Penda Hulu An
Penda Hulu An
PENDAHULUAN
hati.
Sebagai
tambahan,
beberapa
istilah-istilah
lain
yang
pada
tahun
1983
yang
pada
waktu
itu
diberi
nama
LAV
BAB II
ENSEFALOPATI HIV
DEFINISI
Ensefalopati adalah istilah yang berarti penyakit, kerusakan, atau
malfungsi otak yang mana kelainannya bukan berasal dari otaknya sendiri
melainkan diluar otak . Istilah ensefalopati sangat luas dan pada kebanyakan
kasus-kasus, didahului oleh beragam istilah-istilah yang menggambarkan
penyebab, atau kondisi-kondisi khusus dari pasien yang menjurus pada malfungsi
otak. Contohny adalah ensefalopati toksik yang disebabkan oleh virus HIV.
Penyakit ini sangat kompleks, Ensefalopati HIV adalah virus yang dapat
menyerang sel-sel dalam sistem kekebalan tubuh dan sistem saraf pusat yang
ditandai dengan penurunan progresif fungsi kognitif, perilaku dan motor. (1,2,6)
EPIDEMIOLOGI
Virus HIV pertama kali diidentifikasi oleh Luc Montagnier di perancis
pada tahun 1983 yang pada waktu itu diberinama LAV ( lymphadenopathy virus),
penularan HIV terjadi akibat melalui tubuh yang mengandung virus HIV yaitu
melalui hubungan seksual, baik homo seksual amaupun heteroseksual, jarum
suntik pada pengguna narkotika, tranfusi darah dan dari ibu yang terinfeksi HIV
ke bayi yang dilahirkannya. (1)
Menurut WHO, hingga tahun 2000 di seluruh dunia 30-40 juta orang telah
terinfeksi HIV. Pada tanggal 1 Januari 1994 tercatat 346.730 kasus AIDS di
Amerika Serikat. Dari jumlah tersebut 208.897 orang telah meninggal dunia
akibat AIDS. Perkiraan terkini penderita HIV di AS mencapai 1,5 juta orang. Pada
dekade sebelumnya. Control of Disease Center (CDC) telah mengidentifikasi
HIV/AIDS sebagai penyebab kematian utama di AS. Pada lebih dari 60 kota besar
2
AIDS adalah penyebab kematian utama pada kelompok usia 25-44 tahun. Pada
tahun 1992, AIDS berada di peringkat ke 4 penyebab kematian terbanyak
(meningkat dari peringkat ke 9 pada tahun 1991), menjadi penyebab kedua
terbanyak kematian pada usia 25-44 tahun (meningkat dari peringkat ke 3 tahun
1991) dan menyumbang 16,3 % kematian pada kelompok usia tersebut. Di saat
penyebab kematian lainnya tetap stabil atau bahkan menurun, kematian akibat
AIDS terus meningkat. Pada pergantian abad diperkirakan AIDS akan menjadi
peringkat ketiga penyebab kematian utama di AS. (3,4)
Pada tahun 2004, sekitar 40 juta orang di dunia diperkirakan akan
terinfeksi HIV. Namun, adanya ART yang tersedia sejak sekitar tahun 1997. dapat
menurunkan insiden AIDS di negara maju. Di Jepang lebih dari 6.500 orang telah
dikonfirmasi telah terinfeksi HIV dan jumlah orang yang terinfeksi HIV
berangsur-angsur meningkat pada 780 pasien per tahun. Meskipun insidens
ensefalopati HIV jelas menurun setelah pemberian terapi antiretroviral (ART). (3)
ETIOLOGI ENSEFALOPATI
Penyebab-penyebab dari ensefalopati banyak dan bervariasi. Beberapa
contoh-contoh dari penyebab-penyebab ensefalopati termasuk:
Konsumsi alkohol,
Gagal hati
Gagal Ginjal
Penyakit-penyakit metabolik
Tumor otak
PATOGENESIS
termasuk
migrasi
neuronal,
apoptosis,
