Bab Mayat
Bab Mayat
diulang berkali-kali, hal ini menambah bingung pihak keluarga yang berada disampingnya.
Apa solusi terbaik yang harus dilakukan oleh pihak keluarga menghadapai kondisi
tersebut?
Jawab: Membaca tasbh, tahmd dan takbir secara bersama-sama, dengan harapan supaya
orang yang sedang syakrat al-maut lebih mudah mengucapkan kalimat tauhid.
Referensi:
3 : 93
) (
( )
2 : 136
( )
4. FENOMENA KEJADIAN ANEH DITUBUH MAYIT
Stasiun televisi Indonesia banyak mentanyangkan kisah-kisah nyata, seperti kejadiankejadian aneh, semisal mayit sulit di kebumikan, sebab liang kuburnya menjadi sempit dan
sebagainya. Kejadian semacam ini dalam film tersebut dijadikan sebagai gambaran
perilaku dan riwayat hidup orang yang meninggal. Sehingga dengan kejadian itu, orangorang berasumsi bahwa orang yang meningal sebagaimana yang mereka lihat di dalam
film, tergolong Su al-Khtimah. Bolehkah bagi seseorang mengatakan tidak Hsn alKhtimah pada mayit dengan berdasarkan kejadian tersebut?
Jawab: Tidak boleh, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam al-Ghazli dalam kitabnya
Ihya Ulm ad-Dn, Diantara etika terhadap jenazah adalah berprasangka baik pada mayit,
meskipun secara kasat mata kita, mayit tergolong orang-orang yang jauh dari apa yang
diharapkan (mayit yang fasiq). Sebab pada hakikatnya, tidak ada satu orang pun yang
mampu mengetahui baik dan buruknya akhir riwayat seseorang, hanya Allah-lah Yang
Maha Mengetahui.
Referensi:
- ( 7 / : 204)
5. MENANGIS TERSEDUH-SEDUH
Ditinggal mati orang tercinta yang begitu diharapkan kiprahnya di tengah-tengah keluarga,
merupakan peristiwa yang amat menyedihkan. Tak heran, jika dari Shhib al-Musbah ada
yang meluapkan kesedihannya dengan air mata. Bahkan karena kepiluan yang teramat
dalam serta merasa sangat kehilangan keluarga tercintanya, ada sebagian yang menangis
?terseduh-seduh. Bagaimana hukum menangis dalam kasus di atas
Jawab: Boleh, asalkan tidak sampai melewati batas (jerit-jerit).
Referensi:
: 16 3
: 401 1
) ( ) (
(
)
: 16 3
6. MEMPUBLIKASIKAN KEMATIAN SESEORANG
Sudah menjadi tradisi di suatu daerah, bahwa ketika ada orang yang meninggal, biasanya
diumumkan lewat microfon. Tujuan mereka tidak lain, disamping agar masyarakat setempat
mengetahui ada salah satu warga yang meninggal dunia dan juga supaya semuanya
berkumpul untuk merawat (men-tajhz) mayit. Bagaimana hukum mengumumkan kamatian
?dengan tujuan sebagaimana di atas
Jawab: Sunah.
Referensi:
: 403 1
{ }
}
) ( - -
) (
7. HUTANG MAYIT DITANGGUNG KELUARGA
Telah menjadi tradisi, apabila jenazah mau diberangkatkan ke makam, terlebih dahulu ada
sambutan dari perwakilan Shhib al-Musbah kepada para pengiring jenazah. Biasanya
} {
2 : 141
} {
( ) . - -
- - (
)
) (
8. AURAT MAYIT TERLIHAT KETIKA MEMANDIKANYA
Kalau kita tengok realita yang ada, kebanyakan orang-orang yang memandikan mayit,
dengan santainya melihat aurat si mayit. Mungkin karena tidak adanya perhatian dan
teguran dari tokoh agama setempat, sehingga hal itu dianggap wajar. Bolehkah melihat
aurat si mayit ketika memandikannya?
Jawab: Tidak boleh, karena aurat mayit sama dengan auratnya orang yang masih hidup.
