PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Febris atau peningkatan suhu tubuh merupakan salah satu manifestasi umum
penyakit infeksi, namun dapat juga disebabkan oleh penyakit non infeksi ataupun
keadaan fisiologis. Febris didefinisikan sebagai keadaan kenaikan suhu tubuh.
Batas kenaikan suhu adalah 37,8 o C bila diukur secara oral atau diatas 38,4 o C
pada pengukuran di rektal.1
Observasi febris merupakan suatu keadaan penderita dengan demam tujuh
hari atau lebih dengan pemeriksaan klinik dan pemeriksaan penunjang belum jelas
kearah diagnosis yang pasti.1
Anak dengan observasi febris sangat sering dijumpai. Ada beberapa
diagnosis yang sering merupakan diagnosa banding pada penderita dengan
observasi febris, yaitu antara lain malaria, infeksi saluran kemih, demam tifoid,
dan tuberkulosis. Keempat diagnosis banding tersebut memiliki gejala sama yaitu
febris lebih dari tujuh hari.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lengkap dan teliti sangat membantu
dalam
menegakkan
diagnosis,
sehingga
akhirnya
penderita
mendapat
masa neonatus sampai umur 3 bulan, infeksi saluran kemih lebih banyak di
temukan pada bayi laki-laki. Bakteri penyebab yang paling banyak ialah golongan
Enterobakteriaceae yang berasal dari daerah perineum atau traktus intestinal. E.
coli merupakan penyebab 70-80 % pada infeksi saluran kemih yang biasa
(simplek).
Demam tifoid adalah suatu penyakit akut yang menyerang saluran cerna
ditandai dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan saluran cerna,
dan adanya gangguan kesadaran. Insiden terjadinya sudah menurun untuk negara
negara maju, tetapi untuk negara berkembang insidennya masih tinggi sehingga
masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Di Amerika angka kejadian
demem tifoid sekitar 150 kasus per 100.000 penduduk pertahun. Untuk asia 900
kasus per 100.000 penduduk. Di Indonesia demam typhoid merupakan penyakit
endemik dengan usia penderita tebanyak 3-19 tahun sekitar 91 %.1,4
Tuberkulosis masih merupakan masalah kesehatan di negara maju dan
berkembang termasuk Indonesia baik dari segi morbiditas maupun mortalitas.
Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga tahun 1995, TB merupakan penyebab
kematian nomor 3 dari seluruh kelompok usia dan nomor 1 diantara penyakit
infeksi.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk menyajikan kasus
seorang anak dengna diagnosis observasi febris dan gizi baik yang mendapatkan
perawatan rawat inap di RSUP Dr. Kariadi semarang.
A. Rumusan Masalah
Apakah mahasiswa mampu menegakkan diagnosis suatu penyakit dan
melakukan pengelolaan atas penyakit yang ada?
B. Manfaat
Manfaat laporan kasus besar ini adalah sebagai media belajar agar mahasiswa
mengetahui cara menegakkan dan melakukan pengelolaan terhadap penderita
observasi febris, dengan gizi baik.
BAB 2
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: An. A J
Umur
: 6 tahun 11 bulan
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
No. CM
: B191075
Bangsal
: CI LII
Tanggal Masuk
: Tn. S K
Nama Ibu
: Ny. S Y
Umur
: 34 tahun
Umur
: 34 tahun
Alamat
: Pedurungan Lor
Alamat
: Pedurungan Lor
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Suku
: Jawa
Pekerjaan
: Buruh Bangunan
Pekerjaan
Pendidikan
: SD
Pendidikan
: SD
B. DAFTAR MASALAH
No.
Masalah Aktif
1. Observasi febris
2.
Gizi baik
Tgl
No.
20/06/2005
Masalah Pasif
Tgl
20/06/2005
3.
Sosial ekonomi
20/06/2005
kurang
C. ANAMNESIS
3
Alloanammesis dengan ibu penderita tanggal 20 Juni 2005 pukul 14.30 WIB
a. Keluhan Utama : Panas
b. Riwayat Penyakit Sekarang
-
3 hari yang lalu anak dibawa ke UGD RSDK dan diberi satu
macam obat puyer, minum obat teratur, namun keluhan tidak berkurang,
kemudian anak dibawa ke poli anak RSDK, dan disarankan untuk rawat inap.
