PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan
tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di
Indonesia.
Hipertensi
merupakan
gangguan
sistem
peredaran
darah
yang
menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal, yaitu 140/90 mmHg. Hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukan prevalensi
hipertensi secara nasional mencapai 31,7%. (Menurut Menkes dr. Endang R.
Sedyaningsih, Dr. PH, ketika membuka The 4th Scientific Meeting on Hypertension).
Menurut Menkes, hipertensi merupakan penyakit yang sangat berbahaya, karena tidak
ada gejala atau tanda khas sebagai peringatan dini. Kebanyakan orang merasa sehat
dan energik walaupun hipertensi. Menurut hasil Riskesdas Tahun 2007, sebagian
besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdeteksi. Keadaan ini tentunya sangat
berbahaya, yang dapat menyebabkan kematian mendadak pada masyarakat.
Berdasarkan data 10 jenis penyakit terbanyak pasien yang berkunjung di
Puskesmas Ketapang I pada 2012 dan 2014, hipertensi menduduki urutan no.3
penyakit terbanyak. Pada tahun 2012 jumlah penderita hipertensi sebanyak 624
pasien. Sedangkan pada tahun 2014, jumlah penderita hipertensi sebanyak 2.001
pasien. Data ini menunjukkan bahwa ada peningkatan jumlah penderita hipertensi di
Puskesmas Ketapang I.
Hipertensi dan komplikasinya dapat dicegah dengan gaya hidup sehat dan
mengendalikan faktor risiko. Caranya, pertahankan berat badan dalam kondisi normal.
Atur pola makan, dengan mengkonsumsi makan rendah garam dan rendah lemak
serta perbanyak konsumsi sayur dan buah. Lakukan olahraga dengan teratur. Atasi
strees dan emosi, hentikan kebiasaan merokok, hindari minuman beralkohol, dan
periksa tekanan darah secara berkala.
Dalam pencegahan dan penanggulangan hipertensi berbagai upaya telah
dilakukan, yaitu penyusunan berbagai kebijakan berupa pedoman, Juklak dan Juknis
pengendalian hipertensi. Pencegahan dan penanggulangan hipertensi sesuai dengan
1
kemajuan teknologi dan kondisi daerah (local area specific). Memperkuat logistik dan
distribusi untuk deteksi dini faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah
termasuk hipertensi. Meningkatkan surveilans epidemiologi dan sistem informasi
pengendalian hipertensi. Mengembangkan SDM dan sistem pembiayaan serta
memperkuat jejaring serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan.
1.2
Perumusan Masalah
Sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa ada beberapa masalah yang dapat
timbul berkaitan dengan tingginya tekanan darah. Seperti penyakit kardiovaskular,
serebral vaskular, gagal ginjal, dan persalinan. Banyak faktor yang mempengaruhi,
seperti obesitas, merokok, konsumsi garam berlebih, stress, macam pekerjaan dan
lainnya. Oleh karena itu melalui penelitian ini, diharapkan dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang berkisar :
1. Bagaimana karakteristik dan pola perilaku pasien yang mengalami hipertensi ?
2. Apakah hubungan factor risiko dengan hipertensi ?
1.3
1.3.1
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Ruang Lingkup
Mengingat luasnya masalah dan terbatasnya waktu serta kemampuan yang ada
pada penulis, maka penulis membatasi masalah yaitu karakteristik dan pola perilaku
pasien hipertensi dengan mewawancarai para pasien hipertensi sebagai koresponden
di Puskesmas Ketapang I pada tanggal 7-17 Januari Tahun 2015.
1.5
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut :
i.
ii.
iii. Mengetahui pemahaman penderita hipertensi terhadap pengaruh dan faktor risiko
lain
iv. Mengetahui pola perilaku pasien hipertensi
v.
vi. Dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik
dan pola perilaku dengan hipertensi di Puskesmas Ketapang I sejak 7-17 Januari
2015.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Epidemiologi
Data epidemiologis menunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya
populasi usia lanjut, maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga
akan bertambah, dimana baik hipertensi sistolik dan kombinasi hipertensi sitolik dan
diastolik sering timbul pada lebih dari separuh orang yang berusia >65 tahun. Selain
itu, laju pengendalian tekanan darah yang dahulu terus meningkat, dalam dekade
terakhir tidak menujukkan kemajuan lagi (pola kurva mendatar), dan pengendalian
tekanan darah ini hanya mencapai 34% dari seluruh pasien hipertensi.
Sampai saat ini, data hipertensi yang lengkap sebagian besar besar berasal dari
negara-negara yang sudah maju. Data dari The National Health and Nutrition
Examination Survey (NHNES) menunjukkan bahwa tahun 1999-2000, insiden
hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29-31%, yang berarti terdapat 58-65 juta
orang hipertensi di Amerika, dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHANES III
tahun 1988-1991. Hipertensi esensial sendiri merupakan 95% dari seluruh kasus
hipertensi.
Di Indonesia banyaknya penderita Hipertensi diperkirakan 15 juta orang
tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang
dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga
mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak
mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial. Saat ini
penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia. Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
tahun 1972, 1986, dan 1992 menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit
kardiovaskuler yang menyolok sebagai penyebab kematian dan sejak tahun 1993
diduga sebagai penyebab kematian nomor satu. Penyakit tersebut timbul karena
berbagai faktor risiko seperti kebiasaan merokok, hipertensi, disiplidemia, diabetes
melitus, obesitas, usia lanjut dan riwayat keluarga. Dari faktor risiko diatas yang
sangat erat kaitannya dengan gizi adalah hipertensi, obesitas, displidemia, dan
diabetes mellitus
2.2
Definisi
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi
esensial. Beberapa penulis lebih memilih istilah hipertensi primer, untuk
membedakannya dengan hipertensi lain yang sekunder karena sebab-sebab yang
diketahui.
Hipertensi primer juga disebut hipertensi esensial atau idiopatik dan
merupakan 95% dari kasus-kasus hipertensi. Selama 75 tahun terakhir telah banyak
penelitian untuk mencari etiologinya.
