Anda di halaman 1dari 30

LBM 5

Gangguan Perilaku Pada Anak

STEP 1
STEP 2
1. Mengapa pasien tidak dapat berkonsentrasi dan selalu
mengganggu temannya?
2. Mengapa pasien memiliki kebiasaan aneh seperti
menciumi kertas amplop dan menimbulkan bunyi yg
berulang
3. Mengapa pasien susah dalam bergaul dan penakut?
4. Apakah ada hubungan VE terhadap perkembangan
pasien?
5. Apakah ada hubungannya berjalan 14 bulan dan bicara
3 th dengan kasus pasien?
6. Apa saja tahapan perkembangan pada anak?
7. Mengapa pasien lebih menyukai permainan fisik?
8. apa saja Faktor- faktor yang mempengaruhi pada kasus
pasien?
9. Mengapa pada pasien didapatkan dayang ingat yang
baik tetapi ada gangguan perkembangan?
10.
Apa hubungan tingkah laku pasien dalam
menonton TV sampai selesai dan tidak sabar dalam
menunggu giliran?
STEP 3
1. Mengapa pasien tidak dapat berkonsentrasi dan selalu
mengganggu temannya?
Gejala anak yang ada gangguan pada pusat
perhatiaannya, terdapat pada pasien ADHD faktor
salah satu yang mempengaruhi adalah ada
gangguan pada neurologisnya. Namun pada
pemeriksaan didapatkan bahwa tidak ada

gangguan pada otaknya, selain itu terdapat


gangguan pada neurotransmitternya, selain itu
gangguan ini bisa terjadi pada masa prenatal
Sampai
postnatal
gangguan
pemusatan
perhatian
ADHD faktor neurotransmitter, NE. jika menurun
di bag. PrefrontaL. Selain itu kekurangan dari
katekolamin.
Faktor VE Trauma kerusakan dari sirkuit
neuron pusat perhatian berkurang.
Katekolamin berasal dari untuk biosintesis u/
NE, dopamine
Salah
satu
yang
menyebabkan
adalah
kemungkinan terdapat gangguan dari transporter
dari neurotransmitter ( DAT)
Tidak
semua
terjadi
gangguan
dari
neurotransmitter seperti faktor lingkungan, faktor
keluarga. Jika waktu kecil kurang perhatian bisa
timbul keluhan tersebut.Pada gangguan ini,
intervensi yang diberikan bisa lewat pihak orang
tua maupun guru sekolah dengan memperlakukan
pasien sesuai umurnya dan dengan pehatian yang
khusus pasien tingkah laku normal.
Cara membedakan pasien dengan gangguan
neurotransmitter,
faktor
lingkungan,
faktor
keluarga: jika timbul kejang menandakan ada
gangguan dari neurotransmitter.
Kejadian ini juga terdapat gangguan dari serotonin
2. Apa hubungan tingkah laku pasien dalam menonton TV
sampai selesai dan tidak sabar dalam menunggu
giliran?
Kemungkinan ada hubungan dengan panca indra
3. Definisi dari gangguan attension?
Berbeda atau sama Hiperaktif dengan gangguangn
anttensi?

Kegagalan dari pemusatan perhatian.


Apakah konsentrasi sama dengan perhatian?
Kemungkinan, berhubungan.
#Daya ingat berhungan dengan konsentrasi dan
memusatkan pikiran untuk di simpan di memori.
#Daya ingat yang baik bisa menceritakan suatu
peristiwa yang baik.
#Kognitif terdapat hubungan dengan konsentrasi dan
perhatian
- Kemungkian berbeda.
4. Mengapa pasien memiliki kebiasaan aneh seperti
menciumi kertas amplop dan menimbulkan bunyi yg
berulang- ulang?
Bagaimana Proses ketertarikan terhadap sesuatu
dengan proses di otak.
Hubungan pasien terhadap ketertarikan sesuatu
dengan gerakan berulang karena pengaruh multifactor
bisa karena gangguan otak dan lingkungan. Pada
gangguan di otak di pengaruhi gangguan di pengatur
gen (DRD4) yang pada postsinaps di prefrontal, dan
gangguan di sirkuit frontostriatal, selain itu pengaruh
dari panca indra dapat mempengaruhi dari jalur sirkuit
frontostriatal untuk diproses dimemori. Sehingga jika
input di otak terganggu maka output yang dhasilkan
juga terganggu.
Gerakan berulang- ulang gang. Di lobus
prefrontalis gang. Tingkah laku.
Perbedaan dari gang: Sikap, perilaku dan tingkah laku
Sikap: keadaan yang statis (apatis, dependen)
Tingkah laku: lebih dari gerakan motorik ( hiperaktif,
stupor, stereotipik)
Perilaku?
5. Mengapa pasien susah dalam bergaul dan penakut?

Keterlambatan dalam proses berkembang pada


bagian social
Normalnya pada umur pasien dapat berinteraksi
dengan teman sebayanya dan sudah bisa dimotivasi
6. Apakah ada hubungan VE terhadap perkembangan
pasien?
VE faktor resiko sehingga timbul trauma pada
kepala terjadi gangguan dari neurotransmitter SSP.
7. Apakah ada hubungannya berjalan 14 bulan dan bicara
3 th dengan kasus pasien?
Ada hubungan menjadi faktor resiko pasien mengalami
developmental delay (DD)
Apakah DD mempengaruhi timbulnya ADHD, Autis?
Siapa yang dahulu timbul? DD dulu atau ADHD, autis
dulu?
8. Apa saja tahapan perkembangan pada anak?
9. Mengapa pasien lebih menyukai permainan fisik?
Karena paermainan fisik tidak membutuhkan
konsentrasi yang tinggi
Karena pengaruh jenis kelamin, lingkungan
10.
apa saja Faktor- faktor yang mempengaruhi pada
kasus pasien?
11.
Mengapa pada pasien didapatkan daya ingat yang
baik tetapi ada gangguan perkembangan?
Perkembangan dan pertumbuhan saling berpengaruh
dan bersamaan karena jika otak berkembangnya bagus
maka pertumbuhan serabut saraf banyak.
STEP 4 MAPPING

STEP 7

Fungsi asetilkolin antara lain mempengaruhi kesiagaan, kewaspadaan, dan

pemusatan perhatian. Berperan pula pada proses penyimpanan dan pemanggilan


kembali ingatan, atensi dan respon individu. Di otak, asetilkolin ditemukan pada
cerebral cortex, hippocampus (terlibat dalam fungs ingatan), bangsal ganglia
(terlbat dalam fungs motoris), dan cerebrlum (koordinasi bicara dan motoris).
Ach merupakan neurotransmitter yang tidak diproduksi didalam neuron. Ia
ditransportasikan ke otak dan ditemukan pada seluruh bagaian otak. AcH memiliki
konsentrasi tinggi di basal ganglia dan cortex motorik.
Fungsi Utama Acetylcholine (ACh) adalah mengatur atensi, memori, rasa haus,

pengaturan mood, tidur REM, memfasilitasi perilaku sexual dan tonus otot.
Gejala Defisit: Kurangnya inhibisi, Berkurangnya fungsi memori, Euphoria, Antisosial,

Penurunan fungsi bicara


Gejala Berlebihan: Over-inhibisi, Anxietas & Depresi dan Keluhan Somatic

Norepinephrine memiliki konsentrasi tinggi di dalam locus ceruleus serta dalam

konsentrasi sekunder dalam hippocampus, amygdala, dan kortex cerebral. Selain itu
ditemukan juga dalam konsentrasi tinggi di saraf simpatis.
Norepinephrine dipindahkan dari celah synaptic dan kembali ke penyimpanan melalui

proses reuptake aktif.


Fungsi Utama adalah mengatur fungsi kesiagaan, pusat perhatian dan orientasi;

mengatur fight-flightdan proses pembelajaran dan memory.


