Indikator
TARGET 1C : Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dal
Indikator MDGs
Daerah
Kegiatan 1 : Pembinaan Gizi
Masyarakat
Pengadaan alat
Penyediaan obat
Pendampingan gizi
Pelatihan ulang
Pembinaan kader
Catatan:
2 (dua) indikator mengacu pada Inpres 3.
8 (delapan) indikator mengacu pada RPJMN dan Renstra
Definisi Operasional
Cara Perhitungan
Kondisi
Saat ini
Target Pencapa
2011
angan gizi
100
70
100%
100
1. Persentase Puskesmas
perawatan dan RSUD yang
memiliki tenaga kesehatan yang
telah dilatih tatalaksana anak gizi
buruk sesuai dengan standat
pelatihan 37 jam pelajaran (JPL)
dalam suatu kabupaten/kota dibagi
julah seluruh puskesmas
perawatan yang ada di wilayah
dalan suatu kabupaten/kota
tersebut pada kurun waktu tertentu
dikali 100 %
90%
100%
1. Persentase Puskesmas
0
Perawatan yang memiliki alat
dapur (home economic set) dan
sarana yang diperlukan untuk
merawat anak gizi buruk sesuai
dengan tatalaksana gizi buruk
dalam suatu kabupaten/kota dibagi
jumlah puskesmas perawatan di
kabupaten/kota tersebut dalam
kurun waktu tertentu dikali 100 %
75
40
75
100%
100
100%
100
50.40%
70
Persentase puskesmas
kabupaten/kota yang mempunyai
tenaga kesehatan (dokter atau ahli
gizi atau bidan atau perawat) yang
telah dilatih ttg pemantauan
pertumbuhan baru
70
25%
70
80%
100
75%
100
60%
100
Target Pencapaian
2012
2013
2014 2015
100
100
100 -
75
80
85 -
100
100
Alokasi Anggaran
100
2011
2012
2013
2014
2015
100
100
100
100
50
60
70
75
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
75
80
85
75
80
85
100
75
80
85
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Sumber
Pendanaa Pelaksana
n
Indikator
TARGET 4A : Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua per tiga dalam kurun
1. Angka kematian balita per 1.000 kelahiran hidup
Indikator MDGs
:
2. Angka kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup
3. Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak
Nasional
Program 1 : Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Kegiatan 1:
1.Cakupan kunjungan neonatal
Pembinaan Pelayanan pertama (KN1)
2.Cakupan pelayanan kesehatan
Kesehatan Anak
bayi
3.Cakupan pelayanan kesehatan
anak balita
Daerah
Kegiatan 1:
1.Cakupan kunjungan neonatal
Pembinaan
pertama (KN1)
Pelayanan
Kesehatan neonatal
Pemberian asuhan
bayi baru lahir sesuai
standar
Kegiatan 2:
Pembinaan
Pelayanan
Kesehatan bayi
Kegiatan 3:
Pembinaan
Pelayanan
Kesehatan Anak
Balita
Sub kegiatan 3 d.
Pemberian pelayanan
kesehatan pada anak
balita sesuai standar
ak
Devinisi Operasional
alita (AKBA) hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015
er 1.000 kelahiran hidup
KB) per 1.000 kelahiran hidup
ahun yang diimunisasi campak
Anak
Kondisi
Saat Ini
Cara Perhitungan
Target Pencapaian
2011 2012 2013 2014 2015
waktu 1990-2015
86
88
89
90
85
86
87
90
80
81
83
85
88
86
88
89
90
70
90
90
90
90
95
30
90
90
90
90
95
60
65
70
75
80
90
90
95
100
100
100
X 100 %
X 100 %
X 100 %
X 100 %
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
80
85
90
100
100
50
60
75
85
100
70
80
90
100
100
50
70
90
100
100
70 100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
80
90
100
100
100
85
90
100
100
100
100
100
100
100
100
30
80
90
100
100
100
72
85
86
87
90
80
85
90
100
100
90
100
100
100
100
60
65
70
75
80
60
70
80
90
90
50
70
80
100
100
X 100 %
72
X 100 %
80
81
83
85
80
85
90
100
100
90
100
100
100
100
63
70
73
75
80
85
63
70
73
75
80
85
63
70
73
75
80
85
50
60
70
75
80
60
70
80
90
100
63
X 100 %
X 100 %
X 100 %
X 100 %
X 100 %
75
80
90
100
100
20
30
40
50
60
75
80
90
100
100
75
80
90
100
100
75
80
90
100
100
X 100 %
X 100 %
Alokasi Anggaran
2011 2012 2013 2014 ###
370
402
418
433
Dana
Pelaks
ana
APBN
Kement
erian
Keseha
tan
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
APBN,
APBD PROP,
KAB/KOTA
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
Dinkes
a
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Indikator
Definisi Operasional
Cara Perhitungan/rumus
Saat
ini
(2010)
Target Pencapaian
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
Sumber
Pendanaan
TARGET 4A : Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015
Indikator MDGs
Nasional
Program 1 : Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Definisi Operasional
Kegiatan 1: Pembinaan
1.Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) Cakupan pelayanan neonatal pertama adalah
Pelayanan Kesehatan Anak
pelayanan kepada neonatus pada masa 6 jam
sampai dengan 48 jam setelah kelahiran sesuai
standar
Cara Perhitungan/rumus
Jumlah BBL (0-28 hari) yg telah memperoleh
pelayanan Kunjungan Neonatal pada masa 648 jam setelah lahir sesuai standar di satu
wilayah kerja pada satu tahun dibagi Jumlah
seluruh sasaran bayi disatu wilayah kerja
dalam satu tahun yang sama
x100%
Jumlah Poskesdes/bidan desa yang mendapat Persentase Poskesdes/bidan desa yang mendapat jumlah Poskesdes/bidan desa yang mendapat
distribusi vaksin HB 0 sesuai sasaran
distribusi vaksin HB0 sesuai sasaran di satu
distribusi vaksin HB0 sesuai sasaran di satu
x100%
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
wilayah kerja pada satu tahun dibagi
Cakupan Puskesmas yang memiliki minimal 2 Persentase Puskesmas yang memiliki minimal 2-3
-3 tenaga kesehatan yang terlatih
tenaga kesehatan yang terlatih dalam pemberian
memberikan imunisasi sesuai standar
imunisasi sesuai standar di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu
Jumlah s
Jumlah Puskesmas yang mempunyai semua jenis
vaksin dasar (BCG, DPT-Hb, Polio, Campak)
dengan jumlah yang cukup di satu wilayah kerja
pada waktu satu tahun dibagi
92%
x100%
x100%
91.7%
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
85
90
90
90
90
100
100
100
100
100
85
90
90
90
90
1,854
984
APBD
APBD
APBD
689
APBD
Pelaksana
Indikator
Definisi
Operasional
TARGET 4A : Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua per tiga dalam kurun waktu 19
1. Angka kematian balita per 1.000 kelahiran hidup
Indikator MDGs
:
2. Angka kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup
3. Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak
Nasional
Program 1 : Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Kegiatan 1: Pembinaan
1.Cakupan kunjungan neonatal pertama
Pelayanan Kesehatan Anak (KN1)
2.Cakupan pelayanan kesehatan bayi
3.Cakupan pelayanan kesehatan anak
balita
Daerah
Sub kegiatan 2h.
