Anda di halaman 1dari 11

GAGAL JANTUNG

(DEKOMPENSASI CORDIS)

1. PENDAHULUAN
Kalau kita simak dengan seksama, penggunaan istilah gagal
jantung sangat beragam dipakai sehari-hari terutama justru pada pusatpusat pendidikan seperti fakultas-fakultas kedokteran, akademi dan
sekolah perawat. Meskipun smuanya bermaksud untuk mengambarkan
suatu sindrom klinis yaitu dimana jantung gagal bekerja secara normal
sehinga timbul gejala-gejala dan tanda-tanda akibat kelainan pada
jantung tersebut, baik kelainan ini pada katup maupun pada otot
jantung.
Sesuai dengan kebiasaan atau selera pengajar akan terbiasa
menggunakan istilah gagal jantung, payah jantung, dekompensasi
cordis, heart failure, congestive heart failure, gagal jantung kongestif,
ventricular feilur, pumping failure, congestive cardiomiopathia dll.(Buku Ajar
Interna jilid 1 edisi 3)

Sindrom ini terjadi karena curah jantung tidak memadai untuk


memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Gangguan fungsi pompa
jantung menyebabkan bendungan sirkulasi dengan segala akibatnya.
Tujuan utama pengobatan gagal jantung adalah mengurangi gejala
akibat bendungan sirkulasi, memperbaiki kapasitas kerja dan kualitas
hidup serta memperpanjang harapan hidup. Untuk itu pendekatan awal
adalah memperbaiki berbagai gangguan yang mampu pulih untuk
menghilangkan beban kardiovaskuler yang berlebhan. (Farmakologi

dan Terapi

edisi 4)

Gagal jantung dapat terjadi pada bayi maupun anak-anak, akan


tetapi mempunyai segi-segi tersendiri dibandingkan dengan orang
dewasa, yaitu
1) Sebagian besar penyebab gagal jantung pada bayi dan anak-anak
dapat diobati (potentially curable),

2) Dalam mengatasi gagal jantung tidak hanya berhenti sampai


gejalanya

hilang,

melainkan

harus

diteruskan

sampai

ditemukan

penyebab dasarnya,
3) Setelah ditemukan penyebabnya, bila masih dapat diperbaiki maka
harus segera dilakukan tindakan untuk memperbaikinya,
4) Lebih mudah diatasi dan mempunyai prognosis yang lebih baik
daripada gagal jantung pada orang dewasa.(Ilmu Kesehatan Anak jilid 2 1985)
2. INSIDENS
Gagal jantung merupakan suatu kondisi yang telah diketahui
selama berabad-abad namun penelitian epidemiologi sulit dilakukan
karena tidak adanya defenisi tunggal tenteng kondisi ini. Ketika masih
sedikit pemeriksaan jantung yang tersedia, defenisi gagal jantung
cenderung kearah patofisiologi, lalu kemudian definisi ditempatkan pada
penekanan

pada

gagal

jantung

sebagai

suatu

diagnosis

klinis.

Sementara kondisi ini memang merupakan suatu sindrome klinis,


diagnosis dapat sulit ditegakkan pada tahap dini karena relatif tidak ada
gejala. Maka defenisis terbaru membutuhkan bukti pendukung dari
pemeriksaan jantung. Pemeriksaan penunjang yang paling sering
digunakan

adalah

ekokardiografi,

dengan

disfungsi

ventrikel

kiri

biasanya didefenisikan sebagai fraksi ejeksi < 30-40% pada kebanyakan


survei epidemiologi.
Sekitar 3-20 per 1000 orang pada populasi mengalami gagal
jantung dan prevalensinya meningkar seiring pertambahan usia (100
per 1000 orang pada usia di atas 65 tahun) dan angka ini akan
meningkat karena peningkatan usia populasi dan perbaikan ketahan
hidup setelah infark miokard akut.(Lecture

