Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KEPERAWATAN KLINIK VII (KELUARGA DAN GERONTIK)


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
Nama

: Novie Merida

Pertemuan

: Minggu ke-1 (kunjungan 1 - 7)

Tanggal

: 16 Januari 23 Januari 2015

A. LATAR BELAKANG
1. Karakteristik Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Murwani, 2007). Keluarga
merupakan tempat paling utama bagi pembentukan gabungan dua orang atau lebih
yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional yang
mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian di dalam keluarga tersebut,
sedangkan proses asuhan keperawatan keluarga itu adalah suatu proses kompleks
dengan pendekatan yang sistematis berdasarkan konsep keperawatan keluarga untuk
bekerja sama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga (Duvall &
Miller, 1985).
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, digunakan pendekatan
proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi dan
implementasi serta evaluasi. Pengkajian merupakan tahap utama yang kritikal
dimana pada tahap ini seorang perawat mengambil informasi secara terus menerus
terhadap anggota keluarga yang dibina. Pengkajian keluarga melibatkan upaya
menetapkan kemampuan keluarga berfungsi secara efektif dalam memenuhi
kebutuhan anggota keluarganya. Pengkajian yang tajam merupakan tahap utama
yang harus dilakukan, dimana pada tahap ini mahasiswa menggali dan mengambil
informasi. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa sehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga, lalu ditegakkan diagnosa,
merancang intervensi keperawatan, melakukan implementasi serta melakukan
evaluasi (Friedman, 2003). Tujuan akhir dari keperawatan keluarga adalah

memandirikan anggota keluarga untuk mengidentifikasi, mempertahankan dan


meningkatkan kesehatan keluarga secara suka rela atau tanpa paksaan
Pada minggu pertama ini, keluarga yang akan dibina oleh mahasiswa yaitu
keluarga dengan anak usia sekolah. Anak usia sekolah merupakan suatu periode
yang dimulai saat anak masuk sekolah dasar sekitar usia 6 tahun sampai
menunjukan tanda akhir masa kanak-kanak yaitu 12 tahun. Langkah perkembangan
selama anak mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan fisik, kognitif, dan
psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik dalam berbagai hal, misalnya
mereka dapat berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan kecakapan
dan daya tahannya.
Tugas perkembangan anak usia sekolah adalah:
1.

Menyediakan Tempat Tinggal yang Cocok dan Memperhatikan Kesehatan


Anak
Keluarga dengan anak usia sekolah mencari tempat tinggal yang sesuai
dengan kemampuan mereka. Mereka lebih menyukai rumah yang dapat
diperluas dan memungkinkan penggunaan energi secara efisien yang dekat
dengan sekolah dan job security. Hauenstein dalam penelitiannya membagi
populasi menjadi dua macam yaitu :

a.

High stress neighborhoods ditandai dengan crowded, susunan, keluarga mengalami


kesulitan membuat suatu pertemuan

b. Low stress neighborhoods kebanyakan adalah keluarga-keluarga yang stabil, jalan-jalan


yang aman.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa tak seorangpun yang ingin tinggal di area
yang tinggi tingkat kriminal yang sangat membahayakan anak-anak dan juga orang
dewasa. Yang sering tinggal di area seperti ini biasanya adalah keluarga yang tidak bekerja
(pengangguran) dan punya masala-masalah dalam perkawinan. Dapat dilihat bahwa
menyediakan tempat tinggal yang sesuai adalah suatu tugas yang berat dan memberi
tantangan terutama dalam situasi ekonomi yang sulit seperti sekarang.
Keluarga dengan young children kebanyakan menginginkan mempunyai rumah
sendiri. Akan tetapi, biaya untuk memiliki rumah sendiri selalu meningkat dari waktu ke
waktu. Adanya biaya pindah keluarga rata-rata meningkat begitu cepat, banyak keluarga
yang tetap berada di tempat tinggalnya tanpa mencoba untuk meningkatkan keadaan
tempat tinggal mereka. Pada waktu biaya untuk tempat tinggal semakin tinggi, beberapa

