STEP 1
STEP 2
1. Mengapa pasien tidak dapat berkonsentrasi dan selalu
mengganggu temannya?
2. Mengapa pasien memiliki kebiasaan aneh seperti
menciumi kertas amplop dan menimbulkan bunyi yg
berulang
3. Mengapa pasien susah dalam bergaul dan penakut?
4. Apakah ada hubungan VE terhadap perkembangan
pasien?
5. Apakah ada hubungannya berjalan 14 bulan dan bicara
3 th dengan kasus pasien?
6. Apa saja tahapan perkembangan pada anak?
7. Mengapa pasien lebih menyukai permainan fisik?
8. apa saja Faktor- faktor yang mempengaruhi pada kasus
pasien?
9. Mengapa pada pasien didapatkan dayang ingat yang
baik tetapi ada gangguan perkembangan?
10.
Apa hubungan tingkah laku pasien dalam
menonton TV sampai selesai dan tidak sabar dalam
menunggu giliran?
STEP 3
1. Mengapa pasien tidak dapat berkonsentrasi dan selalu
mengganggu temannya?
Gejala anak yang ada gangguan pada pusat
perhatiaannya, terdapat pada pasien ADHD faktor
salah satu yang mempengaruhi adalah ada
gangguan pada neurologisnya. Namun pada
pemeriksaan didapatkan bahwa tidak ada
STEP 7
pengaturan mood, tidur REM, memfasilitasi perilaku sexual dan tonus otot.
Gejala Defisit: Kurangnya inhibisi, Berkurangnya fungsi memori, Euphoria, Antisosial,
konsentrasi sekunder dalam hippocampus, amygdala, dan kortex cerebral. Selain itu
ditemukan juga dalam konsentrasi tinggi di saraf simpatis.
Norepinephrine dipindahkan dari celah synaptic dan kembali ke penyimpanan melalui
hippocampus (bahasa yunani untuk kudalaut) yang penting dalam proses pemusatan perhatian
dan belajar saat kita dalam keadaan sadar. Ada juga amygdala yang berperan bagi pembetukan
emosi seperti takut, stress, marah, depresi dan reaksi emosi otomatis seperti
agresi/menyerang. Amygdala memungkinkan kita menghubungkan emosi dengan ingatan atau
rangsang tertentu.
2. Thalamus.
Thalamus terletak di bagian paling tengah dari otak dan bertugas sebagai operator penghubung
yang menerima berbagai informasi yang masuk dari berbagai sensor dan mengirimnya ke area
yang sesuai untuk diproses di korteks. Thalamus juga berperan pada proses bangun, perhatian
dan rasa takut.
3. Hypothalamus.
Terletak di bawah thalamus dan berperan dalam mengatur berbagai aktivitas mempertahankan
kehidupan seperti bernafas, suhu tubuh, rasa lapar dan haus, berteman, bertengkar dan
menghindari serangan (Ormrod 2004).
Proses berpikir merupakan proses yang kompleks dan tidak dapat dilihat secara langsung
bagaimana otak bekerja dan informasi di olah. Informasi yang diterima melalui alat indera akan
dipersepsikan oleh bagian-bagian yang berfungsi secara khusus.
Ada 3 aspek yang relevan dalam persepsi yang berhubungan dengan kognisi
manusia yaitu:
1. Pencatatan indera. Pencataan indera adalah sebuah sistem ingatan yang dirancang
untuk menyimpan sebuah rekaman mengenai informasi yang diterima oleh sel-sel
reseptor. Pencatatan indera juga dikenal sebagai ingatan sensory yang dibedakan
menjadi dua macam yaitu, iconic yaitu sistem pencatatan indera terhadap informasi
visual, gambar dan benda konkrit dan echonic yaitu sistem pencatatan indera terhadap
informasi berupa suara.
Ada tiga karakteristik pencatatan indra yang memungkinkan system mela-kukan fungsi penyimpanan
rekaman secara optimal
(1). Informasi di-simpan dalam bentuk yang kasar (veridical form), belum memiliki makna, dengan be-gitu
seharusnya informasi dapat merefleksikan secara akurat apa yang telah terjadi pada recektor indra.
(2). Pencatatan indra memerlukan ukuran ruang yang cukup untuk menyimpan informasi yang ditangkap
oleh receptor.
(3). In-formasi yang masuk ke dalam system pencatat indra berlangsung dalam waktu yang sangat
singkat.
