EBOLA
Disusun untuk memenuhi sebagian tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu Penyakit Dalam di
RST Bhakti Wira Tamtama Semarang
Disusun oleh :
Mila Rosmalia Rahmani
012106219
Pembimbing :
dr. Taufik K., Sp, PD., FINASIM, SH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Nama
NIM
Fakultas
Universitas
Tingkat
Bagian
Judul
:
:
:
:
:
:
:
Pembimbing
dapat dipastikan, namun telah diketahui bahwa kelelawar buah adalah salah satu
hewan yang bertindak sebagai inang alami dari Ebola. Virus Ebola juga telah
dideteksi pada daging simpanse, gorila, Macaca fascicularis dan kijang liar.
Penyebaran virus Ebola dalam skala global masih terbatas. Hal ini berkaitan dengan
transmisinya yang tidak melalui udara dan juga jarak waktu yang diperlukan virus
Ebola untuk menginfeksi satu individu ke individu lainnya. Selain itu, onset virus
yang relatif cepat dapat mempercepat diagnosa terhadap penderita sehingga dapat
mengurangi penyebaran penyakit melalui penderita yang bepergian dari satu wilayah
ke wilayah lainnya.Penyakit ini dapat dikaitkan dengan kebiasaan manusia, terutama
di daerah Afrika, untuk mengkonsumsi daging hewan liar. Daging hewan liar yang
terkontaminasi akan menjadi media yang efektif dari penularan Ebola pada
manusia.Gejala klinis dari penyakit ini adalah demam secara tiba-tiba, kelemahan,
nyeri otot, sakit kepala dan tenggorokan kering. Kemudian diikuti dengan muntah,
diare, ruam pada kulit, gangguan fungsi ginjal dan hati serta pada beberapa kasus
terjadi pendarahan internal dan eksternal. Hasil temuan laboratoris menunjukkan
penurunan jumlah butir darah putih dan platelet serta peningkatan kadar enzim hati.
Virus Ebola mudah menyebar dengan cepat. Pertama kali infeksi dimulai dari
penularan dari hewan yang terinfeksi ke manusia dan dari itulah nantinya manusia
meneruskan rantai penyakit ini ke manusia yang lain. Penyebaran virus Ebola antar
manusia bisa melalui makanan atau berpegangan. Kontak langsung dengan darah atau
cairan yang terkontaminasi juga bisa menginfeksi manusia. Tidak hanya itu, manusia
juga bisa terinfeksi hanya dengan menyentuh objek (misalnya jarum) yang sudah
terkontaminasi. Serangan sakit virus Ebola sangat tiba-tiba. Gejala yang ditimbulkan
adalah demam, sakit kepala, sakit sekitar persendian dan otot, sakit tenggorokan dan
tubuh lemah. Gejala ini diikuti juga oleh diare, sakit perut dan muntah-muntah.
Ruam-ruam, mata memerah, tersedak, serta adanya pendarahan luar dan dalam
ditemukan pada beberapa pasien.
3. Sumber dan Cara Penularan
Karena reservoir alami dari virus ebola belum terbukti, cara dimana virus
pertama muncul pada manusia pada awal wabah tiak diketahui. Namun, para peneliti
memiliki hipotesis bahwa pasien pertama terifeksi melalui kontak dengan hewan yang
terifeksi. Ketika infeksi terjadi pada manusia, ada beberapa cara dimana virus dapat
ditularkan kepada orang lain, diantaranya :
Kontak langsung dengan darah atau cairan dari orang yang terinfeksi
Paparan benda (seperti jarum) yang telah terkontaminasi dengan sekresi yang
terinfeksi
Virus yang menyebabkan demam berdarah ebola sering menyebar diantara
keluarga dan teman teman, seperti melalui sekret infeksi saat merawat anggota
keluarga yang sakit.
Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat selama masa perawatan kesehatandi
fasilitas kesehatan (seperti klinik atau rumah sakit). Paparan virus ebola dapat terjadi
selama masa perawatan kesehatan dimana staff rumah sakit tidak menggunakan
peralatan pelindung yang sesuai, seperti masker, jubah dan sarung tangan.
Pembersihan dan pembuangan instrumen, seperti jarum suntik, juga penting.
Jika instrumen tidak sekali pakai, mereka harus disterilkan sebelum digunakan lagi.
Tanpa sterilisasi yang baik terhadap instrumen, penularan virus dapat berlanjut dan
memperkuat wabah.
6. Patofisiologi
Penyakit ebola menyebar dan masuk ke dalam tubuh host melalui berbagai
macam cara antara lain melalui jarum suntik , donor darah , dan melalui kontak
lanmgsung tangan.
Tahapan penularan virus ebola dari penderita satu ke penderita lainnya antara
lain :
1. virus Ebola menginfeksi subjek melalui kontak dengan cairan tubuh atau sekret dari
pasien yang terinfeksi dan didistribusikan melalui sirkulasi. melalui lecet di kulit
selama perawatan pasien, ritual penguburan dan mungkin kontak dengan daging
secara terinfeksi, atau di permukaan mukosa.Terkadang jarum suntik merupakan rute
utama dari eksposur kerja.
2. target awal dari replikasi adalah sel-sel retikuloendotelial, dengan replikasi tinggi
dalam beberapa tipe sel di dalam hati, paru-paru dan limpa.