Gejala Defisit : Ketumpulan. Kurang energi (Fatique), Depresi
Gejala Berlebihan : Anxietas. kesiagaan berlebih. Penurunan rasa awas, Paranoia,
Kurang napsu makan. dan Paranoid.

1). Otak Bawah (hindbrain).


Terletak di bagian bawah otak tempat medula spinalis memasuki tengkorak kepala, tampak
terbentuk paling awal saat perkembangan janin dalam kandungan. Otak bawah terdiri dari
struktur yang lebih kecil yaitu medulla, pons dan cerebellum dan mengendalikan proses-proses
dalam tubuh yang paling mendasar yang membuat manusia tetap hidup seperti pernafasan,
menelan, tidur, detak jantung dan lain-lain.
2) Otak tengah (midbrain).
Bagian otak ini berperan dalam penglihatan dan pendengaran, menolong kita mengendalikan
gerakan mata. Bagian yang paling penting di otak tengah adalah formasi retikular atau Reticular
Activating System (RAS) yang berperan penting dalam pemusatan perhatian dan
kesadaran. RAS membuat kita menyadari rangsang/stimuli yang didapat oleh reseptor, baik
pendengaran maupun penglihatan ataupun stimuli lainnya.
3). Otak Depan (forebrain).
Terketak di bagian depan dan atas dari otak. Otak depan merupakan tempat dimana sebagian
besar aksi diatur dalam struktur primata terutama manusia. Bagian otak ini diselimuti oleh
korteks serebral yang dibagi menjadi 2 bagian/hemisfer yang simetris. Neurolog mengemukakan
konsep bahwa hemisfer korteks memiliki 4 (empat) bagian atau lobus : Frontal, parietal, occipital
dan temporal.
Lobus frontal adalah tempat dimana sebagian besar pemikiran sadar kita terjadi. Lobus
ini berperan dalam berbagai aktivitas manusia seperti bahasa, perhatian, sebab-akibat,
perencanaan, penetapan tujuan, pengendalian diri, pengambilan keputusan, penilaian,
strategi belajar, pengendalian gerakan dan interpretasi terhadap tingkah laku manusia
lain. Lobus frontal juga penting dalam menghambat pikiran atau perilaku yang tidak
sesuai atau tidak pantas. Kerusakan di lobus frontal mengakibatkan manusia sulit
mengendalikan perilaku yang dianggap salah oleh lingkungannya.
Lobus Parietal berada di bagian atas agak dibelakang lobus frontal, ia bertugas
menerima dan menginterpretasikan informasi dari seluruh sensor tubuh seperti suhu,
tekanan, sensor permukaan halus/kasar, dan nyeri. Lobus ini juga terlibat dalam
pemusatan perhatian, memproses bunyi kata-kata dan berpikir tentang karakteristik
ruang dari objek dan kejadian-kejadian.
Lobus occipital terletak di bagian paling belakang dari otak dan berperan dalam
menginterpretasi dan mengingat informasi visual.
Lobus temporal: terletak di belakang telinga, berperan dalam menginterpretasi dan
mengingat informasi suara yang rumit seperti pidato dan musik. Lobus ini juga sangat
penting bagi proses mengingat jangka panjang (long-term memory) terutama makna dari
segala pengetahuan.
Para peneliti menerangkan bahwa tiap bagian otak memiliki fungsi tersendiri, namun beberapa
bagian dari otak juga tidak berfungsi secara spesifik. Bagian ini disebut area asosiasi, yang
bertugas untuk menyatukan informasi dari berbagai bagian korteks dan menjadi bagian penting
bagi proses berfikir dan berperilaku yang kompleks.
Di dalam dan di bawah korteks ada beberapa bagian dari otak depan yang penting untuk dikaji
jika kita ingin mempelajari proses belajar:
1). Sistem Limbik.
Bagian ini sangat dekat dengan lobus temporal. Sistem ini sangat penting dalam proses belajar,
ingatan, emosi dan motivasi. Ada struktur yang berbentuk kuda laut kecil yang dikenal sebagai

hippocampus (bahasa yunani untuk kudalaut) yang penting dalam proses pemusatan perhatian
dan belajar saat kita dalam keadaan sadar. Ada juga amygdala yang berperan bagi pembetukan
emosi seperti takut, stress, marah, depresi dan reaksi emosi otomatis seperti
agresi/menyerang. Amygdala memungkinkan kita menghubungkan emosi dengan ingatan atau
rangsang tertentu.
2. Thalamus.
Thalamus terletak di bagian paling tengah dari otak dan bertugas sebagai operator penghubung
yang menerima berbagai informasi yang masuk dari berbagai sensor dan mengirimnya ke area
yang sesuai untuk diproses di korteks. Thalamus juga berperan pada proses bangun, perhatian
dan rasa takut.
3. Hypothalamus.
Terletak di bawah thalamus dan berperan dalam mengatur berbagai aktivitas mempertahankan
kehidupan seperti bernafas, suhu tubuh, rasa lapar dan haus, berteman, bertengkar dan
menghindari serangan (Ormrod 2004).

Proses berpikir merupakan proses yang kompleks dan tidak dapat dilihat secara langsung
bagaimana otak bekerja dan informasi di olah. Informasi yang diterima melalui alat indera akan
dipersepsikan oleh bagian-bagian yang berfungsi secara khusus.

Ada 3 aspek yang relevan dalam persepsi yang berhubungan dengan kognisi
manusia yaitu:
1. Pencatatan indera. Pencataan indera adalah sebuah sistem ingatan yang dirancang
untuk menyimpan sebuah rekaman mengenai informasi yang diterima oleh sel-sel
reseptor. Pencatatan indera juga dikenal sebagai ingatan sensory yang dibedakan
menjadi dua macam yaitu, iconic yaitu sistem pencatatan indera terhadap informasi
visual, gambar dan benda konkrit dan echonic yaitu sistem pencatatan indera terhadap
informasi berupa suara.
Ada tiga karakteristik pencatatan indra yang memungkinkan system mela-kukan fungsi penyimpanan
rekaman secara optimal
(1). Informasi di-simpan dalam bentuk yang kasar (veridical form), belum memiliki makna, dengan be-gitu
seharusnya informasi dapat merefleksikan secara akurat apa yang telah terjadi pada recektor indra.
(2). Pencatatan indra memerlukan ukuran ruang yang cukup untuk menyimpan informasi yang ditangkap
oleh receptor.
(3). In-formasi yang masuk ke dalam system pencatat indra berlangsung dalam waktu yang sangat
singkat.
Berdasarkan hasil penelitian Sperling disimpulkan bahwa pencatatan indra berlangsung 1/1000 detik
seperti orang mengedipkan mata. Sementara jumlah objek yang bisa dicatat atau direkam alat indra
manusia hampir mendekati 9 buah. Sistem pencatatan indra sebenarnya mencakup lima macam, yaitu
peng-lihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan perabaan. Sekalipun demi-kian, kebanyakan
yang telah dipelajari oleh para peneliti adalah system pen-catatan indra penglihatan (mata) dan
pendengaran (telinga).
Sensory Storage

