KARSINOMA NASOFARING
PENDAHULUAN
Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas
yang paling banyak dijumpai di antara tumor
ganas kepala dan leher di Indonesia
Karsinoma nasofaring termasuk dalam lima
besar tumor ganas dengan frekwensi tertinggi.
Anatomi Nasofaring
NASOFARING = Epifaring = Rinofaring
Terletak
Dibelakang Rongga hidung
Diatas Palatum Molle dan
Dibawah dasar tengkorak.
Histologi Nasofaring
Permukaan nasofaring berbenjol-benjol,
karena dibawah epitel terdapat banyak
jaringan
limfoid,sehingga
berbentuk
seperti lipatan atau kripta. Hubungan
antara epitel dengan jaringan limfoid ini
sangat erat, sehigga sering disebut "
Limfoepitel
" Simple
Columnar
"Stratified
bersilia "
Ciliated
KARSINOMA NASOFARING
Definisi
Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas yang
Epidemiologi
Meskipun banyak ditemukan di negara dengan penduduk non
Eropa
1/100 rb
Cina
selatan
30-50/100
rb
nd
a
l
i
Tha 0 rb
0
3/1
si
e
n
o
Ind a
00
1
/
4,7 b
r
Etiologi
Multifaktorial
Genetik
Virus Epstein Barr (karena pada semua pasien nasofaring didapatkan titer
anti EB yang cukup tinggi)
Lingkungan
Virus Epstein-Barr
Virus Epstein-Barr (EBV), juga disebut Human herpes virus 4
(HHV-4), adalah suatu virus dari keluarga herpes (yang termasuk
Virus herpes simpleks dan Cytomegalovirus), salah satu virusvirus paling umum di dalam manusia. Banyak orang terinfeksi
EBV, asymptomatic tetapi biasanya penyakit akibat radang
yang cepat menyebar.
replikat-replikat utamanya di beta-lymphocytes
juga ada
Grouptetapi
: (dsDNA)
di sel epitelium kerongkongan dan saluran
Family : Herpesviridae
parotid.
Subfamily
:
Gammaherpesviridae
Genus :
Lymphocryptovirus
Species :
Human
herpes 4 (HVH-4)
Genetik
Analisis
korelasi
menunjukkan
gen
HLA
sitokrom
p4502E
(CYP2E1)
nasofaring,
mereka
berkaitan
Lingkungan
Orang kulit putih yang lahir di Asia Tenggara, angka kejadian nasofaring
meningkat
Penelitian akhir-akhir ini menemukan zat-zat berikut berkaitan dengan timbulnya
karsinoma nasofaring:
Golongan Nitrosamin,diantaranya dimetilnitrosamin dan dietilnitrosamin.
ikan asin, ikan / makanan yang diawetkan, daging kambing yang dikeringkan,
sayuran yang difermentasi ( asinan )
Hodrokarbon aromatic (arang batubara ), gas kimia, asap industri, asap kayu)
Unsur , diantaranya nikel sulfat
Tis
T1
T2
T3
T4
TX
N1
N2
N3
N3A
N4A
NX
M1
Tis
N0
M0
T1
N0
M0
T1
N1
M0
T2
N0
M0
T2
N1
M0
T1
N2
M0
T2
N2
M0
T3
N0
M0
T3
N1
M0
T3
N2
M0
T4
N0
M0
T4
N1
M0
T4
N2
M0
IV B
T any
N3
M0
IV C
T any
N any
M1
II
III
IV A
Histopatologi
Pembagian WHO 3 bentuk karsinoma
(epidermoid) pada nasofaring
Karsinoma sel skuamosa dengan keratinisasi
(type I)
Karsinoma sel skuamosa tanpa keratinisasi
(type II)
Karsinoma tanpa diferensiasi (type III)
Type I
Terdapat jembatan interselluler dan
keratin
Dominant pada dewasa, jarang anak
Prognosis buruk
Kurang radiosensitif
Insidensi 1-2%
27
Type II
Differensiasi
maturasi
skuamosa
(+),
epitel
28
Type III
Terdapat inti vesikuler,
nukleolus
yang
menonjol dan dinding
sel tidak tegas
Limfoepitelioma (+)
Insidensi 95 % endemik
29
Patomekanisme
EBV
Bereplikasi di epitel
nasofaring
Menginfeksi
Limfosit B di tonsil
Transformasi sel
epitel
Karsinoma
nasofaring
Group : (dsDNA)
Family : Herpesviridae
Subfamily
:
Gammaherpesviridae
Genus :
Lymphocryptovirus
Species :
Human
herpes 4 (HVH-4)
Diagnosis
CT-Scan daerah kepala dan leher
Pemeriksaan foto tengkorak potongan anteroposterior,
lateral dan waters
Pemeriksaan darah tepi, fungsi hati, ginjal
Pemeriksaan serologi IgA anti EA (antigen dini) dan IgA
anti VCA (antigen kapsid virus) untuk infeksi virus E-B
Diagnosis pasti ditegakkan dengan melakukan biopsy
nasofaring. Biopsi dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu dari hidung atau dari mulut.
Kuret daerah lateral nasofaring dalam narkosis
Terapi
Radioterapi
Pengobatan tambahan yang diberikan dapat
interferon,
kemoterapi,
seroterapi,
adjuvant (tambahan).
Penatalaksanaan
Stadium I
: Radioterapi
Stadium II & III
: Kemoradiasi
Stadium IV dengan N < 6 cm
:
Kemoradiasi
Stadium IV dengan N > 6 cm
:
Kemoterapi dosis penuh di lanjutkan
Kemoradiasi.
Perawatan Paliatif
Perhatian pertama harus diberikan pada pasien dengan
pengobatan radiasi.
Mulut rasa kering disebabkan oleh kerusakan kelenjar
liur mayor maupun minor sewaktu penyinaran.
Banyak
makan
dengan
banyak
kuah,
membawa
bahan
yang
rasa
asam
sehingga
Prognosis
Secara keseluruhan, angka bertahan hidup 5 tahun
adalah 45 %. Prognosis diperburuk oleh beberapa
faktor, seperti :
Stadium yang lebih lanjut.
Ras Cina dari pada ras kulit putih
Adanya pembesaran kelenjar leher
Adanya kelumpuhan saraf otak adanya kerusakan
tulang tengkorak
Adanya metastasis jauh
Komplikasi
Gejala metastasis jauh, karena 95% lebih sel
kanker nasofaring berdiferensiasi buruk, dengan
derajat keganasan tinggi waktu diagnosis
ditegakkan,
4,2% kasus sudah menderita metastasis jauh,
Dari kasus wafat setelah radioterapi, angka
metastasis jauh 45,5%.
Lokasi metastasis paling sering ke tulang, paru
hati. Metastasis tulang paling sering ke pelvis,
vertebra, costa, dan keempat ekstremitas.