Anda di halaman 1dari 22

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Direvisi Dan Disetujui


Oleh

Pada Tanggal

Eko Surjadi., M.Eng.


Pembimbing utama

Pembimbing Pendamping

A. JUDUL
PERANCANGAN MICRO CAR ( RANGKA)
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan teknologi sekarang ini memberikan tuntutan hasil kerja dari suatu
produksi yang baik, efektif dan efisien. Produktivitas kerja dalam suatu produksi perlu di
tingkatkan dan perlu ditumbuhkembangkan. Untuk meningkatkan produktivitas kerja
tersebut tidak lepas dari beberapa factor yang mempengaruhinya, antara lain manusia
selaku operator dan alat kerja atau mesin. Kedua faktor ini sangat menunjang kelancaran
produksi serta di tunjang oleh manajemen yang baik.
Arum manis/GulaKapas/Gulali adalah sejenis penganan yang dibuat dari pintalan
gula yang dibakar terlebih dahulu. Penganan ini pertama kali diperkenalkan pada 1904
oleh William Morrison dan John C. Wharton, di St. Louis Worlds Fair dengan nama
Fairy Floss (benang peri) dengan sukses besar.
Arum manis dibuat dari gula yang diberi pewarna makanan. Mesin gulali modern
bekerja dengan cara yang sama dengan mesin-mesin yang lama. Bagian tengah mesin itu
terdiri dari sebuah wadah kecil. Ke dalamnya dimasukkan gula dan pewarna makanan.
Pemanas dekat tepian wadah itu mencairkan gulanya, yang kemudian diputar melalui
lubang-lubang kecil dan hasilnya dipadatkan oleh udara. Kemudian benang-benang itu
dikumpulkan pada sebuah wadah logam yang besar. Operator mesin memutar-mutar
sepotong kayu kecil atau sebuah kerucut karton (orang yang lebih berpengalaman
biasanya menggunakan tangan mereka sendiri) sekeliling tepian wadah besar penangkap
gulali untuk mengumpulkannya.
Mesin pembuat arum manis yang sering di jumpai adalah mesin arum manis
dengan menggunakan pemanas menggunakan api. Seiring dengan kemajuan teknologi
manusia dituntut untuk memenuhi kebutuhan akan teknologi pembuatan mesin Arum
manis terutama dalam tingkat kecepatan produksinya.
2

Dengan alasan untuk mempermudah dan mempercepat produksi arum manis


penulis berusaha merekayasa, merencanakan mesin yang dimaksud, dengan bentuk yang
sederhana, harga yang terjangkau dan tanpa meninggalkan factor-faktor teknik terkait.
Mesin Arum manis yang dimaksud di mungkinkan memiliki bentuk yang sederhana.
Sehingga pengguna dari mesin tidak perlu banyak membawa peralatan untuk membuat
arum manis.
C. RUMUSAN MASALAH
Rumusan

masalah

ditentukan

sebagai

pengarah

dalam

menyelesaikan

permasalahan tersebut, sebagai berikut :


a. Bagaimanakah cara kerja mesin tersebut ?
b. Bagaimanakah penempatan elemen sebagai pemanasnya ?
c. Bagaimana perawatan dari mesin pembuat arum manis tersebut ?
D. TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusun ini adalah untuk mengetahui kecepatan kinerja dari
mesin arum manis menggunakan elemen sebagai pemanasnya. Berapa besar hasil yang
akan di hasilkan ketimbang dengan mesin arum manis yang menggunakan api sebagai
pemanasnya.

E. MANFAAT
Adapun manfaat dari pengaplikasian mesin pembuat arum manis yang
menggunakan element pemanas sebagai media pemanas adalah :
1. Memberikan jawaban atas keingin tahuan yang dihadapi penulis.
2. Dapat mendalami, menerapkan serta menambah khasanah dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi dibidang kontruksi, khususnya dalam pengaplikasian elemen pemanas
pada mesin arum manis.
3. Jika elemen pemanas dapat bekerja secara maksimal, maka akan mempermudah bagi
para pengguna mesin arum manis dalam pengoperasian pembuatan arum manis.
F. DASAR TEORI
3

