Anda di halaman 1dari 25

LBM 2 MODUL KB DAN KEPENDUDUKAN

Banyak Anak Banyak Rejeki

1. Apa saja dampak dari ledakan penduduk?


Ledakan penduduk selalu di ikuti oleh tingkat fertilitas yang
tinggi,beriku adalah hubungan fertilitas dg factor kehidupan :
a. Segi ekonomi
: sebanding, semakin tinggi fertilitas semakin
tinggi kebutuhan ekonomi
b. Social
: semakin tinggi fertilitas semakin tinggi
kriminalitas
c. Budaya
d. Pendidikan

: banyak anak byk rezeki ( warisan budaya)


: semakin tinggi fertilitas , tjd ketidak

seimbangan dari penyedia


e. Kesehatan
: semakin tinggi fertilitas, kebutuhan pelayanan
kesehatan meningkat
f. Pekerjaan
: semakin tinggi fertilitas, tidak sebanding dg
lapangan pekerjaan.
g. Kependudukan
: semakin tinggi fertilitas, semakin tinggi
masalah kompleks kependudukan
h. PUS
: semakin tinggi PUS, semakin tinggi fertilitas
Dampak :
Pertumbuhan penduduk yang cepat akan mempengaruhi kehidupan
bangsa Indonesia, antara lain terhadap :
a) Pendidikan
Masalah pendidikan yang timbul antara lain : daya tampung
sekolah tidak sepadan dengan minat bersekolah, adanya
ketidakseimbangan
antara
perbandingan
penduduk
yang
bersekolah dengan penduduk usia sekolah,berpengaruh ke
kualitas pendidikan jg.
b) Pelayanan kesehatan
Kebutuhan akan pelayanan kesehatan akan meningkat, berarti
juga diperlukan tambahan dan peningkatan jumlah tenaga medis
dan fasilitas kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit dan
tempat tidur bagi orang sakit.
c) Masalah lapangan kerja

Pertambahan penduduk memerlukan tambahan lapangan kerja.


Apabila kesempatan kerja tidak dapat disediakan sesuai dengan
angkatan kerja, maka akan terjadilah pengangguran diantara
anak-anak muda dengan segala akibat negatifnya dalam
masyarakat.
d) Kehidupan sosial ekonomi
Pertambahan penduduk yang cepat yang tidak seimbang dengan
peningkatan produksi akan mengakibatkan kegelisahan dan
ketegangan sosial ekonomi dengan segala akibatnya, antara lain :
- Keluarga kurang mampu membayar uang sekolah bagi anaknya
- Banyaknya anak akan menyulitkan penyediaan tempat tinggal
yang layak
- Jumlah dana yang semula disediakan untuk membiayai
pendidikan anak-anak terpaksa digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pokok, akibatnya anak-anak tidak memperoleh
pendidikan yang memadai.
- Setiap pertambahan penduduk konsekuensinya menambah
permintaan kebutuhan hidup
- Masalah perumahan pada saat ini sangat mendesak, baik
dalam hal mutu maupun jumlah perumahan.
e) Lingkungan hidup
Pertambahan penduduk dan kepadatan penduduk dapat
mengakibatkan pencemaran lingkungan yang merupakan
gangguan pula terhadap keseimbangan alam seperti polusi udara,
pencemaran tanah dan kebisingan, hasil-hasil buangan, dan
limbah yang tidak ditanggulangi. Sampah yang bertimbun
mempunyai dampak negative berupa pemandangan dan bau yang
tidak sedap dan membawa kuman penyakit.
(Prof.Dr.Rustam Mochtar.1998.Sinopsis Obstetri Jilid 2.Jakarta:EGC)

2. Bagaimana cara mengatasi ledakan penduduk?


Penanggulangan :
Menurunkan tingkat kelahiran, melalui usaha langsung dan tak
langsung. Secara langsung melalui kegiatan penyebar-luasan
dan penyediaan sarana Keluarga Berencana (KB) serta usaha
meningkatkan pengetahuan dan praktek KB. Usaha tidak
langsung melalui usaha mendorong keluarga melaksanakan
NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).