Referensi:
- ( 3 / : 13)
{
}
{
}
{
}
9. MEMBERITAHUKAN HAL-HAL ANEH DARI SI MAYIT
Kebanyakan masyarakat, tidak begitu selektif dan terkesan asal-asalan dalam memilih
orang yang akan memandikan mayit. Akibatnya, jika dalam proses memandikan terdapat
hal-hal aneh yang terjadi pada mayit, akan mudah tersebar luas menjadi rahasia umum.
Bagaimana hukum menyebarkan hal-hal aneh tersebut?
Jawab: Haram, apabila hal itu merupakan aib atau tanda-tanda buruk bagi mayit. Namun,
jika yang terjadi pada mayit merupakan tanda-tanda baik, maka sunah disebar luaskan.
(
{"
"}
) : 30 ( 3 /
{
}
10. MENYENTUH AURAT MAYIT TANPA ALAS TANGAN
Dalam merawat mayit, masih banyak ditemukan kejanggalan-kejanggalan yang harus
segera ada jawaban. Terbukti saat proses memandikan mayit, kebanyakan orang pasti
menyentuh anggota tubuh si mayit secara langsung tanpa penghalang kain atau yang lain.
Mereka beralasan supaya lebih mudah membersihkan kotoran si mayit. Bolehkah
?menyentuh anggota tubuh mayit tanpa alas tangan
Jawab: Tidak boleh, jika yang disentuh bagian aurat mayit. Untuk selain aurat mayit
disunahkan memakai alas tangan.
Referensi:
: 127 5
) (
11. SUAMI MENYENTUH AURAT ISTRINYA SAAT MEMANDIKAN
Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa melihat atau menyentuh aurat si mayit, hukumnya
sama persis seperti halnya ketika dalam keadaan hidup. Apakah bagi suami diperbolehkan
melihat atau menyentuh aurat istrinya yang telah meninggal, mengingat dimasa hidupnya
?semua itu diperbolehkan
Jawab: Boleh, asalkan tidak syahwat (terangsang).
Referensi:
: 269 2
) (
2 : 268
(
)
" "
16. MEMBUKA PAKSA MULUT MAYIT KARENA TERDAPAT DARAH
Pak Kafi Ridlo Roma adalah seorang modin berpengalaman didesanya. Suatu hari, beliau
memandikan mayit yang tubuhnya sudah kaku semua. Dengan pelan-pelan mayit tersebut
dimandikan supaya semua anggota tubuhnya terbasuh semua. Kesulitan baru terjadi,
ketika mulut si mayit mengeluarkan darah yang tidak bisa dihilangkan kecuali dengan
membuka paksa mulutnya. Apakah membuka paksa mulut mayit dapat dibenarkan dalam
kasus diatas?
Jawab: Ya, dibenarkan.
Referensi:
2 : 146
2 : 445
( )
17. MENEMUKAN SEBAGIAN ANGGOTA MAYIT
Belakangan ini, sering terjadi kecelakaan pesawat terbang yang menewaskan korban yang
tidak sedikit. Bahkan untuk pencarian korban, sampai melakukan penyisiran kedalam
hutan. Kadang-kadang korban ditemukan hanya bagian anggota saja.
Pertanyaan:
a. Bolehkah menshalati jenazah untuk mayit yang belum ditemukan?
b. Apakah menemukan bagian anggota korban tetap wajib di-tajhiz?
Jawaban:
a. Tidak boleh.
b. Wajib.
Referensi:
: 159
: 155
(
)
: 395 1
) (
) (
(
)
( ) (
)
18. MENSEDEKAPKAN TANGAN MAYIT
Seperti yang umum terjadi, saat mayit berbaring tidur, biasanya kedua tangannya
disedekapkan. Adakah dalil al-Quran atau Hadits yang menjelaskan tangan mayit harus
?disedekapkan
Jawab: Tidak ada, namun hal ini tergolong kebiasaan yang baik.
