: Tn. J
Umur
: 55 tahun
Jenis Kelamin
: Pria
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Solo
Pendidikan
Pekerjaan
: Swasta
: Tn. J
Umur
: 55 tahun
Jenis Kelamin
: Pria
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Solo
Pendidikan
Pekerjaan
: Swasta
: BPJS
Posyandu balita
Posyandu lansia
Perkumpulan kesehatan lainnya
: Tidak
: Tidak
: Tidak
Olah raga
Rekreasi
: Ya
Jalan keliling 8-10 kali putaran
Frekuensi: 2 kali seminggu
: Ya
Pergi ke anyer, cibodas, sentul, permandian air
Arisan
: Tidak
Pertemuan RT
: Ya
Organisasi : Tidak
Nama
1
2
Jumeri
Maryam
Kedudukan
dalam
Keluarga
Bapak
Ibu
Sex
Umur
(thn)
Pedidikan
Pekerjaan
L
P
55
51
SPG
SMA
Swasta
Ibu Rumah
Tangga
Keterangan
Tempat
Tinggal
PM
PM
3
4
5
6
7
Siti
Rahma
Johan
Abdul
Kosim
Rajib
Afifah
Aqila
Anak I
33
SMK
Wirausaha
Depok
Anak II
Anak III
L
L
31
26
SMK
SMK
Wiraswasta
Wiraswasta
PM
PM
Cucu I
Cucu II
L
P
5
1
TK
-
Pelajar
-
PM
PM
1
0
1
2
1
3
14
15
11
1
6
18
17
1
9
Keterangan:
1 : Ayah Pasien Meninggal
2 : Ibu Pasien Sehat
3 : Kakak pertama pasien Sehat
4 : Kakak kedua pasien Sehat
5 : Kakak ketiga pasien Sehat
6 : Kakak keempat pasien Meninggal (Ca Serviks)
7 : Pasien Sakit (Diabetes Mellitus tipe II, TB sudah dinyatakan sembuh)
8 : Adik pertama pasien Sakit (Diabetes Mellitus tipe II)
Riwayat
Datang
Penyakit
ke
Saat
Klinik
Kedokteran Keluarga
Pasien Tn. J, 55 tahun datang dengan keluhan ujung-ujung jari
pada kedua kaki terasa kebas sejak satu tahun yang lalu. Keluhan
tersebut berawal dari kesemutan yang sering dirasakan pada kedua kaki
pasien dan mejadi semakin memberat sampai saat ini, kaki terasa kebas.
Tidak terdapat rasa nyeri maupun terbakar. Pasien merasa tidak nyaman
dengan keluhan yang dirasakan.
promag.
Keluhan
timbul
terutama
bila
pasien
Keadaan Umum
Kesadaran
: Compos Mentis
Tinggi Badan
: 175 cm
Berat Badan
: 67 kg
BMI
: 21,8
Keadaan Gizi
: Cukup
Tanda Vital
: Tensi
: 160/100 mmHg
RR : 20 x / menit
Nadi
: 88 x / menit
Suhu : 36,3oC
Kepala
: Normocephali
Mata
Telinga
Hidung
Tenggorok
: T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-), detritus -/-, kripta -/-
Mulut
Dada
Cor
Pa : Supel, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan epigastrium (+)
Pe : Timpani seluruh lapang abdomen
Au : Bising usus (+) normal
Ekstremitas
Superior
Inferior
Oedema
-/-
-/-
Akral dingin
-/-
-/-
Neurologi
vi. Hasil
Laboratorium
dan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah lengkap: Tidak ada data
Diagnosis Kerja : vii. Rencana Penatalaksanaan
Pengobatan yang telah diberikan :
-
Lantus 20
Glimepirid 2 mg
Amlodipin 10 mg
Valsartan 160 mg
Altor 100 mg
1x1
1x1
1x1
1x1
1x1
Terapi medikamentosa :
-
Antasida
Neurobion
2x1
1x1
Terapi edukasi :
- Melakukan pengendalian glukosa darah dengan melakukan diet
dan olahraga yang teratur, serta memeriksakan diri secara berkala
Makan yang teratur dengan porsi yang cukup tidak perlu banyak.