Menurunkan tingkat kematian, terutama anak-anak melalui


bidang kesehatan, pangan dan gizi, pendidikan, perumahan,
penyediaan air bersih dan kesehatan lingkungan.
Meningkatkan taraf hidup, yaitu meningkatkan umur rata-rata
penduduk Indonesia.
Penyebaran penduduk dan tenaga kerja yang serasi dan
seimbang, melalui transmigrasi, pembangunan daerah, kota dan
desa, pembangunan sarana perhubungan, dan pemerataan
pembangunan.
http://rahma-kurnia.blogspot.com/2006/09/kebijaksanaanpengelolaan-kependudukan.html
Kebijakan-kebijakan
pemerintah
untuk
mengatasi
masalah kependudukan
Menurunkan tingkat kelahiran, melalui usaha langsung dan tak
langsung. Secara langsung melalui kegiatan penyebar-luasan
dan penyediaan sarana Keluarga Berencana (KB) serta usaha
meningkatkan pengetahuan dan praktek KB. Usaha tidak
langsung melalui usaha mendorong keluarga melaksanakan
NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).
Meningkatkan kualitas melalui bidang kesehatan, pangan dan
gizi, pendidikan, perumahan, penyediaan air bersih dan
kesehatan lingkungan.
Meningkatkan taraf hidup, yaitu meningkatkan umur rata-rata
penduduk Indonesia.
Penyebaran penduduk dan tenaga kerja yang serasi dan
seimbang, melalui transmigrasi, pembangunan daerah, kota
dan desa, pembangunan sarana perhubungan, dan pemerataan
pembangunan.
http://rahma-kurnia.blogspot.com/2006/09/kebijaksanaanpengelolaan-kependudukan.html
Upaya pemerintah dalam mengatasi laju pertumbuhan
penduduk
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi
pertambahan jumlah penduduk :
1.

Penambahan dan penciptaan lapangan kerja

Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan


hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di samping
itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang
akan merubah pola pikir dalam bidang kependudukan.

2.
Meningkatkan
kependudukan

kesadaran

dan

pendidikan

Dengan semakin sadar akan dampak dan efek dari laju


pertumbuhan
yang
tidak
terkontrol,
maka
diharapkan
masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan
keluarga berencana.

3. Mengurangi
transmigrasi

kepadatan

penduduk

dengan

program

Dengan menyebar penduduk pada daerah-daerah yang memiliki


kepadatan penduduk rendah diharapkan mampu menekan laju
pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk
dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.

4. Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan


Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai persediaan bahan
pangan tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap daerah
diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak
ketergantungan dengan daerah lainnya.
http://organisasi.org/cara_untuk_mengatasi_mengurangi_ledakan
_penduduk_dan_laju_pertumbuhan_penduduk_ilmu_kependuduka
n_biologi

3. Apa saja indicator keberhasilan dari program/cara dalam


mengatasi ledakan penduduk?

4. Apa saja faktor-faktor yg mempengaruhi (meningkatkan dan


menghambat) fertilitas?

Factor yg mempengaruhi
1. FAKTOR DEMOGRAFI struktur umur, struktur perkawinan, umur
kawin pertama, paritas, disrupsi perkawinan dan proporsi yang
kawin.
2. FAKTOR NONDEMOGRAFI keadaan ekonomi penduduk, tingkat
pendidikan, perbaikan status perempuan, urbanisasi dan
industrialisasi
MENURUT KINGSLEY DAVIS & JUDITH BLAKE
Tiga tahap penting proses reproduksi :

fertilitas
Variable antara
Factor sosial

1. Intercourse
2. Conseption
3. Gestation
Factor social, ekonomi dan budaya yang mempengaruhi fertilitas
akan melalui faktor2 yang langsung ada kaitannya dengan ketiga
tahap reproduksi di atas, faktor2 tersebut disebut VARIABEL
ANTARA
Variable antara terdiri atas :
6 intercourse variables, yaitu
1. Umur memulai hubungan kelamin
2. Selibat permanen, yaitu proporsi wanita yang tidak
pernah mengalami hubungan kelamin
3. Lamanya masa reproduksi yang hilang (mis,
perceraian, suami meninggal)
4. Abstinensia sukarela
5. Abstinensia terpaksa (misal sakit, berpisah sementara)
6. Frekuensi senggama

3 conseption variables yaitu


1. Fekunditas atau infekunditas yang disebabkan hal2
yang tidak disengaja
2. Pemakaian kontrasepsi
3. Fekunditas atau infekunditas yang disebabkan hal2

yang disengaja (misal sterilisasi)


2 gestation variables, yaitu
1. Mortalitas janin karena hal2 yang tidak disengaja
2. Mortalitas janin karena hal2 yang disengaja

Factor yg mempengaruhi penurunan angka


kelahiran
3. Meningkatnya kebutuhan ekonomi keluarga
4. Keinginan untuk mengaktualisasikan diri
5. Adanya peluang besar untuk wanita masuk ke
dunia kerja