2.3
Klasifikasi
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi
tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi,
Hipertensi derajat 1 dan derajat 2.
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7
Klasifikasi Tekanan Darah
TDS (mmHg)
TDD (mmHg)
Normal
< 120
Dan
< 80
Prahipertensi
120 - 139
Atau
80 89
Hipertensi derajat 1
140 159
Atau
90 99
Hipertensi derajat 2
160
Atau
100
2.4
Patogenesis
Hipertensi esensial adalah penyakit multifaktoral yang timbul terutama karena
interaksi antara faktor-faktor risiko tertentu. Faktor-faktor risiko yang mendorong
timbulnya kenaikan tekanan darah tersebut adalah :
1. Faktor risiko, seperti: genetik, usia, jenis kelamin, ras, janin, stress, geografi dan
lingkungan, diet dan asupan garam, resistensi insulin/hiper insulinemia.
a. Faktor Genetik
Beberapa penderita hipertensi didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial
dengan riwayat hipertensi dalam keluarga. Dibanding orang kulit putih, orang kulit
hitam di negara barat lebih banyak menderita hipertensi, lebih tinggi tingkat
hipertensinya, dan lebih besar tingkat morbiditas dan mortalitasnya, sehingga
diperkirakan ada kaitan hipertensi dengan perbedaan genetik. Beberapa peniliti
mengatakan terdapat kelainan pada gen angiotensinogen tetapi mekanismenya
mungkin bersifat poligenik.
b. Usia
Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Pasien yang
berusia di atas 60 tahun, 50 60 % mempunyai tekanan darah lebih besar atau
samadengan 140/90 mmHg. Peningkatan tekanan darah ini dikarenakan setelah
memasuki usia 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh karena
penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan
berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku. Tekanan darah sistolik akan
meningkat sampai decade kelima dan keenam hingga kemudian menetap atau
cenderung menurun, karena kelenturan pembuluh darah besar berkurang pada
pertambahan usia hingga dekade ke tujuh.
c. Jenis Kelamin
Hipertensi pada usia muda cenderung lebih sering pada laki-laki daripada
perempuan, namun hipertensi pada usia lanjut tidak memiliki perbedaan yang
signifikan antara laki-laki dan perempuan. Pada wanita yang belum mengalami
menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan
kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi
merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis.
d. Ras
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam dari pada yang
berkulit putih. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebabnya. Pada
orang kulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan sensitifitas terhadap
vasopressin lebih besar.
e. Janin
Faktor ini dapat memberikan pengaruh karena berat lahir rendah tampaknya
merupakan predisposisi hipertensi di kemudian hari, barangkali karena lebih
sedikitnya jumlah nefron dan lebih rendahnya kemampuan mengeluarkan natrium
pada bayi dengan berat lahir rendah.
f. Geografi dan lingkungan
Terdapat perbedaan tekanan darah yang nyata antara populasi kelompok daerah
kurang makmur dengan daerah maju,seperti bangsa Indian Amerika Selatan yang
tekanan darahnya rendah dan tidak banyak meningkat sesuai dengan pertambahan
usia dibanding masyarakat Barat.
g. Diet dan asupan garam / natrium
Banyak bukti yang mendukung peran natrium dalam terjadinya hipertensi,
barangkali karena ketidakmampuan mengeluarkan natirum secara efisien baik
diturunkan atau didapat. Ada yang berpendapat bahwa terdapat hormon natriuretik
(de Wardener) yang menghambat aktivitas sel pompa natrium (ATPase natriumkalium) dan mempunyai efek penekanan. Berdasarkan studi populasi, seperti Studi
INTERSALT (1988) diperoleh korelasi antara asupan natrium rerata dengan TD,
dan penurunan TD dapat diperoleh dengan mengurangi konsumsi garam.
h. Resistensi insulin/hiperinsulinemia
Kaitan hipertensi primer dengan resistensi insulin telah diketahui sejak beberapa
tahun silam, terutama pada pasien gemuk.Insulin merupakan zat penekanan karena
meningkatkan kadar katekolamin dan reabsopsi natrium.
2. Sistem saraf simpatis
Tonus simpatis
Variasi diurnal
Dapat terlihat pada hipertensi umur muda terjadi hiperaktitas simpatis.
Diagnosa
Benarlah pernyataan umum yang mengatakan bahwa: Tidak ada tanda dan
gejala spesifik yang dapat dihubungkan dengan penyakit hipertensi, selain penentuan
tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Namun diagnosis hipertensi dapat
ditegakkan berdasarkan gejala klinik yang terlazim, pemeriksaan dasar/fisik, dan
pemeriksaan penunjang lainnya.
a. Gejala
9
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala, kelelahan, dan epistaksis. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Tetapi
pasien dengan nyeri kepala pagi dini hari (yang bisa membangunkan pasien) bisa
menderita hipertensi penyerta; dan nyeri kepala vertikal parah yang timbul
mendadak akan meningkatkan kemungkinan ruptur aneurisma berry disertai
perdarahan subarakhinoid.
b. Pemeriksaan dasar
Pengukuran tekanan darah yang sesuai standar dilakukan tidak hanya sekali, bila
perlu dapat pada lebih sekali kunjungan. Untuk memutuskan seseorang mengalami
hipertensi, hendaknyadilakukan pemeriksaan sebanyak tiga kali dengan waktu yang
berbeda dalam beberapa minggu.
