KONSEP MEDIS
A. Definisi
a. Pre eklampsi (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi
yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau
edema (penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20
minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan.
(Manuaba, 1998).
b. Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan
edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau
segera setelah persalinan. (Mansjoer, 2000)
c. Menurut kamus saku kedokteran Dorland, preeclampsia adalah
toksemia
pada
kehamilan
lanjut
yang
ditandai
oleh
C. Patofisiologi
Pada preeklampsia terdapat penurunan aliran darah. Perubahan ini
menyebabkan
Bahan
tropoblastik
menyebabkan
terjadinya
endotheliosis
dan
konsumtif
koagulapati.
Konsumtif
koagulapati
pembuluh
darah
akan
menyebabkan
terjadinya
terjadinya
kerusakan
pertukaran
gas.
Pada
hati,
Page | 3
Page | 4
Page | 5
setiap jam.
Auskultasi paru untuk mencari tanda-tanda edema paru .
Krepitasi merupakan tanda edema paru. Jika ada edema paru
,stop pemberian cairan dan berikan diuretik misalnya
furosemide 40 mg IV.
Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan bedside. Jika
pembekuan tidak terjadi sesudah 7 menit , kmungkinan
terdapat koagulopati.
Antihipertensi
Obat pilihan adalah hidralazin , yang diberikan 5 mg IV pelan-
kejang terahkir
Teruskan terapi antihipertensi jika tekanan diastolik masih
>110 mmHg
Page | 6
Pantau urine
F. Pemeriksaan Diagnostik
a. Tes Laboratorium
Pemeriksaan Darah Lengkap dengan Apusan Darah : Peningkatan
hematrokit dibandingkan nilai yang diketahui sebelumnnya memberi
kesan hemokonsentrasi, atau menurunnya volume plasma. Jika
hematrokit lebih rendah dari yang diperkirakan, kemungkinan
hemolisis intravaskular akibat proses hemolisis mikroangiopatik perlu
dipertimbangkan. Analisa apusan darah tepi dapat mengungkapkan selsel darah merah yang mengalami distorsi dan skistosit.
b. Amniosentesis
Tes dari cairan ketuban (rasio L/S;fosfatidilgliserol;fosfatidilkolin
januh)memberikan penilaian dari maturasi paru janin.
c. Ultrasonografi
Pengukuran secara seri dari diameter biparietal dapat menerangkan
kejadian dini dari retardasi pertumbuhan intrauterin. Gerakan
pernapasan janin, aktivitas janin dan volume cairan ketuban
memberikan penilaian tambahan dari kesehatan janin. Sonografi dap;at
mengidentifikasi kehamilan ganda atau anomali janin
d. Pengukuran estriol
Memberikan penilaian fungsi fetoplasental. Kadar yang rendah atau
menurun memberi kesab insufisiensi fetoplasental
e. Human placental lactogen (HPL)
HPL yang kurang dari 4 mcg/ml memberi kesan fungsi plasenta yang
abnormal dan janin dalam bahaya.
BAB II
Page | 7
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, suatu proses
kolaboratif melibatkan perawat, klien dan tim kesehatan lainnya.
Pengkajian dilakukan melalui wawancara dan pemeriksaan pisik, dalam
pengkajian diperlukan kecermatan dan ketelitian agar data yang terkumpul
lebih akurat, sehingga dapat dikelompokkan dan dianalisa untuk
mengetahui masalah dan kebutuhan klien terhadap perawatan.
1. Pengkajian yang dilakukan kepada klien pre-eklamsia meliputi :
. Identitas umum klien.
2. Data riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Kemungkinan klien menderita penyakit hipertensi
sebelum hamil.
Kemungkinan klien mempunyai riwayat pre-eklamsia
tenang.
Oedema pada ekstremitas.
Tengkuk terasa berat.
Kenaikan berat badan 1 kg seminggu.
Page | 8
Keadaan Umum
Pencernaan/abdomen
Ekstremitas
Sistem persyarafan
Genito urinaria
Pemeriksaan janin
4. Pemeriksaan Penunjang
A. Pemeriksaan laboraturium
a. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan daerah.