keluarga muda mampu membeli sebuah rumah tanpa bantuan dari kerabatnya. Hal itu tidak
aneh karena biasanya keluarga muda paling banyak menerima dukungan dari extended
family
Menjaga kesehatan anak usia sekolah memerlukan suntikan untuk mencegah
adanya penyakit menular dan peduli pada anak yang sakit atau pemulihan dari kecelakaan.
Banyak sistem sekolah yang mengharuskan bukti imunisasi anak sebelum menerima
mereka ke sekolah tiap tahun. Dipteria, tetanus, pertusis, polio, campak, gondok dan
rubella (MMR) adalah imunisasi yang biasanya diperlukan bagi anak dari TK sampai
SMA. Oleh karena itu, adalah tanggung jawab keluarga untuk menemui dokter keluarga
atau melalui Departemen Kesehatan Negara atau klinik.
Kesehatan gigi pada anak dan orang dewasa juga merupakan tanggung jawab
keluarga. Pemberian fluoride secara rutin besar pengaruhnya dalam mengurangi kerusakan
gigi pada anak. Oleh karena itu, keluarga diharapkan untuk memeriksakan dan merapikan
gigi anak pada dokter gigi serta menggosok gigi secara teratur setelah makan yang sering
memerlukan monitor dan modeling dari orang tua.
Kecelakaan merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak usia
sekolah. Hasil penelitian bahwa anak laki-laki dua kali lebih banyak mengalami
kecelakaan dibandingkan anak perempuan dan biasanya kematian paling tinggi adalah
karena kecelakan kendaraan motor. Selain itu, kecelakaan juga menyebabkan kerusakan
permanen, kelumpuhan serta kehilangan waktu untuk sekolah.
Child abuse merupakan suatu masalah yang terdapat pada beberapa keluarga.
Mendisiplinkan anak dengan cara memukul mungkin adalah sesuatu yang normal dalam
beberapa keluarga dan cukup banyak persentase orang tua yang mengaku menendang,
menggigit, memukul dengan tangan atau benda dan mengancam menggunakan pisau atau
senjata. Hasil penelitian bahwa 10 dari seribu anak tidak menerima cinta dan dukungan
tetapi sering menerima pukulan dari orang tua mereka. Orang dewasa yang mengalami
abuse pada waktu anak-anak lebih cenderung menjadi child abuser terhadap anak mereka
sendiri. Physical abuse biasanya terjadi pada keluarga miskin tetapi kebanyakan keluarga
kaya menggunakan abuse sebagai accident. Banyak keluarga ekonomi bawah yang
stress dan melampiaskan rasa frustasi pada anak mereka. Child abuse sering juga dipicu
oleh respon anak yang membantah, menantang atau mengabaikan orang tua sehingga orang
tua frustasi dan kehilangan kontrol dan menggunakan metode disiplin yang lebih keras dan
meningkat menjadi abuse. Parents anonymous merupakan organisasi nasional yang siap

