Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK SAMPAH KANTIN

SALMAN ITB
COMPOSITION AND CHARACTERISTIC STUDY OF SALMAN ITB
CANTEEN WASTE
Reny Ariany1 dan Enri Damanhuri2
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha 10 Bandung 40132
1
reny_ariany@yahoo.co.id, 2enri.damanhuri@gmail.com
ABSTRAK: Kantin Salman merupakan salah satu kantin besar di wilayah Institut Teknologi Bandung.
Setiap hari Kantin Salman melakukan seluruh aktivitas penyajian makanan di dapur kantin sehingga setiap
hari Kantin Salman selalu menghasilkan banyak sampah. Berdasarkan komposisi, 95% sampah Kantin
Salman merupakan sampah dapur. Sampai saat ini seluruh sampah Kantin Salman masih diangkut ke TPA.
Di sisi lain rata-rata volume timbulan sampah tahunan Kota Bandung pada tahun 2001-2008 adalah
1.369.659 m3 dan volume sampah yang bisa diolah baru sekitar 10%. Untuk itu diperlukan upaya
pengurangan jumlah sampah yang masuk ke TPA. Sampah dapur masih dapat diolah untuk menghasilkan
produk yang lebih berguna atau sekedar mengurangi timbulan sampah yang masuk ke TPA. Untuk itu proses
pengolahan berupa dekomposisi materi organik patut diperhitungkan. Namun proses tersebut belum tentu
sesuai untuk mengolah sampah Kantin Salman. Diperlukan diidentifikasi komposisi dan karakteristik sampah
Kantin Salman terlebih dahulu agar diperoleh gambaran menyeluruh mengenai sampah Kantin Salman yang
hasilnya akan menjadi dasar pemilihan alternatif pengolahan yang tepat. Pada penelitian ini karakteristik
fisik yang diidentifikasi meliputi densitas, kadar air, kadar kering, kadar volatil, dan kadar abu. Sedangkan
karakteristik kimianya meliputi kadar C-organik, Nitrogen total, rasio C:N, dan pH. Parameter tersebut
diharapkan sudah dapat memberikan gambaran umum kondisi sampah Kantin Salman serta kemungkinan
treatment awal yang perlu dilakukan dalam rangka pengolahannya.

Kata kunci : Kantin Salman, sampah dapur, timbulan sampah, komposisi, karakterisktik
Abstrack: Salman Canteen is one of big canteens in Institut Teknologi Bandung area. Everyday Salman
Canteen does all food serving activity starting from cooking until cleaning dishes in canteen kitchen.
Therefore Salman Canteen always produces a lot of waste. Thus kitchen waste of Salman Canteen reaches
95% of whole canteen waste. Until now the kitchen waste has not been treated and still be transported to
TPA. On the other site, annual average of waste generation volume of Kota Bandung in 2001-2008 is
1.369.659 m3, but only 10% of it can be treated. Kitchen waste still could be processed to create useful
products or just to minimize transported waste to TPA. Since that, decomposition of organic matter should
be considered. But the waste treatment has not been certain yet suitable to process Salman Canteen waste.
Identification of composition and characteristic of Salman Canteen waste is needed to create comprehensive
information of the waste which the result would be considered in choosing appropriate waste treatment. In
this research, identification of physical characteristic consists of density, water content, dry content, volatile
content, and ash content. While chemical content consists of C-organic content, Nitrogen total, C:N ratio,
and pH. Those parameters were expected to bring comprehensive information of Salman Canteen waste and
indicate any possibility of pre treatment requirement for the waste treatment.
Keywords : Salman Canteen, kitchen waste, waste generation, composition, characteristic