Referensi:
: 126 3
) (
19. MAYIT BAYI PREMATUR
Tajhz al-Mayyit merupakah fardlu kifayah bagi seorang muslim, meliputi; memandikan,
mengkafani, menshalati dan menguburkan. Demikian ini jika mayit bukan orang mati
syahid, kafir dan bayi prematur. Sebatas manakah bayi prematur (siqtu) yang wajib dirawat
?sebagaimana mayit yang sudah balgh
Jawab: Jika ada tanda-tanda kehidupan, seperti; menangis atau bergerak.
Referensi:
: 395 1
) ( ) ( ) (
) (
( ) (
( )
)
) ( ) (
) ( ) (
(
)
Kejadian dimasyarakat ketika ada yang meninggal dunia, baik laki-laki, prempuan, tua dan
muda, semuanya dishalati sebagaimana biasa kita ketahui. Masalah muncul tatkala yang
dishalati adalah anak kecil yang belum balgh, sebab yang namanya anak kecil, belum
terkena beban kewajiban, artinya tidak mempunyai dosa. Padahal diantara rukun shalat
pada mayit adalah mendoakannya dengan harapan dosa-dosa mayit dapat diampuni oleh
?Allah Swt. Apakah ada do'a secara khusus untuk mayit yang masih kecil
;Jawab: Ada, sebagaimana berikut
Referensi:
: 167 1
{
}
{
}
} {
{
}
"
"
21. BATASAN JARAK SHALAT GHAIB
Shalat Ghib merupakan ritual shalat jenazah yang dilaksanakan bagi orang-orang yang
daerahnya jauh dengan orang yang meninggal. Sebatas mana jarak diperkenankannya
?melaksanakan Shalat Ghib
Jawab: Menurut Ab Mahramah sekira tidak mendengar suara adzan. Sedangkan menurut
Ibn Hajar harus melebihi Hadd al-Ghaus (kurang lebih 150 m.). Lain halnya menurut Shhib
al-Imdd, bahwa Shalat Ghib sah-sah saja dilakukan tanpa pertimbangan di atas, asalkan
didasari adanya udzur.
Referensi:
: 156
: 211
) ( ) (
{
}
) (
) ( ) (
22. PROBLEMATIKA SHALAT MAYIT DI ATAS KUBURAN
Sebab sakit jantung yang tidak kunjung sembuh, akhirnya orang tua Joni meninggal di
rumah sakit. Karena tempat tinggal yang lumayan jauh dari orang tua. Akhirnya Joni
memutuskan pada kerabatnya untuk menguburnya tanpa menunggu kedatangan dirinya.
Dan sebagai rasa penghormatan terakhir pada orang tua, setelah sampai di makamnya dia
melakukan shalat Jenazah dikuburan orang tuanya tersebut. Bagaimana hukum menshalati
mayit di atas kuburan?
Jawab: Sah-sah saja.
Referensi:
1 : 392
(
) ( ) ( )
(
)
23. PERSAKSIAN JENAZAH
Sebelum pemberangkatan jenazah, di sebagian daerah biasanya diadakan upacara isyhd
(persaksian jenazah) oleh pemuka agama setempat sebagai wakil dari pihak keluarga
terhadap para pelayat, dengan perkataan sebagai berikut; Mayit ini baik apa baik.
Kemudian secara serempak orang yang hadir pada waktu itu menjawab; Baik. Meskipun
diantara mereka ada yang tahu tentang kehidupan si mayit yang sering berbuat dosa atau
bahkan tidak mengetahui sama sekali.
Pertanyaan:
a. Apakah tradisi di atas diperbolehkan? Dan apakah ada dasar Haditsnya?
b. Dan bagaimana hukum kesaksian baik pada mayit, bagi orang yang tidak tahu riwayat
hidup si mayit atau yang tahu, bahwa semasa hidupnya dia sering melakukan dosa?
Jawab:
a. Hukumnya diperbolehkan. Ada, diantaranya;
Nabi saw bersabda: Setiap muslim yang disaksikan sebagai orang baik-baik oleh
4 orang, Allah akan memasukkannya ke surga. Para Shohbat bertanya:
Kalau disaksikan 3 orang? Nabi menjawab:Juga masuk surga.
