e-mail:{youdhitia@yahoo.com, kadeksinar20@email.com,
anantawikramatunggaatmadja@gmail.com}@undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja PDAM Kabupaten Buleleng dengan
menggunakan Balanced Scorecard dan memberikan sebuah alternatif sistem penilaian kinerja yang
dapat memberikan pemahaman manajemen tentang kinerja perusahaan secara tepat dan menyeluruh
serta dapat diimplementasikan pada PDAM Kabupaten Buleleng. Jenis data yang digunakan adalah data
kuantitatif dan kualitatif.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan melakukan wawancara, kuisioner,
dan metode dokumentasi. Metode penentuan sampel yaitu purposive sampling dan convenience
sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif dengan
mengukur masing-masing perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses
internal bisnis, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kabupaten Buleleng secara keseluruhan
sudah cukup baik, hal tersebut ditunjukkan dengan nilai Scorecard masing-masing perspektif. Saran
yang diajukan kepada manajemen PDAM dan peneliti selanjutnya adalah manajemen hendaknya mulai
mempertimbangkan aspek kinerja non keuangan dan peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan
penelitian pada perusahaan yang berbeda seperti misalnya pada perusahaan swasta.
Kata Kunci:
Abstract
The study aimed to find out the performance of Drinking Water Local Company Office (PDAM) in
Buleleng Regency by Balanced Scorecard approach and provided an alternative of performance
evaluation system which could provide an accurate and comprehensive understanding of management of
local companys performances and could be implemented in the PDAM office in Buleleng regency. This
study utilized both quantitative and qualitative data.
The data were collected by using interview, quesionnaires, and documentation. The samples
were determined based on purposive sampling and convenience sampling. The analysis was made
based on quantitative and qualitative analysis by measuring each perpectives, such as financial,
customers, bussiness internal process, and instructional and groth perspectives. The results of the study
indicated that the performances of the overall PDAM office in Buleleng regency had been fairly good, it
was indicated by the score of Scorecard of every perspectives. Recommendation for the PDAM office
management such as the management should start consider performances of non-financial aspect; while
for the other researcher to make the same area of study in different private companies.
Key-words:
organizations.
Implementasi
Balanced
Scorecard sebagai alat pengukuran kinerja
tetapi harus berpedoman pada tujuan
organisasi. Pada jenis quasi non profit
organizations,tujuan organisasninya adalah
kepuasan pelanggan dan meningkatkan
profitabilitas. Dengan demikian, Balanced
Scorecard dapat dimodifikasi dengan
menempatkan perspektif finansial dan
pelanggan sejajar pada puncak dan diikuti
oleh perspektif proses internal dan
selanjutnya
perspektif
inovasi
dan
pembelajaran (Mahsun, 2006).
Secara umum, terdapat empat
macam kinerja bisnis yang diukur dalam
balanced scorecard yaitu: Perspektif
keuangan (financial perspective), Perspektif
pelanggan/konsumen
(customer
perspective), Perspektif proses internal
bisnis
(intenal
business
process
perspective), dan Perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan (learning and growth
perspective)
Konsep pengukuran kinerja balanced
scorecard memiliki keistimewaan dalam hal
cakupan
pengukurannya
yang
komprehansif,
karena
selain
mempertimbangkan kinerja finansial, juga
mempertimbangkan pula kinerja-kinerja non
finansial. Selain itu balanced scorecard
tidak hanya mengukur aktivitas akhir (out
come) tetapi juga aktivitas-aktivitas penentu
hasil akhir (driver).
Adapun alasan penulis memilih PDAM
sebagai
obyek
penelitian
adalah
berdasarkan penjajagan awal bahwa
pengukuran kinerja yang selama ini
dilakukan PDAM Kabupaten Buleleng
masih
menggunakan
pendekatan
tradisional yaitu pengukuran kinerja yang
bersumber
dari
informasi
keuangan
perusahaan saja. Oleh karena itu peneliti
mencoba
untuk
mengaplikasikan
pengukuran dengan menggunakan metode
Balenced Scorecard, supaya di dalam
pengukuran
kinerja
tersebut
dapat
berimbang antara kinerja keuangan dan
non keuangan.
Kinerja merupakan istilah umum yang
digunakan untuk menunjukkan sebagian
atau seluruh tindakan atau aktivitas dari
suatu organisasi pada suatu periode seiring
dengan referensi pada sejumlah standar
(1)
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Prosentase kelonggaran ketidaktelitian
karena
kesalahan
pengambilan
sampel yang masih ditolerir, yaitu
10%.
Jenis dan Sumber Data
Data kualitatif diperoleh melalui
berbagai macam teknik pengumpulan data
misalnya wawancara, analisis dokumen,
diskusi terfokus, atau observasi yang telah
dituangkan dalam catatan lapangan. Data
Kuantitatif adalah data yang berbentuk
angka atau bilangan. Sesuai dengan
bentuknya, data kuantitatif dapat diolah
atau
dianalisis menggunakan
teknik
perhitungan matematika atau statistika.
Data primer dalam penelitian ini
diperoleh
dengan
cara
wawancara
langsung
dengan
Kabag
Keuangan
memperoleh data mengenai data keuangan
PDAM, Kasubag Pelayanan memperoleh
data tentang pelanggan PDAM, dan
Kasubag Personalia memperoleh data
tentang data karyawan PDAM Kabupaten
Buleleng. Data Sekunder yang digunakan
dalam penelitian ini seperti: struktur
organisasi, data mengenai pelanggan, dan
data mengenai produksi perusahaan.
