secara tepat, masyarakat akan mampu mencegah terjadinya kecelakaan kerja, menghindari
adanya korban juga.
Program K3 di rumah sakit dilaksanakan untuk melindungi pegawai, pasien maupun
masyarakat lainnya dari kemungkinan terjadinya kecelakaan baik di dalam maupun di luar
rumah sakit.
Di samping itu, juga untuk menjaga agar peralatan dan bahan yang
dipergunakan selama proses pelayanan kesehatan dapat dipakai dan dimanfaatkan secara
benar, efisien, dan produktif.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Memberikan petunjuk kepada pegawai RSUD Syekh Yusuf khususnya pegawai
yang rawan terhadap ancaman kesehatan dan keselamatan kerja agar dalam
melaksanakan tugasnya didapat suatu dasar, satu pengertian dan tata cara
pelaksanaan yang memadai
2. Tujuan
1. Sebagai pedoman bagi pegawai RSUD Syekh Yusuf
guna menyikapi,
melaksanakan, dan menindak lanjuti fungsi dari keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Menciptakan budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja di RSUD Syekh Yusuf.
C. Pengertian
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan
peralatan, baik berupa peralatan kesehatan maupun non kesehatan yang dipergunakan oleh
pegawai, penderita maupun pengunjung di rumah sakit.
BAB II
PENGORGANISASIAN K3 RS. ........
I.
STRUKTUR ORGANISASI
II.
SUSUNAN KEPANITIAAN
A. Tenaga Staf Panitia K3RS
NAMA
JABATAN
Ketua
Wakil Ketua
Sekertaris
= 3 orang
2. Kepala Bagian
= 7 orang
3. Kepala Ruangan
= 10 orang
4. Kepala Instalasi
= 4 Orang
III.
URAIAN TUGAS
I.
TUGAS POKOK :
WEWENANG :
URAIAN TUGAS :
PERSYARATAN :
JABATAN
TANGGUNG :
JAWAB
II.
TUGAS POKOK :
WEWENANG :
III.
URAIAN TUGAS :
PERSYARATAN :
JABATAN
TANGGUNG :
JAWAB
TUGAS POKOK :
WEWENANG :
URAIAN TUGAS :
PERSYARATAN :
JABATAN
TANGGUNG :
JAWAB
IV.
TUGAS POKOK :
WEWENANG :
URAIAN TUGAS :
PERSYARATAN :
JABATAN
TANGGUNG :
JAWAB
V.
TUGAS POKOK :
WEWENANG :
URAIAN TUGAS :
PERSYARATAN :
JABATAN
TANGGUNG :
JAWAB
VI.
TUGAS POKOK :
WEWENANG :
VII.
URAIAN TUGAS :
PERSYARATAN :
JABATAN
TANGGUNG :
JAWAB
Minimal D3 Keperawatan.
TUGAS POKOK :
WEWENANG :
VIII.
URAIAN TUGAS :
PERSYARATAN :
JABATAN
TANGGUNG :
JAWAB
Minimal D3 Keperawatan.
Bertanggung jawab kepada Ketua Panitia K3 RS. .........
TUGAS POKOK :
WEWENANG :
URAIAN TUGAS :
PERSYARATAN :
JABATAN
TANGGUNG :
JAWAB
BAB III
IMPLEMENTASI K3 DI RS. ........
I. PENANGGULANGAN KEBAKARAN RS. ........
A. Pengertian
Keadaan Darurat: Keadaan darurat disini adalah setiap kejadian yang dapat menimbukan
gangguan terhadap kelancaran operasi / kegiatan di lingkungan lingkungan Rumah
Sakit ........ yang meliputi kejadian kebakaran, peledakan, kecelakaan, gangguan tenaga,
gangguan keamanan dan bencana alam.
Kebakaran: Adalah suatu peristiwa terbakarnya peralatan, unit kerja atau instalasi
disebabkan api sebagai akibat reaksi kimia (reaksi oksidasi) yang bersifat eksotermis
dan diikuti oleh pengeluaran cahaya, panas, serta dapat menghasilkan nyala api dan bara.
