Anda di halaman 1dari 168

KONSEP TEKNOLOGI

peramalan

R.Bambang Ispri B, S.T, M.Si


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI ANGKATAN LAUT

PETA PETA KERJA


PETA PROSES (PROCESS CHART)

Pendekatan tradisional yang digunakan untuk


menganalisis metode kerja.
Merupakan alat yang menggambarkan kegiatan kerja
secara sistematis dari tahap awal sampai akhir.
Lambang yang digunakan :
= Operasi
= Transportasi
= Pemeriksaan
= Penyimpanan
= Menunggu

MACAM PETA KERJA


Peta Proses Operasi

Peta Proses Operasi

Diagram Aliran

Peta Pekerja dan Mesin

Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

Peta Proses Operasi


Diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan
dialami bahan baku mengenai urut-urutan operasi dan
pemeriksaan.
Kegunan peta aliran proses
1. Mengetahui aliran bahan mulai masuk proses sampai aktivitas
berakhir.
2. Mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan selama proses
berlangsung.
3. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode
kerja
4. Memberikan informasi waktu penyelesaian suatu proses.

Perbedaan Peta Aliran Proses dan Peta Proses Operasi.

1. Peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas-aktivitas


dasar termasuk transportasi, menunggu dan penyimpanan.
Sedangkan peta proses operasi terbatas pada operasi dan
pemeriksaan saja.
2. Peta aliran proses menganalisa setiap komponen yang diproses
secara lebih lengkap dibandingkan peta proses operasi.
3. Peta aliran proses tidak bisa digunakan untuk menggambarkan
proses perakitan secara keseluruhan.
4. Peta aliran proses hanya menggambarkan dan digunakan untuk
menganalisa salah satu komponen dari produk yang dirakit.

Modul
III
Pengawasan

Perencanaan
Operasi

dan

Kompetensi Pokok Bahasan :


Mampu melakukan peramalan produksi
dengan beberapa metode peramalan.
Mampu melakukan perencanaan produksi
berdasarkan hasil peramalan.
Mampu melakukan pengawasan dan
perencanaan persediaan dengan beberapa
metode.

Perencanaan dan Pengawasan


Operasi
Aktivitas utama dalam system produksi
adalah perencanaan dan pengawasan
operasi.
Sistem produksi adalah suatu aktivitas
untuk mengatur penggunaan sumber daya
(resources) yang ada dalam proses
pembuatan produk/barang atau jasa yang
bermanfaat dengan melakukan optimasi
terhadap tujuan perusahaan.

Kegiatan Perencanaan
Operasi al :

&

Pengawasan

1.Peramalan
Perkiraan atau estimasi tingkat permintaan suatu produk
untuk periode yang akan datang berdasarkan data penjualan
masa lampau yang dianalisis dengan cara tertentu.
2.

Perencanaan Operasi/produksi

. Digunakan untuk mengetahui jumlah barang yang


harus
diproduksi dengan didasarkan pada hasil peramalan dan
persediaan yang ada.
. Merupakan pegangan untuk merancang jadual produksi.

3. Pengawasan dan Perencanaan


Persediaan
Persediaan : sumber daya menganggur (idle
resources) yang menunggu proses lebih lanjut,
berupa kegiatan produksi pada system
manufaktur, kegiatan pemasaran pada system
distribusi atau kegiatan konsumsi pada system
rumah tangga.
Persediaan digunakan untuk mempermudah
atau memperlancar jalannya opersi
perusahaan yang dilakukan berturut-turut
untuk memproduksi barang untuk dipasarkan
pada konsumen.

4. Material Requirement Planning


Metode Perencanaan Kebutuhan Material adalah prosedur logis,
aturan keputusan dan teknik pencatatan terkomputerisasi yang
dirancang untuk menterjemahkan Jadwal Induk Produksi (Master
Production
Schedule)
menjadi
kebutuhan
bersih
(net
requirement) material untuk semua item komponen produk.

5. Line Balancing (Keseimbangan Lintasan)


Upaya untuk meminimumkan ketidakseimbangan diantara
mesin-mesin untuk mendapatkan waktu yang sama di setiap
stasiun kerja sesuai dengan kecepatan produksi yang diinginkan.

6. Konsep Just In Time.


Memproduksi output yang diperlukan, pada
waktu dibutuhkan, dalam jumlah sesuai
kebutuhan. Pada setiap tahap proses dalam
system produksi. Dengan cara yang paling
ekonomis dan efisien.

Peramalan(Forecast)
Metode Peramalan
1. Peramalan Subyektif.

Menekankan pada keputusan-keputusan hasil


diskusi, pendapat pribadi dan institusi.
- Metode Delphi.
peramalan yang didasarkan pada keputusan
bersama dari suatu grup yang terdiri dari para
ahli yang berbeda.
- Metode Penelitian Pasar :
metode ini menganalisa fakta secara sistematis
pada
bidang yang berhubungan dengan
pemasaran.
(teknik
survei
konsumen
:
kuisioner).

2.Peramalan Obyektif.
Prosedur peramalan yang mengikuti aturanaturan matematis dan statistik.

Metode Intrinsik
Peramalan yang hanya berdasarkan proyeksi
permintaan histories tanpa mempertimbangkan
faktor-faktor
eksternal
yang
mungkin
mempengaruhi besarnya permintaan.
Untuk peramalan jangka pendek, Analisis deret
waktu (Time Series)

Metode Ekstrinsik
Memepertimbangkan faktor-faktor eksternal yang
mungkin mempengaruhi besarnya permintaan
dimasa datang.

Peramalan
jangka
panjang,
karena
dapat
menunjukkan hubungan sebab-akibat
(disebut
metode kausal), Metode Regresi.

Regresi Linier

y b x

Dalam metode regresi linear, pola hubungan antara


suatu
variabel yang mempengaruhinya dapat
dinyatakan dengan suatu garis lurus.
Persamaan regresi linear dapat dinyatakan sbb:
Y = a + bx
a=

y b x
N

b=

N xy x y
N x 2 x 2

Dengan :
Y = Besarnya nilai yang diramal
a = Nilai trend pada periode dasar
b = Tingkat perkembangan nilai yang diramal
x = Unit tahun yang dihitung dari periode dasar

Contoh
Data penjualan produk PT ABC seperti pada tabel berikut,
kemudian perusahaan ingin meramal penjualan pada
periode ke 11, 12, 13, 14, 15.
Penjualan (Y)

Periode (X)

X2

XY

45

45

35

70

30

90

50

16

200

40

25

200

60

36

360

30

49

210

45

64

360

55

81

494

65

10

100

650

455

55

385

2680

10 2680 455 55

10 385 55 55

a=
2,15

Persamaan
garis regresinya adalah :
55
455 2 ,15 33,675
Y 10
= 33,675 + 2,15 (X)
10
Ramalan ke 11 Y = 33,675 + 2,15 (11) =
57,325
Ramalan ke 12 Y = 33,675 + 2,15 (12) =
59,325
Ramalan ke 13 Y = 33,675 + 2,15 (13) =
61,325
Ramalan ke 14 Y = 33,675 + 2,15 (14) =
63,475
Ramalan ke 15 Y = 33,675 + 2,15 (15) =
65,925
Rata-rata Bergerak Tunggal
Tujuan utama dari penggunaan metode rata-rata
bergerak adalah untuk menghilangkan atau

Rumus yang digunakan :


t

i 1

t 1

i 1

Xt

i 2
t 2
i 3

Xt
t

Xt
t
Xt
t

F(t+1) =
F(t+2) =
F(t+3) =
dst.
Dengan :

F(t+i)= Peramalan pada periode t+1


Xi = Nilai aktual
t = Periode rata-rata bergerak

Contoh :
Bulan

Data

Rata-rata bergerak
Tiga bulanan

Rata-rata bergerak
Lima bulanan

386

340

390

368

372

425

366

440

394,3

381,8

410

411

392,6

466

425

406,6

330

438,7

421,8

10

350

402

414,2

11

375

382

399,2

12

380

351,7

386,2

Digunakan untuk mengetahui jumlah barang/produk yang harus


diproduksi dengan didasarkan pada hasil peramalan dan
persediaan yang ada, juga merupakan pegangan untuk
merancang jadual produksi.

PERENCANAAN OPERASI / PRODUKSI

Fungsi lain :
- Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten
terhadap
rencana strategi perusahaan.
- Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana
produksi.
- Sebagai alat monitor hasil produksi aktual terhadap rencana
produksi.
- Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target
produksi dan
rencana produksi.
- Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadual induk
produksi.

Untuk melakukan perencanaan produksi


dapat dilakukan dengan beberapa
strategi :
Dengan mengendalikan persediaan, (dilakukan
pada saat kapasitas produksi dibawah
permintaan dan digunakan pada saat diatas
kapasitas produksi)
Dengan mengendaliakan jumlah tenaga kerja
sesuai dengan laju produksi yang diinginkan.
Mengadakan subkontrak untuk menaikan
kapasitas pada saat perusahaan dalam keadaan
sibuk.
Mempengaruhi permintaan (potongan harga,
pemberian hadiah, layanan-layanan khusus).
Perencanaan Operasi dapat diklasifikasikan
menjadi dua metode yaitu :

1. Metode Kualitatif :
Rasio persediaan, konsensus manajemen, grafik dll.
2. Metode Kuantitattif :
Heuristik, model matematik, simulasi dll.
Contoh :
Data dari hasil peramalan :

Bulan

Peramalan

Komulatif

103

103

117

220

115

335

121

456

123

579

109

688

89

777

74

851

71

922

10

73

995

11

81

1.076

Berdasarkan hasil peramalan maka dapat dilakukan


rencana produksi untuk 12 periode.
Dimisalkan pada rencana 1 tingkat produksi adalah
70 unit/ bln dengan menganggap persediaan awal
adalah 340 unit.
Pada rencana 2 tingkat produksi 120 unit/bln untuk 6
bulan pertama dan 60 unit/bln untuk 6 bulan
terakhir, dengan persediaan awal 100 unit, sehingga
hasil akhir persediaan seperti pada table berikut :

Tabel Rencana Produksi


Bln

Perama lan

Komu latif

Rencana Produksi 1

Rencana Produksi 2

Persediaan
Awal

Produksi

Persediaan
Akhir

Persedia an
Awal

Produksi

Persediaan
Akhir

103

103

340

70

307

100

120

117

117

220

307

70

260

117

120

120

115

335

260

70

215

120

120

125

121

456

215

70

164

125

120

124

123

579

164

70

111

124

120

121

109

688

111

70

72

121

120

132

89

777

72

70

53

132

60

103

74

851

53

70

49

103

60

89

71

922

49

70

48

89

60

78

10

73

995

48

70

45

78

60

65

11

81

1.076

45

70

34

65

60

44

12

98

1.174

34

70

44

60

Dari dua rencana produksi tersebut akan dipilih salah satu dari rencana
yang ada dengan mempertimbangkan biaya yang terjadi, yaitu biaya
terkecil yang akan digunakan sebagai rencana produksi.

