Sasaran
Tempat
Hari/Tanggal
: Ruang 15
: Rabu, 03 Desember 2014
: STIKES Genggong
A. LATAR BELAKANG
Hydrocephalus adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikel
serebral, ruang subarachnoid atau ruang subdural (Suriadi dan Yuliani, 2006).
Hidrosefalus merupakan meningkatnya tekanan intrakranial akibat
akumulasi cairan serebro spinalis (CSS) pada sistem ventrikel otak karena
tidak seimbangnya produksi dan absorbsi CSS (Wong, 2003).
Keadaan di mana terjadi penambahan volume dari CSS (Cairan
Serebrospinal)l di dalam ruangan ventrikel dan ruangan sub arakhnoid.
Keadaan ini disebabkan oleh karena terdapat produksi cairan serebrospinal
yang berlebihan, obstruksi jalur cairan cerebrospinal maupun gangguan
absorpsi cairan serebrospinal.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Hydrocephalus Pada Anak
selama 30 menit, di harapkan keluarga pasien di Ruang 15 RSSA Malang
dapat memahami tentang penyakit Hydrocephalus Pada Anak.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat:
1. Menjelaskan pengertian Hydrocephalus
2. Menyebutkan etiologi Hydrocephalus
3. Menjelaskan tentang tanda dan gejala Hydrocephalus
4. Menjelaskan tentang penatalaksanaan Hydrocephalus
5. Menjelaskan tentang komplikasi Hydrocephalus
C. MEDIA/SARANA
1. Laptop
2. LCD
3. Leaflet
D. METODE
Ceramah dan Tanya Jawab
E. MATERI PENYULUHAN
Terlampir
F. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap
Pendahuluan
(5
menit)
Penyajian
(15 menit)
Evaluasi
(10 menit)
Kegiatan Perawat
Kegiatan Peserta
1. Salam pembuka
1 Menjawab
2. Memperkenalkan diri
salam
3. Menjelaskan maksud dan tujuan
2 Memperhatikan
penyuluhan
3 mendengarkan
4. Menggali
pengetahuan
peserta
penyaji
tentang
materi
yang
akan
4 Menjawab
disampaikan
Menggali dan menjelaskan tentang :
1. Mendengar dan
memperhatikan.
1. Pengertian Hydrocephalus
2. Mendengar dan
2. Etiologi Hydrocephalus
memperhatikan.
3. Mendengar dan
3. Tanda dan gejala Hydrocephalus
memperhatikan.
4. Penatalaksanaan Hydrocephalus
4. Mendengar dan
memperhatikan.
5. Komplikasi Hydrocephalus
5. Mendengar dan
memperhatikan.
1 Menggali pengetahuan peserta 1 Menjawab
tentang materi penyuluhan yang
telah disampaikan
2 Menyimpulkan
hasil
dari 2
pertanyaan
yang diajukan
Memperhatikan
kegiatan penyuluhan
3 Menutup kegiatan penyuluhan dengan 3
Ucapan terima kasih dan salam penutup
Menjawab
salam
G. EVALUASI
1. Evaluasi Proses
a. Jumlah peserta penyuluhan minimal 5 orang.
b. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan
penyuluhan.
c. Pembicara menguasai materi penyuluhan.
d. Waktu penyuluhan sesuai dengan kontrak waktu.
e. Tempat penyuluhan dilakukan di ruang 15 RSUD dr. Saiful Anwar
Malang.
Hydrocephalus,
tanda
dan
gejala
Hydrocephalus,
LAMPIRAN : MATERI
A. Pengertian
Hydrocephalus adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam
ventrikel serebral, ruang subarachnoid atau ruang subdural (Suriadi dan
Yuliani, 2006).
Hidrosefalus merupakan meningkatnya tekanan intrakranial akibat
akumulasi cairan serebro spinalis (CSS) pada sistem ventrikel otak karena
tidak seimbangnya produksi dan absorbsi CSS (Wong, 2003).
Keadaan di mana terjadi penambahan volume dari CSS (Cairan
Serebrospinal)l di dalam ruangan ventrikel dan ruangan sub arakhnoid.
Keadaan ini disebabkan oleh karena terdapat produksi cairan serebrospinal
yang berlebihan, obstruksi jalur cairan cerebrospinal maupun gangguan
absorpsi cairan serebrospinal.
B. Etiologi
Hydrosephalus dapat disebabkan oleh kelebihan atau tidak cukupnya
penyerapan CSF pada otak atau obstruksi yang muncul mengganggu sirkulasi
CSF di sistim ventrikuler. Kondisi diatas pada bayi dikuti oleh pembesaran
kepala. Obstruksi pada lintasan yang sempit (Framina Monro, Aquaductus
Sylvius, Foramina Mengindie dan luschka ) pada ventrikuler menyebabkan
hidrocephalus yang disebut : Noncomunicating (Internal Hidricephalus).
kesalahan
dalam
proses
pembentukan
otak
dapat
menyebabkan
Post meningitis
seperti
suara
kaca retak.
9. Gejala-gejala lain seperti gangguan tingkat kesadaran, muntahmuntah, retardasi mental, kegagalan untuk tumbuh secara optimal.
D. Penatalaksanaan
1. Prosedur
pembedahan
jalan
pintas
(ventrikulojugular,
ventrikuloperitoneal) shunt
2. Kedua prosedur diatas membutuhkan katheter yang dimasukan kedalam
ventrikel lateral : kemudian catheter tersebut dimasukan kedalam ujung
terminal tube pada vena jugular atau peritonium dimana akan terjadi
absorbsi kelebihan CSF.