5. Bagaimana program dan peran dari KB dalam mengatasi


ledakan penduduk? (Sasaran, dll)
a. KB (Keluarga Berencana)
1. peningkatan fungsi puskesmas yang merupakan unit
pelayanan ksehatan terdepan sebagai inti dalam
penyelenggaraan mobilisasi masyarakat/peranserta
masyarakat, sebagai pusat pengembangan upaya
pelaksanaan kesehatan di wilayah kerja
2. peningkatan pemerataan upaya pelayanan kesehatan dan
KB yang dilakukan melalui jaringan pelayanan kesehatan
paripurna mulai dari tingkat keluarga, masyarakat,
posyandu sampai ke puskesmas dan rumah sakit sebagai
dukungan rujukannya
3. peningkatan jumlah dan kemampuan tenaga profesional
serta peningkatan produktivitas tenaga yang ada dalam
pelayanan kesehatan dan KB
4. peningkatan penerangan, penyuluhan dan pendidikan
kesehatan dan KB agar menjangkau seluruh lapisan
masyarakat
5. peningkatan pelayanan kesehatan dan kesertaan ber KB
di setiap jenjang pelayanan kesehatan dan KB sesuai

kemampuan dan kewenangan yang ada, serta


peningkatan pembinaanya
6. peningkatan jenis kontrasepsi tepat guna, dengan tingkat
kecanggihan teknologi kontrasepsi disesuaikan dengan
kemampuan jenjang pelayanan
7. peningkatan peranserta masyarakat dalam rangka
meningkatkan kemandirian segenap lapisan masyarakat
termasuk swasta dengan penuh tanggung jawab.
8. peningkatan kerjasama lintas program dan lintas sektor
terkait dalam pelayanan kesehatan dan KB.
(Kumpulan materi untuk peningkatan mutu pelayanan MKET, BKKBN, biro pelayanan
kontrasepsi, jakarta,1993).
A. Tujuan Umum :

Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta kehiarga kecil yang bahagia
dan sejahtera (NKKBS) yang menjadi dasar bagi tem rujudnya macyarakat
yang sejahtera melalui pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia,
guns menyongsong tiaggal landas pembangunan pub Repelita. VI.
B. Tujuan Khusus :

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat/keluarga dalam penggunaan


alat kontrasepsi.
2. Menurunnya jumlah angka kematian bayi.
3. Meningkatkan kesehatan masyarakat/keluarga dengan cara penjarangan
kelahiran bayi
Pedoman praktis pelaksanaan kerja di puskesmas, dr.h.m.kartiko
waloejono,m.kes, bapelkes salaman, magelang

Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran


tidak langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran
langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk
menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara
berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana dan
pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui
pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai
keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera.
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:

Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar


1,14 persen per tahun.
Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per
perempuan.
Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin
menjarangkan kelahiranberikutnya, tetapi tidak memakai
alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%.
Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif,
dan efisien.
Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi
21 tahun.
Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh
kembang anak.
Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1
yang aktif dalam usahaekonomi produktif.
Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan Program KBNasional.
Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/program-kb-diindonesia.html#ixzz2RTbuzJVw
Ada dua jenis metoda kontrasepsi yaitu metoda cara kontrasepsi sederhana
dan cara modern.
1.

Cara Metode Kontrasepsi Sederhana. Maksudnya adalah cara


mencegah kehamilan dengan alat dan juga bisa tanpa alat. Tanpa alat
ini bisa dilakukan dengan cara senggama terputus dan juga sistem
kalender. Sedangkan bila menggunakan alat bisa dilakukan dengan
kondom, cream atau jelly.
2. Cara Metoda Modern/ Metode Efektif. Cara ini pun dibedakan dengan
cara
yang
permanen
atau
pun
tidak
permanen. Alat
kontrasepsi permanen adalah dengan jalan operasi steril baik pada lakilaki atau pun wanita. Kontrasepsi permanen laki-laki disebut dengan
vasektomi (sterilisasi pada pria) dan pada wanita disebut dengan
tubektomi (sterilisasi pada wanita). Pada umumnya kita kenal dengan
sebutan istilah KB steril. Sedangkan jenis KB non permanen adalah
dengan pil, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), suntikan, dan
norplant.