Cakupan bayi (6-11 bulan) yang
Cakupan bayi (6-11
Pemberian vit.A 100.000 IU mendapat Vit.A 100.000 IU
bulan) yang
bagi bayi (6-11 bulan)
mendapat Vit.A
100.000 IU di satu
wilayah kerja pada
kurun waktu
tertentu
Kegiatan 3: Pembinaan
Pelayanan Kesehatan
Anak Balita
Cakupan anak
balita yang
mendapat Vitamin
A 200.000 IU pada
bulan Februari dan
agustus di suatu
wilayah kerja
tertentu dalam
kurun waktu 1
tahun
Cara Perhitungan
Kondisi
Saat ini
Target Pencapaian
Alokasi Anggaran
2011
2012
2013
2014
2015
86
88
89
90
85
80
86
81
87
83
90
85
100
100
100
100
100
80
81
83
85
80
85
85
90
90
campak
83.34%
2011
2012
Alokasi Anggaran
2013
2014
2015
Sumber
Pendanaan
Pelaksan
a
Indikator
Devinisi Operasional
Kondisi
Saat Ini
Cara Perhitungan
2011
2012
2013
2014
2015
60
70
80
90
100
68.75
60
70
80
90
90
TARGET 5A : Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga per empat dalam kurun waktu 1990-2015
X 100 %
X 100 %
68.75
70
80
90
95
100
30
40
50
60
70
80
40
40
50
60
70
80
Pelatihan Konselor sebaya Jumlah remaja di sekolah dan luar sekolah menjadi
konselor sebaya yang mampu berbagi informasi
tentang kesehatan reproduksi dan seksual
X 100 %
Insersi ARH
10
20
30
40
50
60
Kegiatan 2011
Rencana Aksi
2012
Provinsi
Provinsi
Rp.
20.000.000,-
Kab
Kab
Indikator
TARGET 5A : Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga per empat dalam kurun w
Indikator MDGs
Nasional
Program 1 : Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Kegiatan 1 : Pembinaan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan
Reproduksi
Daerah
Kegiatan 1 : Pembinaan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan
Reproduksi
Kegiatan 1 : Pembinaan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan
Reproduksi
Kegiatan 1 : Pembinaan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan
Reproduksi
Kegiatan 1 : Pembinaan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan
Reproduksi
Kegiatan 1 : Pembinaan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan
6. Presentase Puskesmas
rawat inap yang mampu
melaksanakan Pelayanan
Obstetrik Neonatal
Emergensi dasar (PONED)
Reproduksi
Defenisi Operasional
Cara Perhitungan
X 100 %
X 100 %
X 100 %
X 100 %
Jumlah bidan yg telah mengikuti pelatihan dan Jumlah bidan yg dilatih APN yang
mempunyai kompetensi APN disatu wilayah
memeilki kompetensi APN dalam kurun
kerja
waktu tertentu ( Jan - Des)
SK Bupati/Walikota/Perda adalah SK yg
SK Bupati/Walikota/Perda adalah SK yg
mengatur persalinan di fas kes, Rumah tunggu mengatur persalinan di fas kes, Rumah
dan pusk PONED
tunggu dan pusk PONED disatu wilayah
kerja dalam mkurun waktu tertentu ( 1
tahun Jan - Des )
X 100%
X 100 %
X 100%
x 100%
x 100 %
Target Pencapaian
2011
2012
2013
2014
Alokasi A
2015
80,79
86
88
89
90
90
88
90
93
95
60
40
75
90
100
2011
70
49,12
85
86
88
89
90
70%
60
70
80
90
100
85%
80
85
90
90
90
80%
70
75
80
85
90
40%
30
35
40
45
50
80,79
88
90
93
95
100
100
100
100
100
100
40%
50
60
70
80
90
50%
50
60
70
80
90
100%
100
100
100
100
100
90
100%
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
65%
37, 80 %
100%
100
100
100
100
100
9,1 %
49, 12 %
5%
60%
80%
100%
100%
100%
90
100
100
100
100
90
100
100
100
100
90
100
100
100
100
100
100
70
80
100
100
100%
90
90
100
100
90
100
100
60
30
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Alokasi Anggaran
2012
2013
2014
2015
Sumber
Pendanaa Pelaksana
n
Indikator
Definisi Operasional
Cara Perhitungan/Rumus
Numerator
Denominator
Kondisi/cakupan
s.d tahun 2010
2011
2012
2013
2014
2015
<0,5
<0,5
<0,5
<0,5
<0,5
2011
2012
2013
2014
2015
2014
TARGET 6A : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV dan AIDS hingga tahun 2015
1. Prevalensi HIV pada penduduk usia 15-49 tahun
Indikator MDGs
2. Penggunaan kondom pada hubungan seks terakhir
3. Proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS
Program 1 : Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Daerah
Kegiatan 1
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti
Sub kegiatan 1a .
Sero surveilans
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
240
240
240
240
50.00
0,16%
4 Kab/kota,
Kampar, Rohil,
Pekanbaru(APBD),
Siak ( APBN)
<1
<1
<1
<1
<1
80% (10
kab/kota)
85% (11
kab/kota)
90% (11
kab/kota)
50
50
50
50
Target Pencapaian
Program/Kegiata
n/ Tindakan
Indikator
Definisi Operasional
Cara Perhitungan/Rumus
Numerator
Denominator
Kondisi/cakupan
s.d tahun 2010
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti
Kegiatan 1
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
2011
2012
2013
2014
2015
2011
24 org
24 org
24 org
24 org
30 org
30 org
75
85
90
95
95
2012
60
60
2013
2014
2015
60
2014
60
2 Orang
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti
Persentase penduduk usia 15-24 thn
yang menjawab dengan benar untuk 5
pertanyaan sebagai berikut :
1. Bisakah seseorang mengurangi risiko
tertular HIV dengan cara menggunakan
kondom dengan benar setiap kali
melakukan seks ?
2. Apakah dengan saling setia pada
pasangan dapat mengurangi risiko
tertular HIV ?
3. Bisakah seseorang tertular HIV
2. Persentase penduduk 15 - 24
dengan cara menggunakan alat makan
tahun yang memiliki pengetahuan atau minum secara bersama dg
komprehensif tentang HIV dan
seseorang yg sudah terinfeksi HIV ?
AIDS
4. Bisakah seseorang tertular virus HIV
melalui gigitan nyamuk/serangga ?
5. Dapatkah Anda mengetahui seseorang
sudah terinfeksi HIV hanya dgn
melihatnya ?
100
30
30
100
100
100
35
Target Pencapaian
Program/Kegiata
n/ Tindakan
Indikator
Definisi Operasional
Cara Perhitungan/Rumus
Numerator
Denominator
Kondisi/cakupan
s.d tahun 2010
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti
3. Jumlah orang yang berumur 15 Jumlah orang yang berumur 15 th keatas jumlah orang yang berumur 15 th atau
tahun atau lebih yang menerima
yang telah menerima konseling (pre tes lebih yang telah menerima konseling
konseling dan test HIV
konseling) dan test HIV
(pre tes konseling) dan test HIV.
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2014
75
85
90
95
95
15
20
25
30
15
17
19
20
70.2
77.22
84.942
93.436
10
15
20
25
7
12
12
12
Kab/Kot Kab/Kot Kab/Kot Kab/Kot
a
a
a
a
7 Kab/Kota
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti
Kegiatan 1.
525
400,000
500,000
600,000
700,000
800,000
580
640
780
860
Target Pencapaian
Program/Kegiata
n/ Tindakan
Indikator
Definisi Operasional
Cara Perhitungan/Rumus
Numerator
Denominator
Kondisi/cakupan
s.d tahun 2010
10 Tim
5 Tim
7 Tim
2013
2014
2015
9 Tim 12 Tim
2011
180
2012
200
2013
220
2014
250
2015
2014
250
80
1 tim
10 Layanan
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti
2012
2011
10 VCT
kab/kota
12 VCT
kab/kota
13 VCT
kab/kota
13 VCT
kab/kota
13 VCT
kab/kota
9000
80.00
10,000
200
15,000
20,000
25,000
240
260
260
15
25.00
30,000
15
20
25
30
Target Pencapaian
Program/Kegiata
n/ Tindakan
Indikator
Definisi Operasional
Cara Perhitungan/Rumus
Numerator
Denominator
Kondisi/cakupan
s.d tahun 2010
2011
2012
2013
2014
2015
60
70
80
100
100
2011
2012
2013
2014
2015
2014
Kegiatan 1.
