Anda di halaman 1dari 152

RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDGs

TUJUAN 1 : Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan


Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator

TARGET 1C : Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dal
Indikator MDGs

1. Prevalensi balita kekurangan gizi

2. Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tin


Nasional
Program 1 : Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Kegiatan 1 : Pembinaan Gizi
Masyarakat

1.Persentase balita gizi buruk


yang mendapat perawatan

2.Persentase balita ditimbang


berat badannya (D/S)

Daerah
Kegiatan 1 : Pembinaan Gizi
Masyarakat

1.Persentase balita gizi buruk


yang mendapat perawatan

Sub kegiatan 1.a:


Pelatihan tatalaksana 1.a. Jumlah puskesmas perawatan dan
gizi buruk bagi Puskesmas perawatan dan
RSUD memiliki tenaga yang telah
RSUD
dilatih tata laksana gizi buruk.

Sub kegiatan 1.b:


Pelatihan
tatalaksana gizi buruk bagi Puskesmas non
perawatan

1.b. Jumlah puskesmas non perawatan


memiliki tenaga yang telah dilatih tata
laksana gizi buruk.

Sub kegiatan 1.c:


dapur dan sarana

1. c. Jumlah puskesmas perawatan


yang memiliki alat dapur dan sarana
melaksanakan tatalaksana gizi buruk

Pengadaan alat

Sub kegiatan 1.d:


gizi buruk

Penyediaan obat

1.d. Jumlah kasus gizi buruk yang


memperoleh obat gizi buruk

Sub kegiatan 1.e:


buruk oleh kader

Pendampingan gizi

1.e. Persentase kasus gizi buruk paska


perawatan yang didampingi oleh kader

Kegiatan 1 : Pembinaan Gizi


Masyarakat

2.Persentase balita ditimbang


berat badannya (D/S)

Sub kegiatan 2.a:


Pelatihan
pemantauan pertumbuhan bagi petugas
puskesmas dan kabupaten kota

2.a. Jumlah puskesmas,


kabupaten/kota yang telah dilatih
dengan pemantauan pertumbuhan
baru.

Sub kegiatan 2.b:


kader posyandu

Pelatihan ulang

2.b. Persentase posyandu dengan


pelatihan ulang kader.

Sub kegiatan 2.c:


posyandu

Pembinaan kader

2.c. Persentase posyandu yang


dilakukan pembinaan kader.

Sub kegiatan 2.d:


Penyediaan sarana
dan prasarana kader posyandu

2.d. Jumlah posyandu yang memiliki


sarana dan prasarana pemantauan
pertumbuhan

Sub kegiatan 2.e:


Penyediaan dana
operasional posyandu

2.e. Jumlah posyandu yang


memperoleh dana operasional

Catatan:
2 (dua) indikator mengacu pada Inpres 3.
8 (delapan) indikator mengacu pada RPJMN dan Renstra

Definisi Operasional

Cara Perhitungan

Kondisi
Saat ini

Target Pencapa
2011

yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015

angan gizi

ngan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum

Persentase anak 0-59 bulan


(balita) Gizi Buruk (BB/PB atau
BB/TB < -3 SD) yang dirawat
inap maupun rawat jalan sesuai
tatalaksana gizi buruk di
fasilitas kesehatan dan
masyarakat dalam suatu
kabupaten/kota

Jumlah Balita gizi buruk


(BB/Pbatau BB/TB <-3 SD)yang
dirawat inap maupun rawat
jalan sesuai tatalaksana gizi
buruk dalam suatu
kabupaten/kota dibagi julah
balita gizi buruk (BB/PB atau
BB/TB<-3 SD) yang ditemukan
di kabupaten/Kota tersebut
pada kurun waktu tertentu

Persentase anak 0-59 bulan


(balita) yang ditimbang berat
badannya di Posyandu dalam
suatu kabupaten/kota

Jumlah anak 0-59 bulan (balita)


yang ditimbang berat
badannya di Posyandu dalam
suatu kabupaten/kota dibagi
jumlah seluruh balita yang ada
di kabupaten/kota tersebut
pada kurun waktu tertentu
dikali 100 %

Persentase anak 0-59 bulan


(balita) Gizi Buruk (BB/PB atau
BB/TB < -3 SD) yang dirawat
inap maupun rawat jalan sesuai
tatalaksana gizi buruk di
fasilitas kesehatan dan
masyarakat dalam suatu
kabupaten/kota

Jumlah Balita gizi buruk


(BB/Pbatau BB/TB <-3 SD)yang
dirawat inap maupun rawat
jalan sesuai tatalaksana gizi
buruk dalam suatu
kabupaten/kota dibagi julah
balita gizi buruk (BB/PB atau
BB/TB<-3 SD) yang ditemukan
di kabupaten/Kota tersebut
pada kurun waktu tertentu

100

70

100%

100

Persentase Puskesmas perawatan


dan RSUD yang memiliki tenaga
kesehatan yang telah dilatih
tatalaksana anak gizi buruk sesuai
dengan standat pelatihan 37 jam
pelajaran (JPL) dalam suatu
kabupaten/kota

1. Persentase Puskesmas
perawatan dan RSUD yang
memiliki tenaga kesehatan yang
telah dilatih tatalaksana anak gizi
buruk sesuai dengan standat
pelatihan 37 jam pelajaran (JPL)
dalam suatu kabupaten/kota dibagi
julah seluruh puskesmas
perawatan yang ada di wilayah
dalan suatu kabupaten/kota
tersebut pada kurun waktu tertentu
dikali 100 %

90%

2. Jumlah RSUD yang memiliki


tenaga kesehatan yang telah
dilatih tatalaksana anak gizi buruk
sesuai standar pelatihan 37 jam
pelajaran (JPL) dalam suatu
kabupaten/kota dibagi jumlah
seluruh RSUD yang ada dalam
kabupaten/kota tertentu di kali 100
%

100%

Persentase Puskesmas non


perawatan yang memilki tenaga
kesehatan yang telah dilatih
tatalaksana anak gizi buruk sesuai
dengan standar pelatihan 37 jam
pelajaran (JPL) dalam suatu
kabupaten/kota

2. Jumlah puskesmas non


perawatan yang memiliki tenaga
kesehatan yang telah dilatih
tatalaksana anak gizi buruk sesuai
standar pelatihan 37 jam pelajaran
(JPL) dalam suatu kabupaten/kota
dibagi jumlah seluruh puskesman
non perwatan yang ada dalam
kabupaten/kota tertentu di kali 100
%

Persentase Puskesmas Perawatan


yang memiliki alat dapur (home
economic set) dan sarana yang
diperlukan untuk merawat anak gizi
buruk sesuai dengan tatalaksana gizi
buruk dalam suatu kabupaten/kota

1. Persentase Puskesmas
0
Perawatan yang memiliki alat
dapur (home economic set) dan
sarana yang diperlukan untuk
merawat anak gizi buruk sesuai
dengan tatalaksana gizi buruk
dalam suatu kabupaten/kota dibagi
jumlah puskesmas perawatan di
kabupaten/kota tersebut dalam
kurun waktu tertentu dikali 100 %

75

40

75

2. Jumlah Puskesmas Perawatan


yang memiliki sarana yang
diperlukan untuk merawat anak gizi
buruk sesuai tatalaksana anak gizi
buruk dalam suatu kabupaten/kota
dibagi jumlah seluruh puskesmas
perawatan di kabupaten/kota
tersebut dalam kurun waktu
tertentu dikali 100 %

Persentase kasus gizi buruk yang


memperoleh mineral mix

Jumlah kasus gizi buruk yang


memperoleh mineral mix dibagi
jumlah seluruh kasus gizi buruk di
wilayah kerja dalam kurun waktu
tertentu dikali 100 %

100%

100

Persentase kasus gizi buruk pasca


perawatan yang didampingi kader
sampai menjadi gizi baik pada suatu
kabupaten/kota

Jumlah kasus gizi buruk pasca


perawatan yang didampingi kader
sampai menjadi gizi baik pada
suatu kabupaten/kota dibagi
jumlah seluruh kasus gizi buruk
pasca perawatan di kabupaten/kota
tersebut dalam kurun waktu
tertentu dikali 100 %

100%

100

Persentase anak 0-59 bulan


(balita) yang ditimbang berat
badannya di Posyandu dalam
suatu kabupaten/kota

Jumlah anak 0-59 bulan (balita)


yang ditimbang berat
badannya di Posyandu dalam
suatu kabupaten/kota dibagi
jumlah seluruh balita yang ada
di kabupaten/kota tersebut
pada kurun waktu tertentu
dikali 100 %

50.40%

70

Persentase puskesmas
kabupaten/kota yang mempunyai
tenaga kesehatan (dokter atau ahli
gizi atau bidan atau perawat) yang
telah dilatih ttg pemantauan
pertumbuhan baru

Jumlah puskesmas kabupaten/kota


yang mempunyai tenaga
kesehatan (dokter atau ahli gizi
atau bidan atau perawat) yang
telah dilatih ttg pemantauan
pertumbuhan baru dibagi jumlah
puskesmas yang ada di
kabupaten/kota tersebut pada
kurun waktu tertentu dikali 100 %

70

Persentase posyandu yang


melakukan pelatihan ulang tentang
kegiatan perbaikan gizi

Jumlah posyandu yang melakukan


pelatihan ulang tentang kegiatan
perbaikan gizi dibagi jumlah
posyandu yang ada di suatu
kabupaten/kota pada kurun waktu
tertentu dikali 100 %

25%

70

Persentase posyandu yang


dikunjungi dan dibina tenaga
kesehatan puskesmas dalam suatu
kabupaten/kota tertentu dalam
kurun waktu tertentu

Jumlah posyandu yang dikunjungi


dan dibina tenaga kesehatan
puskesmas dalam suatu
kabupaten/kota tertentu dalam
kurun waktu tertentu dibagi jumlah
posyandu yang ada di suatu
kabupaten/kota dalam kurun waktu
tertentu dikali 100 %

80%

100

Persentase posyandu yang memilki Jumlah posyandu yang memilki


Buku KIA atau KMS dan alat timbang Buku KIA atau KMS dan alat
posyandu di kabupaten/kota
timbang posyandu di
kabupaten/kota dibagi jumlah
posyandu yang ada
dikabupaten/kota dikali 100 %

75%

100

Persentase posyandu yang


memperoleh dana operasional
posyandu dalam suatu
kabupaten/kota dalam kurun waktu
tertentu

60%

100

jumlah posyandu yang


memperoleh dana operasional
posyandu dalam suatu
kabupaten/kota dalam kurun waktu
tertentu dibagi jumlah posyandu
yang ada di suatu kabupaten/kota
dikalikan 100 %

Target Pencapaian
2012

2013

2014 2015

100

100

100 -

75

80

85 -

100

100

Alokasi Anggaran

100

2011

2012

2013

2014

2015

100

100

100

100

50

60

70

75

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

75

80

85

75

80

85

100

75

80

85

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

Sumber
Pendanaa Pelaksana
n

RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDGs


TUJUAN 4 : Menurunkan Angka Kematian Anak
Program/Kegiatan/
Tindakan

Indikator

TARGET 4A : Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua per tiga dalam kurun
1. Angka kematian balita per 1.000 kelahiran hidup
Indikator MDGs
:
2. Angka kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup
3. Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak
Nasional
Program 1 : Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Kegiatan 1:
1.Cakupan kunjungan neonatal
Pembinaan Pelayanan pertama (KN1)
2.Cakupan pelayanan kesehatan
Kesehatan Anak

bayi
3.Cakupan pelayanan kesehatan
anak balita

Daerah
Kegiatan 1:
1.Cakupan kunjungan neonatal
Pembinaan
pertama (KN1)
Pelayanan
Kesehatan neonatal

Sub Kegiatan 1a.


Meningkatkan akses
dan kualitas
kunjungan neonatus

Jumlah bayi baru lahir yang


memperoleh pelayanan kesehatan
dengan menggunakan algoritme
MTBM

Pemberian asuhan
bayi baru lahir sesuai
standar

Jumlah bayi baru lahir yang


mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini

Jumlah bayi baru lahir yang


mendapatkan suntikan vitamin K1

Sub kegiatan 1b.


Jumlah desa yg mempunyai tenaga
Pemenuhan
bidan /perawat
kebutuhan perawat
dan bidan di desa dan
faskes ( PKM dan RS)

Sub kegiatan 1b.


Pemenuhan
kebutuhan perawat
Jumlah Puskesmas Perawatan yg
dan bidan di desa dan mempunyai minimal 2 orang tenaga
faskes ( PKM dan RS) bidan /perawat yang menangani
neonatus.
Jumlah RS Kab/kota yg mempunyai
minimal 6 orang tenaga bidan
/perawat yang menangani neonatus
Sub Kegiatan 1c.
Pelatihan Manajemen
Asfiksia dan
Manajemen BBLR bagi
perawat/bidan di
Puskesmas

Jumlah Puskesmas yang memiliki


minimal 3 perawat/bidan yang
terlatih manajemen Asfiksia dan
manajemen BBLR

Sub Kegaiatan 1d.