Notes Kardiologi edisi 4)

Prevalensi

gagal jantung di Inggris, Skandinavia dan AS adalah sekitar 1% secara


keseluruhan dan 10% pada manula. Tingkat mortalitas tahunan pada
kasus yang berat lebih dari 50%.(Lecture Notes Kedokteran Klinis edisi 6)
Gagal jantung merupakan penyebab paling banyak perawatan di
Rumah Sakit pada populasi Medicare di AS, sedangkan di Eropa dari
data-daa Scottish memperlihatkan peningkatan dari perawatan gagal

jantung. Peningkatan ini sangat erat hubunganya dengan meningkatnya


usia seseorang. Dari survei registrasi didapatkan angka perawatan di
RS, perempuan 4,7% dan laki-laki 5,1% adalah berhubungan dengan
gagal jantung.(Buku Ajar Interna jilid 3 edisi 4)
Pada

penderita

kelainan

jantung

bawaan,

komplikasi

gagal

jantung terjadi 90% sebelum umur 1 tahun, sedangkan sisanya terjadi


antara umur 1-5 tahun. Penyebab gagal jantung pada umur 5-15 tahun
umumnya kelainan jantung didapat, diantaranya demam reumatik. (Ilmu
Kesehatan Anak Jilid 2 1985)

3. DEFENISI
Hingga kini tidak ada definisi gagal jantung yang memuaskan.
Gagal

jantung

didefinisikan

sebagai

sindrom

klinis

akibat

ketidakmampuan jantung memompa darah secara adekuat untuk


memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, meskipun aliran balik masih
baik. Gagal jantung pada bayi dan anak memberikan gambaran klinis
dan

perjalanan

penyakit

yang

berbeda

dengan

orang

dewasa.

Disamping faktor penyebab yaitu penyakit jantung bawaan sebagai


penyebab utama, juga faktor umur menyebabkan gagal jantung. (Ilmu
Kesehatan Anak jilid 1 1991)

Suatu

keadaan

mempertahankan

patofisiologis
sirkulasi

di

adekuat

mana
untuk

jantung

gagal

kebutuhan

tubuh

meskipun tekanan pengisian cukup (Paul Wood, 1958).


Suatu sindrom di mana disfungsi jantung berhubungan dengan
penurunan toleransi latihan, insidensi aritmia yang tinggi dan
penurunan harapan hidup (Jay Cohn, 1988).
Adanya gejala gagal jantung yang reversibel dengan terapi dan
bukti objektif adanya disfungsi jantung (European Society of
Cardiology, 1995).(Lecture Notes Kardiologi edisi 4)
Klasifikasi dari New York Heart Association :

Kelas I (asimtomatik) : tidak membatasi aktivitas fisik normal,

Kelas II (ringan) : nyaman saat istirahat namun timbul gejala pada


aktivitas ringan,

Kelas III (sedang) : nyaman saat istirahat namun gejala timbul


pada aktivitas sedang sampai berat,

Kelas IV (berat) : tidak mampu melakukan aktivitas fisik tanpa


merasa tak nyaman yang bisa juga dirasakan saat istirahat. (Lecture
Notes Kedokteran Klinis edisi 6)

Jenis Gagal Jantung

Gagal Jantung Sistolik dan Diastolik


Kedua jenis ini terjadi secara tumpang tindih dan tidak dapat
dibedakan dari pemeriksaan jasmani, foto toraks atau EKG dan
hanya dapat dibedakan dengan Eko-Doppler.
Gagal jantung sistolik merupakan ketidak mampuan kontraksi
jantung

memompa

menyebabkan

sehingga

kelemahan,

curah

fatik,

jantung

menurun

dan

kemampuan

aktivitas

fisik

menurun dan gejala hipoperfusi lainnya.