dan
regulasi
neurotransmitter. (2)
Kerusakan pada neuron dapat terjadi melalui protein HIV yang spesifik,
termasuk gp120, gp41, Tat, nef, Vpr, dan Rev protein virus ini dapat
langsung beracun bagi sel-sel saraf atau dapat menyebabkan kerusakan
dengan cara mengaktivasi astrosit , mikroglia dan makrofag untuk
melepaskan sitokin, kemokin, atau zat neurotoksik. Studi di beberapa
model tikus transgenik menunjukkan bahwa ekspresi gen HIV satu atau
beberapa mengarah ke kelainan klinis dan histologis. Dengan memulai
umpan balik, virotoxins dapat memperkuat toksisitas mereka dan
menyebabkan kerusakan luas. (2)
Kategori Klinis
A1
B1
C1
A2
B2
C2
A3
B3
C3
Bacillary angiomatosis
Neuropati perifer
Kandidiasis, esofagus
Kaposi sarcoma
Mycobacterium
avium
complex
(MAC)
atau
kansasii
M,
Toksoplasmosis otak
Wasting sindrom karena HIV (penurunan berat badan > 10% dari
berat badan awal) yang terkait dengan baik diare kronis ( 2 mencret
Kelesuan
Dementia
Seizures
Tremor
Koma.
Keparahan dan tipe dari gejala-gejala sering berhubungan pada keparahan
dan penyebab dari penyakit atau kerusakan otak, mungkin akan menyebabkan
Koma. (3)
Klasifikasi gejala klinis HIV / AIDS menurut WHO
Klasifikasi gejala klinis dan definisi kasus HIV untuk pengaturan sumber
daya terbatas yang dikembangkan oleh WHO pada tahun 1990 dan direvisi pada
tahun 2007.
evaluasi, dan pengelolaan HIV / AIDS, dan tidak memerlukan jumlah CD4.
Sistem klasifikasi digunakan di banyak negara untuk menentukan kelayakan
8
untuk ART, khususnya di rangkaian di mana tes CD4 tidak tersedia. tahap klinis
dikategorikan sebagai 1 sampai 4, terus berkembang dari infeksi HIV primer
untuk HIV lanjut / AIDS (Tabel 4). Tahap-tahap ini ditentukan oleh kondisi klinis
tertentu atau gejala. Untuk tujuan dari sistem klasifikasi WHO, remaja dan orang
dewasa didefinisikan sebagai individu yang berusia 15 tahun. (5)
Tabel 4. Klasifikasi gejala klinis HIV / AIDS untuk Dewasa dan Remaja
(WHO)
Infeksi HIV Primer
Asimtomatik
Klinis Tahap 1
Asimtomatik
Klinik Tahap 2
Herpes zoster
Sudut cheilitis
Papular pruritic
Dermatitis seboroik
Klinis Tahap 3
Dijelaskan penurunan berat badan yang parah (> 10% dari berat
badan yang diduga atau diukur)
TB paru (sekarang)
Klinik Tahap 4
Pneumocystis pneumonia
TB luar paru
Kaposi sarcoma
HIV ensefalopati
10
Kronis isosporiasis
Perubahan kepribadian:
-
Apatis
Libido berkurang
Kelemahan kaki
Keterlambatan gerakan
Tremor
Gangguan kejiwaan
Tuli
Paraplegia
Kejang
11
Penurunan kesadaran
Kematian (2,3,6)
DIAGNOSIS
Diagnosis dari ensefalopati biasanya dilakukan dengan tes-tes klinik yang
dilakukan selama pemeriksaan fisik misalnya (tes-tes status mental, tes-tes
memori, tes-tes koordinasi) yang mendokumentasikan perubahan keadaan mental.
Biasanya, diagnosis terjadi ketika keadaan mental yang berubah yang menyertai
diagnosis primer yang lain seperti penyakit hati kronis, gagal ginjal, anoxia, dan
lain-lain. (1,2,3,6)
Tes-tes yang paling sering digunakan yaitu:
Pembiakan dan analisa darah dan cairan tubuh (infeksi dari banyak tipe)
12
(80%).