Kebakaran Kecil: Adalah kebakaran
yang
dapat
ditanggulangi
maupun
oleh
karyawan
bersama-sama dengan
menggunakan
Tim
alat
usaha
kemungkinan
mengatasi
kejadian kebakaran,
suatu
gangguan
teknis
yang
dapat menghambat/
mengakibatkan terhentinya penyaluran tenaga seperti listrik, air dan sebagainya yang
dapat menimbulkan bahaya.
Gangguan Keamanan: Adalah suatu kejadian non teknis yang mengganggu keamanan
dan menjurus kepada pengrusakan seperti huru-hara, demonstrasi liar dan sebagainya
yang dapat menimbulkan bahaya.
Bencana Alam: Adalah suatu kejadian yang disebabkan oleh faktor alam seperti gempa
bumi, angin topan, banjir dan sebagainya yang dapat menimbulkan bahaya.
Lantai Rawat: Adalah lantai / ruangan yang dipergunakan sebagai tempat pasien rawat
tinggal.
Lantai Non Rawat: Adalah lantai / ruangan yang tidak dipergunakan untuk rawat inap.
Lantai Z: Adalah lantai tempat terjadinya kebakaran
Daerah Rawan Bakar Tinggi: Adalah unit kerja yang memenuhi kriteria rawan terhadap
terjadinya risiko kebakaran, baik karena penyalaan sendiri maupun akibat kelalaian
petugas.
B. Prosedur Penanggulangan
Langkah-langkah:
1. Kebakaran Kecil.
Apabila terjadi kebakaran di area gedung, petugas yang pertama kali menemukan
kebakaran segera memadamkan api dengan alat pemadam api yang tersedia atau
dengan karung/kain basah yang ada sambil meminta pertolongan ke petugas yang ada.
Bila usaha pemadaman dini tidak bisa dilakukan, segera hubungi petugas jaga/piket
(jaga ksatrian). Setelah mendapat laporan berlaku prosedur pemadaman kebakaran
tingkat II / sedang.
2. Kebakaran Besar.
2.1
Berusaha memadamkan api dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan
Hydrant, Hydrant dipergunakan setelah listrik dipadamkan.
Bila tidak mampu menguasai api, keluar dari lokasi api dengan
cepat,
Jaga ketat jangan sampai ada yang berusaha masuk ke gedung atau
meninggalkan kelompok, sebelum ada instruksi lebih lanjut.
2.1.3.
-
Tim Penyelamat:
2.1.5.
10
PENGERTIAN
Bencana adalah suatu peristiwa yang disebabkan oleh alam atau manusia yang
mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan
lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum, serta menimbulkan gangguan
terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat dan pembangunan nasional
yang memerlukan pertolongan dan bantuan secara khusus. Guna untuk kepentingan
kelancaran penanganan dan kesamaan istilah dengan Badan Koordinasi Nasional
Penanggulangan Bencana, maka korban bencana dikelompokkan dalam :
Bencana Tk. I
11
obat-obatan
yang
telah
tersedia
untuk
12
4.
5.
6.
dengan
koordinasi
dinas
terkait
untuk
mencari
penampungan
sementara.
13
PENGERTIAN
Bahan berbahaya dan beracun adalah bahan atau zat yang mempunyai karakteristik
mudah terbakar, mudah meledak, beracun bersifat reaktif koroksif atau menyebabkan
infeksi.
Bahan Mudah Terbakar : Bahan yang apabila berdekatan dengan api, percikan api,
gesekan atau sumber nyala lain akan, mudah menyala / terbakar dan apabila telah nya
akan terus terbakar dalam waktu lama.
Bahan Mudah Meledak : Bahan yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas
dengan suhu dan tekanan yang tinggi yang dengan cepat merusak lingkungan sekitar
Bahan Bersifat Reaktif : Bahan yang mudah menyebabkan kebakaran atau ledakan
karena sifat kimia yang tidak stabil pada suhu tinggi karena mengalami oksidasi.
Bahan Korosif : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit atau mengkorosikan
baja.
Bahan Infeksious : Bahan yang berbahaya bagi lingkungan karena mengandung
kuman penyakit yang dapat menular.