Syarat standar pengukuran tekanan darah :
Diukur setelah pasien duduk dan istirahat beberapa menit di ruangan yang
tenang
Cuff standar yaitu dengan balon 12 13 cm lebar dan panjang 35 cm, orang
gemuk atau anak perlu alat yang sesuai dan dipasang setinggi jantung
Harus diukur juga tekanan darah sewaktu berdiri pada manula, pasien DM, atau
keadaan yang sering timbul hipotensi ortostatik
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang pasien hipertensi terdiri dari: (1)
Kreatinin serum
Kalium serum
EKG
Alasan
Dapat menunjukkan penyakit ginjal baik
Glukosa darah
diabetes
atau
intoleransi glukosa
Membantu
memperkirakan
risiko
EKG
2.6
menyingkirkan
menetapka
adanya
hipertrofi
ventrikel kiri
Gagal jantung(1,2,4)
Hipertrofi ventrikel kiri menyebabkan peningkatan kekakuan dinding terhadap
ekokardiografi. Gagal ventrikel kiri (disfungsi sistolik dan diastolik) dapat terjadi,
seringkali tanpa dilatasi ventrikel. Terapi dengan antihipertensi terutama penghambat
enzim pengkonversi angiotensin (angiotensin converting enzyme/ACE), telah terbukti
mengurangi hipertrofi ventrikel kiri jika tekanan darah diturunkan. Penyakit jantung
koroner sering terjadi pada hipertensi, dan bersama dengan disfungsi ventrikel kiri
mungkin menyebabkan tingginya angka kematian penyakit jantung. Risiko kejadian
jantung (kematian, infark miokard, gagal jantung, aritmia ventrikel) akan berkurang
jika hipertansi diturunkan. Jika tekanan diastolik diturunkan di bawah 80 mmHg,
risiko akan mulai meningkat lagi, disebut sebagai kurva berbentuk J, meskipun
pengamatan ini masih diperdebatkan. Peningkatan gejala penyakit jantung pada
tekanan diastolik yang rendah mungkin disebabkan karena rendahnya tekanan perfusi
koroner, yang dengan miokard yang menebal disertai resistensi arteriol yang meninggi
akibat proses hipertensi, menyebabkan iskemia jantung terutama pada malam hari
ketika tekanan darah biasanya paling rendah.(2)
2. Otak
hipertensi. Selama stroke, tekanan darah dapat meningkat secara akut dan perlu
kehati-hatian untuk menurunkannya terlalu cepat atau mendadak. Resistensi vascular
serebral akan meningkat karena efek hipertensi jangka panjang, juga kemungkinan
efek akut edema serebral, dan reduksi berlebihan tekanan perfusi arteri serebral dapat
meningkatkan iskemia serebral.(2)
3. Penyakit ginjal kronik(1,2,4)
Terjadinya kerusakan dan gagal ginjal secara perlahan sering ditemukan pada
hipertensi menahun, khususnya dengan kontrol yang tidak teratur, dan lebih sering
pada orang kulit hitam. Hilangnya kemampuan pemekatan urin akan menyebabkan
terjadinya nokturia. Mikroalbuminuria berlanjut dengan proteinuria yang lebih hebat
dan penurunan bersihan kreatinin. Akhirnya, dapat terjadi gagal ginjal tahap akhir dan
memerlukan dialysis. Pada hipertensi hebat yang dipercepat, gagal ginjal akut sering
12
terjadi dan merupakan penyebab utama kematian jika hipertensi tidak diterapi dengan
tepat. Kejadian demikian merupakan suatu kedaruratan medis.(2)
dapat
memberikan
kesadaran
lebiih
mendalam
tentang
lainnya
Derajat 2
Derajat 3
Derajat 4
13
2.7
Evaluasi Hipertensi
Evaluasi pada pasien hipertensi bertujuan untuk:
1) Menilai pola hidup dan identifikasi faktor-faktor risiko kardiovaskular lainnya
atau menilai adanya penyakit penyerta yang mempengaruhi prognosis dan
menentukan pengobatan.
2) Mencari penyebab kenaikan tekanan darah.
3) Menentukan ada tidaknya kerusakan target organ dan penyakit kardiovakular.
14
Pengobatan
15
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL dan DEFINISI OPERASIONAL
3.1
3.1.1
HIPERTENSI ( JNC 7 )
Suku Bangsa
GRADE 1
b. Dapat Dirubah
DIASTOLE 90 - 99
GRADE 2
Sikap
Obesitas
Perokok
Konsumsi Garam
Stress
Macam pekerjaan
Praktek
16
3.1.2
Kerangka Konsep
a. Variabel Independent
Karakteristik
Umur
Jenis Kelamin
Suku bangsa
Pendidikan terakhir
Pekerjaan
HIPERTENSI ( JNC 7 )
GRADE 1
SISTOLE 140 159
DIASTOLE 90 - 99
Pengetahuan
GRADE 2
Sikap
Obesitas
Perokok
Konsumsi Garam
Stress
olahraga
Praktek
17
3.2
Definisi Operasional
VARIABEL
Usia
DEFINISI
CARA
KATEGORI
OPERASIONAL
PENGUKURAN
20 - 30 tahun
30 40 tahun
tahun
40 50 tahun
sejak
kelahiran
Jenis kelamin
PENGUKURAN
dan
dan
> 50 tahun
Laki laki
perempuan
Istilah
yang Wawancara
SKALA
Interval
Nominal
dan
Dayak
Banjar
anggota-anggotanya
Jawa
mengidentifikasan
dirinya
Nominal
lain lain
dengan
sesamanya biasanya
berdasarkan
garis
keturunan
yang
Pendidikan
dianggap sama
Jenjang pendidikan Wawancara
terakhir
terakhir
diselesaikan
pada
dan
SMP
Lainnya
formal
Informasi
Ordinal
SMA
instansi pendidikan
Pengetahuan
SD
yang
Wawancara
18
dan
Definisi
Nominal
dimiliki
mengenai
dalam
objek
hal
Klasifikasi
ini
Penanganan
Hipertensi
Sikap
Komplikasi
dan
Penyebab
informasi
Mengurangi
Nominal
konsumsi garam
Kebiasaan
(stimulus)
merokok
Mengkonsumsi
sayuran
dan
buah-buahan
Berolahraga
Mengurangi
stress
Penurunan berat
Obesitas
dan
pengisian kuisioner
menggunakan
Indeks
Perokok
badan
Pre obesitas
Obesitas I
Obesitas II
Massa
Tubuh (IMT)
Suatu
kebiasaan Wawancara
dan
Sering
(setiap Nominal
hari)
hari
Kadang-kadang
Konsumsi
Suatu
Tidak pernah
sdt (2,5 mg)
Garam
1 sdt (5mg)
hari
sdm (4 mg)
Stress
Suatu
kebiasaan Wawancara
kebiasaan Wawancara
dan
dan
Olahraga
Ordinal
Ordinal
1 sdm (8 mg)
Sering
(setiap Nominal
hari)
hari
Kadang-kadang
Suatu
Tidak pernah
Sering
(3x Nominal
kebiasaan Wawancara
19
dan
perminggu)
Kadang-kadang
Tidak pernah
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1
Metoda Penelitian
4.1.1
Jenis Penelitian
: Cross Sectional
4.1.2
Populasi
4.1.3
Sampel
4.1.4
4.1.4.1
Data Primer
Data primer diperoleh melalui observasi, wawancara langsung dan
menggunakan kuesioner.