4. Persentase kabupaten/kota
yang melaksanakan pencegahan
penularan HIV sesuai pedoman
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti
Jumlah kab/kota di
Indonesia
7 Kab/Kota
9
10
11
12
Kab/Kot Kab/Kot Kab/Kot Kab/Kot
a
a
a
a
1
15
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti
Sub kegiatan 1b.
Pengadaan kondom
12 kabkota
12 kabkota
12 kabkota
12 kabkota
12 kabkota
144,734
40,240
159,207
175,128
192,641
211,905
25
25
25
Target Pencapaian
Program/Kegiata
n/ Tindakan
Indikator
Definisi Operasional
Cara Perhitungan/Rumus
Numerator
Denominator
Kondisi/cakupan
s.d tahun 2010
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
30 org x
12 kb
130 (T.O.T
30 org x
129.190(da petugas
12 kb
na GF)
kab/kot)
2013
2014
2015
2014
75x 12
kab-kota
(dilatih
oleh
Trainer
Kab)
75 x 12
kab-kota
(dilatih
oleh
Trainer
Kab)
75 x 12
kab-kota
(dilatih
oleh
Trainer
Kab)
75 x 12
kab-kota
(dilatih
oleh
Trainer
Kab)
40x 12
layanan
40 x 5
layanan
40x 5
layanan
40x 14
layanan
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti
Sub kegiatan 1c.
Pelatihan IMS bagi tim di Jumlah tim yang dilatih IMS
fasilitas kesehatan
4 Tim ( 24
orang)
1 Tim IMS
30 org x
12 kb
30 org x
12 kb
1.00
15
5 layanan
IMS (GF
ATM)
12
layanan
IMS
14
layanan
IMS
20
layanan
IMS
40x 5
layanan
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti
15
Target Pencapaian
Program/Kegiata
n/ Tindakan
Indikator
Definisi Operasional
Cara Perhitungan/Rumus
Numerator
Denominator
Kondisi/cakupan
s.d tahun 2010
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2015
2014
75
75
75
75
75
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
7. Kab. Rohil
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
7. Kab. Rohil
Layanan kesehatan yang Jumlah layanan yg melakukan
melakukan layanan PTRM program PTRM
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
7. Kab. Rohil
Pelatihan petugas
pelaksana kegiatan
PMTCT di sarana
kesehatan
Target Pencapaian
Program/Kegiata
n/ Tindakan
Indikator
Definisi Operasional
Cara Perhitungan/Rumus
Numerator
Denominator
Kondisi/cakupan
s.d tahun 2010
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
15
90
165
265
293.0
298.0
2014
2015
2014
9. Kab. Pelalawan
16
layanan
24
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
9. Kab. Pelalawan
Target 6B : Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV dan AIDS bagi semua yang membutuhkan sampai dengan tahun 2010
Indikator MDGs
1. Proporsi penduduk yang terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat antiretroviral
Kegiatan 1 :
Pengendalian Penyakit
Menular Langsung
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti
64,29
75
80
85
90
90
80
85
85
90
90
307.0
Target Pencapaian
Program/Kegiata
n/ Tindakan
Indikator
Definisi Operasional
Cara Perhitungan/Rumus
Denominator
4 org/tim CST x 10
layanan CST
2011
2012
2013
2014
2015
20 org
28 org
36 org
48 org
52 org
10
15
22
22
22
10
12
12
2011
2012
2013
2014
2015
2014
Numerator
Kondisi/cakupan
s.d tahun 2010
13x 10
layanan
CST
13x 15
layanan
CST
13 x 22
layanan
CST
13 x 10
layanan
CST
13 x 10
layanan
CST
13x 22
layanan
CST
Target Pencapaian
Program/Kegiata
n/ Tindakan
Indikator
Definisi Operasional
Cara Perhitungan/Rumus
Numerator
Denominator
Kondisi/cakupan
s.d tahun 2010
2011
2012
2013
2014
2015
10
12
12
70
80
90
100
100
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti
Program 2 : Pembinaan Upaya Kesehatan
Daerah
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti
2011
2012
2013
2014
2015
2014
2015
Sumber
Pendanaan
(APBN,APBN1
, APBD2,
OTSUS
240 APBN,APBD
APBD Kab
APBD Kab
Pelaksana
Nng Comments
2015
Sumber
Pendanaan
(APBN,APBN1
, APBD2,
OTSUS
60 APBD Kab
APBD Prop.
35 APBD Kab
Pelaksana
Nng Comments
2015
Sumber
Pendanaan
(APBN,APBN1
, APBD2,
OTSUS
Pelaksana
Nng Comments
30 APBD Kab
APBD
KPA
30
APBN,APBD1,APBD
klinik VCT di 12 kab/kota
2
102.78
30
2015
Sumber
Pendanaan
(APBN,APBN1
Pelaksana
Nng Comments
, APBD2,
OTSUS
APBN, APBD
Kemenkes, Dinkes
Provinsi, Dinkes
Kab/Kota
APBN,APBD
1,APBD 2
260
GF-ATM,
APBN,APBD1,APBD
2
APBD
GF, Dinkes
Provinsi, Dinkes
Kab/Kota
APBD kab
30 APBD kab
2015
Sumber
Pendanaan
(APBN,APBN1
, APBD2,
OTSUS
25
APBD2
Pelaksana
Nng Comments
2015
Sumber
Pendanaan
(APBN,APBN1
, APBD2,
OTSUS
Pelaksana
Nng Comments
75 x 12
kab-kota
(dilatih APBN,
oleh
APBD1,APBD2)
Trainer
Kab)
Dana untuk reagent dan obat IMS & diharapkan kab kota dapat melaksanakan kegiatan layanan IMS di Puskesmas yang dibina
2015
Sumber
Pendanaan
(APBN,APBN1
, APBD2,
OTSUS
APBN,
APBD1,APBD2)
Pelaksana
Nng Comments
2015
Sumber
Pendanaan
(APBN,APBN1
, APBD2,
OTSUS
APBN,
APBD1,APBD2)
APBN
Pelaksana
Nng Comments
2015
Sumber
Pendanaan
(APBN,APBN1
, APBD2,
OTSUS
APBN
13x 22
layanan
CST
APBN, APBD2
Pelaksana
Nng Comments
2015
Sumber
Pendanaan
(APBN,APBN1
, APBD2,
OTSUS
Pelaksana
Nng Comments
Indikator
USULAN PERUBAHAN
DEFINISI
OPERASIONAL
PERHITUNGAN/RUMUS
NOMINATOR
Kondi
si
DENOMI Exciti
NATOR
ng
2010
2011
Target Pencapaian
2012
2013
2014
Alokasi Anggaran
2015
###
2012
Target 6C : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya (TB) hingga tahun 2015
Indikator
1. Angka kejadian tuberkulosis (insiden semua kasus/ 100.000 penduduk/ tahun)
MDGs
2. Tingkat prevalensi tuberkulosis (per 100.000 penduduk)
3. Tingkat kematian karena tuberkulosis (per 100.000 penduduk)
4. Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi dalam program DOTS (CDR)
5. Proporsi kasus Tuberkulosis yang berhasil diobati dalam program DOTS (success rate)
Daerah
Kegiatan 1 : 1. Jumlah kasus TB per
100.000 penduduk
Sub kegiatan
1a. Advokasi
Pembentukan
Gerdunas
Prov : Jumlah
kabupaten/kota endemis
TB yang memiliki Gerdunas
TB
Indikator:
Sub
kegiatan1b.