membantu mengatasi kekerasan dengan melakukan pertemuan secara teratur dan


menggunakan sarana telepon untuk orang tua yang membutuhkan bantuan.
Incest merupakan masalah kesehatan mental utama yang terjadi pada semua kelas
sosek serta etnis dan ras, biasanya saat anak berusia 6-12 tahun. Anak yang menjadi korban
incest biasanya takut untuk menceritakannya pada siapapun, yang bisa jadi petunjuk adalah
penarikan diri yang tidak jelas, kecemasan, mimpi buruk atau keluhan fisik khususnya
masalah urine atau pelvic yang sakit. Bantuan untuk korban incest dan keluarganya dapat
ditemukan di tempat layanan perlindungan anak, pusat krisis perkosaan atau womans
centers. Untuk mencegah incest dapat dilakukan dengan pemberian pendidikan seks di
rumah dan di sekolah.
Health care cost (biaya kesehatan) cenderung meningkat, tetapi banyak keluarga
yang mempunyai asuransi kesehatan untuk membantu membiayai biaya rumah sakit dan
membayar dokter. Sebanyak 83 % dari pekerja di Amerika bekerja pada perusahaan yang
memiliki asuransi kesehatan.
2. Keuangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah
Pengeluaran keluarga yang paling besar biasanya adalah untuk makan, kemudian
untuk rumah, transport, dan kebutuhan rumah tangga. Keempat item utama tersebut kirakira membutuhkan 65,1 % dari semua uang yang dihabiskan tiap individu dalam sebuah
keluarga. Belum lagi untuk biaya pengobatan, pakaian, rekreasi, dan yang lainnya.
Ibu sering bekerja untuk membantu keuangan keluarga dan anak-anak.
Kebanyakan ibu bekerja pada pekerjaan apapun menginginkan pekerjaan yang sesuai
dengan keterampilan yang mereka miliki. Penghasilan mereka biasanya tidak sebesar
penghasilan suaminya, tetapi mereka dapat membantu menyediakan segala sesuatu yang
dibutuhan keluarga.
Pekerjaan part time mungkin adalah pekerjaan yang baik untuk ibu ketika
anakberada di sekolah atau ketika ayah mereka dapat menemani anak-anak. Split shifts
memungkinkan banyak ibu yang bekerja sementara suami berada di rumah. Kesuksesan
ibu bekerjatergantung pada pendidikan dan training, pengalaman kerja sebelumnya,
dukungan suami, usia anak, kesehatan serta dukungan bantuan dari kerabat dekat dan
orang lain. Pekerjaan ibu biasanya harus disesuaikan secara efektif terhadap situasi yang
terjadi dalam keluarga seperti ketika anak sakit, mendapat kecelakaan atau situasi gawat
lain yang menimpa keluarga.

Dual career familiesmerupakan keluarga dimana kedua suami dan istri yang
mempunyai karir dengan posisi yang penting, yang meminta serangkaian perkembangan
dan keahlian serta memerlukan kompetensi dan komitmen yang tinggi. Ketika salah satu
dari mereka mempunyai kesempatan mengambangkan karir di tempat lain, solusi
tradisional untuk istri adalah mendukung karir suaminya, mengorbankan dirinya dengan
tinggal di rumah, mengakhiri pekerjaannya atau memulai lagi semuanya di lokasi yang
baru nanti.
Commuting merupakan jalan keluar yang diambil oleh pasangan yang keduanya
mempunyai karir dimana salah dari mereka tinggal si rumah sedangkan yang lain pulang
pergi kerja selama seminggu, kembali ke keluarga untuk weekends dan liburan.
Keuntungan yang besar adalah perkembangan yang profesional dengan memisahkan
pekerjaan dan waktu untuk keluarga sehingga tidak akan ada pengaruh negatif pada
perembangan anak atau dalam masalah perkawinan. Ini mungkin terjadi ketika ada kerja
sama yang aktif dan kepercayaan antara suami istri, komunikasi yang terbuka dalam
keluarga, keteguhan hati untuk mengatasi masalah, fleksibel, dan komitmen yang kuat
untuk keluarga dan pekerjaan. (Farris 1978).
Mengkombinasikan antara peran dalam bekerja dan keluarga perlu menjaga
keseimbangan antara keduanya. Baik bu rumah tangga sepenuhnya atau istri yang bekerja
ditemukansama-sama puas secara dengan kehidupannya
Anak memberikan ketertarikan pada ibu ketika mereka terlibat dalam pekerjaan
ibu, mengunjungi tempat kerja ibu, bertemu dengan teman kerja ibu dan melihat apa yang
ibu kerjakan. Anak yang bekerja di samping orang tuanya dalam tugas-tugas rumah tangga
sehari-hari merasa bahwa mereka penting ketika dipercaya untuk memulai mempersiapkan
makan malam dan melakukan tugas rumah tangga yang lain sementara menunggu orang
tuanya pulang ke rumah.
3. Pemberian Tanggung Jawab Dalam Memelihara Rumah
Dalam keluarga modern, dapur bukan lagi wilayah eksklusif ibu, tetapi juga bagi
ayah dan anak yang lebih tua.
a.