Alat kontrasepsi ini lebih mudah dikenal dengan istilah KB, Padahal
KB maksudnya adalah Keluarga Berencana. Tetapi masyarakat
biasanya akan menanyakan "Pakai KB apa", bukan "Pakai alat
kontrasepsi apa". Itu karena kebiasaan atau faktor budaya saja.
Semuanya ini adalah maksudnya mengenai alat, obat, metode
kontrasepsi yang dipergunakan baik pada laki-laki atau pun pada
perempuan. Bisa disebut alat KB, Obat KB, jenis KB dan seterusnya.
Berikut beberapa macam alat kontrasepsi yang sering digunakan
dalam masyarakat kita.
1. Kondom.
Kondom ini adalah alat pencegah kehamilan yang sudah cukup popular
bahkan dijual bebas di toko apotik. Kondom ini bahkan
menjadi kampanye kondom kontroversialyang pernah diutarakan oleh
Menteri Kesehatan. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya
terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi zakar yang
berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Kondom
sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat
mencegah penularan penyakit seksual, termasuk adalah penyakit
HIV/AIDS.
2. Obat Pil KB.
Pil KB adalah salah satu mencegah terjadinya kehamilan. Pil KB ini
diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara
pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum
secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera setelah menstruasi,
atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui
bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya
penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau
selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah
kehamilan yang lain.
3. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Biasa kita kenal dengan IUD (Intra Uterine Device). Alat ini sangat
efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu
yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran
ataupun kadar produksi air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang
ternyata belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu,
setiap calon pemakai IUD ini perlu memperoleh informasi yang lengkap
tentang seluk-beluk jenis alat kontrasepsi yang satu ini.

4. Injeksi (Suntik KB).


Metoda alat kontrasepsi suntikan ini adalah merupakan bagian dari
obat pencegah kehamilan yang penggunaannya dilakukan dengan
jalan menyuntikkan obat tersebut pada wanita subur. Obat ini berisi
Depo Medorxi Progesterone Acetate (DMPA). Penyuntikan dilakukan
pada otot (intra muskuler) di pantat (gluteus) yang dalam atau pada
pangkal lengan (deltoid). Dan ini masuk dalam jenis alat
kontrasepsi yang juga biasa dipergunakan.
5. Norplant (Susuk).
Norplant sama artinya dengan implant. Susuk atau implant ini adalah
merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan untuk
waktu 5 tahun. Norplant biasanya dipasang di bawah kulit, di atas
daging pada lengan atas wanita. Alat tersebut terdiri dari enam kapsul
lentur seukuran korek api yang terbuat dari bahan karet silastik.
Masing-masing kapsul mengandung progestin levonogestrel sintetis
yang juga terkandung dalam beberapa jenis pil KB. Hormon ini lepas
secara perlahan-lahan melalui dinding kapsul sampai kapsul diambil
dari lengan pemakai. Kapsul-kapsul ini bisa terasa dan kadangkala
terlihat seperti benjolan atau garis-garis.
( The Bostons Book Collective, The Our Bodies, Ourselves, 1992)
Macam macam Program KB
1. Kondom
Kondom adalah sarung karet tipis penutup alat kelamin laki-laki yang
menampung cairan sel mani saat pria ejakulasi.
Keuntungan
Murah, mudah di beli
Mudah dipakai sendiri
Kerugian
Selalu harus ada persediaan
Mengganggu kenyamanan senggama
Kadang-kadang menimbulkan alergi
Cara penggunaan
Menyarubgkan pada alat kelamin laki-laki yang sudah tegang, dari ujung
dari ujung sampai kepangkalnya pada saat bersenggama.
Sesudah bersenggama, dikeluarkan dari liang senggama, sebelum alat
kelamin laki- laki lemas.
2. Pil KB
Pil ini adalah hormon yang mengandung estrogen dan progesteron
yang diminum tiap hari.

Keuntungan
Kesuburan segera kembali
Mengurangi rasa nyeri waktu haid
Mudah menggunakannya
Tidak mempengaruhi produksi ASI pada pil mini
Kerugian
Harus diminum tiap hari
Dapat mempengaruhi ASI pada pil kombinasi
Tidak dianjurkan pada wanita usia > 50 tahun dan perokok karena akan
mempengaruhi keseimbangan metabolisme tubuh
Cara pengguaan
Pil pertama diminum hari ke lima haid berturut-turut setiap hari 1 pil.
Jika lupa minum pil satu hari maka segera minum dua tablet keesokan
harinya, kecuali pemakai yakin tidak hamil.
3. Suntik KB
Adalah obat yang disuntikkan ke bokong ibu. Suntik KB ada 2 macam
yaitu : 3 bulan / 1 bulan.
Keuntungan KB 1 bulan
Menimbulkan haid yang teratur tiap bulan
Kesuburannya lebih cepat kembali setelah suntikan dihentikan
Kerugian KB 1 bulan
Penyuntikan lebih sering 1 bulan sekali
Biaya lebih tinggi/lebih mahal
Mempengaruhi ASI
Efek samping
Haid tidak teratur
Mual dan Sakit kepala
Terjadi perubahan berat badan
Keuntungan KB 3 bulan
Penyuntikan dilakukan setiap 3 bulan
Tidak mempengaruhi produksi ASI
Biaya lebih murah
Kerugian KB 3 bulan
Haid tidak teratur setiap bulan
Haid akan berkepanjangan
Efek samping
Gangguan haid
Berat badan bertambah
Sakit kepala
4. Implant / Susuk
Adalah kapsul batangan yang berbentuk seperti korek api. Ada yang
berjumlah 2 biji untuk 3 tahun dan 6 biji untuk 5 tahun.
Keuntungan
Aman digunakan setelah melahirkan dan menyusui