Menghindari minum es
: Istri
dan
anak-anak
pasien
membantu
Waktu
Jam
Sahur
04.00
Buka
18.00
Bahan makanan
Jumlah
URT
gram
Nasi
Telur
Kangkung
Teh Manis
Nasi
2 gls
1 butir
1 gls
1 gls
2 gls
268
150
100
Lauk pauk
Ayam
Ati Ampela
Terong
Teh Manis
1 gls
1 gls
1 gls
1 gls
1 mangkok
2 gls
1 bungkus
1 butir
100
100
100
268
Puasa
Selingan
Sahur
18.00
04.00
Sayur
Minuman
Kolak
Bahan makanan pokok
Lauk pauk
Sayur
Minuman
Nasi
Indomie
Telur
Teh Manis
268
127
150
1 gelas
Penjelasan :
Frekuensi makan rata rata setiap harinya 3x/hari dengan variasi makanan
sebagai berikut : nasi, lauk, sayur dan indomie. Namun selama bulan
Ramadhan frekuensi makan setiap harinya 2x/hari ditambah dengan tajil
seperti kolak.
VI. IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
A. Faktor Perilaku
Pasien memiliki kebiasaan makan teratur dengan frekuensi makan
10
3x/hari. Dari tahun 2011, sejak pasien keluar dari rumah sakit, pasien
menjaga pola makannya sesuai dengan anjuran dari ahli gizi. Namun, satu
tahun terakhir, karena pasien tidak merasakan adanya keluhan, pola makan
pasien kembali tidak teratur. Contohnya pasien sering minum teh mani
dengan gula pasir sedangkan sebelumnya pasien menggunakan Tropicana
Slim. Kebiasaan olahraga juga sudah beberapa bulan terakhir tidak lagi
dijalani oleh pasien. Pasien cukup patuh dalam meminum obat. Pasien
tidak terlalu bermasalah dalam menjalani pengobatan, namun pasien tidak
pernah kontrol lagi karena merasa tidak ada keluhan. Pasien takut apabila
sewaktu-waktu dirinya harus kembali dirawat di Rumah Sakit.
B. Faktor Non Perilaku
Tersedia banyak sarana pelayanan kesehatan di sekitar tempat
tinggal pasien berupa puskesmas dan klinik kesehatan. Pasien tinggal di
daerah
yang
padat
penduduk
dan
kurang
terjaga
kebersihan
lingkungannya.
VII. DIAGNOSIS FUNGSI KELUARGA
A. Fungsi Biologis
-
B. Fungsi Psikologis
-
11
D. Fungsi Sosial
-
E. Faktor Perilaku
-
Suka minum minuman manis seperti teh manis dan makan mie instan
12
B. DENAH RUMAH
5
6
4
12 m
6m
Keterangan:
1. Teras
2. Ruang tamu
3. Kamar tidur
4. Dapurr
5. Kamar mandi
6. Ruang keluarga
Analisis Keadaan Rumah :
1. Letak rumah di daerah
2. Bentuk bangunan rumah
Kepemilikan rumah
: Padat penduduk
: tidak bertingkat
: Milik sendiri
13
3. Luas rumah
: 16 x 4 m2
Jumlah orang dalam satu rumah : 2 orang (1 orang/ m2)
Luas halaman rumah
:4. Lantai rumah dari
: Keramik
5. Dinding rumah dari : Tembok
6. Atap rumah
: Seng
7. Pembagian ruangan rumah : Satu kamar tidur, satu ruang tamu, satu ruang
keluarga dan satu kamar mandi
8. Jendela rumah
:2
Perbandingan luas lantai dan jendela :
Penerangan di dalam rumah (dinilai setelah membandingkan luas jendela
dengan lantai dan kesan subjektif saat membaca tulisan didalam rumah) :
tidak baik
9. Listrik di rumah : 900 watt
10. Lubang ventilasi : Ada
Kelembaban dalam rumah bagian depan : Baik
Kelembaban dalam rumah bagian belakang : Kurang Baik
Kesan ventilasi di dalam rumah : Kurang
11. Kebersihan dalam rumah : kurang baik
12. Sumber air minum dari : air isi ulang
13. Kamar mandi : di dalam rumah
14. Limbah rumah tangga di alirkan ke : kali di belakang rumah
15. Tempat sampah diluar rumah : ada
16. Jalan di depan rumah lebarnya : 1,2 meter, terbuat dari : semen
Kesan kebersihan lingkungan pemukiman : tidak baik
Genetik
Puskesmas dan klinik
pengobatan banyak
dan terjangkau
Terdapat faktor
risiko genetik
14
Yan
Kes
Status
kesehatan
Perilaku
Lingkungan
1.
