LP Minggu Ke 1
LP Minggu Ke 1
: Novie Merida
Pertemuan
Tanggal
A. LATAR BELAKANG
1. Karakteristik Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Murwani, 2007). Keluarga
merupakan tempat paling utama bagi pembentukan gabungan dua orang atau lebih
yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional yang
mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian di dalam keluarga tersebut,
sedangkan proses asuhan keperawatan keluarga itu adalah suatu proses kompleks
dengan pendekatan yang sistematis berdasarkan konsep keperawatan keluarga untuk
bekerja sama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga (Duvall &
Miller, 1985).
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, digunakan pendekatan
proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi dan
implementasi serta evaluasi. Pengkajian merupakan tahap utama yang kritikal
dimana pada tahap ini seorang perawat mengambil informasi secara terus menerus
terhadap anggota keluarga yang dibina. Pengkajian keluarga melibatkan upaya
menetapkan kemampuan keluarga berfungsi secara efektif dalam memenuhi
kebutuhan anggota keluarganya. Pengkajian yang tajam merupakan tahap utama
yang harus dilakukan, dimana pada tahap ini mahasiswa menggali dan mengambil
informasi. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa sehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga, lalu ditegakkan diagnosa,
merancang intervensi keperawatan, melakukan implementasi serta melakukan
evaluasi (Friedman, 2003). Tujuan akhir dari keperawatan keluarga adalah
a.
keluarga muda mampu membeli sebuah rumah tanpa bantuan dari kerabatnya. Hal itu tidak
aneh karena biasanya keluarga muda paling banyak menerima dukungan dari extended
family
Menjaga kesehatan anak usia sekolah memerlukan suntikan untuk mencegah
adanya penyakit menular dan peduli pada anak yang sakit atau pemulihan dari kecelakaan.
Banyak sistem sekolah yang mengharuskan bukti imunisasi anak sebelum menerima
mereka ke sekolah tiap tahun. Dipteria, tetanus, pertusis, polio, campak, gondok dan
rubella (MMR) adalah imunisasi yang biasanya diperlukan bagi anak dari TK sampai
SMA. Oleh karena itu, adalah tanggung jawab keluarga untuk menemui dokter keluarga
atau melalui Departemen Kesehatan Negara atau klinik.
Kesehatan gigi pada anak dan orang dewasa juga merupakan tanggung jawab
keluarga. Pemberian fluoride secara rutin besar pengaruhnya dalam mengurangi kerusakan
gigi pada anak. Oleh karena itu, keluarga diharapkan untuk memeriksakan dan merapikan
gigi anak pada dokter gigi serta menggosok gigi secara teratur setelah makan yang sering
memerlukan monitor dan modeling dari orang tua.
Kecelakaan merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak usia
sekolah. Hasil penelitian bahwa anak laki-laki dua kali lebih banyak mengalami
kecelakaan dibandingkan anak perempuan dan biasanya kematian paling tinggi adalah
karena kecelakan kendaraan motor. Selain itu, kecelakaan juga menyebabkan kerusakan
permanen, kelumpuhan serta kehilangan waktu untuk sekolah.
Child abuse merupakan suatu masalah yang terdapat pada beberapa keluarga.