Berdasarkan hasil penelitian Sperling disimpulkan bahwa pencatatan indra berlangsung 1/1000 detik
seperti orang mengedipkan mata. Sementara jumlah objek yang bisa dicatat atau direkam alat indra
manusia hampir mendekati 9 buah. Sistem pencatatan indra sebenarnya mencakup lima macam, yaitu
peng-lihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan perabaan. Sekalipun demi-kian, kebanyakan
yang telah dipelajari oleh para peneliti adalah system pen-catatan indra penglihatan (mata) dan
pendengaran (telinga).
Sensory Storage
Kita seolah-olah mempunyai sebuah tempat penyimpanan informasi yang diperoleh dari alat indera kita.
Tempat tersebut dinamakan Sensory Storage. Memory yang diperoleh dari alat-alat sensori (potongan
lagu, gambar, rasa panas) tersebut menghilang dengan cepat dan biasanya cepat kita lupakan.
Pertanyaan :
1.Berapa lama mereka bertahan ?
2.Berapa banyak stimulus yang bisa kita persepsikan dalam waktu yang relatif singkat ?
Eksperimen-eksperimen yang pertama kali menyelidiki tentang persepsi (Perceptual Span) menitik
beratkan pada penglihatan dan pendengaran, karena eksperimen pada kedua alat sensori itu lebih
mudah dikontrol dari pada eks-perimen pada alat sensori lain. Seolah-olah ada 2 macam sensory
memory yaitu : Visual memory dan Auditory memory. Visual memory (mata) berkaitan de-ngan iconic
stroge sedangkan auditory memory (telinga) dengan echoic stroge.
Iconic Storage (Iconic Memory)
Mengapa kita seolah-olah masih melihat sesuatu walaupun kita sudah memejamkan mata ? Neisser
(1967) menamakan ketepatan kesan visual dan kemampuan yang terbatas untuk memproses kondisi lain
lebih lanjut sebagai Iconic Memory. Apakah kata memory tepat untuk kondisi ini ?, menurut bebe-rapa
ahli psikologi kognitif istilah Memory selalu melibatkan pengkodean dan penyimpanan informasi pada
proses kognitif tingkat tinggi dipergunakan.
Iconic memory memang melibatkan aktivitas penyimpanan, akan tetapi penemuan terakhir
menunjukkan bahwa iconic memory bebas/tidak melibat-kan proses tingkat tinggi seperti atensi.
Banyak peneliti menemukan bahwa informasi yang baru saja masuk, dipresen-tasikan secara akurat
dalam iconic memory tapi segera menghilang dengan ce-pat, bila tidak dipakai untuk proses lebih lanjut.
Oleh karena itu dapat dikata-kan bahwa jumlah rentang persepsi (Perceptual Span) adalah sejumlah
infor-masi yang bisa dilaporkan sebelum informasi tersebut menghilang.
Percobaan awal tentang visual sensory memory, dilakukan dengan Whole Report Pro-cedure.
Kesimpulan tentang sifat dari iconic memory
1.Sifatnya transitori (tidak menetap).
2.Bertahan hanya beberapa ratus milidetik.
3.Sifatnya akurat (tepat).
4.Mempunyai kapasitas menjumlah informasi.
5.Bersifat independen (bebas) dari kontrol individu.
6.Kapasitas penyimpanan kira-kira 9 item dan nampaknya bisa lebih dari itu
Echoic Storage (Echoic Memory)
Apakah kita bisa mendengar, setelah suara menghilang ?. Gudang echoic mempunyai sifat yang hampir
sama dengan gudang iconic. Seperti pada icon, yang memberi tambahan waktu pada kita untuk melihat
stimulus yang menghilang, maka gudang echoic memberi tambahan waktu untuk mendengar pesan
auditory. Kegunaan echoic storage menjadi jelas, pada saat kita membahas proses yang kompleks ketika
kita memahami suatu pembicaraan.
Ada baiknya menilai perbedaan antara short term memory dan echoic memory ;
1.Waktu penyimpanan dalam echoic memory sangat singkat (antara 250 milidetik dan 4 detik).
Sedangkan dalam STM relatif lama (10 30 detik).
2.Informasi auditory di dalam echoic storage maupun dalam STM sama-sama akurat, namun
kemungkinan pada STM kurang tepat.