Kita seolah-olah mempunyai sebuah tempat penyimpanan informasi yang diperoleh dari alat indera kita.
Tempat tersebut dinamakan Sensory Storage. Memory yang diperoleh dari alat-alat sensori (potongan
lagu, gambar, rasa panas) tersebut menghilang dengan cepat dan biasanya cepat kita lupakan.
Pertanyaan :
1.Berapa lama mereka bertahan ?
2.Berapa banyak stimulus yang bisa kita persepsikan dalam waktu yang relatif singkat ?
Eksperimen-eksperimen yang pertama kali menyelidiki tentang persepsi (Perceptual Span) menitik
beratkan pada penglihatan dan pendengaran, karena eksperimen pada kedua alat sensori itu lebih
mudah dikontrol dari pada eks-perimen pada alat sensori lain. Seolah-olah ada 2 macam sensory
memory yaitu : Visual memory dan Auditory memory. Visual memory (mata) berkaitan de-ngan iconic
stroge sedangkan auditory memory (telinga) dengan echoic stroge.
Iconic Storage (Iconic Memory)
Mengapa kita seolah-olah masih melihat sesuatu walaupun kita sudah memejamkan mata ? Neisser
(1967) menamakan ketepatan kesan visual dan kemampuan yang terbatas untuk memproses kondisi lain
lebih lanjut sebagai Iconic Memory. Apakah kata memory tepat untuk kondisi ini ?, menurut bebe-rapa
ahli psikologi kognitif istilah Memory selalu melibatkan pengkodean dan penyimpanan informasi pada
proses kognitif tingkat tinggi dipergunakan.
Iconic memory memang melibatkan aktivitas penyimpanan, akan tetapi penemuan terakhir
menunjukkan bahwa iconic memory bebas/tidak melibat-kan proses tingkat tinggi seperti atensi.
Banyak peneliti menemukan bahwa informasi yang baru saja masuk, dipresen-tasikan secara akurat
dalam iconic memory tapi segera menghilang dengan ce-pat, bila tidak dipakai untuk proses lebih lanjut.
Oleh karena itu dapat dikata-kan bahwa jumlah rentang persepsi (Perceptual Span) adalah sejumlah
infor-masi yang bisa dilaporkan sebelum informasi tersebut menghilang.
Percobaan awal tentang visual sensory memory, dilakukan dengan Whole Report Pro-cedure.
Kesimpulan tentang sifat dari iconic memory
1.Sifatnya transitori (tidak menetap).
2.Bertahan hanya beberapa ratus milidetik.
3.Sifatnya akurat (tepat).
4.Mempunyai kapasitas menjumlah informasi.
5.Bersifat independen (bebas) dari kontrol individu.
6.Kapasitas penyimpanan kira-kira 9 item dan nampaknya bisa lebih dari itu
Echoic Storage (Echoic Memory)
Apakah kita bisa mendengar, setelah suara menghilang ?. Gudang echoic mempunyai sifat yang hampir
sama dengan gudang iconic. Seperti pada icon, yang memberi tambahan waktu pada kita untuk melihat
stimulus yang menghilang, maka gudang echoic memberi tambahan waktu untuk mendengar pesan
auditory. Kegunaan echoic storage menjadi jelas, pada saat kita membahas proses yang kompleks ketika
kita memahami suatu pembicaraan.
Ada baiknya menilai perbedaan antara short term memory dan echoic memory ;

1.Waktu penyimpanan dalam echoic memory sangat singkat (antara 250 milidetik dan 4 detik).
Sedangkan dalam STM relatif lama (10 30 detik).
2.Informasi auditory di dalam echoic storage maupun dalam STM sama-sama akurat, namun
kemungkinan pada STM kurang tepat.
3.Keduanya mempunyai kapasitas yang terbatas, namun memberi kita ke-mampuan untuk memahami
isyarat-isyarat.
Kesimpulan :
Iconic dan Echoic Storage/Memory memungkinkan kita menyeleksi infor-masi yang relevan untuk proses
lebih lanjut (membaca, mendengarkan pi-dato, dll), dengan demikian memberikan pada kita pemecahan
masalah ke-terbatasan kapasitas yang berkaitan dengan sistem proses informasi.
Sensasi dan Persepsi
Sensasi :Pendeteksian awal energi dari dunia fisik/nyata. Hal ini berkait-an dengan mekanisme sensori
yaitu mata, telinga, mulut dll dan stimulus-stimulus yang ditangkap oleh alat-alat tersebut.
Persepsi :Melibatkan kegiatan kognisi tingkat tinggi dalam menginter-pretasikan informasi yang diperoleh
dari proses sensori.
Ketika kita membaca buku, mendengar musik, mencium par-fum, makan bakmi dsb., terjadi peristiwaperistiwa sensori, yang selanjutnya diproses sejalan dengan pengetahuan terdahulu yang telah kita miliki
tentang dunia. Oleh karena itu dapat dikata-kan bahwa pengalaman kita mempengaruhi penerimaan
dan pe-ngenalan informasi yang kita peroleh dari alat sensori.
Alasan mengapa para ahli tertarik pada proses persepsi :
1.Karena adanya asumsi bahwa fenomena kognisi tingkat tinggi (berfikir, dsb) adalah suatu akibat dari
peristiwa-peristiwa di luar organisme.
2.Adanya bukti bahwa pendeteksian signal sensori yang dilakukan oleh individu dipengaruhi oleh sejarah
intelektual masa lalu dan keinginan-keinginannya.
3.Bentuk dan kekuatan informasi yang disimpan dalam memori yang ber-sifat abstrak, diasumsikan dapat
dipelajari dari pengetahuan tentang sensori yang nyata.
Pendeteksian Signal
Bagaimana hubungan antara energhi fisik yang ada dalam stimulus dengan hasil sensasi secara
psikologis ?
Penelitian tentang bagaimana manusia mampu mendeteksi signal dimulai kira-kira tahun 1950 saat kaum
Behavioris masih berkuasa. Secara perla-han-lahan kalangan psikolog sadar bahwa perilaku manusia
adalah suatu hal yang kompleks.
Teori pendeteksian signal berasal dari teknik elektro dan statistik.
Dalam Perang Dunia II, para insinyur mengembangkan teori pendeteksian signal yang dipakai dalam
pendeteksian pesawat terbang oleh radar. Akhir-nya, persamaan antara peralatan radar dan kemampuan
manusia dalam mendeteksi sinar ditemukan oleh Tanner dan Swets (1954).

Ambang Batas (Threshold)


Mengapa kita mampu mengenali sesuatu dan sebaliknya mengapa kita tidak mampu mengenali
sesuatu ?
Ketika sejumlah energi berhasil melalui suatu pembatas/tingkat yang dina-makan ambang batas, maka
hal akan menarik perhatian neuron-neuron sen-sori (seperti seseorang yang berhasil melewati pintu).
Energi yang berhasil melewati ambang batas dan menimbulkan aktivitas neuron disebut supra-liminal,
sedangkan energi yang tidak berhasil menimbulkan aktivitas neural disebut berada di bawah ambang
batas atau subliminal.
ada kenyataannya kita tidak selalu dapat mengenali informasi yang kita pe-roleh dari alat sensasi kita.
Hal-hal yang menyebabkannya adalah :
1. Magnitude atau kekuatan signal, yang memenuhi persyaratan dan tidak ambigius lebih mudah
diidentifikasi. Contoh : seseorang (lawan jenis) sering melirik anda.
2. Apakah kita mau menangkap signal dan memberi respon tergantung dari pengetahuan kita masa lalu
dan konsekuensi yang diperoleh yaitu reward atau punishment.
Kesimpulan : Ambang batas sensori bukan merupakan hal yang absolut tetapi proses pendeteksian
dipengaruhi oleh kekuatan signal dan proses keputusan yang ada pada diri individu.

Rentang Persepsi (Perceptual Span)


Pertanyaan : Seberapa banyak yang kita (bias) alami dari suatu kejadian yang singkat ? Contoh
Bila kita menutup mata, kita tetap melihat dunia. Bila sepotong lagu lenyap, kta seolah-olah masih
mendengar. Bila kita mengangkat tangan dari satu per-mukaan, seolah-olah kita masih merasakan. Hal
ini berkaitan dengan Iconic dan Echoic memory.