PENGAWASAN DAN
PERENCANAAN PERSEDIAAN

Fungsi utama persediaan yaitu :


- Sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi
distribusi untuk memperoleh efisiensi.
- Sebagai stabilitor harga terhadap fluktuasi permintaan.

dan

Masalah umum persediaan dalam suatu system dapat dibedakan


menjadi dua, yaitu masalah kuantitatif dan masalah kualitatif.

1. Masalah kuantitatif : semua hal yang berhubungan


dengan penentuan kebijakan persediaan al:
- Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesan.
- Kapan pemesanan barang harus dilakukan.
- Berapa jumlah persediaan pengaman.
- Metode pengendalian persediaan mana yang paling
tepat.
2. Masalah kualitatif : Semua hal yang berhubungan dg
system pengoperasian persediaan al:
- Jenis bahan/barang apa yang masih ada
- Dimana barang tersebut ditempatkan
- Berapa banyak barang dalam proses pemesanan
- Siapa saja yang ditunjuk sebagai pemasok, dsb.

Komponen biaya dlm rangka penentuan persediaan


1. Biaya pembelian (Purchasing Cost = c
- Biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang persediaan.
- Besarnya biaya tergantung dari jumlah barang yang dibeli
harga satuan.

dari

2. Biaya pengadaan (Procurement Cost)


Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis yaitu :
- Biaya pemesanan (Ordering Cost = k)
Semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari
luar.
- Biaya penentuan pemasok, administrasi pesanan,
pengiriman
pesanan, pengangkutan, penerimaan dsb.

Biaya persiapan (Setup Cost = k)


- Semua pengeluaran yang timbul dalam
mempersiap- kan produksi suatu barang.
- Biaya menyusun peralatan produksi, menyetel
mesin, persiapan gambar kerja dsb.
Biaya penyimpanan (Holding Cost = h)
Semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang, meliputi :
- Biaya modal
- Biaya gudang
- Biaya asuransi
- Biaya administrasi
- Biaya kadaluarsa
- Biaya kerusakan dan penyusutan

4. Biaya kekurangan persediaan/kehabisan stock (Shortage Cost = p)

Biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan lebih kecil dari jumlah yang diperlukan.
Metode Pengendalian Persediaan
Metode Tradisional
Metode perencanaan kebutuhan material (MRP)
Metode Kanban

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional/EOQ


Dalam metode ini pada dasarnya mencari jawaban optimal
menentukan :
- Jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ)
- Titik pemesanan kembali (RO)
- Jumlah cadangan pengaman yang diperlukan (SS)

dalam

Model EOQ didasarkan pada asumsi-asumsi sbb :

Hanya satu item barang (produk) yang diperhitungkan


Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui
Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia
Waktu ancang-ancang (lead time) bersifat konstan
Setiap pesanan dikirim dan langsung digunakan
Tidak ada pesanan ulang (back order)
Tidak ada diskon

Tujuan model ini adalah menentukan jumlah ekonomis setiap kali


pemesanan (EOQ) sehingga total biaya persediaan minimal.

Biaya Total Persediaan = Ordering cost + Holding


Purchasing cost.

cost +

Parameter yang dipakai adalah :


D : jumlah kebutuhan barang selama satu periode
k : ordering cost sekali pesan
h : holding cost persatuan nilai persediaan
persatuan
waktu
c : purchasing cost persatuan nilai persediaan
t : waktu antara satu pesanan ke pesanan
berikutnya

Model Persediaan EOQ


Titik saat pemesanan diterima (order point)

Tingkat Persediaan (Q)

Rata-rata persediaan =
Q/2

t = Q/D

Waktu ( t )

Biaya Total Persediaan = Ordering cost + Holding cost +


Purchasing cost.

a). Biaya pesan =

D
k

k : biaya pesan setiap kali pesan


D : permintaan per periode
Q : jumlah pemesanan optimal
b). Biaya simpan =

h : biaya simpan per unit per periode Q


k

Q : jumlah pemesanan optimal

c). Biaya pembelian = c


Rumus persediaan model Q (EOQ) adalah sbb :
Q (EOQ) =

2 Dk
h

EOQ
D
to (waktu antar pemesanan optimal) diperoleh :
t

Contoh :
Permintaan harian suatu jenis barang diperkirakan 100 unit, Biaya pemesanan diketahui Rp 100,- setiap kali pesan. Biaya penyimpanan harian setiap unit persediaan Rp 0,02,tentukan jumlah pemesanan yang ekonomis dan waktu antar pemesanan yang optimal.
Diketahui : D = 100 unit/hari
k = Rp 100,-/pesan
h = Rp 0,02,-/unit/hari

Jumlah pemesanan ekonomis :

EOQ =

2 Dk

Waktu antar pemesanan :

2 x100 x100
1000 unit
0,02

to =

EOQ 1000

10 hari
D
100

Modul IV : Perencanaan &


Perancangan
Tata Letak
Fasilitas
Kompetensi Pokok Bahasan :
Memahami aspek-aspek yang berkaitan
dengan penetapan lokasi fasilitas/pabrik
Memahami teknik dan mampu melakukan
perancangan tata letak fasilitas produksi
Memahami permasalahan yang berkaitan
dengan pemindahan bahan (material
handling).
Memahami
macam/type
tata
letak
fasilitas produksi.

Perencenaan & Perancangan Tata Letak


Fasilitas
Perencanaan Fasilitas :
- Perancangan dari fasilitas-fasilitas industri yang akan
dibangun/didirikan, dengan tujuan menempatkan fasilitasfasilitas/pabrik yang sesuai dari segi biaya dan keuntungan.
Dua hal pokok dalam Perancangan Fasilitas :
- Perancangan lokasi pabrik
- Perancangan fasilitas produksi
Penentuan Lokasi Pabrik/Fasilitas :

Lokasi pabrik yang ideal adalah terletak pada tempat yang


akan mampu memberikan total biaya dari proses produksi dan
distribusi yang rendah serta harga dan volume penjualan
produk yang mampu memberikan keuntungan yang maksimal.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam


penentuan lokasi pabrik :
1. Market location
5. Climate
2. Raw material location 6. Labor & wage
salary
3. Transportation
7. Law & taxation
4. Power
8. Water & waste
Model-model Analisa Lokasi Fasilitas
Cara yang dapat dipergunakan untuk menganalisis
dan mengambil keputusan untuk memilih lokasi
pabrik/ perusahaan.

Metode Pendekatan
- Kontinyu (Penentuan satu/lebih lokasi optimal)
. Metode Analisa Pusat Gravitasi Gravity
- Analisis Kuantitatif (Faktor Obyektifitas)
. Metode Analisis Transportasi Program Linier
- Analisis Hibrid (Kombinasi Faktor Obyektif &
Subyektif)
. Metode Brown-Gibson
Analisa Pusat Gravitasi :
Dalam metode ini ada dua faktor yang dapat
mempengaruhi yaitu :
- Lokasi sumber bhn baku/material (input
produksi).
- Lokasi daerah pemasaran (output produksi).

Dalam metode ini diasumsikan bahwa :


Biaya produksi dan distribusi tidak diperhitungkan
(biaya produksi dan distribusi untuk masing-masing
lokasi baik dari sumber material, pemasaran
menuju lokasi pabrik dianggap sama).
Untuk menganalisa dengan metode ini input yang
diperlukan adalah :
- Kebutuhan/demand produk jadi atau baham baku
dari masing daerah pemasaran atau lokasi sumber
bhn baku.
- Koordinat geografis dari lokasi pabrik yang
direncanakan, daerah pemasaran ataupun daerah
sumber bhn baku.

Fungsi Tujuan adalah :


m
n
Minimum f (X,Y) =
Wj . di
I=1 j=1
Dimana :
di
= [ ( Xi aj ) 2 + ( Yi bj ) 2 ] 1/2
m
= banyaknya alternatif lokasi yang akan
dipilih
n
= banyaknya daerah pemasaran/sumber bhn
baku
Wj = Kebutuhan/demand produk jadi atau
kapasitas
suplay dari sumber bhn baku.
( Xi ; Yi ) = koordinat alternatif lokasi, 1, 2, 3, 4,
., m
( aj ; bj ) = koordinat lokasi daerah pemasaran
atau
lokasi sumber bhn baku, 1, 2, 3, 4,.,
n

Soal Latihan :
Sebuah perusahaan Elektronik bermaksud
mendirikan pabrik baru, berdasarkan hasil studi
kelayakan diperoleh alternatif dan jarak koordinat
lokasi (dalam satuan puluhan kilometer) sebagai
berikut :
Alternatif lokasi P (-10, 7)
Alternatif lokasi Q (5, -30)
Alternatif lokasi R (10, 0)
Daerah pemasaran yang harus dipenuhi
kebutuhannya terletak di 5 (lima) kota dengan
koordinat dan kebutuhan masing-masing (dalam
satuan ton) sebagai berikut :

Daerah Pemasaran :
Demand (ton)
Pemasaran A (2, -15)
5
Pemasaran B (-5, -10)
10
Pemasaran C (8, 8)
8
Pemasaran D (0, -7) 15
Pemasaran E (-15, 8)20
Dengan menggunakan analisa gravitasi, tentukan lokasi perusahaan perminyakan mana yang seharusnya dipilih ?

Metode Kuantitatif
Transportasi Program Linier
Aplikasi metode transportasi digunakan
untuk
menentukan pola distribusi yang
terbaik dari lokasi pabrik ke daerah
pemasaran tertentu. Keputusan yang dipilih
didasarkan pada lokasi yang memberikan
total biaya terkecil.
Dalam menyelesaikan masalah trensportasi
ada beberapa cara/metode yang dapat
digunakan yaitu : cara/metode heuristics,
vogel dan north west corner.

Contoh persoalan pemakaian metode


transportasi untuk memilih lokasi yang
baik.
Perusahan XYZ mempunyai dua pabrik di
kota Semarang dan Bandung yang
mensuplai produk ke empat daerah
pemasaran yaitu : Jogja, Solo, Purwokerto
dan Magelang.
Berkaitan dengan permintaan produk yang
terus meningkat perusahaan
merencanakan untuk membangun sebuah
pabrik baru lagi.