3.Keduanya mempunyai kapasitas yang terbatas, namun memberi kita ke-mampuan untuk memahami
isyarat-isyarat.
Kesimpulan :
Iconic dan Echoic Storage/Memory memungkinkan kita menyeleksi infor-masi yang relevan untuk proses
lebih lanjut (membaca, mendengarkan pi-dato, dll), dengan demikian memberikan pada kita pemecahan
masalah ke-terbatasan kapasitas yang berkaitan dengan sistem proses informasi.
Sensasi dan Persepsi
Sensasi :Pendeteksian awal energi dari dunia fisik/nyata. Hal ini berkait-an dengan mekanisme sensori
yaitu mata, telinga, mulut dll dan stimulus-stimulus yang ditangkap oleh alat-alat tersebut.
Persepsi :Melibatkan kegiatan kognisi tingkat tinggi dalam menginter-pretasikan informasi yang diperoleh
dari proses sensori.
Ketika kita membaca buku, mendengar musik, mencium par-fum, makan bakmi dsb., terjadi peristiwaperistiwa sensori, yang selanjutnya diproses sejalan dengan pengetahuan terdahulu yang telah kita miliki
tentang dunia. Oleh karena itu dapat dikata-kan bahwa pengalaman kita mempengaruhi penerimaan
dan pe-ngenalan informasi yang kita peroleh dari alat sensori.
Alasan mengapa para ahli tertarik pada proses persepsi :
1.Karena adanya asumsi bahwa fenomena kognisi tingkat tinggi (berfikir, dsb) adalah suatu akibat dari
peristiwa-peristiwa di luar organisme.
2.Adanya bukti bahwa pendeteksian signal sensori yang dilakukan oleh individu dipengaruhi oleh sejarah
intelektual masa lalu dan keinginan-keinginannya.
3.Bentuk dan kekuatan informasi yang disimpan dalam memori yang ber-sifat abstrak, diasumsikan dapat
dipelajari dari pengetahuan tentang sensori yang nyata.
Pendeteksian Signal
Bagaimana hubungan antara energhi fisik yang ada dalam stimulus dengan hasil sensasi secara
psikologis ?
Penelitian tentang bagaimana manusia mampu mendeteksi signal dimulai kira-kira tahun 1950 saat kaum
Behavioris masih berkuasa. Secara perla-han-lahan kalangan psikolog sadar bahwa perilaku manusia
adalah suatu hal yang kompleks.
Teori pendeteksian signal berasal dari teknik elektro dan statistik.
Dalam Perang Dunia II, para insinyur mengembangkan teori pendeteksian signal yang dipakai dalam
pendeteksian pesawat terbang oleh radar. Akhir-nya, persamaan antara peralatan radar dan kemampuan
manusia dalam mendeteksi sinar ditemukan oleh Tanner dan Swets (1954).
Teori Distinctive-feature (Feature Analysis) muncul karena adanya kele-mahan pada Template
Matching. Prinsip dari Feature Analysis : suatu stimulus adalah kombinasi dari elemen-elemen penting.
Alternatif lain dalam pengenalan pola adalah Pencocokan Prototipe. Su-atu prototipe adalah semacam
abstraksi dari pola yang disimpan dalam long term memory dan merupakan penggambaran terbaik dari
suatu pola.
Pendekatan-pendekatan tentang Pengenalan Pola Visual
1. Psikologi Gestalt : pengenalan pola berdasarkan pada persepsi atas seluruh pola dari stimulus. Bagian
mempunyai arti karena ia menjadi anggota dari suatu keseluruhan.
2. Proses Bottom-Up/Top-Down :
a. Pengenalan pola dimulai dari bagian-bagian dari pola (bottom-up), dan apabila digabungkan akan
menuju pada pengenalan seluruh pola, atau
b. Pengenalan tentang keseluruhan akan menuju ke pengenalan dari kom-ponen-komponennya (topdown).
3. Template Matching :
Template = model, contoh. Pengenalan pola terjadi bila ada keserasian/ kesamaan antara stimulus
sensori dengan suatu bentuk mental internal yang ada dalam otak.
4. Feature analysis :
Feature = elemen yang penting. Pengenalan pola terjadi setelah ada analisa awal pada stimulus yang
masuk, menurut feature yang sederhana (sama dengan botom-up feature).