a. Arum Manis
Arum manis adalah sejenis makanan ringan yang dibuat dari pintalan gula
yang dibakar terlebih dahulu. Makanan Ini pertama kali diperkenalkan pada 1904
oleh William Morrison dan John C. Wharton, di St. Louis World's Fair dengan nama
"Fairy Floss" (benang peri) dengan sukses besar. Mereka berhasil menjual 68.655
kotak dengan harga yang cukup mahal saat itu, yaitu AS$0,25.
Arum manis dibuat dari gula yang diberi pewarna makanan. Mesin arum
manis modern bekerja dengan cara yang sama dengan mesin-mesin yang lama.
Bagian tengah mesin itu terdiri dari sebuah wadah kecil. Ke dalamnya dimasukkan
gula dan pewarna makanan. Pemanas dekat tepian wadah itu mencairkan gulanya,
yang kemudian diputar melalui lubang-lubang kecil dan hasilnya dipadatkan oleh
udara. Kemudian benang-benang itu dikumpulkan pada sebuah wadah logam yang
besar. Operator mesin memutar-mutar sepotong kayu kecil atau sebuah kerucut
karton (orang yang lebih berpengalaman biasanya menggunakan tangan mereka
sendiri) sekeliling tepian wadah besar penangkap gulali untuk mengumpulkannya.
Sebagian besar arum manis terdiri dari udara sehingga hasilnya seringkali
besar. Sebuah kerucut arum manis biasanya mencapai ukuran sebesar bola basket.
Memakan arum manis biasanya adalah bagian dari kunjungan ke pasar malam atau
sirkus. Warna arum manis yang paling populer adalah merah jambu. Favorit yang lain
adalah campuran warna merah jambu, ungu dan biru.
Arum manis terasa manis dan lengket. Meskipun kelihatan seperti benang
wol, arum manis segera mencair di dalam mulut. Ia juga berubah menjadi lengket bila
terkena uap air. Karena gulanya bersifat higroskopis, dan mempunyai ruang

permukaan yang sangat luas, ia akan menjadi makin kasar, keras, dan biasanya tidak
begitu halus lagi setelah terpapar atmosfer. Dalam iklim yang lembap gulali harus
segera dimakan dalam beberapa jam, atau ia akan mengeras
b. Elemen Pemanas
Elemen pemanas bekerja sangat sederhana. Tidak seperti konduktor, elemen
pemanas terbuat dari logam dengan tahanan listrik yang tinggi, biasanya paduan
nikel-chrome yang disebut nichrome. Jika arus mengalir melalui elemen, tahanan
yang tinggi ini mencegahnya dari aliran yang mudah (cepat), aliran ini akan bekerja
pada elemen, dengan kerja ini akan menghasilkan panas. Jika arus mati, elemen
secara perlahan menjadi dingin. Ada 3 jenis elemen pemanas: kawat, pita, dan batang.
Prinsip kerja elemen panas adalah arus listrik yang mengalir pada elemen
menjumpai resistansinya, sehingga menghasilkan panas pada elemen.
Persyaratan elemen pemanas antara lain :
1. Harus tahan lama pada suhu yang dikehendaki.
2. Sifat mekanisnya harus kuat pada suhu yang dikehendaki.
3. Koefisien muai harus kecil, sehingga perubahan bentuknya pada suhu yang
dikehendaki tidak terlalu besar.
4. Tahanan jenisnya harus tinggi.
5. Koefisien suhunya harus kecil, sehingga arus kerjanya sedapat mungkin konstan.

Gambar 1. Elemen Pemanas


Hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan elemen pemanas:
1. Maximum element surface temperature (MET)
2. Maximum Power/Surface Loading
area radiasi permukaan elemen, diyatakan dalam (Watt/cm2)
MET, adalah suhu yang dicapai saat bahan elemen mulai mengalami
perubahan bentuk atau saat umur hidup bahan elemen menjadi singkat yang
mengakibatkan elemen menjadi putus atau hubung singkat. Semakin tinggi MET maka
akan semakin tinggi pula Maximum Power Loading.
5

c. Pemindah daya dengan poros


Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang
bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel,
engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan,
beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau
berupa gabungan satu dengan lainnya.
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran
mesin. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin,
piringan kabel, tromol kabel, roda jalan, dan roda gigi,dipasang berputar terhadap
poros dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar.
Untuk merencanakan sebuah poros, maka perlu diperhitungkan gaya yang
bekerja pada poros di atas antara lain: Gaya dalam akibat beratnya (W) yang selalu
berpusat pada titik gravitasinya. Gaya (F) merupakan gaya luar arahnya dapat sejajar
dengan permukaan benda ataupun membentuk sudut dengan permukanan benda.
Gaya F dapat menimbulkan tegangan pada poros, karena tegangan dapat rimbul pada
benda yang mengalami gaya-gaya.

