: P27820114038
obyek yang dikenal. Catat nilai ketajaman penglihatan untuk masing- masing
mata dan kedua mata dalam dua nilai:
Pembilang adalah jarak dari lembar pemeriksa ke klien dalam
ukuran kaki.
Penyebut adalah nomor standar untuk baris tersebut pada lembar
pemeriksa (contoh, 2Q/80. Nomor standar ini adalah jarak di mana
mata normal dapat membaca baris tersebut.
c) Tahap III
Uji masing-masing mata dengan klien membaca kartu indeks dengan
menutupi satu mata bergiliran. Jangan menggunakan tangan untuk menutupi
mata. Minta klien dengan gangguan penglihatan parah untuk menghitung jarijari yang diacungkan kurang lebih satu kaki (30 cm) dari wajah klien. Bila
klien gagal dalam kedua tes tersebut. Sinari mata klien dengan senter kecil dan
kemudian padamkan cahayanya. Tanyakan apakah klien melihat cahaya.
Hasil Normal
Kewaspadaan Perawat
buta total
Lapang penglihatan
Saat seseorang menatap lurus ke depan, seluruh obyek dalam lapang penglihatan
perifer secara normal dapat terlihat.
Pengkajian
1. Buat klien duduk atau ber-
Hasil Normal
bersamaan.
Kewaspadaan Perawat
2. Gangguan
lapang
(penggelapan
penglihatan
sebagian
lapang
menyeluruh.
Gerakkan ekstraokuler
Gerakkan dari masing-masing mata tergantung pada enam otot dan persaratan
dari saraf kranial. Kedua mata bergerak paralel satu sama lain pada tiap arah
tatapan
Pengkajian
Hasil Normal
jauhnya,
berhadapan
dengan anda.
2. Minta klien mengikuti gerak jari
anda dengan kedua mata.
3. Minta
kepala
klien
untuk
tetap
pada
menjaga
posisi
gerakkan
jari
dengan
bawah kanan
6. Jaga agar jari tetap dalam lapang
penglihatan normal.
kelopak
iris,
mata
dan
atas
adanya
berosilasi
(bergerak
pantulan
Biarkan
klien
cahaya
tetap
Kewaspadaan Perawat
gerakkan
abnormal
kranial
Hasil Normal
posisi
perbandingan
mata
antara
satu
lain.
lainnya.
2. Alis Mata:
untuk pengkajian selanjutnya
kacamata atau lensa kontak harus
dibuka.
Inspeksi alis mengenai ukuran,
ekstensi
dan
tekstur
Perhatikan
Daerah orbital agak rata saat mata tertutup. Lipatan kulit mungkin timbul
menurunkan alis
3. Daerah orbital:
4. Kelopak mata:
simetris
mata.
kitarnya.
penyebaran,
dan
ada
mata atas.
5. Aparatus lakrimal
Kelenjar
terpalpasi.
biasanya
tidak
pengeluaran
air
mata
yang
berlebihan.
6. Konjungtiva dan sklera
Tarik lembut kelopak mata untuk
menginspeksi
konjungtiva
bulbar,
lain.
mata.
Tehnik
ini
hanya
mata
rilek,
dan
hindari
gerakkan mendadak.
Pegang dengan lembut kelo- : pak
atas, tarik ke bawah dan ke depan.
Tempatkan ujung-ka- pas pembersih
inci (1 cm) di atas tepi kelopak mata.
Tekan kelopak atas ke bawah untuk
melipatnya keluar; jaga kelopak mata
memeganginya.
Inspeksi konjungtiva terhadap
adanya edema, lesi, atau benda asing.
Setelah inspeksi, kembalikan
7. Kornea:
terrdiri
di
sisi
klien,
dengan
kejernihan
dan
kornea.
Uji sensitifitas kornea dengan
menyentuhkan gulungan kapas steril.
8. Pupil dan iris:
Inspeksi
keadaan
luar
tekstur
iris
dan
langsung
dan
serentak.
mendilatasi pupil
cahaya ruangan untuk
mendilatasi pupil.
untuk
sisi
Pupil
berubah
dan
berakomodasi
yang
berlawanan).
9. Uji reflek akomodasi
Minta klien menatap sua- tu
obyek yang jauh (dinding yang jauh)
dan kemudian ke obyek penguji (jari
atau pinsil) dipegang 4 inci (10 cm)
dari batang hidung klien.
Strabismus (mata menyilang atau menatap ke arah yang berlainan) disebabkan oleh
cedera neuromuskuler atau cacat turunan.
Alis mata:
Asimetris
Alis mata yang lebih tipis dari biasanya mungkin menandakan pencabutan atau
pencukuran alis.
Kelopak mata:
Penurunan mata abnormal menutupi pupil (ptosis) dapat disebabkan oleh edema atau
kerusakan saraf kranial ketiga.
Penyimpangan garis posisi kelopak mata termasuk ektropion (pembalikan ke luar tepi
kelopak mata) dan entropion (pembalikan ke dalam tepi kelopak mata). Entropion
dapat mengakibatkan pada konjungtiva.
Pembengkakkan kelopak mata, disebabkan oleh gagal jantung, gagal ginjal, atau
alergi, atau gangguan kemampuan kelopak untuk menutup penuh.
Lesi kekuningan datar, agak tebal, bentuk tidak teratur pada jaringan periorbital
mungkin berhubungan dengan penyimpanan lipid. Xantelas- ma terdiri dari
peningkatan kerak kolesterol, disimpan terbanyak di daerah nasal bagian kelopak mata
atas dan bawah (Seidel et al., 1991).
Kegagalan kelopak mata untuk menutup penuh umum terdapat pada klien tidak sadar
atau mereka dengan kelumpuhan saraf wajah.
Aparatus lakrimal:
Area kelenjar yang bengkak, edema, atau kemerahan mungkin menandakan adanya
tumor, infeksi, atau abses.
Penyumbatan duktus lakrimal mungkin akibat dari edema dan pengeluaran air mata
yang berlebihan.
Penyimpangan Normal
Kewaspadaan Perawat
konjungtiva,
akibat
dari
tetapi
segera
beritahu
inflamasi
(konjungtivitis).
Cairan dari mata; bila kekuningan,
biasanya hasil kerja dari bakteri. Suatu
alergi
dapat
menimbulkan
cairan
keputihan.
2. Pupil dan iris:
Pupil yang dilatasi atau kon- striksi
bisa timbul akibat gangguan neorologis
atau pengobatan.
Miosis, atau konstriksi pupil sampai
di bawah 2 mm, biasanya disebabkan
oleh obat- obatan seperti morfin dan
obat-obat untuk mengontrol glaukoma.
Pupil miotik biasanya gagal berdilatasi
dalam gelap (Seidel et al., 1991).
Midriasis, atau dilatasi pupil sampai
penglihatan
potensial.
perubahan
dalam
tekanan intra- kranial, lesi saraf, pengobatan optalmik atau trauma langsung
pada mata.
Daftar pustaka :
Priharjo,S.Kp,M.Sc,RN.,Robert.(2005).Pengkajian Fisik Keperawatan:edisi 2. Jakarta:EGC