Alternatif lokasi yang diusulkan adalah : di kota


Surabaya atau kota Malang
Data mengenai kapasitas produksi, biaya
transportasi, serta data kebutuhan (demand) untuk
masing-masing daerah seperti dalam tabel berikut
(dlm puluhan ribu rp) :
Lokasi

Daerah Pemasaran

Kapasitas
(ton/mgg)

Jogja

Solo

P Kerto

Mg-lang

Semarang

18

20

25

15

650

Bandung

40

45

30

42

600

Surabaya

55

50

60

55

tak terbatas

Malang

58

55

62

60

tak terbatas

400

500

300

450

Demand
(ton/mgg)

1650

Dengan analisa secara terpisah antara alternatif lokasi di kota Surabaya


dan Malang, maka dapat dialokasikan ke setiap daerah pemasaran
dengan memperhatikan kapasitas masing-masing pabrik yang ada.
Alternatif lokasi Surabaya

Lokasi

Daerah Pemasaran
Jogja

Solo

P Kerto

Semarang

18

20

25

Bandung

40

45

30

Surabaya

55

Demand
(ton/mgg)

400

50

500

60

300

Kapasitas
(ton/mgg)
Mg-lang

15

42

55

450

650

600

400

1650

Iterasi 1 analisa untuk alternatif lokasi pabrik di


Surabaya

Lokasi

Daerah Pemasaran
Jogja

Semarang

18

Solo

20

P Kerto

25

200
Bandung

40

200
Surabaya

55

Mg-lang

15

450
45

100
50

30

600
55

400

400
Demand
(ton/mgg)

400

500

650

42

300
60

Kapasitas
(ton/mgg)

300

450

1650

Perhitungan transportasi iterasi 1 unt alternatif


lokasi SBY
From

To

Shipment

Cost/profit

Oport.
Cost

Semarang

Jogja

200

18

Semarang

Solo

20

-3

Semarang

P Kerto

25

17

Semarang

Magelang

450

15

Bandung

Jogja

200

40

Bandung

Solo

100

45

Bandung

P Kerto

300

30

Bandung

Magelang

42

Surabaya

Jogja

55

10

Surabaya

Solo

400

50

Surabaya

P Kerto

60

25

Surabaya

Magelang

55

13

Minimized OBJ = 51.850

Iterasi 2 (perbaikan) unt alternatif lokasi pabrik di


Sby.
Lokasi
60
50
55
30
45
40
18

Semarang

Daerah Pemasaran
Jogja

18
100

Bandung

40

Solo

20

50

25

100
45

300
Surabaya

P Kerto

Kapasitas
(ton/mgg)
Mg-lang

15

650

450
30

30
600

300
50

60

55

400

400
Demand
(ton/mgg)

400

500

300

450

1650

Perhitungan Transportasi Iterasi 2 unt alternatif


lokasi SBY
From

To

Shipment

Cost/profit

Oport.
Cost

Semarang

Jogja

100

18

Semarang

Solo

100

20

Semarang

P Kerto

25

17

Semarang

Magelang

450

15

Bandung

Jogja

300

40

Bandung

Solo

45

Bandung

P Kerto

300

30

Bandung

Magelang

42

Surabaya

Jogja

55

Surabaya

Solo

400

50

Surabaya

P Kerto

60

22

Surabaya

Magelang

55

10

Minimized OBJ = 51.550

Alternatif lokasi Malang


Lokasi

Daerah Pemasaran
Jogja

Solo

P Kerto

Kapasitas
(ton/mgg)
Mg-lang

58
40
18

Semarang

Bandung

Malang
Demand
(ton/mgg)

18

20

25

15
650

40

45

30

42
600

58

55

62

60
400

400

500

300

450

1650

Iterasi 1 analisa untuk alternatif lokasi pabrik di


Malang
Daerah Pemasaran
Lokasi

Semarang

58
45
40
18

Jogja

18

Solo

20

P Kerto

Mg-lang

25

15
450

200
Bandung

40

Kapasitas
(ton/mgg)

45

30

650

42
600

200
Malang

58

100
55

300
62

60
400

400
Demand
(ton/mgg)

400

500

300

450

1650

Perhitungan transportasi iterasi 1 unt alternatif


lokasi Mlg.
From

To

Shipment

Cost/profit

Oport.
Cost

Semarang

Jogja

200

18

Semarang

Solo

20

-3

Semarang

P Kerto

25

17

Semarang

Magelang

450

15

Bandung

Jogja

200

40

Bandung

Solo

100

45

Bandung

P Kerto

300

30

Bandung

Magelang

42

Malang

Jogja

58

Malang

Solo

400

55

Malang

P Kerto

62

19

Malang

Magelang

60

13

Minimized OBJ = 53.850

Iterasi 2 (perbaikan) untuk alternatif lokasi pabrik di


Malang
Daerah Pemasaran

Kapasitas
(ton/mgg)

Lokasi
Jogja

Semarang

Solo

18
100

Bandung

P Kerto

20

25

Mg-lang

15
650

450

100
40

45

30

42
600

300
Malang

300
58

55

62

60
400

400
Demand
(ton/mgg)

400

500

300

450

1650

Perhitungan transportasi iterasi 2 untuk alternatif


lokasi Mlg
From

To

Shipment

Cost/profit

Oport.
Cost

Semarang

Jogja

100

18

Semarang

Solo

100

20

Semarang

P Kerto

25

17

Semarang

Magelang

450

15

Bandung

Jogja

300

40

Bandung

Solo

45

Bandung

P Kerto

300

30

Bandung

Magelang

42

Malang

Jogja

58

Malang

Solo

400

55

Malang

P Kerto

62

19

Malang

Magelang

60

10

Minimized OBJ = 53.550

Berdasarkan perhitungan diatas jika dibangun


pabrik di lokasi Surabaya biaya transportasinya
sebesar Rp 51.550,- dan jika dibangun pabrik
di lokasi Malang biaya transportasinya sebesar
Rp 53.550-, dengan demikian pendirian pabrik
yang lebih menguntungkan adalah di lokasi
Surabaya.

Macam Tipe Tata Letak Fasilitas


Tata Letak Produk
(Product Lay Out = Aliran produk).
Tata Letak Proses
(Process Lay Out = Aliran proses).
Tata Letak Posisi Tetap
(Fixed Position Lay Out).
Tata Letak Kelompok Produk
(Product Famili/Group Teknologi)

Tata Letak Produk :

Semua fasilitas produksi diatur/ditempatkan


dalam satu departemen khusus.
Diaplikasikan untuk industri skala besar dan
proses produksinya berlangsung secara
kontinyu.
Industri Gula, semen, kertas, perakitan (mobil,
elektronik).

Pertimbangan atas dasar Tata Letak Produk :


1. Produk yang dibuat hanya satu atau beberapa
produk standar.
2. Produk dibuat dalam jumlah/volume besar
untuk jangka waktu relatif lama.
3. Keseimbangan lintasan produksi lebih baik.

4.
5.
6.

Satu mesin hanya digunakan unt satu macam


proses kerja.
Aktivitas inspeksi selama proses produksi relatif
sedikit.
Aktivitas MH dari satu SK ke SK yang lain dapat
dilaksanakan secara mekanis.

Bahan
Baku

Gudang
Bahan
Baku

SK-1

SK-2

SK-3

SK-4

Gudang
Produk
Jadi

Produk
Jadi

Press
1

2
Bubut

4
PengeDrill pakan

2
1

4
3
2
Gerind Frais Bubut Pengepakan
a

Tata Letak Aliran Produk

Keuntungan :
1. MHC rendah sebagai akibat Lay Out disusun
berdasarkan urutan operasi, shg jarak
perpindahan bahan minimum.
2. Total waktu yang dipergunakan untuk produksi
relatif singkat.
3. Work In Procces jarang terjadi karena lintasan
produksi sudah seimbang. Output satu proses
langsung dipergunakan sebagai input proses
berikutnya.
4. Tiap unit produksi atau SK memerlukan luas
area yang minimal karena tidak diperlukan WIP
Storege.

Kerugian :
1. Breakdown dari satu mesin menyebabkan
terhentinya seluruh aliran produksi.
2. Jika terjadi perubahan terhadap desain produk,
maka akan merubah aliran produk dan lay out.
3. Kelancaran proses produksi akan ditentukan
oleh proses mesin yang paling lambat.
4. Memerlukan investasi mesin tinggi (Special
Purpose Machine).
Tata Letak Proses :
. Denaturant dan penempatan mesin/fasilitas
produksi yang semacam dalam satu
departemen.
. Semua fasilitas produksi yang memiliki
ciri/fungsi kerja yang sama diletakan dalam satu
departemen.
. Diaplikasikan pada industri berskala kecil.
. Faktor manufaktur dan jasa pelayanan.

Pertimbangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Produk yang dibuat berbagai macam


model/type dan tiap model dibuat dalam jumlah
kecil serta jangka waktu yang relatif singkat.
Aktivitas berubah-ubah sehingga studi waktu
dan gerak untuk menentukan metode dan
waktu standar sulit dilakukan.
Sulit mengatur line balanchng antar operator
dan mesin.
Memerlukan pengawasan yang ekstra selama
proses operasi.
Satu jenis mesin dapat melakukan bebagai
macam produk (General Purpose).
Banyak menggunakan peralatan berat untuk
kegiatan MH.

Bahan
Baku

Gudang Bahan
Baku
A

SK-1

SK-2

Press

Bubut

SK-3

SK-4

1
B

1
Pengecoran

Produk
Jadi

Gerinda

Drill

Gudang
Produk Jadi

3
4

Frais

Pengepaka
n

Tata Letak Aliran Proses

Keuntungan :
1.
2.
3.

Investasi mesin dan fasilitas produksi rendah,


karena mesin yang digunakan mesin-mesin
type umum (General Purpose).
Jika terjadi breakdown mesin mudah diatasi,
yaitu dengan memindahkan ke mesin lain.
Karena ada spesialisasi kerja, aktivitas supervisi
lebih baik dan efisien.

Kerugian :
4. Karenna lintasan produksi lebih panjang, MHC
lebih mahal.
5. Total waktu produksi lebih lama, WIP lebih
banyak dijumpai karena waktu operasi sulit
diseimbangkan.
6. Karena diversifikasi produk adalah job order,
maka diperlukan operator skill tinggi.

Tata Letak Posisi Tetap :


Material dan komponen dari produk utama
akan
ditempatkan
pada
posisi
tetap,
sedangkan fasilitas produksi seperti tools,
mesin, manusia serta komponen-komponen
kecil akan bergerak menuju lokasi material
atau komponen produk utama.
Diaplikasikan pada industri yang menghasilkan
produk-produk skala ukuran
Industri
Mesin-2 besar :
pesawat, kapal dll.
Mesin-2

Mesin-2
Produk Utama
Tata Letak Fixed Position

Keuntungan :
1.

Karena posisi material dan komponen produk


utama tetap, maka MH dapat dikurangi.
2. Fleksibilitas kerja tinggi, karena fasilitas
produksi dapat diakomodasikan untuk
mengantisipasi perubahan dalam rancangan
produk.
Kerugian :
1. Adanya peningkatan frekuensi pemindahan fasilitas produksi
atau operato pada saat proses operasi.
2. Memerlukan operator dengan skill tinggi.
3. Membutuhkan space area yang luas untuk peralatan kerja dan
WIP.
4. Memerlukan pengawasan dan koordinasi kerja yang ketat.