Monitoring
dan
surveilens
penyakit
Prov: Jumlah
kabupaten/kota yang TB
yang melaksanakan
pertemuan monev dan
validasi data setiap 6 bulan
Jml pasien TB
(semua tipe) yang
ditemukan dalam 1
tahun
Jumlah
75
Pendudu
k saat
itu dikali
100.000
100
130
160
180
Gerakan Terpadu
Nasional (Gerdunas)
Prov:
atau wadah koordinasi
lainnya adalah forum
1) Persentase Kab/Kota yang salah satu
yang melaksanakan
tugasnya asalah
Kegiatan Advokasi
pengendalian TB lintas
pengendalian TB melalui sektor yang dapat
Gerdunas/wadah ya
melakukan Advokasi
ke Pemerintah Daerah
Jumlah kabupaten/kota
yang melaksanakan
Advokasi melalui
Gerdunas/wadah yang
ada dibagi dengan
jumlah seluruh
kabupaten/kota
Target pencapaian
50% th 2011 dan th
2015- 100%.
Jml Kab/Kota yg
melaksanakan
advokasi melalui
Gerdunas/wadah yg
ada
Jml
seluruh
Kab/Kota
50
70
85
100
Indikator:
Jumlah kabupaten/kota
yang melaksanakan
pertemuan monev dan
atau validasi data setiap
6 bulan dibagi jumlah
seluruh kabupaten/kota
Jumlah
kabupaten/kota yang
melaksanakan
pertemuan monev
dan atau validasi data
setiap 6 bulan
jumlah
seluruh
kabupate
n/kota
100
100
100
100
100
100
Persentase
kabupaten/kota yang
melaksanakan
pertemuan monev dan
atau validasi data setiap
6 bulan
120.0 125.0
0.0
90.0
300.0 300.0
Sub kegiatan
1c.
Penyediaan
tuberkulin
test untuk
diagdengosis
TB pada anak
Persentase fasilitas
pelayanan kesehatan
yang melaksanakan
diagnostik TB anak
dengan tuberkulin tes
(RS dan puskesmas)
Indikator: Persentase
Penanggung jawab
program (wasor) TB
kabupaten/kota yang
sudah dilatih Program TB
10
20
30
40
50
33.8
45
50
60
70
70
80
90
100
100
jumlah
70
seluruh
( 12
wasor
kab/ko
kab/kota ta dgn
yang
kebut
dibutuhka uhan
n
wasor
2)
100
100
100
100
Jumlah fasilitas
pelayanan kesehatan
yang melaksanakan
diagnostik TB anak
dengan tuberkulin tes
(RS dan puskesmas)
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan meliputi:
puskemas dan RS yang
telah dilatih dan
melaksanakan
pelayanan TB sesuai
strategi DOTS
Jumlah Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
yang mempunyai tenaga
terlatih dan
melaksanakan layanan
DOTS dibagi dengan
jumlah seluruh fasililtas
pelayanan kesehatan
Target pencapaian
range 80-100%
Jumlah Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
yang mempunyai
tenaga terlatih
jumlah
seluruh
fasililtas
pelayana
n
kesehata
n
Pengelola program
(wasor) TB
kabupaten/kota yang
sudah dilatih Program
TB
Jumlah
wasor yang
dibutuhkan sesuai
dengan jumlah
puskemas di kab/kota
tersebut (1 wasor
untuk 10 puskemas,
2 wasor 10 puskesm
Jumlah Penanggung
jawab program (wasor)
TB kabupaten/kota yang
sudah dilatih Program TB
dibagi jumlah seluruh
wasor kab/kota yang
dibutuhkan
Target pencapaian:
100%
Jumlah Penanggung
jawab program
(wasor) TB
kabupaten/kota yang
sudah dilatih Program
TB
Jumlah fasilitas
pelayanan kesehatan
yang melaksanakan
diagnostik TB anak
dengan tuberkulin tes
(RS dan puskesmas)
dibagi dengan jumlah
seluruh RS dan
puskesmas
Target
Pencapaian : 2011 : 10%,
2015 : 50%
jumlah
seluruh
RS dan
puskesma
s
0.0
0.0
100
90.0
110.0
100
0.0
0.0
Sub kegiatan
2c.
Pelatihan
Teknis
Pelayanan TB
di RS dengan
Strategi
Sub
kegiatan
DOTS
2d.
Penyediaan
Bio safety
Cabinet
dalam rangka
mencegah
infeksi TB di
RS
Indikator : Persentasi
Rumah sakit Pemerintah
yang memiliki tim DOTS
terlatih
Propinsi : Persentase
rumah sakit yang
melaksanakan
Pengendalian infeksi
airborne dalam
implementasi DOTS
Sub kegiatan
2e.
Sosialisasi
Pelayanan TB
dengan
Strategi
DOTS di
Rumah Sakit
Jumlah RS yang
mempunyai tim DOTS
terlatih dibagi dengan
jumlah RS.
Target
pencapaian : tahun 2011
= 40%, Laboratorium
tahun 2015 =RS
Jumlah
80%
yang melaksanakan
pengendalian infeksi TB
dalam pemeriksaan
kultur dibagi dengan RS
yang sudah
mengimplementasi
strategi DOTS Target =
2011 sd 2014 = 50%100%
Jumlah RS yang
jumlah
mempunyai tim DOTS RS
terlatih
seluruh
Kab/KOta
Jumlah RS yang
melaksanakan
pengendalian infeksi
airborne dibagi dengan
RS yang sudah
mengimplementasi
strategi DOTS Target =
2011 sd 2014 = 50%100%
Jumlah RS yang
melaksanakan
pengendalian infeksi
airborne
RS yang
sudah
mengimpl
ementasi
strategi
DOTS
Surat Keputusan
Direktur RS tentang
pembentukan Tim
DOTS TB
jumlah
RS yang
mengimpl
ementasi
DOTS.
Jumlah Laboratorium
RS yang
melaksanakan
pengendalian infeksi
TB dalam
pemeriksaan kultur
90
( 22
RS
dari
24RS masin
g 1 dr,
RS yang
0
1
sudah
mengimpl param
edis
ementasi
dan 1
strategi
lab)
DOTS
100
100
100
100
100
0.0
90.0
0.0
0.0
10
30
50
50
75
100
80
100
100
100
100
100
0.0
0.0
Indikator:
Propinsi : Persentase
RUMAH SAKIT YANG
MEMILIKI SK DIREKTUR
tentang pembentukan
Tim DOTS.
Sub kegiatan
2f.
Pengadaan
Sarana dan
Prasarana
Pelayanan TB
sesuai
standar
Sub kegiatan
2g.
Penyediaan
Obat TB
dengan
Strategi
DOTS
Sub kegiatan
2h.
