Anda di halaman 1dari 56

1

PENDAHULUAN
Tahanan dan WBP mempunyai hak yang sama untuk

mendapatkan derajat kesehatan optimal, baik fisik, mental


maupun sosial
Setiap tahanan dan WBP berhak mendapatkan perawatan baik
rohani maupun jasmani dan berhak pula mendapatkan
pelayanan kesehatan dan makanan yang layak
Penyelenggaraan kesehatan di Lapas/Rutan perlu dilaksanakan
melalui program yg terencana, terarah dan terpadu sehingga
dapat terlaksana secara optimal

DASAR HUKUM
1.
2.
3.
4.
5.

UU No. 12 Tahun 1995, Pasal 14 tentang Pemasyarakatan


UU No. 39 Tahun 1999, Pasal 9 tentang HAM
UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
PP No. 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak WBP
PP No. 58 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan
Wewenang, Tugas dan Tanggung Jawab Perawatan Tahanan
6. Keputusan Bersama Menteri Kehakiman RI Dan Menteri Ksehatan RI No.
M.01.UM.06 Tahun 1987 No. 65/Men.Kes/SKB/II/1987 tentang Pembinaan
Upaya Kesehatan Masyarakat di Rutan Dan Lapas
7. Nota Kesepahaman Direktur Jenderal Pemasyarakatan Dept. Hukum Dan HAM dan
Dirjen P2PL Dept. Kesehatan RI No. KS.00.01.4.306 dan E.36.UM.06.07
Tahun 2004 tentang Penanggulangan Penyakit TB di Lapas/Rutan
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1185/Menkes/SK/XII/2009 Tanggal 4 Des 2009
tentang Peningkatan Jamkesmas Bagi Panti Sosial, Penghuni Lapas dan Rutan
9. Peraturan Menteri Hukum Dan HAM RI No.M.HH.01.PH.02.05 Tahun 2010 tentang
RAN Penanggulangan HIV/AIDS dan Penyalahgunaan Narkotika dan Bahan Adiktif
lainnya pada Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan Tahun 2010-2014
10. Nota Kesepahaman antara Menteri Hukum dan HAM, Menteri Kesehatan dan PB IDI
No.M.HH.1.HM.0302 Tahun 2012, No.001/Menkes/SK/I/2012, No.
3867/PB/A.3/01/2012 tentang Mekanisme Second Opinion Dan Penilaian Medis
Bagi Narapidana Dan Tahanan
3

TUJUAN
Sebagai acuan bagi petugas Pemasyarakatan dan pihak terkait

dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada WBP dan


Tahanan secara baik, benar dan dapat dipertanggungjawabkan
Meningkatkan kualitas hidup WBP dan Tahanan dengan
indikator penurunan angka kesakitan dan kematian
Memberikan informasi kepada pihak-pihak terkait sehingga
dapat berpartisipasi dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
bagi WBP dan Tahanan

SASARAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Kepala Lapas, Rutan dan Bapas


Petugas Kesehatan Lapas/Rutan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Kanwil Kementerian Hukum dan HAM RI
Kementerian Hukum dan HAM RI
Pemerintah Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota
Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota
Rumah Sakit dan Puskesmas
Kementerian Kesehatan RI
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Masyarakat
5

KONSEP DASAR
PELAYANAN KESEHATAN
DI UPT PEMASYARAKATAN

SUMBER DAYA MANUSIA


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Dokter
Dokter Gigi
Perawat Umum/Perawat Gigi
Bidan
Psikolog/Psikiater
Apoteker
Laboran
Tenaga Administrasi
Sarjana Kesehatan Masyarakat
Tenaga Analis Kesehatan
7

RUANG LINGKUP PELAYANAN KESEHATAN


a.

b.

c.

Pelayanan Kesehatan Promotif


Memberikan informasi kesehatan dasar melalui
penyuluhan, brosur, leaflet, poster, buku saku dll
Pelayanan Kesehatan Preventif
Mengutamakan pencegahan penyakit dengan
memperhatikan sanitasi lingkungan, skrining penyakit
menular dan menggunakan alat pelindung diri saat
menjalankan tugas
Pelayanan Kesehatan Kuratif
Pengobatan penyakit di ruang klinik, rawat inap, isolasi di
Lapas/Rutan oleh Petugas Kesehatan

d.

