih memilih untuk
menyewa beberapa kebutuhan di proyek daripada investasi untuk mengurangi resiko yang

dialami. Sebagai contoh untuk alat-alat proyek di Pasar Angsuo Duo Jambi seperti
scaffholding dan bekisting, eskavator dan dump truck merupakan kepunyaan perusahaan,
sedangkan lainnya perusahaan lebih memilih untuk sewa. Begitu pula dengan alat-alat proyek
di Jawa, perusahaan lebih memilih sewa walaupun ada alat berat seperti elevator yang
merupakan investasi perusahaan.
Masalah manajemen proyek, perusahaan sudah memiliki beberapa partner kerja yang
menangani beberapa pekerjaan secara spesifik atau biasa disebut dengan subkon, seperti
pekerjaan bekisting, pekerjaan pembesian, pekerjaan pembetonan. Perusahaan menilai
subkon lebih baik karena akan mempermudah pekerjaan walaupun resiko yang ada tidak
dapat serta merta dihindari. Namun, dengan adanya sistem pabrikasi pekerjaan di proyek
semakin mudah seperti pabrikasi pembesian dan fly slab. Sejauh ini perusahaan belum pernah
bermasalah secara serius dengan subkon karena sudah ada langganan.
Perusahaan selalu menargetkan proyek dan omset per tahun untuk cadangan ketika
perusahaan sedang tidak menangani proyek karena kekosongan proyek merupakan suatu
resiko yang harus dihadapi sebuah perusahaan. Strategi ini menyebabkan perusahaan masih
tetap bertahan di masa krisis moneter pada tahun 1998. Kiat-kiat yang diberikan oleh pemilik
perusahaan dalam mendirikan suatu perusahaan adalah harus ada keberanian dan kemauan.
Jika kita berani dan mau, rintangan dan resiko yang ada akan mampu dilewati.

Anda mungkin juga menyukai