Om Swastyastu
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena atasa asung kerta wara nugraha-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kerja Praktek yang berjudul Pembangunan Sentral Parkir dan Fasilitas
Penunjang Gedung Sewaka Dharma Lumintang ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini juga penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada Ibu A.A.S. Dewi Rahadiani. ST.,MT. sebagai Dosen Pembimbing yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Dan juga penulis
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan masukan
dalam menyusun laporan kerja praktek ini.
Akhir kata, tidak lupa penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan
kesalahan dalam laporan ini. Penulis sadar bahwa laporan kerja praktek ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun yang sekiranya dapat digunakan untuk perbaikan
pada penyusunan berikutnya. Sebelum dan sesudahnya penulis ucapkan terima
kasih.
Om Santhi Santhi Santhi Om
Denpasar, 13 Desember 2014
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
Daftar Gambar......................................................................................................vi
Daftar Tabel.........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................8
1.1
Latar Belakang.........................................................................................8
1.2
Lokasi.......................................................................................................9
1.3
Pendanaan................................................................................................9
1.4
1.5
Scope Pekerjaan.....................................................................................10
2.2
ii
2.4
Proses Pelaksanaan................................................................................19
iii
Prosedur Pengawasan............................................................................54
iv
Pelaksanaan Pengawasan.......................................................................55
Simpulan................................................................................................57
6.2
Saran......................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................58
Lampiran..............................................................................................................59
Daftar Gambar
Gambar 1. 1Gamabar Lokasi Proyek................................................................................8
Gambar 1. 2 Gambar Lokasi Proyek (Lebih Jelas)...........................................................8
Gambar 1. 3 Gambar Skema Keorganisaian Pada Proyek Sentral Parkir dan Fasilitas
Penunjang di Kawasan Gedung Sewaka Dharma............................................................11
Gambar 3. 1 Gambar Site Proyek...................................................................................20
vi
Daftar Tabel
Tabel 4. 1 perbandingan material beton menurut mutu (SNI, 2007).............................37
vii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kota Denpasar merupakan pusat pemerintahan yang ada di Pulau Bali ini.
Banyak bangunan pemerintahan yang terdapat di Denpasar ini. Salah satu titik yang
menjadi pusat pemerintahan Provinsi Bali dan Kota Denpasar khusunya adalah Jalan
Mulawarman, Lumintang. Disini banyak terdapat kantor-kantor pemerintah, diantaranya
adalah kantor Dinas Peternakan dan Pertanian, Dinas Kebersihan dan Pertamanan,
Gedung Wanita Karya Graha Badung, Kantor Camat Denpasar Utara (DENUT), Dinas
Sosial Tenaga kerja dan masih banyak lagi.
Lumintang bukan hanya menjadi pusat pemerintahan Kota Denpasar, tetapi juga
menjadi pusat rekreasi dan olahraga bagi warga Denpasar, khususnya Denpasar Utara.
Oleh karena itu banyak kegiatan warga dilakukan di daerah Lumintang ini tepatnya di
Taman Kota Denpasar.
Dengan banyak aktifitas dari warga kota Denpasar di daerah Lumintang ini,
tidak sebanding dengan lahan parkir yang selama ini tersedia. Oleh karena itu
pemerintah Kota Denpasar membangun fasilitas berupa Central Parkir dan Gedung
Penunjang. Tujuan lain nya dibangun Central Parkir ini adalah mengurangi penggunaan
badan jalan sebagai lahan parkir sementara, agar terciptanya kelancaran dan
kenyamanan bagi pengendara yng melewati daerah Lumintang ini terutama pada Jalan
Mulawarman, Lumintang, Denpasar Utara. Jadi setelah dibangun nya gedung ini
diharapkan tidak ada alasan lagi bagi pengendara untuk memarkirkan kendaraan nya di
badan jalan lagi.
I.2 Lokasi
Lokasi Proyek Pembangunan Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang di
Kawasan Gedung Sewaka Dharma Lumintang Kota Denpasar
I.3 Pendanaan
Proyek Pembangunan Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang di Kawasan
Gedung Sewaka Dharma Lumintang Kota Denpasar dengan Nilai Pekerjaan Rp
13.469.268.000,00 (tiga belas milyar empat ratus enam puluh sembilan juta dua
ratus enam puluh delapan ribu rupiah) sudah termasuk ppn 10%
Pekerjaan Persiapan
1. Pekerjaan Persiapan
a. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi
b. Pekerjaan Pengukuran dan Bowplank
2. Pekerjaan Tanah
a. Pekerjaan Galian Tanah Biasa (Mekanik)
b. Pekerjaan Timbunan Tanah Dipadatkan (Hasil Galian)+Pemadatan
c. Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Pondasi T=5cm
d. Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Lantai
I.5.2
Pekerjaan Struktur
10
11
BAB II
ADMINISTRASI DAN ORGANISASI
II.1 Organisasi dan Pihak yang Terlibat dalam Proyek
Organisasi merupakan suatu kerja sama antara beberapa orang atau lebih yang
yang bekerja dalam lingkup suatu pekerjaan demi mencapai suatu tujuan yang telah
direncanakan. Pada umumnya sistem organisasi digambarkan dalam bentuk bagan yang
berisikan hubungan secara horizontal maupun vertikal sehingga memberikan kejelasan
tugas dan kedudukan masing masing orang yang terlibat dalam suatu organisasi
tersebut.
