Anda di halaman 1dari 16

Nama : Izzal Bintang s.

Kelas : tingkat I reg B


NIM

: P27820114038

PENGKAJIAN FISIK PADA MATA


A. Anatom dani fisiologi
Organ penglihatan terletak dalam rongga tulang di bagian depan tengkorak,
tertanam dalam lemak orbital, dan dipersarafi satu dari sepasang saraf penglihatan
dari lobus otak oksipital. Cahaya masuk kornea melalui retina yang tembus pandang.
Iris mengubah-ubah ukuran pupil untuk mengendalikan seberapa banyak cahaya
masuk. Lensa mengubah bentuk untuk memfokuskan cahaya pada lapisan batang dan
kerucut yang membentuk retina. Impuls yang dibuat oleh sel saraf khusus retina
mengirim gambaran visual sepanjang saraf optik sampai ke otak.
B. Rasional
Pengkajian mata meliputi empat bidang; ketajaman penglihatan, lapang
penglihatan, gerakkan ekstraokuler, dan struktur eksternal. Pengkajian ini juga
meliputi pengujian optalmoskopik. Perawat menentukan adanya gangguan mata
spesifik. Setiap gangguan penglihatan dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk
tetap mandiri dalam melaksanakan aktifitas perawatan diri
C. Pengkajian pada mata
1. Alat khusus
a) Surat kabar atau majalah
b) Kartu indeks atau plastik penutup mata
c) Lembar pemeriksaan Snellen atau layar berlampu beserta kartu
d) Kapas pembersih
e) Senter kecil
f)
Optalmoskop
g) Penggaris kecil
2. Persiapan klien
a) Selama pengkajian klien diminta duduk atau berdiri.
b) Ruangan digelapkan selama pengkajian reflck kornea dan optalmoskop.
3. Riwayat
a) Tentukan apakah klien mempunyai riwayat penyakit mata, trauma pada mata,
diabetes, hipertensi, atau masalah visual.
b) Tentukan masalah yang mendorong klien untuk mencari bantuan kesehatan.
Tanyakan pada klien adakah kelopak mata yang turun menutup terus menerus,
nyeri mata, fotopobia (kerentaan terhadap cahaya) rasa seperti terbakar pada
mata, gatal, airmata dan kotoran mata yang berlebihan, diplopia (pandangan
ganda), Pandangan kabur, perasaan adanya film di atas lapang penglihatan,

mengambang (titik hitam kecil yang tampak menyilang pada lapang


penglihatan), cahaya kilatan, atau lingkaran hitam (halo) di seputar cahaya.
c) Tentukan apakah ada riwayat keluarga dengan gangguan mata, meliputi
glaukoma atau retinitis'pigmentosa.
d) Kaji riwayat pekerjaan klien mengenai aktifitas kerja yang memerlukan kerja
tertutup, kerja yang melibatkan komputer, atau aktifitas seperti pengelas,
terpajan langsung dengan bahan kimiawi yang membuat risiko cedera mata.
e) Tanyakan pada klien apakah memakai kacamata atau lensa kontak atau tidak.
f) Tentukan tanggal terakhir klien memeriksakan mata.
g) Kaji obat-obatan yang dipakai, termasuk tetes mata
4. Teknik pengkajian ketajaman mata
Pengkajian ketajaman penglihatan, pembedaan detail kecil, pengujian pusat
penglihatan. Pengujian dapat dilaksanakan dalam tahap-tahap tergantung pada
respon klien dari masing-masing tahap dan alasan dilaksanakannya pengujian
tersebut.
a) Tahap I
Lakukan pengkajian sekilas dengan meminta klien membaca surat kabar atau majalah. Pastikan pencahayaan cukup. Klien berkacamata seharusnya
memakai kacamatanya selama tahap pengkajian ini. Perhatikan jarak klien
memegang lembaran yang dibaca dari matanya.
Pastikan klien mengerti bahasa Inggris dan tidak buta huruf. Mintalah
klien agar membaca dengan keras untuk memastikan bahwa klien tidak buta
huruf. Bila klien menghadapi kesulitan lanjutakan pengujian ke tahap II.
b) Tahap II
Untuk pengkajian yang akurat gunakan lembar pemeriksaan Snellen
(tersedia di banyak kantor pada layar proyektor berlampu). Pastikan bahwa
lembaran pemeriksa benar-benar diterangi. Buat klien berdiri 20 kaki (6,1 m)
jauhnya dari lembar Snellen atau duduk di kursi pengujian yang telah
terpasang khusus berseberangan dengan layar periksa.
Minta klien untuk membaca huruf-huruf pada layar dimulai dari baris
yang mana saja-pertama dengan kedua mata terbuka dan kemudian dengan
satu mata terpisah (mata lainnya ditutupi).
Selalu menguji pertama kali tanpa kacamata. Kemudian bila klien
memakai kacamata jarak jauh, ulangi pengujian. Tentukan baris terkecil di
mana klien dapat membaca seluruh huruf dengan benar dan catat ketajaman
untuk garis tersebut.
Bila klien tidak bisa membaca, gunakan kartu E dan tentukan arah
tangan huruf E. Pada anak-anak kecil, gunakan lembaran dengan gambaran