Pelayanan Kesehatan Rehabilitatif


1)

Rehabilitasi Medik
Pemulihan penyakit tertentu secara medis

melalui tindakan dan pengobatan oleh dokter/perawat


di

Klinik Lapas/Rutan atau di luar Lapas/Rutan

2) Rehabilitasi Sosial

Pemulihan perilaku dalam kehidupan sosial, seperti


pembekalan kerohanian, dukungan sesama penderita
(Terapeutik Community (TC), Peer Educator (PE),
Kelompok Dukungan Sebaya (KDS))

PENGORGANISASIAN PELAYANAN KESEHATAN


JEJARING

KEMENTERIAN
HUKUM DAN HAM

KEMENTERIA
N KESEHATAN

JEJARING

DITJENPAS

DITJEN DI
KEMENKES

JEJARING

KANTOR
WILAYAH

DINKES
PROPINSI

JEJARING

LAPAS/RUTAN

SUDINKES
KAB/KOTA

JEJARING

PETUGAS
KESEHATAN

FASYANKES

10

PERIZINAN PELAYANAN KESEHATAN


DI LAPAS/RUTAN
a. Ijin Operasional Klinik dan Laboratorium
- Diajukan keDinkes Kab/Kota jika persyaratan
SDM, Bangunan dan Peralatan telah tersedia
- Berlaku untuk 5 tahun dan dapat diperpanjang
- Ijin Laboratorium diajukan ke Balai Laboratorium
Kesehatan (BLK) setiap 5 tahun
b. Ijin Praktek Dokter dan Perawat
Diajukan ke Dinkes Kabupaten/Kota, berlaku 5 tahun
dan dapat diperpanjang
11

PENATALAKSANAAN
PELAYANAN KESEHATAN
DI UPT PEMASYARAKATAN

12

KETENTUAN UMUM
Prinsip-prinsip umum yang perlu diperhatikan dan
dilaksanakan oleh tenaga-tenaga kesehatan di UPT
Pemasyarakatan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi
Tahanan dan WBP adalah :
- Tanggung jawab atas semua kegiatan dalam pelayanan
kesehatan tahanan dan WBP berada pada Kepala UPT
- Hak dan kewajiban Dokter sesuai UU No. 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran
Terdiri dari :
1. Aspek Teknis medis
2. Aspek Medikolegal
13

TAHAP PELAYANAN KESEHATAN


TAHANAN DAN WBP
Pelayanan Kesehatan Awal bagi WBP dan Tahanan Baru
Masuk ke Lapas dan Rutan
- Pemeriksaan Kesehatan dalam 24 jam pertama
Berita Acara Pemeriksaan (BAP)
- Mengisi Status Medis Yang Bersangkutan
- Skrinning Penyakit Menular (Form TB, HIV dan IMS)
2. Pelayanan Kesehatan Selama WBP dan Tahanan berada
di Lapas dan Rutan
- Petugas Kesehatan secara aktif melakukan
pemeriksaan ke blok hunian
- WBP dan Tahanan datang untuk memeriksakan
kesehatan ke Poliklinik di Lapas/Rutan
1.

14

3. Pelayanan Kesehatan bagi WBP yang akan bebas


dari Lapas dan Rutan
- Pemeriksaan Kesehatan saat itu
- Bila Ybs. masih dalam pengobatan untuk memastikan
kelangsungan pengobatannya, bila Bebas Murni dapat
bekerjasama dengan LSM terkait atau bila Bebas Bersyarat
bekerjasama dengan Petugas Bapas

4. Penanganan tahanan atau WBP yang meninggal di dalam


Lapas dan Rutan
- Petugas Kesehatan memastikan tanda-tanda kematian
- Membuat Surat Keterangan Kematian dan Berita Acara
Kematian
- Mengisi Buku Catatan/Register Kematian dan diketahui
oleh Pejabat terkait
15

Pendaftaran
Poli
Umum
Rawat
Inap
Poliklinik
Lapas/Ruta
n
- Buku Register G
- Kartu Status
- Catatan Medis