4.1.5
20
4.1.6
4.1.6.1
Analisis Data
Data penelitian di analisis dengan menggunakan table univariat dan bivariat
4.1.6.2
Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk table univariat dan multivariat
4.1.6.3
Pelaksana
Yang menjadi pelaksana dalam penelitian puskesmas adalah seluruh dokter
internsip yang mengikuti kegiatan Puskesmas Ketapang I periode 7 November
2014 7 Maret 2015.
21
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1
Tabel Univariat
I. KARAKTERISTIK
1.I.1
Jumlah
9
21
30
Persentase ( % )
30 %
70 %
100 %
Jumlah
3
12
12
3
30
Persentase ( % )
10 %
40 %
40 %
10 %
100 %
1.I.3
Jumlah
7
7
8
8
30
Persentase ( % )
23,33 %
23,33 %
26,67 %
26,67 %
100 %
1.I.4
Jumlah
0
4
3
23
30
Persentase ( % )
0%
13,33 %
10 %
76,67 %
100 %
1.I.5
Jumlah
23
Persentase ( % )
0 500 ribu
500 1 juta
1 juta 1,5 juta
Lainnya
TOTAL
23
0
3
4
30
76,67 %
0%
10 %
13,33 %
100 %
Jumlah
Persentase ( % )
1
5
12
12
30
3,33 %
16,67 %
40 %
40 %
100 %
Mengetahui
20 30 Tahun
30 40 Tahun
40 50 Tahun
>50 Tahun
TOTAL
1.I.7
Jumlah
Persentase ( % )
1
1
3
25
3,33 %
3,33 %
10 %
83,34 %
Mengetahui
20 30 Tahun
30 40 Tahun
40 50 Tahun
>50 Tahun
24
TOTAL
30
100 %
II. PENGETAHUAN
1.II.1
Jumlah
Persentase (%)
11
3
36.67%
10%
Tidak Sehat
Penyakit Yang Diakibatkan Oleh Stress
Dan Pertambahan Usia
Tidak Tahu
Total
Berdasarkan Dari
16.67%
11
30
36.67%
100%
pemahaman bahwa hipertensi merupakan penyakit keturunan dan tidak tahu tentang
hipertensi. Sebanyak 3 Responden (10%) memiliki pemahaman bahwa hipertensi
merupakan penyakit tidak menular yang diakibatkan karena pola hidup yang tidak
sehat.
1.II.2
Jumlah
Persentase (%)
23.33%
13.33%
0%
19
63.33%
26
Total
30
100%
1.II.3
Jumlah
Persentase (%)
Stroke
20
66.67%
Migraine
Kencing manis
Sesak nafas
Total
3
1
6
30
10%
3.33%
20%
100%
Komplikasi Hipertensi
27
1.II.4
Jumlah
Persentase (%)
2
24
2
6.67%
80%
6.67%
6.67%
30
100%
istilah Hipertensi
Tekanan darah rendah
Tekanan darah tinggi
Tekanan darah biasa
Tekanan darah biasa
biasa saja
Total
Berdasarkan Dari
bahwa hipertensi adalah suatu tekanan darah tinggi. Sebanyak 2 Responden (6.67 %)
berpendapat bahwa hipertensi merupakan tekanan darah biasa, tekanan darah rendah,
dan tekanan darah biasa-biasa saja.
1.II.5
Jumlah
Persentase (%)
14
5
9
46.67%
16.66%
30%
penyebab Hipertensi
1,2,3
4,5,6
7,8 saja
28
Semua benar
Total
2
30
6.67%
100%
1.II.6
Jumlah
Persentase (%)
10
33,33 %
23,34 %
12
1
30
40 %
3,33 %
100%
29
1.II.7
Jumlah
Persentase (%)
18
60%
10%
13.33%
sebulan
Jika kehabisan obat
Total
5
30
16.67%
100%
memeriksakan diri
Ketika ada gejala sakit kepala dan
pusing
Pada saat masih mengkonsumsi obat
antihipertensi
Secara rutin dengan adanya gejala
Berdasarkan Dari Tabel 1.II.7 Didapatkan 18 Responden (60%) Ketika ada gejala
sakit kepala dan pusing untuk periksa dan sebanyak 3 Responden (10%)
memeriksakan diri pada saat masih mengkonsumsi obat antihipertensi.
30
1.II.8
Jumlah
Persentase (%)
26.67%
12
40%
23.33%
10%
30
100%
Total
Berdasarkan Dari
pentingnya menjaga tekanan darah untuk dapat menghindari dari gejala hipertensi
seperti sakit kepala, pusing, mual, gampang capek dan lain sebagainya dan Sebanyak
3 Responden (10%) tidak untuk apa apa.
31
1.II.9
Jumlah
Persentase (%)
16
53.33%
11
36.67%
6.67%
3.33%
30
100%
ditanggulangi
Hipertensi tingkat berat yang
menimbulkan gejala sakit kepala,
pusing atau mual
Total
Berdasarkan Dari
hipertensi tingkat berat yang menimbulkan gejala sakit kepala, pusing atau mual
yang harus ditanggulangi dan Sebanyak 1 Responden (3.33%) memilih tidak usah
ditanggulangi.