Penurunan haemoglobin (nilai rujukan atau kadar
normal haemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14
gr %)
Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol %)
Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3)
b. Urinalisi
Ditemukan protein dalam urin
c. Pemeriksaan fungsi hati
Bilirubin meningkat ( N =<1 mg/dl)
LDH ( lactic dehydrogenase) meningkat
Aspartate Aminotransferase (AST)> 60 u/l
Serum Glutamic Pyruvic Transaminate ( SGPT )
meningkat ( N= 15-45 u/ml
Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase
( SGOT ) meningkat (N = <31 u/l)
Total protein serum menurun ( N = 6,7 8,7 g/dl)
Tes
kimia
darah
Asam urat meningkat ( N= 2,4 2,7 mg/dl)
B. Radiologi
Ultrasonografi
Ditemukannya retardasi pertumbuhan intra uterin
Pernafasan janin lambat, aktifitas janin lambat, volume
cairan ketuban sedikit Terlihat kehamilan kembar
Kardiotografi
Diketahui denyut jantung bayi lemah
Page | 9
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan otak berhubungan dengan penurunan
cardiac output sekunder terhadap vasospasme pembuluh darah
ditandai akral dingin dan sianosis
2. Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) berhubungan dengan
penurunan suplay O2 dan nutrisi ke jaringan plasenta ditandai
dengan kematian janin dan solutio plasenta
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai
dengan pasien tidak dapat beraktivitas dengan baik, akral dingin,
frekuensi jantung dan TD abnormal
Page | 10
kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
vena
pulmonal,
terjadi
perpindahan
cairan
dari
Page | 11
D. Intervensi Keperawatan
C.
D.
E. Diagnosa
F. Tujuan
G. Interv
keperawata
I.
n
J. Gangguan
H. Rasional
ensi
1. Setelah
dilakukan
1. Jelaskan
perfusi
tindakan keperawatan
terjadinya gangguan
jantung
jaringan
selama x 24 jam,
perfusi jaringan
otak
perfusi
jaringan
Y.
berhubung
Z.
an dengan
secara
penurunan
cardiac
sempurna 2. Observasi
a.
output
Sianos
sekunderte
is (-)
rhadap
T.
U.
perifer
AA.
b.
3. Observasi
vasospasm
akral
teraba
pembuluh
hangat
dan
masukan
perubahan
keluaran urine
AB.
menyebabkan
diakibatkan
curah
jantung
penurunan
ditunjukkan
sirkulasi,
dapat
penurunan
yang
Page | 12
oleh
darah
c.
ditandai
nadi
akral
perifer
dingin dan
kuat
sianosis
W. d.inta
K.
keoutp
L.
ut
M.
seimb
N.
ang,
O.
tidak
P.
ada
Q.
oedem
R.
S.
Page | 13
V.
X.
AC.
AF.
IW.Resiko
1. Setelah
AG.
terjadi
tinadakan
AH.
gawat
keperawatan
AI.
janin intra
x24
AJ.
uteri
janin
AK.
(hipoksia)
bayi
AL.
berhubung
dipertahankan sampai
AM.
an dengan
AN.
penurunan
AO.
suplay O2
AP.
dan nutrisi
AQ.
ke jaringan
AR.
plasenta
AS.
ditandai
AT.
dengan
AU.
kematian
AV.
AW.
AX.
Page | 14
janin
dan
solutio
plasenta
jam,
tidak
selama
gawat
dengan
terjadi,
dapat
120-140
III.
x/mnt
Kontraksi uterus /
IV.
masa
kahamilan :
1 x/bln pada trimester
I
2 x/bln pada trimester
II
1
x/minggu
trimester III
UZ.
2. Anjurkan
aktif
DJJ
pertahankan
sampai
37
ANC
untuk
tidur
kekiri
VA.
3. Observasi
2. meminimalkan
pasien
miring
ZG.
pada
DJJ,
hari
pada
AY.
IX.
AZ.
IY.
IZ.
JA.
JB.
JC.
JD.
JE.
JF.
JG.
JH.
JI.
JJ.
JK.
JL.
JM.
JN.
JO.
JP.
JQ.
JR.
JS. Intoleransi
BA.
BB.
BC.
BD.
BE.
BF.
BG.
BH.
BI.
BJ.
BK.
BL.
BM.
BN.
BO.
BP.
BQ.
Page | 15
aktivitas
berhubung
2500 gr
VC.
kontrol jantung, meningkatkan
RC.
1. Jelaskan
pola
regangan,
dan
mencegah
1. Setelah
dilakukan
peningkatan bertahap
aktivitas berlebihan.
tindakan keperawatan
ZL.
dari aktivitas
selama x24 jam,
2. aktivitas dengan menahan napas
VD.
kebutuhan
pasien
dan
menunduk
dapat
VE.
terpenuhi
dengan
mengakibatkan
bradikardia,
2. Anjurkan
pasien
criteria hasil pasien
menurunkan curah jantung,
menghindari
dapat
beraktivitas
takikardia dengan peningkatan
peningkatan tekanan
dengan baik
TD.
abdomen, mengejan
3. parameter menunjukkan respon
RD.
saat defekasi.
fisiologis pasien terhadap stress
RE.
VF.
aktivitas dan indicator derajat
RF.
3. Observasi
toleransi
pengaruh
kelebihan
kerja
RG.
pasien
terhadap
jantung.
RH.
aktivitas
ZM.
RI.
menggunakan
ZN.
RJ.
parameter berikut :
ZO.
RK.
nadi 20/mnt di atas
ZP.
RL.
frekuensi
nadi
ZQ.
RM.
BR.
an dengan
RN.
istirahat,
catat
ZR.
BS.
kelemahan
RO.
peningkatan
TD,
ZS.
BT.
ditandai
RP.
ZT.
BU.
dengan
RQ.
kelelahan
ZU.
BV.
pasien
RR.
kelemahan,
BW.
tidak dapat
RS.
berkeringat,
BX.
beraktivita
RT.
BY.
RU.
BZ.
CA.
dingin,
tindakan keperawatan
CB.
frekuensi
selamax 24 jam,
CC.
jantung
CD.
dan
CE.
abnormal
CF.
CG.
CH.
CI.
CJ.
Page | 16
JT.
JU.
JV.
JW.
JX.
JY.
dengan
TD
sudah
napas
gas
RW.
RX.
dapat
untuk
bila
VH.
VJ.
VK.
makanan
terjadi
vasodilatasi pembuluh
darah,
pada
jaringan
terpenuhi.
ZW.
VI.
2. Berikan
berelaksasi
kebutuhan
timbul nyeri
RV.
dalam
berkurang
kembali normal
ZV.
atau pingsan.
VG.
1. Ajarkan ibu
dilakukan
akumulasi
berat,
2. Menurunkan
kelemahan,
meningkatkan
,dan
pemasukan
mencegah
distensi
gaster
3. Ambang
ZX.
nyeri
setiap
orang
VL.
VM.
dapat
menentukan
tindakan
CK.
CL.
CM.
CN.
CO.
CP.
CQ.
CR.
CS.
CT.
CU.
CV.
CW.
CX.
CY.
CZ.
DA.
DB.
DC.
Page | 17
JZ.
KA.
KB.
KC.
KD.
KE.
KF.
KG.
KH.
KI.
KJ.
KK.
KL.
KM.
KN.
KO.
KP.
KQ.
KR.
KS.
KT.
KU.
KV.
KW.
RY.
3. Observasi
RZ.
nyeri pasien
SB.
VO.
SC.
VP.
paru
SD.
VQ.
meningkat
1. Jelaskan
dilakukan
Gangg
menunjukan
napas
efektif
ZY.
1. terjadi penumpukan darah pada
penyebab
selama x 24 jam,
pola
VN.
tindakan keperawatan
pasien
SA.
SE.
1. Setelah
intensitas
VR.
jadi
menyebabkan
sehingga
LAEDP
timbul
VS.
bunyi napas.
DD.
uan
DE.
nyaman
SF.
VV.
AAD.
DF.
nyeri
SG.
VW.
AAE.
DG.
berhubung
SH.
VX.
DH.
DI.
DJ.
DK.
DL.
DM.
DN.
DO.
DP.
DQ.
DR.
DS.
DT.
DU.
Page | 18
rasa
normal
dengan perdarahan.
Ibu
tampak
akumulasi
2. Dorong pasien untuk
untuk mengatasi
tenang
mengakui
dan
AAG.
gas
Ibu
kooperatif
menyatakan perasaan
terhadap tindakan
3. Tingkat kecemasan ringan dan
lambung
WG.
perawatan
sedang bisa ditoleransi dengan
meningkat
WH.
Ibu
dapat
pemberian pengertian sedangkan
WI.
KX.
menerima kondisi
yang berat diperlukan tindakan
WJ.
KY.
yang
dialami
medikamentosa
3.
Observasi
tingkat
KZ.
sekarang
AAH.
kecemasan ibu
LA.
DV.
DW.
DX.
DY.
DZ.
EA.
EB.
EC.
ED.
EE.
EF.
EG.
EH.
EI.
EJ.
EK.
EL.
EM.
EN.
Page | 19
LB.
SK.
WK.
LC.
WL.
SL.
LD.
WM.
SM.
LE.
WN.
1.
Setelah
dilakukan
LF.
WO.
LG.
pasien
tindakan keperawatan 1. Ajarkan
LH.
istirahat
sebelum
selama x 24 jam,
LI.
makan
nutrisi
pasien
LJ.
WP.
LK.
terpenuhi
dengan
LL.
2. Berikan
makan
criteria hasil :
LM.
peningkatan berat
sedikit dan makanan
LN.
badan
kecil tambahan yang
LO. Pola
mual
dan
muntah
napas tidak
tepat
efektif
berkurang
WQ.
nafsu
makan
berhubung
3. Observasi masukan
an dengan
meningkat
edema
dan
perubahan
SN.
paru
simtomatologi
SO.
ditandai
WR.
dengan
1. Setelah
dilakukan
WS.
frekuensi
tindakan keperawatan
napas
WT.
selama x 24 jam,
abnormal,
AAI.
1. menenangkan peristaltic
meningkatkan
energi
dan
untuk
makan
AAJ.
2. dilatasi gaster dapat terjadi bila
pemberian makan terlalu cepat
setelah periode puasa
AAK.
3. memberikan rasa control pada
pasien dan kesempatan untuk
memilih
makanan
diinginkan
dan
yang
dapat
meningkatkan masukan
AAL.
1. konstipasi
terjadi
karena
karena
deudenal
terjadi
dan
EO.
EP.
EQ.
ER.
ES.
ET.
EU.
EV.
EW.
EX.
EY.
EZ.
FA.
FB.
FC.
FD.
FE.
FF.
FG.
Page | 20
ada bunyi
napas
tambahan
LP.
LQ.
LR.
LS.
LT.
LU.
LV.
LW.
LX.
LY.
LZ.
MA.
MB.
MC.
MD.
ME.
MF.
MG.
MH.
MI.
MJ.
MK.
gangguan
pola 1. Jelaskan
penyebab
penumpukan ion H+
AAM.
eliminasi feses pasien
terjadinya gangguan
2. membantu dalam memperbaiki
teratasi,
dengan
pola eliminasi feses
konsistensi feses bila konstipasi.
criteria
hasil
WU.
AAN.
konsistensi
feses
WV.
3. mengetahui kadar air dalam
lembek, pritaltik usus
WW.
feses.
SP. Meningkat
2. Berikan cairan 2500SQ.
AAO.
SR.
3000 cc/ hari
4. makanan yang mengandung serat
SS.
WX.
ST.
yang
menyebabkan
feses
SU.
3. Observasi konsistensi
menjadi lunak dengan bentuk
SV.
feses
SW.
yang normal serta menurunkan
SX.
WY.
resiko feses yang keras dan sulit
SY.
4. Kolaborasi
dengan
1. setelah
dilakukan
dikeluarkan
ahli
gizi
dalam
tindakan keperawatan
AAP.
pemberian makanan
selama
x
24
1. pertukaran gas terjadi karena
tinggi serat
jam,pertukaran
gas
adanya gangguan pada alveoli
WZ.
pasien
kembali
yang disebabkan oleh adanya
XA.
normal,
dengan
edema pada paru-paru.
XB.
criteria hasil :
AAQ.
FH.
FI.
FJ.
FK.
FL.
FM.
FN.
FO.
FP.
FQ.
FR.
FS.
FT.
FU.
FV.
FW.
FX.
FY.
FZ.
Page | 21
ML. Ansieta
s
berhubung
an dengan
koping
yang tidak
efektif
terhadap
proses
persalinan
MM.
MN.
MO.
MP.
MQ.
MR.
MS.
MT.
MU.
MV.
MW.
MX.
MY.
Suara
napas 1. Jelaskan
kepada
AAR.
normal
Distress
AAS.
pernapasannya
penyebab
teratasi
Tidak
kerusakan pertukaran
pasien
ada
sianosis
SZ.
TA.
TB.
TC.
TD.
TE.
TF.
TG.
TH.
TI.
TJ.
TK.
TL.
TM.
TN.
TO.
TP.
TQ.
1. Setelah
tentang
2. membuat
terjadinya
udara
gas.
XC.
2. Anjurkan
luar,
menggunakan bibir
menghilangkan
pendek
akibat
nyeri
mekanisme
XG.
terhadap
XH.
frekuensi,
dan
perubahan membrane
mukosa ada tidaknya
sianosis
napas
XF.
dilakukan
membantu
AAT.
XE.
kedalaman,
mencegah
sehingga
XD.
3. Observasi
untu
bernapas
melawan
pasien
tahanan
atau
sebagai
kompensasi
hilangnya
awal
jaringan
dan
menunjukkan
sianosis
dapat
peningkatan
konsumsi oksigen
AAU.
4. bunyi napas dapat menurun atau
GA.
GB.
GC.
GD.
GE.
MZ.
NA.
NB.
NC.
ND.
NE.
Nutrisi
GF.
kurang
GG.
dari
GH.
kebutuhan
GI.
tubuh
GJ.
berhubung
GK.
an dengan
GL.
peningkata
GM.
GN.
ditandai
GO.
dengan
HCl
mual,
GP.
muntah,
GQ.
penurunan
GR.
berat
Page | 22
tindakan keperawatan
XI.
tidak ada pada area yang sakit.
dalam waktu ...x 24
XJ.
Mengi adalah bukti konstriksi
jam kelebihan volume
XK.
bronkus atau penyempitan jalan
cairan teratasi, dengan
XL.
napas
sehubungan
dengan
kriteria hasil :
balance
cairan 4. Observasi
ada
edema.
masuk dan keluar.
tidaknya bunyi napas
AAV.
vital sign dalam
dan adanya bunyi
AAW.
batas yang dapat
diterima.
tambahan,
seperti 1. Kelebihan volume cairan terjadi
tanda-tanda
mengi
karena adanya penurunan cardiac
edema tidak ada.
XM.
output
sehingga
terjadi
suara nafas bersih
TR.
XN.
penumpukan darah, LAEDP
TS.
XO.
meningkat,
kongesti
vena
TT.
1. Jelaskan
penyebab
pulmonal, terjadi perpindahan
TU.
TV.
terjadinya kelebihan
cairan dari intravaskuler ke
TW.
volume cairan
ekstra vaskuler.
TX.
XP.
AAX.
TY.
XQ.
AAY.
TZ.
XR.
2. adanya
bunyi
krekels
UA.
XS.
UB.
mengindikasikan edema paru
UC.
XT.
sekunder akibat dekompensasi
UD.
XU.
GS.
badan, dan
GT.
nafsu
GU.
makan
GV.
menurun
UE.
UF.
UG.
UH.
UI.
UJ.
XV.
XW.
XX.
XY.
XZ.
YA.
GW.
NF.
GX.
NG.
GY.
NH.
GZ.
NI.
HA.
NJ.
HB.
NK.
gangguan
HC.
NL.
pertumbuhan dan
UK.
1. Setelah
2. Auskultasi
dilakukan
tindakan keperawatan
... x 24 jam
tidak
HD.
NM.
HE.
NN.
Gangg
bunyi
edema
jantung
penurunan
keluaran
Keseimbangan
cairan
urine.
positif
dalam
YD.
keadaan
aman
YE.
menunjukkan klebihan
eliminasi
HH.
alvi
HI.
berhubung
an dengan
engan kriteria
Page | 23
curah
HG.
penurunan
ABA.
YC.
uan
HK.
dependen.
gagal
YB.
janin
Janin
UM.
terjadinya
4. Penurunan
krekels.
catat
adanya
HF.
HJ.
pola
kecurigaan
terjadi
perkembangan
jantung.
AAZ.
3. untuk
mengetahui
ABB.
penurunan
pengeluaran,
sifat
ABC.
1. gangguan
pertumbuhan
perkembangan
janin
dan
terjadi
HL.
peristaltic
HM.
usus
HN.
asil :
konsentrasi.
Hitung
ABD.
keseimbnagan cairan.
ABE.
Janin
dalam
ditandai
keadaan
aman
HO.
dengan
sesuai
HP.
konstipasi
pertumbuhan
agal
jantun
penyebab
NO.
dan
HR.
NP.
ngannya
HS.
NQ.
HT.
NR.
HU.
NS.
HV.
NT.
HW.
NU.
HX.
NV.
HY.
NW.
HZ.
NX.
IA.
NY.
tindakan keperawatan
IB.
NZ.
IC.
OA.
selama x 24 jam,
UY.
ID.
OB.
Page | 24
perkemba
ABF.
ABG.
2. Defisiensi protein dan gizi yang
pre
eklampsia.
YG.
Peninkatan
YH.
1. Jelaskan
diet
protein
kepada
melalui urin
3. Istirahat dan tidur miring terbukti
pasien
penyebab
terjadinya
gangguan
pertumbuhan
dilakukan
vol
ume/g
dengan
HQ.
UN.
UO.
UP.
UQ.
UR.
US.
UT.
UU.
UV.
UW.
UX.
1. Setelah
YF.
perkembangan
janin.
YI.
2. Tingkatkan
protein
gr/kgBB/hari
dan
pada
menurunkan
tekanan
darah,
dan
mengembalikan
ginjal,
cairan
yang
ABH.
4. Pertumbuhan
yang
terganggu
IE.
OC.
IF.
OD.
Kerusa
YJ.
YK.
IG.
kan
YL.
dapat
IH.
pertukaran
YM.
II.
gas
IJ.
berhubung
ABI.
IK.
an dengan
miring ke kiri.
ABJ.
IL.
kongesti
YN.
IM.
vena
YO.
ABK.
IN.
pulmonal
YP.
ABL.
IO.
ditandai
YQ.
ABM.
IP.
dengan
IQ.
takipnea,
fundus
IR.
suara
IS.
napas
kehamilan ( HPHT )
IT.
ronchi
YR.
ABO.
IU.
(mengi),
YS.
IV.
sianosis
OE.
Page | 25
4. Observasi
YT.
YU.
suatu
indikai
janin.
1. mencegah diaporesis
tinggi
uteri
menjadi
dan
vasodilatasi
ABP.
ABQ.
tubuh
OF.
1. Anjurkan
pasien
OG.
memakai
pakaian
OH.
yang
OI.
OJ.
OK.
OL.
OM.
ON.
OO.
OP.
OQ.
OR.
OS.
OT.
OU.
OV.
OW.
OX.
Page | 26
tipis
dan
menyerap keringat
2. Anjurkan
pasien
untuk
mengurangi
aktivitas
yang
berlebihan
YV.
3. Observasi pemasukan
dan haluaran urine
YW.
OY.
OZ.
PA.
PB.
PC.
PD.
PE.
PF. Kelebihan
volume
cairan
berhubung
an dengan
penurunan
cardiac
output
sehingga
terjadi
penumpuk
an
Page | 27
darah,
LAEDP
meningkat,
kongesti
vena
pulmonal,
terjadi
perpindaha
n
cairan
dari
intravaskul
er
ekstra
vaskuler
yang
ditandai
dengan
adanya
edema.
PG.
Page | 28
ke
PH.
PI.
PJ.
PK.
PL.
PM.
PN.
PO.
PP.
PQ.
PR.
PS.
PT.
PU.
PV.
PW.
PX.
PY.
PZ.Resiko
Page | 29
tinggi
terjadi
gangguan
pertumbuh
an,
perkemban
gan
dan
keamanan
pada janin
berhubung
an dengan
rusaknya
perfusi
placenta
dari ibu.