PENDAHULUAN
Kantin Salman merupakan salah satu kantin besar yang ada di wilayah Institut
Teknologi Bandung (ITB). Kantin Salman selalu ramai dikunjungi pada jam makan karena
selain harganya murah, kantin ini juga menawarkan menu makanan rumahan yang sehat
serta jajanan yang beragam. Bertempat di Masjid Salman ITB, kantin ini juga dipenuhi
jamaah Masjid Salman ITB selama 7 hari dalam seminggu. Setiap hari Kantin Salman
melakukan seluruh aktivitas penyajian makanan mulai dari memasak sampai dengan
membersihkan sisa makanan di dapur kantin.
Secara umum Kantin Salman masih menganut sistem kumpul-angkut-buang dalam
mengolah sampahnya. Dengan kata lain, seluruh sampah Kantin Salman masih dibuang ke
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Berdasarkan PD Kebersihan Kota Bandung, rata-rata
volume timbulan sampah tahunan pada tahun 2001-2008 adalah 1.369.659 m3, dengan
rata-rata pertambahan sebesar 17,29%/tahun atau sebesar 81.394 m3/tahun, namun volume
sampah yang bisa diolah baru sekitar 10%. Seiring dengan penurunan jumlah lahan kosong
serta pertambahan jumlah penduduk, tanpa pengolahan yang berarti, permasalahan sampah
di TPA akan terus bertambah.
Berdasarkan data tersebut, diperlukan upaya pengurangan jumlah sampah yang
masuk ke TPA. Teknologi pengolahan sampah yang saat ini berkembang dan sangat
dianjurkan bertujuan bukan hanya untuk memusnahkan sampah tetapi untuk me-recovery
bahan dan/atau energi yang terkandung di dalamnya (Damanhuri dan Padmi, 2010). Upaya
pengolahan sampah dapat pula dikaitkan dengan kegiatan daur ulang karena menurut
Kaseva dkk. 2003, kegiatan daur ulang dapat meliputi perbaikan, re-manufacturing,
konversi bahan, suku cadang dan produk.
Namun tidak semua pengolahan sampah sesuai untuk semua jenis sampah. Untuk
itu diperlukan diidentifikasi komposisi dan karakteristik sampah Kantin Salman agar
diperoleh gambaran menyeluruh mengenai sampah Kantin Salman. Hasil identifikasi
tersebut akan menjadi dasar pemilihan alternatif pengolahan yang tepat bagi sampah
Kantin Salman.

METODOLOGI
Secara umum metode penelitian terdiri dari kajian literatur, observasi lapangan dan
pengambilan data sekunder, pengambilan data primer, dan analisis (Gambar 2). Tahaptahap tersebut dijalankan secara sistematis agar diperoleh gambaran menyeluruh dari
Sampah Kantin Salman.
Kajian Literatur;
Kajian literatur yang dilakukan meliputi sampah, komposisi, dan karakteristik.
Kajian literatur juga dilakukan untuk mengetahui prosedur pengukuran terkait penelitian.
Pengetahuan dasar tersebut diperoleh dari buku, pedoman standar, dan jurnal ilmiah.
Observasi Lapangan dan Pengambilan Data Sekunder;
Observasi lapangan dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi eksisting
pengelolaan sampah dapur Kantin Salman meliputi cara pengumpulan, pengangkutan,
sarana dan prasarana penunjang, dan lain-lain. Pada saat yang bersamaan juga dilakukan
pengambilan data sekunder untuk mendapatkan jumlah pengunjung harian, dan profil
kantin.
2

Pengambilan Data Primer;


Data primer yang diambil adalah timbulan sampah. Metode pengukuran timbulan
sampah yang digunakan adalah yang tercantum
tercantu dalam SNI 19-3964-1995
1995 dan SNI M 3636
1991-03
03 yakni pengukuran langsung satuan timbulan sampah dari sejumlah sampel
(kantin) yang ditentukan secara random-proporsional
random proporsional di sumber selama 8 hari berturutberturut
turut. Kemudian dilakukan juga identifikasi densitas dan komposisi sampah. Adapun alatalat
alat yang dibutuhkan meliputi timbangan, sampling box, neraca pegas, serta pita ukur.
Analisis;
Analisis laboratorium dilakukan untuk mengetahui karakteristik fisik dan kimia
sampah. Karakteristik fisik meliputi kadar air, kadar kering, kadar volatil, dan kadar abu.
Sedangkan karakteristik kimia meliputi kadar C-organik,
C organik, Nitrogen total, rasio C:N, dan
pH. Analisis terintegrasi terhadap data yang sudah diperoleh untuk memberikan gambaran
utuh mengenai sampah Kantin Salman.