Gagal jantung diastolik adalah gangguan relaksasi dan gangguan
pengisian ventrikel. Gagal jantung diastolik didefinisikan sebagai
gagal jantung dengan fraksi ejeksi lebih dari 50%. Ada 3 macam
gangguan fungsi diastolik : 1) Gangguan relaksasi, 2) Pseudonormal dan 3) Tipe restriktif.(Buku Ajar Interna jilid 3 edisi 4)

Gagal Jantung Akut dan Kronik


Manifestasi

klinis

gagal

jantung

akut

dan

kronik

hanya

menunjukkan saat atau lamanya gagal jantung terjadi atau


berlangsung. Apabila terjadi mendadak misalnya robekan katup
secara tiba-tiba akibat endokarditis, trauma atau infark miokard
luas. Curan jantung yg menurun secara tiba-tiba menyebabkan
penurunan tekanan darah tanpa disertai edema perifer dinamakan
gagal jantung akut.(Buku Ajar Interna jilid 3 edisi 4)
Sedangkan pada penyakit-penyakit jantung katup, kardiomiopati
atau gagal jantung akibat infark jantung lama, terjadi gagal
jantung secara perlahan-lahan atau karena gagal jantungnya

bertahan lama dengan pengobatan yang diberikan dinamakan


gagal jantung kronik.(Buku Ajar Interna jilid 1 edisi 3)

Gagal Jantung Kiri dan Gagal Jantung Kanan


Gagal jantung kiri akibat kelemahan ventrikel, meningkatkan
tekanan vena pulmonalis dan paru menyebabakan pasien sesak
nafas

dan

ortopnea.

Gagal

jantung

kanan

terjadi

kalau

kelainannya melemahkan ventrikel kanan seperti pada hipertensi


pulmonal primer/sekunder, tromboemboli paru kronik sehingga
terjadi kongesti vena sistemik yang menyebabkan edema perifer,
hepatomegali dan distensi vena jugularis.(Buku Ajar Interna jilid 3 edisi 4)

Low Output dan High Output Heart Failure


Low output HF disebabkan oleh hipertensi, kardiomiopati dilatasi,
kelainan katup dan perikard. High output HF ditemukan pada
penurunan resistensi vaskulersistemik, seperti hipertiroidisme,
anemia, kehamilan, vistula A-V, beri-beri, dan penyakit peget.
Secara praktis kedua kelainan ini tidak dapat dibedakan.(Buku

Ajar

Interna jilid 3 edisi 4)

4. ETIOLOGI
Gagal jantung merupakan keadaan klinis dan bukan suatu
diagnosis. Penyebabnya harus selalu dicari. Gagal jantung paling sering
disebabkan oleh gagal kontraktilitas miokard. Namun pada kondisi
tertentu, bahkan miokard dengan kontraktilitas yang baik tidak dapat
memenuhi kebutuhan darah sistemik ke seluruh tubuh untuk memenuhi
kebutuhan metabolik tubuh.(Lecture Notes Kardiologi edisi 4)
Secara fungsional dapat disebakan oleh :
a. Beban tekanan

Hipertensi

menimbulkan

hipertensi
gagal

sistemik

jantung

kiri,

menimbulkan gagal jantung kanan.

mula-mula
hipertensi

akan

pulmonal

akan
akan

Obstruksi outflow tract ventrikel atau pada katup semilunaris :


stenosis, pulmonal, stenosis aorta

b. Bebab volume
-

Pirau kiri ke kanan : VSD, PDA.

Refluks katup semilunaris : insufisiensi aorta, insufisiensi pulmonal.

Refluks katup atrioventrikularis : insufisiensi mitral, insufisiensi


trikuspid.

Retensi

cairan

intravaskular

pemberian

cairan

intravena

berlebihan, gagal ginjal.


c. Meningkatkan

volume

per-menit

(menimbulkan

high

output

failure) : vistula arteri-vena, anemia, penyakit tulang peget, korpulmonal hipoksik, beri-beri, tirotoksikosis.
d. 1. Perubahan frekuensi jantung : di atas 180-120 /menit (takikardi),
dibawah 36-38 /menit (bradikardi).
2.