Menguragi nyeri haid


Kerugian
Nyeri kepala dan mual
Peningkatan dan penurunan BB
Membutuhkan tidakan bedah minor untuk pemasangan dan pencabutan
5. IUD / AKDR
Adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim, umumnya
berbentuk T.
Keuntungan
Metode jangka panjamg 5-10 tahun
Tidak mempengaruhi ASI
Kesuburan akan segera kembali jika alat dikeluarkan
Kerungian
Terdapat bercak darah
Dapat terjadi infeksi
Efek samping
Nyeri/kram saat haid
keputihan
6. Tubektomi / MOW
Adalah kontrasepsi permanen pada perempuan untuk mereka yang
tidak ingin mempunyai anak lagi.
Keuntungan
Tidak mempengaruhi ASI
Tidak menggangu hubungan intim
Kerugian
Peluang untuk mempunyai anak lagi sangat kecil
Memerlukan opersi minor
7. Vasektomi / MOP
Adalah kontrasepsi permanen pada laki-laki untuk mereka yang tidak
ingin mempunyai anak lagi.
Keuntungan
Tidak menggangu hubungan intim
Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit
Kerugian
Peluang untu mempunyai anak lagi sangat kecil
Memerlukan opersi minor

6. Apa kendala dari program KB dalam mengatasi ledakan


penduduk?

Bagi beberapa masyarakat di Indonesia beranggapan bahwa cari


makan saja susah apa lagi harus datang kedokter untuk melakukan
kegiatan sebagai keluarga berencana. Ini karena biaya kesehatan yang
mahal, meskipun telah dikenal bahwa ada kartu jaminan kesehatan
untuk orang yang kurang mampu, tapi belum juga terlaksana dengan
baik.

Selain percaya pada pemerintah, kita juga tahu bahwa adanya


kebudayaan. Kebudayaan hasil turun temurun yang kiranya kurang
rasional, kepercayaan bahwa banyak anak banyak pula rezeki. Ini tidak
rasional, semakin banyaknya tanggungan, semakin besar tanggung
jawab untuk memenuhi tanggungan. Jika diadakannya arahan
langsung maka lebih mudah menciptakan masyarakat yang lebih
berpikir modern. Suatu kebudayaan baru dapat diterima jika
kebudayaan baru itu dapat memberikan manfaat dan pemberi
kebudayaan baru mampu mensosialisasikannya dengan baik.

Beberapa masyarakat di Indonesia masi kurang pendidikan padahal


beberapa sekolah negeri di Indonesia telah memberikan keringanan.
Karena sosialisasi ke orang yang berada di taraf rendah kurang, maka
banyak orang takut tertipu.
PROGRAM KELUARGA BERENCANA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
INDONESIA

7. Adakah faktor sosiokultural dan pandangan agama Islam


yang mempengaruhi penggunaan alat kontrasepsi?
Masalah penggunaan alat kontrasepsi menurut pandangan
Islam tidak bisa dipisah-pisah antara niat/mitivasi, metode
penggunaan, alat dan juga resiko.
Sehingga bila salah satu komponen itu ada yang tidak
sejalan dengan hukum Islam, maka penggunaan alat
kontrasespsi itu pun menjadi tidak boleh juga.
Misalnya, masalah niat. Meski alat kontrasepsi yang
digunakan termasuk yang dibolehkan namun motivasi atau
niatnya adalah karena hal-hal yang dilarang Islam seperti
takut miskin dan sebagainya, maka hukumnya menjadi tidak
boleh juga.

Khusus mengenai alat kontrasepsi itu sendiri, saat ini dunia


kedokteran telah memiliki begitu banyak alat dan metode.
Sebelum membahas alat-alat kontrasespi itu, kami ingin
menukilkan fatwa-fatwa dari lembaga dunia Islam tentang
kontrasespi ini:

A. Muktamar Lembaga Riset Islam di Kairo


Dalam muktamar kedua tahun 1385 H/1965 M menetapkan
keputusan sbb:
Sesungguhnya Islam menganjurkan untuk menambah dan
memperbanyak keturunan, karena banyaknya keturunan
akan memperkuat umat Islam secara sosial, ekonomi dan
militer. Menambah kemuliaan dan kekuatan.
Jika terdapat darurat yang bersifat pribadi yang
mengharuskan pembatasan keturunan, maka kedua suami
istri harus diperlakukan sesuai dengan kondisi darurat. Dan
batasan darurat ini dikembalikan kepada hati nurani dan
kualitas agama setiap pribadi.
Tidak sah secara syar'i membuat peraturan berupa
pemaksaan kepada manusia untuk melakukan pembatasan
keturunan walaupun dengan berbagai macam dalih.
Pengguguran dengan maksud pembatasan keturunan atau
menggunakan cara yang mengakibatkan kemandulan untuk
maksud serupa adalah sesuatu yang dilarang secara syar'i
terhadap suami istri atau lainnya.