obyek yang dikenal. Catat nilai ketajaman penglihatan untuk masing- masing
mata dan kedua mata dalam dua nilai:
Pembilang adalah jarak dari lembar pemeriksa ke klien dalam
ukuran kaki.
Penyebut adalah nomor standar untuk baris tersebut pada lembar
pemeriksa (contoh, 2Q/80. Nomor standar ini adalah jarak di mana
mata normal dapat membaca baris tersebut.
c) Tahap III
Uji masing-masing mata dengan klien membaca kartu indeks dengan
menutupi satu mata bergiliran. Jangan menggunakan tangan untuk menutupi
mata. Minta klien dengan gangguan penglihatan parah untuk menghitung jarijari yang diacungkan kurang lebih satu kaki (30 cm) dari wajah klien. Bila
klien gagal dalam kedua tes tersebut. Sinari mata klien dengan senter kecil dan
kemudian padamkan cahayanya. Tanyakan apakah klien melihat cahaya.
Hasil Normal

Nilai normal ketajaman penglihatan adalah 2tho.

Catat, apabila ketajaman penglihatan diukur dengan kaca mata


perbaikan atau lensa kontak (cc) atau tanpa perbaikan (sc).

Penyimpangan dari Normal

Kewaspadaan Perawat

Nilai ketajaman penglihatan 20/^oo dianggap

Klien dengan gangguan ketajaman

buta total

penglihatan mungkin memerlukan bantuan


dalam melakukan aktifitas kehidupan
sehari-hari. Kemamapuan klien untuk
membaca materi pendidikan juga mungkin
terganggu. Sumber pendidikan audio
mungkin perlu disediakan.

Lapang penglihatan
Saat seseorang menatap lurus ke depan, seluruh obyek dalam lapang penglihatan
perifer secara normal dapat terlihat.
Pengkajian
1. Buat klien duduk atau ber-

Hasil Normal

diri 2 kaki (60 cm) jauhnya,


berhadapan dengan anda
sejajar ketinggian mata.
2.

Minta klien untuk


menutupi atau melapisi
dengan perlahan satu mata

5. Anda dan klien seharusnya melihat jai

menggunakan kartu indeks

tersebut dalam waktu yang hampi

dan menatap mata anda ber-

bersamaan.

lawanan arah (contoh, mata


kiri klien, mata kanan
perawat).
3. Tutup atau lapisi mata anda
yang berlawanan dengan
mata klien sehingga lapang
penglihatan anda tidak
bertumpang tindih dengan
lapangan penglihatan klien.
4. Gerakkan jari dengan jarak
sebanding panjang lengan di
luar lapang penglihatan.
5. Minta klien untuk mengatakannya bila melihat jari
anda.
6. Perlahan tarik jari anda
mendekat. Jari selalu dijaga
tetap di tengah antara anda
dan klien.
7. Ulangi prosedur pada sisi

yang lain, atas dan bawah.