Takiaritmia

disertai

hilangnya

atrial

support

takikardi

supraventrikuler paroksismal, fibrilasi atrium, irama nodal.


e. Penyakit miokardium : infeksi bakteri/eksotoksin (difteria), kelainan
gizi (beri-beri), penyakit metabolik (diabetes melitus), penyakit arteri
koroner,

penyakit

timbunan

glikogen,

mukopolisakaridosis,

miokardiopati primer.
f. Kombinasi penyebab di atas
Penyebab gagal jantung pada 2 jam pertama kehidupan :
a. Volume overloading ventrikel kanan : inkompeten trikuspid atau
inkompeten pulmonalmakin berat tahanan pembuluh darah paru,
makin berat keadaanya. Juga pada vistula arteri-vena, transfusi
plasenta dan anemia.
b. Hipoplasia ventrikel kiri disebabkan menutupnya foramen ovale yang
terlalu dini disertai obstruksi vena pulmonalis.
c. Penutupan duktus arteriosus antenatal
d. Gangguan kontraktilitas miokard karena gangguan metabolisme
berat.
e. Hipoglikemi dan hipokalsemia.

Sebagian besar gagal jantung pada bayi dan anak disebabkan


oleh penyakit jantung bawaan yang 90% terjadi sebelum berumur 1
tahun, terutama bulan-bulan pertama kehidupan bayi. Di samping itu
asfiksia berat, obstruksi jalan nafas menyebabkan gagal jantung pada
bayi karena menurunya tekanan oksigen darah dan meningkatnya ion
hidrogen dalam miokard dan aliran darah. Penggolongan timbulnya
gagal jantung pada penyakit jantung bawaan menurut umur (Keith) :
a. Lahir-1 minggu : atresia aorta atau sindrom hipoplastik jantung
kiri, transposisi arteri-arteri besar, koarktasio aorta.
b. Bulan pertama : koarktasio aorta, PDA dan kadang-kadang VSD.
c. Bulan kedua : transposisi arteri-arteri besar.
d. Bulan ke 2 dan 3 : VSD besar dengan resistensi paru yang rendah,
bila gagal jantung jelas dan pembesaran jantung cepat biasanya
disertai penyakit jantung bawaan lain atau komplikasi seperti
anemia atau infeksi.
e. Antara 3-6 bulan : terbanyak disebabkan VSD.
f. Antara 6-12 bulan : fibroelastosis endokardial, A-V canal atau
atrio-ventrikular communis, anomali total drainase vena pulmonal.
Pada umur 1-6 minggu, VSD besar tidak akan jatuh dalam gagal
jantungkarena resistensi paru yang masih tinggi mencegah aliran darah
yang berlebihan. Tetralogi fallot dan ASD sekundum tidak akan
menimbulkan gagal jantungpada bayi dan anak. Gagal jantung dapat
pula disebabkanoleh kelainan jantung didapat :
a.

Penyakit jantung reumatik yang umumnya terjadi di atas umur 5


tahun.

b.

Berbagai macam miokarditis.

c.

Sebab-sebab lain (anemia, aritmia dan lain-lain). (Ilmu Kesehatan Anak jilid
2 1985)

Penyebab gagal jantung.


