Agro 006
Agro 006
Beberapa bagian tanaman yang berhasil dikulturkan ialah tangkai daun, daun, kulit
biji, ujung batang dan antera. Selain dapat memperbanyak tanaman secara cepat,
teknik kultur jaringan dapat mempertahankan keberadaan klon unggul dan terbukanya
peluang penyilangan karena terjadinya pelipatgandaan kromoson. Jenis Coffea
canephora dapat disilangkan dengan Coffea Arabica.
Bagi negara agraris seperti Indonesia yang memiliki keragaman flora dan fauna yang
sangat tinggi, serta ketergantungan terhadap sektor pertanian yang amat besar,
sebenarnya upaya pengembangan bioteknologi merupakan hal yang mutlak. Selain
untuk memenuhi kebutuhan dan konsumsi dalam negeri juga untuk lebih memperkuat
posisi di pasar dunia.
Dengan adanya globalisasi perekonomian dunia setiap komoditi asal Indonesia perlu
diperkuat daya saingnya. Hal itu hanya dapat dicapai melalui pemanfaatan Iptek secara
optimal, termasuk penggunaan bioteknologi yang meliputi kultur jaringan, rekayasa
genetika, serta teknologi enzim dan fermentasi.
Kondisi pertanian yang tangguh hanya akan terwujud jika mendapat dukungan Iptek
secara optimal. Mengikutsertakan bioteknologi dalam pengembangan pertanian
merupakan pilihan yang tepat, sebagaimana telah ditempuh Malaysia yang
menetapkan bioteknologi sebagai salah satu prioritas dalam pembangunan
nasionalnya. Sebagai konsekuensi dari hal itu, maka upaya penelitian, pengembangan
dan aplikasi bioteknologi perlu makin digalakaan. Ada baiknya jika perusahaan raksasa
yang ada di Indonesia terjun langsung dalam investasi bioteknologi.
Dukungan pemerintah juga sangat diperlukan, antara lain melalui peningkatan
sumberdaya dan sumberdana bagi lembaga penelitian dan perguruan tinggi yang
bergerak dalam bioteknologi. Upaya kearah itu memang telah ditempuh, umpamanya
melalui Pusat Antar Universitas (PAU) bidang bioteknologi, yang produknya sebagian
sudah go public.
Namun dalam hal ini yang menikmati hasi riset hendaknya tidak hanya terbatas pada
pengusaha besar yang memiliki modal kuat, tetapi juga menjangkau petani dengan
skala usaha kecil. Sewajarnya sedini mungkin petani dikenalkan pada bioteknologi
tepat guna, tidak mahal tetapi memiliki kegunaan tinggi, memberikan nilai tambah
sekaligus memperbaiki posisi petani. (Atep Afia, Staf Pengajar Universitas Mercu
Buana, Jakarta).