5. Pengenalan Prototype : pengenalan pola terjadi ketika keserasian terjadi antara pola yang dipersepsi
dengan pola abstrak atau pola mental yang ideal
Teori Gestalt
Prinsip Gestalt : semua stimulus bekerja bersma-sama membentuk kesan yang mengarah pada suatu
keseluruhan. Keseluruhan lebih penting/berarti dari pada bagian. Wertheimer (1923) mengatakan bahwa
beberapa pola dari stimulus, cenderung terorganisir secara spontan.
Proses Bottom-up dan Top Down
Bagaimana kita mengenal suatu pola ?
Mis : Apakah kita mengenal seekor anjing karena sebelumnya kita mengenal bulunya, empat kakinya,
mata telinga dan seterusnya. Atau apakah kita me-ngenal bagian-bagian tersebut karena kita lebih dulu
mengenal seekor anjing ?
Bottom-up : terjadi apabila proses pengenalan pola dimulai dari bagian-bagian dari pola yang juga
menjadi dasar dari pengenalan keseluruhan.
Top-down : bermula pada pengenalan keseluruhan, yang berlanjut pada pe-ngenalan bagian-bagian atau
komponen-komponen.
Palmer mengatakan bahwa pada kondisi umum, interpretasi dari bagian-bagian dan keseluruhan (pada
proses top-dawn & bottom-up) terjadi secara simultan.
3. Perhatian. Perhatian adalah aspek yang ketiga, yang diartikan sebagai proses
pemusatan aktivitas mental atau proses konsentrasi pikiran dengan mengabaikan
rangsangan lain yang tidak berkaitan. Aktivitas ini menuntut pemusatan konsentrasi
pikiran pada hal-hal yang menonjol dari sebuah informasi dan bekerja secara intens
terhadap informasi tersebut dengan mengabaikan hal-hal yang tidak terkait.
Perhatian (Attention)
Perhatian adalah proses konsentrasi atau pemusatan aktivitas mental. Proses perhatian melibatkan
pemusatan pada tugas mental (pikiran) tertentu sambil berusaha mengabaikan stimulus lain yang
mengganggu, misalnya ; orang yang sedang mengikuti ujian. Perhatian juga bisa menunjuk pada proses
pemerik-saan beberapa pesan sekaligus kemudian mengabaikannya kecuali hanya satu pesan (Matlin,
1989). Dengan kata lain perhatian melibatkan proses seleksi ter-hadap beberapa objek yang hadir saat
itu, kemudian pada waktu yang sama se-seorang memilih hanya satu objek, sementara objek-objek yang
lain diabaikan.
Dengan demikian perhatian mempunyai peran penting dalam penseleksian informasi untuk proses lebih
lanjut. Selain itu perhatian merupakan sumber mental yang memiliki keterbatasan. Hal ini bisa
diumpamakan dengan ener-gi, ruang kerja dan kegiatan : (1) Energi adanya keterbatasan energi
di-tunjukkan dengan apabila diberikan banyak tugas, hasilnya akan menurun. (2) Ruang kerja Suatu
ruang yang hanya mampu memuat/mewujudkan beberapa tugas. (3) Kegiatan Ibarat seorang petugas
yang mampu melaksanakan banyak tugas, tetapi hanya satu tugas yang bisa dikerjakan dalam satu
waktu.
Keterbatasan perhatian menyebabkan kegagalan dalam tugas-tugas visual dan auditori, namun ada
tugas-tugas yang tidak memerlukan perhatian secara bersamaan dapat diwujudkan secara serempak,
misal : berjalan sambil bicara.
Faktor Eksternal Penarik Perhatian
11.Gerakan
Hal-hal yang baru, yang luar biasa akan menarik perhatian. Stimuli yang luar biasa akan lebih mudah
diingat tanpa hal-hal yang baru, stimuli menjadi monoton, membosankan dan lepas dari perhatian.
4.Pengulangan
Hal-hal yang disajikan berkali-kali. Bila disertai sediki variasi, akan me-narik perhatian.
Emil Doviat (1968) : pengulangan merupakan salah satu prinsip penting dalam menaklukkan masa.
2.Faktor Sosio Psikologis terdiri dari Motif, sikap, kebiasaan dan kemauan.