Keorganisasian dari proyek pembangunan Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang
di Kawasan Gedung Sewaka Dharma Lumintang adalah sebagai berikut:
Project Sponsor
Ir. Nym Pada Jayastra
Project Manager
Pt. Gede Widiantara
Procurement
Km. Adi
Mulyawan
Project
Control
Gst Lanang
Widnyana
Steering
Group /
Direksi
Logistik Pusat
Ketut Mudita
Site Manager
Kadek Juni Artha
Supervisor Civil
Ewok Yulianto
Ida Bagus Gede Wedana
Qs
Dewa Ayu Apriana Sari
Log / ADM
Ni Putu Ratih
Kusumah Wardani
12
pelaksanaan
penyelesaian
keluhan
pelanggan
dan
13
6. Membuat laporan-laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan laporanlaporan lain yang berhubungan dengan bidang tugasnya,
7. Berkoordinasi dengan pihak konsultan supervisi, aparat setempat, utamanya
pihak direksi PU serta menyelesaikan masalah-masalah teknis lapangan
dengan pengawas,
8. Membantu bidang administrasi kontrak untuk memeriksa dan menyetujui
tagihan upah mandor, sub kontraktor, dan sewa alat yang berhubungan
dengan prestasi fisik lapangan serta mengajukanrequest ke direksi proyek
sebelum pekerjaan dimulai termasuk koordinasi dengan konsultan supervisi.
B. Tanggung Jawab
1. Menetapkan sasaran mutu,
2. Memimpin setiap pertemuan,
3. Melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait dilokasi proyek,
4. Memberikan persetujuan atas permintaan kebutuhan proyek ke kantor pusat/
cabang
II.2.4 Procurement
Mengontrol pengadaan material / peralatan pada proyek.
II.2.5 Project Control
Project Control Engineer pada umumnya mulai terlibat sejak awal perencanaan
suatu proyek. Dialah yang bertugas menyusun project schedule, manpower planing,
equipment loading dan project budget bersama dengan project key person yang lain.
Pada saat eksekusi proyek berjalan, dialah yang berperan utama memasok informasi
yang diperlukan untuk mengendalikan agar proyek tetap berjalan sesuai rencana. Oleh
karena itu orang seringkali menyebutnya juga sebagai Project Planing & Control
Engineer. Pada saat proyek selesai, dia pula yang bertugas untuk menyusun project
closing report. Laporan ini berisi tentang performance yang berhasil dicapai
dibandingkan dengan planing yang dibuat sebelum proyek dimulai, beserta analisaanalisanya. Project closing report dimaksudkan untuk membuat historical database yang
akan dimanfaatkan untuk menyusun perencanaan proyek baru di masa datang.
Laporan Kerja Praktek
Proyek Pembangunan Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang di
Kawasan Gedung Sewaka Dharma Lumintang Kota Denpasar
14
pejabat
pelaksana
teknis
kegiatan
dalam penyelesaian
15
secara
teratur
ke
paket-paket
pekerjaan
untuk
melakukan monitoring kondisi pekerjaan dan melakukan perbaikanperbaikan agar pekerjaan dapat direalisasikan sesuai dengan
ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan,
b. Pemahaman terhadap spesifikasi. Metode pelaksanaan untuk setiap
jenis pekerjaan yang disesuaikan dengan kondisi dilapangan,
c. Metode pengukuran volume pekerjaan yang benar sesuai dengan
pasal-pasal dalam Dokumen Kontrak tentang cara pengukuran dan
pembayaran.