Dari kecil nafsu makan anak baik, namun anak sering sakit, saat sakit nafsu anak
menurun, anak jadi sulit makan. ASI eksklusif diberikan hingga usia anak 3 bulan,
namun ASI masih terus diberikan hingga anak usia 2 tahun. Usia 3 bulan-1 tahun,
bubur sun setengah sachet, 3 kali sehari habis. Jika anak bosan diselingi dengan
bubur nasi, 1 piring kecil dengan lauk telur, ikan, tahu, tempe daging kadangkadang, dengan sayur bayam, wortel, habis. Buah pisang setengah, dilembutkan,
satu kali sehari, habis.
Usia 1 tahun - sekarang, nasi dengan telur, ayam, bandeng, tahu, tempe sayursayuran bayam, kangkung, wortel, kadang buah (pisang, jeruk, pepaya) 3 x sehari,
1 piring kecil, habis.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Anak pernah sakit seperti ini ( 3 tahun yang lalu), panas naik turun 3
minggu, batuk ngekel, nyeri perut terutama bila panas, diperiksa darah dan
kencing di RSDK, dinyatakan tidak ada kelainan, diberi obat rawat jalan.
Riwayat kontak dengan penderita batuk lama (+), nenek penderita tinggal
serumah dengan penderita selama 1 tahun.
g. Riwayat kelahiran
No
Tgl lahir/umur
1.
13 tahun
2.
10 tahun
3.
4.
7 juli 2005
(6 tahun 11 bulan)
DPT
: 3 x ( 2,3,4 bulan )
Polio
: 4 x ( 0,2,3,4 bulan )
Hepatitis B
: 3 x ( 0,1,6 bulan )
Campak
: 1 x (9 bulan)
Usia 1 tahun - sekarang, nasi dengan telur, ayam, bandeng, tahu, tempe sayursayuran bayam, wortel, kangkung, kadang buah (jeruk, pepaya, pisang) 3 x
sehari, 1 piring kecil, habis.
Kesan : kuantitas cukup kualitas kurang, penyapihan terlalu dini
l.
Pertumbuhan :
Berat badan lahir tidak tahu, panjang badan lahir tidak tahu, berat badan
sekarang 15,6 kg, panjang badan 111 cm, lingkar kepala 49 cm (mesosefal).
Dari lahir sampai umur 1 tahun,
mencapai normal growth, dari usia 1 tahun hingga sekarang anak sering
sakit, kuantitas makan baik, kualitas makan kurang, status gizi kurang.
(KMS terlampir)
Perkembangan :
Senyum 2 bulan, miring 3 bulan, tengkurap 5 bulan, duduk 7 bulan, gigi
keluar 7 bulan, merangkak 9 bulan, berdiri 12 bulan, berjalan 12 bulan
Saat ini anak sekolah TK O besar (tidak pernah tinggal kelas)
Kesan: Pertumbuhan : sesuai umur
Perkembangan : sesuai umur
D. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal 20 Juni 2005 pukul 15.00 WIB
Seorang anak Laki-laki, umur 6 tahun 11 bulan, BB: 15,6 kg, TB: 110 cm
Keadaan umum
Tanda vital
Heart rate
: 120 x/menit
Respiratory rate
: 24 x/ menit
Nadi
Tekanan darah
: 100/60 mmHg
Suhu
: 37,8o C
Kepala
Kulit
Rambut
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
tremor dan tepi lidah tidak hiperemis. Karies gigi (-), tidak ada
gusi berdarah
Tenggorok
Leher
Dada
Pulmo:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Batas kiri
sela
iga
cm
medial
linea
medioklavikularis kiri
Batas atas
Batas kanan :
Auskultasi
Abdomen :
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Ekstremitas
superior
inferior
Sianosis
-/-
-/-
Akral dingin
-/-
-/-
Edema
-/-
-/-
Capillary refill
<2
<2
Pucat
-/-
-/-
Petekiae
-/-
-/-
Muscle wasting
-/-
Baggy pants
Genitalia
-/-/-
E.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
X- Foto Thorax
Cor : CTR < 55%
Pulmo : Corakan vaskuler meningkat
Tampak bercak kesuraman di parahiler dan parakardial
Hilus kanan kiri melebar
Diafragma dan kedua sinus kostofrenikus baik
Kesan : Gambaran Bronkopneumoni
DD: Proses spesifik
Hitung jenis :E0 /B0 /St1 /Sg38/L61 /M0
Kesan : Sistem eritropoetik : hemolisis
Sistem granulopoetik : infeksi bakteri
Sistem trombopoetik : trombositosis
F.
PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI
Laki-laki, 6 tahun 11 bulan, BB : 15,6 kilogram, TB : 111 cm
WAZ: 15,6 22,7
2,60
HAZ
= - 2,73 SD
WHZ
Observasi febris
DD :
Malaria
Demam Tifoid
Tuberkulosis paru
2. Gizi kurang
10
Diagnosis Sementara
1. Observasi febris
2. Gizi kurang
H. INITIAL PLAN
1. Observasi febris
DD : Malaria
ISK
Demam Tifoid
TB Paru
Assesment
Dx
:
: S: O: Kultur darah
PPD5TU, LED
Kultur darah tifoid dan tes widal
Malaria
Tx
Vitamin C 3x50 mg
Ambroxol 3x8 mg
Mx
Ex
2. Gizi kurang
11
Dx
: S:O: -
Tx
: Diet :
-
Mx
Ex
Kalori
Protein
(1280 cc)
960
(1280 kkal)
100,8
(46,8 gram)
-
300
1017
43,26
600
366
18,6
Jumlah
1860
1483,8
61,86
Kecukupan (%)
145,3
115,9
132,17
Kebutuhan 24 jam
Infus D 5 %
3 x lunak lauk
saring
3x200cc susu sapi
12
I. CATATAN KEMAJUAN
TANGGAL
KELUHAN
21/06
Panas turun, sakit
perut,belum berak 5
hari, batuk
22/06
Sakit perut hilang
timbul, belum
berak 6 hari, batuk
KU
sadar,
kurang aktif, tampak
lemah
110
sadar,
kurang aktif,
tampak lemah
108
sadar,
kurang aktif
112
sadar,
kurang aktif,
tampak lemah
130
28
37,5
26
37
tetap
28
37
tetap
30
38,5
tetap
TV : HR
(x/)
RR(x/)
t (C)
PF
Kepala :
Mata :
Hidung :
Mulut :
Leher
Pulmo :
Abdomen :
LK 49 cm, mesosefal
konj palp anemis(-)
sclera ikterik (-)
epistaxis (-)
bibir sianosis (-),
gusi berdarah (-)
Simetris, pembesaran
nnll +/+ diameter 1
cm, mobile, kenyal,
tidak nyeri tekan,
warna sama
SD vesikuler, ST
Hantaran +/+
Ronkhi -/datar, supel, bising
usus (+)N, Nyeri
tekan epigastrium
23/06
batuk
24/06
panas, sakit perut,
batuk
25/06
Panas semalam,
sakit perut, muntah
1 x seperti yang
dimakan dan
diminum, nyemprot
(-)
sadar,
kurang aktif,
tampak lemah
128
26/06
Batuk
27/06
Batuk
Sadar,kurang
aktif
Sadar, aktif
100
98
24
37,1
tetap
Nyeri tekan
epigastrium (-)
24
37
tetap
26
37
tetap
13
Ekstremitas :
RL (-)
LAB
DIAGNOSA
TERAPI
PPD5TU 46 jam
(-)
- Observasi febris
DD Malaria
ISK
Demam
tifoid
TB
- gizi kurang
- Observasi
febris
DD Malaria
ISK
Demam
tifoid
TB
- gizi kurang
Infus D 5%
960/40/10 tts/
+ Nacl 5% 19 cc
+ KCl Otsu 16 cc
Infus D 5%
960/40/10 tts/
+ Nacl 5% 19 cc
+ KCl Otsu 16 cc
Infus stop
Ganti cairan peroral
Po:
Cefotaxim 3x500
Cefadroksil
2x350mg
Parasetamol 3x1
cth (bila panas)
tetap
Kultur darah
steril
- TB Paru
- Gizi kurang
Rifampisin
160 mg
Isoniazid 160
mg
14
PROGRAM
Kultur darah
Kultur Urin
PPD5TU
mg
Paracetamol 3x1
cth
Vit BC 3x1 tab
Diet :
3x lunak lauk
saring
3x200 cc susu
Pirazinamid
300 mg
B6 3x1 tab
Diet :
3xnasi
3x200cc susu
Pulang
15
: milik sendiri
Ukuran
Penghuni
: 5 orang
Teras rumah
Halaman rumah
Dinding rumah
: tembok
Lantai rumah
: semen
Ruangan
Ventilasi
Pencahayaan
Kebersihan
Sumber air
Tempat sampah
16
2. Kebiasaan sehari-hari:
Ayah bekerja sebagai buruh bangunan, jam kerja dan hari kerja tidak tentu.