32
III. SIKAP
1.III.1
Jumlah
Persentase ( % )
1
14
1
14
30
3,33 %
46,67 %
3,33 %
46,67 %
100 %
Berdasarkan dari Tabel 1.III.1 Didapatkan 14 responden ( 46,67 % ) kadangkadang memiliki masalah dalam kehidupan dan mengaku tidak memiliki masalah
dan sebanyak 1 responden (3.33%) mengaku sering mengalami masalah dan pernah,
namun sudah tidak.
1.III.2
Jumlah
Persentase ( % )
0
6
1
23
30
0%
20%
3.33%
76.67 %
100%
Jumlah
33
Persentase ( % )
Berolahraga
Ya, Sering
Kadang-Kadang
Pernah tapi Tidak lagi
Tidak Pernah
TOTAL
4
5
3
18
30
13.33 %
16.67 %
10 %
60 %
100 %
1.III.4
Jumlah
Persentase ( % )
5
0
0
25
30
16.67 %
0%
0%
83.33%
100 %
1.III.5
Tabel Distribusi Pengaturan Jumlah Garam dalam Masakan Pasien Seharihari di Puskesmas Ketapang I Tahun 2015
Pengaturan Jumlah Garam
dalam Masakan
Dalam jumlah yang tetap
seperti orang normal
Kadang-kadang dikurangin
34
Jumlah
Persentase ( % )
20%
12
40%
12
40%
0%
30
100%
Jumlah
Persentase ( % )
22
6
2
0
30
73.33 %
20 %
6.67%
0%
100 %
35
Jumlah
Persentase ( % )
12
16
1
1
30
40 %
53.33%
3.33 %
3.33%
100%
Berdasarkan dari Tabel 1.III.7 Didapatkan 16 responden ( 53,33 % ) kadangkadang mengkonsumsi buah-buahan. Sebanyak 1 responden ( 3,33 % ) masingmasing pernah, namun sudah tidak dan tidak sama sekali mengkonsumsi buahbuahan.
1.III.8
Jumlah
Persentase ( % )
9
19
0
2
30
30 %
63.33 %
0%
6.67 %
100 %
Berdasarkan dari Tabel 1.III.8 Didapatkan 19 responden ( 63,33 % ) kadangkadang mengkonsumsi gorengan dan sebanyak 0 responden ( 0 % ) pernah, namun
sudah tidak.
1.III.9
Jumlah
1
1
1
27
30
Persentase ( % )
3,33 %
3.33 %
3.33 %
90 %
100 %
36
IV. PRAKTEK
1.IV.1
JUMLAH
9
5
2
14
30
PERSENTASE (%)
30%
16.66%
6.67%
46.67%
100%
1.IV.2
Jumlah
Persentase (%)
30%
30%
20%
20%
30
100%
Tabel 1.IV.3
Jumlah
Persentase (%)
3
18
9
0
30
10%
60%
30%
0%
100%
khawatir dengan keadaannya saat ini. Sebanyak 0 Responden (0%) tidak khawatir
sama sekali dengan keadaannya saat ini.
1.IV.4
Jumlah
Persentase (%)
23
5
76.67%
16.67%
1
1
30
3.33%
3.33%
100%
1.IV.5
Jumlah
Persentase (%)
17
12
1
0
30
56.67%
40%
3.33%
0%
100%
1.IV.6
39
Jumlah
Persentase (%)
14
5
4
7
30
46.67%
16.67%
13.33%
23.33%
100%
Berdasarkan Dari
Jumlah
Persentase (%)
7
23
0
0
30
23.33%
76.67%
0%
0%
100%
1.IV.8
Jumlah
Persentase (%)
6.67%
12
40%
15
50%
3.33%
Total
30
100%
Berdasarkan Dari Tabel 1.IV.8 Didapatkan 15 Responden (50%) kontrol tekanan
darah kapan saja pasien mau dan sebanyak 1 Responden (3.33%) memeriksakan
tekanan darah setahun sekali bila ada pengobatan gratis.
40
1.IV.9
Jumlah
Persentase (%)
14
46.67%
4
11
13.33%
36.67%
0%
30
100%
1.IV.10
Jumlah
Persentase (%)
19
6
1
4
30
63.33%
20%
3.33%
13.33%
100%
Tabel Bivariat
41
I. KARAKTERISTIK
2.I.1
Grade I
N
2
6
8
Pria
Wanita
TOTAL
JUMLAH
Grade II
%
6,67 %
20 %
26,67 %
N
7
15
22
%
23,33 %
50 %
73,33 %
N
9
21
30
%
30 %
70 %
100 %
Dari Tabel 2.I.1 Di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden berjenis kelamin wanita
mengalami Hipertensi Grade I berjumlah 6 orang ( 20 % ) dan Hipertensi Grade II
berjumlah 15 orang ( 50 % ). Sedangkan responden yang berjenis kelamin pria mengalami
Hipertensi Grade 1 sebanyak 2 orang ( 6,67 % ) dan Hipertensi Grade II sebanyak 7 orang
( 23,33 % ).
2.I.2
Grade I
%
N
42
Grade II
%
JUMLAH
N
Dayak
Banjar
Jawa
Lainnya
TOTAL
0
4
3
1
0%
13,33 %
10 %
3,33 %
%
3
8
9
2
%
%
%
%
%
3
12
12
3
%
%
%
%
%
Dari Tabel 2.I.2 Di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden bersuku Banjar
Hipertensi Grade I berjumlah 4 orang ( 20 % ) dan Hipertensi Grade II berjumlah 15 orang
( 50 % ). Sedangkan responden yang berjenis kelamin pria mengalami Hipertensi Grade 1
sebanyak 2 orang ( 6,67 % ) dan Hipertensi Grade II sebanyak 7 orang ( 23,33 % ).