Sembuh

Meninggal

- Buku Register -Buku Register G


G
- Resume Medis
- Resume Medis - BA Kematian
- SK Kematian

Kembali ke

Blok
Hunian

Diserahkan
kepada

Keluarga

- BA Penyerahan Jenazah
- BA Penyerahan Barang
Alm.
-BA Pemakanan
oleh
Lps/Rtn

Dimakamkan
oleh Lps/Rtn

Poli
Gigi
Instansi
Penahan
Bila Tahanan
Rumah
Sakit
Rujukan

Sembuh
- Buku Register G
- Surat Pengambilan
Pasien
- Resume Rumah Sakit

Kembali ke

Blok
Hunian
Di Lps/Rtn

-BA Pemakanan
oleh
Lps/Rtn

Rawat
Jalan
- Buku Register G
- Buku Ekspedisi
- Buku Pengiriman
Pasien
- Surat Rujukan
- Jawaban Konsultasi
Dokter

Meninggal
- Buku Register G
- Resume Rumah
Sakit
- BA Kematian
- SK Kematian

Diserahkan
kepada

-Buku Register
Harian
- Kartu Status

Penyerahan
Obat
-Buku Stock
Obat
- Resep Dokter

Kembali Ke
Blok Hunian di
Rtn/Lps

Keluarga
- BA Serah Terima
Jenazah
Barang Alm.

Dimakamkan
oleh Lps/Rtn

16

JENIS PELAYANAN KESEHATAN


1. Pelayanan Kesehatan Umum Dan Gigi
2. Pelayanan Khusus
a. Pengendalian TB
b. Pengendalian HIV-AIDS
c. Pengendalian IMS
d. Penanganan Wabah

17

JEJARING DAN SISTEM RUJUKAN


JEJARING
Kerjasama internal dan lintas sektor yang berkaitan dengan
layanan kesehatan

SISTEM RUJUKAN
Rangkaian kegiatan mulai pemeriksaan Fisik, Pengobatan sampai
Tindak Lanjut Pengobatan yang diperlukan sesuai dengan
indikasi

18

DEFINISI
Apabila tidak dilakukan akan menyebabkan pasien tidak
tertangani yang dapat berakibat pada kematian atau kecacatan
KRITERIA
Kepala
: Trauma Sedang dan Berat dengan atau tanpa
perdarahan, Stroke, Fraktur Rahang, Dislokasi
Mandibula, Flegmon dll
THT
: Perdarahan berat, Obstruksi Laring dll
Leher
: Fraktur, Trauma, Perdarahan dll
Thorax
: Trauma Tajam/Tumpul, Perdarahan dll
Paru
: Asthma Berat, Perdarahan, Sumbatan Jalan
Nafas dll
Jantung
: Serangan Jantung, Perdarahan Angina Pektoris
(Nyeri Dada), Takikardia dll
19

Abdomen
Hati
Ginjal
Genital

Ekstremitas
Ggn. Jiwa

Kead.Shock
Penurunan
Kulit
Pembuluh

: Kolik/Nyeri Berat, Diare + Dehidrasi Berat,


Trauma Tajam/Tumpul, Perforasi Usus dll
: Ascites, Perdarahan, Kolik Empedu dll
: Kolik, Perdarahan, Anuria dll
: Hernia Scrotalis/Inguinalis/Femoralis Incarserata,
Luka Terbuka, Ruptur Uretra, Torsio Testis,
Inpartu, Abortus dll
: Fraktur Terbuka/Tertutup, Perdarahan, Dislokasi
Sendi dll
: Gaduh Gelisah, Percobaan Bunuh Diri (Gantung
diri, Sayatan pada Pergelangan Tangan, Minum
Racun, Overdosis Obat) dll
: Anafilaktik, Hypovolemik, Septik, Neurogenik,
Kardiogenik dll
: Koma, PreKoma, Status Epileptik, Pre Eklampsia,
Kesadaran Eklampsia dll
: Luka Bakar Sedang dan Berat, Alergi Berat, Steven
Johnson Syndrom dll
: Hipertensi Emerg.dan Urgensi, Hematemesis, Melena dll
20

