Jtptunimus GDL Nuniekwula 6520 3 Babii
Jtptunimus GDL Nuniekwula 6520 3 Babii
TINJAUAN PUSTAKA
a. Faktor ibu
1) Penyakit
a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan
antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung
kemih.
b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual,
hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.
c) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.
2) Ibu
a) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada
usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1
tahun).
c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
3) Keadaan sosial ekonomi
a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal
ini dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang
kurang.
b) Aktivitas fisik yang berlebihan
c) Perkawinan yang tidak sah
b. Faktor janin
Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik
(inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan
kembar.
c. Faktor plasenta
Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa,
solutio plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik),
ketuban pecah dini.
d. Faktor lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di
dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.
10
memerlukan
perawatan
khusus
karena
mempunyai
untuk
mempertahankan
panas
dan
kesanggupan
menambah produksi panas sangat terbatas karena pertumbuhan otototot yang belum cukup memadai, ketidakmampuan untuk menggigil,
sedikitnya lemak subkutan, produksi panas berkurang akibat lemak
coklat yang tidak memadai, belum matangnya sistem saraf pengatur
suhu tubuh, rasio luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibanding
berat badan sehingga mudah kehilangan panas.
b. Gangguan pernafasan
Akibat dari defisiensi surfaktan paru, toraks yang lunak dan otot
respirasi yang lemah sehingga mudah terjadi periodik apneu.
Disamping itu lemahnya reflek batuk, hisap, dan menelan dapat
mengakibatkan resiko terjadinya aspirasi.
c. Imaturitas imunologis
Pada bayi kurang bulan tidak mengalami transfer IgG maternal
melalui
plasenta
selama
trimester
ketiga
kehamilan
karena
11
gangguan
konjugasi
dan
ekskresi
bilirubin
Hal
ini
menghambat
metabolisme
glukosa
dan
12
5. Penatalaksanaan BBLR
Konsekuensi dari anatomi dan fisiologi yang belum matang
menyebabkan bayi BBLR cenderung mengalami masalah yang bervariasi.
Hal
ini
harus
diantisipasi
dan
dikelola
pada
masa
neonatal.
13
14
d. Hidrasi
Bayi resiko tinggi sering mendapat cairan parenteral untuk
asupan tambahan kalori, elektrolit, dan air. Hidrasi yang adekuat
sangat
penting
pada
bayi
preterm
karena
kandungan
air
ekstraselulernya lebih tinggi (70% pada bayi cukup bulan dan sampai
90% pada bayi preterm). Hal ini dikarenakan permukaan tubuhnya
lebih luas dan kapasitas osmotik diuresis terbatas pada ginjal bayi
preterm yang belum berkembang sempurna sehingga bayi tersebut
sangat peka terhadap kehilangan cairan.
e. Nutrisi
Nutrisi yang optimal sangat kritis dalam manajemen bayi BBLR
tetapi terdapat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi mereka
karena berbagai mekanisme ingesti dan digesti makanan belum
sepenuhnya berkembang. Jumlah, jadwal, dan metode pemberian
nutrisi ditentukan oleh ukuran dan kondisi bayi. Nutrisi dapat
diberikan melalui parenteral ataupun enteral atau dengan kombinasi
keduanya.
Bayi preterm menuntut waktu yang lebih lama dan kesabaran
dalam pemberian makan dibandingkan bayi cukup bulan. Mekanisme
oral-faring dapat terganggu oleh usaha memberi makan yang terlalu
cepat. Penting untuk tidak membuat bayi kelelahan atau melebihi
kapasitas mereka dalam menerima makanan. Toleransi yang
berhubungan dengan kemampuan bayi menyusu harus didasarkan
pada evaluasi status respirasi, denyut jantung, saturasi oksigen, dan
variasi dari kondisi normal dapat menunjukkan stress dan keletihan.