d. Melakukan pemantauan dengan ketat atas prestasi kontraktor segera
melaporkan kepada pejabat pelaksana teknis kegiatan apabila
kemajuan pekerjaan ternyata mengalami keterlambatan lebih dari
16
dan
menandatangani
dokumen-dokumen
tentang
17
2. Melaksanakan
pemeriksaan
dan/atau
pengetesan
barang
serat
18
BAB III
KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN
III.1 Proses Pelaksanaan
III.1.1 Persiapan pelaksanaan konstruksi
Persiapan pelaksanaan konstruksi Proyek Pembangunan Sentral Parkir dan
Fasilitas Penunjang di Kawasan Gedung Sewaka Dharma Lumintang Kota Denpasar :
1. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
a. Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan yang akan dikerjakan
dalam pengerjaan proyek tersebut
b. Semua alat yang didatangkan atas persetujuan pengawas
2. PEMBERSIHAN LOKASI PROYEK
a. Stripping menggunakan bulldozer
b. Hasil Striping dibuang
c. Perapi pada daerah yang tidak terjangkau alat berat dikerjakan
dengan tenaga manusia
d. Pemadatan menggunakan alat yang sesuai
e. Peralatan :
f. Bulldozer
g. Dump Truck
h. Alat Pemadat
i. Peralatan Bantu
3. BANGUNAN SEMENTARA
a. Pembuatan pagar keliling proyek
b. Pembuatan pos jaga / pos security
c. Pembuatan direksi keet
d. Pembuatan barak kerja / toilet
e. Pembuatan gudang
f. Pembuatan bengkel kerja
g. Pembuatan akses jalan untuk sirkulasi kendaraan
4. PENGUKURAN
a. Pengukuran situasi di lapangan dengan menggunakan alat ukur
Topcorn Total Station GTS-210 Series
b. Data hasil pengukuran ditransfer ke dalam computer untuk
digambar kedalam Autocad
5. TES LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
a. Ready mix
b. Laboratorium Beton
19
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Direksi Keet
Gudang
Tempat tinggal sementara pekerja dan toilet
Kantin/ warung
Tempat sampah
Pos satpam
Fabrikasi Besi
Pagar pembatas
III.1.3 Perencanaan metoda pelaksanaan konstruksi
20
21
A.
area basement
e. Pemasangan besi pile cap, stek besi dinding basement, besi kolom dan
besi lantai. Serta besi lain yang dibutuhkan. Persiapan posisi waterstop
(diperlukan untuk pengecoran secara bertahap)
f. Pasangan relat untuk mengontrol elevasi
g. Check / inspeksi ok
h. Persiapan pengecoran
Sebelum pengecoran dilaksanakan area kerja harus bersih dari sampah,
potongan kayu, potongan bendrat dll. Pembersihan dilakukan dengan
kompresor, air, dll.
i. Cor Beton (pile cap, sloof basement, lantai basement)
j. Perawatan beton (quring)
B.
Pekerjaan Kolom
a. Pabrikasi Begisting kolom
b. Pasang begesting dengan acuan grid
c. Perkuat begesting dengan support item
d. Dilanjutkan dengan pemasangan begesting kedua
e. Perkuat dengan balok dan support item
f. Periksa kelurusan kolom dengan unting-unting
g. Siap di cor dengan bantuan alat vibrator
C.
Pekerjaan Balok
a. Pasang timber/ balok penyangga dengan bantuan scaffolding
b. Pasang bottom form atau dudukan bawah bodeman
c. Pasang side formwork
d. Pasang beam clam dan usuk penguat
e. Siap di cor dengan bantuan alat vibrator
III.1.4 Perencanaan sumber daya
22
Perencanaan sumber daya material atau bias kita sebut MRP (Material
Requirment Planning) adalah suatu system perencanaan dan penjadwalan kebutuhan
material untuk produksi yang memerlukan beberapa tahapan proses /fase atau dengan
kata lain adalah suatu rencana produksi untuk sejumlah produk jadi yang diterjemahkan
ke bahan mentah atau komponen yang dibutuhkan dengan menggunakan waktu
tenggang sehingga dapat ditentukan kapan dan berapa banyak yang dipesan untuk
masing-masing komponen suatu produk yang akan dibuat. Untuk perencanaan sumber
daya pada proyek sentral parkir ini sendiri menyesuaikan dengan site yang ada dan time
schedule atau jadwal pekerjaan yang akan dilaksanakan, agar tidak ada penimbunan
bahan yang terlalu banyak sehingga akan mengganggu kinerja baik pekerja maupun alat
yang bekerja.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan material adalah :
1. Jenis, volume, dan mutu material yang diperlukan.
2. Harga dan rencana pembayaran material atau bahan.
3. Waktu pengadaan material ke lokasi proyek berdasarkan kepada rencana
waktu pelaksanaan yang telah dibuat.
4. Penyimpanan dan pemakaian bahan diatur sebaik mungkin sehingga tidak
terjadi penurunan mutu.
Jenis dan mutu bahan yang harus digunakan telah ditetapkan dalam dokumen
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat). Tim pelaksana tidak bias mengganti bahan
yang telah tercantum dalam RKS tersebut tanpa izin dari konsultan pengawas.
Disamping itu mutu bahan pengganti minimal harus setara dengan mutu yang telah
ditetapkan.
Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan sumber
daya material sangat menentukan apakah proyek itu berjalan dengan baik, dengan
kualitas yang bagus dan tidak ada keterlambatan, disamping faktor lain yang berupa
faktor pekerja dan alat atau mesin pembantu pekerjaan.