Pelatihan perinatologi
bagi perawat/bidan di
Puskesmas perawatan
dan RS

Jumlah Puskesmas Perawatan yang


memiliki minimal 2 perawat/bidan yang
terlatih perinatologi

Sub kegiatan 1e.


Penyediaan
kecukupan alat
resusitasi (tabung dan
balon sungkup ) di
Puskesmas
Sub kegiatan 1f.
Penyediaan
kecukupan obat BBL

Jumlah Puskesmas yang memiliki


minimal 3 set alat resusitasi Bayi
Baru Lahir yang siap pakai

Sub kegiatan 1h.


Penyediaan
perinatologi set bagi
Puskesmas perawatan
dan RS Kab/kota

Jumlah Puskesmas Perawatan yg


mempunyai minimal 1 perinatologi
set (inkubator, alat resusitasi, KMC
set) yang siap pakai.
Jumlah RS Kab/kota yg mempunyai
minimal 1 (satu) perinatologi set
(Infant incubator, Baby puff, Bubble
CPAP, transport incubator, alat
resusitasi, KMC set, Infant warmer,
Ventilator Neonatus) yang siap
pakai

Jumlah RS Kabupaten/Kota yang


memiliki minimal 4 perawat/bidan
yang terlatih perinatologi

Jumlah puskesmas yang


mempunyai ketersediaan obat
neonatal esensial (Vitamin K1,
oxytetrasiklin Salep mata, ampicilin
injeksi, gentamisin injeksi,
fenobarbital injeksi, diazepam
injeksi, dll) sesuai dengan jumlah
Sub kegiatan 1g.
Jumlah
sasaranPoskesdes/bidan
bayi baru lahir desa yang
Distribusi Vaksin HB O mempunyai vaksin HB 0

Sub kegiatan 1i.


Pemberdayaan
masyarakat tentang
perawatan BBL

Jumlah Desa yang memiliki


Kelompok Peminat Kesehatan Ibu
dan Anak (KP-KIA) / Kelas Ibu

Sub kegiatan 1j.


Penyediaan materi KIE
(Buku KIA, Poster,
Leflet, Lembar Balik,
dll) kepada
masyarakat tentang
perawatan BBL
Sub Kegiatan 1k.
Pelaksanaan Audit
maternal perinatal
(AMP) di Kab/Kota

Jumlah Desa yang memiliki materi


KIE (Buku KIA, Poster, Leflet, Lembar
Balik, dll) kepada masyarakat
tentang perawatan BBL

Kegiatan 2:
Pembinaan
Pelayanan
Kesehatan bayi

2.Cakupan pelayanan kesehatan


bayi

Sub kegiatan 2a.


Pemberdayaan
masyarakat tentang
perawatan Bayi

Jumlah Desa yang memiliki


Kelompok Peminat Kesehatan Ibu
dan Anak (KP-KIA) / Kelas Ibu Balita,
PAUD, BKB

Sub kegiatan 2b.


Penyediaan materi KIE
(Buku KIA, Poster, Leflet,
Lembar Balik, dll)
kepada masyarakat
tentang perawatan Bayi

Jumlah Desa yang memiliki materi


KIE (Buku KIA, Poster, Leflet, Lembar
Balik, dll) kepada masyarakat
tentang perawatan Bayi

Sub kegiatan 2i.


Pelayanan SDIDTK
bagi bayi

Jumlah bayi yang mendapatkan


pelayanan Stimulasi Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang
minimal 4 kali/tahun

Jumlah Kab/Kota yang


melaksanakan AMP 4 x setahun

Sub kegiatan 2j.


Jumlah Puskesmas yang memiliki
Pelatihan SDIDTK bagi minimal 3 tenaga kesehatan terlatih
petugas kesehatan
SDIDTK

Sub kegiatan 2k.


Pemberian Screening
KIT SDIDTK bagi
Puskesmas

Jumlah Puskesmas yang memiliki


minimal 3 Screening Kit SDIDTK

Kegiatan 3:
Pembinaan
Pelayanan
Kesehatan Anak
Balita

3.Cakupan pelayanan kesehatan


Anak balita

Sub kegiatan 3a.


Pemberdayaan
masyarakat tentang
perawatan Anak Balita

Jumlah Desa yang memiliki


Kelompok Peminat Kesehatan Ibu
dan Anak (KP-KIA) / Kelas Ibu Balita,
PAUD, BKB

Sub kegiatan 3b.


Penyediaan materi KIE
(Buku KIA, Poster, Leflet,
Lembar Balik, dll)
kepada masyarakat
tentang perawatan Anak
Balita

Jumlah Desa yang memiliki materi


KIE (Buku KIA, Poster, Leflet, Lembar
Balik, dll) kepada masyarakat
tentang perawatan Anak Balita

Sub kegiatan 3 d.
Pemberian pelayanan
kesehatan pada anak
balita sesuai standar

Jumlah anak balita (12-59 bulan)


yang mendapatkan pelayanan
pertumbuhan minimal 8 kali/tahun,
pemantauan pemantauan
perkembangan (SDIDTK) minimal 2
kali/tahun dan vitamin A minimal 2
kali tahun

Sub kegiatan 3f.


Peningkatan jangkauan
pemantauan
pertumbuhan anak
balita

Jumlah anak balita yang


mendapatkan pemantauan
pertumbuhan minimal 8 kali/tahun

Sub kegiatan 3g.


Peningkatan jangkauan
pemantauan
perkembangan (SDIDTK)
anak balita

Jumlah anak balita yang


mendapatkan pemantauan
perkembangan (SDIDTK) minimal 2
kali/tahun

Sub kegiatan 3h.


Peningkatan Puskesmas
yang memberikan
pelayanan kesehatan
balita sakit sesuai
standar

Jumlah Puskesmas yang melayani


balita sakit dengan pendekatan
MTBS

Sub kegiatan 3i.


Pelatihan MTBS bagi
perawat dan Bidan

Jumlah Puskesmas yang memiliki


minimal 3 perawat atau bidan
terlatih MTBS

Sub Kegiatan 3j.


Pelatihan On the Job
Training MTBS bagi
perawat/bidan di desa

Jumlah puskesmas yang melakukan


pelatihan On the Job Training MTBS
bagi perawat/bidan di desa
Jumlah perawat/bidan di desa yang
memperoleh pelatihan MTBS
melalui On the Job Training

Sub kegiatan 3k.


Jumlah Puskesmas yang memiliki
Pemenuhan
kecukupan obat, alat dan form
kecukupan obat, alat MTBS/MTBM
dan form MTBS/MTBM
di puskesmas
Sub kegiatan 3s.
Pelaksanaan PWS KIA
di puskesmas

Jumlah Puskesmas yang


menindaklanjuti hasil analisa PWS
KIA

Jumlah Puskesmas yang memiliki


kecukupan kohort bayi dan kohort
anak balita & pra sekolah

PAIAN TARGET MDGs

ak
Devinisi Operasional

alita (AKBA) hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015
er 1.000 kelahiran hidup
KB) per 1.000 kelahiran hidup
ahun yang diimunisasi campak
Anak

Cakupan kunjungan neonatal adalah pelayanan


kesehatan neonatus pada masa 6 s/d 48 jam
setelah lahir sesuai dengan standart

Cakupan kunjungan bayi yang di MTBM adalah


pelayanan kesehatan neonatus pada masa
kurang dari 2 bulan sesuai dengan standart
menggunakan algoritma MTBM

Cakupan bayi baru lahir yang mendapatkan IMD


adalah jumlah bayi baru lahir yang dilakukan
inisiasi menyusu dini di satu wilayah kerja

Cakupan bayi baru lahir yang mendapatkan


suntikan vitamin K1 adalah pemberian injeksi Vit.
K1 pada bayi baru lahir sebelum 6 jam sesuai
dengan standart

Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi post


neonatal yang memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai dengan standart oleh dokter, bidan dan
perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan
paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun
waktu terte

Cakupan kunjungan bayi SDIDTK adalah cakupan bayi


post neonatal yang memperoleh pelayanan tumbuh
kembang sesuai dengan standart paling sedikit 4 kali
di satu wilayah kerja pada kurun waktu terte

Cakupan pelayanan kesehatan anak balita adalah anak


usia 12 s/d 59 bulan yang memperoleh pelayanan
sesuai dengan standart, pemantauan pertumbuhan
minimal 8 kali setahun, pemantauan perkembangan
minimal 2 kali setahun dan mendapat Vit. A 2 kali
setahun

Cakupan pelayanan kesehatan anak balita adalah anak


usia 12 s/d 59 bulan yang memperoleh pelayanan
sesuai dengan standart, pemantauan pertumbuhan
minimal 8 kali setahun, pemantauan perkembangan
minimal 2 kali setahun dan mendapat Vit. A 2 kali
setahun

Cakupan anak balita yang mendapatkan pemantauan


pertumbuhan adalah anak usia 12 s/d 59 bulan yang
dilakukan pengukuran BB, TB menurut umur dan jenis
kelamin minimal 8kali setahun

Cakupan pelayanan kesehatan anak balita adalah anak


usia 12 s/d 59 bulan yang memperoleh pelayanan
sesuai dengan standart (pemantauan perkembangan
minimal 2 kali setahun)

Cakupan puskesmas MTBS adalah jumlah puskesmas


yang menerapkan MTBS minimal 60 % dari seluruh
balta yang berkunjung

Cakupan puskesmas PWS KIA adalah jumlah


puskesmas yang menerapkan PWS KIA sesuai dengan
standart

Cakupan puskesmas kohort bayi dan balita adalah


jumlah puskesmas yang menerapkan kohort bayi dan
balita sesuai dengan standart

Kondisi
Saat Ini

Cara Perhitungan

Target Pencapaian
2011 2012 2013 2014 2015

waktu 1990-2015

Jumlah neonatus yg telah memperoleh


pelayanan Kunjungan Neonatal minimal 1 kali
pada masa 6-48 jam setelah lahir sesuai
standar

86

88

89

90

85

86

87

90

80

81

83

85

88

86

88

89

90

70

90

90

90

90

95

30

90

90

90

90

95

60

65

70

75

80

90

90

95

100

100

100

X 100 %

Seluruh sasaran bayi di satu wilayah kerja


dalam satu tahun yang sama

Jumlah bayi muda yg telah memperoleh


pelayanan Kunjungan Neonatal sesuai standar
dengan menggunakan algoritma MTBM

X 100 %

Seluruh sasaran bayi muda di satu wilayah


kerja dalam satu tahun yang sama

Jumlah bayi baru lahir yang mendapatkan IMD


disatu wilayah kerja dalam kurun waktu satu
tahun

X 100 %

Seluruh sasaran neonatus di satu wilayah kerja


dalam satu tahun yang sama

Jumlah bayi baru lahir yang mendapatkan


injeksi Vit. K1sesuai standar

X 100 %

Seluruh sasaran bayi di satu wilayah kerja


dalam satu tahun yang sama

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

80

85

90

100

100

50

60

75

85

100

70

80

90

100

100

50

70

90

100

100

70 100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

80

90

100

100

100

Jumlah bayi post neonatus yg telah


memperoleh pelayanan sesuai standar disatu
wilayah kerja dalam kurun satu tahun

85

90

100

100

100

100

100

100

100

100

30

80

90

100

100

100

72

85

86

87

90

80

85

90

100

100

90

100

100

100

100

60

65

70

75

80

60

70

80

90

90

50

70

80

100

100

X 100 %

Jumlah seluruh sasaran bayi di satu wilayah


kerja dalam kurun waktu satu tahun

Jumlah bayi post neonatus yg telah


memperoleh pelayanan tumbuh kembang
sesuai standar disatu wilayah kerja dalam kurun
satu tahun
Jumlah seluruh sasaran bayi di satu wilayah
kerja dalam kurun waktu satu tahun