Pertemuan
Koordinasi
dalam
Pelayanan TB
Dengan
Strategi
DOTS dgn
stake holder
terkait
Indikator:
Propinsi :
Jumlah rumah sakit
Pemerintah Kab/Kota
yang memiliki sarana
yang dapat memberi
Pelayanan TB dengan
strategi DOTS
Indikator:
Propinsi :
Persentase Rumah Sakit
Pemerintah Kab/Kota
yang telah memasukan
paduan standar
pengobatan TB strategi
DOTS dalam formularium
RS
Sarana RS Pemerintah
Kab/Kota yang
memiliki sarana untuk
pelayanan TB (ruang
rawat inap TB, rawat
jalan khusus TB, Lab
dengan sarana
pemeriksaan BTA,
pelayanan
OAT)
Rumah
sakit
pemerintah kab/ko
yang memiliki
formularium yang
mencantumkan
paduan standar
pengobatan TB
strategi DOTS
sebagaimana buku
pedoman nasional
penanggulangan TB
Pertemuan jejaring
internal adalah
pertemuan koordinasi
antara seluruh layanan
yang terkait dengan
TB di RS, sedangkan
pertemuan jejaring
eksternal adalah
pertemuan koordinasi
antara RS dengan
Dinas Kesehatan
setempat yang
melibatkan seluruh
fasyankes DOT
22
24
24
24
24
seluruh
RS yang
sudah
mengimpl
ementasi
strategi
DOTS
100
100
100
100
100
jumlah RS
Kab/Ko
yang
melaksan
akan
strategi
DOTS
30
50
50
50
50
24
0.0
0.0
100
0.0
0.0
Target: 100%
Indikator:
Persentase Rumah Sakit
Pemerintah Kab / Kota
yang telah melaksanakan
pertemuan jejaring
internal dan eksternal
masing-masing minimal
dua kali setahun
50
100.0 120.0
Sub kegiatan
2j.
Pelatihan
Petugas
Kesehatan di
Lapas/rutan
dalam
pelayanan
TB DOTS
Indikator : Persentase
Rutan/Lapas yang
memiliki tim DOTS
terlatih
Sub kegiatan
2k.
Pelatihan
tenaga
laboratorium
dalam
meningkatka
n kualitas
diagnostik TB
Indikator: Presentase
tenaga Lab yang dilatih
dan mengirimkan slide
untuk dilakukan cross
check secara teratur
setiap triwulan di seluruh
laboratorium TB (PPM
dan PRM)
Tenaga Laboratorium
di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan adalah
tenaga dilatih dan
melaksanakan Quality
Assurance (QA) lab.
Laboratorium TB yang
dimaksud adalah PPM
dan PRM
jumlah
PMO yang
tercatat
dalam
kartu
penderita
TB01.
80
100
100
100
100
100
0.0
0.0
Jumlah Klinik
Rutan/Lapas yang
mempunyai tim DOTS
terlatih dibagi dengan
jumlah klinik
Rutan/Lapas
Target
pencapaian : tahun 2011
= 40%, tahun 2015 =
80%
Jumlah Klinik
jumlah
62
Rutan/Lapas yang
klinik
(jumla
mempunyai tim DOTS Rutan/Lap
h
terlatih
as
lapas
8 dan
terlati
h 5)
62
62
100
100
100
0.0
0.0
54
100
100
100
100
100
60.0
120.0
Target : 100%
Sub kegiatan
2l.
Pengadaan
(ketersediaan
) mikroskop
dan bahan
laboratorium
yang sesuai
standard
(reagen, pot
sputum, slide,
box slide)
untuk
pemeriksaan
sputum
Indikator:
- Jumlah RS yang
memiliki ruang isolasi
untuk TB-HIV
- Jumlah RS
yang memiliki ruang
isolasi untuk MDR-TB
1) Jumlah Puskesmas
Rujukan
Mikroskop/Puskesmas
Pelaksana Mandiri/Lab
RS yang memiliki
mikroskop standar yang
berfungsi dengan baik
dibagi dengan seluruh
jumlah Puskesmas
rujukan
Mikroskopis/Puskesmas
Pelaksana Mandiri/RS.
Target 100%
1) Jumlah Puskesmas
Rujukan
Mikroskop/Puskesmas
Pelaksana Mandiri/Lab
RS yang memiliki
mikroskop standar
yang berfungsi
dengan baik
seluruh
jumlah
Puskesma
s rujukan
Mikroskop
is/Puskes
mas
Pelaksana
Mandiri/R
S.
80
90
90
90
100
84
86
87
87
88
100
70.0
80.0
200.0 200.0
Persentase fasilitas
pelayanan kesehatan
DOTS yang memiliki stok
OAT
Jumlah fasilitas
pelayanan kesehatan
DOTS yang memiliki stok
OAT dibagi dengan
jumlah seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan
DOTS Target 100%
Jumlah fasilitas
pelayanan kesehatan
DOTS yang memiliki
stok OAT
jumlah
seluruh
fasilitas
pelayana
n
kesehata
n DOTS
100
100
100
100
100
100
1000.0
1100.0
Sub kegiatan
3b.
Promosi
kesehatan
tentang TB
Persentase fasyankes
pemerintah yang
memiliki media KIE untuk
program TB
Jumlah fasilitas
Pelayanan Kesehatan
pemerintah yang
memiliki media KIE untuk
program TB dibagi
dengan jumlah seluruh
Fasilitas pelayanan
kesehatan
Target:
100%
Jumlah fasilitas
Pelayanan Kesehatan
pemerintah yang
memiliki media KIE
utk program TB
jumlah
seluruh
Fasilitas
pelayana
n
kesehata
n
50
50
100
100
100
100
72.0
100.0
Alokasi Anggaran
2013
2014
2015
Dinas
Keseh
atan
Propin
si
Riau
dan
kab/K
ota
130.0 165.0
110.0 120.0
300.0 350.0
Sumb
er
Pelak
Pend
sana
anaa
n
360
90.0
120.0
150
90.0
90.0
90
0.0
0.0
Pusat
135.0 135.0
135
200.0 400.0
600
0.0
0.0
APBD
0.0
0.0
0.0
0.0
120.0 120.0
120
Ruma
h
Sakit
0.0
0.0
80.0
0.0
130.0 130.0
130
80.0
85.0
250.0 250.0
80
250
1200.0
###
110.0 120.0
APBN Pusat
&
Dan
APBD Daera
h
120
APBN Pusat
&
Dan
APBD Daera
h
Indikator
Definis Operasional
Cara Perhitungan
Kondisi
Excisting
s/d th 2010
Target Pencapaian
2012
2013
2014
2011
2015
Angka
penemuan
kasus Malaria
per 1.000
penduduk
Sub kegiatan
1a.
Kampanye
Pembagian
Kelambu
Massal daerah
endemis
malaria tinggi
Provinsi : Jumlah
Kabupaten/kota
yang
melaksanakan
Kampanye
Pembagian
Kelambu Massal di
daerah endemis
malaria tinggi
Sub kegiatan
1b. Pengadaan
Kelambu
berinsektisida
di kab/kota
endemis
malaria
Jumlah
pengadaaan/pem
belian Kelambu
berinsektisida
1. Kampar
2. Pelalawan
3. Rokan Hulu
4. Rokan Hilir
5. Dumai
6. Kuantan Singingi
7. Indragiri
BengkalisHulu
8. Indragiri Hilir
9 Bengkalis
10. Meranti
0.88
<1
<1
1,899
12,244
50
30
10
10
10
10
10
10
10
10
780
1,046
9,833
780
780
129
780
136
39
39
4,000
4,000
-
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
5,518
50,425
50,425
50,425
7,834
8,000
8,050
4,000
818
4,000
860
4,000
902
4,000
944 -
200
200
250
3,449
Sub kegiatan
1c.
Pembagian
kelambu
berinsektisida
ibu hamil dan
bayi
Sub kegiatan
1d.