Partisipasi anak
Partisipasi anak dalam menjaga rumahdapat dipertimbangkan, tergantung
bagaimana keluarganya, usia dan jenis kelamin anak, dan apakah ibu mereka bekerja atau
tidak. Anak laki-laki dan perempuan dapat saling membantu untuk memasak dan
membersihkan rumah. Seperti perempuan, laki-laki pun dapat melakukan pekerjaan rumah

seperti mencuci piring, mengurus pekarangan, mobil dan hewan peliharaan. Ibu yang
bekerja full time, partisipasi anak dalam mengurus rumah sangat tinggi, tapi ibu yang
bekerja part-time, partisipasi anak rendah.
b. Bantuan dari suami
Studi dari 1212 pasangan di Philadelphia, menemukan bahwa pasangan kulit
hitam menyukai pembagian kerja dalam rumah tangga daripada pasangan kulit putih
(Ericksen, Yancey, & Ericksen 1979). Terdapat 2 istilah yang harus dibedakan. Pertama
Role-sharing, bahwa tanggungjawab tugas dilaksanakan oleh pasangan suami istri. Suami
menganggap mengerjakan segala tugas tanpa harus ada nasihat atau pengingat dari istri.
Istilah kedua yaitu task sharing, bahwa pembagian tugas tanpa mengubah asumsi dasar
tentang peran-peran dari pasangan yang menikah. Task sharing, suami membantu istrinya
jika hanya seorang istri membutuhkan pertolongan suaminya.
Studi di Middletown 1978 menemumukan perbedaanantara keluarga business
class & working class. 45 persen keluarga yang menganggap istri memiliki tanggung
jawab penuh terhadap tugas rumah tangga, istri yang mengurus rumah tangga lebih banyak
daripada suami sekitar 40 persen pasangan, 7 persen pasangan suami istri saling berbagi
tugas, laki-laki yang lebih banyak mengurus rumah tangga sekitar 3 persen dan beberapa
lagi masih termasuk dalam studi keluarga.
Lewis (1972) menyatakan bahwa istri lebih aktif dalam membuat keputusan
ketika anak di rumah. Interaksi dengan ayah juga sangat penting, karena dapat membantu
anak bersikap disekolah seperti halnya hubungan dengan peers, orangtua, dan saudara
kandung (Feldman & Feldman, 1975). Hubungan antara suami-istri dapat ditingkatkan
dengan saling berbagi tugas dalam menjaga anak dan rumah tangga.
4. Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses dimana individu dibantu untuk:
a.

diterima dalam anggota suatu kelompok

b. mengembangkan sense-nya sebagai social being


c.

berinteraksi dengan orang lain dalam variasi peran, posisi, dan status

d. antisipasi terhadap harapan dan reaksi dari orang lain


e.

persiapan untuk peran masa depan yang mereka harapkan


Sosialisasi bermanfaat untuk tiap anggota keluarga dalam mengembangkan skills,
attitude dan potensi seseorang di masyarakat. Sosialisasi berlangsung terus menerus dalam
kehidupan sebagai suatu peran baru di setiap situasi baru atau kelompok yang individu

tersebut baru memasukinya. Anak-anak usia sekolah lebih mengembangkan hubungan


dengan orang lain daripada dengan keluarganya sendiri.
Rasa kedekatan dengan relatives of the family dapat dicapai dengan cara saling
mengunjungi, menulis surat, liburan bersama, reuni keluarga, dll. Anak-anak usia sekolah
dapat berkunjung ke keluarganya yang lain di saat anak tersebut sudah bisa menjaga
dirinya, siap menghadapi tantangan dan tertarik dengan situasi yang baru. Anak usia
sekolah senang berteman dengan berbagai jenis orang. Saat anak tersebut berhadapan
dengan teman yang berbeda tipe, mereka belajar mengatasi situasi saat ini dan yang akan
datang. undesirable friends menurut orangtua
a.

anak mengganggu teman mainnya yang lain jenis

b. teman lain suka menyerang


c.

bermain bersama tapi tidak sesuai aturan


Keterlibatan keluarga dalam masyarakat berfungsi saat orang tua mempercayai
anaknya untuk mandiri. Anak yang dari latar belakang beda ras, etnik, dan kelas sosial
dapat memiliki pengalaman lebih banyak daripada anak yang hanya berhubungan dengan
orang-orang satu jenis dengannya, karena dapat menghilangkan komponen pendidikan
mereka dalam hidup bermasyarakat.
Orangtua sebaiknya ikut aktif dalam pertemuan orangtua-guru dan kegiatan lain
yang ditekuni oleh anaknya.