Kalau disaksikan 2 orang? Nabi menjawab: Juga masuk
surga. Kami tidak menanyakan lagi bagaimana kalau
disaksikan hanya oleh 1 orang. (HR. Bukhari).
b. Hukumnya sunah, karena anjuran bagi orang yang menghadiri jenazah adalah harus
berprasangka baik pada mayit, baik ia mengetahui riwayat hidupnya atau tidak. Sebab
secara hakikatnya, tidak ada yang mengetahui antara baik dan buruknya seseorang kecuali
Allah swt.
Referensi:
: 112
) (
) : 296 - ( 5 /
) : 442 - ( 4 /
"
" " "
"
"
) : 219 - ( 7 /
) : 204 - ( 7 /
24. POSISI MAYIT KETIKA DISHALATI
Dalam etika menshalati mayit, ternyata masih banyak yang belum mengetahuinya, hal ini
akan tampak jelas jika kita tengok realita di masyarakat. Diantaranya, mengenai posisi
Imam ketika menshalati mayit, sebab ada sebagian kalangan yang mengklaim, bahwa
antara laki-laki dan perempuan tidak ada bedanya. Bagaimanakah posisi yang benar ketika
?menshalati jenazah, baik laki-laki atau perempuan
Jawab: Jika jenazahnya laki-laki, maka imam atau orang yang melaksanakan shalat
sendirian, berada di arah kepala jenazah dan posisi kepalanya mayit di arah kiri Imam,
maksudnya kepala mayit berada di arah selatan (jawa; mujur ngidul). Jika jenazah wanita,
maka berada dibagian pantatnya dan posisi kepalanya mayit di arah kanan Imam,
maksudnya kepala mayit berada di arah utara (jawa; mujur ngalor).
Referensi:
2 : 188
(
)
25. TERTINGGAL TAKBIR DALAM SHALAT JENAZAH
Sering kita jumpai saat pelaksanakan shalat Jenazah, sebagian jamaah ada yang
terlambat, sehingga mereka tertinggal dari takbirnya imam. Ada juga sebagian makmm
yang sudah dari awal mengikuti jamaah, namun pada waktu ia takbir yang pertama,
ternyata Imam telah melakukan takbir yang kedua. Bagaimana hukum shalatnya makmm
dalam kasus di atas?
Jawab: Jika makmm muwfiq dan tertinggalnya bukan karena udzur, maka shalatnya
batal. Sedangkan jika makmm masbq, maka langsung takbir lalu baca Fatihah.
Kemudian setelah Imam selesai shalat, ia menambah satu kali takbir sekaligus dzikirnya.
Referensi:
1 : 168
26. SHAF KETIKA SHALAT JENAZAH
Kesunahan dalam menshalati mayit banyak sekali, diantaranya adalah berjamaah dan
menjadikan tiga shaf. Namun kadang-kadang semua itu sulit dilakukan, ketika minimnya
orang-orang yang mau menshalati. Apakah ketika jamaahnya sedikit masih disunahkan
berjamaah dengan menjadikan tiga shaf?
Jawab: Masih disunahkan selama orang yang menshalati minimal ada 6 orang atau lebih.
Referensi:
2 : 149
) (
27. SHALAT JANAZAH PADA WAKTU MAKRUH
Melaksanakan shalat pada waktu karhah (waktu yang dimakruhkan), hukumnya tidak
diperbolehkan kecuali shalat Dzi as-Sabab al-Mutaqaddim (sebab yang mendahului),
semisal shalat Qadl atau Sabab al-Muqrin (sebab yang bersamaan), semisal shalat
Gerhana. Bolehkah shalat jenazah dilakukan pada waktu karhah semisal setelah Ashar?
Jawab: Boleh, selama tidak ada tujuan melaksanakan shalat jenazah pada waktu tersebut.
Referensi:
1 : 190
28. TATACARA MENGIRING JENAZAH
Kalau kita tengok praktek yang ada disekeliling kita, ternyata masih banyak kasus-kasus
yang perlu ketegasan hukumnya. Agar masyarakat awam tidak tenggelam dalam kekeliruan
yang diklaim benar olehnya. Terutama terkait dengan persoalan jenazah, seperti; mengiring
jenazah ke pekuburan. Bagaimana cara mengiring jenazah yang benar?