Ibu tidak bekerja, sehari-hari di rumah megurus rumah dan anak-anak.
Tiap hari anak ke sekolah berangkat diantar ibunya kemudian pulang
dijemput . Ibu di rumah sendiri mengurus rumah, terkadang bersama ayah
jika ayah sedang tidak ada pekerjaan. Makanan dan minuman di masak
dahulu sebelum dimakan. Alat makan dicuci bersih dengan sabun.
Makanan di meja di tutup dengan tudung saji. Pakaian kotor dicuci tiap
hari. Rumah disapu 2 kali sehari. Sampah dikumpulkan lalu dibuang ke
tempat pembuangan yang berjarak 200 m dari rumah. Rumah dan halaman
setiap hari disapu 2 kali setiap hari. Jika ada keluarga sakit dibawa ke
dokter praktek terdekat.
3.
Lingkungan
Rumah terletak di daerah Bulu lor Rt III Rw V, kabupaten Semarang
dengan pemukiman penduduk yang jarang. Letak rumah berjauhan
dengan tetangga. Depan rumah lahan ditanami pohon pisang dan padi,
sebelah kiri lahan kosong ditanami pohon pisang, sebelah kanan tetangga
0,5 meter dari rumah. Pelayanan kesehatan terdekat berupa posyandu,
terletak 500 m dari rumah.
Kesan : ukuran rumah cukup memadai bagi penghuni, kondisi bangunan
rumah dan kebersihan cukup baik, ventilasi dan pencahayaan kurang,
kebiasaan sehari-hari baik, lingkungan sekitar rumah sepi.
17
DAPUR
KAMAR 3
R. MAKAN
KAMAR 2
R. TAMU
KAMAR 1
TERAS
5. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik tanggal 1 juli 2005
Keadaan umum
Sadar, aktif
Tanda vital
Heart rate
: 100 x/menit
Respiratory rate
: 24 x/ menit
Nadi
Suhu
: 37o C
Kepala
Kulit
Rambut
Mata
Telinga
Hidung
18
Mulut
Tenggorok
Leher
Dada
Pulmo:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Batas kiri
Batas atas
Batas kanan :
Auskultasi
19
Abdomen :
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Ekstremitas
superior
inferior
Sianosis
-/-
-/-
Akral dingin
-/-
-/-
Edema
-/-
-/-
Capillary refill
<2
<2
Pucat
-/-
-/-
Petekiae
-/-
-/-
Muscle wasting
-/-
Baggy pants
Genitalia
-/-/-
20
BAB 3
PEMBAHASAN
A. DIAGNOSIS
Pada kasus ini dibahas seorang anak laki-laki umur 6 tahun 11 bulan
dengan diagnosis diferensial observasi febris, dan gizi baik.
Observasi febris
Febris diartikan sebagai adanya kenaikan suhu tubuh, dari batas suhu
normal yaitu 38C pada pengukuran rektal, oral 37,6C, dan aksila 37,2C2.
Observasi febris adalah suatu keadaan penderita dengan panas 7 hari atau
lebih, dimana dengan pemeriksaan klinik dan pemeriksaan penunjang belum
jelas ke arah diagnosis yang pasti. Dalam pengelolaan penderita, diutamakan
agar secepatnya ditemukan penyebab panas guna terapi dan penyembuhan
yang optimal1. Adapun penyebab panas yang paling sering pada anak adalah
infeksi (50%)1-2, antara lain tuberkulosis, demam tifoid, infeksi saluran kemih,
dan malaria1. Namun bila pemeriksaan laboratorium tidak menunjang ke arah
suatu diagnosis dan penderita sudah tidak panas, maka penderita dipulangkan
dengan diagnosa demam tanpa kausa jelas (fever of unknown origin = FUO)12
.
Dengan demikian keempat diagnosis banding yaitu infeksi saluran kemih,
malaria, demam tifoid dan tuberkulosis, harus disingkirkan satu persatu untuk
menegakkan diagnosa observasi febris pada penderita ini.
a.