2. Pengenalan pola. Pengenalan pola adalah proses transformasi dan pengorganisasian


informasi yang masih kasar agar mempunyai makna atau arti tertentu. Aspek ini lebih
dalam dari hanya sekedar menyimpan informasi yang masuk melalui reseptor, dengan
kata lain dapat pula dikatakan bahwa aspek pengenalan pola ini adalah sebuah upaya
untuk menata informasi yang masuk sesuai dengan karakteristik yang menonjol untuk
ditempatkan sesuai dengan jenisnya.
Ada dua macam pengenalan pola :
(1) Data Driven, yaitu persepsi dari signal-signal sensori yang sederhana dan (2) Conceptually Driven,
yaitu persepsi dari pola-pola yang kompleks.
Psikologi Gestalt menjelaskan teori pola dengan prinsip utama yang me-ngatakan bahwa keseluruhan
lebih penting dari pada bagian. Prinsip-prinsip lainnya adalah proximity, similarity, continuity, dan closure.
Perspektif kanonik adalah penggambaran yang lebih baik dalam menggam-barkan suatu obyek yang
dimiliki (ditangkap) individu.
Bottom-up terjadi apabila proses pengenalan pola dimulai dari bagian-ba-gian menuju pada pengenalan
keseluruhan. Top-down, terjadi bila proses pe-ngenalan pola dari keseluruhan menuju bagian-bagian.
Ide dasar Template Matching adalah membandingkan obyek yang dilihat dengan model/contoh yang
sudah ada di otak.

Teori Distinctive-feature (Feature Analysis) muncul karena adanya kele-mahan pada Template
Matching. Prinsip dari Feature Analysis : suatu stimulus adalah kombinasi dari elemen-elemen penting.
Alternatif lain dalam pengenalan pola adalah Pencocokan Prototipe. Su-atu prototipe adalah semacam
abstraksi dari pola yang disimpan dalam long term memory dan merupakan penggambaran terbaik dari
suatu pola.
Pendekatan-pendekatan tentang Pengenalan Pola Visual
1. Psikologi Gestalt : pengenalan pola berdasarkan pada persepsi atas seluruh pola dari stimulus. Bagian
mempunyai arti karena ia menjadi anggota dari suatu keseluruhan.
2. Proses Bottom-Up/Top-Down :
a. Pengenalan pola dimulai dari bagian-bagian dari pola (bottom-up), dan apabila digabungkan akan
menuju pada pengenalan seluruh pola, atau
b. Pengenalan tentang keseluruhan akan menuju ke pengenalan dari kom-ponen-komponennya (topdown).
3. Template Matching :
Template = model, contoh. Pengenalan pola terjadi bila ada keserasian/ kesamaan antara stimulus
sensori dengan suatu bentuk mental internal yang ada dalam otak.
4. Feature analysis :
Feature = elemen yang penting. Pengenalan pola terjadi setelah ada analisa awal pada stimulus yang
masuk, menurut feature yang sederhana (sama dengan botom-up feature).
5. Pengenalan Prototype : pengenalan pola terjadi ketika keserasian terjadi antara pola yang dipersepsi
dengan pola abstrak atau pola mental yang ideal
Teori Gestalt
Prinsip Gestalt : semua stimulus bekerja bersma-sama membentuk kesan yang mengarah pada suatu
keseluruhan. Keseluruhan lebih penting/berarti dari pada bagian. Wertheimer (1923) mengatakan bahwa
beberapa pola dari stimulus, cenderung terorganisir secara spontan.
Proses Bottom-up dan Top Down
Bagaimana kita mengenal suatu pola ?
Mis : Apakah kita mengenal seekor anjing karena sebelumnya kita mengenal bulunya, empat kakinya,
mata telinga dan seterusnya. Atau apakah kita me-ngenal bagian-bagian tersebut karena kita lebih dulu
mengenal seekor anjing ?

Bottom-up : terjadi apabila proses pengenalan pola dimulai dari bagian-bagian dari pola yang juga
menjadi dasar dari pengenalan keseluruhan.
Top-down : bermula pada pengenalan keseluruhan, yang berlanjut pada pe-ngenalan bagian-bagian atau
komponen-komponen.
Palmer mengatakan bahwa pada kondisi umum, interpretasi dari bagian-bagian dan keseluruhan (pada
proses top-dawn & bottom-up) terjadi secara simultan.

3. Perhatian. Perhatian adalah aspek yang ketiga, yang diartikan sebagai proses
pemusatan aktivitas mental atau proses konsentrasi pikiran dengan mengabaikan
rangsangan lain yang tidak berkaitan. Aktivitas ini menuntut pemusatan konsentrasi
pikiran pada hal-hal yang menonjol dari sebuah informasi dan bekerja secara intens
terhadap informasi tersebut dengan mengabaikan hal-hal yang tidak terkait.
Perhatian (Attention)
Perhatian adalah proses konsentrasi atau pemusatan aktivitas mental. Proses perhatian melibatkan
pemusatan pada tugas mental (pikiran) tertentu sambil berusaha mengabaikan stimulus lain yang
mengganggu, misalnya ; orang yang sedang mengikuti ujian. Perhatian juga bisa menunjuk pada proses
pemerik-saan beberapa pesan sekaligus kemudian mengabaikannya kecuali hanya satu pesan (Matlin,
1989). Dengan kata lain perhatian melibatkan proses seleksi ter-hadap beberapa objek yang hadir saat
itu, kemudian pada waktu yang sama se-seorang memilih hanya satu objek, sementara objek-objek yang
lain diabaikan.
Dengan demikian perhatian mempunyai peran penting dalam penseleksian informasi untuk proses lebih
lanjut. Selain itu perhatian merupakan sumber mental yang memiliki keterbatasan. Hal ini bisa
diumpamakan dengan ener-gi, ruang kerja dan kegiatan : (1) Energi adanya keterbatasan energi
di-tunjukkan dengan apabila diberikan banyak tugas, hasilnya akan menurun. (2) Ruang kerja Suatu
ruang yang hanya mampu memuat/mewujudkan beberapa tugas. (3) Kegiatan Ibarat seorang petugas
yang mampu melaksanakan banyak tugas, tetapi hanya satu tugas yang bisa dikerjakan dalam satu
waktu.
Keterbatasan perhatian menyebabkan kegagalan dalam tugas-tugas visual dan auditori, namun ada
tugas-tugas yang tidak memerlukan perhatian secara bersamaan dapat diwujudkan secara serempak,
misal : berjalan sambil bicara.
Faktor Eksternal Penarik Perhatian
11.Gerakan

Manusia secara visual tertarik pada obyek-obyek yang bergerak.


Contoh : huruf-huruf dalam display iklan.
2.Intensitas Stimuli
Stimuli yang lebih menonjol akan lebih diperhatikan.
Contoh :
- Warna merah pada latarbelakang putih
- Tubuh jangkung ditengah-tengah orang pendek
- Suara keras di malam sepi.
3.Kebaruan (Novelty)

Hal-hal yang baru, yang luar biasa akan menarik perhatian. Stimuli yang luar biasa akan lebih mudah
diingat tanpa hal-hal yang baru, stimuli menjadi monoton, membosankan dan lepas dari perhatian.
4.Pengulangan
Hal-hal yang disajikan berkali-kali. Bila disertai sediki variasi, akan me-narik perhatian.
Emil Doviat (1968) : pengulangan merupakan salah satu prinsip penting dalam menaklukkan masa.

Faktor Internal Penarik Perhatian


1.Faktor Biologis
Lapar memperhatikan makanan.