72
X 100 %

Jumlah seluruh anak balita yang memperoleh


pelayanan kesehatan sesuai standar disatu
wilayah kerja dalam satu tahun

80

81

83

85

80

85

90

100

100

90

100

100

100

100

63

70

73

75

80

85

63

70

73

75

80

85

63

70

73

75

80

85

50

60

70

75

80

60

70

80

90

100

63
X 100 %

Jumlah seluruh sasaran balita di satu wilayah


kerja dalam satu tahun yang sama

Jumlah seluruh anak balita yang memperoleh


pelayanan kesehatan sesuai standar disatu
wilayah kerja dalam satu tahun

X 100 %

Jumlah seluruh sasaran balita di satu wilayah


kerja dalam satu tahun yang sama

Jumlah seluruh anak balita yang memperoleh


pemantauan pertumbuhan disatu wilayah kerja
dalam satu tahun

X 100 %

Jumlah seluruh sasaran balita di satu wilayah


kerja dalam satu tahun yang sama

Jumlah seluruh anak balita yang memperoleh


pemanatauan perkembangan disatu wilayah
kerja dalam satu tahun

X 100 %

Jumlah seluruh sasaran balita di satu wilayah


kerja dalam satu tahun yang sama

Jumlah Puskesmas yang menerapkan MTBS


(60% kunjungan balita) disatu wilayah kerja
dalam satu tahun

X 100 %

Jumlah seluruh Puskesmas di satu wilayah kerja


dalam satu tahun yang sama

Jumlah Puskesmas PWS KIA yang menerapkan


sesuai dengan standart disatu wilayah kerja
dalam satu tahun

75

80

90

100

100

20

30

40

50

60

75

80

90

100

100

75

80

90

100

100

75

80

90

100

100

X 100 %

Jumlah seluruh Puskesmas di satu wilayah kerja


dalam satu tahun yang sama

Jumlah Puskesmas yang menerapkan kohort


bayi dan balita disatu wilayah kerja dalam satu
tahun
Jumlah seluruh Puskesmas di satu wilayah kerja
dalam satu tahun yang sama

X 100 %

Alokasi Anggaran
2011 2012 2013 2014 ###

370

402

418

433

Dana

Pelaks
ana

APBN

Kement
erian
Keseha
tan

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

APBN,
APBD PROP,
KAB/KOTA

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
Dinkes
a
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a
Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

Dinkes
Prop
dan
Kab/Kot
a

TUJUAN 4 : Menurunkan Angka Kematian Anak


Program/Kegiatan/
Tindakan

Indikator

Definisi Operasional

Cara Perhitungan/rumus

Saat
ini
(2010)

Target Pencapaian
2010

2011

2012

2013

Alokasi Anggaran (dalam juta)

2014

2015

2011

2012

2013 2014 2015

Sumber
Pendanaan

TARGET 4A : Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015
Indikator MDGs

1. Angka kematian balita per 1.000 kelahiran hidup


2. Angka kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup
3. Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak

Nasional
Program 1 : Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

Definisi Operasional

Kegiatan 1: Pembinaan
1.Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) Cakupan pelayanan neonatal pertama adalah
Pelayanan Kesehatan Anak
pelayanan kepada neonatus pada masa 6 jam
sampai dengan 48 jam setelah kelahiran sesuai
standar

2.Cakupan pelayanan kesehatan bayi (K By)

3.Cakupan pelayanan kesehatan anak balita


(K Bal)

Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi


post neonatal (29 hari - 11 bulan) yang
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan
standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang
memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling
sedikit 4 kali disatu wilayah kerja

Cara Perhitungan/rumus
Jumlah BBL (0-28 hari) yg telah memperoleh
pelayanan Kunjungan Neonatal pada masa 648 jam setelah lahir sesuai standar di satu
wilayah kerja pada satu tahun dibagi Jumlah
seluruh sasaran bayi disatu wilayah kerja
dalam satu tahun yang sama

x100%

Jumlah bayi post neonatal memperoleh pelayanan


kesehatan sesuai standar disatu wilayah kerja pd
kurun waktu tertentu dibagi Jumlah seluruh sasaran x100%
bayi disatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun
yang sama

cakupan anak balita (12 59 bulan) yang


memperoleh pelayanan pemantauan
pertumbuhan minimal 8 x setahun, pemantauan
perkembangan minimal 2 x setahun, pemberian
vitamin A 2 x setahun di satu wilayah kerja
tertentu

Sub kegiatan 1g.


Distribusi Vaksin HB O

Jumlah Poskesdes/bidan desa yang mendapat Persentase Poskesdes/bidan desa yang mendapat jumlah Poskesdes/bidan desa yang mendapat
distribusi vaksin HB 0 sesuai sasaran
distribusi vaksin HB0 sesuai sasaran di satu
distribusi vaksin HB0 sesuai sasaran di satu
x100%
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
wilayah kerja pada satu tahun dibagi

Sub kegiatan 2e.


Peningkatan jumlah
Puskesmas dengan rantai
dingin yang efektif

Cakupan Puskesmas dengan rantai dingin


efektif

Sub kegiatan 2f.


Peningkatan jumlah
Puskesmas yang memiliki
2-3 tenaga kesehatan
terlatih memberikan
imunisasi sesuai standar
Sub kegiatan 2g.
Pemberian imunisasi
campak pada bayi

Cakupan Puskesmas yang memiliki minimal 2 Persentase Puskesmas yang memiliki minimal 2-3
-3 tenaga kesehatan yang terlatih
tenaga kesehatan yang terlatih dalam pemberian
memberikan imunisasi sesuai standar
imunisasi sesuai standar di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu

Jumlah Puskesmas yang memiliki minimal 2-3


tenaga kesehatan yang terlatih dalam
pemberian imunisasi sesuai standar di satu
x100%
wilayah kerja pada waktu satu tahun dibagi

Cakupan bayi yang diimunisasi campak

Persentase Bayi usia 0-11 bulan yang


diimunisasi campak di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu

Jumlah bayi usia 0-11 bulan yang diimunisasi


campak di satu wilayah kerja pada waktu satu
x100%
tahun dibagi

Persentase Puskesmas yang mempunyai semua


jenis vaksin dasar (BCG, DPT-Hb, Polio, Campak)
dengan jumlah yang cukup di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu

Jumlah s
Jumlah Puskesmas yang mempunyai semua jenis
vaksin dasar (BCG, DPT-Hb, Polio, Campak)
dengan jumlah yang cukup di satu wilayah kerja
pada waktu satu tahun dibagi

Sub kegiatan 2h.


Jumlah puskesmas yang mempunyai semua
Distribusi Vaksinasi Dasar jenis vaksinasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio
(BCG, DPT/HB1-3, Polio 1- 1-4, Campak)
4, Campak)

Persentase Puskesmas yang memiliki peralatan


rantai dingin yang efektif dibandingkan jumlah
seluruh puskesmas di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu

Sub kegiatan 2g.


Jumlah bayi yang mendapat imunisasi dasar
Cakupan Bayi usia 0-11 bulan yang telah
Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, Campak) mendapatkan imunisasi dasar lengkap di satu
lengkap
dalam setahun
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Jumlah Puskesmas yang memiliki peralatan


rantai dingin yang efektif di satu wilayah kerja
pada waktu satu tahun dibagi
x100%
jumlah seluruh
puskesmas di satu wilayah kerja dalam tahun
yang sama

Jumlah Bayi usia 0-11 bulan yang telah


mendapatkan imunisasi dasar lengkap di satu
wilayah kerja pada waktu satu tahun dibagi
Jumlah seluruh sasaran bayi di s

92%

x100%

x100%

91.7%

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

85

90

90

90

90

100

100

100

100

100

85

90

90

90

90

1,854

984

APBD

APBD

APBD

689

APBD

Pelaksana

RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDGs


TUJUAN 4 : Menurunkan Angka Kematian Anak
Program/Kegiatan/
Tindakan

Indikator

Definisi
Operasional

TARGET 4A : Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua per tiga dalam kurun waktu 19
1. Angka kematian balita per 1.000 kelahiran hidup
Indikator MDGs
:
2. Angka kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup
3. Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak
Nasional
Program 1 : Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Kegiatan 1: Pembinaan
1.Cakupan kunjungan neonatal pertama
Pelayanan Kesehatan Anak (KN1)
2.Cakupan pelayanan kesehatan bayi
3.Cakupan pelayanan kesehatan anak
balita
Daerah
Sub kegiatan 2h.
Cakupan bayi (6-11 bulan) yang
Cakupan bayi (6-11
Pemberian vit.A 100.000 IU mendapat Vit.A 100.000 IU
bulan) yang
bagi bayi (6-11 bulan)
mendapat Vit.A
100.000 IU di satu
wilayah kerja pada
kurun waktu
tertentu

Kegiatan 3: Pembinaan
Pelayanan Kesehatan
Anak Balita

3.Cakupan pelayanan kesehatan


Anak balita

Sub kegiatan 3e.


Pemberian Vitamin A
200.000 IU bagi Anak
Balita

Jumlah anak balita yang mendapat


Vitamin A 200.000 IU pada bulan
Februari dan Agustus

Cakupan anak
balita yang
mendapat Vitamin
A 200.000 IU pada
bulan Februari dan
agustus di suatu
wilayah kerja
tertentu dalam
kurun waktu 1
tahun

Cara Perhitungan

Kondisi
Saat ini

Target Pencapaian

Alokasi Anggaran

2011

2012

2013

2014

2015

86

88

89

90

85
80

86
81

87
83

90
85

100

100

100

100

100

80

81

83

85

80

85

85

90

90

er tiga dalam kurun waktu 1990-2015


p
hidup

campak

Jumlah bayi (6-11


bulan) yang
mendapat Vit.A
100.000 IU di satu
wilayah kerja pada
waktu satu tahun
dibagi jumlah seluruh
sasaran bayi di satu
wilayah kerja

83.34%

Jumlah anak balita


76,54 %
yang mendapat
Vitamin A 200.000 IU
pada bulan Februari
dan agustus di suatu
wilayah kerja tertentu
dibagi jumlah seluruh
anak balita disatu
wilayah dalam kurun
waktu satu tahun

2011

2012

Alokasi Anggaran
2013

2014

2015

Sumber
Pendanaan

Pelaksan
a

RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDGs


TUJUAN 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu
Rencana Capaian
Program/Kegiatan/ Tindakan

Indikator

Devinisi Operasional

Kondisi
Saat Ini

Cara Perhitungan

2011

2012

2013

2014

2015

60

70

80

90

100

68.75

60

70

80

90

90

TARGET 5A : Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga per empat dalam kurun waktu 1990-2015

Kegiatan 1 : Pembinaan Pelayanan

5. Persentase persalinan pada anak remaja

Kesehatan Ibu dan Reproduksi

Cakupan persalinan pada remaja (Umur kurang


dari 20 tahun) yang ditolong oleh tenaga
kesehatan yang kompeten

Jumlah persalinan remaja yang dilakukan oleh tenaga


kesehatan yang kompetendisatu wilayah kerja dalam
kurun waktu satu tahun

X 100 %

Seluruh sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja dalam


satu tahun yang sama

Sub Kegiatan 5.a


Orientasi/pelatihan Jumlah Puskesmas yang melaksanakan PKPR
fasilitas pelayanan yang ramah remaja bagi
Puskesmas di Kab/Kota

Cakupan jumlah Puskesmas yang


melaksanakan PKPR minimal 4 Puskesmas per
Kab/Kota

Jumlah Puskesmas yang menerapkan PKPR sesuai


dengan standart di Kab/Kota dalam kurun waktu satu
tahun

X 100 %

4 Puskesmas per Kab/Kota dalam kurun waktu yang


sama

Sub kegiatan 5.b Pengadaan buku pedoman


panduan kesehatan remaja

Jumlah buku pedoman panduan kesehatan remaja


yang diadakan dan didistribusikan ke Puskesmas

68.75

70

80

90

95

100

Sub kegiatan 5.c Sosialisasi buku panduan


kesehatan remaja

Jumlah Puskesmas yang telah mengikuti sosialisasi


buku panduan kesehatan remaja

30

40

50

60

70

80

40

40

50

60

70

80

sub kegiatan 5.d.