Selalu harus membandingkan titik di mana anda
melihat jari tersebut memasuki lapang penglihatan
anda dan titik di mana klien
melihatnya.
8. Ulangi prosedur dengan keempat arah pada mata
lainnya

Penyimpangan dari Normal

Kewaspadaan Perawat

1. Bila klien melihat jari sedikit lebih

1. Rujuk setiap klien dengan gangguai

lama dari anda, klien mengalami

lapang penglihatan kepada dokte> atau

penyempitan lapang penglihatan.

optalmologis untuk pengkajiar mata

2. Gangguan

lapang

(penggelapan

penglihatan

sebagian

lapang

penglihatan) umumnya disebabkan


oleh kerusakan saraf optik atau
gangguan retina.
3. Klien dengan gangguan penglihatan
dapat ber- risiko cedera karena mereka tidak dapat melihat seluruh obyek
didepannya.

menyeluruh.

Gerakkan ekstraokuler
Gerakkan dari masing-masing mata tergantung pada enam otot dan persaratan
dari saraf kranial. Kedua mata bergerak paralel satu sama lain pada tiap arah
tatapan

Pengkajian

Hasil Normal

1. Buat klien duduk atau berdiri 2


kaki

jauhnya,

berhadapan

dengan anda.
2. Minta klien mengikuti gerak jari
anda dengan kedua mata.
3. Minta
kepala

klien

untuk

tetap

pada

menjaga
posisi

menghadap anda dan mengikuti


gerakkan jari hanya dengan
mata.
4. Jaga jari anda kurang lebih 6
sampai 12 inci di depan mata
klien,

gerakkan

jari

dengan

lembut dan perlahan melalui


delapan arah tatapan utama
5. Atas dan bawah Kanan dan kiri
Diagonal ke atas dan ke bawah
kiri Diagonal ke atas dan ke

7. Mata seharusnya bergerak halus da


paralel ke arah tatapan.
Kelopak mata atas menutupi iris
hanya sebagian dari semua arah

bawah kanan
6. Jaga agar jari tetap dalam lapang
penglihatan normal.

9. Cahaya seharusnya memantul pada

7. Observasi gerak paralel mata,


posisi
terhadap

kelopak
iris,

mata
dan

atas

titik kornea yang sama pada kedua


mata.

adanya

sembarang gerakkan abnormal.


8. Secara periodik, hentikan gerak
jari dan perhatikan bila mata
mulai

berosilasi

(bergerak

bolak-balik teratur diantara dua


batas).
9. Periksa keselarasan mata dengan
mengkaji
kornea.

pantulan
Biarkan

klien

cahaya
tetap

duduk, menatap lurus ke depan.


Nyalakan senter pena ke arah
batang hidung klien dari 2
sampai 3 kaki jauhnya (30
sampai 90 cm) jauhnya dalam
ruangan yang digelapkan.

Penyimpangan dari Normal

Kewaspadaan Perawat

1. Kelopak mata atas menutup sebagian


besar iris, menandakan adanya edema
atau keterlibatan saraf kranial.
2. adanya

gerakkan

abnormal

2. Gerakkan mata yang terganggu dapat


mata

merefleksikan cedera atau penyakit pada

seperti nistagmus (osilasi involunter

otot mata, struktur penopang, atau saraf

teratur) dan seringkah disebabkan oleh

kranial

tatapn ke arah kiri atau kanan luar


jauh.
3. Apabila mata tidak selaras maka
cahaya akan memantul pada titik yang
berbeda pada masing-masing mata

Struktur Eksternal Mata


ada sejumlah gambaran eksternal dari mata dimana perawat dapat "nengkaji
untuk penentuan lanjut kondisi struktur mata.
Pengkajian

Hasil Normal

1. Posisi dan keselarasan


Inspeksi

posisi

perbandingan

mata

antara

satu

dalam 1. Mata secara normal paralel satu sama


dan

lain.

lainnya.
2. Alis Mata:
untuk pengkajian selanjutnya
kacamata atau lensa kontak harus
dibuka.
Inspeksi alis mengenai ukuran,
ekstensi

dan

tekstur

Perhatikan

apakah alis memanjang tepat di atas


mata atau sedikit lebih panjang

Alis mata secara normal simetris.