2.Faktor Sosio Psikologis terdiri dari Motif, sikap, kebiasaan dan kemauan.
Contoh :
dalam perjalanan naik gunung
Geolog memperhatikan batu-batuan
Ahli botani memperhatikan bunga-bungaan
Ahli zoologi memperhatikan binatang
Seniman memperhatikan warna dan bentuk

Proses praperhatian dan perhatian terfokus


Menurut feature integration theory, proses perhatian dibedakan menjadi dua macam, yaitu praperhatian
dan perhatian terfokus. Proses praperhatian me-rupakan tahap awal perhatian, yang melibatkan aktivitas
pencatatan sifat-sifat objek secara otomatis, menggunakan proses paralel terhadap semua medan visual.
Proses ini hanya menuntut perhatian tingkat rendah, untuk itu situasi di dalam proses hampir menyerupai
proses otomatis. Perhatian terfokus meru-pakan tahap kedua dalam proses perhatian. Perhatian terfokus
ini mencakup proses serial atau bertahap, mengidentifikasi objek-objek yang ada pada saat itu. Proses
perhatian terfokus ini sama dengan istilah lain yang disebut dengan proses terkendali.

Teori-teori Perhatian
Pada awalnya teori-teori perhatian didasari pemikiran bahwa : (1) Individu hanya sanggup memperoleh
sejumlah informasi yang terbatas pada suatu waktu (bottleneck concept). (2) Kapasitas perhatian bersifat
flexible dan sangat ter-gantung pada jenis tugas serta banyaknya latihan yang diikuti seseorang.
a.Teori Penyaringan (Filter Theory)

Asumsi : Proses perhatian melibatkan proses seleksi/memilih aspek-aspek tertentu dari stimulus
informasi, karena manusia mempunyai keterbatasan untuk dapat memproses sejumlah informasi dalam
waktu bersamaan.
1.Seleksi pada awal proses perhatian.
Teori ini berasumsi bahwa memperhatikan itu hanya menerima dari sa-tu sumber informasi yang
dimungkinkan bisa mencapai tahap pemro-sesan yang memiliki makna. Informasi yang tidak diawasi
secara aktif kemudian disaring atau dihalangi pada awal proses sehingga tidak akan pernah sampai pada
proses yang lebih tinggi sebagai kelanjutannya (seleksi berlangsung pada awal bukan akhir
pemrosesan informasi).
Seleksi awal ini terdiri atas 2 model :
1.Switch Model (seperti tombol on-off)
2.Attenuator Model (seperti mengatur volume)
2.Seleksi pada akhir proses perhatian.
Teori ini berasumsi bahwa perhatian terjadi saat respon keluaran, bukan terjadi di awal. Bahwa semua
informasi dapat membangkitkan repre-sentasi ingatan jangka panjang, karena semua informasi tersebut
telah diketahui dan dikenali, namun karena keterbatasan kognisi manusia ma-ka hanya satu respon saja
yang sanggup diorganisasikan.
Artinya : Manusia tidak mampu memusatkan perhatian pada semua in-formasi yang mengaktifkan LTM
dan harus memilih seba-gian saja untuk menghasilkan respon-respon tertentu.
b. Teori Penjatahan Kapasitas (Limited Capacity Theory)
Asumsi : Bahwa sumber-sumber kapasitas kognitif itu terbatas.
Artinya:
- Tugas-tugas yang berlainan menuntut jumlah kapasistas kognitif yang juga berlainan.
- Jumlah aktivitas yang dapat dilakukan secara bersa-maan ditentukan oleh besar-kecilnya kapasitas
yang dibutuhkan masing-masing aktivitas
- Yang terpenting, menentukan mana tugas yang harus diselesaikan dan seberapa baik tugas tersebut
dapat dilakukan.

Perhatian
Perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam
pemusatannya kepada barang sesuatu, baik yang didalam maupun yang ada diluar (Dakir, 1993 :

a.

b.

c.

d.

e.

114 ). Dengan kata lain, perhatian adalah pemprosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari
sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan maupun
proses kognitif lainnya.
Groover menyebutkan bahwa faktor yang memengaruhi persepsi dan ingatan adalah perhatian.
Perhatian merupakan aktivitas menjaga sesuatu tetap dalam pikiran yang membutuhkan kerja
mental dan konsentrasi. Terdapat 5 jenis perhatian, yaitu:
Perhatian selektif (Selective Attention); Perhatian selektif terdapat pada situasi dimana
seseorang memantau beberapa sumber informasi sekaligus. Penerima informasi harus memilih
salah satu sumber informasi yang paling penting dan mengabaikan yang lainnya. Faktor-faktor
yang memengaruhi perhatian selektif adalah harapan, stimulus, dan nilai-nilai. Penerima
informasi mengharapkan sebuah sumber tertentu menyediakan informasi dan memberikan
perhatian lebih pada sumber tersebut, memilih stimulus yang paling memberikan efek atau
terlihat dibanding yang lain, dan memilih sumber informasi yang paling penting.
Perhatian terfokus (Focused Attention); Perhatian terfokus mengacu pada situasi
dimana seseorang diberikan beberapa input namun harus fokus pada satu input saja selama
selang waktu tertentu. Penerima informasi berfokus pada satu sumber/input dan tidak terdistraksi
oleh gangguan-gangguan lain. Faktor yang berpengaruh terhadap perhatian terfokus adalah jarak
dan arah, serta gangguan dari lingkungan sekitar. Penerima informasi akan lebih mudah
menerima informasi dari sumber yang berada langsung di depannya.
Perhatian terbagi (Divided Attention); Perhatian terbagi terjadi ketika penerima
informasi diharuskan menerima informasi dari berbagai sumber dan melakukan beberapa jenis
pekerjaan sekaligus.
Perhatian yang terus menerus (Sustained Attention); Perhatian terus menerus
dilakukan penerima informasi yang harus melihat sinyal atau sumber pada jangka waktu tertentu
yang cukup lama. Dalam situasi ini sangat penting bagi penerima informasi untuk mencegah
kehilangan sinyal.
Kurang perhatian (Lack of Attention); Kurang perhatian merupakan situasi dimana
penerima informasi tidak berkonsentrasi terhadap pekerjaannya. Situasi ini disebabkan oleh
kebosanan/kejenuhan dan kelelahan. Ciri-ciri pekerjaan yang dapat menimbulkan situasi kurang
perhatian adalah pekerjaan dengan siklus pendek, sedikit membutuhkan pergerakan tubuh,
lingkungan yang hangat, kurangnya interaksi dengan pekerja lain, motivasi rendah, dan tempat
kerja memiliki pencahayaan yang buruk.

- Atensi dan konsentrasi seperti dua sisi mata uang yang saling
melengkapi.
- Atensi: proses berkonsentrasi dari aktivitas mental.
- Atensi: dapat merujuk pada jenis konsentrasi dalam tugas
mental dimana kita memilih jenis dari rangsangan persepsi
tertentu untuk proses yg berkelanjutan, sambil mencoba
mengabaikan rangangan yg lain.
- Ketika seseorang memfokuskan perhatiannya dalam waktu yg
lama, kita menyebutnya sebagai konsentrasi.

- Konsentrasi: pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal


- Konsentrasi atau selective attention berkaitan dg kemampuan
utnuk memberikan perhatian pada yg sedang terjadi,
besarnya perhatian yg diberikan, dan lama waktu
memperhatikan secara terus-menerus pada hal yg sedang
terjadi tersebut. Selective attention adalah kondisi dimana
kita memberikan perhatian pada hal yg spesifik yg sedang
terjadi dan mengabaikan yg lain yg tidak relevan dg yg
sedang terjadi.
- Daya konsentrasi adalah kemampuan untuk memberikan
attention pada sebuah subjek atau hal tertentu, dengan
mengabaikan hal yg lain. Anak kecil sangat mungkin untuk
meningkatkan daya konsentrasinya dan menggunakannya dg
benar hanya ketika pikiran mereka dapa focus.
- Memfokuskan perhatian pada objek tertentu konsentrasi.
- Perhatian : proses kesadaran langsung terhadap informasi
(rangsang) yg diterima untuk memutuskan suatu tindakan
(respon).
Konsentrasi:
kemampuan
seseorang
untuk
memusatkan perhatian pada rangsang yg dipilih (Satu objek)
dalam waktu tertentu. Artinya, proses terjadinya konsentrasi
selalu didahului oleh adanya perhatian seseorang terhadap
satu objek yg dipilih. Dg demikian konsentrasi merupakan
perhatian dalam rentangan waktu yg lama.