3. sel Dendritic, makrofag dan endotelium tampaknya rentan terhadap efek cytopathic
produk gen virus Ebola in vitro dan mungkin in vivo melalui gangguan jalur sinyal
seluler dipengaruhi oleh mengikat, fagositosis serapan virus atau keduanya.
Kerusakan tidak langsung juga dapat ditimbulkan oleh faktor-faktor yang beredar
seperti faktor tumor nekrosis dan oksida nitrat
sehingga kontak langsung antara setiap individu sangat memegang peranan penting
dalam penyebaran dan penularan penyakit ebola di dalam masyarakat. Karena kita tidak
bias menghindari kontak secara individu .sebab, hal itu terjadi tanpa kita tahu kondisi dan
sifat yang sebenarnya.
7. Manifestasi Klinis
Para periode inkubasi dapat berkisar antara 2-21 hari tetapi pada umumnya
5-10 hari. Gejala bervariasi dan sering muncul tiba-tiba. Gejala awal yaitu demam
(38,8 C; 101,8 F), nyeri kepala hebat, nyeri otot, nyeri sendi, kelelahan, sakit
tenggorokan, mual, muntah, pusing, ruam, diare, gangguan fungsi ginjal dan hati,
beberapa perdarahan internal dan eksternal. Sebelum wabah ebola diduga, gejala awal
ini mudah keliru untuk malaria, demam tipus, disentri, influenza, atau berbagai infeksi
bakteri, yang semuanya jauh lebih umum dan kurang dapat dipercaya fatal. Seorang
penderita demam berdarah ebola dapat dilihat dari beberapa hasil laboratorium, yaitu
berupa penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit, serta peningkatan enzim hati.
8. Diagnosis
Penyakit lain yang biasanya terdeteksi sebelum seorang penderita didiagnosis
demam berdarah ebola antara lain : malaria, demam tifoid, kolera, leptosirosis, pes,
meningitis, hepatitis dan demam berdarah virus lainnya.
Infeksi virus ebola dapat didiagnosis di laboratorium melalui beberapa jenis tes :
9. Pencegahan
a. Health Promotion
Pendidikan kesehatan pada masyarakat untuk melakukan perubahan prilaku untuk
hidup bersih dan sehat serta meningkatkan higien pribadi dan sanitasi lingkungan
dalam lingkungan masyarakat dan sekitarnya
b. Early Diagnosis
Program penemuan penderita melalui survey pada kelompok kelompok yang
berisiko atau pada populasi umum dan peda pelaporan kasus.
c. Spesifik protection
Menghindari diri dari gigitan serangga ,berusaha untuk tidak pergi ke daerah yang
kurang penyinaran matahari dan terdapat binatang ataupun serangga yang menjadi
sumber penularan penyakit tersebut untuk menghindari terjadinya komplikasi
penyakit dan penyebar luasnya penyakit tersebut dalam masyarakat.
d. Disability limitation
Terapi kompleks pada penderita ebola agar tidak terjadi kematian dengan menambah
konsentrasi minum penderita agar tidak terjadi dehidrasi serta upaya peningkatan
kekebalan tubuh kelompok.
e. Rehabilitation
f. Pendidikan kesehatan kepada para penderita beserta keluarga serta dilakukannya
rehabilitasi fisik dan psikologis pada kasus dan penderita penyakit ebola
Gambar 1.5 Tahun 1976 foto dua perawat berdiri di depan Kinshasa kasus # 3 (Perawat yang
dirawat dan kemudian meninggal di Rumah Sakit di Ngaliema Kinshasa, Zaire
10. Penatalaksanaan
Pengobatan standart untuk demam berdarah ebola masih terbatas pada terapi
suportif, terdiri dari :
Menyeimbangkan cairan tubuh dan elektrolit pasien
Mempertahankan status oksigen dan tekanan darah
Memberikan pengobatan untuk setiap komplikasi infeksi yang terjadi
Pengobatan yang tepat waktu bagi penderita adalah penting walaupun sangat
menantang karena penyakit ini sulit untuk didiagnosis secara klinis pada tahap awal
infeksi. Karena gejala awal seperti sakit kepala dan demam tidak spesifik untuk
menentuka seseorang terinfeksi ebola, kasus demam berdarah ebola awalnya salah
didiagnosis.
Namun, jika seorang pasien memiliki gejala awal demam berdarah ebola dan
ada alasan kuat sehingga pasien tersebut dinyatakan sebagai suspek, pasien harus
diisolasi dan petugas kesehatan harus segera mengetahui hal ini. Terapi suportif
dapat dianjurkan dengan pakaian pelindung yang tepat sampai dari pasien diuji unuk
mengkonfirmasi infeksi.
Sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk kasus demam berdarah ebola.
Beberapa vaksin masih dalam tahap pengujian, namun belum ada satu pun yang
dapat digunakan untuk kasus klinis.
11. Prognosis
Penyakit ebola sangat mematikan dan mencakup berbagai gejala termasuk demam,
muntah, diare, sakit umum atau malaise, dan kadang-kadang pendarahan internal dan
eksternal.
Tingkat kematian biasanya tinggi, dengan tingkat fatalitas kasus berkisar 5089%,
tergantung pada spesies atau strain virus. Penyebab kematian ini biasanya disebabkan
oleh syok hipovolemik