Bila alis mata jarang atau tidak


ada tanyakan pada klien apakah
pencabutan sendiri dilakukan

Daerah orbital agak rata saat mata tertutup. Lipatan kulit mungkin timbul

Minta klien menaikkan dan

saat mata terbuka.

menurunkan alis
3. Daerah orbital:

4. Kelopak mata tidak menutup pupil dan

Inspeksi daerah tersebut terhadap

sklera tidak dapat terlihat di atas iris.

edema, kemerahan, atau jaringan

Kelopak mata juga menutup bola mata

lunak di bawah bidang orbital.

Kelopak mata normal menutup secara

4. Kelopak mata:

simetris

Inspeksi posisi dan warna kelopak

mata.

Kelopak mata secara normal halus dan


berwarna sama seperti kulit di se-

Minta klien untuk menutup dan

kitarnya.

membuka mata secara normal


Inspeksi permukaan kelopak mata
atas dengan meminta klien menutup
mata dan menaikkan kedua alis dengan ibu jari dan telunjuk untuk
meregangkan kulit.
Jika terjadi lesi, catat ukuran,
bentuk,

penyebaran,

dan

ada

dan melengkung ke arah luar.

Untuk menginspeksi kelopak

mata atas.

si reflek berkedip mata.

mencapai 20 kali per menit.


5. Air mata mengalir dari kelenjar menyeberangi permukaan mata ke duktus

5. Aparatus lakrimal

lakrimal, berada pada sudut nasal atau

Inspeksi daerah kelenjar lakrimal


pada dinding luar atas bagian anterior
tulang orbital terhadap edema dan
kemerahan.
Palpasi dengan lembut area
kelenjar untuk mendeteksi adanya
nyeri.
Inspeksi duktus lakrimal. pada
sudut nasal terhadap edema dan

Normalnya seseorang berkedip tanpa


sadar dan secara bilateral sampai

bawah mata, minta klien untuk


membuka mata. Perhatikan frekwen-

Kelopak mata bawah mempunyai karakteristik yang sama dengan kelopak

tidaknya pengeluaran cairan.


Perhatikan posisi bulu mata

Bulu mata secara normal menyebar rata

lipatan dalam dari mata.

Daerah kelenjar lakrimal biasanya tidak


sakit.

Kelenjar

terpalpasi.

biasanya

tidak

pengeluaran

air

mata

yang

berlebihan.
6. Konjungtiva dan sklera
Tarik lembut kelopak mata untuk
menginspeksi

konjungtiva

bulbar,

yang menutup daerah permukaan


terbuka bola mata sampai tepi kornea
Tindakan Kewaspadaan:
Gunakan sarung tangan bila ada cairan
kental bercampur gumpalan di tepi
kelopak mata. Cairan yang keluar
mungkin infeksius dan mudah menular
ke mata yang lainnya. Ganti sarung

Konjungtiva transparan dengan warna

tangan dari satu mata ke mata yang

merah muda samar.

lain.

Hindari penekanan langsung ke bola

Sklera berwarna putih porselin pada


orang Amerika Eropa dan kuning muda

mata.

pada klien Amerika Afrika.