II. PRAKTEK
2.IV.1
Hipertensi
Grade I
setelah dokter
memberitahu anda
mempunyai hipertensi
Tetap jarang
2
JUMLAH
Grade II
6,67%
23,34%
30,01%
43
berolahraga
Menjadi lebih giat
3,33%
13,33%
16,66%
berolahraga
Berolahraga setiap hari 1
Tidak ada perubahan 4
TOTAL
8
3,33%
13,33%
26,66%
1
10
22
3,33%
33,34%
73,34%
2
14
30
6,66%
46,67%
100%
Dari Tabel 2.IV.1 Di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang tidak ada
perubahan pada Hipertensi Grade I berjumlah 4 orang ( 13,33 % ) dan pada Hipertensi
Grade II berjumlah 10 orang ( 33,34 % ). Sedangkan minoritas responden yang
berolahraga setiap hari pada Hipertensi Grade 1 sebanyak 1 orang ( 3,33 % ) dan
Hipertensi Grade II sebanyak 1 orang ( 3,33 % ).
2.IV.2
Hipertensi
N
1
Grade I
%
3,33%
buah buahan
tempe, tahu, dan
JUMLAH
N
7
Grade II
%
23,34%
N
8
%
26,67%
3,33%
13,33%
16,66%
3,33%
3,33%
6,66%
kacang kacangan
goreng gorengan dan 5
16,67%
10
33,34%
15
50,01%
26,66%
22
73,34%
30
100%
daging daging
berwarna merah
TOTAL
Dari Tabel 2.IV.2 Di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden mengkonsumsi
goreng-gorengan dan daging berwarna merah pada Hipertensi Grade I berjumlah 5 orang (
16,67 % ) dan pada Hipertensi Grade II berjumlah 10 orang ( 33,34 % ). Sedangkan
minoritas responden yang mengkonsumsi tempe, tahu, dan kacang-kacangan pada
44
Hipertensi Grade 1 sebanyak 1 orang ( 3,33 % ) dan Hipertensi Grade II sebanyak 1 orang
( 3,33 % ).
2.IV.3
Khawatirkah dengan
Hipertensi
Sangat khawatir
N
1
Grade I
%
3,33%
Khawatir
Sedikit khawatir
Tidak khawatir sama
4
3
0
8
JUMLAH
N
2
Grade II
%
6,67%
N
3
%
10%
13,33%
10%
0%
14
6
0
46,67%
20%
0%
18
9
0
60%
30%
0%
26,66%
22
73,34%
30
100%
sekali
TOTAL
Dari Tabel 2.IV.3 Di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang khawatir
keadaan saat ini pada Hipertensi Grade I berjumlah 4 orang ( 13,33 % ) dan pada
Hipertensi Grade II berjumlah 14 orang ( 46,67 % ). Sedangkan minoritas responden yang
tidak khawatir sama sekali pada Hipertensi Grade 1 sebanyak 0 orang ( 0 % ) dan
Hipertensi Grade II sebanyak 0 orang ( 0 % ).
2.IV.4
Hipertensi
Dokter puskesmas
N
7
Grade I
%
23,34%
1
0
cetak
Tidak mencari sama
tentang hipertensi
JUMLAH
N
18
Grade II
%
60%
N
25
%
83,34%
3,33%
0%
2
1
6,67%
3,33%
3
1
10%
3,33%
0%
3,33%
3,33%
26,67%
22
73,33%
30
100%
sekali
TOTAL
45
Dari Tabel 2.IV.4 Di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang mencari tahu
kepada dokter puskesmas tentang hipertensi pada Hipertensi Grade I berjumlah 7 orang (
23,34 % ) dan pada Hipertensi Grade II berjumlah 18 orang ( 60 % ). Sedangkan minoritas
responden yang mencari tahu dari internet dan media cetak pada Hipertensi Grade II
sebanyak 1 orang ( 3,33 % ) dan yang tidak mencari sama sekali pada Hipertensi Grade II
sebanyak 1 orang ( 3,33 % ).
2.IV.5
Hipertensi
Grade I
mengetahui anda
N
menderita Hipertensi
Segera Berobat ke
4
dokter.
JUMLAH
Grade II
13,33%
12
40%
16
53,33%
10%
10
33,34%
13
43,34%
keluhan.
Acuhkan saja.
Minum obat warung.
TOTAL
1
0
8
3,33%
0%
26,66%
0
0
22
0%
0%
73,34%
1
0
30
3,33%
0%
100%
Dari Tabel 2.IV.5 Di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang segera berobat
ke dokter pada Hipertensi Grade I berjumlah 4 orang ( 13,33 % ) dan pada Hipertensi
Grade II berjumlah 12 orang ( 40 % ). Sedangkan minoritas responden yang minum obat
warung untuk penyakit hipertensinya pada Hipertensi Grade 1 sebanyak 0 orang ( 0 % )
dan Hipertensi Grade II sebanyak 0 orang ( 0 % ).
2.IV.6
Hipertensi
Grade I
JUMLAH
Grade II
13,33%
12
40%
16
53,33%
46
Tentu saja
Kadang kadang
Jarang
TOTAL
3
1
0
8
10%
3,33%
0%
26,66%
10
0
0
22
33,34%
0%
0%
73,34%
13
1
0
30
43,34%
3,33%
0%
100%
Dari Tabel 2.IV.6 Di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang
tidak
berolahraga pada Hipertensi Grade I berjumlah 4 orang ( 13,33 % ) dan pada Hipertensi
Grade II berjumlah 12 orang ( 40 % ). Sedangkan minoritas responden yang jarang
olahraga pada Hipertensi Grade 1 sebanyak 0 orang ( 0 % ) dan Hipertensi Grade II
sebanyak 0 orang ( 0 % ).
2.IV.7
Hipertensi
Grade I
semenjak menjadi
JUMLAH
Grade II
N
penderita Hipertensi
Biasa Saja
1
3,34%
23,33%
26,67%
Dikurangi
23,33%
15
50%
22
73,33%
0%
0%
26,67%
0
0
22
0%
0%
73,33%
0
0
30
0%
0%
100%
Dari Tabel 2.IV.7 Di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang mengurangi
konsumsi garam pada Hipertensi Grade I berjumlah 7 orang ( 23,33 % ) dan pada
Hipertensi Grade II berjumlah 15 orang ( 50 % ). Sedangkan minoritas responden yang
tidak perlu mengurangi konsumsi garam dan semakin memperbanyak konsumsi garamnya
pada Hipertensi Grade 1 dan Hipertensi Grade II masing-masing 0 orang ( 0 % ).