Product Family (Group Tecnology) :


Didasarkan pada pengelompokan produk atau komponen yang
akan dibuat.
Pada dasarnya merupakan kombinasi dari product lay out dan
procces lay out.
Produk-produk yang tidak identik dikelompokan
berdasarkan
langkah pemrosesan, bentuk, mesin atau peralatan.

Keuntungan :
Dengan pengelompokan produk sesuai dengan proses
pembuatannya, maka pendayagunaan mesin akan
diperoleh secara maksimal.
Jarak perpindahan material
lebih pendek sehingga
lintasan aliran lebih lancar.
Memiliki keuntungan yang bisa diperoleh dari produk lay
out dan proses lay out.
Umumnya menggunakan mesin-mesin general purpose
sehingga investasinya juga lebih rendah.

B
C

Bubut

Bor

Gerinda

Perakitan

Milling

Perakitan

Bor

Finising

Press

Bubut

Bor

Gerinda

Bor

Perakitan

Press

Bor

Tata Letak Group Teknologi

Perakitan

Gerinda

Kerugian :
1. Diperlukan TK dengan skill tinggi.
2. Kelancaran kerja sangat tergantung pada
kegiatan pengendalian produksi terutama aliran
kerja.
3. Jika keseimbangan aliran sulit dicapai maka
diperlukan WIP Storage.
4. Beberapa kerugian dari product dan procces lay
out juga akan dijumpai.
5. Kesempatan untuk mengaplikasikan faslitas
produksi tipe special purpose sulit dilakukan.

Modul V : Optimasi
Kompetensi Pokok Bahasan :
Mampu melakukan penilaian/evaluasi,
membandingkan dan menjaring berbagai
pilihan
jawaban,
sehingga
dapat
mengambil keputusan yang terbaik.
Mampu
menyelesaikan
persoalanpersoalan dengan pertimbangan criteriacriteria dan pembatas-pembatas tertentu
dengan tujuan mengoptimalkan hasil
yang ingin dicapai.

OPTIMASI :
PROGRAM DINAMIS
Program Dinamis
Suatu teknik optimasi untuk menyelesaikan
masalah
yang
melibatkan
sekumpulan
pengambilan
keputusan
yang
saling
berhubungan, dengan tujuan agar secara
keseluruhan mencapai keefektifan.
Prinsip Optimasi Bellman :
Menyatakan bahwa suatu kebijakan menyeluruh
yang optimal harus dibentuk oleh sub-sub
kebijakan yang optimal pula.
Dalam program dinamis keputusan mendatang
ditentukan berdasarkan keputusan saat ini,
keputusan saat ini ditentukan berdasarkan
keputusan
kemarin
dan
keduanya
saling
mempengaruhi.

Keputuam saat ini

Keputusan mendatang

dipengaruhi
Keputusan saat ini

Keputusan kemarin

Penggunaan Program Dinamis :


1. Pemilihan route/jalur terpendek.
- Seseorang yang akan pergi kesuatu tujuan.
- Pembuatan jaringan pipa/listrik dll.
2. Permasalah Produksi.
- Pemesanan persediaan.
- Perencanaan produksi.
- Penjadwalan perbaikan mesin dll.

Contoh :
Skema jaringan jalan beserta lama waktu
tempuhnya dalam menit, seperti di bawah ini.
Pilihlah route state A (asal) ke state I (tujuan) yang
dapat ditempuh paling cepat.
G

10

Stage 5

3
F

Stage 4

10

12

8
A

B
Stage
1

C
Stage 2

Stage 3

Penyelesaian :
Perhitungan dari I ke A secara mundur daimulai dari
stage (tahap) 4
Tahap 4 :
Jika dimulai dari tahap 4, terdapat dua route
submasalah dimulai dari H (state H) ke I dan
dimulai dari D ke I. Berarti hanya terdapat satu
pilihan, route manakah yang mempunyai waktu
tercepat. Sudah barang tentu route H-I mempunyai
waktu tercepat 10 menit, dan keputusan
optimumnya adalah route H-I.
State

Keputusan
I

Keputusan
Optimum

Waktu tercepat
ke I (menit)

10

10

11

11

Tahap 3 :
Dari tahap 3, terdapat tiga route submasalah,
yaitu dari state G, E, C. Route manakah yang
tercepat apabila tujuannya ke I.
Untuk mencapai ke I harus terlebih dahulu
melewati D atau H. Berarti hanya tersedia dua
keputusan. Jika keputusannya adalah route G-H
waktu yang ditempuh adalah 8 menit. Dengan
demikian total waktu yang ditempuh adalah 18
menit (tercepat).
Jika route yang ditempuh adalah E-H, maka waktu
yang dempuh untuk mencapai I adalah 7 menit
ditambah jarak dari H ke I (10 menit), sehingga
total waktu yang ditempuh adalah 17 menit.
Jika route yang ditempuh adalah E-D, maka waktu
yang ditempuh 7 menit ditambah 11 menit,
sehingga total 18 menit.
Jika dimulai route C-D, maka waktu yang
ditempuh adalah 9 menit ditambah 11 menit,
sehingga total waktu yang ditempu adalah 20

State

Keputusan
H

Keputusan
Optimum

Waktu tercepat
ke I (menit)

18

18

17

18

17

20

20

Tahap 2 :
Dengan cara yang sama seperti dalam tahap 4 dan
3, maka tabel analisa tahap 2 adalah sebagai
berikut :
State

Keputusan

Keputusan
Optimum

Waktu tercepat
ke I (menit)

21

26

21

22

32

22

Tahap 1 :
Dalam tahap 1, hasil analisa route terpendek adalah
sebagai berikut :
State

Keputusan
F

31

30

Keputusan
Optimum

Waktu tercepat
ke I (menit)

30

Dari tabel tahap 1, dapat disimpulkan bahwa apabila kita mengambil


route A-F, maka waktu yang harus ditempuh menuju ke I adalah 31
menit.
Apabila kita mengambil route A-B, maka waktu yang harus ditempuh
untuk menuju ke I adalah 30 menit.
Jadi route yang memiliki waktu tempuh tercepat dari A ke I adalah
route A B E - H I, dengan total waktu tempuh 30 menit.

10

10

I
11

12

SISTEM ANTRIAN
Keberadaan sistem antrian diperlukan/
dipergunakan ketika para pelanggan (konsumen)
menunggu untuk mendapatkan jasa pelayanan.
Beberapa contoh sistem antrian digunakan dalam
melancarkan pelayanan kpd pelanggan atau
konsumen :
Pelanggan menunggu pelayanan didepan kasir.
Mahasiswa menunggu untuk regristrasi dan
pembayaran uang kuliah.
Para penumpang Kereta Api menunggu pelayanan
loket penjualan karcis.
Para pengendara kendaraan menunggu untuk mendapatkan pelayanan pengisian bahan bakar.
Beberapa peralatan menunggu untuk disservice.
dll.

Struktur Sistem Antrian


Model antrian memiliki dua komponen utama
yaitu :
Garis tunggu atau antrian (queue).
Fasilitas pelayanan (service facility)
Pelanggan atau konsumen menunggu untuk
mendapat-kan pelayanan : menunggu giliran
memasuki fasilitas pelayanan, menerima
pelayanan, dan akhirnya keluar dari sistem
pelayanan.

2
Pelanggan masuk
ke dalam sistem
antrian

Garis tunggu
atau antrian

Pelanggan keluar
dari sistem
S

Fasilitas pelayanan

Langkah-langkah dalam analisa antrian


1. Tentukan sistem antrian apa yang harus
dipelajari.
2. Tentukan
model
antrian
yg
cocok
dlm
menggambakan sistem.
3. Gunakan formulasi matematik atau metode
simulasi untuk menganalisa model antrian.
Sistem Antrian memiliki beberapa komponen sbb:
. Populasi
masukan
(input
population)
~
banyaknya pelanggan potensial yang dapat
memasuki system antrian.
. Distribusi kedatangan (arrival distribution) ~
Menggambarkan bagaimana distribusi pelanggan
memasuki system.
. Para pelanggan datang setiap lima menit
(constan arrival distribution) atau datang secara
acak (arrival patern random).

Disiplin pelayanan ~ menunjukkan pelanggan


yang mana yang akan dilayani lebih dulu.
FCFS (first come, first served) atau LCFS (last
come, first served).
Fasilitas pelayanan ~ mengelompokan fasilitas
pelayanan menurut jumlah yang tersedia.
Sistem single channel = satu saluran untuk
memasuki sistem pelayanan dengan satu fasilitas
pelayanan.
Kedatangan

Fasilitas pelayanan
Antrian

Multiple channel = mempunyai beberapa saluran.

Keberangkatan

2
Pelanggan masuk
dalam sistem
antrian

3
Konsumen antri
dalam garis
tunggu

Pelanggan keluar
dari sistem

Fasilitas
pelayanan

Distribusi pelayanan ~ (1) Berapa banyak pelanggan


dapat dilayani per satuan waktu, atau (2) Berapa
pelanggan dapat dilayani.

yang
lama setiap

Kapasitas sistem pelayanan ~ memaksimumkan


jumlah pelanggan yang diperbolehkan masuk
dalam sistem.
Notasi dalam Sistem Antrian
N = Jumlah pelanggan dalam sistem.
Pn = Probabilitas kepastian n pelanggan dalam
sistem.
= Jumlah rata-rata pelanggan yg datang per
satuan
waktu.
= Jumlah rata-rata pelanggan yang dilayani
per
satuan waktu.
Po = Probabilitas tdk ada pelanggan dalam
system.
P = Tingkat intensitas fasilitas pelayanan.
L = Jumlah rata-rata pelanggan yang diharapkan
dalam sistem.
Lq = Jumlah pelanggan yang diharapkan
menunggu
dalam antrian.

W = Waktu yang diharapkan oleh pelanggan


selama
dalam sistem.
Wq = Waktu yang diharapkan oleh pelanggan
selama
menunggu dalam antrian.
1/ = Waktu rata-rata pelayanan.
1/ = Waktu rata-rata antar kedatangan.
S = Jumlah fasilitas pelayanan.
Salah satu model antrian yang paling sederhana
adalah model saluran tunggal (single channel
model) yang ditulis dengan notasi sistem M/M/1
Komponen dari sistem ini adalah sbb :

Populasi input tak terbatas yaitu jumlah


kedatangan pelanggan tak terbatas.
Distribusi
pelanggan
potensial
mengikuti
distribusi poison. Rata-rata jumlah kedatangan
pelanggan per satuan waktu adalah variable
random. Dalam notasi M/M/1 M pertama
menunjukkan
rata-rata
kedatangan
yang
mengikuti distribusi probabilitas poison. M yang
kedua menunjukkan tingkat pelayanan yang
mengikuti distribusi probabilitas poison. Angka 1
(satu) menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan
dalam sistem atau saluran (one channel).
Disiplin pelayanan mengikuti pedoman FCFS.
Fasilitas terdiri dari saluran tunggal.
Jumlah rata-rata kedatangan pelanggan per
satuan waktu lebih kecil dari rata-rata jumlah
pelanggan yang dilayani per satuan waktu (< ).
Kapasitas system diasumsikan tak terbatas.
Tidak ada penolakan maupun pengingkaran.