Jawab: Orang yang menghantarkan jenazah berada di depan jenazah.
Referensi:
1 : 385
{
} . ) (
29. MENDAHULUKAN KEPALA MAYIT SAAT MEMBAWA JENAZAH
Etika dalam membawa jenazah, ternyata banyak orang awam yang belum mengetahuinya.
Terbukti realita di lapangan, ketika mereka membawa jenazah, tidak begitu memperhatikan
bagian anggota mana yang harus di kedepankan antara bagian kepala atau kaki. Bagian
anggota manakah yang sunah didahulukan ketika membawa jenazah?
Jawab: Yang didahulukan adalah bagian kepalanya sesuai arah jalan.
Referensi:
3 : 129
( )
Catatan: Menurut Ibn Munbah, apabila mengubur jenazah berdo'a sebagaimana di atas,
maka mayit akan dijauhkan dari adzab Allah Swt. selama 40 tahun.
Referensi:
: 156 - 157
] [
(
)
} {
Referensi :
2 : 60
3 : 42
( )
36. DALIL MAYIT DIBERI BANTAL SAAT PENGUBURAN
Ketika mayit akan di kubur, biasanya mayit dibuatkan bantal dari tanah (jawa: geluk).
Mereka beralasan agar posisi mayit ketika di kubur tidak berubah. Adakah dasar dalil tradisi
di atas?
Jawab: Ada, sebagaimana Hadits al-Faqh Ab Abdullh.
Catatan: Ketika membuat geluk dianjurkan membacakan surat al-Qadr 7 kali, dengan
harapan semoga jenazah tidak disiksa di dalam kuburnya.
Referensi:
3 : 172
( )
{
} {
37. TRADISI ADZAN SAAT PENGUBURAN MAYAT
Realita dimasyarakat, ketika mayit sudah dimasukkan keliang lahat, mayit diadzani dan diiqmah-i. Bagaimana hukum adzan dan iqmah tersebut?
Jawab: Boleh-boleh saja, namun menurut sebagian ulama, hal itu dianjurkan. Mereka
menganalogikan dengan adzan dan iqmah pada anak yang baru lahir. Bahkan jika
penguburan mayit bertepatan dengan lantunan adzan, maka mayit itu akan dipermudah
menjawab pertanyaan kubur.
(
)
Rasulullh Saw. Bersabda; Jika adzan dikumandangkan di sebuah kampong,
maka Allah Swt. akan membebaskan warga kampung itu dari
adzabnya.(HR. Thobroni & Said ibn Manshur).
Referensi:
: 43
: 17 2
) (
) (
38. MENGUBUR JENAZAH MEMAKAI PETI
Entah dengan alasan apa, orang-orang kaya yang bertempat di perkotaan, ketika
meninggal dunia di kubur dengan menggunakan peti. Apakah hukum mengubur jenazah di
?dalam peti
Jawab: Makruh.
Referensi:
: 256
] [
39. DALIL MENTALQIN MAYIT SETELAH DIKUBUR
Dewasa ini, masih saja kalangan diluar NU ramai-ramai mengugat tradisi-tradisi yang
sudah mengakar dimasyarakat, tidak terkecuali masalah dasar hukum men-talqn mayit.
?Adakah dalil nash yang menjelaskan kesunahan men-talqn jenazah setelah dikebumikan
Jawab: Ada, seperti hadits yang diriwayatkan at-Thabrniy.
Referensi:
: 159 2
(
)
!
40. KESUNAHAN MENTALQN MAYAT BALITA
Talqn merupakan sebuah ritual, dimana hikmahnya adalah membantu dan mempermudah
si mayit untuk menjawab tatkala ditanya dua Malaikat di dalam kubur. Apakah Jenazah
?anak kecil juga tetap disunahkan men-talqn-nya
;Jawab: Terjadi perbedaan pendapat
Menurut sebagian ulama tetap disunahkan.
Menurut Imam Ibn Hajar dan Imam an-Nawawi tidak disunahkan, karena anak yang kecil
ketika di dalam kubur tidak akan ditanya Malaikat.
