Anda di halaman 1dari 3

Dalam proses menulis pasti ada proses kreatif.

Yang perlu diperhatikan adalah proses kreatif


dalam menulis itu sendiri. Proses kreatif yang dimaksud ada 6: Ide, Sinopsis, Draft, Writing,
Editing, Sending.
1. Ide
Penulis yang kreatif dan produktif akan selalu memiliki ide untuk membuat tulisan. Masingmasing penulis memiliki ide menarik yang berbeda, tergantung imajinasi mereka. Ide
sederhana bisa menjadi super dan ide super bisa menjadi biasa. Jadi bagaimana ide itu
berkembang menarik tergantung penulis menuangkannya dalam naskah. Namun, yang utama
adalah bagaimana cara mendapatkan ide untuk menulis. Ini yang biasa saya lakukan dalam
mendapatkan ide: baca, nonton, jalan-jalan ke toko buku, lihat-lihat buku orang lain, ngobrol
dan mendengarkan curhatan temen, browsing, bermimpi, berimajinasi.
Setelah mendapatkan ide, tulis ide itu di word paling hanya 1 paragraf, yang berisi inti cerita
dan mencakup 5W+1H. Kenapa harus ditulis? Agar ide itu tidak menguap dan karena kita
sering lupa. Jadi, ketika ada ide, lebih baik langsung tulis idenya.
Contoh paragraf inti cerita:
Cewe blasteran Indo-Prancis, tinggal di Paris. Saat liburan ia bertemu dengan mahasiswa
Indo, cowo, ganteng, tapi dingin, mereka ga sengaja ketemu karena cewe itu jatuh terpelese
menabrak cowo itu sampai jatuh, mereka jatuh di depan menara Eiffel saat salju.
2. Sinopsis
Sinopsis adalah ringkasan cerita dari awal sampai akhir. Sinopsis itu gambaran singkat dari
seluruh cerita yang kita tulis untuk dibaca oleh editor. Selain membantu memudahkan editor
untuk menyeleksi naskah, sinopsis juga membantu dalam mengembangkan cerita. Jadi jika
ide hanya satu paragraf, sinopsis jauh lebih lengkap karena membuat awal, konflik, akhir
cerita yang dikemas dalam 1-2 halaman. Saran saya, sinopsis ditulis di awal sebelum
membuat tulisan lengkap. Kasar saja. Nanti diperbaiki diakhir setelah cerita selesai.
Sinopsis yangg dtulis di awal hanya sebagai guide. Jadi kalo acak2 ga masalah, namun
sinopsis untuk editor harus rapi & menarik untuk dibaca. Sinopsis yang dikirim untuk editor
berbeda dengan ringkasan cerita yang berada di belakang cover. Sinopsis itu untuk membuat
editor tertarik, sedangkan ringkasan cerita di belakang cover untuk menarik calon pembaca
penasaran. Sinopsis untuk editor sebaiknya dibuat tidak menggunakan kalimat tanya dan
harus menceritakan secara singkat isi novel: awal, konflik, klimaks, anti klimaks dan ending.
Pada akhirnya, membuat sinopsis seperti membuat rangkuman atau review buku.
3. Draft
Draft adalah kerangka cerita. Beberapa orang menyebutnya outline. Dengan draft bisa
mempermudah proses penulisan apalagi jika kamu sibuk. Gampangnya seperti daftar isi
buku, yang menunjukkan ada apa saja isinya. Misalnya kamu akan menulis 30 bab dalam
novel; bab 1 judulnya cowok jutek. Kemudian deskripsikan secara singkat apa saja yang
akan ditulis tentunya dengan 5W+1H.
Jadi, selain memudahkan kamu untuk menulis karena tercantum gambaran singkat cerita
yang akan dikembangkan, draft menjaga agar kamu tidak lupa dengan alur cerita yang akan

kamu tulis. Jika di tengah-tengah proses penulisan draft berubah, itu tidak masalah. Draft
bisa dimodifikasi dan improvisasi agar lebih baik dari draft awal. Sebaiknya membuat draft
setiap bab agar lebih mudah saat menulis.
4. Writing
Dalam proses menulis, fokus dan konsisten adalah hal yang paling penting. Jika tidak fokus
dan konsisten, jangan harap naskahmu cepat selesai. Utamakan deadline yang paling cepat
sehingga kamu segera selesai menulis. Gunakan draft/outline untuk mempermudah saat
menulis. Jangan diedit dahulu karena akan memerlukan waktu yang lama. Lakukan riset
terlebih dahulu untuk bahan tulisanmu kemudian simpan file tersebut dengan rapi. Kerjakan
yang sedang kamu kerjakan/on going. Biasanya penyakit penulis pemula adalah menulis tapi
tidak selesai.
Jadi, jika punya ide untuk naskah berikutnya atau naskah lain sebaiknya tulis ide itu dalam
word lalu save. Jangan lupa di back up, misalnya save di beberapa tempat; laptop, harddisk,
drop box, google drive, email.
5. Editing
Lakukan self-editing. Karena pada saat mengedit naskah, kita akan melihat banyak kesalahan
seperti penggunaan kalimat yang tidak padu, typo, ketidaklogisan cerita, dll. Beberapa hal
yang harus dimiliki saat mengedit adalah keinginan mengedit itu sendiri. Karena edit itu bikin
males apalagi penulis pemula yang pinginnya langsung kirim naskah ke penerbit padahal
tulisannya masih berantakan banget.
Kedua, miliki pemahaman dasar EYD minimal memilah dan memilih kata yang benar.
Sebaiknya editing dilakukan hari ke1-3 setelah naskah selesai. Karena editing itu cukup
melelahkan sampai menghabiskan waktu 1-3 hari. Apalagi jika saat editing, tulisannya
berantakan, bisa memerlukan waktu 1 minggu untuk merombak naskah.
Jadi, editing ini bisa membuat naskah lebih baik dan memberi nilai plus jika dibaca oleh
editor. Kamu bisa memakai bantuan comment di word agar mudah sampai mana proses
editingmu.
6. Sending
Pilihlah penerbit mana yang akan dikirimi naskahmu. Kemudian lihat dan ikuti ketentuan
pengiriman naskah. Biasanya ada di web penerbitnya. Ada yang via email atau via pos. Saat
pengiriman naskah, sertakan data diri lengkap, sinopsis dan naskahnya. Minta konfirmasi
kesampaian naskah untuk menghindari email yang masuk di spam. Biasanya penerbit akan
review novel selama 1-6 bulan. Jadi, setelah kirim naskah langsung nulis naskah baru. Jangan
menanyakan pada editor gimana naskah saya? atau naskah saya diterima ga?. Itu akan
mengganggu kerja editor. Tunggu saja informasi dari penerbit. Sesekali boleh kok tanya, tapi
jangan sering dan terus menerus.
Jadi, jangan pernah kirim 1 naskah yang sama ke banyak penerbit.
Nah, itu tadi berbagai proses kreatif menulis dari Kak Sienta Sasika Novel. Semoga
bermanfaat ilmunya. Selamat berkarya :)

Anda mungkin juga menyukai