Persamaan yang digunakan dalam system (M/M/1) :


1.
P

2.

3.

4.

5.

6.

Pn P n (1 P )

1 P

2
P2
Lq

( ) 1 P
W

Wq

( )

Modul VI : Analisa Ekonomi Teknik


Kompetensi Pokok Bahasan :
Memahami konsep nilai uang terhadap
perubahan waktu
Memahami konsep bunga dan mampu
menghitung bunga dengan metodemetode perhitungan bunga.
Memahami berbagai teknik ekivalensi
untuk berbagai pola cash flow.
Memahami dan mampu mengitung
depresiasi.

Ekonomi Teknik
Difinisi Ekonomi Teknik :
Adalah ilmu yang mempelajari tentang analisis
ekonomi untuk pekerjaan teknik dengan kriteria
efisiensi ekonomi agar diperoleh suatu keputusan
yang baik secara ekonomi.
Tujuan mempelajari ekonomi teknik secara garis
besar
adalah untuk memberikan dasar-dasar
pemikiran tentang pengambilan keputusan dalam
investasi yang dilakukan dengan kriteria efisiensi
ekonomi.
Dua investasi : investasi finansial dan investasi
nyata.
Dua faktor yang terlibat dalam investasi yaitu

Proses pengambilan keputusan pada Ekonomi


Teknik terjadi karena (1) setiap investasi/proyek
bias dikerjakan lebih dari satu cara, shg harus
ada proses pemilihan, (2) karena sd yang tersedia
untuk melakukan investasi selalu terbatas, shg
tidak semua alternatif bias dikerjakan, namun
harus dipilih yang paling menguntungkan.
Ada tiga sudut pandang yang berbeda dalam
kaitannya
pengambilan keputusan pada
ekonomi teknik, yaitu sudut pandang seorang
akuntan dan sudut pandang seorang ahli
ekonomi teknik serta manajer teknik.

Ongkos dalam Ekonomi Teknik


- Ongkos siklus hidup
- Ongkos histories
- Ongkos mendatang
- Ongkos langsun & tidak langsung
- Ongkos tetap & variabel

Konsep Nilai Uang dari Waktu


Kesempatan untuk mendapatkan bunga
$1

$1+
bunga

N-1

Tahun sekarang, harga suatu barang x rp, lima thn


yang akan datang menjadi y rp (nilai uang berubah
turun dengan berjalannya waktu) Inflasi
lima thn yang lalu, investasi uang, x rp, saat ini akan
dating menjadi [x + i(bunga)] rp (uang x rp pada
lima thn yang lalu scr finansial sama dengan (x + I)
pada saat ini.
Kesamaan nilai finansial Ekivalensi
Bunga (interest) dapat didifinisikan sebagai :
Sejumlah uang yang diterima sebagai hasil dari
menanam modal. Bunga dalam hal ini disebut
sebagai keuntungan (profit).
Sejumlah uang
yang
dibayarkan
sebagai
kewajiban karena meminjam modal. Bunga dalam
hal ini disebut sebagai biaya (cost).
Tingkat suku bunga (interest rate)
Perbandingan antara keuntungan yang diperoleh
dari penanaman modal dengan modal yang ditanam
dalam periode waktu tertentu

Atau perbandingan antara jumlah uang yang


jarus dibayarkan untuk penggunaan modal
dengan modal yang digunakan tersebut. Bunga
20 %, berarti tingkat suku bunga 20 % per tahun.
Cara Pembayaran Hutang
Hutang dapat dibayar kembali dalam berbagai
cara, sesuai dengan perjanjian antara yang
berhutang dan yang berpiutang.
Seperti diketahui bahwa nilai uang sangat
dipengaruhi oleh waktu, dengan demikian jumlah
bunga yang harus dibayar dalam berhutang juga
sangat dipengaruhi
oleh
lamanya/
waktu
peminjaman. Oleh karena itu perlu dipahami
pengertian
bunga
sederhana
(simple
interest) dan bunga majemuk (compound
interest).
Bunga Sederhana
Adalah bunga yang harus dibayar untuk sejumlah
hutang yang besarnya sebanding dengan jangka
waktu peminjaman uang tersebut.

Misalnya sejumlah P rupiah dipinjam untuk jangka n


periode dengan tingkat bunga i, maka besar bunga
(sederhana) yang harus dibayar adalah : I = P . n . i
Misalnya, uang sejumlah Rp 10.000 dipinjam dalam
jangka waktu 2 thn. dengan tingkat bunga 18% per
thn.. Besar bunga yang harus dibayar setelah 2 thn.
adalah I = (Rp 10.000)(2)(0,18) = Rp 3.600. Dengan
demikian sipeminjam harus mengembalikan
pinjamannya ditambah bunga, seluruhnya berjumlah
Rp 13.600 pada akhir tahn ke 2.
Bunga Majemuk,
Adalah bila pembayaran hutang dilakukan dalam
beberapa kali periode bunga, dimana bunga dihiung
pada akhir tiap periode.

Terdapat beberapa cara pembayaran hutang yang umum


dilakukan :
Misal P = 10.000.000 ; n = 4 tahun ; i = 20 %
Cara I : Bunga dibayar setiap tahun,
tetapi modal/
hutang pokok dibayar pada periode terakhir.
Cara II : Dalam setiap akhir periode , selain dibayar
bunga
hutang
pokok diangsur secara
sistematis
dengan jumlah yang sama.
Cara III: Dalam setiap akhir periode besarnya
angsuran dibuat seragam. Pembayaran
bunga ditambah
angsuran hutang pokok
pada setiap periode besarnya
sama.
Cara IV:Hutang pokok dan bunga dibayar serentak
pada periode yang paling akhir.

Cara

Thn.

Bunga pada
awal tahun.
(Rp)

Jumlah hutang sebelum pembayaran


akhir tahun.
(Rp)

Pembayaran
akhir tahun.
(Rp)

Jumlah hutang setelah pembayaran


akhir tahun.
(Rp)

0
1
2
3
4

2.000.000
2.000.000
2.000.000
2.000.000

12.000.000
12.000.000
12.000.000
12.000.000

2.000.000
2.000.000
2.000.000
12.000.000

II

0
1
2
3
4

2.000.000
1.500.000
1.000.000
500.000

12.000.000
9.000.000
6.000.000
3.000.000

4.500.000
4.000.000
3.500.000
3.000.000

10.000.000
7.500.000
5.000.000
2.500.000
0

III

0
1
2
3
4

2.000.000
1.627.422
1.180.327
643.815

12.000.000
9.764.531
7.081.967
3.862.891

=
3.862.891
3.862.891
3.862.891
3.862.891

10.000.000
8.137.109
5.901.640
3.219.076
0

0
1
2
3
4

2.000.000
2.400.000
2.880.000
3.456.000

12.000.000
14.400.000
17.280.000
20.736.000

0
0
0
20.736.000

10.000.000
12.000.000
14.400.000
17.280.000
0

IV

10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
0

SUKU BUNGA NOMINAL DAN


SUKU BUNGA EFEKTIF
Suku bunga nominal dan efektif dipertimbangkan
apabila periode pembungaan kurang dari satu
tahun.
Misal suku bunga 24% per tahun, jika dibayarkan
setiap bulan menjadi 24% : 12 = 2% per bulan.
Suku bunga yang bernilai 2% per bulan disebut
suku bunga nominal .
Suku bunga efektif yaitu suku bunga yang
diterima sebenarnya yang besarnya lebih besar
dari suku bunga per tahun.
Misal uang Rp 25.000 ditabung di sebuah bank
dengan tingkat suku bunga 12% per tahun.
Berapa uang yang diterima satu tahun kemudian?

F = P ( 1 + i )n
= Rp 100.000,- ( 1 + 0.12 )1 = Rp 112.000,Jika suku bunga tersebut dibayarkan setiap 6 bulan
sekali, maka suku bunga menjadi 12% : 2 = 6%
per bulan, maka nilai uang satu tahun (12 bulan)
kemudian menjadi :
F = P ( 1 + i )n
= Rp 100.000,- ( 1 + 0.06 )2 = Rp 112.360,Jadi suku bunga efektif = 12,360
- Dari perhitungan diatas dapat diketahui
hubungan antara tingkat suku bunga nominal dan
efektif sebagai berikut :
( 1 + i ) = ( 1 + r/t ) t
i = ( 1 + r/t ) t 1
Dimana : i = suku bunga efektif
r = suku bunga nominal
t = jumlah periode pembungaan

Notasi yang dipergunakan dalam rumus bunga, yaitu :


i (Interest)
= tingkat suku bunga per periode.
n (Number)
= jumlah periode bunga.
P (Present Worth) = jumlah uang/modal pada saat
sekarang (awal periode/tahun).
F (Future Worth) = jumlah uang/modal pada masa
mendatang (akhir periode/tahun).
A (Annual Worth) = pembayaran/penerimaan yang
tetap pd
tiap periode/tahun.
G (Gradient)
= pembayaran/penerimaan dimana
dari
satu periode ke periode berikutnya
terjadi penambahan/ pengurangan
yang

Bila digambarkan dalam bentuk grafik cash flow


dari masing-masing notasi diatas adalah sebagai
berikut
:
Bila digambarkan dalam bentuk grafik cash flow
dari masing-masing notasi diatas adalah sebagai
berikut :
F
P
0
n

0
n
P

n-2 n-1

n-2 n-1

0
n

n-2 n-1
F

A
1

n-2

n-1

P : Selalu terjadi pada awal tahun pertama (titik 0).


A : Selalu terjadi pada setiap akhir tahun, mulai
tahun
ke-1 sampai tahun ke-n, dengan
besar yang sama.
F
: Selalu terjadi pada akhir tahun terakhir yg
ditinjau
(titik n).
Berdasarkan cara pembayarannya, rumusrumus bunga majemuk dapat dikelompokkan
menjadi :
A. Pembayaran Tunggal (Single Payment)
1. Compoun Amount Factor (Mencari F bila
diketahui P)
2. Present Wort Factor (Mencari P bila diketahui F)
B. Deret Seragam (Uniform Series )

3. Capital Recovery Factor (Mencari A bila diketahui P)


4. Present Wort Factor (Mencari P bila diketahui A)
A. Pembayaran Tunggal
Single payment, yaitu pembayaran dan penerimaan
uang
masing-masing dibayarkan sekaligus pada awal
atau akhir dari
suatu periode.
1. Mencari F bila diketahui P
Bila modal sebesar P rupiah diinvestasikan sekarang
(t = 0)
dengan tingkat bunga i% , dibayar per periode
selama n periode,
berapa jumlah uang yang akan
diperoleh pada peroide terakhir ?