ALUR RUJUKAN
PASIEN GAWAT DARURAT
NARAPIDANA/TAHANAN DI LAPAS/RUTAN
Pasien Gawat Darurat di Poliklinik Lapas/Rutan

Pemeriksaan oleh Petugas Kesehatan

Diagnosis dan Pertolongan Pertama pada Kondisi Gawat Darurat

Rekomendasi Rujukan Dokter

Kepala UPT

Pendamping Medis

Pihak Penahan
-Informasi
-Permintaan Pengawalan

Pengawalan
-Petugas Keamanan Lapas/Rutan
-Polisi (Bila Memungkinkan)

Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Rujukan Terdekat

Rawat Inap dengan


Pengawalan Polisi
Kembali ke Lapas/Rutan

21

DEFINISI
Jika tidak dilakukan, pasien tidak tertangani dengan baik dan
dapat berakibat terjadinya komplikasi sesuai derajat berat
ringannya penyakit dan dapat berujung pada kecacatan/kematian
KRITERIA
Membutuhkan Pemeriksaan Penunjang seperti Foto Rontgen,
USG, EKG, Echo, Endoskopi, CT Scan, Colonoscopy dll
Membutuhkan penanganan lebih lanjut yang bersifat
spesialistik
Membutuhkan pemeriksaan rutin atas dasar Medical Record
sebelumnya
Membutuhkan penanganan lanjutan karena keterbatasan sarana
dan prasarana
22

ALUR RUJUKAN
PASIEN ELEKTIF / TERENCANA
NARAPIDANA/TAHANAN DI LAPAS/RUTAN
Pasien Elektif/Terencana di
Poliklinik Lapas/Rutan

Narapidana/Tahanan Mengajukan
Permohonan kepada UPT

Disposisi Kepala UPT

Pemeriksaan dan Terapi Sementara


oleh Dokter Lapas/Rutan

Rekomendasi Rujukan Dokter


Kepala UPT

Mekanisme Second Opinion


Tahanan
Melengkapi:
-Surat Pernyataan Pembiayaan bermaterai
- Surat jaminan Tidak melarikan diri

Narapidana
Melengkapi:
-Surat Pernyataan Pembiayaan bermaterai
- Surat jaminan Tidak melarikan diri

Menginformasikan
kepada pihak penahan
Pihak Penahan yang
memberangkatkan

Pihak Lapas/Rutan yang


memberangkatkan dengan
Ijin tertulis pihak penahan

Kembali ke Lapas/Rutan

Pengawalan
-Petugas Keaman Lapas/Rutan
- Polisi

23

PENGENDALIAN INFEKSI
DAN KEWASPADAAN STANDAR
PENGENDALIAN INFEKSI
Upaya meminimalkan risiko penularan penyakit di
Lapas/Rutan
KEWASPADAAN STANDAR
Metode penanganan untuk meminimalisir paparan
darah dan cairan tubuh tanpa memperdulikan status
infeksi

24

25

Ditjenpas merumuskan tiga program pokok di dalam

Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV/AIDS


periode 2010-2014 sebagai respon atas situasi HIV/AIDS
yang memerlukan penanganan, perawatan, dan
pengobatan.
Tiga program pokok tersebut adalah :
1. Pelayanan sosial
2. Pencegahan, pengobatan, dan perawatan HIV/AIDS
3. Penelitian dan pengembangan

26

PELAYANAN SOSIAL
Pelayanan sosial merupakan proses pemulihan masalah sosial

dan sebagai bagian dari usaha pemenuhan hak-hak WBP dan


Tahanan.
Tujuan : terpenuhinya kebutuhan layanan pemulihan dan
kemandirian sosial WBP dan Tahanan
UPT Pemasyarakatan menyediakan beberapa pilihan pelayanan
sosial, yaitu :
1. Pembinaan norma sosial dan kekeluargaan
2. Pendidikan sosial lintas budaya (cross-cultural)
3. Pembinaan sosial kemasyarakatan melalui konseling
kelompok dan perorangan
4. Pembinaan keterampilan usaha
27