1. Pembagian Poros
Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan berdasarkan pembebanannya
adalah :
a) Poros transmisi (transmission shafts).
Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft akan mengalami
beban puntir berulang, beban lentur berganti ataupun kedua-duanya. Pada
shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt pulley, sprocket rantai, dll.
b) Ganda.
Poros gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda kereta
barang. Poros gandar tidak menerima beban puntir dan hanya mendapat beban
lentur.
c) Poros spindle.
6

Poros spindle merupakan poros transmisi yang relatif pendek, misalnya pada
poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa beban puntiran.
Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima beban lentur (axial load).
Poros spindle dapat digunakan secara efektif apabila deformasi yang terjadi
pada poros tersebut kecil.
2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan poros
a) Kekuatan poros.
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur
(bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur.
Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya :
kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan
poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros
yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-beban
tersebut.
b) Kekakuan poros.
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam
menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar
akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin dan
suara. Oleh karena itu disamping memperhatikan kekuatan poros, kekakuan
poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan
ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.
c) Putaran kritis.
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran pada mesin
tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran normal
dengan putaran mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran
kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor bakar, motor listrik, dll. Selain
itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada poros
dan

bagian-bagian

lainnya.

Jadi

dalam

perancangan

poros

perlu

mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dari
putaran kritisnya.
d) Korosi.
Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif maka
dapat mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller shaft
pada pompa air. Oleh karena itu pemilihan bahan-bahan poros (plastik) dari
bahan yang tahan korosi perlu mendapat prioritas utama.
e) Bahan poros.
Poros yang biasa digunakan pada mesin adalah baja dengan kadar karbon
yang bervariasi. Adapun penggolongannya dapat dilihat pada Tabel.
Tabel. Penggolongan Bahan Poros
Golongan

Kadar C (%)

Baja lunak

-0,15

Baja liat

0,2-0,3

Baja agak keras

0,3-0,5

Baja keras

0,5-0,8

Baja sangat keras

0,8-1,2

(Sularso, 1978:4).
d. Las listrik
Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan
menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan
disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian
juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan
merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda
yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan
disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan
tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan
menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan

logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan
dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur
listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi
dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi
sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga
terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi
listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 C.
Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan
elektroda berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk
besi tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan
dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks
membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida yang tidak
diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling banyak digunakan
dalam berbagai pengelasan komersil.

Posisi Pengelasan

Posisi mengelas terdiri dari empat macam yaitu:


1. Posisi di Bawah Tangan.
Posisi di bawah tangan yaitu suatu cara pengelasan yang dilakukan pada
permukaan rata/datar dan dilakukan dibawah tangan. Kemiringan elektroda
las sekitar 10 20 terhada garis vertikal dan 70 80 terhadap benda kerja.

Gambar. Teknik las posisi di bawah tangan.


2. Posisi Tegak (Vertikal).
Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatas
atau kebawah. Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit karena
bahan cair yang mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat diperkecil
dengan kemiringan elektroda sekitar 10 15 terhada garis vertikal dan 70
85 terhadap benda kerja.

Gambar. Teknik las posisi tegak.


3. Posisi Datar (Horisontal).
Mengelas dengan horisontal biasa disebut juga mengelas merata dimana
kedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horisontal.
Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring sekitar 5 10 terhada garis
vertikal dan 70 80 kearah benda kerja.

10

Gambar. Teknik las posisi datar.


4. Posisi di Atas Kepala (Over Head).
Posisi pengelasan ini sangat sukar dan berbahaya karena bahan cair banyak
berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena itu diperlukan perlengkapan
yang serba lengkap antara lain: Baju las, sarung tangan, sepatu kulit dan
sebagainya. Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas
juru las dan kedudukan elektroda sekitar 5 20 terhada garis vertikal dan
75 85 terhadap benda kerja