Contoh :
dalam perjalanan naik gunung
Geolog memperhatikan batu-batuan
Ahli botani memperhatikan bunga-bungaan
Ahli zoologi memperhatikan binatang
Seniman memperhatikan warna dan bentuk
Teori-teori Perhatian
Pada awalnya teori-teori perhatian didasari pemikiran bahwa : (1) Individu hanya sanggup memperoleh
sejumlah informasi yang terbatas pada suatu waktu (bottleneck concept). (2) Kapasitas perhatian bersifat
flexible dan sangat ter-gantung pada jenis tugas serta banyaknya latihan yang diikuti seseorang.
a.Teori Penyaringan (Filter Theory)
Asumsi : Proses perhatian melibatkan proses seleksi/memilih aspek-aspek tertentu dari stimulus
informasi, karena manusia mempunyai keterbatasan untuk dapat memproses sejumlah informasi dalam
waktu bersamaan.
1.Seleksi pada awal proses perhatian.
Teori ini berasumsi bahwa memperhatikan itu hanya menerima dari sa-tu sumber informasi yang
dimungkinkan bisa mencapai tahap pemro-sesan yang memiliki makna. Informasi yang tidak diawasi
secara aktif kemudian disaring atau dihalangi pada awal proses sehingga tidak akan pernah sampai pada
proses yang lebih tinggi sebagai kelanjutannya (seleksi berlangsung pada awal bukan akhir
pemrosesan informasi).
Seleksi awal ini terdiri atas 2 model :
1.Switch Model (seperti tombol on-off)
2.Attenuator Model (seperti mengatur volume)
2.Seleksi pada akhir proses perhatian.
Teori ini berasumsi bahwa perhatian terjadi saat respon keluaran, bukan terjadi di awal. Bahwa semua
informasi dapat membangkitkan repre-sentasi ingatan jangka panjang, karena semua informasi tersebut
telah diketahui dan dikenali, namun karena keterbatasan kognisi manusia ma-ka hanya satu respon saja
yang sanggup diorganisasikan.
Artinya : Manusia tidak mampu memusatkan perhatian pada semua in-formasi yang mengaktifkan LTM
dan harus memilih seba-gian saja untuk menghasilkan respon-respon tertentu.
b. Teori Penjatahan Kapasitas (Limited Capacity Theory)
Asumsi : Bahwa sumber-sumber kapasitas kognitif itu terbatas.
Artinya:
- Tugas-tugas yang berlainan menuntut jumlah kapasistas kognitif yang juga berlainan.
- Jumlah aktivitas yang dapat dilakukan secara bersa-maan ditentukan oleh besar-kecilnya kapasitas
yang dibutuhkan masing-masing aktivitas
- Yang terpenting, menentukan mana tugas yang harus diselesaikan dan seberapa baik tugas tersebut
dapat dilakukan.
Perhatian
Perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam
pemusatannya kepada barang sesuatu, baik yang didalam maupun yang ada diluar (Dakir, 1993 :
a.
b.
c.
d.
e.
114 ). Dengan kata lain, perhatian adalah pemprosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari
sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan maupun
proses kognitif lainnya.
Groover menyebutkan bahwa faktor yang memengaruhi persepsi dan ingatan adalah perhatian.
Perhatian merupakan aktivitas menjaga sesuatu tetap dalam pikiran yang membutuhkan kerja
mental dan konsentrasi. Terdapat 5 jenis perhatian, yaitu:
Perhatian selektif (Selective Attention); Perhatian selektif terdapat pada situasi dimana
seseorang memantau beberapa sumber informasi sekaligus. Penerima informasi harus memilih
salah satu sumber informasi yang paling penting dan mengabaikan yang lainnya. Faktor-faktor
yang memengaruhi perhatian selektif adalah harapan, stimulus, dan nilai-nilai. Penerima
informasi mengharapkan sebuah sumber tertentu menyediakan informasi dan memberikan
perhatian lebih pada sumber tersebut, memilih stimulus yang paling memberikan efek atau
terlihat dibanding yang lain, dan memilih sumber informasi yang paling penting.
Perhatian terfokus (Focused Attention); Perhatian terfokus mengacu pada situasi
dimana seseorang diberikan beberapa input namun harus fokus pada satu input saja selama
selang waktu tertentu. Penerima informasi berfokus pada satu sumber/input dan tidak terdistraksi
oleh gangguan-gangguan lain. Faktor yang berpengaruh terhadap perhatian terfokus adalah jarak
dan arah, serta gangguan dari lingkungan sekitar. Penerima informasi akan lebih mudah
menerima informasi dari sumber yang berada langsung di depannya.
Perhatian terbagi (Divided Attention); Perhatian terbagi terjadi ketika penerima
informasi diharuskan menerima informasi dari berbagai sumber dan melakukan beberapa jenis
pekerjaan sekaligus.
Perhatian yang terus menerus (Sustained Attention); Perhatian terus menerus
dilakukan penerima informasi yang harus melihat sinyal atau sumber pada jangka waktu tertentu
yang cukup lama. Dalam situasi ini sangat penting bagi penerima informasi untuk mencegah
kehilangan sinyal.
Kurang perhatian (Lack of Attention); Kurang perhatian merupakan situasi dimana
penerima informasi tidak berkonsentrasi terhadap pekerjaannya. Situasi ini disebabkan oleh
kebosanan/kejenuhan dan kelelahan. Ciri-ciri pekerjaan yang dapat menimbulkan situasi kurang
perhatian adalah pekerjaan dengan siklus pendek, sedikit membutuhkan pergerakan tubuh,
lingkungan yang hangat, kurangnya interaksi dengan pekerja lain, motivasi rendah, dan tempat
kerja memiliki pencahayaan yang buruk.
- Atensi dan konsentrasi seperti dua sisi mata uang yang saling
melengkapi.
- Atensi: proses berkonsentrasi dari aktivitas mental.
- Atensi: dapat merujuk pada jenis konsentrasi dalam tugas
mental dimana kita memilih jenis dari rangsangan persepsi
tertentu untuk proses yg berkelanjutan, sambil mencoba
mengabaikan rangangan yg lain.
- Ketika seseorang memfokuskan perhatiannya dalam waktu yg
lama, kita menyebutnya sebagai konsentrasi.
- Konsentrasi
- Daya ingatan sehari-hari
(working memory)
- Internalisasi pembicaraan
- Emosi, Motivasi
- Mengatur & menguasai perilaku
The impulsivity and compulsivity constructs. The diagram describes possible psychological mechanisms
underlying the two constructs. Note that this schematic summary includes some possibilities not mentioned in the
text: for instance, impulsivity could arise from impaired timing mechanisms, from an aversion to delays in
discounting paradigms, or from changes in the decisional criteria for making a response. Equally, compulsivity
could arise from enhanced resistance to extinction or the tendency to perform simple stereotyped movements, as
well as the other mechanisms alluded to in the text. It would appear that these different measures likely do not
inter-correlate well, which would argue against a unitary construct for either impulsivity or compulsivity, but this
issue is still actively being researched. Note possible overlap in tasks and hence possibly mechanisms: the stop
signal reaction time task (SSRT) could be considered as tapping both impulsivity and compulsivity traits, on the
basis of its measurement of the capacity to inhibit an initiated response. Moreover, both impulsivity and
compulsivity involve motor/response disinhibition, but at different stages of the response process.
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1364661311002427
The DRD4 gene is located on the short (p) arm of chromosome 11 at position 15.5.
More precisely, the DRD4 gene is located from base pair 637,304 to base pair 640,705
on chromosome 11.
SLC6A3 gene?
The official name of this gene is solute carrier family 6 (neurotransmitter transporter,
dopamine), member 3.
ytogenetic Location: 5p15.3
Molecular Location on chromosome 5: base pairs 1,392,904 to 1,445,542
The SLC6A3 gene is located on the short (p) arm of chromosome 5 at position 15.3.
More precisely, the SLC6A3 gene is located from base pair 1,392,904 to base pair
1,445,542 on chromosome 5.
Researchers are working to determine the missing genes that
contribute to the features of 16p11.2 deletion syndrome, which
include delayed development, intellectual disability, and
developmental disorders that affect communication and social
interaction (autism spectrum disorders).
10.
apa saja Faktor- faktor yang mempengaruhi pada
kasus pasien?
usia < 6 bulan: mata/kepala bayi sering melihat ke atas. Tangan dan kaki bergerak berlebihan, usia > 6 bulan bila
digendong sering minta turun atau sering bergerak/sering menggerakkan kepala ke belakang-membentur benturkan
kepala. Sering bergulung-gulung di kasur, menjatuhkan badan di kasur (smackdown}, sering memanjat. Gejala
Tomboy pada anak perempuan.