Cash flow diagram


F

/ /
....

n-2

n-1

Rumus :

= P(1+i)

atau

= P ( F/P, i, n )

Contoh :
Seseorang menginvestasikan uang di sebuah Bank sebesar Rp
20.000.000,00 dengan tingkat bunga 6% per tahun. Berapa jumlah
uang setelah diinvestasikan selama 5 tahun ?.

Penyelesaian :
P = Rp 20.000.000,00 ; i = 6% ; n = 5
F = P (1 + i )n
= ( Rp 20.000.000,00) ( 1 + 0,06)5
atau :
F = P (F/P, i, n)
= (Rp 20.000.000,00)*(1,338) = Rp
26.760.000,00
2. Mencari P bila diketahui F
Berapa modal P yang harus diinvestasikan pada
saat sekarang (t = 0), dengan tingkat bunga i%,
per tahun, sehingga pada akhir n periode didapat
uang sebesar F rupiah.

Rumus : P = F
atau

P =

1/(1+i)

F ( P/F, i, n )

Contoh :
Seseorang memperhitungkan bahwa 15 tahun yang akan datang
anaknya yang sulung akan masuk perguruan tinggi, untuk itu
diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp 35.000.000,00. Bila
tingkat bunga adalah 5 %, maka berapa ia harus menabungkan
uangnya sekarang ?
Penyelesaian :
F = Rp 35.000.000,00 ; i = 5% ; n = 15
P = (Rp 35.000.000,00) (P/F, 5 , 15)
= (Rp 35.000.000,00) (0,4810)
= Rp 16.835.000,00

B. Deret Seragam (Uniform Series )


1. Sinking Factor (Mencari A bila diketahui
F)

Agar pada akhir periode n dapat


diperoleh uang sejumlah F rupiah, maka
berapa A rupiah yg harus dibayarkan pada
setiap akhir periode dengan tingkat
F bunga i
%?
0

A
Rumus :

4
/ /

A
A = F

n-2

n-1

A
i/(1+i)

A
-1

atau

A = F ( A/F, i, n )

Contoh :
Tuan Sastro ingin mengumpulkan uang untuk
membeli rumah setelah dia pensiun. Diperkirakan
10 tahun lagi dia pensiun. Jumlah uang yang
diperlukan Rp 225.000.000,00. Tingkat bunga 12 %
setahun. Berapa jumlah yang harus ditabung setiap
tahunnya ?
Penyelesaian :
F = Rp 225.000.000,00 ; i = 12% ; n = 10
A = (Rp 225.000.000,00)(A/F, 12% , 10)
= (Rp 225.000.000,00)( 0,0570)
= Rp 12.825.000,00.

2. Compound Amount Factor (Mencari F bila


diketahui
A)
Bila uang sebesar A rupiah dibayarkan pada setiap
akhir periode selama n periode dengan tingkat bunga i
%, maka berapa besar F rupiah yang terkumpul pada
akhir periode tersebut ?.
Rumus:
1} / i

atau

F = A { (1 + i)

F = A ( F/A, i , n )

Contoh :
Bila setiap tahun ditabung uang sebesar Rp 12.000.000,00 selama 8
tahun dengan tingkat bunga 6%. Berapa besar uang yang akan
terkumpul setelah akhir periode tersebut ?.

Penyelesaian :
A = Rp 12.000.000,00 ; i = 6% ; n = 8
F = ( Rp 12.000.000,00 )( F/A, 6%, 8 )
= ( Rp 12.000.000,00 )( 9,897 )
= Rp 118.764.000,00
3. Capital Recovery Factor (Mencari A bila
diketahui P)
Bila uang sebesar P rupiah diinvestasikan pada saat
sekarang dengan tingkat bunga i%, maka berapa
A rupiah
yang dapat diterima setiap akhir periode
selama n periode,
sehinggga jumlah uang yang
diterima selama n periode
tersebut sesuai
dengan modal P rupiah yang ditanam pada awal
periode pertama.

Contoh :
Seorang ayah menabung uang sebesar Rp
17.500.000,00 disebuah bank. Bank tersebut akan
membayar sejumlah uang setiap tahun yang
besarnya sama kepada udin anaknya, sebagai
biaya pendidikan. Pembayaran dimulai akhir tahun
pertama selama 7 tahun. Jika tingkat bunga 10%
setahun, berapa jumlah yang akan diterima oleh
udin setiap tahunnya ?.
Penyelesaian :
P = Rp 17.500.000,00 ; i = 10% ; n = 7
A = ( Rp 17.500.000,00 )( A/P, 10% , 7 )
= ( Rp 17.500.000,00 )( 0,2054 )
= Rp 3.594.500,00

4. Present Wort Factor (Mencari P bila diketahui


A)
Untuk dapat menerima uang sebesar A rupiah
setiap akhir
periode, selama n periode dengan
tingkat bunga i, maka berapa besar modal yang
harus ditanam pada awal periode pertama ?.
Rumus :

atau

P= A {(1+i)

1} / { i ( 1 + i ) n }

P = A ( P/A, i , n )

Contoh :
Perusahaan Go Public mempunyai kewajiban untuk
membayar royalti sebesar Rp 250.000,00 setiap akhir
tahun selama 5 tahun berturut-turut. Jika perusahaan
tersebut menyetujui membayar sekaligus pada awal
tahun pertama dengan tingkat bunga sebesar 15%,
maka berapa jumlah uang yang harus dibayar oleh
perusahaan tersebut ?.
Penyelesaian :
A = Rp 250.000,00; i = 15%; n = 5
P = ( Rp 250.000,00 )( P/A , 15%, 5 )
= ( Rp 250.000,00 )( 3,3522 )
= Rp 838.050,00.

C. Uniform Gradient Series Factor


Pembayaran per periode kadang-kadang tidak
dilakukan dalam suatu seri pembayaran yang
besarnya sama, tetapi dilakukan dengan
penambahan/pengurangan yang seragam pada
setiap akhir periode.
Misalnya : Rp 100.000,00 ; Rp 90.000,00 ; Rp
80.000,00 ;
dst, untuk seri pembayaran dengan
penurunan yang seragam atau Rp 100.000,00 ; Rp
150.000,00 ; Rp 200.000,00 ; dst, untuk seri
pembayaran dengan kenaikan yang seragam.
Cara pembayaran tersebut di atas dapat dinyatakan
sebagai berikut :

A+(n-1)G
A1+(n-2)G
A1+2G
A1+G
A1

/ /
0

Rumus

n-1

: A = A1 + A2
A2 = G [ 1/i - n/(1 + i)n 1]
= G (A/G, i , n)

Keterangan :
A = pembayaran per periode dengan
jumlah
yang sama

Keterangan
: A = pembayaran per periode dengan
jumlah yang sama
A1 = pembayaran pada akhir peroide
pertama
G = gradient, perubahan per periode
n = jumlah periode

Contoh :
Si Doel pada thn pertama merencanakan
menginvestasikan uangnya sebesar Rp
10.000.000,00 dari sebagian hasil usahanya. Ia
merasa bahwa kemampuannya menginvestasikan
uangnya bertambah Rp 200.000,00 tiap tahun,
dimana hal ini berlangsung selama 9 tahun
berikutnya. Bila tingkat bunga adalah 8%, berapa
rata-rata tabungan Si Doel setiap tahunnya?

Penyelesaian :
0
10

1
10
jt

10.2
10.4
10.6
10.8
11

11.2
11.4
11.6
11.8

A = A1 + A2
= A1 + G (A/G, 8, 10)
= Rp 10.000.000,00 + Rp 200.000,00 (3,8713)
= Rp 10.000.000,00 + Rp 774.260,00
= Rp 10.744.260,00
D. Aliran Kas Yang Tidak Teratur
Pada pembahasan sebelumnya aliran kas yang
teratur dimana aliran kas terjadi sekali (tunggal) atau
terjadi beberapa kali atau terjadi perubahan tetapi
secara seragam. Pada aliran kas yang tidak teratur
besarnya aliran kas pada tiap periode tidak memiliki
pola yang teratur.
Untuk itu menangani permasalahan aliran kas yang
tidak teratur harus melakukan konversi satu persatu ke
awal atau ke akhir periode sehingga didapat nilai
total dari P, F atau A
dari aliran kas tersebut.

Contoh :
Dari diagram alir gambar dibawah, dengan tingkat bunga 12%
tentukan nilai P, F dan A dari keseluruhan aliran kas tersebut.
Gambar Cash Flow :
0

5
Rp 3.000
Rp 8.000
Rp 6.000
Rp
10.000

Rp 12.000

Untuk memperoleh nilai P dari keseluruhan diagram, maka dilakukan


konversi pada setiap ada aliran kas ke nilai sekarang/awal (pada
titik/tahun 0), sehingga :

P1 = Rp 10.000
P2 = Rp 3.000
P4 = Rp 12.000
P5 = Rp 8.000

P0 = Rp 6.000
(P/F, 12%, 1) = Rp
= Rp 8.929
(P/F, 12%, 2) = Rp
= Rp 2.391,6
P3 = 0
(P/F, 12%, 4) = Rp
= Rp 7.626
(P/F, 12%, 5) = Rp
= Rp 4.359,2

10.000 (0.8929)
3.000 (0.7972)
12.000 (0.6355)
8.000 (0.5674)

Nilai P dari keseluruhan aliran kas tersebut adalah :

P = P0 + P1 + P2 + P3 + P4 + P5
= Rp 6.000 + Rp 8.929 + Rp 2.391,6 + 0 + Rp
7.626 + Rp 4.359,2
= Rp 29.485,8
Dengan didapatkannya nilai P maka Nilai F (pada tahun ke
5) dan Nilai A (selama 5 tahun) dapat dihitung sebagai
berikut :
F = P (F/P, i%, N)
= Rp 29.485,8 (F/P, 12%, 5)
= Rp 29.485,8 (1.762) = Rp 51.95398 dan
A = P (A/P, i%, N)
= Rp 29.485,8 (A/P, 12%, 5)
= Rp 29.485,8 (0.27741)
= Rp 8.179,66

Soal-soal Latihan
1. Seorang investor meminjam uang dari sebuah bank
sebesar $ 100.000 dengan suku bunga pertahun
sebesar 12%. Investor bermaksud mengembalikan
pinjamannya tersebut pada akhir tahun ke 10.
Berapakah uang yang harus dibayarkan kelak?
2. Seorang investor berkeinginan mengivestasikan
uangnya pada tahun ini pada sebuah bank yang
memberikan suku bunga 15% pertahun. Dia berharap
setelah 10 tahun jumlah uang yang diinvestasikan
akan mencapai jumlah sebesar $200.000. Berapakah
uang yang harus diinvestasikan sekarang?
Tentukan besarnya nilai sekarang (Present Value)
dari cash flow berikut ini dengan suku bunga 10 %
per tahun :

3.
$ 3.000

(+)

$ 2.000

$
2.000

$
4.000

(-)
$
3.000

4. Berapa nilai cash flow diatas pada akhir periode ke 8 ?


5. Pada awal tahun 2000, seorang investor menyimpan
uang
sebesar 50 juta, dan sebesar 30 juta pada awal
tahun 2004.
Mulai tahun 2000 s/d 2005 setiap akhir tahun dia selalu meminjam
dari Bank yang sama masing-masing Rp 10 juta /tahun.