Pengambilan
darah massal
(sero survey)
(MBS, MFS,
MSE, TMC, dll)
11. Siak
Dinkes Prov Riau
Jumlah
Jumlah pembagian kelambu
Jumlah pembagian kelambu berinsektisida
pembagian
berinsektisida kepada sasaran Ibu hamil kepada sasaran Ibu hamil dan bayi
Kelambu kepada dan Bayi pada daerah endemis malaria melalui kegiatan rutin (Antenatal care atau
Ibu Hamil dan
dalam periode 1 (satu) tahun
pelayanan Imunisasi) dalam satuan
Bayi
wilayah Provinsi/kabupaten/kota endemis
malaria dalam 1 (satu) tahun
(Keterangan :
1. Jumlah ibu hamil diberikan kelambu
= 100% ibu hamil di daerah endemis
1. Kampar
malaria
2. Pelalawan
2. Alokasi anggaran =
3. Rokan Hulu
4. Rokan Hilir
5. Dumai
6. Kuantan Singingi
7. Indragiri
BengkalisHulu
8. Indragiri Hilir
9 Bengkalis
10. Meranti
11. Siak
Dinkes Prov Riau
Jumlah
Jumlah pengambilan dan pemeriksaan
Jumlah pengambilan dan pemeriksaan
pengambilan dan sediaan darah (SD Diperiksa) melalui
sediaan darah (SD Diperiksa) dari
pemeriksaan
kegiatan Mass Blood Survey, Mass Fever penduduk, suspect atau klinis malaria
sediaan darah (SD Survey, Team Mobile Clinic, dll, dalam
yang ditemukan melalui kegiatan Mass
Diperiksa)
periode 1 (satu) tahun.
Blood Survey, Mass Fever Survey, Team
Mobile Clinic, dll, dalam satu wilayah
provinsi/kabupaten/kota selama
Target sebenarnya adalah sesuai
dengan target ABER(Annual Blood
Examination Ra
1. Kampar
2. Pelalawan
3. Rokan Hulu
4. Rokan Hilir
5. Dumai
6. Kuantan Singingi
7. Indragiri
BengkalisHulu
8. Indragiri Hilir
9. Bengkalis
10. Meranti
11. Siak
Dinkes Prov Riau
Sub kegiatan
Jumlah pembelian Jumlah pengadaan/pembelian RDT
Jumlah pengadaan/pembelian RDT malaria
1e.
RDT malaria
malaria (rapid diagnostic test/alat
(rapid diagnostic test/alat diagnostik
Pengadaan
(rapid diagnostik diagnostik cepat) untuk pemeriksaan
cepat) untuk pemeriksaan sediaan darah
Rapid
test/alat
sediaan darah suspek atau klinis malaria suspek atau klinis malaria pada unit
diagnostic test diagnostik cepat) pada unit pelayanan kesehatan (Pusk, pelayanan kesehatan (Pusk, Pustu,
(RDT)
Pustu, Poliklinik) yang belum dapat
Poliklinik) yang belum dapat melakukan
(terutama
melakukan konfirmasi secara mikros
konfirmasi secara mikrosk
untuk Daerah
Terpencil
Perbatasan dan
1. Kampar
Kepulauan)
2. Pelalawan
3. Rokan Hulu
4. Rokan Hilir
5. Dumai
6. Kuantan Singingi
7. Indragiri
BengkalisHulu
16,000
500
17,018
37,531
50,425
37,273
50,425
37,431
50,425
7,834
8,000
8,050
818
860
902
360
98
488
8,878
699
59
944 -
129
136
200
18,000
16,000
200
16,000
200
5,000
250
5,000
5,000
360
39
320
39
100
1,213
7,343
11,517
36,531
12,759
36,273
13,674
36,431
13,972
82
148
365
171
300
500
600
10
15
7,417
8,159
8,974
9,872
34
38
41
2,000
2,000
2,000
2,000
10
10
10
600
600
600
600
30
30
1,200
18,710
1,500
50,425
1,500
50,425
1,500
50,425
60
881
75
669
300
400
500
650
20
26
6,208
6,820
7,502
8,252
403
444
613
-
600
3,500
6,743
-
600
6,500
500
500
-
38
33
33
-
Kepulauan)
Sub kegiatan
1f.
Pengobatan
(MBS, MFS,
MSE, TMC, dll)
Jlhpengobatan
dengan ACT
(Arthemisinine
based
Combination
Therapy)
Sub kegiatan
1g.
Penyemprotan
rumah pd desa
dengan malaria
tinggi
Jumlah rumah
yang dilakukan
penyemprotan
dengan
insektisida (indoor
resdiual spraying)
Sub kegiatan
1h.
Pengadaan
insektisida
8. Indragiri Hilir
9 Bengkalis
10. Meranti
11. Siak
Dinkes Prov Riau
Jumlah kasus positif diberikan
Jumlah kasus positif diberikan
pengobatan dengan ACT (Arthemisinine pengobatan dengan ACT dalam kegiatan
based Combination Therapy) dalam
MBS, MSE, MFS, TMC dan rutin di UPK
periode satu tahun.
dalam satu wilayah
provinsi/kabupaten/kota selama periode
Provinsi hanya bersifat buffer stock.
satu tahun (%)
Jumlah rumah dilakukan penyemprotan
dengan insektisida (indoor residual
spraying/IRS) pada lokasi/desa endemis
malaria tinggi atau terjadi peningkatan
kasus/KLB atau daerah pemukiman
baru/daerah transmigrasi endemis
malaria tinggi dalam periode 1 (satu) t
Jumlah
Jumlah pengadaan/pembelian
pengadaan/pemb insektisida dalam kg atau liter yang
elian insektisida. dibutuhkan untuk penyemprotan
sejumlah sasaran rumah di daerah
endemis malaria dalam 1 (satu) tahun.
1. Kampar
2. Pelalawan
3. Rokan Hulu
4. Rokan Hilir
5. Dumai
6. Kuantan Singingi
7. Indragiri
BengkalisHulu
8. Indragiri Hilir
9. Bengkalis
10. Meranti
11. Siak
Dinkes Prov Riau
10,000
100
100
10,000
100
100
10,000
100
100
10,000
100
100
50
7
7
50
7
7
390
130
3,000
73%
6,000
100%
2,000
100%
33,002
100%
32,219
100%
31,323
100%
2,100
7,700
8,225
8,268
8,415
8,517
285
300
302
600
-
600
-
600
-
600
-
600
-
2,000
2,000
425
2,000
468
2,000
515
2,000
567
200
200
13
200
15
2,100
3,000
2,200
3,000
2,200
3,000
2,300
3,000
2,350
3,000
30
50
32
50
32
50
526
569
616
668
79
81
40
40
14
16
25
25
120
220
2,100
###
Sub kegiatan
1i.
Pengadaan
alat semprot
(spraycan) dan
perlengkapan
alat
penyemprot
Jumlah
pengadaan/pemb
elian alat semprot
(spraycan)
1. Kampar
2. Pelalawan
3. Rokan Hulu
4. Rokan Hilir
5. Dumai
6. Kuantan Singingi
7. Indragiri
BengkalisHulu
8. Indragiri Hilir
9 Bengkalis
10. Meranti
11. Siak
Dinkes Prov Riau
Kampar
Pelalawan
Rokan Hulu
Rokan Hilir
20
###
425
468
515
567
100
100
100
100
24
27
12
22
250
alat semprot
(spraycan)
(spraycan) dan
perlengkapan
alat
penyemprot
Sub kegiatan
1j.
Pelatihan
tenaga
mikroskopist
malaria
Sub kegiatan
1k.
Pelatihan
medis dan
paramedis
dalam
tatalaksana
kasus malaria
Sub kegiatan
1l.