3. Sumber daya mesin
Mesin merupakan alat bantu manusia dalam mengerjakan pekerjaan nya yang
dimana pengadaan alat ini disesuaikan dengan site dilapangan beserta keperluan yang
berdasarkan kepada time schedule yang telah dibuat. Penggunaan peralatan yang tepat
dan ekonomis dapat meningkatkan efisiensi kerja. Dalam pengelolaan peralatan
diperlukan pertimbangan-pertimbangan seperti jumlah peralatan yang diperlukan dan
Laporan Kerja Praktek
Proyek Pembangunan Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang di
Kawasan Gedung Sewaka Dharma Lumintang Kota Denpasar
23
cara untuk memperoleh peralatan. Untuk peralatan yang digunakan pada proyek ini
dapat dilihat pada lampiran.
III.1.5 Perencanaan waktu pelaksanaan / time schedule
DPA-SKPD:
1.05.1.05.01.16.62.5.2.
Proses pembayaran dilaksanakan dengan:
1.
24
sebesar Rp. 2.693.853.600,00 (Dua Milyar Enam Ratus Sembilan Puluh Tiga
2.
Juta Delapan Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Enam Ratus Rupiah).
Pembayaran angsuran
Pembayaran nilai pekerjaan sebagaimana tercantum pada pasal 8 ayat (1)
dilakukan secara angsuran berdasarkan kemajuan pekerjaan yang diterima oleh
pihak pertama dengan retensi 5%. Retensi adalah pengganti jaminan / garansi
dari kontraktor kepada owner. Nilai retensi 5% dari nilai pekerjaan sesuai
dengan kontrak yaitu Rp. 673.463.400,00 (Enam Ratus Tujuh Puluh Tiga Juta
Empat Ratus Enam Puluh Tiga Ribu Empat Ratus Rupiah).
III.2.3 Perubahan pekerjaan / Addendum
1.
2.
kerja,
pekerjaan
tambahan
dan
kurang
tersebut
tidak
akan
3.
Komitmen (PPK).
Pihak Kedua wajib melaksanakan setiap perubahan dari volume pekerjaan
sebagimana tercantum dalam ayat (1) dan berhak mengajukan biaya satuan
seperti yang telah dicantumkan dalam daftar kuantitas dan harga namun apabila
ada perubahan persyaratan sehingga mengakibatkan perubahan biaya maka
4.
1.
25
2.
sebagai keadaan memaksa (Force Majeure) adalah semua kejadian diluar kemampuan
Pihak Kedua yang mempengaruhi jalannya pelaksanaan kegiatan yaitu:
1. Bencana alam (yang dinyatakan oleh Pemerintah setempat) yaitu: gempa bumi,
angin topan, banjir, tanah longsor, dan kebakaran.
2. Peperangan, pembrontakan.
3. Perpu dibidang moneter yang mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya
Kontrak Kerja.
Apabila terjadi keadaan memaksa (Force Majeure), maka Pihak Kedua
dibebaskan dari tanggungan atas kerugian dan keterlambatan penyelesaian kegiatan dan
Pihak Kedua wajib mengambil langkah-langkah untuk mencegah kemungkinan
terjadinya kerugian yang lebih besar atas persetujuan Pihak Pertama. Untuk keperluan
perhitungan atas kerugian yang mungkin terjadi Pihak Kedua perlu segera mengambil
tindakan atau langkah pengumpulan data mengenai kegiatan dengan mengambil
dokumentasi atau foto dan wajib melaporkan kepada Direksi / Pengawas Lapangan
kegiatan secara tertulis selambat-lambatnya 3 x 24 jam setelah terjadinya peristiwa
diikuti laporan terperinci secara tertulis paling lambat 7 hari kalender sejak terjadinya
peristiwa tersebut kepada Pihak Pertama. Apabila Pihak Kedua lalai melaporkan secara
tertulis, sehingga melampaui batas waktu maka Pihak Kedua kehilangan haknya untuk
mengajukan klaim atas kejadian tersebut.
III.2.6 Pelaporan pelaksanaan konstruksi
Sebagaimana dimaksud dengan pasal 14 dokumen kontrak Pihak Kedua wajib
membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan kepada tim pengawas yang namanya
dinyatakan secara tertulis oleh Pihak Pertama.
26
27
BAB IV
TINJAUAN PELAKSANAAN
IV.1 Kajian Teknis Teoritis
IV.1.1 Pengertian Kolom (Bantul, 2014)
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban
dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi
kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga
runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur
bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian
tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
IV.1.1.1
Jenis-Jenis Kolom
Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga, yaitu
1. Kolom ikat (tie column).
2. Kolom spiral (spiral column).
3. Kolom komposit (composite column).
Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan Dipohusodo, 1994), ada tiga
jenis kolom beton bertulang yaitu :
1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom
beton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada
jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini
berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada
tempatnya.
2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama
hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral
28
Fungsi Kolom
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila
diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah
bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan
dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan
angin.
Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban
sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang
diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke
permukaan tanah di bawahnya.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan
gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang
tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua
material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain
seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan .
(Bantul, 2014)
IV.1.2 Metode Pembuatan Kolom (Ilmu Sipil, 2014)
Cara membuat kolom beton bertulang pada gedung tidak semudah ketika
membangun rumah tinggal 1 lantai, perlu ketelitian dan ketepatan penggunaan metode
kerja terbaik agar dapat menghasilkan kualitas kolom beton terbagus dan termurah.