Janin

Anemia berat (hemolisis, transfusi janin-ibu, anemia

Neonatus Prematur

Neonatus Cukup
Bulan

Bayi - Belajar Jalan

Anak Remaja

akibat parvovirus B19, anemia hipoplastik)


Takikardi supraventrikuler
Takikardi ventrikuler
Blokade jantung total
Kelebihan beban cairan
Duktus Arteriosus Persisten (PDA)
Defek Septum Ventrikel (VSD)
Kor Pulmonale (displasia bronkopulmonal)
Hipertensi
Kardiomiopati Asfiksia
Malformasi Arteriovenosa (vena Galen, hepatika)
Lesi Obstruktif sisi kiri (koarktasio aorta, sisi kiri
jantung hipoplastik)
Miokarditis Virus
Defek Jantung dengan pencampuran besar
Shunt jantung dari kiri ke kanan (VSD)
Hemangioma (malformasi arteriovenosa)
Anomali Arteri Koronaria Kiri
Kardiomiopati Metabolik
Hipertensi Akut (sindrom hemolitik uremia)
Takikardia Supraventrikuler
Penyakit Kawasaki
Demam Reumatik
Glomerulonefritis
Miokarditis Virus
Tirotoksikosis
Hemokromatosis
Anemia Sel Sabit
Endokarditis
Kor Plumonal (kistik fibrosis)
Kardiomiopati (hipertrofi, dilatasi, pasca-virus)

5. PATOFISIOLOGI
Walaupun patofisiologi gagal jantung belum jelas diketahui seluruhnya,
namun penampilan miokard memegang peran yang paling penting.
Penampilan miokard tersebut bergantung pada aktivitas kontraktilitas
miokard, dimana unsur dasarnya adalah sarkomer. Tenaga kimiawi
dapat diubah oleh otot jantungmelalui mekanisme yang rumit menjadi
tenaga mekanik oleh pompa kalsium, troponin, tropomiosin, ATP-ase,
dan lain-lain.
Miokard bayi mempunyai tegangan otot yang lebih tinggi pada waktu
istirahat daripada miokard orang dewasa, karena relatif lebih sedikit
mengandung sarkomer dan relatif lebih banyak air. Sebaliknya bila
dirangsang, tegangan otot pada bayi kurang meningkat dibanding pada
orang dewasa.
6. GEJALA KLINIS

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah : hemoglobin dan eritrosit biasanya sedikit menurun karena


terjadi hemodilusi. Bila hemoglobin di bawah 5g% sewaktu-waktu
dapat terjadi gagal jantung kiri akut, keadaan anemia dapat
menambah beban jantung. Laju endap darah pada umumnya
menurun. Peninggian laju endap darah pada penyakit jantung
reumatik dengan gagal jantung menandakan adanya proses ruma
aktif. Kadar gula darah dapat menurun akibat berkurangnya
cadangan glikogen hati. Kadar gula darah yang sangat rendah pada
bayi dapat menimbulkan gagal jantung, yang segera dapat di atasi
dengan pemberian glukosa. Kadar kalium dalam darah meningkat
sebagai akibat kelusrnya kalium intra sel karena gangguan perfusi
jaringan, sedangkan kadar natrium dalam darah sedikit menurun
walaupun natrium total dalam tubuh bertambah. Pada beban
volume dengan pirau kiri ke kanan yang besar yang mengakibatkan
bendungan paru, terjadi sedikit penurunan PaO2 dan terjadi sedikit
kenaikan PaCO2 yang menyebabkan asidosis respiratorik ringan.
Sedangkan pada beban tekanan dengan PaO2 arteri yang rendah
akan timbul asidosis metabolik karena meningkatnya metabolisme
anaerob.(Ilmu Kesehatan Anak jilid 1 1991)

Urin : terdapat oligouria, jumlah pengeluaran urin berkurang,


albuminuria ringan dan hematuria mikroskopik. (Ilmu

Kesehatan Anak jilid 1

1991)