6. Pada awal tahun 2003 karena keperluan mendadak


dia mengambil pinjaman tambahan 20 juta rupiah.
Berapakah kekayaan investor tersebut pada tahun
2007? Bunga Bank yang berlaku 10%/tahun.
7. Seorang investor menyimpan uang di Bank sebesar Rp 40
juta
pada awal tahun 2000. Kemudian dari tahun 2002 s/d 2006 dia
meminjam uang dari Bank yang sama yang
besarnya adalah
sebagai berikut :
Akhir tahun
2002
2002
2003
2004
2006

Pinjaman
10
10
30
20
20

juta
juta
juta
juta
juta

Investor tersebut bermaksud melihat apakah masih ada sisa atau


bahkan berhutang pada bank yang sama pada akhir tahun 2008.
Berapakah sisa uang atau hutang tersebut pada akhir tahun 2008?
Suku bunga bank yang berlaku 10 %/tahun.

DEPRESIASI
Depresiasi merupakan penurunan nilai dari
suatu
barang
sebagai
akibat
berlangsungnya
waktu.
Depresiasi didefinisikan sebagai :Sejumlah
biaya yang harus disediakan oleh seseorang
atau suatu perusahaan atau unit-unit
tertentu pada setiap periode waktu untuk
melakukan
penggantian
dari
mesin,
peralatan, ataupun fasilitas-fasilitas lain
setelah umur dari mesin, peralatan, ataupun
fasilitas-fasilitas lain tersebut dilampaui.

Karena depresiasi merupakan penurunan


nilai, maka perrlu didefinisikan arti nilai
yang sebenarnya. Nilai merupakan suatu
pengertian
komersial
dari
semua
pendapatan yang diterima sebagai akibat
adanya kegiatan usaha ditinjau dari waktu
sekarang.

Jenis depresiasi :
1. Depresiasi Fisis :
Sebagai akibat dari penggunaan/operasi
yang
mengakibatkan
menurunnya
kemampuan secara fisis yang berarti
kemampuan
operasional
dari
suatu
barang/peralatan menurun. Salah satu cara
untuk mengurangi kecepatan menurunnya
kemampuan fisis suatu barang/peralatan
adalah dengan melakukan perawatan yang
baik.

2. Depresiasi Fungsional :
Permintaan suatu produk yang
meningkat dan tidak simbang dengan
kapasitas produksinya,
sehingga
perusahaan tidak dapat lagi sepenuhnya
melakukan
fungsi
pemilikan
atas
permintaan.
3. Depresiasi Teknologi :
Adanya penemuan baru mengakibatkan
peralatan yang
sudah ada menjadi tidak ekonomis lagi
yang disebabkan oleh kemajuan teknologi.

Metode-metode Depresiasi
Banyak metode yang bisa digunakan untuk
menentukan beban depresiasi tahunan dari suatu
aset. Diantara metode tersebut yang sering
digunakan adalah :
1. Metode garis lurus (straight line = SL).
2. Metode jumlah anka tahun (sum of year
digit = SOYD).
3. Metode keseimbangan menurun
(declining balance = DB).
4. Metode dana sinking (sinking found = SF).
5. Metode unit produksi (production unit =
UP).

1. Metode garis lurus (SL)


Metode ini merupakan metode yang
paling
sederhan dan paling mudah
dimengerti. Dalam
metode ini ongkos
depresiasi merupakan harga yang konstan
(tetap), sehingga nilai buku (book value)
besarnya berkurang secara linier akibat
adanya depresiasi .
Besarnya depresiasi per tahun dihitung
dengan rumus :

Dt

P - SV

n
BVt = P - t Dt
d = 1/n

Keterangan :
Dt = nilai depresiasi tahunan
t
= tahun (t = 1,2,3 ........,n)
P
= investasi awal/first cost
n = periode pendapatan (umur depresiasi
yg diharapkan)
Bvt = book value
d = tingkat depresiasi

Contoh :
Jika diketahui nilai investasi awal adalah $ 50.000 dengan
nilai sisa $ 10.000 setelah 5 tahun, maka hitungkah nilai
depresiasi tahunan, book value.
Dt = P - SV / n
= $ 50.000 - $ 10.000 / 5
= $ 8.000/tahun
Perhitungan depresiasi selama umur pakai dapat dilihat
pada tabel berikut :
Akhir tahun ke-t
0
1
2
3
4
5

Besarnya penyusutan pada


tahun ke-t
-

$ 8.000
8.000
8.000
8.000
8.000

Nilai buku pada akhir tahun ke-t


$ 50.000
42.000
34.000
26.000
18.000
10.000 (salveVa lue)

2. Metode jumlah angka tahun


Metode ini menghasilkan ongkos depresiasi yang pada
awal periode paling besar, sedangkan pada tahun-tahun
berikutnya makin mengecil hingga akhir umur
ekonomisnya. Ongkos depresiasi setiap tahun dihitung
dengan membagi sisa umur hidup pada awal tahun
terhadap jumlah angka tahun dari umur hidup
seluruhnya dan dikalikan dengan jumlah ongkos yang
didepresiasikan.
Hubungan tersebut di atas dapat dinyatakan sebagai :
Deprecible year remaining
Dt =

(first cost - salvage value)


sum of year digits

atau
n-t+1
Dt =

(P - SV)
S

n
= j =

n (n + 1)

j=1

t (n - t/2 + 0.5)
Bvt = P -

(P - SV)
S

n-t+1
dt

=
S

Keterangan : Dt = nilai depresiasi


S = sum of year digit (sampai n)
n = periode depresiasi
Bvt = book value periode ke t
dt
= tingkat depresiasi
P = Fisrt cost
SV
= salvage value
Contoh : Hitung depresiasi untuk 3 tahun pertama
serta book value untuk tahun ke 3, jika diketahui
first cost = $ 25.000 dengan salvage value = $
4.000 dan umur = 8 tahun.
(8 - 1 + 1)
D1 =
(25.000 - 4.000) = $ 4.667
36

(8 - 2 + 1)
(25.000 - 4.000) = $ 4.083
36
(8 - 3 + 1)
(25.000 - 4.000) = $ 3.500
36

D2 =
D3 =

Nilai depresiasi berkurang (D1>D2>D3)


3 (3 - 3/2 + 1/2)
(25.000 - 4.000)
36

BV3 = 25.000 -

= 25.000 36

3 (7)
(21.000) = $ 12750

Modul VII : Pengendalian Kualitas


Statistik
Kompetensi Pokok Bahasan :
Memahami
definisi
kualitas
serta
peranannya sebagai salah satu strategi
manajemen.
Memahami konsep pengendalian kualitas
statistik.
Memahami pengendalian proses statistik
(aplikasi peta kendali variabel dan atribut)

Pengendalian Kualitas Statistik


Kualitas / Mutu :
Ukuran tingkat kesesuaian barang/ jasa dg
standar/spesifikasi yang telah ditentukan/
ditetapkan.
Pengendalian Kualitas Statistik (PKS) :
Ilmu yang mempelajari tentang teknik
/metode pengendalian kualitas berdasarkan prinsip/ konsep statistik.

Cara menggambarkan ukuran kualitas


Variabel : karakteristik kualitas suatu produk
dinyatakan dengan besaran yang dapat
diukur (besaran kontinue). Seperti :
panjang, berat, temperatur, dll.
Attribut : karakteristik kualitas suatu produk
dinyatakan
dengan
apakah
produk
tersebut memenuhi kondisi/persyaratan
tertentu, bersifat dikotomi, jadi hanya ada
dua kemungkinan baik dan buruk. Seperti
produk cacat atau produk baik, dll.

Tujuan :

Memperoleh jaminan kualitas (quality Assuran-ce) dapat


dilakukan dengan Aceceptance sampling Plans.
Menjaga konsistensi Kualitas, dilaksanakan dengan Control Chart.

Keuntungan :

Untuk mempertinggi kualitas atau mengurangi biaya.

Menjaga kualitas lebih uniform.

Penggunaan alat produksi lebih efisien.

Mengurangi rework dan pembuangan.

Inspeksi yang lebih baik.

Memperbaiki hubungan produsen-konsumen.

Spesifikasi lebih baik.

Teknik Pengendalian Kualitas Statistik


Ada 4 metode Statistik yang dapat
digunakan :
1. Distribusi Frekuensi
Suatu tabulasi atau cacah (tally) yang
menyatakan banyaknya suatu ciri kualitas
muncul dalam sampel yang diamati.
Untuk melihat kualitas sampel dpt
digunakan :
a. Kualitas rata-rata
b. Penyebaran kualitas
c. Perbandingan
kualitas
dengan

2. Peta kontrol/kendali (control chart)


Grafik yang menyajikan keadaan produksi secara
per jam atau hari per hari).

kronologi (jam

Tiga macam control chart :


a. Control Chart Shewart
Peta ini disebut peta untuk variabel atau peta untuk x dan R (mean
dan range) dan peta untuk x dan (mean dan deviasi standard).
b. Peta kontrol untuk proporsi atau perbandingan antara banyaknya
produk yang cacat dengan seluruh produksi,
disebut peta-p (pchart).
c. Peta kontrol untuk jumlah cacat per unit, disebut peta-c (c- chart).

3.

Tabel sampling
Tabel yang terdiri dari jadual pengamatan
kualitas,
biasanya dalam bentuk
presentase.

4. Metode Khusus
Metode ini digunakan untuk pengendalian
kualitas dalam industri, al : korelasi,
analisis variansi, analisis toleransi, dll.