Pembuatan kolom praktis pada pembangunan rumah tinggal prosesnya cukup sederhana
Laporan Kerja Praktek
Proyek Pembangunan Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang di
Kawasan Gedung Sewaka Dharma Lumintang Kota Denpasar
29
dan cepat, yaitu membeli besi rangkaian kolom praktis di toko bangunan lalu
memasangnya dengan beskisting dinding batu bata secara langsung ditambah papan
kayu maka pengecoran kolom praktis sudah bisa dimulai hingga selesai. Sedangkan
pada pembangunan kolom beton gedung bertingkat tinggi prosesnya agak panjang, yaitu
kurang lebih sebagai berikut:
1.
Pada
tahap
perencanaan
kita
buat
gambar
desain
bangunan
untuk
3.
4.
Menghitung kebutuhan besi tulangan dan bentuk potongan besi yang perlu
dipersiapkan. ini sering disebut sebagai bestek besi.
5.
Merangkai potongan besi sesuai dengan bentuk kolom yang telah direncanakan.
6.
Memasang rangkaian besi tulangan pada lokasi kolom yang akan dibuat.
7.
Membuat bekisting / cetakan. bisa terbuat dari kayu, plat alumunium atau media
lain yang mampu menahan saat proses pekerjaan pengecoran beton.
8.
9.
10.
11.
Membuat adukan beton atau memesan beton precast dengan kualitas sesuai hasil
perhitungan semula. misalnya mau menggunakan mutu beton K-250, K-300, K-400
dan seterusnya.
30
12.
bersama entah itu dengan konsultan perencana, kontraktor, konsultan pengawas maupun
pemilik gedung secara langsung. hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir kesalahan
yang mungkin terjadi dalam perencanaan maupun pelaksanaan. (Ilmu Sipil, 2014)
IV.1.3 Pengertian Balok (Ilmi, 2011)
Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang
untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang.
Selain itu ring balok juga berfungsi sebag pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi
pergerakan kolom-kolom tersebut tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dan
posisinya semula. Ring balok dibuat dari bahan yang sama dengan kolomnya sehingga
hubungan ring balok dengan kolomnya bersifat kaku tidak mudah berubah bentuk.Pola
gaya yang tidak seragam dapat mengakibatkan balok melengkung atau defleksi yang
harus ditahan oleh kekuatan internal material.
Beberapa jenis balok antara lain :
a.
Balok sederhana bertumpu pada kolom diujung-ujungnya, dengan satu ujung bebas
berotasi dan tidak memiliki momen tahan. Seperti struktur statis lainnya, nilai dari
semua reaksi,pergeseran dan momen untuk balok sederhana adalah tidak tergantung
b.
c.
d.
e.
tumpuannya.
Balok dengan ujung-ujung tetap ( dikaitkan kuat ) menahan translasi dan rotasi
Bentangan tersuspensi adalah balok sederhana yang ditopang oleh teristisan dari dua
f.
31
serangkaian balok tidak menerus dengan panjang dan beban yang sama.
(Ilmi,
2011)
IV.1.4 Metode Pembuatan Balok Beton (Ilmu Sipil, 2014)
a. Bahan terdiri dari:
1. Beton ready mix sesuai mutu yang telah disetujui
2. Calbond (Super Bonding Agent) /cairan perekat antara beton lama dengan
baru disebut juga lem beton
3. Curing compound/bahan perawatan dan perlindungan beton yang
menghambat proses penguapan air pada beton basah
4. Kawat ayam
b. Tenaga kerja:
1. Tukang cor terampil yang mengerti lingkup pekerjaan pengecoran.
2. Mandor dan pelaksana yang dapat membaca shop drawing/for constrution
dengan baik.
c. Alat berupa:
1. Concrete pump truck
2. Concrete mixer truck
3. Concrete vibrator
4. Waterpass/autolevel
5. Alat bantu
6. Batching Plant
7. Kerucut abrams
8. Alat cetak silinder benda uji beton
IV.1.4.1
lantai
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan hal hal seperti
berikut:
1. Pemeriksaan bekisting meliputi:
a. Ukuran bekisting ( lebar dan tinggi ).
b. Pemeriksaan elevasi dan kelurusan bekisting.
c. Pemeriksaan sambungan pada bekisting.
Laporan Kerja Praktek
Proyek Pembangunan Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang di
Kawasan Gedung Sewaka Dharma Lumintang Kota Denpasar
32
IV.1.4.2
2.
3.
dengan gambar rencana, maka screwjack diputar untuk menaikkan atau menurunkan
posisi bottom balok.
