Anda di halaman 1dari 4

LO muchlas

1. Apa saja diagnosis banding (DD) kasus di skenario


2. Bagaimana penegakkan diagnosis dari kasus tersebut? (Dilihat dari gambaran
klinis berdasarkan kriteria diagnosis)

Jawab:
1. Diagnosis banding.
Berdasarkan gejala dan pemeriksaan pada kasus tersebut, dapat diambil beberapa
diagnosis banding berikut:
a. Gangguan hiperkinetik
Ciri-ciri utama gangguan ini adalah berkurangnya perhatian dan aktivitas
berlebih. Kedua ciri ini menjadi syarat mutlak untuk diagnosis dan haruslah
nyata/jelas.
- Kurangnya perhatian tampak jelas dari terlalu dini dihentikannya
tugas dan ditinggalkannya suatu kegiatan sebelum tuntas selesai.
Anak anak ini seringkali beralih dari satu kegiatan ke kegiatan lain,
rupanya kehilangan minat terhadap tugas yang satu, karena
-

perhatiannya tertarik pada kegiatan lainnya,


Hiperaktivitas dinyatakan dalam kegelisahan yang berlebih,
khususnya dalam situasi yang menuntut keadaan relatif tenang. Hal
ini tergantung dari situasinya mencakup anak berlari-lari atau
melompat-lompat sekeliling ruangan, terlalu banyak berbicara atau

ribut atau kegelisahan dan berputar-putar.


b. Gangguan autis,
Merupakan gangguan perkembangan pervasif yang ditandai oleh adanya
kelainan dan/atau hendaya perkembangan yang muncul sebelum usia 3 tahun,
dengan ciri kelainan fungsi dalam tiga bidang: interaksi sosial, komunikasi,
dan perilaku yang terbatas dan berulang.
- Hendaya kualitatif interaksi sosial selalu ada, dalam bentuk apresiasi
yang tidak adekuat terhadap isyarat sosio-emosional, yang tampak
sebagai kurangnya respon terhadap emosi orang lain dan/atau
-

kurangnya modulasi terhadap perilaku dalam konteks sosial.


Hendaya kualitatif dalam komunikasi, ini berbentuk kurangnya
penggunaaan keterampilan bahasa yang dimiliki di dalam hubungan

sosial, kurangnya interaksi timbal balik dalam percakapan, buruknya


keluwesan dalam bahasa ekspresif dan kreativitas dan fantasi dalam
proses pikir yang relatif kurang, dan kurangnya respon emosional
-

terhadap ungkapan verbal dan non-verbal orang lain.


Pola perilaku, minat, dan kegiatan yang terbatas, berulang, dan

streotipik.
c. Gangguan keterlambatan
Berkaitan dengan gangguan terhadap masa pertumbuhan, yakni perubahan
dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu,
maupun tahap perkembangan, yang berkaitan dengan bertambahnya
kemampuan dan struktur fungsi dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam
pola yang teratur, dimana kedua hal tersebut saling berhubungan.
d. Gangguan perkembangan khas berbicara dan berbahasa.
Merupakan perkembangan khas dimana pola normal penguasaan bahasa
terganggu sejak fase awal perkembangan. Anak dengan kondisi ini tidak
secara langsung berkaitan dengan kelainan neurologi atau mekanisme
berbicara, gangguan sensorik, retardasi mental, atau faktor lingkungan. Secara
umum terbagi atas:
- Gangguan artikulasi berbicara khas
- Gangguan berbahasa reseptif
- Gangguan berbahasa ekspresif
e. Gangguan ansietas
Ansietas pada anak perlu dievaluasi lebih lanjut. Ansietas pada GPPH dapat
merupakan gambaran sekunder, namun ansietas sendiri dapat bermanifestasi
sebagai overaktivitas dan mudah teralih perhatiannya
f. Retardasi mental
Retardasi mental adalah suatu keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau
tidak lengkap, yang terutama ditandai dengan terjadinya hendaya keterampilan
selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan
secara menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan
sosial.
Anak-anak retardasi mental dengan IQ rendah biasanya memperlihatkan
keadaan tidak dapat memusatkan perhatian bila ditempatkan pada situasi atau
lingkungan akademik yang tidak sesuai dengan kemampuan intelektualnya.
2. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan, pasien ini didiagnosis
dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif (GPPH).