Bayi akan mengalami kesulitan dalam koordinasi mengisap,
menelan, dan bernapas sehingga berakibat apnea, bradikardi, dan
penurunan saturasi oksigen. Pada bayi dengan reflek menghisap dan
menelan yang kurang, nutrisi dapat diberikan melalui sonde ke
lambung. Kapasitas lambung bayi prematur sangat terbatas dan
mudah mengalami distensi abdomen yang dapat mempengaruhi
15
Kapasitas (ml)
10-20
30-90
75-100
90-150
150-200
210-360
f. Penghematan energi
Salah satu tujuan utama perawatan bayi resiko tinggi adalah
menghemat energi, Oleh karena itu BBLR ditangani seminimal
mungkin. Bayi yang dirawat di dalam inkubator tidak membutuhkan
pakaian , tetapi hanya membutuhkan popok atau alas. Dengan
demikian kegiatan melepas dan memakaikan pakaian tidak perlu
dilakukan. Selain itu, observasi dapat dilakukan tanpa harus membuka
pakaian.
Bayi yang tidak menggunakan energi tambahan untuk aktivitas
bernafas, minum, dan pengaturan suhu tubuh, energi tersebut dapat
digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Mengurangi
tingkat kebisingan lingkungan dan cahaya yang tidak terlalu terang
meningkatkan kenyamanan dan ketenangan sehingga bayi dapat
beristirahat lebih banyak.
Posisi telungkup merupakan posisi terbaik bagi bayi preterm
dan menghasilkan oksigenasi yang lebih baik, lebih menoleransi
makanan, pola tidur-istirahatnya lebih teratur. Bayi memperlihatkan
aktivitas fisik dan penggunaan energi lebih sedikit bila diposisikan
telungkup.
PMK akan memberikan rasa nyaman pada bayi sehingga waktu
tidur bayi akan lebih lama dan mengurangi stress pada bayi sehingga
mengurangi penggunaan energi oleh bayi.
16
g. Stimulasi Sensori
Bayi baru lahir memiliki kebutuhan stimulasi sensori yang
khusus. Mainan gantung yang dapat bergerak dan mainan- mainan
yang diletakkan dalam unit perawatan dapat memberikan stimulasi
visual. Suara radio dengan volume rendah, suara kaset, atau mainan
yang bersuara dapat memberikan stimulasi pendengaran. Rangsangan
suara yang paling baik adalah suara dari orang tua atau keluarga, suara
dokter, perawat yang berbicara atau bernyanyi. Memandikan,
menggendong, atau membelai memberikan rangsang sentuhan.
Rangsangan suara dan sentuhan juga dapat diberikan selama
PMK karena selama pelaksanaan PMK ibu dianjurkan untuk
mengusap dengan lembut punggung bayi dan mengajak bayi berbicara
atau dengan memperdengarkan suara musik untuk memberikan
stimulasi sensori motorik, pendengaran, dan mencegah periodik
apnea.
h. Dukungan dan Keterlibatan Keluarga
Kelahiran bayi preterm merupakan kejadian yang tidak
diharapkan dan membuat stress bila keluarga tidak siap secara emosi.
Orang tua biasanya memiliki kecemasan terhadap kondisi bayinya,
apalagi perawatan bayi di unit perawatan khusus mengharuskan bayi
dirawat terpisah dari ibunya. Selain cemas, orang tua mungkin juga
merasa bersalah terhadap kondisi bayinya, takut, depresi, dan bahkan
marah. Perasaan tersebut wajar, tetapi memerlukan dukungan dari
perawat.
Perawat dapat membantu keluarga dengan bayi BBLR dalam
menghadapi krisis emosional, antara lain dengan memberi kesempatan
pada orang tua untuk melihat, menyentuh, dan terlibat dalam
perawatan bayi. Hal ini dapat dilakukan melalui metode kanguru
karena melalui kontak kulit antara bayi dengan ibu akan membuat ibu
merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam merawat bayinya.