2.IV.8
melakukan kontrol
Hipertensi
Grade I
terhadap penyakit
JUMLAH
Grade II
0%
6,67%
6.67%
10%
30%
12
40%
16,67%
10
33,33%
15
50%
0%
3,33%
3,33%
TOTAL
26,67%
22
73,33%
30
100%
hipertensi anda
Setiap saat setiap
waktu.
Dari Tabel 2.IV.8 Di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang melakukan
kontrol kapan saja dia mau pada Hipertensi Grade I berjumlah 5 orang ( 16,67 % ) dan
pada Hipertensi Grade II berjumlah 10 orang ( 33,33 % ). Sedangkan minoritas responden
yang melakukan kontrol setahun sekali bila ada pengobatan gratis pada Hipertensi Grade 1
sebanyak 0 orang ( 0 % ) dan Hipertensi Grade II sebanyak 1 orang ( 3,33 % ).
2.IV.9
melakukan kontrol
Hipertensi
Grade I
terhadap penyakit
JUMLAH
Grade II
N
hipertensi anda
Minum secara Teratur 2
yang diberitahukan
dokter
6,67%
11
36,67%
13
43,34%
2
4
6,67%
13,33%
4
7
13,33%
23,33%
6
11
20%
36,66%
keluhan
Tidak pernah minum
0%
0%
0%
TOTAL
26,67%
22
73,33%
30
100%
Dari Tabel 2.IV.9 Di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang minum secara
teratur dari dokter pada Hipertensi Grade I berjumlah 2 orang ( 6,67 % ) dan pada
Hipertensi Grade II berjumlah 11 orang ( 36,67 % ). Sedangkan minoritas responden yang
tidak pernah minum obat darah tinggi pada Hipertensi Grade 1 dan Hipertensi Grade II
masing-masing sebanyak 0 orang ( 0 % ).
2.IV.10
Hipertensi
Grade I
sebulan anda
JUMLAH
Grade II
memeriksakan tekanan N
darah anda
1 kali
4
13,33%
15
50%
19
63,33%
2 kali
3 kali
> 3 kali
TOTAL
13,33%
0%
0%
26,66%
2
1
4
22
6,67%
3,34%
13,33%
73,34%
6
1
4
30
20%
3,34%
13,33%
100%
4
0
0
8
Dari Tabel 2.IV.10 Di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang memeriksa
tekanan darah sebanyak 1 kali pada Hipertensi Grade I berjumlah 4 orang ( 13,33 % ) dan
pada Hipertensi Grade II berjumlah 15 orang ( 50 % ). Sedangkan minoritas responden
yang memeriksa tekanan darah sebanyak 3 kali pada Hipertensi Grade 1 sebanyak 0 orang
( 0 % ) dan Hipertensi Grade II sebanyak 1 orang ( 3,33 % ).
49
Dari Tabel 2.IV.3 Di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang khawatir keadaan
saat ini pada Hipertensi Grade I berjumlah 4 orang ( 13,33 % ) dan pada Hipertensi Grade II
berjumlah 14 orang ( 46,67 % ). Sedangkan minoritas responden yang tidak khawatir sama
sekali pada Hipertensi Grade 1 sebanyak 0 orang ( 0 % ) dan Hipertensi Grade II sebanyak 0
orang ( 0 % ). Hal tersebut dikarenakan dari pemikiran masyarakat yang jika hipertensi
diobati maka harus mengkonsumsi obat secara rutin yang akan menyebabkan obat tersebut
meracuni tubuh, tapi jika tidak diobati akan timbul komplikasi lanjutan.
50
Dari Tabel 2.IV.4 Di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang mencari tahu
kepada dokter puskesmas tentang hipertensi pada Hipertensi Grade I berjumlah 7 orang (
23,34 % ) dan pada Hipertensi Grade II berjumlah 18 orang ( 60 % ). Sedangkan minoritas
responden yang mencari tahu dari internet dan media cetak pada Hipertensi Grade II
sebanyak 1 orang ( 3,33 % ) dan yang tidak mencari sama sekali pada Hipertensi Grade II
sebanyak 1 orang ( 3,33 % ). Dokter masih menjadi pusat informasi dari pasien untuk
memperoleh informasi.
Dari Tabel 2.IV.5 Di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang segera berobat ke
dokter pada Hipertensi Grade I berjumlah 4 orang ( 13,33 % ) dan pada Hipertensi Grade II
berjumlah 12 orang ( 40 % ). Sedangkan minoritas responden yang minum obat warung
untuk penyakit hipertensinya pada Hipertensi Grade 1 sebanyak 0 orang ( 0 % ) dan
Hipertensi Grade II sebanyak 0 orang ( 0 % ). Berobat ke dokter masih tinggi Karena
masyarakat takut untuk mengobati diri sendiri.
Dari Tabel 2.IV.6 Di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang tidak berolahraga
pada Hipertensi Grade I berjumlah 4 orang ( 13,33 % ) dan pada Hipertensi Grade II
berjumlah 12 orang ( 40 % ). Sedangkan minoritas responden yang jarang olahraga pada
Hipertensi Grade 1 sebanyak 0 orang ( 0 % ) dan Hipertensi Grade II sebanyak 0 orang ( 0%).
Hal ini banyak dipengaruhi oleh factor usia dari responden dimana responden berpikir
memiliki keterbatasan dalam beraktifitas secara fisik.