Referensi:
: 298 2
41. TRADISI MENYIRAMI KUBURAN
Kebiasaan masyarakat ketika salah satu dari keluarganya ada yang meninggal dunia, dan
setelah jenazahnya disemayamkan ke dalam liang kubur, keluarga tersebut menyirami
?kuburannya dengan air. Bagaimana hukum menyirami kuburan seperti deskripsi di atas
Jawab: Hukumnya sunah. Menurut Imam Subki, boleh menggunakan air yang dicampur
dengan sedikit bunga mawar, dengan harapan Malaikat Rahmat datang dan mendo'akan
jenazah tersebut.
Referensi:
: 208 2
) (
(
)
43. MENULIS NAMA DI BATU NISAN
Demi mengenang kematian seseorang yang sangat dicintai dan supaya anak cucunya tidak
lupa padanya. Banyak cara yang dilakukan oleh pihak keluarga, diantaranya menulis nama
si mayit dibatu nisannya. Hal demikian ini sudah mentradisi dimasyarakat. Bagaimana
menurut pandangan syara' tentang menulis nama orang yang meninggal di batu nisan?
Jawab: Boleh, bahkan disunahkan.
Referensi:
2 : 207
) (
( )
Rasulullah berziarah ke makam Syuhd (orang-orang mati syhid) dalam perang
Uhud dan makam keluarga Baq, dia mengucapkan salm dan mendo'akan
mereka atas amal-amalyang telah mereka kerjakan.
(HR. Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah).
Referensi:
.
45. BATASAN MASA KESUNAHAN TA'ZIAH
Taziah merupakan sebuah ritual yang sangat dianjurkan oleh syara. Sebab esensi dari
taziah adalah untuk menghibur terhadap keluarga yang baru tertimpa musibah kematian.
Sampai kapan batasan kesunahan taziah?
Jawab: Mulai selesai penguburan mayit sampai tiga hari, karena masa tersebut, umumnya
seseorang masih merasa sedih yang begitu dalam. Sementara taziah setelah lewat tiga
hari, hukumnya makruh.
Referensi:
1 : 235
46. KARANGAN BUNGA TERMASUK TA'ZIAH
Melihat perkembangan zaman yang kian pesat, banyak sekali model taziah yang terjadi
dikalangan perkotaan, khususnya orang kaya. Dimana ketika ada yang meninggal dunia,
mereka hanya mengirimkan boket (karangan bunga) kepada orang yang tertimpa musibah
sebagai rasa bela sungkawa. Apakah pengiriman karangan bunga tersebut sudah
mendapatkan kesunahan taziah?
Jawab: Sudah dapat kesunahan taziah. Karena mengirimkan karangan bunga sudah
mengandung unsur bela sungkawa.
Referensi:
: 136
1 : 401
: 306 2
) (
: 117 4
47. ETIKA ZIARAH QUBUR DI MATA FIQH
Misi paling esensial dalam ritual ziarah ke makam para anbiy, auliy dan ulama ashshalihn adalah sebagai media untuk mengingatkan kita terhadap kematian, supaya hati kita
tidak terperangkap dan tenggelam dalam kenikmatan dunia yang sesaat. Namun dalam
prakteknya, banyak masyarakat tidak mengetahui tentang etika berziarah. Bagaimana
?'tatacara atau etika ziarah kubur yang benar menurut pandangan syara
;Jawab: Etika ziarah kubur adalah sebagai berkut sebagai berikut
Ketika akan masuk ke area pemakaman disunahkan berdo'a:
Disaat ziarah menghadap ke arah timur dan menghadap ke arah wajah makam yang
diziarahi.
Ketika mendo'akan jenazah menghadap ke arah kiblat.
Menghindari berkumpulnya antara laki-laki dan perempuan.
Referensi:
: 287
{
- -
48. HUKUM NONGKRONG DI ATAS KUBURAN
Kebiasaannya orang-orang yang bertugas menggali kuburan, ketika penggaliannya telah
selesai, ada sebagian dari mereka yang duduk di atas kuburan sambil menunggu jenazah
?datang. Bagaimana hukumnya duduk di atas kuburan
Jawab: Makruh, kecuali ada hajat.