1. Mengapa pasien tidak dapat berkonsentrasi dan selalu


mengganggu temannya?
Perilaku anak selalu diawali dg proses kerjanya
otak. Menurut Solso, proses kerja otak bertalian dg
sensasi, stimuli, persepsi, perhatian, konsentrasi,
dan kesadaran.
Konsentrasi sangat terkait dg proses kerja otak,
sbg sumber berpikir manusia, maka tidak lepas
dari faktor perhatian, interst, stimuli, menarik, dan
motivasi terhadap informasi yg ditangkap melalui
indera pendengaran, penglihatan, dan perabaan.
Asimilasi, akomodasi dan keseimbangan terhadap
informasi yg datang dari luar diri anak harus
terhimpun, terkumpul, dan terpusatkan pada suatu
focus tertentu sebagai objek berpikir.
Informasi yg diterima anak dari luar sangat
dipengaruhi oleh sistem panca indera dan otak.
Sehingga otak dapat mempersepsikan seluruh

pengalaman yg telah lewatm melalui panca indera


sbg bahan suatu pemaknaan.
Sistem panca indera tersusun atas reseptor2 yg
menghubungkan neuron2 panca indera itu sendiri.
Kemudian, otak memungkin utk bekerja dalam
menerima informasi tentang dunia luar sbg bahan
berpikir, diterima melalui labirin otak. Otak bekerja
mempersepsikan sesuatu yg menjadi perhatian
terfokus pada suatu objek. Dengan demikian,
konsentrasi merupakan usaha mencurahkan dan
memfokuskan
perhatian,
pendengaran,
penglihatan, pikiran, dorongan dan aktivitas pada
objek tertentu.
Tipe2 perhatian
a. Perhatian berkelanjutan: kewaspadaan untuk
mendeteksi dan merespons perubahan yg
terjadi dilingkungannya
b. Perhatian selektif: memberikan konsentrasi
secara spesifik pada hal yg relevan dan
mengabaikan hal yg tdk relevan
c. Perhatian terbagi: memberikan konsentrasi
pada beberapa aktivitas dalam waktu yg
sama.
Tipe berdasarkan intensitas; banyak sedikitnya
kesadaran yg menyertai sesuatu aktivitas atau
pengalaman batin
a. perhatian intensif, berkolerasi dg kesadaran yg
dimunculkan, semakin banyak kesadaran yg
muncul maka semakin intensif perhatiannya
b. perhatian tidak intensif
tipe berdasarkan cara timbulnya:
a. perhatian spontan (timbul tidak sengaja)
b. perhatian sekehendak/refleksif (timbul sengaja)
tipe berdasarkan luasnya objek yg dikenai
perhatian

a. perhatian terpencar (distributive): terbagi pada


beberapa objek secara bersamaan
b. perhatian terpusat (konsentratif): dipusatkan
pada satu objek.
Faktor2 yang mempengaruhi konsentrasi anak:
a. Menarik
Anak menyukai sesuatu yg menarik baginya,
kemudian memunculkan minat dan perhatian yg
focus pada suatu objek.
b. Lingkungan kondusif
Lingkungan yg menyediakan peralatan dan SDM
yg kondusif akan meningkatkan struktur
kemampuan kognitif yg menjadi dasar kesiapan
diri anak sehingga sukses bersekolah
c. Bermain yg menyenangkan
Memberikan pengalaman emosi positif dan
persepsi ttg suatu nilai
Konsentrasi atau perhatian biasanya terletak di
otak daerah frontal dan parietalis. Gangguan di
daerah ini bisa menyebabkan kurang atensi atau
perhatian.
Sistem di otak dalam memformulasikan fungsifungsi aktivitas, seperti penglihatan, pendengaran,
motorik, dll, jika diseluruh jaringan otak itu
terganggu, maka anak tdk dapat berkonsentrasi
karena input yg masuk ke otak terganggu.
Akibatnya,
stimulusnya
menjadi
tdk
bailk.
Gangguan
ini
bukan
merupakan
bawaan,
melainkan didapat, semisal karena infeksi otak.
Rentang perhatian dan lama konsentrasi:
a. Usia 1-2 th: 5 menit
b. 3-4 th : 10 menit
c. >5 th: 20 menit
Perkembangan konsentrasi

a. 3,5-4 th: perkembangan konsentrasi dan


keterampilan mengoranisasikan menjadi lebih
baik
b. 4,5-5:
konsentrasi
anak
mengalami
kematangan. Dia tdk mudah terganggu dan
tetap melakukan aktivitas, tanpa perlu istirahat,
sampai dia puas bahwa yg idia kerjakan telah
selesai.
Penyebab ADHD

Belum diketahui dan banyak


kontradiksi :
Faktor Genetik :
- Orang tua dengan ADHD resik
anak ADHD 57%
- risiko pada anak kembar dan
gejala ADHD pada
saudara kandung.
- Kelainan gen (repeater gene)
DRD4 (+) pada ADHD.

Teori yang paling kuat :


- Ketidakseimbangan / disfungsi N
katekolamin
- Uptake dopamine & / atau
norepinefrin kurang
Respons positif terhadap obat
stimulan mendukung teori ini.

DRD4 mempengaruhi sensitivita


post-sinaps saraf di korteks
frontal & prefrontal

- Konsentrasi
- Daya ingatan sehari-hari
(working memory)
- Internalisasi pembicaraan
- Emosi, Motivasi
- Mengatur & menguasai perilaku

Impuls dari korteks frontal &


prefrontal ganglia basalis
(sirkuit frontostriatal) output

Percobaan binatang : deplesi


dopamin gangguan fungsi
kognitif (+), kelainan NT
katekolamin-serotonin.
ADHD : kelainan pada gen yang
mengkode DRD4.

The impulsivity and compulsivity constructs. The diagram describes possible psychological mechanisms
underlying the two constructs. Note that this schematic summary includes some possibilities not mentioned in the
text: for instance, impulsivity could arise from impaired timing mechanisms, from an aversion to delays in
discounting paradigms, or from changes in the decisional criteria for making a response. Equally, compulsivity
could arise from enhanced resistance to extinction or the tendency to perform simple stereotyped movements, as

well as the other mechanisms alluded to in the text. It would appear that these different measures likely do not
inter-correlate well, which would argue against a unitary construct for either impulsivity or compulsivity, but this
issue is still actively being researched. Note possible overlap in tasks and hence possibly mechanisms: the stop
signal reaction time task (SSRT) could be considered as tapping both impulsivity and compulsivity traits, on the
basis of its measurement of the capacity to inhibit an initiated response. Moreover, both impulsivity and
compulsivity involve motor/response disinhibition, but at different stages of the response process.

http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1364661311002427

Cytogenetic Location: 11p15.5


Molecular Location on chromosome 11: base pairs 637,304 to 640,705

The DRD4 gene is located on the short (p) arm of chromosome 11 at position 15.5.
More precisely, the DRD4 gene is located from base pair 637,304 to base pair 640,705
on chromosome 11.

SLC6A3 gene?

The official name of this gene is solute carrier family 6 (neurotransmitter transporter,
dopamine), member 3.
ytogenetic Location: 5p15.3
Molecular Location on chromosome 5: base pairs 1,392,904 to 1,445,542

The SLC6A3 gene is located on the short (p) arm of chromosome 5 at position 15.3.
More precisely, the SLC6A3 gene is located from base pair 1,392,904 to base pair
1,445,542 on chromosome 5.
Researchers are working to determine the missing genes that
contribute to the features of 16p11.2 deletion syndrome, which
include delayed development, intellectual disability, and
developmental disorders that affect communication and social
interaction (autism spectrum disorders).

