Hubungan Perilaku Dan Kejadian Gingivitis Di Daeng
Hubungan Perilaku Dan Kejadian Gingivitis Di Daeng
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Peradangan gingiva
periodonsium
yang
adalah
terbatas
proses
pada
peradangan
gingiva,
yang
didalam
jaringan
disebabkan
oleh
plak gigi pada anjing beagle sama atau berbeda dengan plak gigi pada
manusia. Pemeriksaan mikroba pada anjing beagle dapat dibiakkan untuk
menentukan faktor penyebab yang berhubungan dengan peradangan gingiva
dan kerusakan jaringan pada penyakit periodontal.11
Penyakit periodontal banyak diderita baik oleh anak anak maupun usia
dewasa. Sebagian besar masalah kesehatan gigi dan mulut tidak sepenuhnya
bergantung pada perilaku seseorang.12
Menurut Blum tahun 1974, status kesehatan seseorang termasuk kesehatan
gigi dan mulut dipengaruhi oleh empat faktor penting yaitu keturunan,
lingkungan yang terdiri dari lingkungan fisik, biologi, dan sosial, perilaku, dan
pelayanan kesehatan. Faktor perilaku memegang peranan penting dalam
mempengaruhi status kesehatan gigi mulut.13
Perilaku masyarakat tentang pelihara diri terhadap kesehatan gigi, salah
satunya diukur dengan variabel menyikat gigi. Walaupun 77,2% masyarakat
telah menyikat gigi namun masyarakat yang menyikat gigi sesuai anjuran
hanya 8,1 %. Ini terbukti pada masyarakat yang tidak merasakan sakit, dan
tidak bertindak apa apa terhadap penyakit tersebut. Hal ini disebabkan
karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan gigi,
ketidaktahuan, biaya yang tinggi, perilaku dokter gigi yang pasif dan
cenderung hanya memberikan pelayanan kuratif.13
Penyakit periodontal dapat mengenai anak- anak, remaja, maupun usia
dewasa. Penelitian ini mengambil sampel pada pasien dengan peradangan
gingiva usia 25 - 45 tahun.
Pada penelitian ini penulis ingin melihat apakah ada hubungan antara
perilaku pasien yang datang di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Halimah Dg.
Sikati dengan kejadian gingivitis pada pasien usia 25 45 tahun.
Adapun pemilihan tempat observasi penelitian yaitu di Rumah Sakit Gigi
dan Mulut Halimah Dg. Sikati Kandea bagian Periodontologi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
Adakah hubungan antara perilaku dengan kejadian gingivitis pada pasien
umur 25 - 45 tahun di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Halimah Daeng Sikati
Kandea.
1.5 HIPOTESIS
Ada hubungan antara perilaku dengan kejadian gingivitis pada pasien usia 25 45 tahun di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Halimah Daeng Sikati Kandea.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
GINGIVITIS
Gingivitis merupakan proses peradangan didalam jaringan
periodonsium yang terbatas pada gingiva, yang disebabkan oleh
mikroorganisme yaang membentuk suatu koloni serta membentuk
plak gigi yang melekat pada tepi gingival.1
Gingivitis adalah peradangan gingiva. Pada kondisi ini
tidak terjadi kehilangan perlekatan. Pada pemeriksaan klinis
terdapat gambaran kemerahan di margin gingiva, pembengkakan
dengan tingkat yang bervariasi, perdarahan saat probing dengan
tekanan ringan dan perubahan bentuk gingiva. Peradangan gingiva
tidak disertai rasa sakit. 14
Peradangan gingiva disebabkan oleh faktor plak maupun
non-plak.14
Namun peradangan gingiva tidak selalu disebabkan oleh
akumulasi plak pada permukaan gigi, dan peradangan gingiva yang
tidak disebabkan oleh plak sering memperlihatkan gambaran klinis
dengan
konsistensi,
dan
perubahan
bentuk
warna,
ukuran
permukaan
gingiva.
oleh
penimbunan
bakteri
plak.
mulai
erupsi.
Eruption
gingivitis
artefakta
mayor
merupakan
lebih
banyak
terjadi
pada
perempuan.18
PENYEBAB UTAMA GINGIVITIS
10
11
setelah
makan, tetapi
sebagian
masih
12
2.3.4.