Dalam memberikan pelayanan sosial, Ditjenpas bekerjasama

dengan Dinas Sosial, Kanwil Kementerian Agama, Dinas


Pendidikan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan, serta Satuan Kerja Pemerintah
Daerah (SKPD) lain sesuai kebutuhan.
Kegiatan pokok :
1. Penerbitan dan implementasi pedoman teknis pelayanan
sosial di UPT Pemasyarakatan pada tahun 2010
2. Melaksanakan kegiatan masa pengenalan lingkungan yang
berbasis pada norma-norma pemasyarakatan
3. Memberikan layanan pemeriksaan kesehatan bagi WBP
dan tahanan baru serta melanjutkan pada layanan VCT
atau skrining TBC sesuai kebutuhan
28

4.

5.
6.

Bekerjasama dengan sektor terkait untuk melaksanakan


kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a.
Pembinaan kepribadian yang terdiri dari kerohanian,
olah raga kesenian dan pendidikan
b.
Pembinaan kemandirian yang terdiri dari latihan kerja
dan keterampilan
c.
Pembinaan lanjutan melalui bimbingan kerja,
penyuluhan dan konseling baik individual maupun
kelompok
Memberikan layanan konseling perorangan bagi WBP dan
tahanan yang berada pada masa menjelang bebas
Memberikan pendampingan bagi klien pemasyarakatan
untuk layanan lanjutan kesehatan sesuai kebutuhan dan
adaptasi norma serta sosial di masyarakat umum
29

PENCEGAHAN, PENGOBATAN,
DAN PERAWATAN HIV/AIDS
Terdiri atas beberapa sub kegiatan :

Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang


pencegahan, pengobatan, dan perawatan HIV/AIDS dan
infeksi oportunistik
2. Layanan klinis pengendalian penularan melalui kegiatan
konseling dan tes HIV (VCT/PICT), skrining tuberculosis
(TBC) dan IMS
3. Membuka akses bagi WBP, tahanan, dan petugas
pemasyarakatan terhadap materi pencegahan penularan HIV
dan infeksi oportunistik
4. Dukungan, perawatan, dan pengobatan HIV/AIDS serta
infeksi oportunistik
1.

30

1. KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI (KIE)


TENTANG PENCEGAHAN, PENGOBATAN, DAN
PERAWATAN HIV/AIDS DAN INFEKSI OPORTUNISTIK
KIE adalah media dan pendekatan pelaksanaan layanan

pendidikan dan informasi bagi WBP dan tahanan terkait


dengan usaha pencegahan penularan HIV dan infeksi
oportunistik.
Tujuan : terjadinya penerapan pola hidup sehat di
kalangan WBP dan tahanan agar memiliki risiko yang
rendah terhadap penularan HIV dan infeksi oportunistik
lainnya.

31

Kegiatan pokok :
a.
b.
c.
d.

e.
f.

Tatalaksana KIE HIV dan IO diintegrasikan ke dalam


sistem dan pola pembinaan pemasyarakatan
Penguatan kapasitas teknis petugas UPT Pemasyarakatan
Pengorganisasian dan mobilisasi sumberdaya untuk
pelaksanaan KIE di masing-masing UPT Pemasyarakatan
Peningkatan partisipasi WBP dan tahanan melalui
pendekatan pendidik sebaya atau model yang udah
berjalan dan dinilai efektif
Pasokan alat dan bahan untuk mendukung efektivitas
pelaksanaan KIE
Bimbingan teknis bagi UPT Pemasyarakatan oelh Kanwil
Kemenkumham dan Ditjenpas
32

2. KOMUNIKASI, LAYANAN KLINIS PENGENDALIAN


PENULARAN MELALUI KEGIATAN KONSELING DAN
TES HIV (VCT/PICT), SKRINING TUBERCULOSIS
(TBC) DAN IMS
Tujuan : memperkuat usaha memutus mata rantai

penularan HIV, TBC, dan IMS di UPT Pemasyarakatan,


serta menurunkan tingkat kesakitan dan kematian WBP
dan tahanan.
Kegiatan pokok :
a. Membangun dan memperkuat kerjasama dengan
Dinas Kesehatan, RS, dan Puskesmas setempat
untuk ketersediaan layanan konseling dan tes HIV,
TBC, dan IMS
33