5. Komunikasi Di Dalam Keluarga dan Anak Usia Sekolah


Keluarga adalah sebuah sarana komunikasi untuk anak usia sekolah. Kebanyakan
anak senang menceritakan pengalaman mereka, banyak bertanya, dan mengekspresikan
sesuatu. Studi longitudinal mengindikasikan masalah awal seperti destructiveness, temper
tantrums dan overactivity menurun secara cepat di usia sekolah
Komunikasi orangtua-anak didukung saat anak merasa bebas menanyakanatau
berbicara hal personal tentang masalah pubertas yang dialami dan tentang peer mereka.
Diskusi tentang sex education:
1. Apa yang terjadi di dalam tubuh
2. perbedaan antara 2 sex
3. perbedaan yang dirasakan antar teman sejenis saat beranjak dewasa
4. bagaimana menerima dan dapat nyaman dengan situasi menstruasi pada perempuan dan
seminal emissions pada laki-laki

5. bagaimana cara mengatasi jerawat dan tanda lain yang menunjukkan meningkatnya fungsi
glandular
6. kematangan tubuh apa yang terjadi pada saat sekarang dengan yang akan datang
Tugas perkembangan keluarga dengan lansia dimulai saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses lansia dan
pensiun merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai stressor dan
kehilangan yang harus dialami keluarga. Stressor tersebut adalah berkurangnya
pendapatan, kehilangan berbagai hubungan sosial, kehilangan pekerjaan, serta
perasaan menurunnya produktifitas dan fungsi kesehatan. Adapun tugas keluarga
dengan usia lanjut menurut Murwani (2007), yaitu mempertahankan suasana rumah
yang menyenangkan, adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan, mempertahankan keakraban suami/istri dan saling
merawat, mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat,
melakukan life review.
Menurut Romziah (2002) lansia dapat menekan timbulnya berbagai
permasalahan jika lanjut usia mendapatkan dukungan dan kepercayaan dari
keluarga dan masyarakat untuk menjalankan kehidupan yang produktif dan
mengambil keputusan pada permasalahan-permasalahan penting. Pemberian asuhan
keperawatan bagi lansia tersebut bertujuan untuk memenuhi harapan-harapan yang
diinginkan oleh lansia yaitu memiliki kualitas hidup yang lebih baik dan produktif
dalam tiga dimensi yaitu fisik, fungsional, dan kognitif. Dengan aplikasi asuhan
keperawatan keluarga yang tepat pada lansia diharapkan lansia dapat mampu
meningkatkan kemampuannya dalam pemenuhan kesehatan dalam ketiga dimensi
tersebut.
2. Data yang Perlu Dikaji Lebih Lanjut
Data awal yang perlu dikaji atau dikenal

pada tahap penjajakan yang

pertama terdiri meliputi :


a. Data umum yang terdiri dari nama kepala keluarga, umur, alamat dan nomor
telephone, pekerjaan KK, pendidikan KK, komposisi keluarga dan genogram,
tipe keluarga, suku bangsa, agama, status sosial ekonomi keluarga dan aktivitas
rekreasi keluarga

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga yang terdiri dari tahap


perkembangan keluarga saat ini, tahap perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi, riwayat keluarga inti, dan riwayat keluarga sebelumnya
c. Lingkungan terdiri dari karakteristik rumah, tetangga dan komunitas RW,
mobilitas geografis keluarga, perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat, serta sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga terdiri dari pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan
keluarga, struktur peran, nilai dan norma anggota keluarga;
e. Fungsi keluarga terdiri atas fungsi efektif, sosialisasi, fungsi perawatan
kesehatan, fungsi reproduksi, dan fungsi ekonomi
f. Stres dan koping keluarga terdiri dari stresor jangka pendek dan jangka
panjang, kemampuan keluarga berespom terhadap situasi atau kemampuan
keluarga menghadapi stresor, strategi koping yang digunakan dan strategi
adaptasi disfungsional
g. Pemeriksaa fisik pada semua anggota keluarga secara head to toe
h. Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yaitu harapan keluarga setelah
kehadiran dari mahasiswa sebagai petugas kesehatan yang membantu dalam
mengontrol kesehatan anggota keluarga dan membantu dalam memecahkan
masalah kesehatan keluarga.
Adapun penjajakan kedua mengkaji kemampuan keluarga menjalankan 5
fungsi perawatan kesehatan keluarga terhadap masalah kesehatan spesifik. Di mana
keluarga mampu mengenal atau mengidentifikasi masalah, mampu mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan, mampu melakukan keperawatan terhadap
anggota yang sakit, mampu memodifikasikan lingkungan untuk meningkatkan
kesehatan, dan mampu memilih, membawa dan memanfaatkan pelayanan kesehatan
yang terdapat di lingkungan setempat.

