Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS TIMBAL DALAM

SHAMPO, KRIM RAMBUT


DAN CAT RAMBUT

PENDAHULUAN
Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam

berat ini dapat dibagi dalam dua jenis


Logam berat dapat menimbulkan efek kesehatan
bagi manusia tergantung pada bagian mana
logam berat tersebut terikat dalam tubuh.
Daya racun yang dimiliki akan bekerja sebagai
penghalang kerja enzim, sehingga proses
metabolisme tubuh terputus.
logam berat ini akan bertindak sebagai penyebab
alergi, mutagen, teratogen atau karsinogen bagi
manusia

Lanjutan
Logam berat jika sudah terserap ke dalam tubuh maka tidak

dapat dihancurkan tetapi akan tetap tinggal didalamnya


hingga nantinya dibuang melalui proses ekresi
suatu lingkungan terutama di perairan telah terkontaminasi
(tercemar) logam berat maka proses pembersihannya akan
sulit sekali dilakukan
Konstaminasi logam berat ini dapat berasal dari faktor alam
seperti kegiatan gunung berapi dan kebakaran hutan atau
faktor manusia seprti pembakaran minyak bumi,
pertambangan, peleburan, prose industri, kegiatan
pertanian, pertenakan dan kehutanan, serta limbah buangan
termasuk sampah rumah tangga.

TIMBAL
Timbal adalah suatu logam berat berwarna

kelabu kebiru-biruan dengan titik leleh dan


didih 327 0C dan 1.620 C Pada suhu 550-600
0C, timbal menguap dan bereaksi dengan
oksigen dalam udara membentuk timbal
oksida.
Bentuk oksidasi yang paling umum adalah
timbal dan senyawa organometalik yang
terpenting adalah timbal tetraetil, timbal
tetrametildan timbal stearat.

Kadar timbal yang terdapat dalam air minum

dan makanan per hari anatara 0,0033 mg0,005 mg / kg bobot orang dewasa, tetapi hal
ini belum ditambah dengan pencemaran dari
udara kota sebesar 0,0013 mg/kg bobot
badan orang dewasa.

Toksisitas timbal (Pb)


Pengaruh toksisitas akut Pb agak jarang

ditemui, tetapi pengaruh toksisitas kronik


paling sering ditemukan
Pengaruh toksisitas kronis sering dijumpai
pada pekerja tambang dan pabrik pemurnian
logam, pabrik mobil (proses pengecatan),
penyimpanan bateri, percetakan, pelapisan
logam dan pengecatan system semprot

Timbal adalah logam toksik yang bersifat kumulatif,

sehingga mekanisme toksisitasnya dibedakan


menurut beberapa organ yang dipengaruhinya yaitu
sebagai berikut:
1. Sistem haemopoietik : Pb menghambat system
2.
3.
4.
5.
6.

7.

pembentukan hemoglobin sehingga menyebabkan anemia.


Sistem saraf pusat dan tepi: dapat menyebabkan gangguan
ensepfalopati dan gejala gangguan system saraf perifer.
Ginjal: dapat menyebabkan aminoasiduria, fosfaturia,
glukosuria, nefropati, fibrosis dan atrofi glomerular.
Sistem gastro-intestinal: menyebabkan kolik dan kosnstipasi
Sistem kardiovaskuler: menyebabkan peningkatan
permiabilitas pembuluh darah
Sistem reproduksi : dapat menyebabkan kematian janin
waktu melahirkan pada wanita dan hipospermi dan
teratospermia pada pria.
Sistem endokrin: mengakibatkan gangguan fungsi tiroid dan
fungsi adrenal