Plak gigi
Plak gigi merupakan mikroorganisme pada
permukaan gigi yang melekat pada matriks polimer
saliva
yang
berasal
dari
bakteri.
Plak
gigi
mulut.
yang
berkepanjangan.
Sebagai
contoh,
berspektrum
Pada
penggunaan
luas
kondisi
secara
tersebut,
13
pada
gingiva
yang
mengalami
peradangan.19
2.3.5. Stain gigi
Pewarnaan pada gigi terjadi melalui 3 cara :
(1) stain melekat langsung pada permukaan gigi
melalui Acquired Pelicle, (2) stain mengendap pada
kalkulus dan deposit lunaak, dan (3) stain bersatu
dengan struktur gigi dan bahan tambal. Stain yang
melekat langsung pada permukaan gigi dan stain
yang mengendap pada kalkulus dapat dihilangkan
dengan cara di skeling dan dipoles.
Stain gigi yang menebal
membuat
14
dan
subgingival.
menjadi
Kalkulus
keras
adalah
15
terlihat
pada
menentukan
waktu
lokasi
dan
pemeriksaan.
perluasannya
Untuk
harus
16
terbakar pada gingiva dari makanan panas atau kimia juga dapat
sekunder.4
Peradangan gingiva yang disebabkan oleh faktor hormon
Perubahan hormon seksual berlangsung semasa pubertas dan
kehamilan, keadaan ini dapat menimbulkan perubahan jaringan gingiva
yang merubah respons terhadap produk-produk plak.
Pada masa pubertas insidensi peradangan gingiva mencapai
puncaknya dan perubahan ini tetap terjadi walaupun kontrol plak tetap
tidak berubah.
Plak dapat menyebabkan peradangan yang hebat pada masa
pubertas yang diikuti dengan pembengkakan gingiva dan perdarahan. Bila
masa pubertas sudah lewat, peradangan cenderung reda dengan sendirinya
17
tetapi tidak dapat hilang kecuali bila dilakukan pengkontrolan plak yang
adekut.15
Peradangan gingiva yang disebabkan oleh faktor nutrisi
Peradangan gingiva karena malnutrisi ditandai dengan gingiva tampak
bengkak, berwarna merah terang karena defisiensi vitamin C. Kekurangan
vitamin C mempengaruhi fungsi imun sehingga menurunkan kemampuan
inang melindungi diri dari produk-produk seluler tubuh berupa radikal
oksigen.15
Gingivitis yang disebabkan oleh faktor non-plak
Penyakit Gingiva yang Berasal dari Bakteri Spesifik
Peradangan gingiva dapat terjadi ketika faktor patogen yang
berhubungan dengan non-plak melebihi peranan dari respon daya tahan
host. Lesi dapat disebabkan oleh bakteri dan mungkin tidak disertai oleh
lesi ditempat lain pada tubuh. Contoh umum dari lesi tersebut yang
berkaitan dengan infeksi melalui Neisseria gonorrhea, Treponema
pallidum, Sttreptococci, Mycobacterium chelonae atau organisme lain.
Manifestasi dari lesi gingiva nampak ulserasi berwarna merah terang yang
edematous dan sangat sakit, asimptomatik atau mucous patches, atau
gingivitis atypical non ulserasi, peradangan gingiva yang parah. Biopsy
dilakukan melalui pemeriksaan mikrobiologi untuk menunjukkan riwayat
lesi.20
Penyakit Gingiva yang Berasal dari Virus
Infeksi Virus Herpes
Infeksi virus dikenal sebagai penyebab peradangan gingiva yang
utama adalah virus herpes : virus herpes simplex type 1 dan 2 serta virus
varicella-zooster. Virus ini biasanya menyerang tubuh manusia sejak
18
19
blastomycosis,
candidosis,
histoplasmosis,
coccidioidomycocis,
mucormycosis
dan
20
sekresi
saliva
merokok
dan
perawatan
dengan
dari
immunosupression
yang
ditandai
dengan
linear
sodium
valproate,
cyclosporine
dan
dihydropyridines.
21
2.4.
2.5.
KARAKTERISTIK GINGIVITIS
2.5.1. Perubahan Warna Gingiva
22
memberikan
peradangan.
kontribusi
Perubahan
terjadi
pada
proses
pada
papilla
23
dilatasi,
pembengkakan
kapiler,
dan
Perubahan Klinis
Gambaran Mikroskopis
Gingivitis Akut
1. Pembengkakan
gingiva yang lunak.
dan
3.
Pembentukan vesikel.
dari
Edema
interseluler
dan
intraseluler dengan degenerasi
nukleus dan sitoplasma, dan
rupture dinding sel.
2.5.4. Perubahan Tekstur Jaringan Gingiva
Permukaan gingiva normal seperti kulit
3.
25
mengkilap
perubahan
atau
eksudatif
kaku,
atau
tergantung
fibrotik.
pada
Tekstur
lesi
akibat
kimia,
fisik
atau
termal
dan
tindik
pada
lidah
yang
dapat
26
erosi
atau
ulserasi,
dan
eritema
merupakan
2.6.
27
gram
negatif.
Dalam
beberapa
hari,
mulai
terjadi
perdarahan
pada
probing.
28
tulang
alveolar
29
2.7.
jaringan ikat.
Agen sitotoksik
30
pembentuk
gingiva
dan
ligamen
periodonsium.
Leukosit
2.9.
PERILAKU
YANG
BERHUBUNGAN
DENGAN
GINGIVITIS
31
Merokok
Plak gigi sebagai pemicu terjadinya gingivitis merupakan kondisi
yang terjadi pada anak- anak dan orang dewasa. Menurut penelitian muller
dkk tahun 2002 setelah diamati selama enam bulan pada kelompok
perokok ditemukan lebih banyak plak supragingiva dibandingkan yang
bukan perokok. Sedangkan menurut penelitian dari calsina dkk tahun
2002 resesi gingiva yang lebih parah terjadi pada kelompok perokok
dibandingkan kelompok yang berhenti merokok dan bukan perokok,
bahkan pada perokok berat terdapat peningkatan terjadinya resesi gingiva
sebanyak 2,3%. Resesi pada perokok disebabkan karena adanya
vasokonstriksi dan berkurangnya respon peradangan yang disebabkan oleh
nikotin dari rokok yang masuk ke dalam aliran darah. Hal ini juga
menyebabkan pada kelompok perokok ditemukan perdarahan pada saat
probing dibandingkan kelompok yang bukan perokok atau yang berhenti
merokok.23
Waktu penyikatan gigi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Prijantojo tahun 1996
menyatakan bahwa indeks rata rata kalkulus dari kelompok yang
menyikat gigi 3x sehari tampak lebih baik dibandingkan kelompok yang
menyikat gigi 2x sehari. Namun, indeks perdarahan gingiva rata rata
pada kelompok yang menyikat gigi 3x sehari lebih besar dibanding dengan
indeks perdarahan rata rata dari kelompok yang menyikat gigi 2x sehari
pada semua permukaan dari gigi. Hal ini menunjukkan adanya hubungan
yang positif antara akumulasi plak dan peradangan gingiva.24
32
terjadinya
pembentukan
plak
dan
kesehatan
dengan
gingiva.
33
obat
imunosupresan
seperti
siklosporin
yang
menyebabkan
34
gangguan
pada
kemampuan
pasien
untuk
untuk
rekonturisasi
dapat
dilakukan
untuk
mempertahankan lingkungan pada rongga mulut. Penanganan postoperatif setelah reseksi jaringan penting untuk dilakukan.
Rekurensi terjadi pada kebanyakan pasien
dengan
dengan
dokter
umum
dapat
disarankan
untuk
2.11.
35
jaringan
nekrotik
pada
sementum
untuk
banyak
menunjukkan
menggunakan
pada
kondisi
waktu.
yang
Penelitian
klinis
terjadi
terdapat
beberapa
daerah
yang
tidak
36
skeling
dan
kuretase
diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Skeler sickle merupakan instrumen berat
yang
digunakan
untuk
membersihkan
kalkulus supragingiva.
b. Kuret merupakan instrumen yang digunakan
untuk skeling subgingiva, root planning, dan
pengangkatan
jaringan
lunak
yang
membentuk poket.
c. Skeler hoe, chisel, dan file digunakan untuk
membersihkan kalkulus subgingiva yang
keras, dan sementum yang mengalami
perubahan. Instrumen ultrasonik dan sonik
digunakan untuk skeling dan pembersihan
permukaan gigi, dan kuretase dinding
jaringan lunak pada poket periodontal.4
2. Penyikatan gigi
37
Dalam
suatu
penelitian
mengenai
kebiasaan
penjagaan
kebersihan
mulut.
Selain
itu
25%
masyarakat
terbiasa
melakukannya.
mengurangi
terjadinya
peradangan
dan
untuk
dari
American
Dental
Assosiation.
38
bakteri
sehingga
lebih
efektif
daripada
Peradangan
gingiva
juga
dapat
dalam
epitel
dan
jaringan
ikat,
serta
gingivitis oleh King tahun 1945, master dan Schour tahun 1949,
dan Muhlemen dan Mazor tahun 1958.
Yang termasuk index yang dapat digunakan :
39
40
berikut : 28
1.
Gingivitis ringan = 0,1 1,0
2.
Gingivitis moderat = 1,1 2,0
3.
Gingivitis parah = 2,1 -3,0
Papilla Bleeding Index oleh Muhlemann tahun 1975.
PBI merupakan indikator peradangan gingiva pada pasien
dan telah terbukti berguna untuk mengukur keberhasilan atau
kegagalan selama terapi periodontal. PBI juga dapat berfungsi
sangat baik untuk memotivasi pasien terhadap OH yang baik.
Perdarahan pada saat probing menunjukkan bahwa probe
menembus poket dan mencapai vaskularisasi dibawah jaringan
epitel.19
Papillary Bleeding Score (PBS)
Penilaian ini dilakukan oleh Stim-U-dent Loesche tahun
1979. PBS dibagi berdasarkan Indeks Gingiva menurut Le dan
Silness tahun 1963 menjadi :
Kriterianya adalah :
0 = Gingiva sehat, tidak terjadi perdarahan pada interproksimal.
41
BAB III
KERANGKA KONSEP
3.1. DASAR PEMIKIRAN VARIABEL YANG DITELITI
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada tinjauan
pustaka, maka telah diidentifikasi beberapa variabel, baik independen
(Perilaku) maupun dependen (Gingivitis).
Landasan/ kerangka teori yang menjadi acuan utama dalam
penulisan ini yang pada prinsipnya sebagai berikut :
42
43
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. JENIS PENELITIAN BERDASARKAN
a.
b.
c.
d.
e.
4.2.
Klinis
Transversal (cross- sectional)
Dasar
Analitik
Observasional
RANCANGAN PENELITIAN
44
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross- sectional,
dimana penelitian dilaksanakan hanya satu kali kunjungan dan tidak berkelanjutan
( follow up).
4.3.
LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian ini adalah Rumah Sakit Gigi dan Mulut Kandea Bagian
Periodontologi.
4.4.
WAKTU PENELITIAN
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei 2012 sampai bulan Juli 2012.
4.5.
4.6.
METODE SAMPLING
45
4.7.
JUMLAH SAMPEL
Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 30 orang.
4.8.
KRITERIA SAMPEL
a. Kriteria inklusi
Setiap pasien gingivitis usia 25- 45 tahun di bagian Periodontologi
RSGM Kandea yang terpilih dan bersedia diperiksa dan yang memenuhi
syarat untuk dijadikan sampel.
b. Kriteria eksklusi
Setiap pasien gingivitis usia 25 - 45 tahun di bagian Periodontologi
RSGM Kandea yang mengkonsumsi obat - obatan, dalam keadaan hamil,
dan mempunyai oral higiene (OH) yang buruk.
4.9.
VARIABEL
a. Variabel sebab/ independen
b. Variabel akibat/ dependen
c. Variabel penghubung
4.10.
: Perilaku pasien
: Gingivitis
: Proses akumulasi plak dan kalkulus
DEFINISI OPERASIONAL
46
4.12.
KRITERIA PENELITIAN
Indeks Gingival pertama kali diusulkan pada tahun 1963 untuk menilai
tingkat keparahan dan banyaknya peradangan gusi pada seseorang atau pada
subjek di kelompok populasi yang besar. GI hanya menilai keradangan gusi.
Menurut metode ini, keempat area gusi pada masing-masing gigi (fasial,
mesial, distal, dan lingual) dinilai tingkat peradangannya dan diberi skor dari 03.
47
Keadaan Gingiva
gingiva normal; tidak ada keradangan,tidak ada perubahan warna, dan tidak ada
perdarahan
peradangan ringan ; terlihat ada sedikit perubahan warna dan sedikit edema, tetapi
tidak ada perdarahan saat probing.
peradangan sedang ; warna kemerahan, adanya edema, dan terjadi perdarahan pada
saat probing.
peradangan berat; warna merah terang atau merah menyala, adanya edema, ulserasi,
kecenderungan adanya perdarahan spontan.
Skor
0
Peradangan Ringan
0,1 1,0
Peradangan Sedang
1,1 2,0
Peradangan Berat
2,1 3,0
48
4.13.
DATA
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer didapatkan langsung di klinik pada saat melakukan observasi terhadap
penelitian tersebut, pendataan tersebut langsung di catat pada tiap sampel yang
diperiksa.
4.14.
ANALISIS DATA
4.15.
ALUR PENELITIAN
49
Penentuan lokasi
penelitian
Pengambilan sampel
Analisis data
Hasil penelitian
50
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Jenis Kelamin
Laki
Laki
13
43.3
Jumlah
30
100.0
Perempuan
17
56.7
Dari tabel di atas jumlah responden dalam penelitian ini adalah 30
responden. Jenis kelamin laki-laki sebanyak 13 responden (43.3%)
sedangkan untuk jenis kelamin perempuan sebanyak 17 responden
(56.7%), dengan frekuensi tertinggi pada perempuan sebanyak 17
51
Kelompok Usia
25 27 tahun
28 30 tahun
31 33 tahun
34 36 tahun
37 39 tahun
40 42 tahun
43 45 tahun
9
9
4
1
1
3
3
30.0
30.0
13.7
3.3
3.3
10.0
10.0
Jumlah
30
100.0
Pekerjaan
Asisten Dosen
Buruh Harian
Karyawan
Mahasiswa
Penjahit
PNS
Tukang Kayu
Wiraswasta
Tidak Bekerja
1
1
1
6
1
3
1
7
9
3.3
3.3
3.3
20.0
3.3
10.0
3.3
23.3
30.0
Jumlah
30
100.0
52
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa yang bekerja sebagai asisten dosen,
buruh harian, karyawan, penjahit, dan tukang kayu masing-masing sebanyak 1
responden (3.3%), mahasiswa sebanyak 6 responden (20.0%), PNS sebanyak 3
responden (10.0%), Wiraswasta sebanyak 7 responden (23.3%) dan yang tidak
bekerja sebanyak 9 responden (30.0%).
Perilaku
Positif
Negatif
19
11
63.3
36.7
Jumlah
30
100.0
Dari tabel diatas terdapat variabel yang menjadi fokus penelitian yaitu
perilaku. Pada tabel di atas terdapat variabel perilaku yang terdiri dari dua
kategori yaitu sikap positif sebanyak 19 responden (63.3%) dan sikap negatif
sebanyak 11 responden (36.7%).
Gingival Indeks
Peradangan Ringan
Peradangan Sedang
15
15
50.0
50.0
Jumlah
30
100
53
Pada tabel diatas untuk skor Gingival Indeks terdiri dari dua kategori yaitu
peradangan ringan sebanyak 15 responden (50.0%) dan peradangan sedang
sebanyak 15 responden (50.0%).
3
4
5
6
7
8
Pertanyaan
Pertanyaan I
1
2
3
Pertanyaan II
1
2
3
4
Pertanyaan III
1
2
Pertanyaan IV
1
2
Pertanyaan V
1
2
Pertanyaan VI
1
2
3
4
Pertanyaan VII
1
2
Pertanyaan VIII
1
2
1
22
7
3.3
73.4
23.3
1
0
6
23
3.3
0.0
20.0
76.7
6
24
20.0
80.0
1
5
16.7
83.3
16
14
53.3
46.7
21
7
0
2
70.0
23.3
0.0
6.7
3
27
10.0
90.0
30
0
100.
0
0.0
Pertanyaan IX
54
1
2
10
11
12
13
14
15
Pertanyaan X
1
2
Pertanyaan XI
1
2
Pertanyaan XII
1
2
Pertanyaan XIII
1
2
3
Pertanyaan XIV
1
2
Pertanyaan XV
1
2
Jumlah
19
11
63.3
36.7
26
4
86.7
13.3
22
8
73.3
26.7
29
1
96.7
3.3
29
0
1
96.7
0.0
3.3
1
29
3.3
96.7
18
12
30
40.0
60.0
100.0
55
56
Tabel 5.1.7 Tabulasi Silang Antara Perilaku Dengan Skor Gingival Indeks
Responden
Gingival Indeks
Peradangan
Peradangan
Ringan
Sedang
Perilaku
Jumlah
Positif
n
13
%
68.4
N
6
%
31.6
n
19
%
100.0
Negatif
Jumlah
2
15
18.2
50.0
9
15
81.8
50.0
11
30
100.0
100.0
R
0.023
0.484
57
nilai 0.484 yang berarti bahwa kekuatan hubungan antara perilaku dengan skor
Gingival Indeks adalah sedang dengan arah positif yang bermakna ketika perilaku
positif maka skor Gingival Indeks ringan dan begitupun sebaliknya.
BAB VI
PEMBAHASAN
58
59
satu tahun, akibat sakit gigi. Kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit gigi dan
mulut, walaupun tidak menimbulkan kematian, tetapi dapat menurunkan
produktivitas kerja.17
Perilaku dapat mencakup pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku
menyikat gigi yang baik tentu dapat mengendalikan salah satu faktor dalam proses
terjadinya penyakit periodontal khususnya peradangan pada gingiva.
Dalam penelitian ini, perilaku berhubungan dengan peradangan pada
gingiva. Mengenai hasil yang bermakna ini menurut penulis pasien yang menjadi
responden memiliki perilaku yang baik terhadap kesehatan giginya. Perilaku yang
dimiliki sangat bernilai positif terhadap kesehatan giginya.
Hasil penelitian pada tabel 1 sebanyak 30 responden yaitu jenis kelamin
laki-laki sebanyak 13 responden (43.3%) sedangkan untuk jenis kelamin
perempuan sebanyak 17 responden (56.7%), dengan frekuensi tertinggi pada
perempuan sebanyak 17 responden (56.7%) dan frekuensi terendah pada laki
laki sebanyak 13 responden (43.3 %).
Pada tabel 2 menunjukkan bahwa umur responden mulai dari 25 sampai
45 tahun. Untuk kelompuk usia 25 27 tahun dan 28 30 tahun masing-masing
sebanyak 9 responden (30.0%), usia 31 33 tahun sebanyak 4 responden (13.7%),
usia 34 36 tahun dan 37 39 tahun masing-masing sebanyak 1 responden
(3.3%) sedangkan kelompok umur 40 42 tahun dan 43 45 tahun masingmasing sebanyak 3 responden (10.0%).
60
61
62
dengan arah positif yang bermakna ketika perilaku positif maka skor Gingival
Indeks ringan dan begitupun sebaliknya ketika perilaku negatif maka skor
Gingival Indeks sedang.
63
BAB VII
PENUTUP
7.1 SIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan di Bagian Radiologi Rumah Sakit Gigi
dan Mulut FKG UNHAS , dapat disimpulkan bahwa :
1. Terdapat hubungan antara perilaku dengan kejadian gingivitis. Mengenai
hasil yang bermakna ini pasien yang menjadi responden memiliki perilaku
yang baik terhadap kesehatan giginya. Perilaku yang dimiliki sangat
bernilai positif terhadap kesehatan giginya.
2. Masyarakat yang mempunyai perilaku positif mempunyai skor Gingival
Indeks yang ringan, dan masyarakat yang mempunyai perilaku negatif
mempunyai skor Gingival Indeks yang sedang. Hal ini dibuktikan dari
hasil uji statistik yang menunjukkan nilai p yang diperoleh sebesar 0.023
artinya bermakna, yang berarti ada hubungan antara perilaku dengan skor
Gingival Indeks karena nilai p (0.023) < 0.05. Sedangkan uji kekuatan
hubungan korelasi menunjukkan nilai 0.484 yang berarti bahwa kekuatan
hubungan antara perilaku dengan skor Gingival Indeks adalah sedang
dengan arah positif yang bermakna ketika perilaku positif maka skor
Gingival Indeks ringan dan begitupun sebaliknya ketika perilaku negatif
maka skor Gingival Indeks sedang.
64
65