Bahan Beracun : Adalah bahan yang mengandung racun berbahaya bagi manusia dan
lingkungan karena dapat menyebabkan kematian atau sakit serius
Bahan Iritan : Adalah bahan yang dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit dan
selaput lendir
Material Safety Sheet ( MSDS ) : Lembar data pengaman Bahan adalah lembar
petunjuk yang berisi informasi tentang sifat fisik, kimia dari bahan berbahaya dan
beracun, cara pengamanan dan tindakkan khusus yang dapat dilakukan dalam keadaan
darurat apabila terpapar bahan berbahaya dan beracun.
B.
KETENTUAN
1. Pemesanan
a. Pemesanan Bahan berbahaya dan beracun dapat dilakukan apabila disertai
permintaan tertulis yang ditandatangani oleh kepala bagian logistik farmasi
b. Pemesanan bahan berbahaya dan beracun menggunakan nota pemesanan
yang terpisah dengan bahan yang tidak termasuk bahan berbahaya dan
beracun
c.
d. Pemesanan dilakukan melalui Distributor resmi yang terdaftar pada balai POM
atau Departemen perindustrian dan perdagangan
14
d. Setiap B3 yang diserahkan harus telah memiliki tanda peringatan sesuai dengan
jenis dan bahayanya. Simbol bahaya dan petunjuk P3K yang mudah dilihat,
dibaca, dimengerti dan tidak luntur
e. Bahan berbahaya dan beracun tidak dapat diterima apabila :
1) Dokumen tidak lengkap
2) Sudah kadaluarsa
3) Label yang tertera pada bahan dan dokumen tidak cocok
f.
15
BAHAN TOKSIK
BAHAN KOROSIF
BAHAN OKSIDATOR
16
17
18
19
20
benturan mekanis
21
AIR RAKSA
a.
Nama Kimia
: Hg
b.
Nama Lain
: Mercury
c.
Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui, inhalasi, tertelan. Absorbsi kulit, atau kontak dengan
mata.
d.
Gejala Keracunan :
1)
Mata
: Iritasi mata
2)
Kulit
: Iritasi Kulit
3)
e.
Pertolongan Pertama
1)
2)
3)
f.
2.
4)
5)
6)
Pencegahan
1)
2)
ALKOHOL
a.
Nama Kimia
: Ethyl Alkohol
b.
Nama Lain
: Alkohol Ethanol
c.
Pemaparan
22
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi tertelan atau kontak denga kulit / mata
d.
Gejala Keracunan
1)
Mata
: Iritasi mata
2)
Kulit
: Iritasi Kulit
3)
Inhalasi
e.
Pertolongan Pertama
1)
2)
3)
4)
f.
g.
3.
Pencegahan Pemaparan
1)
2)
Pencegahan
1)
2)
BARIUM SULFAT
a.
Nama Kimia
: BaSO4
b.
Nama Lain
: Barium Sulfate
c.
Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi mellaui inhalasi, tertelan atau kontak dengan
mata/kulit.
d.
Gejala Keracunan
1)
Mata
: Iritasi mata.
2)
Kulit
3)
Inhalasi
e.
Target Organ
Mata, kulit, saluran pernapasan, kardiovaskular.
f.
Pertolongan Pertama
23
1)
g.
2)
3)
Pencegahan Pemaparan
Hindari kontak dengan mata/kulit.
4.
CIDEX
a.
Nama Kimia
: Glutaraldehyde (OCH(CH2)3CHO)
b.
Nama Lain
: Cidex
c.
Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, absorbsi kulit, tertelan atau kontak
dengan kulit/mata.
d.
e.
Gejala Keracunan
1)
Mata
: Iritasi mata.
2)
Kulit
3)
Target Organ
Mata, kulit, saluran napas.
24
f.
Pertolongan Pertama
1)
2)
3)
5.
ELPIJI
a.
Nama Kimia
: C3H8/C3H6/C4H10/C4H8
b.
Nama Lain
c.
Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi atau kontak dengan kulit/mata.
d.
e.
Gejala Keracunan
1)
Mata
2)
Kulit
: Frostbite.
3)
Target Organ
Saluran napas, CNS.
f.
Pertolongan Pertama
1)
2)
3)
6.
FENOL
a.
Nama Kimia
: C6H5OH
b.
Nama Lain
c.
Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, absorbsi kulit, tertelan atau kontak
dengan kulit/mata.
d.