Dari Tabel 2.IV.7 Di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang mengurangi
konsumsi garam pada Hipertensi Grade I berjumlah 7 orang ( 23,33 % ) dan pada Hipertensi
Grade II berjumlah 15 orang ( 50 % ). Sedangkan minoritas responden yang tidak perlu
mengurangi konsumsi garam dan semakin memperbanyak konsumsi garamnya pada
Hipertensi Grade 1 dan Hipertensi Grade II masing-masing 0 orang ( 0 % ). Secara umum
masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi garam dengan hipertensi. Garam
merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan
garam terhadap hipertensi melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan
darah
51
Dari Tabel 2.IV.8 Di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang melakukan kontrol
kapan saja dia mau pada Hipertensi Grade I berjumlah 5 orang ( 16,67 % ) dan pada
Hipertensi Grade II berjumlah 10 orang ( 33,33 % ). Sedangkan minoritas responden yang
melakukan kontrol setahun sekali bila ada pengobatan gratis pada Hipertensi Grade 1
sebanyak 0 orang ( 0 % ) dan Hipertensi Grade II sebanyak 1 orang ( 3,33 % ). Sebaiknya
control dilakukan secara rutin dan berkala, bisa sesuai dengan jumlah obat hingga tidak ada
terputus atau rutin dalam setiap bulannya.
Dari Tabel 2.IV.9 Di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang minum secara
teratur dari dokter pada Hipertensi Grade I berjumlah 2 orang ( 6,67 % ) dan pada Hipertensi
Grade II berjumlah 11 orang ( 36,67 % ). Sedangkan minoritas responden yang tidak pernah
minum obat darah tinggi pada Hipertensi Grade 1 dan Hipertensi Grade II masing-masing
sebanyak 0 orang ( 0 % ). Obat hipertensi yang diminum tidak teratur sama bahayanya
dengan hipertensi yang tidak diobati. Risiko terburuknya adalah komplikasi di 4 organ utama
yakni stroke di otak, gagal ginjal, serangan jantung dan kerusakan pembuluh darah di mata
atau retinopati.
Dari Tabel 2.IV.10 Di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang memeriksa
tekanan darah sebanyak 1 kali pada Hipertensi Grade I berjumlah 4 orang ( 13,33 % ) dan
pada Hipertensi Grade II berjumlah 15 orang ( 50 % ). Sedangkan minoritas responden yang
memeriksa tekanan darah sebanyak 3 kali pada Hipertensi Grade 1 sebanyak 0 orang ( 0 % )
dan Hipertensi Grade II sebanyak 1 orang ( 3,33 % ). Sebaiknya control dilakukan secara
rutin dan berkala, bisa sesuai dengan jumlah obat hingga tidak ada terputus atau rutin dalam
setiap bulannya
52
53
55
56
57
cobalah membatasi jumlah natrium yang kita konsumsi setiap hari. Beberapa cara
yang dapat dilakukan :
Berdasarkan Dari
Tabel 1.IV.3
dengan keadaannya saat ini. Sebanyak 0 Responden (0%) tidak khawatir sama sekali dengan
keadaannya saat ini. Hal tersebut dikarenakan dari pemikiran masyarakat yang jika hipertensi
diobati maka harus mengkonsumsi obat secara rutin yang akan menyebabkan obat tersebut
meracuni tubuh, tapi jika tidak diobati akan timbul komlikasi lanjutan.
58
Berdasarkan Dari
kedokter setelah mengetahui menderita hipertensi dan sebanyak 0 Responden (0%) hanya
meminum obat warung saja. Berobat kedokter tinggi Karena masyarakat takut untuk
mengobati diri sendiri
Berdasarkan Dari Tabel 1.IV.6 Didapatkan 14 Responden (46.,67%) tetap tidak akan
berolahraga dan sebanyak 4 Responden (13.33%) memilih jarang berolahraga setelah tahu
mengidap hipertensi. Hal ini banyak dipengaruhi oleh factor usia dari responden dimana
responden berpikir memiliki keterbatasan dalam beraktifitas secara fisik.
hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam
yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan prevalensi hipertensi
yang rendah, sedangkan jika asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi
meningkat menjadi 15-20 %. Pengaruh asupan terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui
peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah.7,42 Garam menyebabkan
penumpukan cairan dalam tubuh, karena menarik cairan diluar sel agar tidak keluar, sehingga
akan meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada manusia yang mengkonsumsi garam 3
gram atau kurang ditemukan tekanan darah rata-rata rendah, sedangkan asupan garam sekitar
7-8 gram tekanan darahnya rata-rata lebih tinggi. Konsumsi garam yang dianjurkan tidak
lebih dari 6 gram/hari setara dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg/hari.36,38,42 Menurut
Alison Hull, penelitian menunjukkan adanya kaitan antara asupan natrium dengan hipertensi
pada beberapa individu. Asupan natrium akan meningkat menyebabkan tubuh meretensi
cairan yang meningkatkan volume darah.
Berdasarkan Dari Tabel 1.IV.8 Didapatkan 15 Responden (50%) kontrol tekanan darah
kapan saja pasien mau dan sebanyak 1 Responden (3.33%) memeriksakan tekanan darah
setahun sekali bila ada pengobatan gratis. Sebaiknya control dilakukan secara rutin dan
berkala, bisa sesuai dengan jumlah obat hingga tidak ada terputus atau rutin dalam setiap
bulannya.
Berdasarkan Dari Tabel 1.IV.9 Didapatkan 14 Responden (46.67%) minum obat secara
teratur yang diberitahukan dokter setelah mendapatkan obat hipertensi dan sebanyak 0
responden ( 0 % ) mengaku tidak pernah minum obat darah tinggi. Obat hipertensi yang
diminum tidak teratur sama bahayanya dengan hipertensi yang tidak diobati. Risiko
terburuknya adalah komplikasi di 4 organ utama yakni stroke di otak, gagal ginjal, serangan
jantung dan kerusakan pembuluh darah di mata atau retinopati.
Berdasarkan Dari Tabel 1.IV.10 Didapatkan 19 Responden (63.33%) 1 kali dalam sebulan
untuk control tekanan darah dan sebanyak 1 responden (3.33%) 3 kali dalam sebulan untuk
60
control tekanan darah. Sebaiknya control dilakukan secara rutin dan berkala, bisa sesuai
dengan jumlah obat hingga tidak ada terputus atau rutin dalam setiap bulannya.
61