Gambar 2.
2 Bagan Alir Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil observasi, pengambilan data primer, dan data sekunder dianalisis kemudian
dilakukan analisis laboratorium untuk mengetahui karakter fisik dan kimia sampah Kantin
Salman. Data yang diperoleh kemudian
kemudian dianalisis secara keseluruhan untuk memberikan
gambaran umum sampah Kantin Salman agar dapat diidentifikasi kemungkinan treatment
awal yang perlu dilakukan dalam rangka pengolahannya.
Kantin Salman merupakan kantin utama yang ada di Kompleks Masjid Salman
yang merupakan masjid kampus Institut Teknologi Bandung (ITB). Berlokasi tepat di
depan ITB, masjid ini selalu ramai dikunjungi mahasiswa setiap harinya. Kantin Salman
berada di Kompleks Masjid Salman ITB Jalan Ganesha 7 Bandung, Bandung 40132.
4013
Kantin Salman di sebelah Utara dibatasi oleh Rumah Amal Salman dan LPP,
LPP di sebelah
Barat oleh Taman Ganesha,, di sebelah Selatan oleh ISTEK Toserba dan Bank Muammalat
dan sebelah Timur oleh deretan toko
to Kompleks Masjid Salman ITB.

Wilayah Komplek Masjid Salman ITB berada di dataran tinggi, dengan rata-rata
rata
ketinggian 700 meter diatas permukaan laut. Kompleks Majid Salman ITB terletak di
Kota Bandung yang beriklim tropis dengan temperatur rata-rata 230C dengan curah hujan
rata-rata 1.807 mm/tahun.
Kantin Salman didirikan tahun 1974, oleh Hj. Aminah Iskandar dan dikelola oleh
H. Ahmad Rusdi yang sekarang digantikan oleh H. Aris Munandar. Kantin Salman
merupakan perusahaan keluarga yang satu group dengan Kantin Dago, Kantin Taman
Ta
Sari
25, Kantin Bagusrangin, dan Kantin Sukaluyu. Jumlah karyawan Kantin Salman saat ini
adalah 18 orang yang terdiri dari 5 orang laki-laki
laki laki dan 13 orang perempuan.
perempuan Gambar 1
memperlihatkan pembagian tugas dalam pengelolaan Kantin Salman.

Gambar 1. Pembagian Tugas dalam Operasional Kantin Salman


Kantin Salman menyajikan 30 jenis masakan rumahan dengan model prasmanan
(mengambil sendiri). Waktu operasional Kantin Salman adalah Senin Sabtu dari pukul
06.00 19.00 dan hari Minggu dari pukul 06.00 18.00 dan tutup 20 menit pada waktu
shalat.
Saat ini di Kompleks Masjid Salman ITB terdapat 6 unit besar yakni Asrama Putra
dan Putri, Majelis Talim, Pembinaan
Pem aan Anak Salman, Aksara, Pengajian Wanita Salman, dan
Karisma. Di samping itu terdapat lokasi perkantoran dan perbankan seperti LPP, Rumah
Amal, Bank Muammalat, Bank Perkreditan Syariah, dll. Selain itu terdapat pula toko-toko
toko
kecil di wilayah Masjid Salman
Salma ITB. Semua kegiatan di Kompleks Masjid Salman ITB
mempengaruhi Kantin Salman baik secara langsung berupa jumlah pengunjung harian,
maupun secara tidak langsung berupa komposisi sampah Kantin Salman.
Fluktuasi, Timbulan,
bulan, Densitas, dan Komposisi
Untuk mengetahui fluktuasi sampah harian Kantin Salman dilakukan sampling
selama delapan hari berturut--turut sesuai metode SNI 19-3964-1994. Sampling dilakukan
pada tanggal 21 - 28 Juni 2012. Tabel 1 menunjukkan fluktuasi sampah beserta
komposisinya. Fluktuasi
uasi sampah yang diukur berupa berat, volume, serta densitas.
Komposisi sampah yang diukur berupa sampah non dapur serta sampah dapur yang terdiri
dari sisa makanan, potongan sayur, dan potongan buah. Tabel 1 sudah dapat
menginformasikan fluktuasi sampah Kantin
K
Salman dalam 8 hari.
Berdasarkan Tabel 1 berat sampah mencapai titik tertinggi pada hari Minggu
sedangkan titik terendah dicapai pada hari Kamis. Berat sampah kantin dapat
mengindikasikan jumlah pengunjung pada hari tersebut. Sehingga berat sampah yang naik
4

pesat pada hari Sabtu dan Minggu mengindikasikan terjadi pertambahan pengunjung pada
hari tersebut. Mengingat kegiatan perkuliahan dan perkantoran yang tidak beroperasi pada
hari Sabtu dan Minggu dapat diketahui bahwa pada hari Sabtu dan Minggu, pengunjung
Kantin Salman merupakan pengunjung yang bertujuan untuk mengikuti kegiatan khusus
akhir pekan di lingkungan Masjid Salman ITB.
Tabel 1. Fluktuasi Sampah Harian Kantin Salman Beserta Komposisinya
Sampah Dapur (kg)
Hari