Gejala Keracunan
1)
Mata
: Iritasi mata.
2)
Kulit
25
3)
26
e.
Target Organ
Mata, kulit, saluran napas, hati, ginjal.
f.
Pertolongan Pertama
1)
2)
3)
7.
FORMALIN
a.
Nama Kimia
: HCHO
b.
Nama Lain
c.
Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi atau kontak dengan mata/kulit.
d.
Gejala Keracunan
1)
Mata
2)
Kulit
: Iritasi kulit.
3)
e.
Target Organ
Mata, saluran napas.
f.
Pertolongan Pertama
1)
2)
3)
g.
Pencegahan Pemaparan
Hindari kontak dengan mata/kulit.
8.
FREON
a.
Nama Kimia
: CCl4
b.
Nama Lain
c.
Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, tertelan, absorbsi kulit atau kontak
dengan mata/kulit.
27
d.
Gejala Keracunan
1)
Mata
: Iritasi mata.
2)
Kulit
: Iritasi kulit.
3)
e.
f.
Target Organ
1)
2)
Pertolongan Pertama
1)
2)
3)
g.
9.
Pencegahan Pemaparan
1)
2)
HIDROGEN PEROKSIDA
a.
Nama Kimia
: H2O2
b.
Nama Lain
c.
Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, tertelan atau kontak dengan
mata/kulit.
d.
e.
Gejala Keracunan
1)
Mata
2)
Kulit
3)
4)
Sistemik
Target Organ
Kulit, mata, saluran napas.
f.
Pertolongan Pertama
1)
2)
28
3)
g.
Pencegahan Pemaparan
1)
2)
3)
Nama Kimia
: CO2
b.
Nama Lain
c.
Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, tertelan atau kontak dengan
mata/kulit.
d.
Gejala Keracunan
1)
Mata
2)
Kulit
3)
e.
Target Organ
Saraf pusat, saraf perifer, cholinesterase darah.
f.
Pertolongan Pertama
1)
2)
3)
g.
Pencegahan Pemaparan
1)
2)
11. KLORIN
a.
Nama Kimia
: Cl2
b.
Nama Lain
c.
Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi atau kontak dengan kulit/mata.
d.
Gejala Keracunan
29
1)
Mata
2)
Kulit
: Dermatitis, frostbite.
3)
e.
Target Organ
Mata, kulit, saluran napas.
30
f.
Pertolongan Pertama
1)
2)
3)
4)
g.
Kortikosteroid, antibiotika.
Pencegahan Pemaparan
Hindari kontak dengan mata/kulit
Nama Kimia
: CH2
b.
Nama Lain
c.
Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi atau kontrak dengan kulit/mata.
d.
e.
Gejala Keracunan
1)
Mata
2)
Kulit
: Frostbite
3)
Target Organ
Saluran napas, saraf pusat.
f.
Pertolongan Pertama
1)
2)
3)
g.
Pencegahan
1)
2)
Pakai masker.
13. METHANOL
a.
Nama Kimia
: CH3OH
b.
Nama Lain
31
c.
Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, absorbsi kulit, tertelan atau kontak
dengan kulit/mata.
d.
Gejala Keracunan
1)
Mata
2)
Kulit
: Iritasi, dermatitis.
3)
e.
Target Organ
Mata, kulit, saluran napas, CNS, GIT.
f.
Pertolongan Pertama
1)
2)
3)
g.
4)
5)
Pencegahan
1)
2)
Nama Kimia
: NaOH
b.
Nama Lain
c.
Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, tertelan, absorbsi kulit, kontak dengan
kulit/mata.
d.
Gejala Keracunan
1)
Mata
: Iritasi mata.
2)
Kulit
3)
e.
Target Organ
Mata, kulit, saluran napas.
f.
Pertolongan Pertama
32
1)
2)
3)
g.
Pencegahan
1)
2)
Nama Kimia
: N2O
b.
Nama Lain
c.
Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, tertelan atau kontak dengan
kulit/mata.
d.
Gejala Keracunan
1)
Mata
2)
Kulit
3)
e.
Target Organ
Mata, saluran napas, kardiovaskular.
f.
Pertolongan Pertama
1)
2)
3)
g.
Pencegahan
1)
2)
16. NITROGLISERIN
a.