B. Pernyataan Majelis Pendiri Rabithah Alam Islami

Pada sidang ke- 16 Majelis Pendiri Rabithah Alam Islami


membuat fatwa melarang pembatasan keturunan, dan
berikut nashnya:
Majelis mempelajari masalah pembatasan keturunan atau
KB, sebagaimana sebagian para penyeru menamakannya.
Anggota majelis sepakat bahwa para pencetus ide ini
hendak membuat makar atau tipu daya terhadap umat
Islam. Dan umat Islam yang menganjurkannya akan jatuh
pada perangkap mereka. Pembatasan ini akan
membahayakan secara politik, ekonomi, sosial dan
keamanan. Telah muncul fatwa-fatwa dari para ulama yang
mulia dan terpercaya keilmuan serta keagamaannya yang
mengharamkan pembatasan keturunan ini. Dan pembatasan
keturunan tersebut bertentangan dengan Syariah Islam.
Umat Islam telah sepakat bahwa diantara sasaran
pernikahan dalam Islam adalah melahirkan keturunan.
Disebutkan dalam hadits shahih dari Rasul saw bahwa
wanita yang subur lebih baik dari yang mandul.

C. Pernyataan Badan Ulama Besar di Kerajaan Arab


Saudi
Pernyataan no: 42 tanggal 13/4 1396 H:
Dilarang melakukan pembatasan keturunan secara mutlak.
Tidak boleh menolak kehamilan jika sebabnya adalah takut
miskin. Karena Allah Ta?ala yang memberi rejeki yang Maha
Kuat dan Kokoh. Tidak ada binatang di bumi kecuali Allah-lah
yang menanggung rejekinya.
Adapun jika mencegah kehamilan karena darurat yang jelas,

seperti jika wanita tidak mungkin melahirkan secara wajar


dan akan mengakibatkan harus dilakukan operasi untuk
mengeluarkan anaknya. Atau melambatkan untuk jangka
waktu tertentu karena kemashlahatan yang dipandang
suami-istri maka tidak mengapa untuk mencegah kehamilan
atau menundanya. Hal ini sesuai dengan apa yang
disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan sebagian besar
para sahabat tentang bolehnya azl (coitus terputus).

D. Pernyataan Majelis Lembaga Fiqh Islami


Dalam edisi ketiga tentang hukum syari KB ditetapkan di
Mekkah 30-4-1400 H:
Majelis Lembaga Fiqh Islami mentepakan secara sepakat
tidak bolehnya melakukan pembatasan keturunan secara
mutlak. Tidak boleh juga menolak/mencegah kehamilan
kalau maksudnya karena takut kemiskinan. Karena Allah Ta?
ala yang memberi rejeki yang sangat kuat dan kokoh. Dan
semua binatang di bumi rejekinya telah Allah tentukan. Atau
alasan-alasan lain yang tidak sesuai dengan Syariah.
Sedangkan mencegah kehamilan atau menundanya karena
sebab-sebab pribadi yang bahayanya jelas seperti wanita
tidak dapat melahirkan secara wajar dan akan
mengakibatkan dilakukan operasi untuk mengeluarkan
bayinya. Maka hal yang demikian tidak dilarang Syar?i.
Begitu juga jika menundanya disebabkan sesuatu yang
sesuai Syar?i atau secara medis melaui ketetapan dokter
muslim terpercaya. Bahkan dimungkinkan melakukan
pencegahan kehamilan dalam kondisi terbukti bahayanya
terhadap ibu dan mengancam kehidupannya berdasarkan
keterangan dokter muslim terpercaya.

Adapun seruan pembatasan keturunan atau menolak


kehamilan karena alasan yang bersifat umum maka tidak
boleh secara Syariah. Lebih besar dosanya dari itu jika
mewajibkan kepada masyarakat, pada saat harta dihamburhamburkan dalam perlombaan senjata untuk menguasai dan
menghancurkan ketimbang untuk pembangunan ekonomi
dan pemakmuran serta kebutuhan masyarakat.