Pelatihan
pengelola
malaria dalam
manajemen
program
malaria
Jumlah
mikroskopist
malaria dilatih
tahun
Perkiraan Harga saat ini:
Spray Can : 12.500.000/ buah
5. Dumai
6. Kuantan Singingi
7. Indragiri
BengkalisHulu
8. Indragiri Hilir
9 Bengkalis
10. Meranti
11. Siak
Dinkes Prov Riau
1. Kampar
2. Pelalawan
3. Rokan Hulu
4. Rokan Hilir
5. Dumai
6. Kuantan Singingi
7. Indragiri
BengkalisHulu
8. Indragiri Hilir
9 Bengkalis
10. Meranti
11. Siak
Dinkes Prov Riau
Jumlah tenaga
Jumlah dokter dan tenaga keperawatan Jumlah dokter dan tenaga keperawatan
dokter dan
pada UPK yang mendapatkan/dilakukan pada UPK yang mendapatkan/dilakukan
paramedis yang
pelatihan manajemen tatalaksana
pelatihan manajemen tatalaksana kasus
dilatih dalam
kasus malaria terkini dalam 1 (satu)
malaria terkini dalam wilayah
manajemen
tahun.
provinsi/kabupaten/kota selama periode 1
tatalaksana kasus
(satu) tahun.
malaria
Jumlah tenaga
Jumlah Pengelola Malaria Kab/kota dan
pengelola malaria Pusk yang mendapatkan/dilakukan
yg dilatih
pelatihan manajemen pengendalian
malaria dalam 1 (satu) tahun
1. Kampar
2. Pelalawan
3. Rokan Hulu
4. Rokan Hilir
5. Dumai
6. Kuantan Singingi
7. Indragiri
BengkalisHulu
8. Indragiri Hilir
9 Bengkalis
10. Meranti
11. Siak
Dinkes Prov Riau
Jumlah Pengelola malaria kab dan
puskesmas yang mendapatkan/dilakukan
pelatihan manajemen program malaria
dalam wilayah provinsi/kabupaten/kota
selama periode 1 (satu) tahun
1.
2.
3.
4.
Kampar
Pelalawan
Rokan Hulu
Rokan Hilir
20
5
5
10
4
50
5
10
10
2
10
10
2
250
70
50
125
70
25
37
40
42
34
122
77
10
12
14
30
35
40
25
25
26
26
30
30
50
118
10
10
15
62
35
37
14
10
12
14
10
2
62,5
30 -
25
25
30 -
24
36
24
35
53
82
63
75
80
67
132
24
24
25
28
30
35
40
50
60
program
malaria
Sub kegiatan
1m.
Pengembangan
model
intervensi
lintas sektor
(seperti
Larvaciding,
biological
control/peneba
ran ikan
pemakan
jentik, source
reduction, dll)
Provinsi: Jumlah
kabupaten/kota
yang melakukan
intervensi vector
control dan
pengembangan
model
pengendalian
malaria.
5. Dumai
6. Kuantan Singingi
7. Indragiri
BengkalisHulu
8. Indragiri Hilir
9 Bengkalis
10. Meranti
11. Siak
Dinkes Prov Riau
Jumlah kab/kota yang melakukan
Jumlah kab/kota yang melakukan kegiatan
kegiatan pengembangan model dan
pengembangan model dan jenis intervensi
jenis intervensi pengendalian malaria
pengendalian malaria seperti
seperti pembentukan tim eliminasi atau pembentukan tim eliminasi atau tim
tim gebrak malaria, pengembangan
gebrak malaria, pengembangan model
model berbasis masyarakat
berbasis masyarakat (PLA), penebaran
(PLA=Participatory Learning & Action),
jentik, source reduction, dll dalam w
penebaran ikan
1. Kampar
2. Pelalawan
3. Rokan Hulu
4. Rokan Hilir
5. Dumai
6. Kuantan Singingi
7. Indragiri
BengkalisHulu
8. Indragiri Hilir
9 Bengkalis
10. Meranti
11. Siak
Dinkes Prov Riau
Keterangan :
Informasi harga hanya perkiraan
9 -
12
-
27
1
27
1
24
2
24
2
1
1
15 -
35
-
30
70
20
10
1
1
1
1
10
10
2
10
10
Sumber
Pendanaan
14,296
14,229
30
30
10
10
10
10
10
10 APBD
9,833
780
142
49
Pelaksana
APBD
5 pkm
Dinkes Inhil
9,833
780
149 APBD
Dinkes
8,862
714
8,904
674
60
61
142
149 APBD
Dinkes
49
100
APBD II
100 APBD
Kab
363
180
364
165
20
45
50 APBD
Dinkes
10
10 APBD
Kab
30
30
75
2,737
75
2,739
33
43
488
7
537 APBD
-
APBD II
Dinkes
50
7
7
50
7
7
Kab
2,145
2,095
304
306
200
16
200
17
33
50
34
50
82
84
40
40
17
19
APBD
Dinkes
25
25
APBD
Kab
95
220
APBD
APBD II
Dinkes
Kab
70
25
125
70
25
82
87
45
50
APBD II
APBD
30
30 APBD
47
49
12
14
35
172
70
Kab
Kab
35 APBD
32
Kab
30
2
30 APBD
2
70
20
10
Kab
10
10
10 APBD
Kab
Indikator
TARGET 7C : Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkel
dasar
hingga
tahun 20151. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap
Indikator
MDGs
2. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap
Daerah
Kegiatan 1 :
1. Persentase penduduk yang
Penyehatan Lingkungan memiliki akses terhadap air
minum berkualitas
Sub kegiatan 1a
Pembangunan sarana air
minum berkualitas
SUB KEGIATAN 1C
Advokasi penyediaan air
minum berkualitas
Kegiatan 1 :
2. Persentase kualitas air minum
Penyehatan Lingkungan yang memenuhi syarat
Kegiatan 1 :
3. Persentase penduduk yang
Penyehatan Lingkungan menggunakan jamban sehat
Kegiatan 1 :
4. Jumlah desa yang
Penyehatan Lingkungan melaksanakan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM)
1.
2.
3.
4.
5.
Stop BABS
CTPS
PAMRT
SPAL
Sampah RT
TARGET MDGs
p
Definisi Operasional
porsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi
dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak (perkotaan dan perdesaan)
dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar (perkotaan dan perdesaan)
Persentase penduduk yang memiliki akses air minum berkualitas pada wilayah
Kecamatan/Kabupaten/Kota dalam periode waktu tertentu. Penduduk adalah orangorang yang berada pada satu wilayah yang terkait oleh aturan-aturan yang berlaku dan
saling berintera
Jumlah sarana air minum yang dibangun dan di perbaiki menjadi sarana air minumyang
berkualitas pada wilayah kecamatan/kabupaten/kota dalam periode waktu 6 bulan
Jumlah sarana air minum yang dilakukan inspeksi sanitasi diwilayah tertentu pada
periode waktu tertentu. Isnpeksi sanitasi sarana air minum dilakukan dengan cara
pengamatan dan penilaian kualitas fisik air minum dan faktor resiko pencemaran denga
menggunakan formulir. Sarana air minum : sarana air minum dari perpipaan ( PDAM),
perpipaan di masyarakat maupun non perpipaan (Sumur gali, Sumur pompa, PAH,
PMA,dst)
Persentase desa dalam wilayah kecamatan /kabupaten/kota yang telah diberikan
advokasi dalam periode waktu 6 bulan. Desa yang diadvokasi adalah desa yang telah
diadvokasi pengelolaan air minum dan makanan dirumah tangga dan
mengimplementasikan
Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat adalah Perbandingan jumlah
sampel air minum yang memenuhi syarat dibanding dengan jumlah seluruh sampel air
minum yang diuji yang diambil pada jaringan distribusi PDAM
Persentase el air minum pada jaringan perpipaan yang diambil dan diuji kualitas air
minum di wilayah tertentu pada periode waktu tertentu dan memenuhi syarat air
minum. Jaringan perpipaan yaitu jaringan distribusi PDAM dan perpipaan di masyarakat.
