Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja dan dapat dimana saja baik di rumah,
tempat kerja bahkan di jalan atau di tempat-tempat lain. Penyebab luka bakar bermacammacam bisa berupa api, cairan panas, uap panas bahkan bahan kimia, aliran listrik dan
lain-lain. Luka bakar merupakan luka yang unik di antara bentuk-bentuk luka lainnya
karena luka tersebut meliputi sejumlah besar jaringan mati yang tetap berada pada
tempatnya untuk jangka waktu yang lama (Muttaqin, 2011). Luka bakar mampu
menimbulkan derita besar pada penderitanya. Selain mengancam jiwa, luka bakar juga
menyebabkan berbagai morbiditas berupa gangguan fisik yang berat serta dampak
psikologis yang serius yang dapat menganggu fungsi sosial penderitanya dan tidak jarang
menimbulkan mortalitas pada penderitanya.
Pada tahun 2008, lebih dari 410.000 luka bakar terjadi di Amerika Serikat, dengan
sekitar 40.000 membutuhkan perawatan rumah sakit. Di India, lebih dari 1 juta orang
mengalami luka bakar setiap tahun. Data dari the National Institute For Burn Medicine
menyebutkan bahwa sebagian besar pasien luka bakar di Amerika Serikat (75%)
disebabkan kelalaian korban. Penyebab luka bakar antara lain air panas, korek api, arus
listrik, dan merokok pada penggunaan obat bius dan alkohol. Penelitian di Belanda
menunjukkan 70% kejadian luka bakar terjadi di lingkungan rumah tangga, 25% di
tempat industri, dan kira-kira 5% akibat kecelakaan lalu lintas. Di Indonesia, belum ada
laporan tertulis mengenai jumlah penderita luka bakar dan jumlah angka kematian yang
diakibatkannya. Di RSUP M. Jamil Padang pada tahun 2009 dilaporkan bahwa kasus
luka bakar mencapai 91 orang dengan penyebab berasal dari kompor dan alat elektronik.
Pada tahun 2010 ditemukan 84 kasus luka bakar dengan penyebab sengatan listrik 22
kasus (26%), siraman air panas 15 kasus, dan sisanya dengan penyebab api, kompor gas
dan minyak panas. Unit pelayanan khusus RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta
melaporkan jumlah kasus yang dirawat selama tahun 2009 sebanyak 107 kasus atau
26.3% dari seluruh kasus bedah plastik yang dirawat. Angka kematian dari kasus tersebut
sebanyak 37.38% (Kristanto, 2010). Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad
Provinsi Riau pada bulan Mei hingga November 2014 juga memiliki total pasien luka
bakar yang tidak sedikit yakni berjumlah 28 orang yang disebabkan oleh api, listrik, dan

air panas. Penyebab terbanyak dari luka bakar yaitu termal (api dari minyak tanah)
kemudian diikuti dengan penyebab lainnya yakni listrik dan siraman air panas.
Luka bakar yang terjadi akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain itu juga
dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Cedera luka bakar yang dalam dan luas
masih merupakan penyebab utama kematian dan disfungsi berat jangka panjang. Pada
kasus luka bakar dapat mengalami berbagai macam komplikasi yang fatal termasuk
diantaranya kondisi shock, masalah distress pernapasan, ketidakseimbangan cairan
elektrolit (imbalance elektrolit), infeksi, dan kontraktur. Selain komplikasi yang
berbentuk fisik, luka bakar dapat juga menyebabkan distress emosional (trauma) dan
psikologis yang berat dikarenakan cacat akibat luka bakar dan bekas luka (Donna, 2004).
Setelah

lolos

dari maut di tempat kejadian dan dirawat di suatu

instansi

kesehatan, masih dapat terjadi komplikasi atau penanganan yang kurang tepat bahkan
selepas rawat inap, penderita luka bakar yang sudah dinyatakan sembuh kerap kali
pulang dengan masalah sosio-psikologis akibat kecacatan yang sangat membutuhkan
pertolongan ahli rekonstruksi dan rehabilitasi. Pertolongan pada waktu, dengan cara, dan
oleh orang yang tepat sangatlah krusial dalam tatalaksana kasus luka bakar mengingat
banyaknya masalah dan komplikasi yang dapat dialami penderita luka bakar. Oleh sebab
itu penting untuk mengetahui bagaimana tatalaksana dan perawatan yang tepat untuk
penderita luka bakar.

B. Rumusan Masalah
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan sebagai respon kulit akibat
proses patologis yang disebabkan oleh kontak langsung atau terpapar sumber-sumber
panas, listrik, zat kimia, dan radiasi. Luka bakar yang terjadi akan menimbulkan kondisi
kerusakan kulit selain itu juga dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Cedera luka
bakar yang dalam dan luas masih merupakan penyebab utama kematian dan disfungsi
berat jangka panjang. Pertolongan pada waktu, dengan cara, dan oleh orang yang tepat
sangatlah krusial dalam tatalaksana kasus luka bakar mengingat banyaknya masalah dan
komplikasi yang dapat dialami penderita luka bakar terutama saat perawatan. Pentingnya
perawatan yang sangat tepat pada pasien luka bakar menimbulkan pertanyaan
bagaimanakah asuhan keperawatan pada penderita luka bakar?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus pada
pasien dengan luka bakar yang akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang tepat pada klien dengan luka
bakar berdasarkan patofisiologi terjadinya luka bakar.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi luka bakar;
b. Mengetahui etiologi/penyebab terjadinya luka bakar;
c. Mengetahui klasifikasi luka bakar;
d. Mengetahui manifestasi klinis luka bakar;
e. Mengetahui evaluasi diagnostik untuk menilai tingkat keparahan luka bakar;
f. Mengetahui patofisiologi hingga terjadinya masalah keperawatan pada pasien
luka bakar;
g. Mengetahui pemberian asuhan keperawatan yang tepat pada pasien luka bakar.

Anda mungkin juga menyukai