1. Pemeriksaan penulangan meliputi:
a. Pemeriksaan jumlah dan ukuran tulangan utama.
b. Pemeriksaan jumlah, jarak, dan posisi sengkang.
c. Pemeriksaan panjang overlapping dan penjangkaran pada tulangan.
d. Pemeriksaan kekuatan bendrat.
e. Pemeriksaan decking (tebal selimut beton)
Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik, maka bekisting
dibersihkan dengan menggunakan air compressor. Kemudian pelaksanaan pengecoran
balok dan pelat lantai, dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut.
Pasang batas pengecoran dengan menggunakan kawat ayam. Pengecoran
dihentikan pada jarak bentang dari tumpuan, karena pada lokasi tersebut momen yang
dipikul balok dan pelat lantai adalah nol.
a. Beton ready mix dengan mutu yang disyaratkan dituang dari concrete mixer
truck ke dalam gerobak untuk dilakukan pengujian slump. Slump yang
digunakan adalah122.
b. Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, maka beton ready mix dituang dari
concrete mixer truck ke dalam bucket pada Concrete pump truck dan disalurkan
dengan pipa baja.
33
c. Sebelumnya, sambungan beton lama dengan beton baru disiram dengan calbond
(super bonding agent).
d. Setelah beton ready mix keluar dari pipa baja, langkah selanjutnya adalah
meratakan beton ready mix dengan penggaruk dan dipadatkan dengan
menggunakan concrete vibrator.
e. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dimana setiap lapis dipadatkan
dengan concrete vibrator dengan maksud agar terbentuk beton yang benar-benar
padat.
f. Pengecoran dihentikan pada batas zona pengecoran.
g. Setelah itu adukan diratakan dengan kayu perata sesuai dengan tinggi peil yang
sudah ditentukan.
h. Setelah beton setengah kaku angkat relat dan ratakan bekas relat dengan
menggunakan ruskam.
Standar hasil :
a. Menghasilkan produk beton pada balok dan pelat lantai sesuai dengan rencana,
mutu dan bentuk yang presisi, tidak bocor, tidak lendut, dan tidak retak.
b. Jika ada yang menyimpang maka diperlukan pekerjaan perbaikan.
(Ilmu Sipil, 2014)
IV.1.5 Perbandingan Campuran Semen, Pasir, Kerikil dan
Air dalam Desain Mutu Beton Menurut SNI DT 91.008 -2007
Pada pelaksanaan pembangunan rumah dan gedung, banyak menggunakan beton
bertulang sebagai konstruksi utamanya, mulai dari pondasi, sloof, kolom, balok, plat
lantai, tangga dan sebagainya. Struktur beton bertulang bangunan atau gedung
biasaanya menggunakan mutu beton yang berbeda-beda, disesuaikan dengan
perencanaan struktur masing-masing. Semakin berat beban (gaya normal, gaya lintang,
momen) yang akan dipikul oleh suatu beton bertulang, maka sebaiknya menggunakan
mutu beton yang semakin tinggi juga.
Mutu beton ini bisa didesain dengan kekuatan yang berbeda-beda, misalnya K350, K-325, K-300, K-250, K-225, K-275 dan sebagainya. Desain ini dibuat dengan
cara mengatur komposisi material semen, pasir, kerikil dan air pada proses
pencampuran pembuatan beton.
34
Mutu
Semen
Pasir (Kg)
Kerikil
Air (Liter)
W/C ratio
Beton
K100
K125
K150
K175
K200
K225
K250
K275
K300
K325
K350
(kg)
247
276
299
326
352
371
384
406
413
439
448
869
828
799
760
731
698
692
684
681
670
667
(Kg)
999
1012
1017
1029
1031
1047
1039
1026
1021
1006
1000
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
0,87
0,78
0,72
0,66
0,61
0,58
0,56
0,53
0,52
0,49
0,48
disebabkan oleh ketidak tahuan para teknisi dalam menanganinya. Sering sekali para
teknisi dilapangan kurang menaruh perhatian dan lalai saat pelaksanaan pengecoran
beton, seperti adanya campuran yang kurang lecak sehingga dapat menyebabkan
35
Segregasi
talang-talang miring
7. Penggunaan alat penggetar terlalu lama, sehingga partikel agregat kasar
cendrung turun ke bawah dan partikel halus cenderung naik (biasanya
pada campuran yang terlalu basah). Kejadian ini dapat mengakibatkan
segregasi pada bagian bawah dan terbentuknya lapisan beton yang rapuh
pada bagian atas.
8. Penggunaan bahan admixture
9. Rancangan campuran beton yang kurang baik
Dan penanggulangan untuk segregasi itu sendiri adalah sebagai berikut :
1. Membuat rancangan campuran beton yang memadai dengan atau tanpa
bahan admixture
2. Hindari perjalanan / aliran adukan beton yang terlalu tinggi atau jauh
3. Merubah atau mempertinggu slump dan kelacakan beton yaitu dengan
cara menambah bahan admixture. Jenis jenis bahan admixture yang
dapat dipergunakan adalah dari jenis :
a. Air entraining agents
b. Water reducing agents
IV.1.6.2
Bleeding (water grain) pada beton adalah merupakan satu bentuk lain dari
segregasi, dimana partikel agregat kasar turun kebawah karena ketidakmampuan
mengikat campuran air dari adukan, sehingga air keluar ke atas permukaan beton.