Mendisiplinkan anak dengan cara memukul mungkin adalah sesuatu yang normal dalam
beberapa keluarga dan cukup banyak persentase orang tua yang mengaku menendang,
menggigit, memukul dengan tangan atau benda dan mengancam menggunakan pisau atau
senjata. Hasil penelitian bahwa 10 dari seribu anak tidak menerima cinta dan dukungan
tetapi sering menerima pukulan dari orang tua mereka. Orang dewasa yang mengalami
abuse pada waktu anak-anak lebih cenderung menjadi child abuser terhadap anak mereka
sendiri. Physical abuse biasanya terjadi pada keluarga miskin tetapi kebanyakan keluarga
kaya menggunakan abuse sebagai accident. Banyak keluarga ekonomi bawah yang
stress dan melampiaskan rasa frustasi pada anak mereka. Child abuse sering juga dipicu
oleh respon anak yang membantah, menantang atau mengabaikan orang tua sehingga orang
tua frustasi dan kehilangan kontrol dan menggunakan metode disiplin yang lebih keras dan
meningkat menjadi abuse. Parents anonymous merupakan organisasi nasional yang siap
Dual career familiesmerupakan keluarga dimana kedua suami dan istri yang
mempunyai karir dengan posisi yang penting, yang meminta serangkaian perkembangan
dan keahlian serta memerlukan kompetensi dan komitmen yang tinggi. Ketika salah satu
dari mereka mempunyai kesempatan mengambangkan karir di tempat lain, solusi
tradisional untuk istri adalah mendukung karir suaminya, mengorbankan dirinya dengan
tinggal di rumah, mengakhiri pekerjaannya atau memulai lagi semuanya di lokasi yang
baru nanti.
Commuting merupakan jalan keluar yang diambil oleh pasangan yang keduanya
mempunyai karir dimana salah dari mereka tinggal si rumah sedangkan yang lain pulang
pergi kerja selama seminggu, kembali ke keluarga untuk weekends dan liburan.
Keuntungan yang besar adalah perkembangan yang profesional dengan memisahkan
pekerjaan dan waktu untuk keluarga sehingga tidak akan ada pengaruh negatif pada
perembangan anak atau dalam masalah perkawinan. Ini mungkin terjadi ketika ada kerja
sama yang aktif dan kepercayaan antara suami istri, komunikasi yang terbuka dalam
keluarga, keteguhan hati untuk mengatasi masalah, fleksibel, dan komitmen yang kuat
untuk keluarga dan pekerjaan. (Farris 1978).
Mengkombinasikan antara peran dalam bekerja dan keluarga perlu menjaga
keseimbangan antara keduanya. Baik bu rumah tangga sepenuhnya atau istri yang bekerja
ditemukansama-sama puas secara dengan kehidupannya
Anak memberikan ketertarikan pada ibu ketika mereka terlibat dalam pekerjaan
ibu, mengunjungi tempat kerja ibu, bertemu dengan teman kerja ibu dan melihat apa yang
ibu kerjakan. Anak yang bekerja di samping orang tuanya dalam tugas-tugas rumah tangga
sehari-hari merasa bahwa mereka penting ketika dipercaya untuk memulai mempersiapkan
makan malam dan melakukan tugas rumah tangga yang lain sementara menunggu orang
tuanya pulang ke rumah.
3. Pemberian Tanggung Jawab Dalam Memelihara Rumah
Dalam keluarga modern, dapur bukan lagi wilayah eksklusif ibu, tetapi juga bagi
ayah dan anak yang lebih tua.
a.
Partisipasi anak
Partisipasi anak dalam menjaga rumahdapat dipertimbangkan, tergantung
bagaimana keluarganya, usia dan jenis kelamin anak, dan apakah ibu mereka bekerja atau
tidak. Anak laki-laki dan perempuan dapat saling membantu untuk memasak dan
membersihkan rumah. Seperti perempuan, laki-laki pun dapat melakukan pekerjaan rumah
seperti mencuci piring, mengurus pekarangan, mobil dan hewan peliharaan. Ibu yang
bekerja full time, partisipasi anak dalam mengurus rumah sangat tinggi, tapi ibu yang
bekerja part-time, partisipasi anak rendah.
b. Bantuan dari suami
Studi dari 1212 pasangan di Philadelphia, menemukan bahwa pasangan kulit
hitam menyukai pembagian kerja dalam rumah tangga daripada pasangan kulit putih
(Ericksen, Yancey, & Ericksen 1979). Terdapat 2 istilah yang harus dibedakan. Pertama
Role-sharing, bahwa tanggungjawab tugas dilaksanakan oleh pasangan suami istri. Suami
menganggap mengerjakan segala tugas tanpa harus ada nasihat atau pengingat dari istri.