3. Penatalaksanaan gizi, klien diberi asupan makanan yang tinggi kalori dan
tinggi protein
4. Terapi medikamentosa
5. Terapi pintas/shunting
Ada 2 macam cara yang dapat digunakan : Penanganan hidrocefalus
masuk pada katagori live saving and live sustaining yang berarti
penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang dilanjutkan dengan tindakan
bedah secepatnya. Keterlambatan akan menyebabkan kecacatan dan
kematian sehingga prinsip pengobatan hidrocefalus harus dipenuhi yakni:
a. Mengurangi produksi cairan serebrospinal dengan merusak pleksus
koroidalis dengan tindakan reseksi atau pembedahan, atau dengan obat
azetasolamid
(diamox)
yang
menghambat
pembentukan
cairan
serebrospinal.
b. Memperbaiki hubungan antara tempat produksi caira serebrospinal
dengan tempat absorbsi, yaitu menghubungkan ventrikel dengan
subarachnoid
c. Pengeluaran cairan serebrospinal ke dalam organ ekstrakranial, yakni:
1) Drainase ventrikule-peritoneal
2) Drainase Lombo-Peritoneal
3) Drainase ventrikulo-Pleural
4) Drainase ventrikule-Uretrostomi
5) Drainase ke dalam anterium mastoid
6) Mengalirkan cairan serebrospinal ke dalam vena jugularis dan
jantung melalui kateter yang berventil (Holter Valve/katup Holter)
yang memungkinkan pengaliran cairan serebrospinal ke satu arah.
Cara ini merupakan cara yang dianggap terbaik namun, kateter harus
diganti sesuai dengan pertumbuhan anak dan harus diwaspadai
terjadinya infeksi sekunder dan sepsis.
7) Tindakan bedah pemasangan selang pintasan atau drainase dilakukan
setelah diagnosis lengkap dan pasien telah di bius total. Dibuat
sayatan kecil di daerah kepala dan dilakukan pembukaan tulang
tengkorak dan selaput otak, lalu selang pintasan dipasang. Disusul
kemudian dibuat sayatan kecil di daerah perut, dibuka rongga perut
lalu ditanam selang pintasan, antara ujung selang di kepala dan perut
dihubiungakan dengan selang yang ditanam di bawah kulit hingga
tidak terlihat dari luar.
8) Pengobatan modern atau canggih dilakukan dengan bahan shunt atau
pintasan jenis silicon yang awet, lentur, tidak mudah putus.
Ada 2 macam terapi pintas / shunting :
1. Eksternal
CSS dialirkan dari ventrikel ke dunia luar, dan bersifat hanya
sementara. Misalnya: pungsi lumbal yang berulang-ulang untuk terapi
hidrosefalus tekanan normal.
2. Internal
a. CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain :
1) Ventrikulo-Sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna (ThorKjeldsen)
2) Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superior
3) Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke Bronhus
4) Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinum
5) Ventrikulo-Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum
b. Lumbo Peritoneal Shunt
CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga
peritoneum dengan operasi terbuka atau dengan jarum Touhy secara
perkutan.
Teknik Shunting:
1) Sebuah kateter ventrikular dimasukkan melalui kornu oksipitalis
atau kornu frontalis, ujungnya ditempatkan setinggi foramen
Monroe.
2) Suatu reservoir yang memungkinkan aspirasi dari CSS untuk
dilakukan analisis.
3) Sebuah katup yang terdapat dalam sistem Shunting ini, baik yang
terletak proksimal dengan tipe bola atau diafragma (Hakim,
Pudenz, Pitz, Holter) maupun yang terletak di distal dengan katup
berbentuk celah (Pudenz). Katup akan membuka pada tekanan
yang berkisar antara 5-150 mm, H2O.
4) Ventriculo-Atrial Shunt. Ujung distal kateter dimasukkan ke
dalam atrium kanan jantung melalui v. jugularis interna (dengan
thorax x-ray ujung distal setinggi 6/7).
5) Ventriculo-Peritneal Shunt
1. Slang silastik ditanam dalam lapisan subkutan
2. Ujung distal kateter ditempatkan dalam ruang peritoneum.
Pada anak-anak dengan kumparan silang yang banyak,
memungkinkan tidak diperlukan adanya revisi walaupun badan
anak
tumbuh
memanjang.
DAFTAR PUSTAKA
Darsono. 2005. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta: UGM Press.
Delia R, Nickolaus dan Leanne L. 2004. Hydrocephalus Therapy, Living with
Hydrocephalus. Medtronic.
Price SA, Wilson LM. 2004. Vetrikel dan Cairan Cerebrospinalis, dalam
Patofiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 4. Jakarta: EGC
Satyanegara. 2008. Hidrosefalus dalam Ilmu bedah Saraf, Edisi Ketiga. Jakarta:
Gramedia.
Sri M, Sunaka N, Kari K. 2006. Hidrosefalus. Jakarta: EGC
Stranding S. 2005. Ventricular System and Cerebrospinal Fluid, in Grays
Anatomy The Anatomical Basis of Clinical Practice, thirty nine edition,
Churchill Livingstone. New York.
Suriadi & Rita Y. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi II. Jakarta:
Sagung Seto.