Volume
(L)

Berat
(kg)

Densitas
(kg/L)

Kamis
Jumat
Sabtu
Minggu
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Rata-Rata

130,1
135,8
164,1
195,2
147,1
127,3
138,9
127,4
145,7

51,6
58,6
70,7
74,6
52,3
51,6
59,2
51,4
58,7

0,397
0,432
0,431
0,382
0,356
0,405
0,426
0,403
0,404

Sisa
Makanan

Potongan
Sayur

35,0
39,7
38,4
49,1
35,5
34,9
40,1
34,9
38,4

9,1
10,4
11,8
12,6
9,2
9,2
10,5
9,1
10,2

Potongan
Buah
5,3
6,1
15,1
7,7
5,4
5,3
6,1
5,3
7,1

Total
49,5
56,2
65,2
69,4
50,1
49,5
56,7
49,3
55,7

Sampah
Non
Dapur
(kg)
2,2
2,4
5,4
5,2
2,2
2,1
2,5
2,1
3,0

Jumlah sampah non dapur juga diketahui meningkat tajam di hari Sabtu dan
Minggu. Mengingat sajian makanan utama di Kantin Salman disajikan dalam bentuk
prasmanan, dapat diketahui bahwa peningkatan pesat sampah non dapur di hari Sabtu dan
Minggu berasal dari pengingkatan jumlah pembeli snack dan minuman dalam bungkus
plastik yang disediakan di Kantin Salman. Hal tersebut mengindikasikan peningkatan
pengunjung Kantin Salman yang tidak menetap dalam jangka waktu yang lama di
lingkungan Masjid Salman ITB. Diperkirakan peningkatan jumlah pengunjung Kantin
Salman merupakan imbas dari kegiatan akhir pekan di lingkungan Masjid Salman ITB,
berupa pengajian seperti Kajian Bada Dhuha di hari Sabtu, serta Car Free Day di hari
Minggu, serta kelas-kelas kajian dan seminar lainnya.
Hal yang berbeda terjadi pada hari kerja. Berdasarkan Tabel 1 jumlah sampah non
dapur cenderung sedikit dan stabil pada hari Senin Jumat. Hal ini mengindikasikan
pengunjung Kantin Salman merupakan pengunjung yang berada lama di lingkungan
Masjid Salman ITB. Ini bisa berarti mahasiswa yang sedang mengikuti rangkaian kegiatan
kampus, juga karyawan kantor di lingkungan Masjid Salman ITB. Bila dihitung dengan
rata-rata jumlah pengunjung 534 orang, timbulan sampah kantin adalah 0,104
kg/pengunjung/hari
Jumlah timbulan sampah non dapur mencapai titik terendah pada hari Kamis
diperkirakan karena sejumlah pengunjung rutin Kantin Salman melaksanakan puasa
sunnah pada hari tersebut untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Berdasarkan Tabel 1 densitas harian yang diperoleh sangat fluktuatif di kisaran
0.356 kg/L 0.432 kg/L dengan rata-rata 0,404 kg/L. Setiap pengambilan sample, sampah
diperoleh dalam keadaan sudah terbungkus karung. Dengan begitu perbedaan denitas
selain disebabkan oleh perbedaan komposisi juga dapat pula disebabkan oleh perbedaan
faktor kompaksi tiap karung.

Data densitas sampah ini dapat digunakan untuk pemecahan beberapa masalah
seperti pemilahan jenis peralatan pengumpulan seperti gerobak dan truk pengangkut
sampah. Data densitas juga diperlukan untuk perencanaan sistem pembuangan untuk
menentukan luas area yang diperlukan karena sampah dengan densitas rendah
membutuhkan luas areal pembuangan akhir yang lebih luas. Data densitas juga diperlukan
untuk memperkirakan penurunan permukaan tanah setelah penimbunan.
Gambar 3 menunjukan persentase rata-rata komposisi sampah Kantin Salman.
Sisa makanan yang dimaksud berupa sisa makanan yang berasal dari piring kotor, meliputi
nasi dan berbagai potongan lauk pauk. Potongan sayur yang dimaksud adalah potongan
sayuran mentah yang dibuang meliputi potongan kangkung, bayam, kulit wortel, kol, sawi,
jagung, sosin, daun singkong, daun melinjo, kacang panjang, daun bawang, seledri, dan
kulit kentang. Potongan buah yang dimaksud adalah seluruh bagian buah yang tidak
termakan meliputi kulit sirsak, kulit pisang, kulit semangka, kulit alpukat, dan kulit jeruk.
Sampah non dapur yang dimaksud adalah plastik, logam, kaca, kertas, dll.