Dukungan lain yang dapat diberikan perawat adalah dengan
17
stabil
dapat
menganggu
penyerapan
nutrisi
yang
18
beberapa
keadaan
yang
dapat
menyebabkan
19
steroid
atau
dexamethasone
dapat
20
21
22
23
24
kain
panjang,
25
26
a. PMK intermitten
PMK tidak diberikan sepanjang waktu tetapi hanya dilakukan
jika ibu mengunjungi bayinya yang masih dalam perawatan di
inkubator dengan durasi minimal 1 jam secara terus menerus dalam 1
hari. Metode ini dilakukan di fasilitas unit perawatan khusus ( level 2)
dan intensif ( level 3).
b. PMK kontinu
PMK yang diberikan sepanjang waktu yang dapat dilakukan di
unit rawat gabung.
6. Komponen Perawatan Metode Kanguru
Empat komponen yang terdapat dalam PMK meliputi :
a. Kangarooo position (posisi)
Bayi diletakkan diantara payudara dengan posisi tegak, dada
bayi menempel ke dada ibu. Posisi ini disebut juga dengan kontak
kulit ke kulit antara ibu dengan bayinya. Posisi bayi diamankan
dengan menggunakan baju kanguru atau kain panjang. Kepala bayi
dipalingkan ke sisi kanan atau kiri dengan posisi sedikit tengadah
(ekstensi). Posisi kepala seperti ini bertujuan untuk menjaga agar
saluran nafas bayi tetap terbuka dan memberi peluang terjadinya
kontak mata antara ibu dan bayi. Hindari posisi kepala terlalu fleksi
atau ekstensi. Tungkai bayi haruslah dalam posisi kodok (frog
position), tangan harus dalam posisi fleksi.
Ikatkan dengan kuat
27
2) Topang bagian bawah rahang bayi dengan ibu jari dan jari-jari
lainnya agar kepala bayi tidak tertekuk dan tak menutupi saluran
napas ketika bayi berada pada posisi tegak.
3) Tempatkan tangan lainnya di bawah pantat bayi.
28
29
1) Dukungan emosional
Ibu memerlukan dukungan dari keluarga untuk melakukan
PMK.
2) Dukungan fisik
Istirahat dan tidur yang cukup sangat penting bagi ibu agar
dapat melakukan PMK.
3) Dukungan edukasi
Pemberian informasi yang dibutuhkan sangat penting bagi
ibu dan keluarganya agar dapat memahami seluruh proses PMK
dan manfaatnya. Hal ini menentukan keberhasilan ibu dalam
melakukan PMK baik di rumah sakit ataupun di rumah.
Melaksanakan PMK sebaiknya keputusan sendiri dari ibu setelah
memahami PMK dan bukan dianggap suatu kewajiban.
d. Kangaroo discharge (pemulangan)
Bayi diperbolehkan pulang dengan tetap dilakukan PMK
dirumahnya. Lingkungan keluarga sangat penting untuk kesuksesan
PMK. Bayi dapat dipulangkan dari rumah sakit ketika telah memenuhi
kriteria :
1) Kesehatan bayi secara keseluruhan dalam kondisi baik, tidak ada
apneu atau infeksi.
2) Bayi dapat minum dengan baik ( menyusui atau menggunakan
gelas).
3) Berat bayi telah kembali ke berat awal dan selalu bertambah
(kurang lebih 15 gram/kg/hr) selama 3 hari berturut-turut.
4) Ibu mampu merawat bayi dapat datang secara teratur untuk
melakukan follow-up.
7. Faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan PMK
Ada 10 langkah menuju keberhasilan perawatan metode kanguru
yaitu (Haksari, 2010) :
30
dilakukannya
PMK untuk
kebutuhan bayi
akan
31
a. Rumah sakit yang tidak memiliki fasilitas untuk merawat bayi BBLR.