(Peer konselor)

Pelatihan Konselor sebaya Jumlah remaja di sekolah dan luar sekolah menjadi
konselor sebaya yang mampu berbagi informasi
tentang kesehatan reproduksi dan seksual

Cakupan jumlah Peer Konselor yang telah


dilatih sesuai dengan standart

Jumlah Peer Konselori yang telah dilatih sesuai


standart minimal 10 % dari keseluruhan komunitas di
Kab/Kota dalam kurun waktu satu tahun
Jumlah Remaja disatu wilayah kerja dalam kurun waktu
satu tahun

X 100 %

Sub Kegiatan 5.e.


dalam kurikulum

Insersi ARH

Jumlah sekolah yang melakukan insersi ARH ke


dalam kurikulum sekolah

10

20

30

40

50

60

Kegiatan 2011

Rencana Aksi
2012

Provinsi

Provinsi

Rp.
20.000.000,-

Kab

Kab

RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TAR


TUJUAN 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu
Program/Kegiatan/
Tindakan

Indikator

TARGET 5A : Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga per empat dalam kurun w

Indikator MDGs

1. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup

2. Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga keseha

Nasional
Program 1 : Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Kegiatan 1 : Pembinaan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan
Reproduksi

1. Persentase ibu bersalin yang


ditolong oleh tenaga kesehatan
terlatih (cakupan PN)

2. Persentase ibu hamil yang


mendapatkan pelayanan antenatal
(cakupan kunjungan kehamilan ke
empat (K4))

3.Persentase fasilitas pelayanan


kesehatan yang memberikan
pelayanan KB sesuai standar

4. Presentase Puskesmas rawat inap


yang mampu melaksanakan
Pelayanan Obstetrik Neonatal
Emergensi dasar (PONED)
5. Presentase RS kabupaten/ kota
yang melaksanakan Pelayanan
Obstetrik Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK)

Daerah
Kegiatan 1 : Pembinaan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan
Reproduksi

1. Persentase ibu bersalin yang


ditolong oleh tenaga kesehatan
terlatih (cakupan PN)

Sub kegiatan 1.a ;


Pelatihan APN dan Evaluasi Pasca
Latih

Jumlah Bidan yang dilatih APN

Sub kegiatan 1.b ;


Kunjungan rumah untuk
meningkatkan cakupan ibu nifas

Jumlah ibu nifas yang dikunjungi

Sub kegiatan 1.c ;


Advokasi pembentukan Rumah
Tunggu bagi bumil risti dan seluruh
bumil di daerah geografis sulit
tanpa fasilitas kesehatan di
Kabupaten

Jumlah pertemuan advokasi


pembentukan Rumah Tunggu bagi
Bumil Risti dan seluruh bumil di
daerah geografis sulit tanpa fasilitas
kesehatan di kabupaten

Sub kegiatan 1.d ;


Orientasi dan peningkatan
pelaksanaan Kemitraan Bidan dan
Dukun

Jumlah Dukun yang bermitra dengan


Bidan

Sub kegiatan 1.e.


Penyediaan fasilitas pertolongan
persalinan di Puskesmas

Jumlah Puskesmas yang mempunyai


ruang bersalin dan peralatan.

Sub kegiatan 1f.


Fasilitasi Pembuatan SK Bupati
Walikota/ Perda Persalinan, rumah
tunggu dan PONED

Jumlah SK Bupati Walikota/Perda


tentang Persalinan, Rumah tunggu
dan PONED

Sub kegiatan 1.g.


Kampanye KIE persalinan di
fasilitas kesehatan dan kesiapan
menghadapi komplikasi persalinan

Jumlah kampanye KIE persalinan di


fasilitas yang dilakukan

Sub kegiatan 1.h.


Orientasi Bikor dalam
melaksanakan Supervisi Fasilitatif

Jumlah Bidan koordinator yang


melaksanakan Supervisi Fasilitatif

Sub kegiatan 1.i.


Pembinaan Puskesmas dalam
pelaksanaan Pemantauan Wilayah
Setempat (PWS) termasuk layanan
swasta

Jumlah Puskesmas yang


melaksanakan PWS

Kegiatan 1 : Pembinaan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan

2. Persentase ibu hamil


yang mendapatkan
pelayanan antenatal
(cakupan kunjungan
kehamilan ke empat (K4))

Reproduksi

Sub kegiatan 2.a;


Pembinaan Puskesmas dalam
pemanfaatan Buku KIA

Jumlah Puskesmas yang dibina dalam


pemanfaatan buku KIA

Sub kegiatan 2.b ;


Pendataan Ibu Hamil

Jumlah desa yang melaksanakan


pendataan Ibu Hamil

Sub kegiatan 2.c.


Pengadaan Paket Kelas Ibu untuk
Puskesmas

Jumlah Paket kelas ibu yang diadakan

Sub kegiatan 2.d.


Jumlah Puskesmas yang
Orientasi pembentukan kelas Ibu di melaksanakan kelas ibu
Puskesmas
Sub kegiatan 2.e.
Orientasi ANC terpadu bagi
puskesmas PONED

Jumlah Puskesmas PONED yang


melaksanakan ANC terpadu

Sub kegiatan 2.f.


Fasilitasi perencanaan terpadu
kab/kota dalam pecepatan
penurunan angka kematian ibu
yang responsif gender (DTPS)

Provinsi : Jumlah kab/kota yang


melaksanakan DTPS

Sub kegiatan 2.g;


Pembentukan mobile team untuk
memberikan pelayanan kesehatan
ibu di DTPK

Provinsi : Jumlah kabupaten DTPK


yang mempunyai mobile tim

Kegiatan 1 : Pembinaan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan

3.Persentase cakupan peserta


KB aktif (Contraceptive
prevalence Rate = CPR)

Reproduksi

Sub kegiatan 3.a ;


Penyediaan Kit pelayanan KB di
faskes dasar yang memberikan
pelayanan KB

Jumlah Faskes dasar yang mendapat


Kit Pelayanan KB

Sub kegiatan 3.b ;


Update (pemutakhiran)
keterampilan pelayanan KB bagi
Dokter dan Bidan di tingkat
pelayanan dasar

Jumlah dokter dan bidan yang telah


mengikuti update ketrampilan
pelayanan KB

Sub kegiatan 3.c ;


Orientasi ABPK bagi Bidan
Pustu/Poskesdes

Jumlah bidan Pustu/Poskesdes yang


telah mengikuti orientasi ABPK

Kegiatan 1 : Pembinaan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan
Reproduksi

4.Persentase yang tidak


terpenuhi kebutuhan alokon
(Unmet need)

Sub kegiatan 4.a.


Orientasi Pelayanan KB pasca
persalinan

Jumlah Puskesmas yang mengikuti


orientasi pelayanan KB pasca
persalinan

Sub kegiatan 4.b.


Pengadaan buffer stock alokon di
tingkat Provinsi

Jumlah alokon buffer stock yang


diadakan di Propinsi

Sub kegiatan 4.c.


Sweeping pelayanan KB bagi
kab/kota dengan unmet need
tinggi.

Jumlah sweeping pelayanan KB yang


dilaksanakan di Kab/Kota

Kegiatan 1 : Pembinaan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan

6. Presentase Puskesmas
rawat inap yang mampu
melaksanakan Pelayanan
Obstetrik Neonatal
Emergensi dasar (PONED)

Reproduksi

Sub kegiatan 6.a;


Jumlah Puskesmas Rawat Inap
Pelatihan PONED termasuk evaluasi yang dilatih PONED
pasca latih bagi tim PONED di
puskesmas

Sub kegiatan 6.b.


Pelatihan
pelayanan pasca keguguran untuk
tim PONED

Jumlah Puskesmas PONED yang


dilatih Pelayanan Pasca Keguguran
(Post Abortion Care)

Sub kegiatan 6.c ; Penyediaan


sarana & prasarana untuk PONED ,
KB, Pelayanan pasca keguguran

Jumlah Puskesmas PONED yang


memiliki sarana dan prasarana untuk
PONED, KB dan pelayanan pasca
keguguran

Sub kegiatan 6.d.


Penyediaan Ambulans PONED
untuk mendukung rujukan PONED

Jumlah Puskesmas PONED yang


memiliki ambulans PONED

Sub kegiatan 1f;


Orientasi
Jumlah Puskesmas PONED yang
PKRE terpadu di Puskesmas PONED mampu memberikan PKRE terpadu

Sub kegiatan 1g;


Orientasi PPKtP terpadu di Puskesmas PONED

Jumlah Puskesmas PONED yang


mampu tatalaksana PP-KtP

Sub kegiatan 1h.


Orientasi Surveilans kematian ibu
dan AMP bagi tim AMP di kab/kota

Jumlah AMP termasuk surveilans


kematian ibu yang dilaksanakan

Sub kegiatan 1i.


Pengolahan data kematian ibu di
kab/kota

Jumlah rekapitulasi data kematian ibu

N PENCAPAIAN TARGET MDGs PROVINSI RIAU

Defenisi Operasional

Cara Perhitungan

a per empat dalam kurun waktu 1990-2015

er 100.000 kelahiran hidup

ng ditolong tenaga kesehatan terlatih

Ibu bersalin yang mendapat pertolongan oleh


tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan disatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu

Jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh


tenaga kesehatan disatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu
_____________________________
Jumlah seluruh sasaran disatu wilayah
dalam kurun waktu yg sama

Cakupan ibu hamil yang mendapatkan


Jumlah ibu hamil yang memperoleh
(cakupan kunjungan kehamilan ke 4 ) (K4)
pelayanan antenatal (k4) disuatu wilayah
adalah presentase ibu hamil yang telah
kerja pada kurun waktu tertentu
memperoleh pelayanan sesuai standar =
___________________________ jumlah
minimal 1 x pada triwulan 1, 1 x pd triwulan 2, sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja
2 x pada triwulan 3
dalam kurun waktu yang sama

X 100 %

X 100 %

Kriteria fasilitas kesehatan yang memberikan


Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yg
pelayanan KB sesuai standar menjadi 4 yaitu : telah melaksanakan pelayanan KB sesuai
1. kategori faskes sederhana adalah fasilitas
standar
________________________________
yg mampu memberikan pelayanan KB berupa
jumlah seluruh fasilitas pelayanan
konseling KB, kondom PIL, suntik dan
kesehatan yg memberikan pelayanan KBV
penangganan efek samping, komplikasi ringan
dan rujukan yang termasuk fas kes
sederhanan adalah poskesdes/polindes dan
pustu. Tenaga kesehatan yang berwenang
X 100 %
melakukan pelayanan kesehatan adalah bidan,
perawat yang mempunyai pengetahuan dan
keterampilan ttg pelayanan KB.

2. Kategori fas kes lengkap adalah fasilitas yg


mampu memberikan pelayanan KB berupa :
konseling KB, kondom PIL, suntik,
pemasangan/pencabutan AKDR, Implant,
penangganan efek samping, komplikasi ringan
dan rujukan kontrasepsi mantap pria bagi fas
kes yg memenuhi persyaratan yg termasuk fas
kes lengkap adalah puskesmas, puskesmas
rawat inap/PONED.

3. Kategori fas sempurna adalah fasilitas yg


mampu memberikan pelayanan KB berupa
konseling KB, kondom, PIL, suntik, AKDR,
pemasangan/pencabutran Implant,
kontrasepsi mantap pria dan wanita bagi
fasilitas yg memenuhi persyaratan yg
termasuk fas kes sempurna adalah RS, ten kes
yg berwenang melakukan pelayanan kes KB
adalah DFokter spesialis
kebidanan/Bedah/Dokter uMum yg mendapat
pelatihan, bidan terlatih, perawat kesehatan
terlatih.

4. Kategori fas kes paripurna adalah fasilitas


yg mmapu memberikan semua jenis
pelayanan kontrasepsi ditambah dengan
pelayanan rekanalisasi dan penanggulangan
invertilitas yang termasuk fas kes paripurna
adalah RS tipe A, kelas B yg suda ditetapkan
sebagai tempat pelayanan rekanaliasasi.
tenaga kese yag berwenang melakukan
pelayanan kes KB Dokter spesialis obgyn,
bedah yang mendapat pelatihan infertilitas
dan rekanaliusasi, dokter spesialis anastesis,
dokter spesialis urologi, dokter umum, bidan
dan perawat.

Puskesmas PONED adalah puskesmas rawat


inap yang memiliki kemampuan serta fasulitas
PONED siap 24 jam untuk memberikan
pelayanan terhadap ibu hamil dan bersalin

Jumlah puskesmas PONED disatu wilayah


dalam kurun waktu satu tahun
________________________________ target
puskesmas PONED disatu wilayah dalam
kurun waktu satu tahun
Target Puskesmas PONED
adalah minimal
4 pusk
PONED
disatu
Persentase RS yang memiliki kemampuan dan Jumlah
RS PONEK
disatu
wilayah
dalam
kab/kota
fas PONEK 24 jam untuk memberikan
kurun waktu tertentu
pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin dan
_______________________________target RS
ibu nifas, dan bayi baru lahir dengan
PONEK disatu wilayah dalam kurun waktu
komplikasi baik yang datang sendiri atau atas satu tahun.
Target RS PONEK
rujukan kader atau masyarakat, bidan di desa, minimal satu RS PONEK disatu Kab/kota
pusakesmas dan Pusk PONED.

X 100 %

X 100 %

Cakupan pertolongan persalinan oleh


tenaga kesehatan yg memeiliki
kompetensi kebidanan adalah ibu
bersaalin yang mendapat pertolongan
oleh tenaga kesehatan yg memiliki
kompetensi kebidanan disatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.