Berikut merupakan penyebab terjadinya Bleeding pada beton :
1. Campuran terlalu basah ( W/C ratio terlalu tinggi, sedangkan b.d air <
b.d agregat)
36
37
Gambar Balok
Berikut disajikan gambar rencana pekerjaan balok yang telah di buat oleh
perencana proyek ini, dan dimana jenis-jenis balok yang disajikan disesuaikan dengan
denah balok yang telah di tetapkan (gambar denah dilampirkan) :
38
39
IV.2.1.2
Ada beberapa jenis kolom yang di desain pada proyek ini. Setiap kolom di
tempatkan sesuai dengan fungsi nya. Dan berikut adalah gambar jenis dan besar kolom
rencana (denah dilampirkan):
40
41
5. Pengecoran footing
Proses pengecoran footing menggunakan beton ready mix dan dibantu
dengan alat berupa vibrator, dimana beberapa footing menggunakan
beton ready mix sisa dari pengecoran baik pelat maupun balok di
tempat sebelumnya, jadi dengan cara ini dapat mengefisienkan beton
ready mix yang dipesan, sehingga tidak ada yang terbuang.
42
7. Pengecoran Kolom
Setelah begisting dipasang dengan baik, maka pengecoran siap
dilaksanakan. Pengecoran menggunakan beton ready mix. Pada
tahapan ini pengecoran dilakukan dengan 7 orang dan dilakukan
dengan cara manual. Yang dimaksudkan manual adalah beton ready
mix diturunkan dari mobile concrete mixer dengan sedikit tambahan
air dengan alasan mempermudah kinerja pengecoran, kemudian
ditempatkan di bawah pada tempat yang sudah disediakan, selanjutnya
beton kembali dinaikkan dengan menggunakan ember, setelah
dimasukkan ke begisting digetarkan menggunakan vibrator. Tujuan
dari pada cara ini adalah agar begisting tidak mengalami lendutan, jika
menggunakan concrete pump ditakutkan tekanan yang diberikan
terlalu besar sehingga begisting tidak kuat dan akan merusak bentuk
dan kekuatan dari pada kolom itu sendiri.
43
8. Pembongkaran begisting
Pembongkaran begisting dilakukan oleh 3 orang pekerja, dan
dikerjakan setelah 3 hari pengecoran kolom selesai dikerjakan.
IV.2.2.2
Tahapan pengerjaan balok ini tidak jauh beda dengan pengerjaan kolom.
Berikut adalah tahapan pengerjaannya :
1. Pemasangan Begisting Awal
Tahapan ini merupakan tahapan awal pembuatan balok. Tujuan
pemasangan begisting awal ini adalah agar tulangan balok yang
Laporan Kerja Praktek
Proyek Pembangunan Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang di
Kawasan Gedung Sewaka Dharma Lumintang Kota Denpasar
44
45
46
47
Pengecoran Balok dan Plat pada proyek ini dilakukan dengan 4 kali
tahapan pengerjaan. Pengecoran dibantu alat yang berupa concrete
pump, dan Vibrator.
7. Pembongkaran Begisting
Setelah semua balok dan plat selesai dikerjakan, maka selanjutnya
dilakukan
pembongkaran
begisting. Pembongkaran
itu sendiri
48
8. Finshing
Tahapan finishing ini adalah meperbaiki balok-balok yang mungkin
belum rata dan atau balok yang mengalami cacat. Dimana penyebab
cacatnya balok ini bisa dikarenakan kurang baiknya dalam pelaksanaan
vibrator dan kurang kuatnya begisting yang dipasang.
IV.2.2.3
Perawatan Beton
Metode perawatan beton yang dilakukan pada proyek ini adalah Water
curing yaitu dengan penggenangan air, spraying, sprinkling dan saturated cover .
49
Untuk durasi perawatan pada proyek ini tidak sesuai dengan apa yang dianjurkan
pada teori. Pada teori dianjurkan minimal 7 hari melakukan perawatan tetapi pada
pelaksanaannya tidak sampai 7 hari, bahkan pada beberapa titik hanya dilakukan
satu kali penggenangan air.
50
BAB V
PROSES PENGAWASAN
I.1 Prosedur Pengawasan
I.1.1
Tujuan Pengawasan
Sasaran pengawasan
Ruang Lingkup
51
dan pokok.
Pengawasan terhadap pengendalian pelaksanaan kontrak.
Pengawasan terhadap pelaksanaan kontrak.
Pengawasan terhadap tertib administrasi keuangan .