QA.
QB.
QC.
QD.
Page | 30
QE.
QF.
QG.
QH.
QI.
QJ.
QK.
QL.
QM.
QN.
QO.
QP.
QQ.
QR.
QS.
QT.
QU.
QV.
QW.
Page | 31
QX.
QY.
Resiko
kekuranga
n
volume
cairan
berhubung
an dengan
diaporesia
QZ.
RA.
RB.
ABR.
ABS.
ABT.
ABU.
ABV.
ABW.
ABX.
ABY.
ABZ.
E. Implementasi keperawatan
Page | 32
ACA.
ACB.
ACC. H
ACD.
ACE.
ACF. Implementasi
ACJ.
ACK.
1. Menjelaskan
ACG. Evaluasi
ari /
Tan
gga
l
ACH.
ACI.
penyebab
terjadinya
ACQ. S : pasien
sudah tidak
pucat lagi
ACR.
ACS. O : tidak
sianosis
ACT.
ACU. A :masalah
teratasi
ACV.
ACW. P
:perthankan
intervensi
Page | 33
ACY.
AEN.
AEO.
AFT.
1. Mengajarkan pasien untuk melakuakn
ACZ.
AEP.
ADA.
AEQ.
kahamilan :
1 x/bln pada trimester I
2 x/bln pada trimester II
1 x/minggu pada trimester III
AFU.
2. Menganjurkan pasien untuk tidur miring
ADB.
AER.
ADC.
AES.
ADD.
AET.
ADE.
AEU.
ADF.
AEV.
ADG.
AEW.
ADH.
AEX.
ADI.
AEY.
AFW.
ADJ.
AEZ.
AFX.
ADK.
AFA.
AFY.
ADL.
AFB.
ADM.
AFC.
ADN.
AFD.
ADO.
Page | 34
AFE.
kekiri
AFV.
3. Mengobservasi DJJ, konttraksi uterus /
AGM. P :
pertahankan
dari aktivitas
AFZ.
intervensi
AGA.
2. Manganjurkan
ACX.
AGH. S :klien
AGN.
pasien
menghindari
AGO.
ADP.
AFF.
ADQ.
AFG.
ADR.
AFH.
ADS.
saat defekasi.
AGP.
AGB.
AGQ.
AGR.
AFI.
AGS.
ADT.
AFJ.
AGT.
ADU.
AFK.
AGU.
ADV.
AFL.
AGV. S ; klien
ADW.
AFM.
ADX.
AFN.
ADY.
AFO.
ADZ.
AFP.
AEA.
AFQ.
AEB.
AFR.
AEC.
AFS.
mulai
AGC.
beraktifitas
AGW.
AGD.
2. Memberikan
makanan
AGX. P :tandadalam
porsi
AED.
AEE.
AEF.
AEG.
Page | 35
AGF.
AGG.
dengan hati-hati
AEH.
AHC. P
AEI.
:pertahankan
AEJ.
intervensi
AEK.
AHD.
AEL.
AHE.
AEM.
AHF.
AHG.
AHH. S : klien
sudah dapat
mengatasi nyeri
dengan baik
AHI.
AHJ. O :klien
tampak rileks
AHK.
AHL. A :masalah
teratasi
AHM.
AHN. P
:pertahankan
intervensi
AHO.
Page | 36
AHP.
AHQ.
AHR.
AHT.
AHU.
AHV.
AHW.
1. Menjelaskan penyebab terjadinya pola
napas tidak efektif
AHX.
terjadi
AHZ.
2. Mengauskultasi paru untuk penurunan /
tak ada bunyi napas dan adanya bunyi
tambahan
AIA.
3. Mengobservasi frekuensi dan fungsi
AIB.
AIC.
AID.
sesak
AIF.
O: tanda-
P:
pertahankan
intervensi
AIK.
AIL.
AIM.
AIN.
Page | 37
AHS.
S : Klien
sudah tidak
AHY.
pernapasan
AIE.
AIO.
AIP.
AIQ.
AIR.
AIT.
AIU.
AIV.
AIW.
1. Memberikan informasi tertulis atau
rekaman
AIX.
AIY.
AIZ.