(3)
Operating Ratio=
100%
(4)
Return On Investment=
100%
(5)
(7)
(8)
(9)
dan
(10)
Retensi Karyawan=
100%
(11)
Produktifitas Karyawan=
(12)
Variabel
Penelitian
dan
Definisi
Operasional
Kinerja Perspektif keuangan
Penilaian
kinerja
keuangan
perusahaan
berhubungan
dengan
pengukuran profitabilitas, yaitu kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu (Riyanto, 2001).
Kinerja Perspektif Pelanggan
Profitabilitas
pelanggan
mengukur
seberapa besar keuntungan-keuntungan
yang berhasil diraih oleh perusahaan dari
penjualan produk atau jasa kepada para
pelanggan,
merupakan
keuntungan
jasa/produk dibagi total pendapatan neto
jasa/produk dinyatakan dalam persen.
Semakin tinggi nilai profitabilitas konsumen,
berarti
menunjukkan
semakin
tinggi
keuntungan yang berhasil dicapai oleh
perusahaan.
Kinerja perspektif Proses Bisnis Internal
Adapun ukurannya sebagai berikut: Inovasi,
yaitu untuk mengetahui jumlah produk/jasa
yang ditawarkan dibandingkan dengan
jumlah produk/jasa perusahaan yang telah
ada dan Layanan Purna Jual, yaitu untuk
mengetahui
bagaimana
tindakan
perusahaan
dalam
berupaya
untuk
memberikan manfaat tambahan kepada
konsumen dalam berbagai bentuk layanan.
Kinerja perspektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Perspektif
ini
bertujuan
mendorong
perusahaan menjadi organisasi belajar
(learning
organization)
sekaligus
mendorong
pertumbuhannya.
Proses
belajar dan perkembangan organisasi
bersumber dari tiga prinsip: People, system,
dan organizational procedur.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejarah Berdirinya PDAM Kabupaten
Buleleng
Penyediaan air minum untuk Kota
Singaraja dimulai sejak tahun 1902 yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Belanda,
memanfaatkan sumber mata air di Desa
Padang Bulia dengan kapasitas 3 ltr/dt
mempergunakan sistem gravitasi dan
sebuah resevoir di Bantang Banua
berkapasitas 180
.
Tahun 1993 untuk perluasan jaringan
ke kawasan Lovina, PDAM Kab. Buleleng
kembali memanfaatkan dana pinjaman
melalui P3KT sebesar Rp. 2.377.000.000,yang dipergunakan untuk : Pengadaan dan
pemasangan pipa distribusi SingarajaLovina
sepanjang
13.675
meter,
pengadaan dan pemasangan pipa distribusi
dalam kota dari Res. Bantang Banua s/d
ujung timur Jalan Gempol sepanjang 4.822
meter.
Visi
Visi PDAM Kabupaten Buleleng yaitu
Menjadi Perusahaan Mandiri dengan
Tabel 1. Cakupan Wilayah Kerja dalam Pelayanan Air Minum Tahun 2010-2012
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
CAKUPAN WILAYAH
Cab. Singaraja
Cab. Seririt
Cab. Gerokgak
Cab. Busung Biu
Unit Pancasari
Cab. Kubutambahan
Unit Sambirenteng
Cab. Lovina
Unit Pejarakan
TOTAL
Jumlah Pelanggan
2010
2011
20.088
20.800
4.807
4.984
1.196
1.224
1.750
1.839
615
656
3.126
3.516
667
719
2.697
2.869
71
80
35.017
36.687
2012
21.778
5.120
1.268
1.902
703
3.928
724
3.054
93
38.570
2010
TAHUN
2011
2012
RATARATA
SCORE
CARD
13,34 %
16,04 %
96,20 %
508,13 %
11,44 %
13,36 %
103,31 %
856, 38 %
14,62 %
15,39 %
94,43 %
701,35 %
13,33 %
14,93 %
97,98 %
688,62 %
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
3,89 %
4,55 %
4,88 %
4,44 %
Baik
96,11 %
95,45 %
95,12 %
95,56 %
Buruk
16,04 %
13,36 %
15,39 %
14,93 %
Cukup
Rp.14.782.5
09,19
0%
Rp.12.935.0
96,24
0%
Rp.18.437.2
62,47
0%
Rp.15.384.9
55,97
0%
Cukup
Baik
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, Robert S dan Norton David P.
2001.
Balanced
Scorecard:
Menerapkan Strategi Menjadi Aksi.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Luis, Suwardi & A. Biroo, Prima. 2008. Step
by Step in Cascading Balanced
Scorecard to Funtional Scorecards.
Jakarta: PT Gramedia.
Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard; Alat
Manajemen
Kontemporer
Untuk
Pelipatgandakan Kinerja Laporan
Keuangan
Perusahaan.
Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Mulyadi, dan Setyawan Johny. 2001.
Sistem
Perencanaan
dan
Pengendalian
Perusahaan
Edisi
Kedua. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.
Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian
Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar Dasar
Pembelanjaan
Perusahaan.
Yogyakarta: BPFE.
Tiganovana. 2011. Teknik Sampling.
Tersedia
pada
http://tiganovana.blogspot.com/2011/c
onvinience-sampling.html.
(diakses
pada
12
Januari
2014).