Referensi:
1 : 400
) ( } {
) (
49. HUKUM HARTA MAYIT DIBUAT SLAMETAN
Keluarga yang ditinggal mati, umumnya mengadakan acara selamatan (bersedekah) yang
dikemas tahlilan untuk mendo'akan orang yang meninggal. Namun melihat praktek yang
ada, biaya selamatan tersebut biasanya diambilkan dari harta tirkah sebelum ada
pembagian. Apa hukum mengambil biaya selamatan yang diambil dari harta tirkah?
Jawab: Boleh, selama ahli warisnya tidak ada yang mahjr alaih (orang yang tercegah
untuk men-tasharruf-kan hartanya, seperti; ahli waris ada yang belum balgh), kecuali ada
wasiat dari orang yang meninggal. Menurut Mlkiyyah adat yang terlaku hukumnya sama
dengan wasiat, sehingga tidak apa-apa diambilkan dari tirkah, asalkan tidak melebihi 1/3
tirkah.
Referensi:
1 : 369
( )
50. DALIL UPACARA MENGENANG KEMATIAN, TUJUH HARI & 40 HARI
Sebagian tradisi warga Nahdiyyin, seperti; sedekah pada mayit yang dikemas dengan
tahlilan, dituding sebagai bidah oleh kelompok yang kontra. Dengan alasan menambah
kesusahan atau beban pada Shhib al-Mushbah. Adakah dalil yang menjelaskan sedekah
tersebut?
Jawab: Menyelenggarakan ritual upacara kematian, seperti; tujuh harinya mayit, empat
puluh hari, seratus hari, haul dan lain sebagainya. Jika kita amati tujuan dan makna
upacara tersebut, tidak lain untuk shadaqah dan mendoakan mayit, yang pada intinya
untuk meringankan si mayit. Dengan demikian, tradisi di atas tergolong hal-hal yang
dianjurkan oleh syara. Dan sebagai bukti bahwa tradisi di atas bukan meng-ada-ngada,
artinya memang betul-betul ada dasarnya. Seperti yang dikatakan as-Suythiy, ada
sebagian riwayat dari Imam Thwus terkait hal ini, sebagaimana berikut;
(
)
Imam Thwus berkata: Seseorang yang meningga,l akan mendapat ujian
dari Allah dalam kuburannyaselama tujuh hari. Oleh karena itu,
seyogyanya bagi mereka yang masih hidup memberikan suatu
jamuan atau shadaqah bagi yang mati selama hari
ujian tersebut. (HR. Ahmad & Abu Nam).
Atsar yang diriwayatkan Imam Thwus, hukumnya sama dengan hadits marf mursal, dan
sanad-nya sampai pada tabin. Sehingga menurut Imam Hanafi, Hambali dan Imam Mliki,
bahwa riwayat Imam Thwus tersebut dapat dijadikan sebagai pijakan secara mutlak.
Sedangkan Imam Syfii mengatakan, bahwa untuk menjadikan hujjah riwayat Imam
Thwus di atas, harus ada dalil pendukung. Seperti ditemukan hadits lain yang senada atau
ketetapan para Shahbat (konsensus). Namun bentuk kehati-hatian Imam Syfii itu telah
terjawab, sebab ada hadits lain yang senada dengan atsar Imam Thwus yang
diriwayatkan oleh Mujhid dan Ubaid bin Umair, berikut haditsnya;
Dari Ubaid Ibn Umair berkata: Orang yang meninggal akan mengalami ujian dalam
kuburannya baik itu orang mukmin atau munfiq. Adapun orang mukmin
ujiannya selama 7 hari. Sedangkan munafiq 40 hari di waktu pagi.
