Rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun sistemik
namun karakteristik utamanya adalah menyerang jaringan sendi-sendi bukan kelenjar eksokrin. Meskipun penyakit autoimun lain juga bisa menyerang sendi dan menyebabkan radang sendi namun berbeda dengan RA yang dapat berdampak kerusakan berupa erosi yang menyebabkan deformitas hingga sudah tidak lagi dapat berfungsi dengan baik. Pada sendi terdapat kapsul yang melindungi sendi. Sel-sel pada bagian dalam kapsul inilah yang diserang oleh sistem imun pada RA. Kerusakan kapsul tersebut akhirnya bisa menyebabkan dikeluarkannya protein-protein yang akan merusak tulang dan tulang rawannya.
Gejala-gejala darirheumatoid arthritismeliputi:
Nyeri sendi ,bengkak ,panas, eritema dan gangguan fungsi
merupakan gambaran klinis yang klasik untuk rheumatoid arthritis (Smeltzer & Bare, 2002). Kekakuan, terutama di pagi hari atau setelah duduk untuk waktu yang lama Peradangan akibat rheumatoid arthritis bisa menyebabkan demam ringan, seperti flu, nyeri tubuh, dan perasaan yang tidak enak. Hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan, dan merasa seperti tidak memiliki energi. Kekeringan pada mata dan mulut. Terdapat Nodul rheumatoid yang sering muncul pada area yang sering mendapat tekanan seperti siku. Tetapi dapat juga muncul pada mata, jantung, dan paru-paru. Nodul ini sangat merusak dan menganggu dimanapun mereka muncul.
Gejala jika ditinjau dari stadium
penyakit, terdapat tiga stadium yaitu : 1. Stadium sinovitis Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun istirahat, bengkak dan kekakuan. 2. Stadium destruksi Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon. 3. Stadium deformitas Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.