Potongan
Buah
12%

Sampah Non
Dapur
5%

Potongan
Sayur
17%
Sisa Makanan
66%

Gambar 3. Diagram Persentase Komposisi Rata-Rata Sampah Kantin Salman


Berdasarkan Gambar 3 dapat diketahui bahwa sampah Kantin Salman didominasi
oleh sisa makanan, disusul potongan sayur dan potongan buah, baru kemudian sampah non
dapur. Dengan begitu persentase sampah dapur Kantin Salman mencapai 95%. Sampah
dapur ini bisa juga digolongkan sebagai sampah organik. Persentase sampah dapur yang
sangat tinggi dibandingkan dengan sampah non dapur mengindikasikan Kantin Salman
memproduksi sendiri makanan yang disajikan kepada pengunjung. Proses memasak secara
konvensional akan meminimalisir sampah anorganik yang diperoleh dari kemasan. Oleh
karena itu pengolahan sampah yang sesuai bagi Kantin Salman dalah pengolahan sampah
yang sesuai bagi sampah dapur.
Faktor musim juga mempengaruhi kuantitas limbah yang dihasilkan. Selama
musim hujan, sampah menjadi basah dan lebih berat. Ditemukan bahwa kuantitas sampah
yang dihasilkan pada musim hujan lebih tinggi dibandingkan pada saat musim kemarau
(Yousuf, 2007). Pada saat sampling dilakukan, sedang terjadi pergantian musim dari
kemarau menuju musim penghujan. Namun dalam kasus ini, curah hujan tidak
mempengaruhi berat sampah secara langsung karena tempat sampah Kantin Salman berada
di dalam ruangan. Sehingga air hujan tidak membasahi sampah secara langsung. Namun
secara tidak langsung, curah hujan berpengaruh pada varian menu yang disajikan, serta
menu yang dikonsumsi. Sebagai contoh, pada musim hujan pengunjung lebih banyak
menikmati hidangan hangat seperti bubur kacang hijau, teh hangat, dan gulai sapi.
Sedangkan pada musim kemarau pengunjung lebih banyak menikmati jus dan semangka.
6

Dilakukan pengambilan sampel pada hari Senin, 16 Juli 2012 untuk mengetahui
komposisi sampah non dapur Kantin Salman. Gambar 4 menunjukkan komposisi sampah
non dapur yang bisa juga digolongkan sebagai sampah anorganik. Dapat dilihat bahwa
sampah non dapur berupa botol plastik dan kertas memiliki persentase yang cukup tinggi,
yakni masing-masing sebesar 14%. Botol plastik masih bernilai ekonomi. Untuk itu
direkomendasikan botol plastik dikumpulkan selama kurang lebih 7 hari untuk kemudian
dijual ke pengumpul di TPS Taman Sari. Namun hal yang sama tidak dapat diaplikasikan
pada sampah kertas karena seringkali sampah kertas sudah dalam kondisi basah dan rusak
sehingga nilai ekonominya sudah menurun.
Kaca
7%

Logam, dll
5%

Kertas
14%
Bungkus
plastik
57%

Alumunium
foil
3%
Botol plastik
14%

Gambar 4. Diagram Persentase Komposisi Sampah Non Dapur Kantin Salman


Pengelolaan Sampah
Secara umum Kantin Salman masih menganut sistem kumpul-angkut-buang.
Belum ada pemilahan di sumber membuat pengolahan sampah Kantin Salman menjadi
lebih sulit. Tabel 2 menjelaskan proses pengelolaan sampah Kantin Salman.
Pewadahan
Sampah masih
bercampur
diwadahi
dengan 6 buah
bin 40 L.

Tabel 2. Pengelolaan Sampah Kantin Salman


Pengumpulan
Pemindahan
Pengangkutan
Sampah
Dilakukan
Sampah
dikumpulkan ke pemindahan
diangkut
TPS Taman
secara
menuju TPA
Sari. Proses
kombinasi
Sari Mukti,
setiap hari oleh manualdengan truk
mobil colt
mekanis oleh
kontainer
petugas
tertutup
pengumpul

Pengolahan
Sampah
diproses dengan
controlled
landfill di TPA
Sari Mukti

Karakteristik Fisik
Kadar air merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan
proses dekomposisi karena pada dasarnya aktivitas mikroorganisme akan terjadi pada
kandungan air di permukaan materi organik (Department of Environmental Protection,
2000). Di Indonesia, dengan kelembaban dan temperatur udara yang relatif tinggi, maka
kecepatan mikroorganisme dalam mendegradasi materi organik akan lebih cepat pula
(Diaz, 2007).
Berdasarkan Gambar 5, sampah Kantin Salman dalam kondisi bercampur memiliki
kadar air 83,22%, kadar air sampah dapur Kantin Salman sebesar 86,37%, dan kadar air
sampah non dapur hanya 53,58%. Mengingat berdasarkan komposisinya sampah Kantin
7

Salman mengandung 95% sampah dapur, dapat diketahui bahwa kadar air yang tinggi pada
sampah kantin berasal dari sampah dapur.
Menurut Liang dkk. 2003,
2003 kadar air dengan rentang 60-70%
70% akan membuat aktivitas
mikroba menjadi maksimum. Bila terlalu kering, proses
ses dekomposisi akan terganggu. Bila
B
terlalu basah, maka pori-pori
pori timbunan akan terisi air, dan oksigen berkurang sehingga
berubah menjadi proses dekomposisi anaerob. Meninjau kadar air sampah non dapur yang
kurang dari 60%,, direkomendasikan untuk melakukan pemilahan terlebih dahulu dalam
pengolahan sampah Kantin Salman agar proses dekomposisi dapat berjalan optimal.
Sebaliknya, karena kadar air sampah dapur Kantin Salman lebih dari 70%, proses
dekomposisi anaerob lebih memungkinkan.
memu
Kadar air yang terkandung dalam sampah bervariasi, tergantung dari komposisi,
komp
musim, kondisi cuaca dan kelembaban. Kelembapan yang tinggi dan persentase komposisi
sampah dapur yang tinggi dapat menyebabkan sampah mudah membusuk.
membusuk Nilai kadar air
yang
ang tinggi juga memungkinkan pembentukan leachate yang lebih banyak sehingga dalam
pengolahan sampah, perlu diperhatikan penyaluran leachate agar tidak mencemari air
tanah.

Gambar 5. Diagram Persentase Kadar Air dan Kadar Kering pada Sampah
ampah Kantin (Kiri),
Sampah Dapur (Tengah), dan Sampah Non Dapur (Kanan)
(K
Kantin Salman
Disamping identifikasi kadar air dan kadar kering, diperlukan juga identifikasi kadar
volatil dan kadar abu. Penentuan kadar volatil sampah bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kandungan zat organik pada sampah. Kadar volatil pada sampah
merupakan parameter yang menunjukkan jumlah zat organik yang dapat menguap melalui
pemanasan dalam suhu tinggi. Kadar abu dalam sampah menunjukkan komponen yang
tidak menguap
nguap melalui pemanasan suhu tinggi. Kadar volatil sampah Kantin Salman
dalam kondisi bercampur mencapai 95,96% (diperlihatkan oleh Gambar 6) sedangkan
kadar abunya adalah 4,04%. Angka ini menunjukkan bahwa dengan proses pada suhu
tinggi sampah akan tersisa sebesar 4,04% berat kering. Kadar
adar volatil yang tinggi pada
sampah dapur dan non dapur menunjukkan kandungan zat organik yang tinggi.

Gambar 6. Diagram Persentase Kadar Volatil dan Kadar Abu pada Sampah Kantin (Kiri),
Sampah Dapur (Tengah), dan Sampah Non Dapur (Kanan) Kantin Salman
8

