Anda di halaman 1dari 40

TUTORIAL

KARSINOMA NASOFARING

PENDAHULUAN
Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas
yang paling banyak dijumpai di antara tumor
ganas kepala dan leher di Indonesia
Karsinoma nasofaring termasuk dalam lima
besar tumor ganas dengan frekwensi tertinggi.

Anatomi Nasofaring
NASOFARING = Epifaring = Rinofaring
Terletak
Dibelakang Rongga hidung
Diatas Palatum Molle dan
Dibawah dasar tengkorak.

Bentuknya sebagai kotak yang tidak rata dan


berdinding enam, dengan ukuran melintang 4
sentimeter, tinggi 4 cm dan ukuran depan belakang
2-3 cm

Batas batas Nasofaring


Dinding depan
: Koana
Dinding belakang : Merupakan dinding
melengkung setinggi Vertebra Sevikalis I dan
II.
Dinding atas : Merupakan dasar tengkorak.
Dinding bawah : Permukaan atas palatum
molle.
Dinding samping : Fossa rosenmulleri di
bentuk oleh tulang maksila dan sfenoid.

Pembagian Daerah Nasofaring


Dinding Posterosuperior daerah setinggi
batas palatum durum dan mole sampai dasar
tengkorak.
Dinding Lateral fossa Rossenmuller
Dinding Inferior permukaan superior palatum
mole.

Histologi Nasofaring
Permukaan nasofaring berbenjol-benjol,
karena dibawah epitel terdapat banyak
jaringan
limfoid,sehingga
berbentuk
seperti lipatan atau kripta. Hubungan
antara epitel dengan jaringan limfoid ini
sangat erat, sehigga sering disebut "
Limfoepitel

1.Epitel selapis torak bersilia


Columnar Cilated Epithelium "
2.Epitel torak berlapis " Stratified
Epithelium ".
3.Epitel torak berlapis bersilia
Columnar Ciliated Epithelium"
4.Epitel torak berlapis semu
Pseudo-Stratifed
Columnar
Epithelium ".

" Simple
Columnar
"Stratified
bersilia "
Ciliated

".Bloom dan Fawcett ( 1965 ) membagi mukosa


nasofaring atas empat macam epitel :

Epitel torak berlapis

Epitel torak berlapis semu


bersilia

KARSINOMA NASOFARING
Definisi
Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas yang

tumbuh didaerah nasofaring dengan predileksi di


fosa Rossenmuller dan atap nasofaring

Epidemiologi
Meskipun banyak ditemukan di negara dengan penduduk non

Mongoloid namun demikian Cina bagian selatan masih menduduki tempat


tertinggi yaitu sekitar 2500 kasus baru pertahun di provinsi Guang-dong
(Kwatung) atau prevalensi 39.84/100.000 penduduk
Insiden tumor kepala dan leher terbanyak di indonesia (60%)

Peta Distribusi KNF


Amerika
Utara
1/100 rb

Eropa
1/100 rb
Cina
selatan
30-50/100
rb

nd
a
l
i
Tha 0 rb
0
3/1
si
e
n
o
Ind a
00
1
/
4,7 b
r

Etiologi
Multifaktorial
Genetik
Virus Epstein Barr (karena pada semua pasien nasofaring didapatkan titer
anti EB yang cukup tinggi)
Lingkungan

Virus Epstein-Barr
Virus Epstein-Barr (EBV), juga disebut Human herpes virus 4
(HHV-4), adalah suatu virus dari keluarga herpes (yang termasuk
Virus herpes simpleks dan Cytomegalovirus), salah satu virusvirus paling umum di dalam manusia. Banyak orang terinfeksi
EBV, asymptomatic tetapi biasanya penyakit akibat radang
yang cepat menyebar.
replikat-replikat utamanya di beta-lymphocytes
juga ada
Grouptetapi
: (dsDNA)
di sel epitelium kerongkongan dan saluran

Family : Herpesviridae
parotid.
Subfamily
:
Gammaherpesviridae
Genus :
Lymphocryptovirus
Species :
Human
herpes 4 (HVH-4)

Genetik
Analisis

korelasi

menunjukkan

gen

HLA

(human leukocyte antigen) dan gen pengode


enzim

sitokrom

p4502E

(CYP2E1)

kemungkinan adalah gen kerentanan terhadap


karsinoma

nasofaring,

mereka

berkaitan

dengan sebagian besar karsinoma nasofaring.

Lingkungan

Orang kulit putih yang lahir di Asia Tenggara, angka kejadian nasofaring

meningkat
Penelitian akhir-akhir ini menemukan zat-zat berikut berkaitan dengan timbulnya

karsinoma nasofaring:
Golongan Nitrosamin,diantaranya dimetilnitrosamin dan dietilnitrosamin.

ikan asin, ikan / makanan yang diawetkan, daging kambing yang dikeringkan,
sayuran yang difermentasi ( asinan )
Hodrokarbon aromatic (arang batubara ), gas kimia, asap industri, asap kayu)
Unsur , diantaranya nikel sulfat

STADIUM KANKER : AJCC


T = Tumor Primer
T0

Tidak tampak tumor

Tis

Karsinoma insitu (tumor hanya terdapat pada 1 lapisan


jaringan)