Diagnosis GPPH ditegakkan dengan menggunakan kriteria diagnosis yang terdapat di


dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV Text revision
(DSM-IV TR) dari American Psychiatric Association berdasarkan Pedoman
Penggolongan Dignostik Gangguan Jiwa III (PPDGJ III) yang sesuai dengan
International Classification of Diseases X (ICD X).2
Berdasarkan DSM-IV maka kriteria diagnostik GPPH adalah sebagai berikut:
A. Salah satu dari (1) atau (2):
1) Terdapat minimal 6 (atau lebih) gejala-gejala inatensi berikut yang menetap
dan telah berlangsung sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sampai ke tingkat
yang maladaptif dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak;
a. Sering gagal untuk memberikan perhatian yang baik terhadap hal-hal yang
rinci atau sering melakukan kesalahan yang tidak seharusnya/ceroboh
terhadap pekerjaan sekolah, pekerjaan lain atau aktivitas-aktivitas lainnya.
b. Sering mengalami kesulitan untuk mempertahankan perhatian dalam
melakukan tugas tanggungjawabnya atau dalam kegiatan bermain.
c. Sering tampak tidak mendengarkan (acuh) pada waktu diajak berbicara.
d. Sering tidak mampu mengikuti aturan atau instruksi dan gagal dalam
menyelesaikan tugas-tugas sekolah, kegiatan sehari-hari atau pekerjaan di
tempat kerja (tidak disebabkan oleh karena Gangguan Perilaku Menentang
atau kesulitan untuk mengikuti instruksi).
e. Sering mengalami kesulitan dalam mengorganisasikan tugas tanggung
jawab atau aktivitas-aktivitasnya.
f. Seringkali menghindar, tidak suka atau menolak kegiatan yang
memerlukan konsentrasi lama seperti mengerjakan tugas-tugas sekolah.
g. Sering kehilangan barang-barang yang diperlukan untuk kegiatan atau
aktivitasnya (seperti mainan, pensil, buku-buku, atau peralatan-peralatan
lainnya).
h. Mudah teralih perhatiannya oleh stimulus dari luar.
i. Mudah lupa akan kegiatan yang dilakukan sehari-hari.
2) Terdapat minimal 6 (atau lebih) gejala-gejala hiperaktivitas-impulsivitas
berikut yang menetap dan telah berlangsung sekurang-kurangnya 6 (enam)
bulan sampai ke tingkat yang maladaptif dan tidak sesuai dengan tingkat
perkembangan anak;
Hiperaktivitas
a. Sering tidak bisa duduk diam atau kaki tangannya bergerak terus dengan
gelisah.

b. Sering tidak mampu duduk diam di kursi di dalam kelas atau pada situasi
dimana anak diharapkan duduk diam.
c. Sering berlari atau memanjat secara berlebihan pada situasi yang tidak
sesuai atau pada situasi-situasi yang tidak seharusnya (misalya pada
remaja atau orang dewasa, mungkin terbatas pada perasaan kegelisahan
yang subjektif)
d. Sering mengalami kesulitan dalam bermain atau dalam kegiatan
menyenangkan bersama yang memerlukan ketenangan.
e. Sering bergerak atau sepertinya digerakkan oleh mesin.
f. Sering berbicara berlebihan.
Impulsivitas
a. Sering memberi jawaban sebelum pertanyaan selesai diajukan.
b. Sering mengalami kesulitan menunggu giliran.
c. Sering menginterupsi atau menginteruksi orang lain (misalnya dalam
bermain atau berbicara dengan orang di sekitarnya).
B. Beberapa gejala hiperaktif-impulsif atau inatensi yang menyebabkan gangguan
ini sudah timbul sebelum anak berusia 7 tahun.
C. Gejala tersebut terjadi minimal pada 2 (dua) situasi atau tempat yang berbeda
(misalnya di sekolah atau tempat kerja dan di rumah).
D. Ada bukti yang jelas bahwa gejala ini menimbulkan gangguan fungsi anak yang
bermakna di bidang sosial, akademik dan fungsi pekerjaan lainnya.
E. Gejala tidak timbul secara ekslusif selama perjalanan penyakit gangguan
perkembangan pervasif, skizofrenia, atau gangguan psikotik lainnya dan tidak
dapat dijelaskan oleh gangguan mental lainnya (seperti gangguan mood,
gangguan cemas, gangguan disosiatif, atau gangguan kepribadian).

Anda mungkin juga menyukai