2. Mendorong pasien untuk mengakui dan
menyatakan perasaan
AJA.
AJB.
AJC.
3. Mengobservasi tingkat kecemasan ibu
AJD.
AJE.
AJF.
AIS.
S: klien
sudak tidak
cemas lagi
AJG.
AJH. O: k;lien
tampak tenang
AJI.
AJJ.
A: masalah
Teratasi
AJK. P:
pertahankan
intervensi
AJL.
AJM.
AJN.
AJO.
Page | 38
AJP.
AJQ.
AJR.
AJS.
1. Mengajarkan pasien istirahat sebelum
makan
AJZ.
S: klien
dapat
AJT.
menghabiskan
porsi makan
yang berikan
AJU.
AKA.
AKB. O: klien
tampak segar
AJV.
AJW.
lagi
AJX.
AKC.
AJY.
AKD. A: masalah
Teratasi
AKE. P:
pertahankan
Intervensi
AKF.
AKH.
Page | 39
AKI.
AKJ.
AKK.
1. Menjelaskan
penyebab
terjadinya
AKG.
AKS. S: klien bisa
AKT.
AKM.
AKU. O: tidak
AKN.
2. Memberikan cairan 2500-3000 cc/ hari
AKO.
3. Mengobservasi konsistensi feses
AKP.
4. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam
pemberian makanan tinggi serat
AKQ.
AKR.
1.
BAB
terdapat distensi
abdomen
AKV.
AKW. A: masalah
Teratasi
AKX. P:
pertahankan
Intervensi
AKY.
AKZ.
ALA.
ALB.
ALC.
ALD.
ALE.
ALF.
ALG.
ALH.
Page | 40
ALI.
ALJ.
ALK.
ALL.
1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga
pasien
tentang
penyebab
terjadinya
sudah tidak
sesak nafas
bernapas
menggunakan bibir
O : R; 24x/menit
ALQ.
A :masalah
ALN.
3. Mengobservasi
ALP. S : Klien
frekuensi, kedalaman,
teratasi
ALR.
P : pertahankan
intervensi
ALS.
ALO.
ALT.
ALU.
ALV.
ALW.
ALX.
ALY.
ALZ.
Page | 41
AMA.
AMB.
AMC.
AMD.
AME.
AMF.
AMG.
AMH.
AMJ.
AMK.
AML.
AMM.
1. Menjelaskan
penyebab
terjadinya
kelebihan volume cairan
AMN.
AMO.
2. Mengauskultasi bunyi nafas untuk
adanya krekels.
3. Mencatat adanya DVJ, adanya edema
dependen.
bengkak lagi
O : denyut
jantung janin
masukan/keluaran,
normal
catat
Page | 42
klien tidak
dalam keadaan
AMP.
4. Mengukur
AMI.
AMT. S :tubuh
A :masalah
teratasi
volume/gagal
jantung
P :pertahankan
AMR.
intervensi
AMS.
AMU.
AMV.
AMW.
AMX.
AMZ.
ANA.
ANB.
ANC.
1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga
AMY.
ANH. S : klien
tampak
bebrbaring
janin.
AND.
2. Meniningkatkan
dengan nyaman
intake
protein
gr/kgBB/hari
ANE.
O : intake nutrisi
sudah baik
Page | 43
A :masalah
ANF.
4. Mengobservasi tinggi fundus uteri dan
sesuaikan
dengan
usia
kehamilan
( HPHT )
ANG.
teratasi
P :pertahankan
intervensi
ANI.
ANJ.
ANK.
ANL.
ANN.
ANO.
ANP.
ANQ.
1. Menganjurkan pasien memakai pakaian
yang tipis dan menyerap keringat
ANR.
2. Menganjurkan pasien untuk mengurangi
aktivitas yang berlebihan
ANM.
ANU. S : klien
tampak berhatihati dalam
beraktivitas
ANS.
3. Mengobservasi pemasukan dan haluaran
urine
ANT.
Page | 44
O : urine klien
dalam kedaan
normal
A :masalah
teratasi
P :pertahankan
intervensi
ANV.
ANW.
ANX.
ANY.
ANZ.
AOA.
AOB.
AOC.
AOD.
AOE.
AOF.
Page | 45