Karakteristik Kimia
Dalam penelitian ini, sampah yang dianalisis karakteristik kimianya hanya sampah
dapur. Hal ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik awal dari sampah dapur yang
dapat digunakan sebagai acuan teoritis dalam melakukan pencampuran bahan untuk
dekomposisi. Di samping itu juga telh diketahui bahwa sampah non dapur tidak memenuhi
persyaratan dekomposisi bila ditinjau dari kadar airnya sehingga perlu dilakukan segregasi
untuk memisahkan sampah dapur dan non dapur terlebih dahulu. Tabel 3 menyajikan hasil
uji laboratorium karakteristik sampah dapur Kantin Salman.
Berdasarkan Tabel 3, kadar C-organik rata-rata sampah dapur Kantin Salman
adalah 54,43% sedangkan kadar Nitrogen totalnya adalah 1,85%. Karbon (C) adalah
komponen utama penyusun bahan organik sebagai sumber energi. Nitrogen (N) adalah
komponen utama yang berasal dari protein, misalnya dalam kotoran hewan yang juga
dibutuhkan dalam pembentukan sel bakteri.
Tabel 3. Karakteristik Kimia Sampah Dapur Kantin Salman
Parameter
Sampel 1 Sampel 2 Rata-Rata
Kadar C-Organik
50,50%
58,37%
54,43%
Kadar N total (NTK)
1,7%
2%
1,85%
Rasio C:N
29,71%
29,18%
29,42%
pH
4,1
4,3
4,2
Tabel 3 menunjukkan sampah dapur Kantin Salman memiliki rasio C:N rata-rata
29,42. Rasio C:N awal yang baik dalam proses dekomposisi adalah 20-30 (satuan berat
kering), sedang C:N di akhir proses adalah 12-15. Sehingga dapat diketahui bahwa
berdasarkan rasio C:N, sampah dapur Kantin Salman sudah memenuhi kriteria untuk
didekomposisi.
Berdasarkan Tabel 3, pH sampah dapur yang diperoleh cukup rendah. Hal ini
dapat disebabkan oleh komposisi sampah dapur yang mudah membusuk. Proses
pembusukan sampah dapur menyebabkan penurunan pH yang dapat mengganggu proses
dekomposisi selanjutnya oleh bakteri. Oleh karena bakteri memiliki rentang yang cukup
spesifik dalam melaksanakan metabolismenya, diperlukan treatment awal berupa
penambahan zat basa agar proses dekomposisi dapat berjalan optimal. Penambahan zat
basa yang dimaksud dapat berupa basa lemah ataupun basa kuat yang diatur pH nya
sehingga dapat menaikkan pH sampah dapur ke rentan normal agar bakteri dapat bekerja
secara optimal.

KESIMPULAN
Rata-rata jumlah sampah Kantin Salman harian adalah 58,7 kg yang berdasarkan
komposisinya terdiri dari 95% sampah dapur. Densitas sampah Kantin Salman rata-rata
adalah 0,404 kg/L. Dengan jumlah pengunjung 534, timbulan sampah kantin adalah 0,104
kg/pengunjung/hari. Kadar air sampah Kantin Salman adalah 83,22%, sedangkan kadar air
sampah dapurnya 86,73% dan untuk non dapur hanya 53,58%. Kadar volatil sampah
Kantin Salman adalah 95,96%, sedangkan sampah dapur 81,913% dan non dapur 96,05%.
Rasio C:N rata-rata sampah dapur Kantin Salman adalah 29,42 dengan pH 4,2.
Berdasarkan komposisi, karakteristik fisik dan kimia, sampah Kantin Salman dapat diolah
secara dekomposisi anaerob, namun masih perlu didahului dengan pemilahan terhadap
9

sampah Kantin Salman untuk memisahkan sampah dapur, kemudian dilakukan


penyesuaian pH.
DAFTAR PUSTAKA
Damanhuri, E. dan Padmi, T. 2010. Diktat Pengelolaan Sampah. Bandung : Penerbit ITB
Department of Environmental Protection. 2000. Leaf and Yard Waste Composting Guidance
Document. Bureau of Waste Prevention.Boston
Diaz, L.F. 2007. Compost Science and Technology. Elsevier Waste Management Series.
ISBN-13: 9780080439600
Kaseva, M. E., dan Stephen, E., Mbuligwe. 2003. Appraisal of solid waste collection
following private sector involvement in Dar es Salaam city, Tanzania. Habitat
International vol. 29, hal. 353-366.
Liang, C., Das, K.C., McClendon, R.W. 2003. The Influence Temperature and Moisture
Contents Regimes On The Aerobic Microbial Activity of a Biosolids Composting
Blend. Bioresource Technology 86, 131137.
Yousuf, T.B., dan Rahman, M. 2007. Monitoring Quantity And Characteristics Of
Municipal Solid Waste In Dhaka City. Environmental Monitoring andAssessment,
Vol. 135, hal. 3-11. DOI 10.1007/s10661-007-9710-6

10

Anda mungkin juga menyukai