Tarik lembut kedua kelopak dengan


ibu jari dan jari telunjuk, tekan tulang
orbital atas dan bawah. Minta klien
menatap ke atas, ke bawah, dan dari
sisi ke sisi.
Inspeksi warna konjungtiva dan kaji
ada-tidaknya edema dan lesi.
Tarik lembut kelopak mata bawah
untuk memeriksa konjungtiva palpebra
yang membatasi kelopak mata
Tekan lembut kelopak mata bawah
dengan ibu jari atau jari telunjuk ke
orbital bawah. Seringkah klien mampu
melakukan tindakan ini sendiri.
Perhatikan warna konjungKonjungtiva bersih dan bebas eritema.

Konjungtiva bersih dan bebas eritema.


tiva dan bebas eritema

tiva dan adanya edema atau lesi.


Lakukan dengan ekstra hati- hati
dalam meregangkan kelopak mata atas
(jangan melakukan pertama kali tanpa
bantuan daro orangyang telah diakui
keahliannya).

Tehnik

ini

hanya

digunakan bila anda menduga ada


benda asing di bawah kelopak.
Minta klien untuk menatap ke
bawah,

mata

rilek,

dan

hindari

gerakkan mendadak.
Pegang dengan lembut kelo- : pak
atas, tarik ke bawah dan ke depan.
Tempatkan ujung-ka- pas pembersih
inci (1 cm) di atas tepi kelopak mata.
Tekan kelopak atas ke bawah untuk
melipatnya keluar; jaga kelopak mata

agar tetap terbalik dengan hati-hati

Kelopak mata akan kembali ke posisi


semula

memeganginya.
Inspeksi konjungtiva terhadap
adanya edema, lesi, atau benda asing.
Setelah inspeksi, kembalikan

kelopak ke posisi normal dengan

Kornea biasanya berkilau, transparan,


dan halus.

menarik lembut bulu mata ke depan


dan meminta klien menatap ke atas.

Respon normalnya adalah berkedip.

Pola iris harus terlihat jelas, dengan

7. Kornea:
terrdiri

di

sisi

klien,

dengan

menggunakan cahaya tak langsung,


inspeksi

kejernihan

dan

kornea.
Uji sensitifitas kornea dengan
menyentuhkan gulungan kapas steril.
8. Pupil dan iris:
Inspeksi

keadaan

luar

pantulan yang berwarna sama.

tekstur

iris

dan

Pupil normalnya berwarna hitam, bundar, teratur, dan sebanding dalam


ukuran (diameter 3 sampai 7 mm).

perhatikan kelainan tepinya.


Inspeksi ukuran, bentuk,
keselarasan pupil dan reaksi terhadap
cahaya.
Uji reflek pupil terhadap cahaya
secara

langsung

dan

serentak.

Remangkan cahaya ruangan untuk

Pupil yang sedang disinari seharusnya


mengecil dengan cepat

mendilatasi pupil
cahaya ruangan untuk
mendilatasi pupil.

Tarik senter kecil dari samping

Mengecil secara simultan terhadap


pupil yang sedang duji.

wajah klien dan sinari langsung ke


pupil saat klien menatap lurus ke
depan. Observasi pupil yang sedang
disinari.
Perhatikan respon tak langsung
pada pupil satunya.
Tarik senter dari samping wajah
klien dan sinari pupil langsung
(diulang

untuk

sisi

Pupil

berubah

dan

berakomodasi

melalui konstriksi, saat melihat ke


obyek yang dekat. Repon pupil sebanding satu sama lain.

yang

berlawanan).
9. Uji reflek akomodasi
Minta klien menatap sua- tu
obyek yang jauh (dinding yang jauh)
dan kemudian ke obyek penguji (jari
atau pinsil) dipegang 4 inci (10 cm)
dari batang hidung klien.

Penyimpangan dari Normal

Posisi dan keselarasan:

Mata yang melotot (eksoptalamus) biasanya menandakan adanya hiper- tiroid.

Strabismus (mata menyilang atau menatap ke arah yang berlainan) disebabkan oleh
cedera neuromuskuler atau cacat turunan.

Alis mata:
Asimetris

Kekasaran rambut dan gagalnya ekstensi di atas tonjolan temporal dapat


mengindikasikan hipotiroid.