Mempromosikan layanan kepada WBP dan tahanan


c. Setiap UPT Pemasyarakatan memastikan tentang
ketersediaan petugas terlatih untuk melaksanakan layanan
minimum :
1)
Satu orang tenaga terlatih konseling
2)
Satu orang tenaga terlatih untuk dukungan,
perawatan, dan pengobatan HIV/AIDS lanjutan
d. Menjamin adanya kendali mutu layanan yang dilakukan
oleh jajaran Ditjenpas bersama mitra kerja terkait
b.

34

3. AKSES BAGI WBP, TAHANAN, DAN PETUGAS


PEMASYARAKATAN TERHADAP MATERI
PENCEGAHAN PENULARAN HIV DAN INFEKSI
OPORTUNISTIK
Tujuan : tersedianya material pencegahan penularan

HIV dan IO di lingkungan UPT Pemasyarakatan


prioritas yang dapat diakses oleh WBP dan tahanan.
Kegiatan pokok :
a. Menginventarisir kebutuhan dan mekanisme yang
tepat dalam penyediaan material pencegahan
penularan HIV dan IO serta penyehatan lingkungan
bagi WBP dan tahanan

35

b. Menyusun pedoman teknis penyediaan material

pencegahan penularan HIV dan IO serta penyehatan


lingkungan
c. Sosialisasi di lingkungan UPT Pemasyarakatan tentang
ketersediaan material pencegahan penularan HIV dan IO
serta penyehatan lingkungan
d. Advokasi dan kerjasama dengan pemerintah setempat dan
sektor/lembaga terkait lainnya
e. Supervisi, pembimbingan teknis, monitoring dan evaluasi
pelaksanaan layanan material pencegahan infeksi dan
penyehatan lingkungan

36

4. DUKUNGAN, PERAWATAN, DAN PENGOBATAN


HIV/AIDS SERTA INFEKSI OPORTUNISTIK
Dukungan merupakan usaha untuk membantu ODHA

memperkuat/mempertahankan kepercayaan diri, nilai


dan tanggung jawab sosial, biasanya dilakukan atas
bantuan konselor/keluarga/kelompok dukungan
sebaya/petugas kesehatan.
Perawatan
adalah upaya meningkatkan atau
mempertahankan kesehatan ODHA agar memperkecil
risiko penularan penyakit tertentu.
Pengobatan dilaksanakan oleh petugas medis/kesehatan
sebagaimana hasil tes diagnostik agar membantu
ODHA memulihkan/mempertahankan kesehatannya.
37

Kegiatan pokok :
a.

b.

c.

d.
e.

f.

Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan


layanan perawatan, dukungan, dan pengobatan HIV/AIDS dan IO
yang berkesinambungan di UPT Pemasyarakatan
Meningkatkan kapasitas teknis dan pengelolaan layanan
perawatan, dukungan, dan pengobatan HIV/AIDS dan IO yang
berkesinambungan bagi petugas UPT Pemasyarakatan
Membangun kerjasama dengan Dinas Kesehatan, RS Pusat
Rujukan ARV, dan Puskesmas di masing-masing wilayah UPT
Pemasyarakatan
Membuat pedoman perawatan paliatif berbasis Lapas/Rutan
Membentuk kelompok dukungan sebaya, memberikan pelatihan
dan pendampingan teknis pelaksanaan perawatan dan
pendampingan bagi sesama ODHA
Menjamin adanya kendali mutu layanan yang dilakukan oleh
jajaran Ditjenpas bersama mitra terkait melalui kegiatan supervisi,
bimbingan teknis, dan monitoring serta evaluasi
38

10 BESAR JENIS PENYAKIT DI LAPAS/RUTAN


a. Infeksi Saluran Nafas
b. Penyakit Kulit
c. Penyakit Gangguan Saluran Cerna
d. Gejala dan Penyakit TB
e. Kasus HIV AIDS
f. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
g. Penyakit Susunan Saraf
h. Penyakit Mata
i. Penyakit Menular Sexual
j. Penyakit Gangguan Jiwa
39