Kualitas air minum yang diuji: air minum yang diperiksa secara fisik mikrobiologi dan
kimia.
Persentase el air minum pada jaringan non perpipaan yang diambil dan diuji kualitas air
minum di wilayah tertentu pada periode waktu tertentu dan memenuhi syarat air
minum. non perpipaan adalah air minum yang berasal dari sarana air minum terlindung
yakni sumur gali, sumur pompa tangan, PAH, PMA dst. Kualitas air minum yang di uji : air
minum yang diperiksa secara fisik, mikrobiologi dan kimia.
Persentase sampel air minumdari depot air minum yang diambil dan diuji kualitas di
wilayah tertentu pada periode waktu tertentu dan memenuhi syarat air minum. .
Kualitas air minum yang di uji : air minum yang diperiksa secara fisik, mikrobiologi dan
kimia.
Persentase Puskesmas di wilayah kabupaten/kota yang memiliki water test kit dalam
periode waktu tertentu. Water test kit adalah peralatan yang digunakan untuk
pemeriksaan mikrobiologi dan atau kimia
Jumlah desa dalam satu wilayah kabupaten/kota yang melaksanakan sanitasi total
berbasis masyarakat (STBM) pada periode waktu satu tahun. Desa yang melaksanakan
STBM adalah desa yang telah dilakukan pemicuan, ada natural leader (pemimpin di
masyarakat) ada rencana tindak lanjut masyarakat untuk mencapai sanitasi total
Cara Perhitungan
Target Pencapaian
2011
2012
2013
62,5
63
63,5
90
95
100
11
12
136
39
136
58
67
69
72
hn
1,250
5,500
1,450
11,000
16,000
246
410
821
410
194 / 12
Kab/Kota
et Pencapaian
2014
67
100
2015
2011
2012
2013
2014
1,280,000
1,280,000
1,280,000
227,480
12,760
12,760
2015
12
4,840
19.4
75
5,280
5,280
948,480
998,400
998,400
37,050
39,000
39,000
12,240,000
3,510,000
1,746,000
440,000
220,000
1,641
300,000,000
400,000,000
400,000,000
779
738,000,000
1,230,000,000
2,337,000,000
246
812,790
405,900
243,540
20,000
900,000
0.7
Sumber
Pendanaan
Pelaksana
APBD
APBD
Saat
ini
(2010)
TARGET 4A : Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua per tiga dalam ku
Indikator MDGs
: 1. Angka kematian balita per 1.000 kelahiran hidup
2. Angka kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup
3. Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak
Nasional
Program 1 : Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Kegiatan 1: Pembinaan
1.Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1)
x100%
Pelayanan Kesehatan Anak
2.Cakupan pelayanan kesehatan bayi (K By)
x100%
x100%
x100%
x100%
x100%
Target Pencapaian
2010 2011 2012 2013 2014
ua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015
idup
ran hidup
asi campak
92%
91.7%
2015
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
85
90
90
90
90
100
100
100
100
100
85
90
90
90
90
1,854
984
689
Sumber
Pendanaa Pelaksana
n
APBD
APBD
APBD
APBD
Goal 6 HIV/AIDS
RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDGs
Program/Kegiatan/ Tindakan
Daerah
Sub kegiatan 1a . Sero surveilans
Pemeriksaan
Indikator
Pencapaian Saat
Ini
4 Kab/kota,
Kampar, Rohil,
Pekanbaru(APBD),
Siak ( APBN)
2 Orang
0
0
50 Orang
10 Tim
3.000 Orang
7 Kab/Kota
1 Layanan IMS
Jumlah layanan IMS yang memiliki sarana dan operasional 5 Layanan IMS
10
12 Kab/Kota
144,734
271
4 Tim
paya Kesehatan
1. Persentase RS Pemerintah yang menyelenggarakan
pelayanan rujukan bagi Orang dengan HIV dan AIDS
(ODHA)
1. Persentase RS Pemerintah yang menyelenggarakan
pelayanan rujukan bagi Orang dengan HIV dan AIDS
(ODHA)
16%
10
Target Pencapaian
2012
2013
2011
2014
2,011
<0,5
4
<0,5
5
<0,5
7
<0,5
9
12
75
85
90
95
12 Kab/Kota
12 Kab/Kota
12 Kab/Kota
7 Kab/Kota
Alokasi Anggaran
2012
65
100
100
100
180
200
65 Orang
65 Orang
65 Orang
65 Orang
32.500
32.500 Orang 32.500 Orang 32.500 Orang
Orang
0
50 Orang
400,000
5 Tim
50 Orang
50 Orang
50 Orang
1.200
Responden
500,000
600,000
700,000
9 Tim
12 Tim
7 Tim
3 Layanan
11.750 Orang
11.750 Orang
11.750 Orang
11.750 Orang
60
70
80
100
9 Kab/Kota
10 Kab/Kota
11 Kab/Kota
12 Kab/Kota
131
1 Layanan
IMS
50
1 Layanan
IMS
10
2 Layanan
2 Layanan
2 Layanan
2 Layanan
20
2 Layanan
2 Layanan
2 Layanan
2 Layanan
25
131
50
10
20
25
5 Tim
5 Tim
5 Tim
75
75
15
15
36 Orang
10
12 Kab/Kota
10
12 Kab/Kota
10
12 Kab/Kota
10
12 Kab/Kota
10
10
30
30
60
60
70
80
100
159,207
175,128
192,641
211,905
298
328
361
397
12
12
12
12
45
46
49
52
55
265
293.0
75
80
85
90
265
293.0
1 Tim
1 Tim
3 Tim
20
20
75%
80%
85%
90%
70
80
90
21%
23%
28%
11
12
100
79
80.0
Alokasi Anggaran
2013
2014
140
180
50
100
100
60
220
250
2015
Sumber
Pendanaan
(APBN,APB
N1, APBD2,
OTSUS
Pelaksana
APBN, APBD
Dinkes Provinsi
(APBD), Kemenkes
(APBN), Dinkes
Kab/Kota
APBD
Dinkes Provinsi
APBD
KPA
APBD
APBD
Diknas Provinsi
Diknas Provinsi
APBD
Dispora
APBD
Dinkes Provinsi
APBN, APBD
Kemenkes, Dinkes
Provinsi, Dinkes
Kab/Kota
131
50
10
20
25
60
APBD
Dinkes Provinsi
131
APBD
APBD
KPAP/K/K
APBD
Dinkes Provinsi,
Dinkes Kab/Kota
APBD
Dinkes
50
10
20
GF
25
GF
75
75
APBD
Dinkes Provinsi,
Dinkes Kab/Kota
15
15
APBD
Dinkes Provinsi,
Dinkes Kab/Kota
APBD
Dinkes Provinsi
50
10
30
60
10
APBD
KPA P/K/K
30
APBD
KPA P/K/K
APBD
KPA, GF
APBD
KPA P/K/K
APBD
KPA P/K/K
Kementerian
Kesehatan
60
298.0
307.0
APBN
298.0
307.0
APBN
60
APBN
Kemenkes
15
APBD
Dinkes, RSUD
LSM
APBD
Dinkes Provinsi
Dinas pendidikan,
Depag, Dinsos dll
Dinsos, Dinas
Koperasi dan UKM
94.0
106.0
APBN
Kementerian
Kesehatan
Bin YanMed-Dinkes