Heme (Hb)
Suskinil CoA+ Glisin
Sintesis deltaaminolevulinik
acid

Feroketalas
e
Fe2+

deltaaminolevulinik acid

Protoporfirin
IX
Mitokondria

Fe2+
deltaaminolevulinik acid
dehidrase
Porpobilinogen

Uroforfirinogen
III

Sitosol
Tranfer

*)

metabolit

Korproporfirinogen III

Gambar 5. Proses Penghambatan Pb (dalam kotak

Dosis
keracunan
Pb

Anak sapi : 400-600 mg/kg


Sapi dewasa : 600 800 mg/kg
Domba : Pb =2,5% = 1,25 kg dengan berat 50 kg
Bayi dan anak-anak biasanya lebih peka
terhadap toksisitas Pb daripada orang dewasa.
Menurut Bolger dkk. (1996), hal ini disebabkan :
1. Mereka mengkonsumsi makanan lebih banyak untuk

setiap unit berat badannya


2. Absorbsi Pb-nya lebih intensif dalam saluran
pencernaan,
3. Organ seperti otak, ginjal, dan hati masih relatif muda
dan masih terus
berkembang.

Senyawa Pb organik terutama bersifat

neurotoksik. Bila kadar Pb darah di atas 80


mg/dl (800 ppm) dapat terjadi
ensefalopati, keadaan ini disertai oleh
munculnya ataksia, koma dan kejangkejang. Pada tingkat lebih rendah (40-50
mg/dl atau 400-500 ppm) berakibat IQ
yang menurun. Kondisi ini mungkin
disebabkan rusaknya fungsi neutransmitter
dan ion kalsium. Senyawa tetraetil Pb dan
tetrametil Pb yang merupakan senyawa Pb
organik dapat menyebabkan ensefalopati
melalui penyerapan kulit ataupun
penghirupan (Saibi, 2003).

Tabel 1

Perbandingan Tingkat Kecerdasan (IQ) Rata-rata antara Anak yang


Kandungan Pb dalam Darahnya Rendah dan Tinggi
Pb Darah

Kelompok
I
II

(g/dl)
63,39
26,27

Anak Umur 2 3 th
Wanita pria

jumlah

(IQ)
A

16

17

33

64,81

68,64

65,79

19

11

30

75,13

79,67

74,47

A = full scale, B = verbal, C = performance


Sumber : Molina dkk. (1983).

Analisis Kualitatif Pb pada Shampo,


krim rambut & cat rambut
Metode : Tes Kualitatif
Alat :
Tabung reaksi
Lampu spiritus
Pipet
Kertas saring

Pereaksi :
Eter
HCl 1:10
HNO3
NaOH
KI 1 N
Aquadest

Prosedur Pemeriksaan
5 gram krim dlm krus + H2SO4 pekat bbp

tetes, dipijarkan sampai putih. Setelah dingin


+ HCl 1;1 dan diwaterbath 15. Sisa
penguapan dibasahi 3 tetes HCl + 10 ml
Aqua, panaskan diamkan 2, netralkan dg
amonia 10% dan disaring. Filtrat diuji
terhadap Pb.

Identifikasi kandungan Pb dapat dilakukan dengan

mereaksikan suatu sampel air dengan pereaksi HCl


yang akan membentuk endapan putih timbal klorida
dengan reaksi:
Pb2+ + 2Cl- PbCl2
Jika direaksikan dengan KOH akan membentuk
endapan putih timbal hidroksida dengan reaksi berikut:
Pb2+ + OH- Pb(OH)2
Endapan kuning timbal iodida akan dihasilkan apabila
ion Pb2+ direaksikan dengan KI yang akan membentuk
reaksi:
Pb2+ + 2I- PbI2
Ion Pb2+ direaksikan dengan K2CrO4 akan membentuk
endapan kuning timbal kromat dengan reaksi:
Pb2+ + CrO42- PbCrO4

Referensi
AC Moffat, Clarkes Isolation and Identification

of Drugs, 2nd,the Pharmaceutical Press,


London, 1986.
G Svehla, Vogel : Textbook of macro and
semimicro qualitatif inorganic analysis,
longman group limited, london, 1979.

Anda mungkin juga menyukai