Nama Kimia
: CH2NO3CHNO3CH2NO3
33
b.
Nama Lain
c.
Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, absorbsi kulit, tertelan atau kontak
dengan kulit/mata.
d.
Gejala Keracunan
1)
Mata
: Iritasi mata
2)
Kulit
: Iritasi kulit
3)
e.
Target Organ
Kardiovaskuler, darah, kulit, saraf pusat
f.
Pertolongan Pertama
1)
2)
3)
g.
Pencegahan Pemaparan
1)
2)
3)
Pakai masker.
17. TIMBAL
a.
Nama Kimia
: Pb
b.
Nama Lain
: Lead, Plumbum
c.
Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui tertelan atau kontak dengan kulit/mata.
d.
Gejala Keracunan
1)
Mata
: Iritasi mata
2)
e.
Target Organ
Mata, saraf pusat, ginjal, saluran pernapasan, darah.
f.
Pertolongan Pertama
34
1)
2)
3)
g.
4)
5)
6)
Pencegahan
1)
2)
Pakai masker.
18. XYLENE
a.
Nama Kimia
: C6H4(CH3)2.
b.
Nama Lain
: Orthoxylene-O-Xylol.
c.
Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi atau kontak dengan mata/kulit.
d.
Gejala Keracunan
1)
Mata
2)
Kulit
: Iritasi, dermatitis.
3)
e.
Target Organ
Mata, kulit, saluran napas, saraf pusat, saluran cerna, darah.
f.
Pertolongan Pertama
1)
2)
3)
g.
Pencegahan
1)
2)
Nama Kimia
:-
35
b.
Nama Lain
c.
Pemaparan
:-
e.
Gejala Keracunan
1)
Mata
2)
Kulit
3)
4)
paru.
Target Organ
Kulit, mata, saluran napas.
f.
Pertolongan Pert0ama
1)
2)
3)
g.
Pencegahan Pemaparan
1)
2)
3)
36
IV.
Melakukan observasi lapangan dan mendata pegawai yang harus wajib menggunakan
Alat Pelindung Diri
Mempersiapkan Alat Pelindung Diri seperti : masker, sarung tangan disposible, sarung
tangan karet, sarung tangan kain, sarung tangan Pb, tutup kepala, helm, apron, baju
steril, sepatu boots, dan celemek.
Setiap calon pegawai yang dinyatakan diterimasebagai pegawai RS. ........ pada saat
rekrutmen diharuskan melakukan pemeriksaan kesehatan.
Dilakukan setiap satu tahun sekali untuk seluruh pegawai RS. .........
Lakukan pemeriksaan kesehatan yang meliputi pemeriksaan darah dan urine lengkap,
serta pemeriksaa foto thorax.
Menentukan pegawai pada unit kerja tertent yang akan dilakukan pemeriksaan
kesehatan.
Pelaksanaan pemeriksaan keehatan bagi pegawai yang memiliki rasio tinggi yang
meliputi foto thorax, HbsAg, liver fngsi test.
37
38
V.
sanitasi.
Secara luas ilmu sanitasi adalah penerapan dari prinsip-prinsip tersebut yang bisa
membantu dalam memperbaiki, menjaga atau memulihkan lingkungan manusia
sehingga kehidupan yang sehat dapat terwujud.
B. RUANG LINGKUP
1.
2.
3.
4.
Pengelolaan Limbah.
5.
6.
7.
Sterilisasi/Desinfeksi.
8.
Perlindungan Radiasi.
9.
C. LANDASAN HUKUM
1.
2.
3.
4.
39
5.
6.
Kepmen LH No. Kep-58/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Rumah
Sakit.
7.
Fasilitas Sanitasi
Penyediaan air
Keterangan
Air yang digunakan di RS. ........ bersumber dari air
2.
Toilet
tanah.
a. Ruang perawatan toilet disesuaikan dengan
ketentuan Permenkes No.1204 tahun 2004.
b. Tersedia toilet untuk umum bagi pengunjung
dan pengguna jasa RS. ........ disesuaikan
3.
Kamar Mandi
4.
berlaku.
a. Meliputi sampah padat medis dan non medis.
a. Tempat sampah
b. Gerobak Pengangkut Sampah
c. Tempat Sampah Sementara
(TPS).
d. Incinerator
5.