Alis mata yang lebih tipis dari biasanya mungkin menandakan pencabutan atau
pencukuran alis.

Ketidakmampuan untuk menggerakkan alis mata menandakan adanya kelumpuhan


saraf wajah.

Kelopak mata:

Penurunan mata abnormal menutupi pupil (ptosis) dapat disebabkan oleh edema atau
kerusakan saraf kranial ketiga.

Penyimpangan garis posisi kelopak mata termasuk ektropion (pembalikan ke luar tepi
kelopak mata) dan entropion (pembalikan ke dalam tepi kelopak mata). Entropion
dapat mengakibatkan pada konjungtiva.

Kemerahan pada kelopak menandakan adanya inflamasi atau infeksi.

Pembengkakkan kelopak mata, disebabkan oleh gagal jantung, gagal ginjal, atau
alergi, atau gangguan kemampuan kelopak untuk menutup penuh.

Lesi kekuningan datar, agak tebal, bentuk tidak teratur pada jaringan periorbital
mungkin berhubungan dengan penyimpanan lipid. Xantelas- ma terdiri dari
peningkatan kerak kolesterol, disimpan terbanyak di daerah nasal bagian kelopak mata
atas dan bawah (Seidel et al., 1991).

Kegagalan kelopak mata untuk menutup penuh umum terdapat pada klien tidak sadar
atau mereka dengan kelumpuhan saraf wajah.

Aparatus lakrimal:

Area kelenjar yang bengkak, edema, atau kemerahan mungkin menandakan adanya
tumor, infeksi, atau abses.

Penyumbatan duktus lakrimal mungkin akibat dari edema dan pengeluaran air mata
yang berlebihan.

Penyimpangan Normal

Kewaspadaan Perawat

1. konjungtiva dan sklera:

1. Jangan mencoba mengeluarkan benda

Konjungtiva yang pucat diakibatkan


oleh anemia.

konjungtiva,

Konjungtiva yang merah sekali


merupakan

asing yang tampak tertanam dalam

akibat

dari

tetapi

segera

beritahu

dokter dan kenakan pelindung mata.

inflamasi

(konjungtivitis).
Cairan dari mata; bila kekuningan,
biasanya hasil kerja dari bakteri. Suatu
alergi

dapat

menimbulkan

cairan

keputihan.
2. Pupil dan iris:
Pupil yang dilatasi atau kon- striksi
bisa timbul akibat gangguan neorologis
atau pengobatan.
Miosis, atau konstriksi pupil sampai
di bawah 2 mm, biasanya disebabkan
oleh obat- obatan seperti morfin dan
obat-obat untuk mengontrol glaukoma.
Pupil miotik biasanya gagal berdilatasi
dalam gelap (Seidel et al., 1991).
Midriasis, atau dilatasi pupil sampai

2. Klien yang menderita gejala gangguan


visual mungkin jadi takut terhadap
kehilangan

penglihatan

potensial.

di atas 6 mm, biasanya terdapat pada

Dengan demikian perawat memberikan

kondisi koma, apakah akibat diabetes,

penerangan dengan seksama mengenai

alkohol, uremia, atau epilepsi. Pupil

gagal untuk konstriksi terhadap cahaya.


Keterlambatan atau ketiadaan reflek
cahaya atau reflek akomodasi mungkin
mengindikasikan

perubahan

dalam

tekanan intra- kranial, lesi saraf, pengobatan optalmik atau trauma langsung
pada mata.

Gambar dari Pemeriksaan fisik Mata

Potongan menyilang dari mata

Delapan tatapan utama

eluruh prosedur pemeriksaan.

Teknik untuk meregangkan kelopak mata bawah dan teknik untuk


menginspeksi konjungtiva palpebra atas

Daftar pustaka :
Priharjo,S.Kp,M.Sc,RN.,Robert.(2005).Pengkajian Fisik Keperawatan:edisi 2. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai