Bab I, Ii, & Iii
Bab I, Ii, & Iii
PENDAHULUAN
dengan
sisa aktifitas manusia perlu dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan berbagai
permasalahan terhadap kehidupan manusia maupun gangguan pada lingkungan
seperti pencemaran lingkungan, penyebaran penyakit, menurunnya estetika dan
sebagai pembawa penyakit. Pengelolaan sampah di kota-kota di Indonesia sampai
saat ini belum mencapai hasil yang optimal. Berbagai kendala masih dihadapi dalam
melaksanakan pengelolaan sampah tersebut baik kendala ekonomi, sosial budaya
maupun penerapan teknologi1.
Permasalahan pengelolaan persampahan menjadi sangat serius di
perkotaan akibat kompleksnya permasalahan yang dihadapi dan kepadatan
penduduk yang tinggi, sehingga pengelolaan persampahan sering diprioritaskan
penanganannya di daerah perkotaan (Moersid, 2004). Permasalahan dalam
pengelolaan sampah yang sering terjadi antara lain perilaku dan pola hidup
masyarakat masih cenderung mengarah pada peningkatan laju timbulan sampah
yang sangat membebani pengelola kebersihan, keterbatasan sumber daya,
anggaran, kendaraan personil sehingga pengelola kebersihan belum mampu
melayani seluruh sampah yang dihasilkan2.
Sumber permasalahan sampah selalu hadir, baik di tempat pembuangan
sementara
(TPS),
tempat
pembuangan
akhir
(TPA),
maupun
saat
- Volume sampah sangat besar dan tidak diimbangi oleh daya tampung TPA
sehingga melebihi kapasitasnya
- Jarak TPA dan pusat sampah relatif jauh hingga waktu untuk mengangkut
sampah kurang efektif.
- Fasilitas pengangkutan sampah terbatas dan tidak mampu mengangkut seluruh
sampah. Sisa sampah di TPS berpotensi menjadi tumpukan sampah.
- Teknologi pengolahan sampah tidak optimal sehingga lambat membusuk.
- Tidak semua lingkungan memiliki lokasi penampungan sampah. Masyarakat
sering membuang sampah di sembarang tempat sebagai jalan pintas.
- Kurangnya sosialisasi dan dukungan pemerintah mengenai pengelolaan dan
pengolahan sampah serta produknya.
- Minimnya edukasi dan manajemen diri yang baik mengenai pengolahan sampah
secara tepat.
- Manajemen sampah tidak efektif.
Selanjutnya masalah yang sering timbul dalam penanganan sampah adalah
tingginya tingkat pencemaran yang berasal dari sampah rumah tangga, pasar,
rumah sakit, sekolah dan tempat-tempat umum lainnya. Tingginya tingkat
pencemaran tersebut sebagai akibat makin padatnya penduduk dan makin
meningkatnya aktivitas manusia sehingga volume sampah yang ditimbulkan
semakin meningkat pula, sehingga terjadilah penumpukan sampah oleh karena
volume sampah yang dapat di angkut dan di kelola tidak seimbang dengan volume
produksi sampah. Penumpukan sampah tersebut tentunya mempunyai dampak
yang negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Sehingga sangat diperlukan sistem
hukum
atau
peraturan,
pembiayaan
maupun
peran
serta
masyarakat.4
Demikian halnya yang terjadi di Kota Makassar sebagai kota metropolitan
masalah persampahan masih merupakan masalah yang sangat kompleks. Dinas
Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar adalah organisasi pemerintah yang
bertanggung jawab untuk menciptakan kebersihan kota Makassar yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 3 Tahun 2009 Tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Makassar yang
ditindaklanjuti dengan Peraturan Walikota Makassar Nomor 38 Tahun 2009 Tentang
Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota
Makassar.
Adapun Kegiatan organisasi dalam mencapai visi dan tujuannya ditentukan
oleh faktor internal antara lain sumber daya manusia, biaya operasional, sarana dan
prasarana, sistem dan prosedur serta teknologi. Sedangkan faktor eksternal antara
lain koordinasi dengan organisasi lain, dukungan masyarakat dan faktor lingkungan
lainnya. Kedua faktor ini saling terkait dan mendukung. Organisasi yang efektif
adalah
organisasi
yang
mempunyai
orientasi
dan
proyeksi
dalam
Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,
kualitas dan waktu) telah tercapai. Di mana makin besar presentase target yang
dicapai makin tinggi efektivitasnya.
Konsep efektivitas menekankan pada pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Tingkat efektivitas dapat diukur dengan membandingkan
antara rencana atau target yang telah ditentukan dengan hasil yang dicapai, maka
usaha atau hasil pekerjaan yang dilakukan tidak tercapai sesuai dengan rencana
maka hal itu dikatakan tidak efektif . Dalam hal ini efektivitas merupakan pencapaian
tujuan organisasi melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efisien,
ditinjau dari sisi masukan (input) maupun keluaran (output). Suatu kegiatan
dikatakan efisien apabila dikerjakan dengan benar dan sesuai dengan prosedur,
sedangkan efektif bila kegiatan tersebut dilaksanakan dengan benar dan dapat
memberikan hasil yang bermanfaat 5.
Efektivitas dapat diartikan sebagai tepat sasaran yang juga lebih diarahkan
pada aspek keberhasilan pencapaian tujuan. Maka efektivitas fokus pada tingkat
pencapaian terhadap tujuan dari organisasi publik. Dalam kaitannya dengan
pengelolaan persampahan, pemerintah kota Makassar telah berupaya mewujudkan
Makassar sebagai kota bersih dengan membentuk sebuah organisasi yaitu Dinas
Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar yang bertujuan untuk menciptakan dan
menjaga kebersihan kota Makassar dengan upaya pengelolaan persampahan yang
efektif dan efisien mulai dari tahap pewadahan, pengumpulan, pengangkutan,
hingga tahap pembuangan akhir.
5
Sondang P. Siagian. 1987. Manajemen Modern. Jakarta : PT. Gunung Agung Hal. 76
harinya. Tentunya
keadaan
ini
informasi
yang
diperoleh
melalui
media
internet
dibutuhkan 250 unit. Sementara armada pengakut sampah yang ada sekarang juga
tidak berfungsi maksimal karena ada yang sudah tua dan sering rusak.6
Adapun data jumlah timbulan sampah yang tertangani oleh Dinas
Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel I
Daftar Perbandingan Penanganan Sampah Kota Makassar Dalam (M3 Perhari)
Dari Tahun 2007-2011
Tahun
Timbulan Sampah
Tertangani
%Terhadap
Timbulan Sampah
2007
3.661,81 M3/Hari
3.245,29 M3/Hari
88,63%
2008
3.812,69 M3/Hari
3.315,20 M3/Hari
86,95%
2009
3.680,03 M3/Hari
3.278,12 M3/Hari
89,08%
2010
3.781,23 M3/Hari
3.373,42 M3/Hari
89,21%
2011
3.923,52 M3/Hari
3.520,07 M3/Hari
89,27%
Makassar Terkini, 30 September 2011. 410 Meter Kubik Sampah Tak Terangkut.
Dari http://www.makassarterkini.com.Diakses pada tanggal 30 Desember 2011
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
segi-segi
yang
lebih
menonjol
atau
nampak
yang
menimbulkan
dikehendaki.8
akibat
atau
mempunyai
maksud
sebagaimana
The Liang Gie. 1989. Ensiklopedia Administrasi. Jakarta : PT.Gunung Agung. Hal 147
Martani dan Lubis.1987. Teori Organisasi. Bandung: Ghalia Indonesia. Hal. 55
10
http://al-bantany-112.blogspot.com/2009/11/kumpulan-teori-efektivitas.html. Diakses pada tanggal
4 Januari 2012
9
10
3. Efektivitas Organisasi
Efektivitas organisasi terdiri dari efektivitas individu dan kelompok.
Melalui pengaruh sinergitas, organisasi mampu mendapatkan hasil karya yang
lebih tinggi tingkatannya daripada jumlah hasil karya tiap-tiap bagiannya.
Sumaryadi
(2005:105)
berpendapat
dalam
bukunya
Efektivitas
11
1.Produktivitas
2.Kemampuan adaptasi atau fleksibilitas
3.Kepuasan kerja
4.Kemampuan berlaba
5.Pencarian sumber daya
Adapun Emerson dalam Handayaningrat (1996:16) mengatakan bahwa
Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan
yang telah ditentukan. Jadi apabila tujuan tersebut telah dicapai, baru dapat
dikatakan efektif. Masih dalam buku yang sama, Hal ini dipertegas kembali
dengan pendapat
(1996:16) bahwa
tingkat seberapa
mencapai
tujuannya12.
Selain pencapaian tujuan, Winardi (1992:84) menjelaskan Efektivitas
adalah hasil yang dicapai seorang pekerja dibandingkan dengan hasil produksi
lain dalam jangka waktu tertentu. Apabila peneliti analisa kutipan ini, maka
12
12
13
pencapaian
tujuan
tersebut
merupakan
keberhasilan
dalam
13
14
14
15
4. Adaptasi
Kemampuan adaptasi adalah sampai seberapa jauh organisasi dapat
menanggapi perubahan ekstern dan intern.
5. Perkembangan
Organisasi harus mengivestasi dalam
input.
Pendekatan
mengutamakan
adanya
keberhasilan
15
16
Karakteristik Organisasi
Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi organisasi.
Struktur dan teknologi dengan berbagai cara. Struktur yang dimaksud adalah
hubungan relatif tetap sifatnya seperti yang dijumpai dalam organisasi
sehubungan dengan susunan sumber daya manusia.
Struktur meliputi bagaimana cara organisasi menyusun orang-orang
atau mengelompokkan orang-orang di dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Sedangkan yang dimaksud teknologi adalah mekanisme suatu perusahaan
untuk mengubah bahan baku menjadi bahan jadi.
Dengan teknologi yang tepat akan menunjang kelancaran organisasi
di dalam mencapai sasaran, di samping itu juga dituntut adanya penempatan
orang-orang yang tepat pada tempat yang tepat pula.
2. Karakteristik Lingkungan
Karakteristik organisasi berpengaruh terhadap efektivitas di samping
lingkungan luar dan dalam telah dinyatakan berpengaruh terhadap
efektivitas. Lingkungan luar yang dimaksud adalah luar organisasi misalnya
hubungan dengan masyarakat sekitar, sedangkan lingkungan dalam lingkup
organisasi misalnya karyawan atau pegawai pada organisasi tersebut.
16
17
Karakteristik Pekerja
Pada kenyataannya para pekerja atau karyawan merupakan factor
pengaruh yang paling penting atas efektivitas karena perilaku merekalah
yang dalam jangka panjang akan memperlancar atau merintangi tercapainya
tujuan organisasi.
Pekerja merupakan sumber daya yang langsung berhubungan
dengan pengelolaan semua sumber daya yang ada di dalam organisasi, oleh
sebab itu perilaku pekerja sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan
organisasi.
4.
18
Undang-undang
Nomor
18
Tahun
2008
Tentang
19
17
Azrul Azwar.1990, Pengantar Ilmu Lingkungan, Jakarta : Mutiara Sumber Widya. Hal 53
Robert J. Kodoatie. 2003.Op.Cit Hal 312
19
Sukawiria. U. 1980. Sampah Krisis baru di Tahun 2000-an. Jakarta : Wijayapura. No.4 Tahun
III.Hal 4
20
Soewedo Hadiwiyoto. 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Jakarta : Yayasan Idayu. Hal 12
18
20
sampah
organik
dapat
terurai
secara
alami
oleh
sampah
ini sangat
sulit
terurai oleh
mikroorganisme.
21
Ib.Id. Hal 25
Sintorini Widyatmoko.2002.Menghindari, Mengolah dan Menyingkirkan Sampah.
Jakarta : Abadi Tandur.Hal 2
22
21
b. Sampah kering yaitu sampah yang terdiri dari logam seperti besi,
kaleng bekas dan sampah kering yang non logam misalnya kertas,
kayu, kaca, keramik, batu-batuan dan sisa kain.
c. Sampah lembut, misalnya sampah debu yang berasal dari penyapuan
lantai, penggergajian kayu dan abu dari sisa pembakaran kayu.
d. Sampah besar yaitu sampah yang terdiri dari buangan rumah tangga
yang besar-besar seperti meja, kursi dan lain-lain.
2.
3.
Sampah
Bangunan,
yaitu
sampah
yang
berasal
dari
kegiatan
22
2.
3.
Sampah spesifik
Sampah spesifik meliputi: Sampah yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun; Sampah yang mengandung limbah bahan
berbahaya dan beracun; Sampah yang timbul akibat bencana; Puing
bongkaran bangunan; Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah;
dan/atau. Sampah yang timbul secara tidak periodik.
Undang-Undang
Nomor
18
Tahun
2008
tentang
23
23
Diakses
pada
24
alat
transportasi
tertentu
menuju
ke
tempat
pembuangan
http://mukti-aji.blogspot.com/2008/05/sistem-pengelolaan-sampah-terpadu.html
tanggal 10 januari 2012
Diakses
pada
25
26
(compacting),
yang
tujuannya
adalah
mempermudah
teknik
tersebut
sangat
berpotensi
untuk
menimbulkan
pencemaran udara.
c. Pembuatan kompos (composting), Kompos adalah pupuk alami (organik)
yang terbuat dari bahan - bahan hijauan dan bahan organik lain yang
sengaja ditambahkan untuk mempercepat proses pembusukan, misalnya
kotoran ternak atau bila dipandang perlu, bisa ditambahkan pupuk
buatan pabrik, seperti urea (Wied, 2004).
d. Energy recovery, yaitu tranformasi sampah menjadi energi, baik energi
panas maupun energi listrik. Metode ini telah banyak dikembangkan di
27
28
Karakteristik
organisasi
Karakteristik
Lingkungan
Efektivitas
Pengelolaan
Persampahan
(Pendekatan Tujuan)
Kebijakan
dan
Praktek
Manajemen
Karakteristik
Pekerja
peran serta
M.
Steers
yaitu
karakteristik
organisasi,
karakteristik
lingkungan,
karakteristik
lingkungan
adalah
bagaimana
pengaruh
lingkungan yang berasal dari dalam dan luar organisasi dalam mencapai tujuan
organisasi. Pengaruh lingkungan yang berasal dari dalam organisasi adalah
bagaimana
para
pekerja
atau
personil
kebersihan
dalam
melaksanakan
pekerjaannya dan pengaruh lingkungan yang berasal dari luar organisasi terkait
pengelolaan sampah adalah peran serta dan perilaku masyarakat dalam mengelola
sampah yang dihasilkannya.
30
31
BAB III
METODE PENELITIAN
32
Pertamanan
dan
Kebersihan
Kota
Makassar
terkait
masalah
26
Dr Lexi,. J. Moleong, MA. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Hal 62
33
27
34
b.
c.
d.
2.
3.
4.
5.
6.
35
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sistematik tentang gejalagejala yang diamati. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara observasi langsung (direct observation) dan sebagai peneliti
yang menempatkan diri sebagai pengamat (recognized outsider) sehingga
interaksi peneliti dengan subjek penelitian bersifat terbatas. Dengan
melakukan observasi, peneliti mencatat apa saja yang dilihat dan
mengganti dari dokumen tertulis untuk memberikan gambaran secara utuh
tentang objek yang akan diteliti.
2.
3.
28
36
37