REKAPITULASI SDM KESEHATAN


SELURUH INDONESIA
TAHUN 2014
NO

TENAGA
KESEHATAN

PARUH
WAKTU

PURNA
WAKTU

124

161

25

52

179

561

DOKTER UMUM

DOKTER GIGI

PERAWAT

PSIKOLOG/PSIKIAT
ER

10

APOTEKER

BIDAN

AHLI GIZI

336

790

TOTAL

40

41

PENGERTIAN
Anak

: Seseorang yang belum berusia 18 tahun,


termasuk anak yang masih dalam
kandungan

Lansia

: Seseorang yang telah mencapai usia 60


tahun keatas

42

DATA JUMLAH LAPAS ANAK DAN NARAPIDANA ANAK


S.D BULAN MEI 2015
JUMLAH LAPAS
ANAK
19

NARAPIDANA ANAK
1.777

43

Anak Didik Pemasyarakatan (Andikpas) pada dasarnya

mempunyai hak yang sama dengan anak-anak lainnya


Prinsip penting dalam memenuhi hak-hak anak sebagaimana
tercantum dalam Konvensi Hak-hak Anak (KHA) maupun
UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak adalah :
1. Non diskriminasi
2. Kepentingan yang terbaik untuk anak
3. Hak hidup, kelangsungan hidup dan tumbuh kembang
4. Penghargaan terhadap pendapat anak
Andikpas membutuhkan pembinaan khusus di Lapas Anak,
mengingat mereka masih dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan
44

PERMASALAHAN KESEHATAN ANDIKPAS


DI LAPAS/RUTAN
1. Masalah Kondisi Lingkungan
a.

b.

c.

Penempatan andikpas di Lapas/Rutan dewasa akan


sangat mempengaruhi kondisi fisik dan
psikososialnya
Berisiko tinggi terhadap berbagai gangguan
kesehatan, khususnya bagi andikpas yang
ditempatkan di UPT yang memiliki kelebihan
kapasitas
Kondisi fisik bangunan belum memenuhi persyaratan
Undang-undang Tata Ruang Bangunan, sehingga
dapat menimbulkan rasa ketidaknyamanan bagi
andikpas
45

d.
e.

f.

Fasilitas sanitasi belum sesuai standar


Sarana perorangan yang digunakan andikpas juga
belum memadai
Setiap andikpas rentan terhadap berbagai
permasalahan kesehatan, diantaranya infeksi kulit,
ISPA, diare, penyakit gigi dan mulut, infeksi
telinga, hidung dan tenggorokan, Tuberkulosis,
infeksi saluran kencing, PMS, serta HIV-AIDS

2. Masalah Penyelenggaraan Makanan


a.

b.

Terbatasnya ketersediaan air bersih untuk proses


pengolahan makanan
Peralatan untuk memasak sangat terbatas
46

c.

d.

e.

Proses pengolahan makanan belum memenuhi


syarat kesehatan
Kandungan energi yang terkandung dalam
makanan yang diberikan kepada andikpas belum
sesuai dengan kebutuhan
Biaya makan yang disediakan belum cukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi dan kalori andikpas

3. Masalah Kesehatan Jiwa dan Perilaku


a.
b.

Gangguan pola tidur


Gangguan psikosomatis, yaitu keluhan fisik yang
diakibatkan tekanan psikis
47

c.

d.

e.

Gangguan tingkah laku / skizoprenia, yaitu


ketidaksesuaian antara tingkah laku dan pikiran
Perilaku berisiko, seperti pembuatan tatto,
pemasangan aksesori pada alat kelamin, dan
penyimpangan perilaku sosial
Aktivitas sehari-hari di Lapas belum sepenuhnya
mendukung proses tumbuh kembang andikpas

4. Masalah pelayanan kesehatan

Pada umumnya di Lapas/Lapas Anak/Rutan belum


tersedia tenaga kesehatan maupun tenaga profesional
yang terkait dengan tumbuh kembang andikpas, seperti
psikiater, psikolog anak, konselor dan pekerja sosial
48

SOLUSI PERMASALAHAN KESEHATAN ANAK


DI LAPAS/RUTAN
1.