Kendati demikian, ahli hadits dan pakar usul belum mencapai kata sepakat menyikapi
setatus riwayat Imam Thwus. Ada yang mengklaim, bahwa riwayat itu termasuk Hadits
marf, artinya upacara sebagaimana yang digambarkan dalam riwayat Imam Thwus telah
ada semenjak masa Nabi Saw., dan beliau menyetujuinya. Sedangkan pendapat yang lain
mengatakan, bahwa riwayat Imam Thwus, sanad-nya hanya pada Shahbat, tidak sampai
kepada beliau Nabi Saw. Dari pendapat yang kedua ini juga memunculkan sebuah polemik
tersendiri dikalangan mereka. Sehingga terdapat beberapa kemungkinan menyikapi riwayat
Imam Thwus tersebut. Diantara mereka ada yang mengatakan, bahwa hal itu pernah
dilakukan oleh semua Shahbat (ijm). Ada juga yang berpendapat hanya sebagian
Shahbat saja yang melakukannya. Dan pendapat yang kedua ini yang menjadi pilihan
Imam An-Nawawy.
Maka dari itu, masalah sedekah yang dikemas dengan tahlilan, tidak berlebihan seandainya
kita katakan bagian yang dapat meringankan pada mayit, sebab bacaan tahlilan yang
terjadi dimasyarakat NU diambilkan dari ayat-ayat al-Quran dan hadits Nabi Saw. yang
tujuan bacaan tersebut, pahalanya dihadiahkan pada si mayit. Hal ini sesuai dengan sabda
Nabi Saw.;
()
Rasulullh saw bersabda: Barang siapa menolong mayit dengan membacakan
ayat-ayat al-Quran dan dzikir, Allah memastikan surga baginya.
(HR. Darimi dan Nasa'i dari Ibn Abbas).
Juga diceritakan dari Ab ar-Rab, dikala beliau menghadiri sebuah perkumpulan, beliau
beserta para jamaah membaca kalimat
sebanyak 70 ribu kali. Dan setelah
selesai, para jamaah diberi hidangan makanan. Pada saat itu, ada seorang pemuda yang
hendak mengambil makanan, namun tidak jadi memakannya, malah ia menangis. Sehingga
para jamaah bertanya pada dia, Kenapa Kamu menangis?. Lalu seorang pemuda itu
menjawab, Aku melihat neraka dan Ibuku ada di sana. Kemudian Ab ar-Rab yang
berada diantara perkumpulan juga mendengar dan dalam hatinya beliau berdo'a, Ya Allah,
sesungguhnya Engkau Maha Tahu bahwa aku telah membaca tahlil sebanyak 70 ribu kali,
dan akan aku jadikan tahlil tersebut sebagai penebus dosa ibu pemuda yang ada di
neraka. Jelang beberapa saat kemudian pemuda itu berhenti dari tangisannya dan
memberikan kabar, bahwa dia melihat ibunya telah keluar dari neraka. Lalu dia makan
bersama para jamaah. Dari uraian yang sangat sederhana ini, sebenarnya sudah dapat
dimengerti, bahwa tradisi yang dilakukan oleh orang-orang NU tidak meng-ada-ngada dan
telah dikenal di masa awal Islam.
Referensi:
: 22
(
)
) : 191 - ( 3 /
) (
) (
{ } { .
}
{ } {
}
} {
: 304
: 249
( )
: 8 21
) (
) (
{
}
: 61
.
52. HUKUM MEMBACA FATIHAH UNTUK BAGINDA NABI SAW.
Surat Fatihah, biasanya dibaca di awal kegiatan serta penghujung acara. Dan dalam
pembacaan surat Fatihah dibagi menjadi tiga. Pertama ditujukan kepada baginda Nabi
Saw. Kedua kepada para Shahbat dan Tabin dan seterusnya. Yang terakhir para wali,
ulama dan orang-orang Islam. Bagaimana hukum membaca Fatihah yang pahalanya
dihadiahkan pada beliau Nabi Saw. Padahal secara dalil yang jelas, hanya membaca
shalwat kepada beliau Nabi Saw. yang mendapat legalitas kesunahan? Dan apakah
?pahalanya bisa sampai
Jawab: Hukumnya sunah, karena disamakan (dianalogikan) pada shalwat dan bisa
sampai atau dapat mengalir kepada yang dituju, serta hal ini juga bisa terjadi pada selain
Nabi Saw.
Referensi:
: 125 3
) (
) (
: 244
] [
.
{ } {