Malaria
Malaria disebabkan oleh protozoa dari genus Plasmodium. Secara
alamiah malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina
karena itu perlu ditanyakan riwayat pergi ke daerah endemis malaria.
Malaria memiliki gejala panas yang khas, yang terdiri dari tiga stadium
yaitu stadium frigoris (menggigil), stadium acme (puncak demam) dan
stadium sudoris (berkeringat banyak, suhu turun sampai normal). Gejala
klinis lain malaria adalah anemia, pembesaran limpa, serta komplikasi
21
seperti black water fever, ikterus dan muntah seperti empedu. bintik10.
Diagnosis malaria dapat ditegakkan dari preparat darah tebal dan tipis
yaitu dengan ditemukannya plasmodium, dimana dari pemeriksaan darah
tepi harus diulang dua sampai tiga kali tiap hari sebelum dinyatakan
negatif dan diambil pada saat penderita demam10-11.
Berdasarkan anamnesis pada penderita ini panas naik turun, naik
terutama malam hari, dan turun pada pagi hari, turun tidak sampai normal
(nglemeng). Penderita mempunyai riwayat bepergian ke daerah endemis
malaria yaitu daerah Purbalingga 2 minggu sebelum penderita panas.
Penderita bepergian ke daerah tersebut selama satu hari.
Pada
berwarna hitam ataupun pembesaran limpa. Dari preparat darah tipis dan
tebal tidak ditemukan plasmodium malaria. Dengan demikian diagnosis
deferensial infeksi malaria sudah dapat disingkirkan.
b. Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) mencakup segolongan penyakit
dengan suatu tanda penting yang sama yaitu terdapatnya kuman dalam
jumlah yang bermakna di saluran kemih. x Pada sebagian besar anak
umumnya asimptomatik, jika ada keluhan maka dapat atau tidak
berkaitan dengan sistem kemih. Gejala sistemik berupa demam,
menggigil. Gejala gastrointestinal berupa mual, muntah serta gejala
saluran kencing berupa nyeri pinggang, poliuria, enuresis, disuria,
polakisuria, urgensi, nyeri suprapubik, hematuria. Pada pemeriksaan fisik
kadang tidak ditemukan kelainan apa-apa kadang bisa ditemukan adanya
sekret, jamur, kemerahan pada genital atau nyeri tekan pada suprapubik.
Pada pemeriksaan laboratorium urin biasanya didapatkan piuria atau
lekosituria (wanita : 10/LPB, pria : 5/LPB), juga adanya peningkatan
jumlah epitel dan hematuria8. Lekosituria tidak dapat dipakai sebagai
diagnosis ISK, hanya menunjukkan adanya inflamasi. Untuk diagnostik
pasti ISK yaitu dengan biakan urin8-9. Pasien dinyatakan menderita ISK
bila9 :
22
23
koma. Demam dapat disertai nyeri kepala. Gangguan pada saluran cerna
bervariasi, dapat berupa obstipasi, meteorismus, diare, lidah tampak
kotor dengan putih di tengah sedang tepi dan ujung kemerahan dan
tremor. Pemeriksaan fisik didapatkan lidah kotor di tengah dengan tepi
dan ujung merah dan tremor, hepatomegali, splenomegali. Pada
pemeriksaan darah ditemukan leukopeni, limfositosis relatif dan
trombositopeni12-13.
24
25
kesan
bronkopneumonia,
dengan
diagnosa
banding
26
pembesaran kelenjar limfem kolli (1), dan adanya foto thorak dengan
gambaran sugestif TB paru (1).
Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya peningkatan
LED, yang menandakan adanya infeksi kronis, yang semakin
memperkuat diagnosa tuberkulosis.
Diagnosis pasti TB adalah ditemukanya M. tuberculosis pada
kultur spesimen dari bahan yang diambil dari pasien, misalnya sputum,
bilasan lambung, dan biopsi. Pada anak spesimen tersebut sulit dan
jarang didapat, disamping itu sensitivitas pemeriksaan biakan rendah,
belum
lagi
terbatasnya
fasilitas
laboratorium
yang
mampu
WAZ
HAZ
WHZ
Berat badan lebih
Jangkung
Gemuk
Normal
Normal
Normal
Berat badan
Pendek
Kurus
rendah
Berat sangat
Sangat pendek
Sangat kurus
rendah
WAZ yang rendah dan HAZ yang normal menunjukkan indikator status gizi
>+2 SD
-2 SD s/d +2 SD
<-2 SD s/d 3
SD
< -3 SD
fase akut, sedangkan WAZ yang rendah dan HAZ yang rendah menunjukkan
indikator status gizi fase kronis4-5,19.