Jakarta.
Instalasi pengolahan air limbah yang digunakan di
6.
Pengendalian Serangga
7.
Killer.
Pengelolaan Penyehatan Makanan dan Minuman
Minuman
40
Tempat Pencucian
Pengertian
1)
Ruang bangun dan halaman rumah sakit adalah semua ruang/unit dan
halaman yang ada di dalam batas pagar rumah sakit (bangunan fisik
dan kelengkapannya) yang dipergunakan untuk berbagai keperluan dan
kegiatan rumah sakit.
2)
3)
4)
41
5)
b.
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
42
2)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
3)
b)
c)
d)
e)
f)
43
h)
i)
j)
k)
4)
b)
c)
44
Sumber bising biasanya hanya sesaat yaitu pada jam besuk, di luar
jam besuk kebisingan masih bisa ditolerir dalam batas normal.
Pengertian
1)
2)
3)
b.
b)
c)
d)
e)
Bahan makanan yang tidak dikemas harus baru dan segar, tidak
basi, busuk, rusak dan berjamur, dan tidak menggunakan bahan
makanan yang memakai bahan pengawet dan pewarna.
45
2)
b)
c)
Makanan yang mudah busuk disimpan dalam suhu panas lebih dari
65,5C atau dalam suhu dingin kurang dari 4C atau dalam suhu
dingin kurang dari 4C sampai 1C.
d)
e)
f)
3)
Pengolahan Makanan
a)
b)
Tidak merokok.
46
c)
4)
Pendistribusian Makanan
5)
Penyajian Makanan
6)
47
48
Jumlah kebutuhan air minum dan air bersih RS. ........ tergantung
kepada berbagai pelayanan yang ada di rumah sakit.
Semakin banyak pelayanan yang ada di rumah sakit semakin besar
jumlah kebutuhan air.
Secara umum perkiraan kebutuhan air bersih minimal 500
liter/hari/tempat tidur.
4) Pemeriksaan Kualitas Air Bersih
Pemeriksaan kualitas air bersih dilaksanakan 3 bulan sekali ke
Dinas Pertambangan dan Energi.
Parameter yang diperiksa sesuai dengan Permenkes RI
No.416/Per/X/1990.
5) Desinfeksi Sistem Saluran Air
Desinfeksi akan lebih efektif bila dilakukan upaya untuk mencegah
kontaminasi permukaan dalam pipa sebelum dan selama dipasang
pipa hendaknya disimpan di tempat bersih, dan di setiap ujung
hendaknya ditutup, sistem harus diglonir keseluruhan sebelum
didesinfeksi.
4. Pengolahan Sampah dan Limbah Rumah Sakit
a.
Pengertian
1)
2)
3)
4)
5)
49
7)
8)
9)
b.
b)
50
Limbah Cair
Semua limbah cair RS. ........ sebelum dibuang ke badan air
terlebih dahulu diolah dengan IPAL sistem tabung.
51
c.
Pewadahan
b)
Pengumpulan
52
pemusnahan. Alat pengangkut limbah medis benda tajam dan non benda
tajam menggunakan
Pemusnahan
53
54
j)
Alur lalu lintas linen kotor dan bersih terpisah mulai dari pintu masuk Unit
Laundry.
k) Petugas laundry sebelum dan sesudah bekerja harus selalu mencuci tangan.
l)
Alat Pelindung Diri (APD) yang harus digunakan oleh petugas laundry yaitu :
Masker
Sepatu Boot
f. Standar Material
Pemilihan material linen disesuaikan dengn fungsi, cara perawatan, dan
penampilan yang diharapkan.