Pilihan alat kontrasepsi

Variabel

Jangka

Jangka

Pendek

Panjang

Permanen Chi-square

Pengaruh Teknis dan Budaya


Pembuat keputusan ber-KB

34.173 ***

Responden sendiri

92.3

6.8

0.9

Suami

71.0

12.9

16.1

Keputusn bersama

83.7

12.5

3.8

Agama

14.865 **

Lain

53.3

33.3

13.4

Islam

87.1

10.4

2.5

Akses
Sumber alat kontrasepsi

144.13 ***

Lain

98.3

0.8

0.9

Pemerintah

54.1

28.8

17.1

Swasta

89.5

9.1

1.4

Tempat Kediaman
Perkotaan

11.31
83.1

13.1

3.8

Tabel 1 mengilustrasikan bahwa pengaruh teknis dan budaya secara signifikan berkaitan
dengan pilihan kontrasepsi seorang wanita. Pembuat keputusan untuk mengunakan kontrasepsi
secara statistik berhubungan dengan pilihan kontrasepsi. Seorang wanita yang menentukan
sendiri apakah ia akan menggunakan kontrasepsi dan kontrasepsi apa yang ia pilih umumnya
memilih alat kontrasepsi jangka pendek (92%).
Di sisi lain jika pembuat keputusan ber-KB adalah suaminya, penggunaan kontrasepsi
jangka pendek dapat ditekan (71%) dan bagi merekan yang ber-KB sebagai hasil dari keputusan
bersama, penggunaan alat kontrasepsi jangka pendek terhitung sebanyak 71%. Menilik pengaruh
dari keyakinan (agama), tampak bahwa kepercayaan seorang wanita mempengauhi pilihan
kontrasepsinya. 87.1% wanita yang beragama Islam lebih memilih alat kontrasepsi jangka
pendek sedangkan wanita non-muslim yang memilih alat kontrasepsi jangka pendek ter hitung
sebanyak 53.3%. Namun trend secara umum menunjukkan bahwa seluruh responden masih
memiliki kecenderungan untuk memilih alat kontrasepsi jangka pendek dibandingkan dengan
alat kontrasepsi jangka penjang atau yang lebih permanen.
Tidak disangsikan lagi bahwa akses terhadap alat kontrasepsi berkaitan dengan pilhan
kontrasepsi seorang wanita. Wanita yang memperoleh alat kontrasepsi sektor pemerintah
memiliki kecenderungan lebih kecil untuk memilih alat kontrasepsi jangka pendek dibandingkan
dengan mereka yang memperoleh kontrasepsi dari sektor swasta dan sumber lainnya (54.1%
versus 89.5% dan 98.3%). Menurut tempat kediamannya, seperti yang diperkirakan, wanita yang
tinggal di dae rah pedesaan memiliki kecenderungan lebih besar untuk memilih alat kontrasepsi
jangka pendek dibandingkan dengan mereka yang tinggal di daerah perkotaan (83% versus
90.5%)

Faktor perkembangan zaman (fase 1- fase 4):


8. Apa saja faktor yang mempengaruhi CPR?

Contraceptive Prevalancy Rate (CPR) adalah tingkat kelangsungan


pemakaian kontrasepsi, maksudnya adalah perbandingan jumlah
pemakai kontrasepsi terhadap Wanita Usia Subur yang berumur antara
15-49 tahun. Dilain pihak konsep kesehatan tentang Prevalency Suatu
Penyakit merupakan ratio atas kasus suatu penyakit dalam waktu
tertentu dibagi dengan jumlah individu dari jumlah penduduk dalam

waktu tertentu. Dengan demikian, maka secara konsepsional


Contraceptive Prevalancy Rate (CPR) diartikan sebagai suatu ukuran
untuk menentukan kelangsungan pemakaian alat kontrasepsi dalam
kurun waktu tertentu.
Data Statistik Indonesia tahun 2007 dikatakan bahwa CPR adalah
bagian dari Keluarga Berencana yang merupakan indikator dari
Fertilitas. Oleh karenanya hasil SDKI 2007 adalah kondisi riil kesertaan
kelangsungan ber-KB dengan menggunakan kontrasepsi, adalah alat
ukur sebagai variabel yang menentukan keberhasilan Program KB.
Kesertaan ber-KB adalah partisipasi ibu-ibu terhadap Program KB
dengan memakai alat kontrasepsi yang bertujuan baik untuk
menjarangkan kelahiran maupun untuk membatasi kelahiran yang
meliputi semua alat kontrasepsi semua jenis, lama pemakaian dari
kontrasepsi yang dipakai terakhir.
http://malut.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?
ID=9&ContentTypeId=0x01003DCABABC04B7084595DA364423DE789
7
Salah satu faktor yang mempengaruhi TFR adalah menggunakan
atau tidak menggunakan metode kontrasepsi baik itu
menggunakan cara-cara mekanik dan bahan-bahan kimia atau
menggunakan cara-cara lain. Dalam istilah BKKBN, angka
pemakaian kontrasepsi ini dikenal dengan nama CPR atau
Contraceptive Prevalence Rate. CPR ini merupakan jumlah peserta
KB aktif dibandingkan dengan seluruh pasangan usia subur dalam
suatu wilayah pada kurun waktu tertentu.
http://jabar.bkkbn.go.id/ViewArtikel.aspx?ArtikelID=594