27
Dari penderita diperoleh data : seorang anak laki-laki usia 6 tahun 11 bulan
dengan BB= 15,6 kg, PB= 111 cm. Status gizi menurut Z score:
WAZ: 15,6 22,7
2,60
HAZ
WHZ
28
29
Cairan
Kalori
Protein
(1280 cc)
960
(1280 kkal)
100,8
(62,4 gram)
-
300
1017
43,26
600
366
18,6
Jumlah
1860
1483,8
61,86
Kecukupan (%)
145,3
115,9
132,17
Kebutuhan 24 jam
Infus D 5 %
3 x lunak lauk
saring
3x200cc susu
C. PROGNOSIS
Prognosis untuk kehidupan (quo ad vitam) adalah ad bonam,
karena tidak terdapat komplikasi pada penderita dan keadaan penderita
membaik selama perawatan. Prognosis terhadap kesembuhan (quo ad sanam)
adalah ad bonam dan prognosis terhadap fungsi (quo ad fungsionam) adalah
quo ad bonam diharapkan pengobatan yang sesuai dengan kuman penyebab
dapat memperbaiki fungsi paru.
30
BAGAN PERMASALAHAN
Genetik
Penanganan/penat
alaksanaan yang
tidak optimal
Lingkuangan
Kontak TB
Pencahayaan/ventilasi
kurang
Observasi
Febris
Perilaku
Pendidikan
ibu
Preventif
Promotif
Kuratif
Rehabilitatif
Tuberculosis
Paru
Asah
Asih
Asuh
31
BAB 4
RINGKASAN
Telah dilaporkan kasus seorang anak dengan observasi febris, dan gizi baik
yang telah dirawat di RSDK sejak 20 Juni 2005 sampai
Seorang anak laki-laki berumur 6 tahun 11 bulan dibawa orangtuanya ke
RSUP Dr. Kariadi dengan keluhan demam 14 hari, demam naik turun, naik
terutama pada malam hari, dan turun pada pagi hari, demam turun tidak sampai
normal (nglemeng). Ada batuk, ngekel. Ada nyeri perut yang hilang timbul,
timbul terutama dirasakan saat anak demam. Ada gangguan salurang cerna,
penderita mengeluh sulit buang air besar ( selama 2 minggu penderita baru buang
air besar 2 kali). Nafsu makan menurun. Berat badan penderita turun (selama 2
minggu berat badan turun 2 kg). Ada riwayat penderita sering batuk, hilang
timbul. Ada riwayat kontak dengan penderita batuk lama (nenek penderita batuk
lama dan belum perna berobat, dan nenek penderita tinggal serumah dengan
penderita selama 1 tahun). Ada riwayat suka jajan dijalan dan sepupu penderita
(teman bermain penderita) pernah dirawat di RSDK selama 10 hari 3 bulan yang
lalu karena tifus.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan anak sadar, kurang aktif dan tampak
lemas. Secara umum tanda vital masih normal, tidak ada pembesaran organ. Pada
pemeriksaan leher didapatkan pembesaran kelenjar limfe kanan kiri dengan
masing-masing diameter 1cm, tunggal, warna sama dengan kulit sekitarnya,
kenyal, mudah digerakkan, tidak nyeri tekan. Pada pemeriksaan paru didapatkan
suara tambahan, ronkhi di kedua lapangan paru dan hantaran di lapangan kiri
paru. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan daerah epigastrium.
Status gizi secara antropometri menurut WHO-NCHS menunjukkan gizi baik.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan pemeriksaan darah kesan
trombositosis dan peningkatan LED. Pada pemeriksaan urin didapatkan kesan
bakteriuria. Pada pemeriksaan foto thorak didapatkan kesan bronkopneumonia
dengan diagnosa banding kecurigaan proses spesifik. Dan pada pemeriksaan
32
untuk
memantau
kesembuhan
dan
menuntaskan
pengobatan.
3.
33
34
35