Mungkin pernah tersirat di dalam benakmu bahwa kau telah salah memilihku menjadi
pasanganmu. Kadang kala aku mengganggumu dengan semua rajuk manjaku. Aku juga
sering membatasi kebebasanmu yang tak sama lagi seperti dulu. Aku sering tertidur lebih
dulu saat kau pulang larut malam.
Tetapi, di saat kau sibuk dengan pekerjaanmu, ingatlah bahwa aku selalu setia menunggumu.
Kudoakan kau di dalam kecemasanku. Dan saat aku rela pergi bersama dirimu, ingatlah
bahwa ada banyak orang yang kutinggalkan demimu. Orang tuaku, sanak saudaraku, sahabatsahabatku. Dan kubiarkan kau mengisi seluruh kekosongan hatiku.
Saat aku tak sengaja melakukan sebuah kesalahan. Janganlah ego dan kekasaran yang
ditunjukkan. Tetapi perlakukan aku dengan lembut dan bicaralah dalam ketenangan.
Saat aku ingin kau menemaniku, dan kau terlarut dalam kesibukanmu, hatiku teriris dan haus
akan perhatianmu. Yang kupinta adalah sedikit perhatianmu itu.
Saat kau ingin pergi dan aku ingin kau tinggal di sisiku, percayalah itu bukan melulu karena
cemburu. Tetapi karena aku tak ingin jauh darimu.
Saat aku menangis tersedu, aku ingin kau memelukku dan mengatakan "semuanya akan baikbaik saja."
Saat aku sedang gusar, peganglah tanganku. Tanpa berkata apapun aku tahu bahwa kau tak
akan pernah meninggalkan aku.
Ceritakan semuanya kepadaku, bukan seperti kau bercerita kepada pasanganmu, tetapi seperti
kau kepada sahabatmu.
Apabila keinginanku mulai terlalu banyak, ingatkan aku untuk selalu bersyukur memilikimu.
Dan bahwa semua yang dimiliki di dunia ini akan kita tinggalkan kelak.
Dan bila aku dikalahkan oleh rasa kantukku, bangunkan aku dengan lembut. Ingatkan aku
akan tanggung jawab yang belum kuselesaikan. Bukan dengan suara garang yang membuat
nyaliku ciut.
Ketika kau sedang terhanyut dalam lautan emosi, pandang mataku dalam-dalam. Jauh di
dalam beningnya, ada cinta untukmu, dan akulah yang kau cintai itu.
Istrimu..