GANGGUAN
TIDUR (biasanya
MALAM-PAGI)
gelisah/bolak-balik
ujung
ke
ujung,
bila
tidur
posisi
nungging,
berbicara/tertawa/berteriak dalam tidur, sulit tidur, malam sering terbangun/duduk, gelisah saat memulai tidur, gigi gemeretak (beradu
gigi), tidur ngorok
AGRESIF sering memukul kepala sendiri,orang atau benda di sekitarnya. Sering menggigit, mencubit, menjambak (spt gemes)
GANGGUAN KONSENTRASI : CEPAT BOSAN terhadap sesuatu aktifitas (kecuali menonton televisi, baca komik atau main game), TIDAK
BISA BELAJAR LAMA, terburu-buru, tidak mau antri, TIDAK TELITI, sering kehilangan barang atau sering lupa, nilai pelajaran naik turun
drastis. Nilai pelajaran tertentu baik, tapi pelajaran lain buruk. Sulit menyelesaikan pelajaran sekolah dengan baik.Sering mengobrol dan
mengganggu teman saat pelajaran. BIASANYA ANAK TAMPAK CERDAS DAN PINTAR.
GANGGUAN EMOSI (mudah marah, sering berteriak /mengamuk/tantrum), keras kepala, suka membantah dan sulit diatur.Cengeng atau
mudah menangis.
11.
Mengapa pada pasien didapatkan daya ingat yang
baik tetapi ada gangguan perkembangan?
PERBEDAAN
Ada beberapa perbedaan mendasar yang dapat kita amati dari perilaku anak dengan GPPH/Gangguan Pemusatan
Perhatian & Hiperaktivitas (ADHD/Attention Defisit & Hiperactivity Disorder) dengan autisme, sebagai berikut.
Aktivitas & Kemampuan Berkonsentrasinya
Anak autisme cenderung kurang mampu berkonsentrasi dan sangat sukar diarahkan untuk melakukan
tugas-tugas tertentu. Aktivitas yang dilakukan lebih berdasar karena dorongan kemauan dari dalam dirinya.
Aktivitas bermainnya biasanya cenderung monoton dan bersifat pasif, tidak mampu bermain interaktif dan
imaginatif dengan teman bermainnya, seperti main dagang-dagangan, perang-perangan, pura-pura jadi guru,
dokter dsb. Mereka juga sangat sukar berganti mainan, cenderung memainkan mainan dan permainan yang sama
sendirian, diulang-ulang, rutin dan bersifat stereotipik.
Sementara anak hiperaktif konsentrasinya memang terbatas juga dan sangat mudah sekali teralih
perhatiannya pada aktivitas lain yang lebih baru, namun lebih mudah untuk diarahkan melakukan suatu tugas
sederhana meskipun sering tidak selesai. Aktivitasnya yang seperti didorong mesin memang menjadi ciri paling
khas dari hiperaktif, seperti tidak mengenal rasa lelah, cenderung tidak dipikir dan sering impulsif seperti tidak
sabaran segalanya mau serba cepat, tidak mau menunggu giliran dan semua keinginannya harus diikuti. Mereka
justru sangat mudah bosan dan selalu ingin berganti-ganti mainan, serta masih mampu bermain interaktif dan
imaginative.
Aspek Sosial & Emosinya
Anak dengan gejala autisme, minat bersosialisasinya sangat rendah. Mereka lebih asyik untuk bermain
sendiri dan tidak peduli dengan lingkungan sosialnya. Biasanya justru terganggu apabila ada intervensi dari
lingkungannya dan cenderung menghindari kontak mata, merasa tidak nyaman apabila disentuh dan dipeluk.
Respons emosinya sering tidak terduga, kadangkadang cuwek tetapi bisa suatu saat respons emosinya terlalu
berlebihan dan biasanya kalau sudah marah sangat sukar untuk diredakan, bahkan ada beberapa anak yang tahan
menangis berjam-jam.
Sementara minat untuk bersosialisasi yang ditunjukkan anak yang hiperaktif masih normal, tetapi karena
impulsivitas dan agresivitasnya mereka sering jadi troublemaker sehingga sering dihindari dan dijauhi temanteman bermainnya. Kontak mata kadang-kadang masih dilakukan, masih mau disentuh, masih menyukai pelukan.
Emosinya cenderungmeledak-ledak, tetapi masih lebih mudah untuk diredakan dengan bujuk rayuan.
Komunikasi, Pervasi (penanaman
Neurotransmitter
di
cerebrum
cerebellum tempat produksiny sama?
dan