Radiografi toraks : pada umumnya terdapat kardiomegali disertai


bendungan paru di samping perubahan konfigurasi jantung dari
kelainan jantung bawaan atau penyakit jantung didapat yang
menyebabkan gagal jantung. Kardiomegali dapat disebabkan oleh
dilatasi ventrikel kiri atau kanan, LVH atau kadang oleh efusi
perikard. Derajat kardiomegali tidak berhubungan dengan fungsi
ventrikel kiri. Pada paru tampak bendungan vena, yang dapat

sangat berat sehingga terjadi edema paru. Normalnya, perfusi


pleura terlihat lebih banyak di basis paru, namun dengan kongesti
vena paru timbul diversi lobus atas dan ketika tekanan vena
pulmonalis meningkat melebihi 20 mmHg, terjadi edema interstitial
yang menyebabkan garis septal terutama pada basis. Ketika tekana
meningkat

melebihi

25

mmHg,

terjadi

edema

hilar

dengan

distribusi kupu-kupu atau sayap kelelawar dan edema perivaskular


menyebabkan gambaran awan pada pembuluh darah. Pembesaran
vena cava superior dan vena azigos dapat terlihat. Bila gagal
jantung menyebabakan efusi pleura, maka biasanya bilateral
namun bila unilateral cenderung lebih sering terjadi pada sisi
sebelah kanan.(Lecture Notes Kardiologi edisi 4)

Elektrokardiogram : perubahan EKG pada gagal jantung tidak


khas.

Kadang

ditemukan

perubahan

ST-T

dan

perubahan

gelombang P. Gelombang QRS bervoltase rendah dijumpai pada


miokarditis. Pemerikasaan EKG berguna untuk menentukan apakah
disaritmia yang berasal dari ventrikel atau atrium, yang mungkin
menjadi penyebab gagal jantung. Juga adanya hipertrofi dapat
membantu menentukan latar belakang penyakit sebelumnya. (Ilmu
Kesehatan Anak jilid 1 1991)

Ekokardiografi : kelainan fungsi jantung, adanya dilatasi dan


hipertrofi, perubahan fraksi ejeksi dan interval waktu sistole dapat
diketahui dengan pemeriksaan ekokardiografi. Curah jantung dapat
pula diperkirakan dengan teknik eko-Doppler.(Ilmu

Kesehatan Anak jilid 1

1991)

Pemeriksaan kardiologik invasif : pada kateterisasi jantung


terdapat peninggian tekanan diastolik akhir ventrikel kiri, kemudian
atrium kiridan baru tekanan vena pulmonalis. Pada bayi peninggian
tekana atrium kana baru timbul pada keadaan yang lanjut, karena
sistem vena sistemik dapat menampung relatif lebih banyak
kongesti daripada orang dewasa.(Ilmu Kesehatan Anak jilid 1 1991)

Tes latihan fisik : tes ini seringkali dilakukan un tuk menilai


adanya iskemia miokard dan pada beberapa kasus untuk mengukur

konsumsi

oksigen

maksimum

(VO 2

maks.).

VO2

maks

mempresentasikan batas toleransi latihan aerobik dan sering


menurun pada gagal jantung.(Lecture Notes Kardiologi edisi 4)
8. TATA LAKSANA
9. PROGNOSIS
Prognosis gagal jantung ditentukan oleh beberapa hal :
1. Pada umumnya prognosis pada bayi dan anak dengan gagal jantung
lebih baik daripada orang dewasa. Tetapi saat timbulnya gagal
jantung sangat mempengaruhi prognosis ini. Makin muda umur saat
terkena gagal jantung, makin buruk prognosisnya.
2. Berat ringannya penyakit primer yang menyebabkan gagal jantung,
yang

dapat

dinilai

secara

fisis,

elektrokardiografis

maupun

radiologis.
3. Lamanya gagal jantung, apakah akut atau kronis.
4. Cepat

dan

tepatnya

pertolongan

pertama,

baik

secara

mendikamentosa maupun secara pembedahan.


5. Hasil dan lamanya pengobatan digitalis dan diuretik, serta menetap
atau tidaknya kardiomegali.
6. Adanya komplikasi penyakit paru, endokarditis bakterialis atau
penyakit lainnya.
7. Keadaan umum pasien, dan
8. Sering atau tidak berulangnya gagal jantung.

Anda mungkin juga menyukai