Cara membedakan pasien dengan gangguan


neurotransmitter,
faktor
lingkungan,
faktor
keluarga:

2. Apa hubungan tingkah laku pasien dalam menonton TV


sampai selesai dan tidak sabar dalam menunggu
giliran?
3. Definisi dari gangguan attension?
Berbeda atau sama Hiperaktif dengan gangguangn
anttensi?

Apakah konsentrasi sama dengan perhatian?


- Memfokuskan perhatian pada objek tertentu konsentrasi.
- Perhatian : proses kesadaran langsung terhadap informasi
(rangsang) yg diterima untuk memutuskan suatu tindakan
(respon).
Konsentrasi:
kemampuan
seseorang
untuk
memusatkan perhatian pada rangsang yg dipilih (Satu objek)
dalam waktu tertentu. Artinya, proses terjadinya konsentrasi
selalu didahului oleh adanya perhatian seseorang terhadap
satu objek yg dipilih. Dg demikian konsentrasi merupakan
perhatian dalam rentangan waktu yg lama.
4. Mengapa pasien memiliki kebiasaan aneh seperti
menciumi kertas amplop dan menimbulkan bunyi yg
berulang- ulang?
Bagaimana Proses ketertarikan terhadap sesuatu
dengan proses di otak.
Perbedaan dari gang: Sikap, perilaku dan tingkah laku
Perilaku?
5. Mengapa pasien susah dalam bergaul dan penakut?
6. Apakah ada hubungan VE terhadap perkembangan
pasien?

7. Apakah ada hubungannya berjalan 14 bulan dan bicara


3 th dengan kasus pasien?
Apakah DD mempengaruhi timbulnya ADHD, Autis?
Siapa yang dahulu timbul? DD dulu atau ADHD, autis
dulu?
Tergantung dari klasifikasi Autis, utk yg
autism
infantile
bisa
didahului
oleh
Development delay, kalo remaja/dewasa
tidak didahului oleh DD.

8. Apa saja tahapan perkembangan pada anak?

9. Mengapa pasien lebih menyukai permainan fisik?


Karena paermainan fisik tidak membutuhkan
konsentrasi yang tinggi
Karena pengaruh jenis kelamin, lingkungan

10.
apa saja Faktor- faktor yang mempengaruhi pada
kasus pasien?

Gangguan susunan saraf pusat atau otak tersebut dapat berupa


neuroanatomis dan neurofisiologis. Gangguan neuroanatomis karena
makanan biasanya sudah tampak sejak bayi. Pada bayi tampak lebih
sensitif, sering mudah kaget dengan rangsangan suara atau cahaya,
gemetar terutama tangan, kaki dan bibir, bahkan sampai epilepsi atau
kejang. Pada anak yang lebih besar tampak sering sakit kepala,
vertogo, migrain, nigtagmus (mata juling) atau ticks (mata sering
berkedip). Reaksi makanan pada penyakit celiac gangguan neurologis
yang sering dilaporkan adalah epilepsi, myoclonic ataxia (Ramsay-Hunt
syndrome), cerebellar ataxia, spinocerebellar dan cerebellar, peripheral
neuropathy,
myelopathy, brainstem
encephalitis,
dan
chronic
progressive leukoencephalopathy.
Selain gangguan neuroanatomis reaksi simpang makanan dapat
mengganggu fungsi neurofisiologis seperti gangguan konsentrasi,
gangguan emosi, gangguan tidur, keterlambatan bicara, gangguan
konsentrasi, ADHD hingga memperberat gejala Autisme.
Tabel 1. Gangguan perilaku yang sering dikaitkan dengan
Reaksi Simpang Makanan.

GERAKAN MOTORIK BERLEBIHAN

usia < 6 bulan: mata/kepala bayi sering melihat ke atas. Tangan dan kaki bergerak berlebihan, usia > 6 bulan bila
digendong sering minta turun atau sering bergerak/sering menggerakkan kepala ke belakang-membentur benturkan
kepala. Sering bergulung-gulung di kasur, menjatuhkan badan di kasur (smackdown}, sering memanjat. Gejala
Tomboy pada anak perempuan.
GANGGUAN

TIDUR (biasanya

MALAM-PAGI)

gelisah/bolak-balik

ujung

ke

ujung,

bila

tidur

posisi

nungging,

berbicara/tertawa/berteriak dalam tidur, sulit tidur, malam sering terbangun/duduk, gelisah saat memulai tidur, gigi gemeretak (beradu
gigi), tidur ngorok

AGRESIF sering memukul kepala sendiri,orang atau benda di sekitarnya. Sering menggigit, mencubit, menjambak (spt gemes)
GANGGUAN KONSENTRASI : CEPAT BOSAN terhadap sesuatu aktifitas (kecuali menonton televisi, baca komik atau main game), TIDAK
BISA BELAJAR LAMA, terburu-buru, tidak mau antri, TIDAK TELITI, sering kehilangan barang atau sering lupa, nilai pelajaran naik turun
drastis. Nilai pelajaran tertentu baik, tapi pelajaran lain buruk. Sulit menyelesaikan pelajaran sekolah dengan baik.Sering mengobrol dan
mengganggu teman saat pelajaran. BIASANYA ANAK TAMPAK CERDAS DAN PINTAR.

GANGGUAN EMOSI (mudah marah, sering berteriak /mengamuk/tantrum), keras kepala, suka membantah dan sulit diatur.Cengeng atau
mudah menangis.

GANGGUAN PERKEMBANGAN MOTORIK :


Tidak bisa BOLAK-BALIK, DUDUK, MERANGKAK sesuai usia. Berjalan sering terjatuh dan terburu-buru, sering
menabrak, jalan jinjit, duduk leter W/kaki ke belakang.
KETERLAMBATAN BICARA
Tidak mengeluarkan kata umur < 15 bulan, hanya 4-5 kata umur 20 bulan, kemampuan bicara hilang dari yang
sebelumnya bisa, biasanya > 2 tahun membaik.
IMPULSIF : banyak bicara/tertawa berlebihan, sering memotong pembicaraan orang lain
Memperberat gejala HIPERAKTIF (ADHD/ADD), AUTISME danGANGGUAN SPEKTRUM AUTISM lainnya

Penyebab alergi di dalam makanan adalah protein, glikoprotein atau


polipeptida dengan berat molekul lebih dari 18.000 dalton, tahan panas dan tahan
ensim proteolitik. Sebagian besar alergen pada makanan adalah glikoprotein dan
berkisar antara 14.000 sampai 40.000 dalton. Molekul-molekul kecil lainnya juga
dapat menimbulkan kepekaan (sensitisasi) baik secara langsung atau melalui
mekanisme hapten-carrier. Perlakuan fisik misalnya pemberian panas dan tekanan
dapat mengurangi imunogenisitas sampai derajat tertentu. Makanan penyebab
alergi yang paling sering adalah ikan laut, telor, susu sapi, buah-buahan dan
kacang-kacangan.
Terdapat juga beberapa makanan yang dapat mengganggu otak tetapi tidak
melalui reaksi imunologi melainkan karena intoleransi makanan diantaranya adalah
salisilat, tartarzine (zat pewarna makanan), nitrat, amine, MSG(monosodium
Glutamat), antioksidan, jamur, laktose, benzoote. Makanan yang mengandung
salisilat adalah ditemukan dalam buah, saur, kacang, the, kopi, bir, anggur dan
obat-obatan seperti aspirherbs, spices, spreads, teh dan kopi, jus, bir, dan
minuman anggur dan obat=obatan seperti aspirin. Konsestrasi tinggi terdapat
dalam buah kering seperti sultanas. Tartarzine didapatkan pada makanan sosis,
Amines sering diproduksi selama fermentasi dan pemecahan protein ditemukan
dalam keju, coklat, anggur, bir, tempe, sayur dan buah seperti pisang, alpukat dan
tomat. Benzoat ditemukan dalam beberapa buah, sayur, kacang, anggur, kopi dan
sebagainya. Glutamat banyak didapatkan pada tomat, keju, mushrooms, saus,
ekstrak daging dan jamur. Monosodium Glutamat sering ditemukan pada penyedap
makanan : vetsin, kecap, atau makanan lannya..
Istilah umum untuk reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan yang
masuk saluran cerna manusia sering disebut sebagai reaksi simpang
makanan. Reaksi tersebut dapat diperantarai oleh mekanisme yang bersifat
imunologi, farmakologi, toksin, infeksi, idiosinkrasi, metabolisme serta
neuropsikologis terhadap makanan. Reaksi simpang makanan bisa karena
reaksi toksis seperti keracunan makanan. Selain itu bisa karena reaksi non
toksis dengan melalui mekanisme imunologis seperti reaksi alergi makanan,
penyakit celiac, gangguan absorbsi protein dan sindrom heiners. Sedangkan
reaksi non toksis yang melalui mekanisme non imunologis adalah intoleransi
makanan, reaksi psikologis dan sebagainya.