Gambar. Teknik las posisi di atas kepala


G. METODOLOGI PEMBUATAN MESIN
1. Alur Pembuatan Mesin

11

persiapan
sketsa gambar mesin
pembuatan
kepala mesin

elemen pemanas

rangka mesin

dandang

penggabungan antar bagian mesin


pengujian mesin
mesin dengan
elemen pemanas listrik

mesin dengan
pemanas api

hasil pengamatan
pembahasan
kesimpulan
selesai

Penjelasan diagram alir


1. Persiapan
Mempersiapkan bahan dan alat yang di pergunakan untuk memuat mesin arum manis.
Bahan :

Elemen pemanas
Besi as, plendes, plat, siku
As kuningan
Dempul

12

Pengatur suhu
Motor listrik
Kabel
Saklar

Alat :
Mesin bubut
Mesin bor
Peralatan bubut
Jangka sorong
Untuk memperlancar jalanya pembuatan mesin arum manis bahan dan alat

harus tersedia.
2. Sketsa gambar mesin

k e p a la m e s in

dandang
m o to r lis tr ik

r a n g k a m e s in
s a k la r

p e n g a tu r s u h u
e le m e n p e m a n a s

Gambar sketsa di perlukan untuk mengetahui bagaimana bentuk dari


rancangan mesin arum manis yang akan di buat, agar dalam pembuatan dapat
sesuai dengan yang di harapkan.
3. Pembuatan
Kepala mesin arum manis.

Gambar. Kepala mesin arum manis


Adalah tempat untuk meletakan gula yang akan di buat

menjadi arum manis. Dalam kepal mesin ada penghubung yaitu poros.

poros

Gambar. Letak poros


Untuk menghitung poros adalah :
Perhitungan yang digunakan dalam merancang dan guna untuk

menganalisa kerja poros yang mengalami beban puntir murni (torsi) adalah
sebagai berikut :

Faktor koreksi momen lentur mempunyai ketentuan yaitu untuk poros

yang berputar dengan pembebanan momen lentur tetap, besarnya faktor Km


= 1,5. Poros dengan tumbukan ringan Km terletak antara 1,5 dam 2,0, dan
untuk beban dengan tumbukan berat Km terletak antara 2 dan 3 (Sularso
1991: 17).

berikutnya akan dihitung diameter minimal pada poros. untuk


perhitunganya adalah sebagai berikut :

Elemen pemanas

Gambar. Elemen pemanas


Elemen yang di gunakan adalah jenis pita.yang nati terletak di

dalam kepala mesin arum manis. Gunanya untuk melelehkan gula sebelum
terlontar keluar menjadi kapas-kapas arum manis. Untuk mengatur panas dari
elemen menggunakan pengatur suhu,

Gambar. Pengatur suhu elemen pemanas


Rangka mesin arum manis

Dandang

Gambar. Sketsa rangka mesin

Adalah tempat bertaburnya kapa-kapas arum manis, sehingga

bila dalam prosesnya tidak bertaburan kamana mana.

Gambar. Dandang
4. Penggabungan dari semua komponen
Artinya merakit antar komponen di jadikan satu sehingga membentuk mesin
arum manis yang diharapkan.
5. Pengujian mesin

Melakukan pengujian mesin yaitu dengan menghitung berapa gula yang dapat
di habiskan dalam kurun waktu tertentu. Mencatat hasilnya. Sebagai

pertimbangan apakah layak untuk pengopersian produksi berkelanjutan.


6. Perbandingan mesin
Kemudian membandingkan antara hasil dari mesin yang di buat dengan mesin
yang telah ada yaitu mesin yang menggunakan api sebagai pemanasnya.
7. Hasil pengamatan
Hasil yang sudah ada akan menjadi suatu petimbangan apakah mesin yang di
buat akan layak untuk operasi produksi, sehingga akan dapat menjadi
berkelanjutan.
8. Pembahasan
Melakukan pembahasan tentang kinerja mesin arum manis yang dibuat.
9. Kesimpulan
Menyimpulkan hasil dari semua proses yang terjadi, mulai dari awal hingga
mesin jadi.
H. JADWAL KEGIATAN TUGAS AKHIR

1. Judul Proposal Tugas Akhir

2. Seminar Proposal Tugas


Akhir

Bulan ke

3. Bimbingan Tugas Akhir

4. Pengujian alat

5. Ujian Tugas Akhir

6. Revisi Tugas Akhir

Kegiatan

7. Penyusunan Laporan Tugas


Akhir


I. DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2010b. KISAH PANJANG KEMBANG GULA. http://yusuf313.
wordpress.com. Diakses 10 September 2014
Anonymous, 2010c. GULALI. http://id.wikipedia.org/wiki/Gulali. Diakses 10
September 2014

Hamrock, dkk. 1999. Fundamentals of Machine Element . Singapore. Mc Graw-Hill


Khurmi, R.S. dan J.K. Gupta. 1982. A Text Book of Machine Design. Ram Nagar-New

Delhi. Eurasia Publishing House

Sularso, Suga; kiyokatsu. Dasar Perecanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradnya

paramita, Jakarta : 20002

Anda mungkin juga menyukai