Jumlah ibu bersalin yang ditolong


oleh tenaga kesehatan disatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu
_____________________________ Jumlah
seluruh sasaran disatu wilayah dalam
kurun waktu yg sama

Jumlah bidan yg telah mengikuti pelatihan dan Jumlah bidan yg dilatih APN yang
mempunyai kompetensi APN disatu wilayah
memeilki kompetensi APN dalam kurun
kerja
waktu tertentu ( Jan - Des)

Jumlah ibu nifas yg dilakukan kunjungan


rumah untuk mendapat pelayanan nifas oleh
tenaga kesehatan sesuai standar ( 6 jam
setelah bayi lahir - 42 hari sesuai dengan buku
pedoman tekhnis disatu wilayah kerja)

Jumlah ibu nifas yg dilakukan kunjungan


untuk mendapatka pelnifas oleh nakes
sesuai standar disatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu ( 1 tahun Jan - Des)

Jumlah pertemuan advokasi pembentukan


Jumlah pertemuan advokasi pembentukan
rumah tunggu bagi bumil resti dan seluruh
rumah tunggu bagi bumil resti dan
bumil didaerah geografis sulit tanpa fas kes di seluruh bumil didaerah geografis sulit
satu wilayah kerja
tanpa fas kes di satu wilayah kerja dalam
kurun waktu tertentu ( 1 tahun Jan - Des )
keterangan 2 x dalam satu tahun

Jumlah dukun bayi yang masih aktif dan


bermitra dengan bida disatu wilayah kerja

Jumlah dukun bayi yang masih aktif dan


bermitra dengan bida disatu wilayah kerja
dalam mkurun waktu tertentu ( 1 tahun
Jan - Des )

Jumlah puskesmas yg memiliki ruang dan


peralatan persalinan normal yang sesuai
standar disatu wilayah kerja

Jumlah puskesmas yg memiliki ruang dan


peralatan persalinan normal yang sesuai
standar disatu wilayah kerja dalam kurun
waktu tertentu ( 1 tahun Jan _ Des )

SK Bupati/Walikota/Perda adalah SK yg
SK Bupati/Walikota/Perda adalah SK yg
mengatur persalinan di fas kes, Rumah tunggu mengatur persalinan di fas kes, Rumah
dan pusk PONED
tunggu dan pusk PONED disatu wilayah
kerja dalam mkurun waktu tertentu ( 1
tahun Jan - Des )

X 100%

Jumlah kampanye persalinan di fas kes yang


mau dilakukan disatu wilayah kerja

Jumlah kampanye KIE persalinan di fas


disatu wilayah kerja yg dilakukan dalam
kurun waktu tertentu ( 1 tahun Jan _ Des )

Jumlah Bidan koordinator yg melakukan


pembinan tekhnis dan manajemen ( supervisi
fasilitatif pada bidan disatu wilayah kerja )

Jumlah Bidan koordinator yg melakukan


pembinan tekhnis dan manajemen
( supervisi fasilitatif pada bidan disatu
wilayah kerja ) dalam kurun waktu
tertentu ( 1 tahun Jan _ Des )
Jumlah Puskesmas yg melaksanakan
pemantauan wuilayah setempat (PWS
KIA) disatu wilayah kerja dalam kurun
waktu tertentu ( 1 tahun Jan _ Des )

Jumlah Puskesmas yg melaksanakan


pemantauan wuilayah setempat (PWS KIA)
disatu wilayah kerja

Cakupan ibu hamil yang


mendapatkan (cakupan
kunjungan kehamilan ke 4 ) (K4)
adalah presentase ibu hamil yang
telah memperoleh pelayanan
sesuai standar = minimal 1 x
pada triwulan 1, 1 x pd triwulan
2, 2 x pada triwulan 3

Jumlah ibu hamil yang memperoleh


pelayanan antenatal (k4) disuatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu
_______________________________
jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah
kerja dalam kurun waktu yang sama

Jumlah pusk yg mendapat bimbingan tekhnis


minimal 1 kali dalam setahun dari dinkes
kab/kota dalam pembinaan buku KIA sebagai
alat pencatatan pelayanan

Jumlah pusk yg mendapat bimbingan


tekhnis minimal 1 kali dalam setahun dari
dinkes kab/kota dalam pembinaan buku
KIA sebagai alat pencatatan pelayanan
dalam kurun waktu tertentu ( 1 tahun Jan
_ Des

Jumlah desa yg melaksanakan pendatan ibu


hamil melalui P4K dengan stiker

Akumulasi desa yg telah melaksanakan


kegiatan pendataan ibu hamil
diwilayahnya (masukan SD 3 )

X 100 %

Jumlah paket kelas ibu hamil yg tdd : lembar


Akumulasi paket kelas ibu hamil yg telah
balik kelas ibu hamil, pegangan fasilitastor,
disediakan
pegangan fasilitator kelas ibu hamil, pedoman
pelaksanaan kelas ibu hamil, leaflet KIA ) yg
telah disediakan

Jumlah pusk yg sudah membentuk dan


melaksanakan kelas ibu hamil dengan
failitator yg suda terlatih

Akumulasi pusk dengan kelas ibu hamil

Jumlah puskesmas PONED yg suda


menerapkan pelayanman antenatal kepada
seluruh inbu hamil secara terpadu

Akumulasi puk PONED yg sudah


menerapkan antenatal terpadu

Jumlah Kab/kota yg sudah mempunyai


dokumken perencanaan yg reponsif gender
melalui DTPS

Jumlah Kabupaten/kota yg telah


melaksanakan DTPS diwilayah propinsi
dalam kurun waktu satu tahun

Jumlah Kabupaten DTPK yg sudah mempunyai Jumlah Kabupaten DTPK yg sudah


mobile utk memberikan pelayanan kes ibu
mempunyai mobile kit di wilayah provinsi
dalam kurun waktu 1 tahun

Jumlah peserta KB aktif dibagi


jumlah pasangan usia subur (PUS)
disuatu wilayah kerja pd kurun waktu
tewrtentu dilaki 100%.

Jumlah peserta KB aktif


________________________________
seluruh (PUS) disuatu wilayah
kerja pd kurun waktu yg sama.

Jumlah Faskes dasar yang mendapat Kit


Pelayanan KB

Jumlah dokter dan bidan yang telah mengikuti


update ketrampilan pelayanan KB disatu
wilayah kerja

Jumlah bidan Pustu/Poskesdes yang telah


mengikuti orientasi ABPK-KB disuatru wilayah
kerja

Wanita Usia Subur yg berstatus kawin yg


tidak ingin punya anak alagi dan atau
ingin menjarangkan kelahiran tetapi tidak
mengunakan kontrasepsi
Jumlah Puskesmas yang mengikuti orientasi
pelayanan KB pasca persalinan
Jumlah alokon buffer stock yang diadakan di
Propinsi
Jumlah desa yg telah melaksanakan sweeping
pelayanan KB

Presentase Kab/kota yg memiliki


minimal 4 puskesma rawat inap
yg mampu memberikan PONED

Jumlah Kab/kota yg memiliki


pukesmas

X 100%

Jumlah puskesmas ranap yg memilki


tenaga kes terlatih dlm kemampuan
pelayanan obstetri neonatal emergensi
dasar ( PONED)

Jumlah puskesmas ranap yg memilki


tenaga kes terlatih dlm kemampuan
pelayanan obstetri neonatal
emergensi dasar ( PONED) dlm satu
wilayah kab/kota dalam kurun waktu
1 tahun.Tim PONED terlatih terdiri
dari Dokter, Bidan dan Perawat

Jumlah puks PONED yg memiliki kemampuan


dan fas PONED/angkutan utk menunjang
pelayanan obstetri neonatal emergensy
PONED

Jumlah Puskesmas PONED yang memiliki


ambulans PONED disatu wilayah dalam
kurun waktu satu tahun

Jumlah pusk yg sudah mendapatkan fasilitas/


sosilaisasi/ orientasi PKRE terpadu dan
mengimplementasikannya

Jumlah Pusk PKRET disatu wilayah dibagi


dengan pusk PKRET disatu wilayah

Jumlah puskesmas yg sudah mendapatkan


pelatihan PP-Ktp dan mengimplementasikan

Jumlah puskesmas yg sudah


mendapatkan pelatihan PP-Ktp disatu
wilayah dibagi target puskesmas PP-Ktp
satu wulayah

Jumlah AMP termasuk surveilans kematian ibu


( serangkaian kegiatan penelusuran kematian
ibu dan analisis secara sistematis sebab
kematian ibu, kesakitan ibu, perinatal dan
neonatal guna mencegah kesakitan atau
ketian ibu dimasa yg akan datang)

Jumlah pelaksanaan AMP termasuk


surveylance kemnatian ibu disatu
kabupaten/kota dalam kurun waktu satu
tahun.

x 100%

x 100 %

Kondisi Saat ini

Target Pencapaian
2011

2012

2013

2014

Alokasi A
2015

80,79

86

88

89

90

90

88

90

93

95

60

40

75

90

100

2011

70
49,12

85

86

88

89

90

70%

60

70

80

90

100

85%

80

85

90

90

90

80%

70

75

80

85

90

40%

30

35

40

45

50

80,79

88

90

93

95

100

100

100

100

100

100

40%

50

60

70

80

90

50%

50

60

70

80

90

100%

100

100

100

100

100

90

100%

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

65%
37, 80 %

100%

100

100

100

100

100

9,1 %

49, 12 %

5%

60%

80%

100%

100%

100%

90

100

100

100

100

90

100

100

100

100

90

100

100

100

100

100

100

70

80

100

100

100%

90

90

100

100

90

100

100

60
30

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

Alokasi Anggaran
2012

2013

2014

2015

Sumber
Pendanaa Pelaksana
n

RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET


MDGs
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV /AIDS
Target Pencapaian
Program/Kegiata
n/ Tindakan

Indikator

Definisi Operasional

Cara Perhitungan/Rumus

Numerator

Denominator

Kondisi/cakupan
s.d tahun 2010

Alokasi Anggaran (juta)

2011

2012

2013

2014

2015

<0,5

<0,5

<0,5

<0,5

<0,5

2011

2012

2013

2014

2015

2014

TARGET 6A : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV dan AIDS hingga tahun 2015
1. Prevalensi HIV pada penduduk usia 15-49 tahun
Indikator MDGs
2. Penggunaan kondom pada hubungan seks terakhir
3. Proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS
Program 1 : Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Daerah

Kegiatan 1

1. Prevalensi kasus HIV (Indikator


Nasional) => Data Sero Survey

Persentase penduduk laki-laki dan


perempuan usia 15-49 Tahun yang
terinfeksi HIV

Jumlah Penduduk laki-laki dan


perempuan usia 15-49 Tahun yang
terinfeksi HIV dibagi Jumlah Penduduk
laki-laki dan perempuan usia 15-49
Tahun dikali 100%

Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti

Sub kegiatan 1a .
Sero surveilans

Jumlah kabupaten/kota yang


melaksanakan sero surveilans

Jumlah kab/kota yang melaksanakan


sero survey, yaitu pengambilan spesimen
darah dari populasi berisiko untuk
Jumlah kab/kota yang melaksanakan
diperiksa HIV dan Sifilis. Termasuk dalam
sero surveilans.
populasi berisiko antara lain : WPS
langsung, WPS tak langsung, pasien IMS
pria, waria, penasun, ibu hamil

Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis

Penduduk laki-laki dan


perempuan usia 15-49
Tahun yang terinfeksi
HIV

Penduduk laki-laki dan


perempuan usia 15-49
Tahun

240

240

240

240

50.00
0,16%

4 Kab/kota,
Kampar, Rohil,
Pekanbaru(APBD),
Siak ( APBN)

<1

<1

<1

<1

<1

80% (10
kab/kota)

85% (11
kab/kota)

90% (11
kab/kota)

50

50

50

50

95% (12 100% (12


kab/kota) kab/kota)

Target Pencapaian
Program/Kegiata
n/ Tindakan

Indikator

Definisi Operasional

Cara Perhitungan/Rumus

Numerator

Denominator

Kondisi/cakupan
s.d tahun 2010

7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti

Sub kegiatan 1b.


Pelatihan surveilans

Jumlah petugas yang dilatih surveilans


Jumlah orang yang dilatih surveilans HIV, yaitu pengelola program dan
petugas laboratorium

Jumlah orang yang dilatih sero


surveilans.

Kegiatan 1

Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu

Jumlah responden usia 15-24 thn


yang menjawab dengan benar 5
pertanyaan tersebut dibagi jumlah
responden usia 15-24 thn yang
memberi jawaban (termasuk tidak
tahu) terhadap semua pertanyaan
tersebut dikali 100%

2011

2012

2013

2014

2015

2011

24 org

24 org

24 org

24 org

30 org

30 org

75

85

90

95

95

2012

60

60

2013

2014

2015

60

2014

60

2 Orang

Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti
Persentase penduduk usia 15-24 thn
yang menjawab dengan benar untuk 5
pertanyaan sebagai berikut :
1. Bisakah seseorang mengurangi risiko
tertular HIV dengan cara menggunakan
kondom dengan benar setiap kali
melakukan seks ?
2. Apakah dengan saling setia pada
pasangan dapat mengurangi risiko
tertular HIV ?
3. Bisakah seseorang tertular HIV
2. Persentase penduduk 15 - 24
dengan cara menggunakan alat makan
tahun yang memiliki pengetahuan atau minum secara bersama dg
komprehensif tentang HIV dan
seseorang yg sudah terinfeksi HIV ?
AIDS
4. Bisakah seseorang tertular virus HIV
melalui gigitan nyamuk/serangga ?
5. Dapatkah Anda mengetahui seseorang
sudah terinfeksi HIV hanya dgn
melihatnya ?