11.
Mengapa pada pasien didapatkan daya ingat yang
baik tetapi ada gangguan perkembangan?

PERBEDAAN
Ada beberapa perbedaan mendasar yang dapat kita amati dari perilaku anak dengan GPPH/Gangguan Pemusatan
Perhatian & Hiperaktivitas (ADHD/Attention Defisit & Hiperactivity Disorder) dengan autisme, sebagai berikut.
Aktivitas & Kemampuan Berkonsentrasinya
Anak autisme cenderung kurang mampu berkonsentrasi dan sangat sukar diarahkan untuk melakukan
tugas-tugas tertentu. Aktivitas yang dilakukan lebih berdasar karena dorongan kemauan dari dalam dirinya.
Aktivitas bermainnya biasanya cenderung monoton dan bersifat pasif, tidak mampu bermain interaktif dan
imaginatif dengan teman bermainnya, seperti main dagang-dagangan, perang-perangan, pura-pura jadi guru,
dokter dsb. Mereka juga sangat sukar berganti mainan, cenderung memainkan mainan dan permainan yang sama
sendirian, diulang-ulang, rutin dan bersifat stereotipik.
Sementara anak hiperaktif konsentrasinya memang terbatas juga dan sangat mudah sekali teralih
perhatiannya pada aktivitas lain yang lebih baru, namun lebih mudah untuk diarahkan melakukan suatu tugas
sederhana meskipun sering tidak selesai. Aktivitasnya yang seperti didorong mesin memang menjadi ciri paling
khas dari hiperaktif, seperti tidak mengenal rasa lelah, cenderung tidak dipikir dan sering impulsif seperti tidak
sabaran segalanya mau serba cepat, tidak mau menunggu giliran dan semua keinginannya harus diikuti. Mereka
justru sangat mudah bosan dan selalu ingin berganti-ganti mainan, serta masih mampu bermain interaktif dan
imaginative.
Aspek Sosial & Emosinya
Anak dengan gejala autisme, minat bersosialisasinya sangat rendah. Mereka lebih asyik untuk bermain
sendiri dan tidak peduli dengan lingkungan sosialnya. Biasanya justru terganggu apabila ada intervensi dari
lingkungannya dan cenderung menghindari kontak mata, merasa tidak nyaman apabila disentuh dan dipeluk.
Respons emosinya sering tidak terduga, kadangkadang cuwek tetapi bisa suatu saat respons emosinya terlalu
berlebihan dan biasanya kalau sudah marah sangat sukar untuk diredakan, bahkan ada beberapa anak yang tahan
menangis berjam-jam.
Sementara minat untuk bersosialisasi yang ditunjukkan anak yang hiperaktif masih normal, tetapi karena
impulsivitas dan agresivitasnya mereka sering jadi troublemaker sehingga sering dihindari dan dijauhi temanteman bermainnya. Kontak mata kadang-kadang masih dilakukan, masih mau disentuh, masih menyukai pelukan.
Emosinya cenderungmeledak-ledak, tetapi masih lebih mudah untuk diredakan dengan bujuk rayuan.
Komunikasi, Pervasi (penanaman

normanorma secara berulang-ulang supaya hal itu bisa masuk


dalam kesadaran seseorang.) & Perilakunya
Anak autis sering tidak memahami perintah dan tidak mampu melakukan komunikasi secara aktif. Katakata yang diucapkannya terdengar aneh dan mereka sering memakai istilah-istilah yang tidak lazim digunakan.
Salah satu ciri khas anak autis adalah rendahnya kemampuan menunjukkan kemauan/pervasif. Jadi anak mungkin
lapar tapi tidak ada keinginan untuk minta makan, mau kencing juga tidak mampu memberikan isyarat, tidak
menunjukkan rasa takut maupun bagaimana mengekspresikan rasa senang atau rasa sayang kepada orang lain
mereka sering tidak mampu. Perilaku yang mereka tunjukkan seringkali aneh dan berlebihan, cenderung
menunjukkan perilaku stereotipik seperti tertawa sendiri tapi bukan dalam situasi senang, bertepuk tangan,
berjalan jinjit-jinjit, melompat-lompat yang dilakukan tanpa tujuan dan rentang waktu yang cukup lama.
Sementara anak hiperaktif kebanyakan juga menderita kelambatan bicara. Ini tidak mengherankan karena
kemampuan berbahasa membutuhkan konsentrasi. Namun mereka masih mampu menunjukkan kemauan/pervasi
meskipun dengan bahasa nonverbal, misalnya mereka ingin minum, mungkin tangan kita akan ditariknya dan
dengan isyarat menunjuk tempat minum sambil berbicara ah ah uh sebagai usaha menjelaskan apa yang
diinginkannya. Perilaku yang ditunjukkan lebih diwarnai impulsivitas berupa ketidaksabaran, pemaksaan kehendak
maupun rendahnya kontrol diri, keterlambatan banyak berkaitan dengan koordinasi motorik halus, berkonsentrasi
maupun berbahasa.
Terapi & Hasil Stimulasi
Tentu saja anak hiperaktif pun perlu diterapi seperti halnya anak autis. Memang gangguan tersebut kalau
tidak diterapi tidak akan mengubah anak menjadi autis tetapi yang pasti akan menghambat perkembangan
kecerdasan dan sosialnya. Terapi perilaku, terapi konsentrasi, terapi wicara, obat-obatan bahkan keluarganya pun
perlu mendapat terapi untuk meneruskan terapi di rumah dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
perkembangan anak-anak hiperaktif. Memang dibutuhkan kesabaran, energi dan biaya yang tidak sedikit, namun
biasanya kalau terapi dilakukan secara intensif maka perkembangannya akan maju secara bertahap.

Jaras utama otak?


Sel purkinje di cerebellum hanya di sana
karena jaras utamanya tidak ada seperti di
cerebrum (jaras spinothalamicus).
Fungsi sel purkinje pada cerebellum
seperti sel saraf, menyalurkan impuls.

Neurotransmitter
di
cerebrum
cerebellum tempat produksiny sama?

dan

Ciri khas dari masing2 neurotransmitter?


manifest GPP/GPPH?
Reseptor dopamine?
Metabolisme/sintesis
neurotransmitter
(jumlah) ke reseptor (berkurang, rusak,
ada inhibitor,,, rusak/tidak ada oleh mutasi
pengkode reseptor? ,tempat disinyal tidak
sensitif lagi?
Terapi sesuai kerusakan di metab/produksi,
reseptor, atau sensitivitas reseptor?

Anda mungkin juga menyukai