PETA KENDALI (CONTROL CHART)


Metode Statistik untuk menggambarkan
adanya variasi atau penyimpangan dari
mutu (kualitas) hasil produksi yang
diinginkan.
Dengan Peta kendali :
Dapat dibuat batas-batas dimana hasil
produksi menyimpang dari ketentuan.
Dapat diawasi dengan mudah apakah
proses dalam kondisi stabil atau tidak.
Bila
terjadi
banyak
variasi
atau
penyimpangan suatu produk dapat segera
menentukan keputusan apa yang harus

Macam Variasi :
Variasi dalam objek
Mis : kehalusan dari salah satu sisi daru
suatu produk tidak sama dengan sisi yang
lain, lebar
bagian atas suatu produk
tidak sama dengan lebar bagian bawah,
dll.
Variasi antar objek
Mis : sautu produk yang diproduksi pada
saat yang hampir sama mempunyai
kualitas yang berbeda/ bervariasi.


Variasi yg ditimbulkan oleh perbedaan
waktu produksi
Mis : produksi pagi hari berbeda hasil
produksi siang hari.
Penyebab Timbulnya Variasi

Penyebab Khusus (Special Causes of


Variation)
Man, tool, mat, ling, metode, dll.
(berada di luar batas kendali)
Penyebab Umum (Common Causes of
Variation)
Melekat pada sistem.
(berada di dalam batas kendali)

Jenis Peta Kendali


Peta Kendali Variabel (Shewart)
Peta kendali untuk data variabel :
- Peta X dan R, Peta X dan S, dll.
Peta Kendali Attribut
Peta kendali untuk data atribut :
- Peta-P, Peta-C dan peta-U, dll.

Peta X dan R
Peta kendal X :
Memantau perubahan suatu sebaran atau distribusi
suatu variabel asal dalam hal lokasinya
(pemusatannya).
Apakah proses masih berada dalam batas-batas
pengendalian atau tidak.
Apakah rata-rata produk yang dihasilkan sesuai
dengan standar yang telah ditentukan.

Peta kendali R :

Memantau
perubahan
dalam
hal
spread-nya
(penyebarannya).
Memantau tingkat keakurasian/ketepatan proses yang
diukur
dengan mencari range dari sampel yang diambil.

Langkah dalam pembuatan Peta X dan R


1. Tentukan ukuran subgrup (n = 3, 4, 5,
).
2. Tentukan banyaknya subgrup (k)
sedikitnya 20 subgrup.
3. Hitung nilai rata-rata dari setiap subgrup,
yaitu X.
4. Hitung nilai rata-rata seluruh X, yaitu X,
yang
merupakan center line dari peta
kendali X.
5. Hitung nilai selisih data terbesar dengan
data terkecil dari setiap subgrup, yaitu

6. Hitung nilai rata-rata dari seluruh R, yaitu R


yang
merupakan center line dari peta
kendali R.
7. Hitung batas kendali dari peta kendali X :
3

UCL = X + (A2 . R)
LCL = X (A2 . R)

A2 =

d2

8. Hitung batas kendali untuk peta kendali R


UCL = D4 . R
LCL = D3 . R
9. Plot data X dan R pada peta kendali X dan
R serta amati apakah data tersebut berada
dalam pengendalian atau tidak.

Hitung Indeks Kapabilitas Proses (Cp)


Cp

Dimana :
S

USL LSL
6S

N X X
2

N N 1

atau S = R/d2

Kriteria penilaian :
Jika Cp > 1,33 , maka kapabilitas proses
sangat baik
Jika 1,00 Cp 1,33, maka kapabilitas
proses baik
Jika Cp < 1,00, maka kapabilitas proses
rendah

Hitung Indeks Cpk :


Cpk = Minimum { CPU ; CPL }
Dimana :

USL X
CPU =
3S

X LSL
dan CPL =
3S

Kriteria penilaian :
Jika Cpk
= Cp, maka proses terjadi
ditengah
Jika Cpk = 1, maka proses menghasilan
produk
yang
sesuai dengan
spesifikasi
Jika Cpk < 1, maka proses menghasilkan
produk
yang tidak sesuai dengan

Contoh Kasus
PT
XYZ
adalah
suatu
perusahaan
pembuatan
suatu
produk
industri.
Ditetapkan spesifikasi adalah : 2.40 0,05
mm. Untuk mengetahui kemampuan
proses dan mengendalikan proses itu
bagian pengendalian PT XYZ telah
melakukan
pengukuran
terhadap
20
sampel. Masing-masing berukuran 5 unit
(n=5).

Hasil Pengukuran

Sampel

X1

X2

X3

X4

X5

2,38

2,45

2,40

2,35

2,42

2,39

2,40

2,43

2,34

2,40

2,40

2,37

2,36

2,36

2,35

2,39

2,35

2,37

2,39

2,38

2,38

2,42

2,39

2,35

2,41

2,41

2,38

2,37

2,42

2,42

2,36

2,38

2,35

2,38

2,37

2,39

2,39

2,36

2,41

2,36

2,35

2,38

2,37

2,37

2,39

10

2,43

2,39

2,36

2,42

2,37

11

2,39

2,36

2,42

2,39

2,36

12

2,38

2,35

2,35

2,35

2,39

13

2,42

2,37

2,40

2,43

2,41

14

2,36

2,38

2,38

2,36

2,36

15

2,45

2,43

2,41

2,45

2,45

16

2,36

2,42

2,42

2,43

2,37

17

2,38

2,43

2,37

2,39

2,38

18

2,40

2,35

2,39

2,35

2,35

19

2,39

2,45

2,44

2,38

2,37

20

2,35

2,41

2,45

2,47

2,35

Perhitungan
Sampel

Rata-rata

Range

2,40

0,10

2,39

0,09

2,37

0,05

2,38

0,04

2,39

0,07

2,40

0,05

2,37

0,03

2,38

0,05

2,37

0,04

10

2,39

0,07

11

2,38

0,06

12

2,36

0,04

13

2,41

0,06

14

2,37

0,02

15

2,44

0,04

16

2,40

0,07

17

2,39

0,06

18

2,37

0,05

19

2,41

0,08

20

2,41

0,12

X = ( X)/k
R = ( R)/k

= 47.78 / 20 = 2.39
= 1.19 / 20 = 0.06

Peta Kendali X :
CL= X = 2.39
UCL = X + (A2 * R) = 2.39 + (0.577*0.06)
= 2.42
LCL = X - (A2 * R) = 2.39 (0.577*0.06)
= 2.36
Peta Kendali R
CL = R = 0.06
UCL = D4 * R = 2.114 * 0.06 = 0.12
LCL = D3 * R = 0 * 0.06 = 0
Pada Peta X ada data yang out of control,
maka data pada sampel tersebut dibuang

Data setelah perbaikan


Perhitungan
Sampel

Rata-rata

Range

2,40

0,10

2,39

0,09

2,37

0,05

2,38

0,04

2,39

0,07

2,40

0,05

2,37

0,03

2,38

0,05

2,37

0,04

10

2,39

0,07

11

2,38

0,06

12

2,36

0,04

13

2,41

0,06

14

2,37

0,02

16

2,40

0,07

17

2,39

0,06

18

2,37

0,05

19

2,41

0,08

X = ( X)/k = 45.34 / 19 = 2.386


R = ( R)/k = 1.15 / 19 = 0.0605
Peta Kendali X :
CL= X = 2.386
UCL = X + (A2 * R) = 2.386 + (0.577*0.0605) =
2.4209
LCL = X - (A2 * R) = 2.386 (0.577*0.0605) =
2.3511
Peta Kendali R
CL = R = 0.0605
UCL = D4 * R = 2.114 * 0.0605 = 0.1280
LCL = D3 * R = 0 * 0.06 = 0
Karena sudah tdk ada data yang out of control,
maka langkah selanjutnya adalah menghitung

Perhitungan Kapabilitas Proses :

N X X
2

S =

N N 1

atau S = R/d2 = 0.0605/2.326 = 0.026


Cp

USL LSL
=
6S

USL X
CPU =
3S

CPL = X LSL
3S

2,54 2,35
= 6( 0,06) 0,6410
2,45 2,386
= 3(0,06) 0,8205
2,386 2,35
= 3(0,06) 0,4615

Cpk = Minimum { CPU ; CPL } = 0.4615

Kesimpulan :
Nilai Cpk sebesar 0.4615 yang diambil dari
nilai CPL menunjukkan bahwa proses
cenderung mendekati
batas spesifikasi
bawah.
Nilai Cp sebesar 0.6410 ternyata kurang
dari 1, hal ini menunjukkan kapabilitas
proses untuk memenuhi spesifikasi yang
ditentukan rendah.

Peta Kontrol Untuk Atribut


1. Peta Kendali - p : untuk proporsi cacat
Dan peta kendali np untuk proporsi unit
cacatnya relaitif kecil.
2. Peta Kendali c : untuk cacat (defective)
3. Peta Kendali u : untuk cacat per unit.
Peta kendali p
Perbandingan antara banyaknya cacat
dengan semua pengamatan, yaitu setiap
produk yang diklasifikasikan sebagai
diterima
atau
ditolak
(yang
diperhatikan banyaknya produk cacat).

Langkah-langkah pembuatan peta kendali p:


1. Tentukan ukuran contoh/subgrup yang
cukup besar (n > 30),
2. Kumpulkan banyaknya subgrup (k)
sedikitnya 2025 sub-grup,
3. Hitung untuk setiap subgrup nilai
proporsi unit yang cacat, yaitu :
p = jumlah unit cacat/ukuran subgrup
4. Hitung nilai rata-rata dari p, yaitu p
dapat dihitung dengan :
p = total cacat/total inspeksi.

5. Hitung batas kendali dari peta kendali p :


p 1 p
n

UCL = p + 3
LCL = p 3

p 1 p
n

6. Plot data proporsi (persentase) unit cacat


serta
amati apakah data tersebut
berada dalam pengendalian atau diluar
pengendalian.

Contoh :
Sebuah perusahaan ingin membuat peta
kendali untuk periode mendatang dengan
mengadakan inspeksi terhadap proses
produksi pada bulan ini. Perusahaan
melakukan 20 kali observasi dengan
mengambil 50 buah sample untuk setiap
kali observasi. Hasil selengkapnya adalah :

Observasi

Ukuran

Banyaknya

Proporsi

Sampel

Produk Cacat

Cacat

50

0,08

50

0,04

50

0,10

50

0,06

50

0,04

50

0,02

50

0,06

50

0,04

50

0,10

10

50

0,08

11

50

0,06

12

50

0,10

13

50

0,10

14

50

0,04

15

50

0,06

16

50

0,04

17

50

0,08

18

50

0,10

19

50

0,08

p = (pi)/k = 1,30/20 = 0,065


p 1 p
UCL = p + 3
n
0,0651 0,065
= 0,065 + 3
50
= 0,17
LCL = p 3
= 0,065 3
= - 0,039

p 1 p
n

0,0651 0,065
50

Anda mungkin juga menyukai