Pada keadaan ini PMK merukan satu-satunya pilihan perawatan
karena jumlah inkubator dan perawat tidak memadai.
b. Rumah sakit yang memiliki tenaga dan fasilitas tetapi terbatas dan
tidak mampu merawat semua bayi BBLR. PMK menjadi pilihan jika
dibandingkan dengan perawatan konvensional dengan menggunakan
inkubator.
c. Rumah sakit yang memiliki tenaga dan fasilitas yang memadai disini
PMK bermanfaat untuk meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi,
mengurangi resiko infeksi, meningkatkan ASI, dan mempersingkat
lama perawatan di rumah sakit.
C. Perinatologi
1. Pengertian
Ilmu perinatologi merupakan ilmu perpaduan antara obstetri dan
ilmu penyakit anak dengan memperlakukan janin dalam rahim sebagai
penderita, memerlukan perhatian khusus pada kehamilan umur 20 minggu
sampai 28 hari setelah persalinan (Manuaba, 2003).
Perinatologi bersumber dari angka mortalitas dan morbiditas
perinatal yang masih tinggi. Di negara maju disebabkan oleh adanya
kelainan kongenital sedangkan di negara berkembang disebabkan oleh
kelahiran bayi dengan berat rendah, asfiksia, dan infeksi.
2. Tujuan
Mengupayakan penurunan angka kematian neonatus dengan jalan
meningkatkan antenatal care dalam arti luas dan memberikan
pertolongan persalinan menuju well born baby dan well health mother.
Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada minggu
pertama maka digalakkan program rooming-in karena mempunyai
keuntungan yang sangat besar, yaitu :
a. Meningkatkan kemampuan perawatan bayi mandiri
b. Dapat memberikan ASI setiap saat
32
33
D. Ruang Perinatologi
1. Pengertian
Ruang perinatologi merupakan salah satu divisi Departemen Ilmu
Kesehatan Anak yang memberikan pelayanan kesehatan bagi semua bayi
baru lahir (usia 0-30 hari) terutama dengan resiko tinggi.
2. Sumber daya Ruang Perinatologi
Dokter spesialis anak sub neonatologi, perawat yang telah dibekali
ketrampilan meliputi : resusitasi neonatus, perawatan metode kanguru,
PONED/PONEK, dan manajemen laktasi, tenaga penunjang medis serta
petugas administrasi untuk pencatatan dan pelaporan.
3. Kasus yang ditangani di Ruang Perinatologi
Bayi baru lahir dengan resiko tinggi, meliputi bayi lahir dengan
asfiksia, bayi prematur dan berat lahir rendah, hiperbilirubin, bayi infeksi,
bayi dengan kelainan kongenital termasuk yang memerlukan tindakan
pembedahan.
4. Fasilitas dan pelayanan yang ada di Ruang Perinatologi
Inkubator, penghangat (Infant warmer), lampu fototerapi, peralatan
oksigenasi bayi, peralatan resusitasi, boks bayi, ruang tindakan dan
perawatan bayi, perawatan metode kanguru (PMK), ruang laktasi, dapur
susu, ruang konseling, tranfusi tukar.
34
E. Kerangka Teori
ibu,
Peralatan yang
dibutuhkan
Pelaksanaan
perawatan metode
kanguru
Persiapan pasien
Prosedur PMK
Hal-hal yg harus
diperhatikan
selama PMK
Metode
Kanguru
Pertumbuhan
fisik BBLR
Peningkatan kebutuhan
energi :
Ketidakstabilan suhu
Stress fisik
Perawatan metode
kanguru
Berat Badan
Imaturitas imunologis
Kurang aktivitas
(Sumber : Proverawati, 2011; Surasmi, 2002; Wong, 2008; Pillitteri, 2003; Jones, 2005; Depkes
RI, 2008)
35
F. Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai variasi
nilai dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti
secara empiris atau ditentukan tingkatannya (Setiadi, 2007). Dalam Penelitian
ini variabelnya adalah perawatan metode kanguru.
Adapun pengukuran variabel menggunakan cheklist berdasarkan protap
pelaksanaan perawatan metode kanguru yang ada di ruang perinatologi RSUP
Dr. Kariadi Semarang.