CSF biasanya aselular, tetapi pleositosis mononuklear ditemukan
pada 25%.
Adanya antibodi HIV
PENATALAKSANAAN
untuk membuat salinan dari dirinya sendiri. Berikut ini adalah contoh:
(ddC
Hivid),
stavudine
(d4T/Zerit),
lamivudine
(Viramune),
delavirdine
(Rescriptor).
Etravirine
(Intelence), anggota yang lebih baru dari kelas obat ini, telah disetujui
oleh FDA Amerika tahun 2008.
Protease inhibitor (PI): Obat ini mengganggu replikasi virus pada langkah
selanjutnya dalam siklus hidupnya, mencegah sel-sel dari memproduksi
virus baru. Ini termasuk ritonavir (ritonavir), suatu lopinavir dan ritonavir
14
Obat antiretroviral
Golongan
Sediaan
Stavudin (d4T)
NsRTI
Kapsul : 30-
BB > 60 kg : 2x40 mg
40 mg
Lamivudin (3TC)
NsRTI
Tablet 150 mg
BB < 60 kg : 2x30 mg
2x150 mg
BB < 50 kg : 2mg/kg
Nevirapin (NVP)
NNRTI
Tablet 200 mg
BB/2X sehari
1x200 mg selama 14 hari
Zidovudin
NsRTI
Tablet 100 mg
dilanjutkan 2x200 mg
2x300 mg atau 2x250
NsRTI
Tablet 100 mg
mg (dosis alternatif)
BB > 60 kg : 2x200 mg
(ZDV,
AZT)
Didadosin (ddI)
atau 1x400 mg
BB < 60 kg : 2x125 mg
Efavirenz (EFV,EFZ)
NNRTI
Kapsul
200
Nelfinavir (NFV)
PI
mg
Tablet 250 mg
atau 1x250 mg
1x600 mg
2x1250 mg
perkembangan AIDS. Namun, mereka juga memiliki efek samping yang dapat
parah. Mereka termasuk penurunan tingkat sel darah putih atau merah, radang
pankreas, toksisitas hati, ruam , masalah gastrointestinal, kadar kolesterol
tinggi, diabetes , distribusi lemak tubuh yang abnormal, dan kerusakan saraf.
(1,2)
BAB III
KESIMPULAN
HIV pertama kali diidentifikasi oleh Luc Montagnier di perancis pada tahun 1983
yang pada waktu itu diberinama LAV ( lymphadenopathy virus). (1,6)
Menurut WHO, hingga tahun 2000 di seluruh dunia 30-40 juta orang telah
terinfeksi HIV dan Pada tahun 2004, sekitar 40 juta orang di dunia diperkirakan
akan terinfeksi HIV. Namun, adanya ART yang tersedia sejak sekitar tahun 1997.
dapat menurunkan insiden AIDS di negara maju. Di jepang lebih dari 6.500 orang
telah dikonfirmasi telah terinfeksi HIV dan jumlah orang yang terinfeksi HIV
berangsur-angsur meningkat pada 780 pasien per tahun. Meskipun insidens
ensefalopati HIV jelas menurun setelah pemberian ART.
(1,2)
Dan dapat
DAFTAR PUSTAKA
1. Djoerban Zubairi. llmu Penyakit Dalam, jilid III, Balai Penerbit FK UI,
Jakarta: 2006, hal 1803 1807
2. http://emedicine.medscape.com/article/786414-overview
3. Dore GJ et al.
5. Organisasi
Kesehatan
Dunia.
WHO
Definisi
Kasus
HIV untuk
Pengawasan dan Staging klinis Revisi dan Klasifikasi imunologi ofTerkait Penyakit HIV Pada Dewasa dan Anak . 2007. Diakses 30 Maret
2009.
6. Plum F, Posner JB: The physiologic pathology of signs and symptoms of
coma, in Plum
F : The Diagnosis of Stupor and Coma.
18