Istilah kedua yaitu task sharing, bahwa pembagian tugas tanpa mengubah asumsi dasar
tentang peran-peran dari pasangan yang menikah. Task sharing, suami membantu istrinya
jika hanya seorang istri membutuhkan pertolongan suaminya.
Studi di Middletown 1978 menemumukan perbedaanantara keluarga business
class & working class. 45 persen keluarga yang menganggap istri memiliki tanggung
jawab penuh terhadap tugas rumah tangga, istri yang mengurus rumah tangga lebih banyak
daripada suami sekitar 40 persen pasangan, 7 persen pasangan suami istri saling berbagi
tugas, laki-laki yang lebih banyak mengurus rumah tangga sekitar 3 persen dan beberapa
lagi masih termasuk dalam studi keluarga.
Lewis (1972) menyatakan bahwa istri lebih aktif dalam membuat keputusan
ketika anak di rumah. Interaksi dengan ayah juga sangat penting, karena dapat membantu
anak bersikap disekolah seperti halnya hubungan dengan peers, orangtua, dan saudara
kandung (Feldman & Feldman, 1975). Hubungan antara suami-istri dapat ditingkatkan
dengan saling berbagi tugas dalam menjaga anak dan rumah tangga.
4. Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses dimana individu dibantu untuk:
a.
berinteraksi dengan orang lain dalam variasi peran, posisi, dan status
5. bagaimana cara mengatasi jerawat dan tanda lain yang menunjukkan meningkatnya fungsi
glandular
6. kematangan tubuh apa yang terjadi pada saat sekarang dengan yang akan datang
Tugas perkembangan keluarga dengan lansia dimulai saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses lansia dan
pensiun merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai stressor dan
kehilangan yang harus dialami keluarga. Stressor tersebut adalah berkurangnya
pendapatan, kehilangan berbagai hubungan sosial, kehilangan pekerjaan, serta
perasaan menurunnya produktifitas dan fungsi kesehatan. Adapun tugas keluarga
dengan usia lanjut menurut Murwani (2007), yaitu mempertahankan suasana rumah
yang menyenangkan, adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan, mempertahankan keakraban suami/istri dan saling
merawat, mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat,
melakukan life review.
Menurut Romziah (2002) lansia dapat menekan timbulnya berbagai
permasalahan jika lanjut usia mendapatkan dukungan dan kepercayaan dari
keluarga dan masyarakat untuk menjalankan kehidupan yang produktif dan
mengambil keputusan pada permasalahan-permasalahan penting. Pemberian asuhan
keperawatan bagi lansia tersebut bertujuan untuk memenuhi harapan-harapan yang
diinginkan oleh lansia yaitu memiliki kualitas hidup yang lebih baik dan produktif
dalam tiga dimensi yaitu fisik, fungsional, dan kognitif. Dengan aplikasi asuhan
keperawatan keluarga yang tepat pada lansia diharapkan lansia dapat mampu
meningkatkan kemampuannya dalam pemenuhan kesehatan dalam ketiga dimensi
tersebut.
2. Data yang Perlu Dikaji Lebih Lanjut
Data awal yang perlu dikaji atau dikenal
3. Masalah Keperawatan
Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada keluarga lansia yaitu di
antaranya kurangnya promosi kesehatan khususnya dalam bidang nutrisi, latihan,
pencegahan cedera dan penggunaan obat yang aman. Masalah kesehatan fisik yang
sering muncul yaitu diantaranya gastritis, diabetes mellitus, hipertensi, asam urat,
D. KRITERIA EVALUASI
1. Kriteria Struktur
a. Menyiapkan LP
b. Menyiapkan alat bantu atau media
c. Kontrak dengan keluarga, tempat dan sesuai rencana
2. Kriteria Proses
a. Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan yang telah
ditetapkan;
b. Keluarga aktif dalam kegiatan mahasiswa mulai dari pengkajian,
memprioritaskan masalah kesehatan keluarga,
3. Kriteria Hasil
Kriteria
a. Didapatkan
data
Presentase Pencapaian
umum
dan
tahap
90 %
keperawatan
keluarga
dapat
terlaksana
90 %
100 %
90 %
90 %