Pengawasan terhadap pencapaian manfaat dengan melakukan analisis
terhadap fungsi konstruksi setelah penyerahan kedua (FHO) serta
Pengawasan
pelaksanaan
konstruksi
dilakukan
setelah
pengawas
mempersiapkan gambar kerja (Soft Drawing) yang akan di pakai sebagai patokan
standard pengawasan hasil pekerjaan yang telah dikerjakan.
I.2.2
Pelaporan prestasi selalu dilakukan dengan membuat berita acara setiap hari,
yang dilaporkan kepada pihak owner atau wakil owner yang di tugaskan sebagai
pengawas.
I.2.4
1.
52
2.
Penjadwalan pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan sudah diatur sedemikian rupa di dalam Time Schedule, dan
dapat dilihat dalam lapiran di bawah.
53
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Simpulan
Dari penjelasan laporan diatas dapat disimpulkan bahwa proyek pembangunan
sentral parkir dan fasilitas penunjang gedung sewaka dharma lumintang ini
dilaksanakan dari tanggal 30 April 2014 s/d 26 Oktober 2014 (180 hari kalender),
dimana pelaksanaan proyek ini dilaksanakan oleh PT. Tunas Jaya Sanur, dan pemilik
proyek ini adalah Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Denpasar. Nilai dari pada
proyek ini adalah Rp 13.469.268.000,00 (tiga belas milyar empat ratus enam puluh
sembilan juta dua ratus enam puluh delapan ribu rupiah) sudah termasuk ppn 10%.
Tujuan di bangun nya Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang Gedung Sewaka Dharma
adalah mengurangi penggunaan badan jalan sebagai lahan parkir sementara, agar
terciptanya kelancaran dan kenyamanan bagi pengendara yng melewati daerah
lumintang ini terutama pada Jalan Mulawarman, Lumintang. Jadi setelah dibangun nya
gedung ini diharapkan tidak ada alasan lagi bagi pengendara untuk memarkirkan
kendaraan nya di badan jalan lagi.
Pada pelaksanaan pengecoran kolom, ada beberapa tindakan yang seharusnya
tidak dilakukan, tetapi dilakukan. Salah satunya adalah penambahan air pada beton yang
akan di cor. Dimana penambahan air ini akan berpengaruh kepada mutu beton tersebut.
Jadi dapat disimpulkan, pengawasan pada proyek ini kurang ketat, sehingga
kemungkinan penurunan mutu dan kualitas dari pada pembangunan proyek ini atau bisa
dikatakan tidak sesuai dengan apa yang disajikan pada kontrak kerja.
VI.2 Saran
Diharapkan agar pengawas lapangan lebih ketat dalam mengawasi proyek
tersebut. Dan untuk menguji apakah kekuatan daripada neton yang ditambahkan air
pada saat pengecoran itu bisa dilakukan tes hammer untuk membuktikan apakah
kekuatan beton tersebut masih sama dengan apa yang dilampirkan pada dokumen
kontrak atau tidak.
Laporan Kerja Praktek
Proyek Pembangunan Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang di
Kawasan Gedung Sewaka Dharma Lumintang Kota Denpasar
54
DAFTAR PUSTAKA
Bantul, Pemerintah Kabupaten. (2014, September 3). Kolom Bangunan Pengertian,
Jenis, dan Fungsinya. Retrieved from Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Bantul:
http://pu.bantulkab.go.id/berita/96-kolom-bangunan-pengertian-jenis-
dan-fungsinya
Effendi, & Hartati. (2002). Berbagai Masalah Teknis Dihadapi Pada Tahap Pelaksanaan
Pembetonan. Berbagai Masalah Teknis Dihadapi Pada Tahap Pelaksanaan
Pembetonan.
Ilmi, Z. (2011, April 9). Jenis Balok Untuk Bangunan. Retrieved from Kolom dan
Balok: http://tsipilbjb.blogspot.com/
Ilmu Sipil. (2014). Cara membuat kolom beton bertulang. Retrieved from
IlmuSipil.com: http://www.ilmusipil.com/cara-membuat-kolom-beton-bertulang
Ilmu Sipil. (2014). Pengecoran Balok dan Pelat Lantai. Retrieved from IlmuSipil.com:
http://www.ilmusipil.com/pengecoran-balok-dan-pelat-lantai
SNI. (2007). Perbandingan Campuran Semen, Pasir, Kerikil dan Air dalam Desain Mutu
Beton. SNI DT - 91.008 - 2007.
UMUM, D. P. (2008). Pedoman Pengawasan Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi.
Pedoman Pengawasan Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi, 7-8.
55
Lampiran
56
57
Gambar Lampiran 8 merupakan benda uji yang akan dilakukan uji beton sesuai
umur yang direncanakan
Gambar Lampiran 9 proses uji slump
58
10
11
12
13
Gambar Lampiran 12 & 13 Merupakan proses dan alat (concrete pump) yang
digunakan pada saat pengecoran balok dan plat.
59
14
Gambar Lampiran 14 merupakan proses persiapan pengecoran
15
Gambar Lampiran 15 Merupakan penampakan ketika pekerjaan pengecoran
sudah hampir selesai
60