3. Masalah Keperawatan
Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada keluarga lansia yaitu di
antaranya kurangnya promosi kesehatan khususnya dalam bidang nutrisi, latihan,
pencegahan cedera dan penggunaan obat yang aman. Masalah kesehatan fisik yang
sering muncul yaitu diantaranya gastritis, diabetes mellitus, hipertensi, asam urat,

rematik, stroke dan katarak. Masalah-masalah psikososial lainnya seperti isolasi


sosial, depresi, gangguan kognitif, dan kecemasan (Maryam, 2008).
Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa sehingga dapat dirumuskan
masalah kesehatan yang ada pada keluarga. Masalah keperawatan dapat
dirumuskan pada kunjungan ke tiga yaitu tanggal 6 November 2013.
B. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Setelah dirumuskan masalah keperawatan, dapat ditegakkan diagnosa
keperawatan. Diagnosa keperawatan sudah dapat dirumuskan pada kujungan ke
empat yaitu tanggal 7 November 2013.
2. Tujuan Umum
Tujuan khusus terakhir yang akan dicapai pada hari kunjungan, yaitu
memandirikan anggota keluarga untuk mengidentifikasi, mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan keluarga secara suka rela atau tanpa paksaan.
3. Tujuan Khusus
Tujuan khusus harus sesuai dengan prinsip SMART, artinya Spesifik (S)
yaitu rumusan tujuan harus jelas, Measurable (M) yaitu dapat diukur, Achievable
(A) yaitu dapat dicapai, Realistic (R) yaitu dapat tercapai dan nyata, Timing (T)
yaitu memiliki target waktu.
a. Keluarga menerima kunjungan mahasiswa dalam 1 x 60 menit
b. Keluarga memberikan informasi berkaitan dengan data umum, riwayat dan tahap
perkembangan keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress
dan koping keluarga, pemerikasaan fisik terkait anggota keluarga yang tinggal
dalam satu rumah dan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
c. Mengidentifikasi masalah keperawatan
d. Menentukan diagnosa dan prioritas utama dari masalah kesehatan keluarga
e. Menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga untuk mengatasi masalah
kesehatan pada keluarga.
f. Melakukan implementasi kepada keluarga berdasarkan rencana tindakan yang
telah dibuat, sehingga keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat
C. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Metode
: wawancara, observasi, pemeriksaan fisik
2. Media dan alat
: format pengkajian, alat tulis, nursing kit
3. Waktu dan tempat
: Senin s/d Sabtu, 4 November s/d 9 November 2013
Rumah keluarga binaan, RW 10 Kelurahan Sidomulyo
Barat

D. KRITERIA EVALUASI
1. Kriteria Struktur
a. Menyiapkan LP
b. Menyiapkan alat bantu atau media
c. Kontrak dengan keluarga, tempat dan sesuai rencana
2. Kriteria Proses
a. Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan yang telah
ditetapkan;
b. Keluarga aktif dalam kegiatan mahasiswa mulai dari pengkajian,
memprioritaskan masalah kesehatan keluarga,
3. Kriteria Hasil
Kriteria
a. Didapatkan

data

Presentase Pencapaian

umum

dan

tahap

90 %

perkembangan keluarga, lingkungan, struktur


keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping
keluarga, pemeriksaan fisik, dan harapan
keluarga terhadap petugas kesehatan
b. Teridentifikasi masalah kesehatan
c. Diagnosa dan prioritas masalah kesehatan
dapat ditetapkan
d. Rencana
keperawatan
dirumuskan
e. Rencana
(implementasi)

keperawatan

keluarga

dapat

terlaksana

90 %
100 %
90 %
90 %

Anda mungkin juga menyukai