2.
Rencana Pembinaan
Indikator
Keberhasilan
Penilaian
1. Pasien kembali
kontrol ke RS
15
3.
1. Rasa kebas
berkurang
2. Tidak ada luka
pada kaki
Kegiatan yang
Dilakukan
20 Juni
2015
Identifikasi anggota
keluarga dan kondisi
kesehatannya kemudian
melakukan anamnesis
dan pemeriksaan fisik
pada penderita. Setelah
itu memberi penjelasan
kepada penderita
tentang penyakitnya,
meliputi definisi,
penyebab, faktor
pencetus, akibat dari
penyakit, pencegahan,
penatalaksanaannya.
Mengevaluasi kondisi
rumah
27 Juni
2015
Keluarga
Hasil
yang
Kegiatan
Terlibat
Penderita - Terjalin
hubungan baik
dengan
penderita
-Penderita
memahami
penjelasan
tentang
penyakitnya.
Indikator
evaluasi
kegiatan
Didapatkan
hasil
pemeriksaan
tekanan
darah
160/100
mmHg
Penderita
Kondisi
fisik dan
lingkungan
rumah
kurang baik
Diketahui
status
kesehatan
pasien terkini
dan kondisi
rumah serta
lingkungan
rumah pasien
Penderita, Diketahui
istri,
fungsi
menantu biologis,
dan kedua psikologis,
??
16
cucu
pasien
ekonomi,
sosial,
perilaku dan
non perilaku
Penderita Diketahui
dan istri
status
kesehatan
pasien
terkini serta
kadar gula
darah
pasien
Diketahui
jenis
makanan,
jumlah
makanan
dan
frekuensi
makan
penderita.
Penderita
dan
keluarga
memahami
penjelasan
tentang
pola makan
gizi
seimbang
serta
pentingnya
olahraga
teratur
30 Juni
2015
Monitor status
kesehatan pasien dan
Identifikasi pola makan
penderita serta
pemeriksaan kadar gula
darah pasien. Edukasi
tentang pola makan gizi
seimbang dan
pentingnya olahraga,
edukasi pentingnya
kontrol rutin ke RS
4 Juli 2015
Memberikan penjelasan
tentang pengaruh
lingkungan dan gaya
hidup terhadap penyakit
yang diderita penderita
Penderita
11 Juli
2015
Evaluasi kondisi
kesehatan pasien,
edukasi tentang
Penderita
dan istri
??
Penderita
??
memahami
pengaruh
lingkungan
dan gaya
hidup terhadap
penyakit yang
diderita pasien
Diketahui
??
kondisi terkini
penderita.
17
Pasien dan
keluarga
memahami
tentang
perilaku hidup
bersih dan
sehat serta
pentingnya
kontrol rutin
ke RS
2. Faktor pendukung
dalam
mendengar
dan
menerapkan edukasi
3. Faktor penyulit
sehingga malas
: Penderita
dapat
mengetahui
tentang
pencegahan
dan
18