T1

Tumor terbatas pada 1 lokalisasi

T2

Tumor sudah meluas ke dalam jaringan lunak dari


rongga tenggorokan

T3

Tumor telah keluar dari rongga nasofaring

T4

Tumor telah keluar dari rongga nasofaring, merusak


tulang tengkorak/mengenai saraf otak

TX

Tumor tidak jelas besarnya karena pemeriksaan tidak


lengkap

STADIUM KANKER : AJCC


N = Nodule / Pembesaran KGB Regional
N0

Tidak tampak pembesaran KGB regional

N1

Terdapat pembesaran, homolateral dan tumor dalam


kelenjar limfe berukuran 6cm

N2

Terdapat pembesaran, kontralateral/bilateral dengan


ukuran tumor 6cm

N3

Tumor terdapat di kelenjar limfe dengan ukuran 6cm


atau tumor ditemukan dalam kelenjar limfe pada region
segitiga leher

N3A

Tumor dalam kelenjar limfe dengan ukuran 6cm

N4A

Tumor ditemukan diluar segitiga leher

NX

Pembesaran KGB regional tidak dapat dinilai

STADIUM KANKER : AJCC


M = Metastasis Jauh
M0

Tidak ada metastasis jauh

M1

Terdapat metastasis jauh

STADIUM KANKER : AJCC


Stage

Tis

N0

M0

T1

N0

M0

T1

N1

M0

T2

N0

M0

T2

N1

M0

T1

N2

M0

T2

N2

M0

T3

N0

M0

T3

N1

M0

T3

N2

M0

T4

N0

M0

T4

N1

M0

T4

N2

M0

IV B

T any

N3

M0

IV C

T any

N any

M1

II

III

IV A

Histopatologi
Pembagian WHO 3 bentuk karsinoma
(epidermoid) pada nasofaring
Karsinoma sel skuamosa dengan keratinisasi
(type I)
Karsinoma sel skuamosa tanpa keratinisasi
(type II)
Karsinoma tanpa diferensiasi (type III)

Type I
Terdapat jembatan interselluler dan
keratin
Dominant pada dewasa, jarang anak
Prognosis buruk
Kurang radiosensitif
Insidensi 1-2%

27

Type II
Differensiasi
maturasi
skuamosa

(+),
epitel

28

Type III
Terdapat inti vesikuler,
nukleolus
yang
menonjol dan dinding
sel tidak tegas
Limfoepitelioma (+)
Insidensi 95 % endemik

29

Patomekanisme
EBV

Bereplikasi di epitel
nasofaring

Menginfeksi
Limfosit B di tonsil

Transformasi sel
epitel

Karsinoma
nasofaring

Group : (dsDNA)
Family : Herpesviridae
Subfamily
:
Gammaherpesviridae
Genus :
Lymphocryptovirus
Species :
Human
herpes 4 (HVH-4)

Gejala dan Tanda


Gejala karsinoma nasofaring dapat dibagi
dalam 4 kelompok, yaitu :
Gejala nasofaring sendiri
Gejala telinga
Gejala mata, dan syaraf
Serta metastasis atau gejala di leher

Diagnosis
CT-Scan daerah kepala dan leher
Pemeriksaan foto tengkorak potongan anteroposterior,
lateral dan waters
Pemeriksaan darah tepi, fungsi hati, ginjal
Pemeriksaan serologi IgA anti EA (antigen dini) dan IgA
anti VCA (antigen kapsid virus) untuk infeksi virus E-B
Diagnosis pasti ditegakkan dengan melakukan biopsy
nasofaring. Biopsi dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu dari hidung atau dari mulut.
Kuret daerah lateral nasofaring dalam narkosis

Terapi
Radioterapi
Pengobatan tambahan yang diberikan dapat

berupa diseksi leher, pemberian tetrasiklin, faktor


transfer,

interferon,

kemoterapi,

seroterapi,

vaksin dan anti virus.


Kemoterapi masih tetap terbaik sebagai terapi

adjuvant (tambahan).

Penatalaksanaan
Stadium I
: Radioterapi
Stadium II & III
: Kemoradiasi
Stadium IV dengan N < 6 cm
:
Kemoradiasi
Stadium IV dengan N > 6 cm
:
Kemoterapi dosis penuh di lanjutkan
Kemoradiasi.

Perawatan Paliatif
Perhatian pertama harus diberikan pada pasien dengan
pengobatan radiasi.
Mulut rasa kering disebabkan oleh kerusakan kelenjar
liur mayor maupun minor sewaktu penyinaran.
Banyak

makan

dengan

banyak

kuah,

membawa

minuman kemanapun pergi dan mencoba memakan dan


mengunyah

bahan

yang

merangsang keluarnya air liur.

rasa

asam

sehingga

Prognosis
Secara keseluruhan, angka bertahan hidup 5 tahun
adalah 45 %. Prognosis diperburuk oleh beberapa
faktor, seperti :
Stadium yang lebih lanjut.
Ras Cina dari pada ras kulit putih
Adanya pembesaran kelenjar leher
Adanya kelumpuhan saraf otak adanya kerusakan
tulang tengkorak
Adanya metastasis jauh

Komplikasi
Gejala metastasis jauh, karena 95% lebih sel
kanker nasofaring berdiferensiasi buruk, dengan
derajat keganasan tinggi waktu diagnosis
ditegakkan,
4,2% kasus sudah menderita metastasis jauh,
Dari kasus wafat setelah radioterapi, angka
metastasis jauh 45,5%.
Lokasi metastasis paling sering ke tulang, paru
hati. Metastasis tulang paling sering ke pelvis,
vertebra, costa, dan keempat ekstremitas.

Anda mungkin juga menyukai