PBL Blok 18 Rene
PBL Blok 18 Rene
Pada kasus anak dengan sesak nafas, maka ha yang perlu ditanyakan adalah2:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
PEMERIKSAAN FISIK
Selain melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik juga diperlukan untuk lebih
mendukung diagnosis. Pemeriksaan fisik merupakan suatu keterampilan dasar yang harus
dikuasai seorang dokter.
Menilai status umum pasien : pada kasus kesadaran kompos mentis, pasien tampak
sakit berat.
Memeriksa tanda-tanda vital pasien yaitu suhu , tekanan darah, nadi, dan frekuensi
pernapasan.
Pemeriksaan lokalis
Dari anamnesis pada orang tua pasien dimana terdapat kesulitan dalam menelan dan
pasien tidak mau makan. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemeriksaan pada rongga
mulut dan leher pasien.3
Inspeksi cavum oris : melihat apakah terdapat tanda radang pada tonsil atau
terdapat bercak-bercak. Pada inspeksi saluran nafas atas sering terdapat
petekie pada palatum durum maupun palatum mole. Parhatiakn dinding
posterior faring apakah terdapat hiperemi, edema, membran, eksudat, abses,
atau post nasal drips. pada inspeksi saluran napas atas biasanya dinding faring
ikut terkena sehingga berwarna kemerah-merahan. Edema faring biasanya
ditandai oleh mukaosa yang pucat dan sembab. Pada infeksi difteri emberikan
bercak putih abu-abu yang sulit diangkat dan bila dipaksa diangkat akan
mudah berdarah.
Perhatikan juga tonsil. Apakah terjadi pembesaran dan apakah terdapat bercakbercak
Inspeksi dan palpasi regio colli : Apakah terdapat tanda-tanda radang, apakah
terdapat
Laju (denyut/menit)
Istirahat (bangun)
Istirahat (tidur)
Aktif/demam
Baru lahir
100-80
80-160
Sampai 220
1 minggu-3 bulan
100-220
80-200
Sampai 220
70-120
Sampai 200
bulan
sampai
2 80-150
tahun
2-10 tahun
70-110
60-90
Sampai 200
>10 tahun
22-90
50-90
Sampai 200
Rentang
Neonatus
30-60
1 bulan -1 tahun
30-60
1 tahun-2 tahun
25-50
3 tahun-4 tahun
20-30
5 tahun-9 tahun
15-30
15-30
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan di tiga temapat yaitu aksila, oral, dan rektum. suhu
normal aksila adalah antara 360C samapi 370C. Suhu rektum menggambarkan suhu tubuh
pasien yang lebih tinggi dari suhu aksila. Suhu rektum lebih tinggi 1 0C dibandingkan suhu
aksila. Sedangkan suhu oral 0,5 lebih rendah dari suhu rektum.3
Stridor adalah bunyi kasar saat inspirasi, karena penyempitan saluran udara pada
orofaring, subglotis atau trakea. Jika sumbatan berat, stridor juga bisa terjadi saat ekspirasi.
Penyebab utama stridor yang berat adalah viral croup, benda asing, abses etrofaringeal, difteri
dan trauma laring.4
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pada kasus diketahui bahwa : Seorang
anak laki-laki yang berusia 3 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari
yang lalu. Keluhan didahului batuk pilek sejak minggu yang lalu dan demam tinggi serta
nyeri menelan sejak 2 hari yang lalu. Pasien juga tidak mau makan. Riwayat imunisasi pasien
ternyata tidak lengkap. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tampak
sesak dan agitasi. Frekuensi napas 50kali/menit, denyut nado 130kali/menit, suhu 40 0C,
stridor (+). Leher terlihat membesar, teraba keras, kedua tonsil membesar dengan ditutupi
selaput putih keabu-abuan yang menyebar sampai kedinding faring.
DIAGNOSA BANDING
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS KERJA
ETIOLOGI
PATOFISILOGI
EPIDEMIOLOGI
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
PENATALAKSANAAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA