Kajian Sistim Fiskal Perminyakan Indonesia
Kajian Sistim Fiskal Perminyakan Indonesia
Sistim fiskal ini harus menjamin kedua pihak yaitu pemerintah Indonesia dan investor
memperoleh bagian yang layak. Pemerintah dapat memaksimumkan nilai dari sumberdaya alam
yang dimilikinya untuk kepentingan negara dan dapat mencapai agenda lain seperti menciptakan
lapangan kerja, transfer teknologi, dan pembangunan infrastruktur terutama di daerah-daerah
dimana lokasi sumberdaya alam tersebut berada. Perusahaan minyak atau investor dapat
memaksimumkan return on investment atau dapat menjamin bahwa return on capital harus
konsisten dengan risiko dari investasi yang dilakukannya. Berapapun besarnya prosentasi yang
akan diperoleh melalui PSC, perusahaan minyak tidak akan tertarik untuk berinvestasi jika ROI
yang dihasilkan tidak sesuai dengan risiko yang dihadapi.
Untuk itu, perlu disusun sistim fiskal yang seimbang, self adjusting fiscal system yang dapat
mengakomodasi tujuan kedua belah pihak. Sistim fiskal yang diajukan pemerintah harus bisa
mengakomodasi tujuan pemerintah dan pada saat yang sama juga harus mampu menarik investor
untuk melakukan eksplorasi dan produksi minyak. Setiap ladang minyak mempunyai karakter
tersendiri sehingga sistim ini harus fleksibel yang disesuaikan dengan tingkat kesulitan geologi
dan nilai ekonomis dari setiap ladang baru yang akan dieksplorasi maupun pengaktifan sumur
lama dan well recovery. Misalnya, ladang yang bersifat marginal (marginal fields) tidak bisa
dieksploitasi secara ekonomis dengan sistim fiskal yang berlaku sekarang dan tingkat teknologi
yang digunakan saat ini. Sistim fiskal yang dikembangkan juga harus mampu mengakomodasi
isu netralitas karena sistim yang tidak netral atau ultra regressive akan membuat perusahaan
minyak membalikkan investsinya dari lading yang tidak konvensional. Jadi Sistim fiskal yang
justru akan mengalihkan atau membalikkan investasi harus dihindari.
Untuk menentukan tingkat fleksibilitas atau netralitas suatu sistim fiskal perminyakan, perlu
disusun atau dilakukan perhitungan yang lebih mendalam dengan menggunakan beberapa
skenario, modeling, risk analysis, dan sensitivity analysis. Melalui teknik teknik ini, perhitungan
yang lebih akurat dapat diperoleh sehingga seberapa jauh tingkat fleksibilitas suatu sistim fiskal
dapat ditentukan dan strategi yang lebih komprehensif dapat diperoleh. Simulasi-simulasi dapat
dilakukan untuk menganalisa pengaruh beberapa alternatif sistim fiskal pada nilai ekonomi dari
proyek dan sensivitasnya terhadap perubahan variable ekonomi. Namun demikian, metodemetode tersebut tidak dapat dilakukan dalam waktu yang cukup pendek. Oleh karena itu perlu
dilakukan studi lanjutan untuk mendesain sistim fiscal yang lebih konkrit.