Alokasi Anggaran (juta)

Jumlah responden usia


15-24 thn yang
menjawab dengan benar
5 pertanyaan tersebut

jumlah responden usia


15-24 thn yang
memberi jawaban
(termasuk tidak tahu)
terhadap semua
pertanyaan tersebut

100

30

30

100

100

100

35

Target Pencapaian
Program/Kegiata
n/ Tindakan

Indikator

Definisi Operasional

Cara Perhitungan/Rumus

Numerator

Denominator

Kondisi/cakupan
s.d tahun 2010

4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti

Sub kegiatan 1a.


Propinsi : Jumlah kabupaten/kota
Promosi pencegahan HIV yang melaksanakan promosi
dan AIDS
kesehatan tentang HIV dan AIDS

Jumlah kab/kota yang melaksanakan


semua hal terkait promosi kesehatan
tentang HIV dan AIDS. Contoh kegiatan
Jumlah kab/kota yang melaksanakan
promosi adalah penyuluhan, sosialisasi,
promosi kesehatan HIV dan AIDS
kampanye, penyebar luasan informasi
pada usia 15 - 24 tahun melalui berbagai
macam media cetak dan elektro

3. Jumlah orang yang berumur 15 Jumlah orang yang berumur 15 th keatas jumlah orang yang berumur 15 th atau
tahun atau lebih yang menerima
yang telah menerima konseling (pre tes lebih yang telah menerima konseling
konseling dan test HIV
konseling) dan test HIV
(pre tes konseling) dan test HIV.
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti

2011

2012

2013

2014

2015

2011

2012

2013

2014

2015

2014

75

85

90

95

95

15

20

25

30

15

17

19

20

70.2

77.22

84.942

93.436

10

15

20

25

7
12
12
12
Kab/Kot Kab/Kot Kab/Kot Kab/Kot
a
a
a
a

7 Kab/Kota

Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti

Kegiatan 1.

Alokasi Anggaran (juta)

525

400,000

500,000

600,000

700,000

800,000

580

640

780

860

Target Pencapaian
Program/Kegiata
n/ Tindakan

Indikator

Definisi Operasional

Cara Perhitungan/Rumus

Numerator

Denominator

Kondisi/cakupan
s.d tahun 2010
10 Tim

Sub kegiatan 1a.


Pelatihan KT (Konseling
dan Test) bagi tim di
fasilitas kesehatan

Jumlah tim yang dilatih KT

5 Tim

Jumlah populasi rawan yang diberi


informasi tentang layanan KT
(Konseling dan Test HIV)

7 Tim

2013

2014

2015

9 Tim 12 Tim

2011
180

2012
200

2013
220

2014
250

2015

2014
250

Jumlah layanan KT yang memiliki sarana


Jumlah layanan KT yang memiliki
dan operasional untuk mendukung
sarana dan operasional
layanan konseling, dan test HIV.

80
1 tim

10 Layanan

Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti

Sub kegiatan 1c.


Penjangkauan

2012

tim KT (Konseling dan Test) terdiri dari


konselor, petugas laboratorium
Tenaga konselor dapat berlatar belakang
Jumlah tim yang dilatih KT
dokter, psikolog, profesional kesehatan
masyarakat, perawat, bidan atau pekerja
sosial.
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti

Sub kegiatan 1b.


Dukungan sarana dan
Jumlah layanan KT yang memiliki
operasional untuk layanan sarana dan operasional
KT

2011

Alokasi Anggaran (juta)

Populasi rawan yang diberi informasi


tentang layanan KT, melalui antara lain
penjangkauan, sosialisasi, rujukan
Jumlah populasi rawan yang diberi
layanan, layanan lanjutan. Sosialisasi
informasi
dapat melalui media cetak dan elektronik.
Prioritas populasi rawan antara lain :
WPS langsung, WPS tidak
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan

10 VCT
kab/kota

12 VCT
kab/kota

13 VCT
kab/kota

13 VCT
kab/kota

13 VCT
kab/kota

9000

80.00

10,000

200

15,000

20,000

25,000

240

260

260

15

25.00

30,000

15

20

25

30

Target Pencapaian
Program/Kegiata
n/ Tindakan

Indikator

Definisi Operasional

Cara Perhitungan/Rumus

Numerator

Denominator

Kondisi/cakupan
s.d tahun 2010

Alokasi Anggaran (juta)

2011

2012

2013

2014

2015

60

70

80

100

100

2011

2012

2013

2014

2015

2014

10. Kab. Kuansing


11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti

Kegiatan 1.

4. Persentase kabupaten/kota
yang melaksanakan pencegahan
penularan HIV sesuai pedoman

Persentase kabupaten/kota yang


melaksanakan paling sedikitnya 2
program pencegahan utama dari seluruh
kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Program pencegahan utama adalah:
1. Program pencegahan penularan
melalui hubungan seksual yaitu adanya
klinik IMS

jumlah kab/kota yang melaksanakan


paling sedikit 2 program pencegahan
utama
(Inpres 3/2010) dibagi Jumlah
kab/kota di Indonesia dikali 100%

Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti

Sub kegiatan 1a.


Advokasi dan sosialisasi

Propinsi : Jumlah kabupaten/kota


yang melaksanakan advokasi dan
sosialisasi pencegahan penularan

jumlah kab/kota yang melaksanakan


advokasi dan sosialisasi pencegahan
penularan ke stakeholder melalui
berbagai cara. Salah satu cara efektif
adalah melakukan advokasi dan
sosialisasi untuk seluruh komponen
stakeholder di wilayah masing2
Stakeholde

Jumlah kondom yang diadakan

Total jumlah kondom yang diadakan


melalui berbagai sumber pendanaan
dalam setahun
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis

Jumlah kab/kota di
Indonesia

7 Kab/Kota

9
10
11
12
Kab/Kot Kab/Kot Kab/Kot Kab/Kot
a
a
a
a
1

15

Jumlah kab/kota yang melaksanakan


advokasi dan sosialisasi pencegahan
penularan.

Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti
Sub kegiatan 1b.
Pengadaan kondom

jumlah kab/kota yang


melaksanakan paling
sedikit 2 program
pencegahan utama
(Inpres 3/2010)

12 kabkota

12 kabkota

12 kabkota

12 kabkota

12 kabkota

144,734

Jumlah kondom yang diadakan.

40,240

159,207

175,128

192,641

211,905

25

25

25

Target Pencapaian
Program/Kegiata
n/ Tindakan

Indikator

Definisi Operasional

Cara Perhitungan/Rumus

Numerator

Denominator

Kondisi/cakupan
s.d tahun 2010

2011

2012

2013

Alokasi Anggaran (juta)

2014

2015

2011

2012

30 org x
12 kb

130 (T.O.T
30 org x
129.190(da petugas
12 kb
na GF)
kab/kot)

2013

2014

2015

2014

75x 12
kab-kota
(dilatih
oleh
Trainer
Kab)

75 x 12
kab-kota
(dilatih
oleh
Trainer
Kab)

75 x 12
kab-kota
(dilatih
oleh
Trainer
Kab)

75 x 12
kab-kota
(dilatih
oleh
Trainer
Kab)

40x 12
layanan

40 x 5
layanan

40x 5
layanan

40x 14
layanan

7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti
Sub kegiatan 1c.
Pelatihan IMS bagi tim di Jumlah tim yang dilatih IMS
fasilitas kesehatan

Termasuk dalam tim IMS adalah: dokter,


perawat/bidan, petugas lab dan petugas
pencatatan dan pelaporan
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti

Sub kegiatan 1d.


Dukungan sarana dan
Jumlah layanan IMS yang memiliki
operasional untuk
sarana dan operasional
pembentukan layanan IMS
bagi fasilitas kesehatan

Jumlah layanan IMS yang memiliki


sarana & operasional untuk mendukung
layanan IMS.

4 Tim ( 24
orang)

1 Tim IMS

30 org x
12 kb

30 org x
12 kb

1.00

Jumlah layanan IMS yang mempunyai


sarana dan operasional

5 layanan IMS (GF ATM)

15

5 layanan
IMS (GF
ATM)

12
layanan
IMS

14
layanan
IMS

20
layanan
IMS

40x 5
layanan

Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai

6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti

15

Target Pencapaian
Program/Kegiata
n/ Tindakan

Indikator

Sub kegiatan 1e.


Pelatihan pengurangan
Jumlah orang yang dilatih program
dampak buruk (harm
pengurangan dampak buruk (HR)
reduction) bagi petugas di
sarana kesehatan

Definisi Operasional

Cara Perhitungan/Rumus

Numerator

Denominator

Kondisi/cakupan
s.d tahun 2010

Petugas /orang HR yang dimaksud disini


adalah petugas yang berasal dari
Jumlah orang yang dilatih
pemerintah dan atau LSM/organisasi
pengurangan dampak buruk (HR) di
keagamaan, dan sejenisnya di kab/kota.
suatu kab/kota
Petugas ini dilatih tentang paket kegiatan
HR.

2011

2012

2013

2014

Alokasi Anggaran (juta)


2015

2011

2012

2013

2014

2015

2014

75

75

75

75

75

1 layanan 1 layanan 1 layanan 1 layanan

Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
7. Kab. Rohil

Dukungan sarana dan


operasional untuk program
pengurangan dampak
buruk (HR)

Jumlah kegiatan dalam Program


pengurangan dampak buruk (HR)
yang mempunyai sarana dan
operasional di suatu kab/kota

Jumlah layanan HR yang berada di


kab/kota melalui berbagai sumber
pendanaan dan memilki dana
operasional. Faskes layanan HR tidak
terbatas pada layanan jarum suntik steril
(LJSS) dan PTRM, tetapi juga layanan
lain misalnya layanan KT, layanan
kesehatan, l

Jumlah kegiatan dalam Program


pengurangan dampak buruk (HR)
yang mempunyai sarana dan
operasional di suatu kab/kota

1 layanan 1 layanan 1 layanan

Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
7. Kab. Rohil
Layanan kesehatan yang Jumlah layanan yg melakukan
melakukan layanan PTRM program PTRM

Layanan Kesehatan Yang Melakukan


Program PTRM

Jumlah layanan PTRM yang


mempunyai sarana dan operasional

1 layanan 1 layanan 1 layanan 1 layanan

Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
7. Kab. Rohil
Pelatihan petugas
pelaksana kegiatan
PMTCT di sarana
kesehatan

Termasuk dalam tim PMTCT adalah:


dokter spesialis anak, dokter spesialis
Jumlah petugas yang dilatih PMTCT
kandungan, bidan/perawat yang juga
di suatu kab/kota
berfungsi sebagai petugas pencatatan
dan pelaporan.
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil

Jumlah petugas yang dilatih PMTCT di


suatu kab/kota

hanya ada 1 layanan


PMTCT di RSUD arifin
ahmad

5 layanan 5 layanan 5 layanan


(20 org) (20 org) (20 org)

Target Pencapaian
Program/Kegiata
n/ Tindakan

Indikator

Definisi Operasional

Cara Perhitungan/Rumus

Numerator

Denominator

Kondisi/cakupan
s.d tahun 2010

2011

2012

2013

2014

Alokasi Anggaran (juta)


2015

2011

2012

2013

15

90

165

265

293.0

298.0

2014

2015

2014

9. Kab. Pelalawan

Dukungan sarana dan


operasional untuk
pembentukan layanan
PMTCT

Jumlah layanan PMTCT yang


mempunyai sarana dan operasional

jumlah layanan yang mampu


melaksanakan PMTCT termasuk
pemeriksaan HIV, serta memilki
dukungan operasional.
Jumlah layanan PMTCT yang
Layanan PMTCT tidak perlu terpisah dari mempunyai sarana dan operasional
layanan yang sudah ada. Oleh karena itu
sarana dan dukungan operasional bisa
terintegrasi dengan layanan yan

1 layanan 6 layanan 11 layanan

16
layanan

24

Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil

9. Kab. Pelalawan
Target 6B : Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV dan AIDS bagi semua yang membutuhkan sampai dengan tahun 2010
Indikator MDGs

1. Proporsi penduduk yang terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat antiretroviral

Program 1 : Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


Daerah

Kegiatan 1 :
Pengendalian Penyakit
Menular Langsung

1. Presentase ODHA yang


mendapatkan pengobatan Anti
Retroviral Treatment (ART)

Persentase ODHA yang mendapatkan


pengobatan ARV

Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti

Estimasi jumlah ODHA


yang perlu pengobatan
Jumlah ODHA yang mendapatkan
Jumlah ODHA yang
ARV saat ini
pengobatan ARV dibagi ODHA yang
mendapatkan ARV saat (didapatkan dari hasil
layak untuk mendapatkan pengobatan
ini
estimasi melalui
ARV dikali 100%
pemodelan
matematika)

64,29

75

80

85

90

90

80

85

85

90

90

307.0

Target Pencapaian
Program/Kegiata
n/ Tindakan

Sub kegiatan 1a.