g. Standar Ukuran dan Jumlah
Linen rumah sakit merupakan barang habis pakai yang mempunyai standar
ukuran yang diperhitungkan tidak dari penggunaannya tetapi juga dari biaya
pengadaan dengan adanya ukuran tempat tidur standar maka ukuran linen
distandarkan menjadi:
Jenis linen yang digunakan di RS. ........:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Jenis Linen
Laken
Steek laken
Sarung bantal
Sarung guling
Selimut salur
Selimut tebal
Laken VIP/Bunga
Bed cover
Perlak merah + biru
Pernel
Lap tangan
Doek besar
Doek sedang
Doek kecil
Laken putih
Baju pasien ukuran (S)
Jumlah
297
207
248
100
68
44
47
14
159
127
10
10
10
10
5
51
Ukuran
P = 238 cm, L = 138 cm
P = 149 cm, L = 75 cm
P = 65 cm, L = 47 cm
P = 95 cm, L = 33 cm
P = 168 cm, L = 157 cm
P = 190 cm, L = 150 cm
P = 236 cm, L = 160 cm
P = 203 cm, L = 150 cm
P = 134 cm, L = 74 cm
P = 123 cm, L = 72 cm
P = 56 cm, L = 50 cm
P = 150 cm, L = 150 cm
P = 100 cm, L = 100 cm
P = 50 cm, L = 50 cm
P = 256 cm, L = 150 cm
S
55
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
49
64
62
310
206
33
21
9
172
23
128
22
30
70
2
26
43
8
13
140
10
38
40
35
M
L
XL
P = 5 m, L = 1,5 m
(Deterjen)
2) Chemca
(Pemutih)
3) Chemsour
(Pelembut)
4) STTP
(Penghilang Minyak)
5) Presept
(Desinfektan)
6) Oxalid Exid
(Menghilangkan Noda)
7) Creolin
(Pembersih Lantai)
8) Lysol
(Desinfektan)
Pengertian
1)
56
2)
Vektor (serangga dan tikus) dalam program sanitasi rumah sakit adalah
semua jenis serangga dan tikus yang dapat menularkan beberapa
penyakit tertentu, merusak bahan pangan di gudang dan peralatan
instalasi rumah sakit.
3)
j.
b. Pengendalian Kecoa
c.
Pengendalian Lalat
d. Pengendalian Tikus
57
3) Pemeliharaan Kebersihan
a. Penampungan, pengangkutan, dan pembuangan sampah yang
benar dan sesuai dengan ketentuan merupakan unsur
pengendalian yang sangat penting.
b. Diusahakan tidak terjadi penumpukan sisa makanan menginap di
dalam ruangan.
c.
4) Tenaga Pengelola
a. Bagian Rumah Tangga dan Maintenance.
7. Sterilisasi/Desinfeksi
k.
Pengertian
1) Dekontaminasi adalah upaya mengurangi dan atau menghilangkan
kontaminasi oleh mikroorganisme pada orang, peralatan, bahan, dan
ruang melalui desinfeksi dan sterilisasi dengan cara fisik dan kimiawi.
2) Desinfeksi adalah upaya untuk mengurangi/menghilangkan jumlah
mikroorganisme patogen penyebab penyakit (tidak termasuk spora)
dengan cara fisik dan kimia.
3) Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme
dengan cara fisik dan kimia.
l.
8. Perlindungan Radiasi
m.
Pengertian
1) Radiasi adalah emisi dan penyebaran energi melalui ruang (media) dalam
bentuk gelombang elektromagnetik atau partikel-partikel atau elementer
dengan kinetik yang sangat tinggi yang dilepaskan dari bahan atau alat
radiasi yang digunakan oleh instansi di rumah sakit.
2) Pengamanan dampak radiasi adalah upaya perlindungan kesehatan
masyarakat dari dampak radiasi melalui promosi dan pencegahan risiko
atas bahaya radiasi, dengan melakukan kegiatan pemantauan, investigasi
58
dan mitigasi pada sumber, media lingkungan dan manusia yang terpajan
atau alat yang mengandung radiasi.
3) Pemantauan radiasi adalah pemeriksaan rutin tingkat energi radiasi di
ruang kerja dan tingkat pemaparan pada kerja.
4) Evaluasi radiasi adalah rangkaian kegiatan sejak analisis laboratorium
penyidikan/pemeriksaan mendalam terhadap instansi dan tindak lanjut.
n.
Pengertian
Penyuluhan kesehatan rumah sakit adalah penyuluhan penyampaian pesan
tentang penyehatan lingkungan rumah sakit kepada pegawai, pasien, dan
pengunjung serta dapat memanfaatkan fasilitas sanitasi rumah sakit dengan
benar.
p.
59
60