9. Apa
saja
yang
termasuk
pembangunan? Dan kendalanya?

kedalam

11

prioritas

1. Reformasi birokrasi dan tata kelola


2. Peningkatan kualitas pendidikan
3. Peningkatan pelaksanaan upaya kesehatan dan peningkatan
ketersediaan obat
4. Penanggulangan kemiskinan
5. Peningkatan ketahanan pangan
6. Peningkatan infrastruktur dan peningkatan keselamatan,
keamanan dan kualitas pelayanan transportasi yang memadai
7. Pertumbuhan iklim investasi dan iklim usaha

8. Peningkatan rasio elektrifikasi dan pemanfaatan energi panas


bumi
9. Penyeleng-garaan rehabilitasi dan reklamasi hutan dan
terjaganya kelestarian sumber daya alam dan lingkungan
hidup
10.
Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi daerah
tertinggal di kawasan perbatasan
11.
Peningkatan perhatian dan kesertaan pemerintah dalam
programprogram seni budaya.
(kabarbisnis.com ; Selasa, 28 Desember 2010)

10.

Rumus-rumus menghitung fertilitas?

Pengukuran fertilitas
i. Pengukuran fertilitas tahunan
i. TINGKAT FERTILITAS KASAR (CBR)

ii. TINGKAT FERTILITAS UMUM (GFR)

iii. TINGKAT FERTILITAS MENURUT UMUR (ASFR)

Ket :
Bi = jumlah kelahiran bayi pada klp umur i
Pfi = jumlah perempuan klp umur I pada pertengahan tahun
iv. Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran (BOSFR)

j.

Pengukuran fertilitas kumulatif

i. TINGKAT FERTILITAS TOTAL (TFR)

ii. GROSS REPRODUCTION RATES (GRR) jumlah kelahiran


bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa
reproduksinyadengan catatan tidak ada seorang perempuan
yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya

iii. NET REPRODUCTION RATES (NRR) Memperhitungkan


kemungkinan bayi perempuan meninggal sebelum mencapai
masa reproduksinya. Rata2 banyaknya anak perempuan yang
dimiliki oleh suatu kohor wanita yang akan tetap hidup hingga
masa reproduksinya.

11.

Dari mana mendapatkan sumber data fertilitas?

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 (SDKI12) merupakan SDKI


yang ketujuh mengenai kondisi demografi dan kesehatan di Indonesia. Survei
pertama adalah Survei Prevalensi Kontrasepsi Indonesia yang dilakukan pada
tahun 1987, kedua sampai kelima adalah SDKI 1991, SDKI1994, SDKI 1997,
SDKI 2002-2003, dan SDKI2007. SDKI12 adalah suatu survei yang dirancang
untuk menyajikan informasi mengenai tingkat kelahiran, kematian, keluarga
berencana dan kesehatan.
SDKI memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:

Menyediakan data mengenai perilaku fertilitas, keluarga berencana,


kesehatan ibu dan anak, kematian ibu, dan pengetahuan tentang AIDS
dan PMS yang dapat digunakan oleh para pengelola program,
pengambil kebijakan, dan peneliti dalam menilai dan meyempurnakan
program yang ada.

Mengukur perubahan - perubahan yang terjadi pada angka


kelahiran dan pemakaian KB, serta mempelajari faktor - faktor
yang mempengaruhinya, seperti pola dan status perkawinan,
daerah tempat tinggal, pendidikan, kebiasaan menyusui, dan
pengetahuan, penggunaan, serta penyediaan alat - alat
kontrasepsi.

Mengukur pencapaian sasaran dari program kesehatan nasional,


khususnya yang berkaitan dengan program pembangunan kesehatan
ibu dan anak.

Menilai partisipasi dan penggunaan pelayanan kesehatan oleh pria


bagi seluruh keluarganya.

Menyediakan data dasar yang secara internasional dapat dibandingkan


dengan negara - negara lain dan dapat digunakan oleh para pengelola
program, pengambil kebijakan, dan peneliti dalam bidang fertilitas, KB,
dan kesehatan.

http://www.bps.go.id/aboutus.php?info=70

12.

Apa saja tahapan kualitas keluarga? 3+

Anda mungkin juga menyukai