Pelatihan Tim CST bagi
petugas di sarana
kesehatan

Indikator

Definisi Operasional

Cara Perhitungan/Rumus

Tim Petugas yang dilatih untuk


melakukan pengobatan ARV terdiri dari
Jumlah sarana kesehatan yang
Jumlah sarana kesehatan yang dilatih
dokter spesialis penyakit dalam/dokter
dilatih untuk melakukan pengobatan
untuk dapat melakukan pengobatan
umum, perawat, Manajer Kasus, petugas
ARV
ARV
farmasi serta petugas pencatatan dan
pelaporan.
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti

Sub kegiatan 1b.


Dukungan sarana dan
operasional operasional
untuk pembentukan
layanan CST

Jumlah layanan pengobatan ARV


yang mempunyai sarana dan
operasional

Denominator

4 org/tim CST x 10
layanan CST

Alokasi Anggaran (juta)

2011

2012

2013

2014

2015

20 org

28 org

36 org

48 org

52 org

10

15

22

22

22

10

12

12

Jumlah kab - kota yang mempunyai RS


Jumlah Kab-kota yang mampu akses yang dapat melakukan pengobatan ARV, Jumlah Kab-kota yang mampu akses
untuk pemeriksaan CD4
yang telah mempunyai akses untuk
untuk pemeriksaan CD4
pemeriksaan CD4.
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan

2011

2012

2013

2014

2015

2014

Pelatihan oleh Tim CST Pusat

Jumlah layanan pengobatan ARV yang Jumlah layanan pengobatan ARV


dapat melakukan pengobatan ARV serta yang mempunyai sarana dan
memiliki dukungan operasional
operasional
Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti

Sub kegiatan 1c.


Pemeriksaan CD4

Numerator

Kondisi/cakupan
s.d tahun 2010

13x 10
layanan
CST

13x 15
layanan
CST

13 x 22
layanan
CST

13 x 10
layanan
CST

13 x 10
layanan
CST

13x 22
layanan
CST

Target Pencapaian
Program/Kegiata
n/ Tindakan

Indikator

Definisi Operasional

Cara Perhitungan/Rumus

Numerator

Denominator

Kondisi/cakupan
s.d tahun 2010

Alokasi Anggaran (juta)

2011

2012

2013

2014

2015

10

12

12

70

80

90

100

100

10. Kab. Kuansing


11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti
Sub kegiatan 1e.
Pemeriksaan Viral Load

Jumlah propinsi yang mampu akses


untuk pemeriksaan Viral Load

Jumlah propinsi yang telah mempunyai


akses untuk pemeriksaan Viral Load.

Jumlah propinsi yang mampu akses


untuk pemeriksaan Viral Load

Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti
Program 2 : Pembinaan Upaya Kesehatan
Daerah

1. Persentase RS Pemerintah yang


menyelenggarakan pelayanan
rujukan bagi Orang dengan HIV dan
AIDS (ODHA)

persentase RS pemerintah yang


menyelenggarakan pelayanan rujukan
untuk ODHA sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan

Propinsi Riau:
1. Kota Pekanbaru
2. Kab.Kampar
3. kab.Inhu
4. Kab.Inhil
5. Kota Dumai
6. Kab. Bengkalis
7. Kab. Rohil
8. Kab. Siak
9. Kab. Pelalawan
10. Kab. Kuansing
11. Kab. Rohul
12. Kab. Meranti

2011

2012

2013

2014

2015

2014

2015

Sumber
Pendanaan
(APBN,APBN1
, APBD2,
OTSUS

240 APBN,APBD

APBD Kab
APBD Kab

Pelaksana

Tim Prop. & Kab

Nng Comments

2015

Sumber
Pendanaan
(APBN,APBN1
, APBD2,
OTSUS

60 APBD Kab

APBD Prop.

35 APBD Kab

Pelaksana

Nng Comments

2015

Sumber
Pendanaan
(APBN,APBN1
, APBD2,
OTSUS

Pelaksana

Nng Comments

30 APBD Kab

APBD

KPA

30

APBN,APBD1,APBD
klinik VCT di 12 kab/kota
2

102.78

30

Bengkalis ada 2 VCT ( GF & APBD2), dana utk mobile VCT

2015

Sumber
Pendanaan
(APBN,APBN1
Pelaksana
Nng Comments
, APBD2,
OTSUS
APBN, APBD
Kemenkes, Dinkes
Provinsi, Dinkes
Kab/Kota

APBN,APBD
1,APBD 2

260

GF-ATM,
APBN,APBD1,APBD
2

APBD

GF, Dinkes
Provinsi, Dinkes
Kab/Kota

Mbak woro, tolong target risti disesuaikan dg maping terakhir

APBD kab

30 APBD kab

2015

Sumber
Pendanaan
(APBN,APBN1
, APBD2,
OTSUS

25

APBD2

Pelaksana

Nng Comments

2015

Sumber
Pendanaan
(APBN,APBN1
, APBD2,
OTSUS

Pelaksana

Nng Comments

75 x 12
kab-kota
(dilatih APBN,
oleh
APBD1,APBD2)
Trainer
Kab)

40 x 514 GF ATM, APBN,


layanan APBD1,APBD2)

Dana untuk reagent dan obat IMS & diharapkan kab kota dapat melaksanakan kegiatan layanan IMS di Puskesmas yang dibina

2015

Sumber
Pendanaan
(APBN,APBN1
, APBD2,
OTSUS

APBN,
APBD1,APBD2)

Pelaksana

Nng Comments

2015

Sumber
Pendanaan
(APBN,APBN1
, APBD2,
OTSUS

APBN,
APBD1,APBD2)

APBN

Pelaksana

Nng Comments

2015

Sumber
Pendanaan
(APBN,APBN1
, APBD2,
OTSUS

APBN

13x 22
layanan
CST

APBN, APBD2

Pelaksana

Nng Comments

2015

Sumber
Pendanaan
(APBN,APBN1
, APBD2,
OTSUS

Pelaksana

Nng Comments

RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDGs


Program/Ke
giatan/
Tindakan

Indikator

USULAN PERUBAHAN

DEFINISI
OPERASIONAL

PERHITUNGAN/RUMUS

NOMINATOR

Kondi
si
DENOMI Exciti
NATOR
ng
2010
2011

Target Pencapaian
2012

2013

2014

Alokasi Anggaran
2015

###

2012

Target 6C : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya (TB) hingga tahun 2015
Indikator
1. Angka kejadian tuberkulosis (insiden semua kasus/ 100.000 penduduk/ tahun)
MDGs
2. Tingkat prevalensi tuberkulosis (per 100.000 penduduk)
3. Tingkat kematian karena tuberkulosis (per 100.000 penduduk)
4. Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi dalam program DOTS (CDR)
5. Proporsi kasus Tuberkulosis yang berhasil diobati dalam program DOTS (success rate)
Daerah
Kegiatan 1 : 1. Jumlah kasus TB per
100.000 penduduk

Jumlah Semua Kasus


TB yang ditemukan
diantara 100.000
penduduk

Sub kegiatan
1a. Advokasi
Pembentukan
Gerdunas

Sub kegiatan 1a.


Advokasi Pengendalian
Penyakit TB melalui
Gerdunas/ wadah
koordinasi lain yang
sudah ada

Prov : Jumlah
kabupaten/kota endemis
TB yang memiliki Gerdunas
TB

Indikator:

Sub
kegiatan1b.
Monitoring
dan
surveilens
penyakit

Prov: Jumlah
kabupaten/kota yang TB
yang melaksanakan
pertemuan monev dan
validasi data setiap 6 bulan

Jml pasien TB
(semua tipe) yang
ditemukan dalam 1
tahun

Jumlah
75
Pendudu
k saat
itu dikali
100.000

100

130

160

180

Gerakan Terpadu
Nasional (Gerdunas)
Prov:
atau wadah koordinasi
lainnya adalah forum
1) Persentase Kab/Kota yang salah satu
yang melaksanakan
tugasnya asalah
Kegiatan Advokasi
pengendalian TB lintas
pengendalian TB melalui sektor yang dapat
Gerdunas/wadah ya
melakukan Advokasi
ke Pemerintah Daerah

Jumlah kabupaten/kota
yang melaksanakan
Advokasi melalui
Gerdunas/wadah yang
ada dibagi dengan
jumlah seluruh
kabupaten/kota
Target pencapaian
50% th 2011 dan th
2015- 100%.

Jml Kab/Kota yg
melaksanakan
advokasi melalui
Gerdunas/wadah yg
ada

Jml
seluruh
Kab/Kota

50

70

85

100

Indikator:

Jumlah kabupaten/kota
yang melaksanakan
pertemuan monev dan
atau validasi data setiap
6 bulan dibagi jumlah
seluruh kabupaten/kota

Jumlah
kabupaten/kota yang
melaksanakan
pertemuan monev
dan atau validasi data
setiap 6 bulan

jumlah
seluruh
kabupate
n/kota

100

100

100

100

100

100

Persentase
kabupaten/kota yang
melaksanakan
pertemuan monev dan
atau validasi data setiap
6 bulan

Pertemuan Monev dan


validasi data di tingkat
kabupaten untuk
mengevaluasi
pelaksanaan Program
TB di tingkat kab/kota

120.0 125.0

0.0

90.0

300.0 300.0

Sub kegiatan
1c.
Penyediaan
tuberkulin
test untuk
diagdengosis
TB pada anak

Jumlah fasilitas pelayanan


kesehatan yang
menyediakan tuberkulin
tes

Sub kegiatan 1c.


Terlaksananya diagnostik
TB anak dengan
tuberkulin test

Persentase fasilitas
pelayanan kesehatan
yang melaksanakan
diagnostik TB anak
dengan tuberkulin tes
(RS dan puskesmas)

Uji tuberkulin tes


adalah salah satu
parameter sistem
skoring untuk
diagnosis TB anakanak yang mempunyai
nilai skor yang paling
tinggi.

Jumlah TIM yang dilatih


DOTS TB (dokter, perawat
dan tenaga laboratorium)
di puskesmas

Sub kegiatan 2a. Fasilitas


Pelayanan Kesehatan
yang melaksanakan
layanan TB DOTS
Indikator: Persentase
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dengan
melaksanakan layanan
DOTS.

Sub kegiatan Propinsi : Jumlah Wasor TB


2 b.
kab/kota TB yg dilatih
Pelatihan
wasor TB
kabupaten/
kota

Indikator: Persentase
Penanggung jawab
program (wasor) TB
kabupaten/kota yang
sudah dilatih Program TB

10

20

30

40

50

33.8

45

50

60

70

70

80

90

100

100

jumlah
70
seluruh
( 12
wasor
kab/ko
kab/kota ta dgn
yang
kebut
dibutuhka uhan
n
wasor
2)

100

100

100

100

Jumlah fasilitas
pelayanan kesehatan
yang melaksanakan
diagnostik TB anak
dengan tuberkulin tes
(RS dan puskesmas)

Fasilitas Pelayanan
Kesehatan meliputi:
puskemas dan RS yang
telah dilatih dan
melaksanakan
pelayanan TB sesuai
strategi DOTS

Jumlah Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
yang mempunyai tenaga
terlatih dan
melaksanakan layanan
DOTS dibagi dengan
jumlah seluruh fasililtas
pelayanan kesehatan
Target pencapaian
range 80-100%

Jumlah Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
yang mempunyai
tenaga terlatih

jumlah
seluruh
fasililtas
pelayana
n
kesehata
n

Pengelola program
(wasor) TB
kabupaten/kota yang
sudah dilatih Program
TB
Jumlah
wasor yang
dibutuhkan sesuai
dengan jumlah
puskemas di kab/kota
tersebut (1 wasor
untuk 10 puskemas,
2 wasor 10 puskesm

Jumlah Penanggung
jawab program (wasor)
TB kabupaten/kota yang
sudah dilatih Program TB
dibagi jumlah seluruh
wasor kab/kota yang
dibutuhkan
Target pencapaian:
100%

Jumlah Penanggung
jawab program
(wasor) TB
kabupaten/kota yang
sudah dilatih Program
TB

Kegiatan 2 : 2. Persentase kasus


baru TB Paru (BTA
positif) yang ditemukan
Sub kegiatan
2a.
Pelatihan TIM
dalam
pelayanan TB
dengan DOTS

Jumlah fasilitas
pelayanan kesehatan
yang melaksanakan
diagnostik TB anak
dengan tuberkulin tes
(RS dan puskesmas)
dibagi dengan jumlah
seluruh RS dan
puskesmas
Target
Pencapaian : 2011 : 10%,
2015 : 50%

jumlah
seluruh
RS dan
puskesma
s

0.0

0.0

100

90.0

110.0

100

0.0

0.0

Sub kegiatan
2c.
Pelatihan
Teknis
Pelayanan TB
di RS dengan
Strategi
Sub
kegiatan
DOTS
2d.
Penyediaan
Bio safety
Cabinet
dalam rangka
mencegah
infeksi TB di
RS

Jumlah TIM DOTS TB


(dokter, perawat dan
petugas lab) Rumah Sakit
Pemerintah Kab/Kota
endemis TB yang dilatih.