Menciptakan lingkungan yang sesuai dengan prinsip Ramah


Anak, antara lain :
a.
Penyediaan sarana/tempat bermain dan ruang kreatifitas
bagi andikpas
b.
Tampilan fisik bangunan yang tidak menimbulkan rasa
takut pada andikpas
c.
Penyediaan ruang khusus konseling yang tidak terlalu
jauh dari kamar hunian, nyaman dan dapat menjamin
privasi anak, serta dalam jangkauan pemantauan
pengamanan
d.
Penyediaan ruang kunjungan keluarga yang nyaman,
bersih dan dapat meningkatkan kualitas
hubungan/kedekatan anak dengan orang tua

49

e.

f.

g.

h.

2.

3.

Penempatan andikpas di Lapas/Rutan dewasa dipisahkan


dari narapidana dan tahanan dewasa
Petugas tidak memperlihatkan benda-benda yang
berhubungan dengan kekerasan, seperti senjata api, senjata
tajam, borgol
Pada saat kegiatan pelaksanaan pembinaan, petugas tidak
menggunakan pakaian dinas harian
Dalam melaksanakan proses pembinaan, petugas
memposisikan diri sebagai orang tua asuh

Makanan yang diberikan kepada andikpas harus memenuhi


angka kecukupan gizi yang telah ditetapkan (2.250 kalori),
ditambah dengan susu (204 kalori)
Penyediaan tenaga profesional di Lapas Anak, seperti psikiater,
psikolog, konselor, pekerja sosial dan pembimbing keagamaan
50

PERMASALAHAN KESEHATAN LANSIA


DI LAPAS/RUTAN
1. Masalah Kondisi Lingkungan

Lansia berisiko tinggi mengalami berbagai gangguan


kesehatan, khususnya di Lapas/Rutan yang over
kapasitas
b.
Fasilitas sanitasi belum sesuai standar kebutuhan
lansia
2. Masalah Kesehatan Akibat Kondisi Lanjut Usia
a.
Rentan terhadap gangguan pencernaan
b.
Gangguan saluran kemih
c.
Mudah terjangkit penyakit-penyakit maupun infeksi
a.

51

3. Masalah Kesehatan Jiwa dan Perilaku


a.
b.
c.

Gangguan Pola Tidur


Gangguan Psikosomatis
Gangguan Tingkah Laku dan Penurunan Daya
Ingat

52

SOLUSI PERMASALAHAN KESEHATAN


LANSIA DI LAPAS/RUTAN
1. Solusi atas Masalah Kesehatan Akibat Kondisi

Lingkungan
a.
Penempatan yang bersih dan tidak padat penghuni
b. Diutamakan penempatan di lantai dasar dan dekat
dengan pengawasan petugas
c.
Penyediaan sarana/fasilitas sesuai kebutuhan
d. Melakukan penyuluhan kesehatan dan peningkatan
kebersihan lingkungan

53

2. Solusi atas Masalah Kesehatan Akibat Kondisi Lanjut

Usia
a.

b.

c.
d.
e.

f.

Melakukan pemeriksaan dan pengobatan secara


rutin
Penyediaan tenaga pendampingan sebagai
pengawas minum obat
Penyediaan makanan sesuai dengan kebutuhan
Penyediaan alat bantu yang diperlukan
Melakukan rujukan spesialistik ke Rumah Sakit
Rujukan
Mendorong pemberdayaan keluarga untuk
mendukung upaya pemenuhan kesehatan lansia
54

3. Solusi atas Masalah Kesehatan Jiwa dan Perilaku


a.

b.
c.
d.
e.
f.

g.

Pengobatan sesuai jenis gangguan dan keluhan


lansia
Memaksimalkan dukungan keluarga lansia
Pendampingan oleh petugas atau keluarga
Pelayanan konseling terhadap lansia
Mengisi waktu luang dengan kegiatan rekreatif
Meningkatkan potensi lansia dalam kegiatan
keterampilan dan latihan kerja
Meningkatkan pembinaan kerohanian

55

56

Anda mungkin juga menyukai