Indikator : Persentasi
Rumah sakit Pemerintah
yang memiliki tim DOTS
terlatih

Propinsi : Jumlah Rumah


Sakit yang memiliki Bio
Safety Cabinet.

Sub kegiatan 2d.


Pelaksanaan
pengendalian infeksi di
RS dalam implementasi
DOTS.

Propinsi : Persentase
rumah sakit yang
melaksanakan
Pengendalian infeksi
airborne dalam
implementasi DOTS

Sub kegiatan
2e.
Sosialisasi
Pelayanan TB
dengan
Strategi
DOTS di
Rumah Sakit

Propinsi : Jumlah Rumah


Sakit Pemerintah Kab / Kota
yang telah memiliki SK
Direktur RS tentang
pembentukan Tim DOTS

Tim yang terdiri dari


dokter, perawat dan
petugas Lab) di Rumah
Sakit yang telah dilatih
untuk melaksanakan
strategi DOTS

Jumlah RS yang
mempunyai tim DOTS
terlatih dibagi dengan
jumlah RS.
Target
pencapaian : tahun 2011
= 40%, Laboratorium
tahun 2015 =RS
Jumlah
80%
yang melaksanakan
pengendalian infeksi TB
dalam pemeriksaan
kultur dibagi dengan RS
yang sudah
mengimplementasi
strategi DOTS Target =
2011 sd 2014 = 50%100%

Jumlah RS yang
jumlah
mempunyai tim DOTS RS
terlatih
seluruh
Kab/KOta

Rumah sakit yang


melaksanakan
Pengendalian infeksi
airborne dalam
implementasi DOTS
adalah RS yang
melaksanakan minimal
salah satu pilar dari 4
pilar pengendalian
infeksi airborne dalam
implementasi DOTS

Jumlah RS yang
melaksanakan
pengendalian infeksi
airborne dibagi dengan
RS yang sudah
mengimplementasi
strategi DOTS Target =
2011 sd 2014 = 50%100%

Jumlah RS yang
melaksanakan
pengendalian infeksi
airborne

RS yang
sudah
mengimpl
ementasi
strategi
DOTS

Surat Keputusan
Direktur RS tentang
pembentukan Tim
DOTS TB

Jumlah RS yang telah


memiliki SK Direktur
pembentukan DOTS
dibagi dengan jumlah
RS yang
mengimplementasi
DOTS. Target 100% RS
mempunyai Tim DOTS
per tahun

Jumlah RS yang telah


memiliki SK Direktur
pembentukan DOTS

jumlah
RS yang
mengimpl
ementasi
DOTS.

Jumlah Laboratorium
RS yang
melaksanakan
pengendalian infeksi
TB dalam
pemeriksaan kultur

90
( 22
RS
dari
24RS masin
g 1 dr,
RS yang
0
1
sudah
mengimpl param
edis
ementasi
dan 1
strategi
lab)
DOTS

100

100

100

100

100

0.0

90.0

0.0

0.0

10

30

50

50

75

100

80

100

100

100

100

100

0.0

0.0

Sub kegiatan 2e.


Advokasi manajemen RS
untuk membangun
komitmen dalam strategi
DOTS melalui Lokakarya
pelayanan TB oleh Tim
DOTS RS

Indikator:
Propinsi : Persentase
RUMAH SAKIT YANG
MEMILIKI SK DIREKTUR
tentang pembentukan
Tim DOTS.

Sub kegiatan
2f.
Pengadaan
Sarana dan
Prasarana
Pelayanan TB
sesuai
standar
Sub kegiatan
2g.
Penyediaan
Obat TB
dengan
Strategi
DOTS

Sub kegiatan
2h.
Pertemuan
Koordinasi
dalam
Pelayanan TB
Dengan
Strategi
DOTS dgn
stake holder
terkait

Propinsi : Jumlah Rumah


Sakit Pemerintah Kab / Kota
yang memiliki sarana
(ruang poli DOTS, rawat
inap, rawat jalan khusus
TB, Lab dengan sarana
pemeriksaan mikroskopik
sputum penderita)
Propinsi : Jumlah Rumah
Sakit Pemerintah Kab / Kota
yang telah memasukan
obat TB dalam formularium
RS

Propinsi : Jumlah Rumah


Sakit Pemerintah Kab / Kota
yang telah menjalin
kerjasama jejaring internal
dengan SMF RS dan
eksternal dengan Dinkes
setempat dan Profesi

Indikator:
Propinsi :
Jumlah rumah sakit
Pemerintah Kab/Kota
yang memiliki sarana
yang dapat memberi
Pelayanan TB dengan
strategi DOTS
Indikator:
Propinsi :
Persentase Rumah Sakit
Pemerintah Kab/Kota
yang telah memasukan
paduan standar
pengobatan TB strategi
DOTS dalam formularium
RS

Sarana RS Pemerintah
Kab/Kota yang
memiliki sarana untuk
pelayanan TB (ruang
rawat inap TB, rawat
jalan khusus TB, Lab
dengan sarana
pemeriksaan BTA,
pelayanan
OAT)
Rumah
sakit
pemerintah kab/ko
yang memiliki
formularium yang
mencantumkan
paduan standar
pengobatan TB
strategi DOTS
sebagaimana buku
pedoman nasional
penanggulangan TB

Target sesuai dengan jml


RS yang dikembangkan
dengan strategi DOTS

Pertemuan jejaring
internal adalah
pertemuan koordinasi
antara seluruh layanan
yang terkait dengan
TB di RS, sedangkan
pertemuan jejaring
eksternal adalah
pertemuan koordinasi
antara RS dengan
Dinas Kesehatan
setempat yang
melibatkan seluruh
fasyankes DOT

Jumlah Rumah Sakit


Pemerintah Kab / Kota
yang telah
melaksanakan
pertemuan jejaring
internal dan eksternal
masing-masing minimal
dua kali setahun dibagi
dengan jumlah RS
Kab/Ko yang
melaksanakan strategi
DOTS
Target: 50%

Jumlah RS yang sudah


memasukan paduan
standar pengobatan TB
strategi DOTS dalam
formularium RS dibagi
dengan seluruh RS yang
sudah
mengimplementasi
strategi DOTS

22

24

24

24

24

Jumlah RS yang sudah


memasukan paduan
standar pengobatan
TB strategi DOTS
dalam formularium RS

seluruh
RS yang
sudah
mengimpl
ementasi
strategi
DOTS

100

100

100

100

100

Jumlah Rumah Sakit


Pemerintah Kab / Kota
yang telah
melaksanakan
pertemuan jejaring
internal dan eksternal
masing-masing
minimal dua kali
setahun

jumlah RS
Kab/Ko
yang
melaksan
akan
strategi
DOTS

30

50

50

50

50

24

0.0

0.0

100

0.0

0.0

Target: 100%

Sub kegiatan 2h.


Pertemuan jejaring
internal dan eksternal RS
dalam implementasi
strategi DOTS

Indikator:
Persentase Rumah Sakit
Pemerintah Kab / Kota
yang telah melaksanakan
pertemuan jejaring
internal dan eksternal
masing-masing minimal
dua kali setahun

50

100.0 120.0

Sub kegiatan Jumlah PMO yang terlatih


2i.
dan melaksanakan
Pelatihan
pelacakan kasus mangkir
Pengawas
Minum Obat
(PMO) dalam
rangka
memantau
Kepatuhan
Penderita

Persentase PMO terlatih


diantara seluruh pasien
TB yang ditemukan

PMO terlatih adalah


orang yang dipercaya
untuk memantau dan
menjamin keteraturan
berobat pasien TB
(dapat berasal dari
petugas kesehatan,
kader, guru dan tokoh
masyarakat atau
anggota keluarga)
yang telah mendapat
penjelasan dari
petugas dan mampu
menjela

Jumlah PMO terlatih


diantara seluruh pasien
TB yang ditemukan
dibagi dengan jumlah
PMO yang tercatat dalam
kartu penderita TB01.

Sub kegiatan
2j.
Pelatihan
Petugas
Kesehatan di
Lapas/rutan
dalam
pelayanan
TB DOTS

Propinsi : Jumlah Petugas


Kesehatan di Lapas/Rutan
kab/ kota yang dilatih
strategi DOTS

Indikator : Persentase
Rutan/Lapas yang
memiliki tim DOTS
terlatih

Tim yang terdiri dari


dokter dan/atau
perawat dan petugas
Lab) di Klinik
Rutan/Lapas yang
telah dilatih untuk
melaksanakan strategi
DOTS

Sub kegiatan
2k.
Pelatihan
tenaga
laboratorium
dalam
meningkatka
n kualitas
diagnostik TB

Propinsi : Jumlah Tenaga


Lab yang dilatih dan
melaksanakan cross cek
secara teratur setiap
triwulan

Indikator: Presentase
tenaga Lab yang dilatih
dan mengirimkan slide
untuk dilakukan cross
check secara teratur
setiap triwulan di seluruh
laboratorium TB (PPM
dan PRM)

Tenaga Laboratorium
di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan adalah
tenaga dilatih dan
melaksanakan Quality
Assurance (QA) lab.
Laboratorium TB yang
dimaksud adalah PPM
dan PRM

Jumlah PMO terlatih


diantara seluruh
pasien TB yang
ditemukan

jumlah
PMO yang
tercatat
dalam
kartu
penderita
TB01.

80

100

100

100

100

100

0.0

0.0

Jumlah Klinik
Rutan/Lapas yang
mempunyai tim DOTS
terlatih dibagi dengan
jumlah klinik
Rutan/Lapas
Target
pencapaian : tahun 2011
= 40%, tahun 2015 =
80%

Jumlah Klinik
jumlah
62
Rutan/Lapas yang
klinik
(jumla
mempunyai tim DOTS Rutan/Lap
h
terlatih
as
lapas
8 dan
terlati
h 5)

62

62

100

100

100

0.0

0.0

Tenaga Lab yang dilatih


dan mengirimkan slide
untuk dilakukan cross
check secara teratur
setiap triwulan dibagi
jumlah seluruh
laboratorium diagnosis
TB (PPM dan PRM) dalam
persen
Target 100%

54

100

100

100

100

100

60.0

120.0

Target : 100%

Sub kegiatan
2l.
Pengadaan
(ketersediaan
) mikroskop
dan bahan
laboratorium
yang sesuai
standard
(reagen, pot
sputum, slide,
box slide)
untuk
pemeriksaan
sputum

Jumlah Fasilitas pelayanan


kesehatan yang memiliki
ketersediaan mikroskop
dan bahan laboratorium
(reagen, pot sputum, slide,
box slide) untuk
pemeriksaan TB

Sub kegiatan 2l.


Ketersediaan mikroskop
dan bahan laboratorium
yang sesuai standard
(reagen, pot sputum,
slide, box slide) untuk
pemeriksaan sputum

Indikator:

Mikroskop dan bahan


1) laboratorium
Persentase Puskesmas
(reagensia Zn) yang
Rujukan
sesuai standar untuk
Mikroskop/Puskesmas
pemeriksaan dan
Pelaksana Mandiri/Lab RS diagnosis TB dalam
yang memiliki mikroskop jumlah yang cukup.
standar dan berfungsi
Untuk bahan
baik
laboratorium angka
kecukupannya minimal
untuk 3 bulan kedepan

Sub kegiatan Jumlah RS yang


2m.
mempunyai ruang isolasi
Ruang Isolasi pasien TB-HIV dan MDR-TB
untuk pasien
TB-HIV dan
MDR-TB

Kegiatan 3 : 3. Persentase kasus


baru TB Paru (BTA
positif) yang
disembuhkan

- Jumlah RS yang
memiliki ruang isolasi
untuk TB-HIV
- Jumlah RS
yang memiliki ruang
isolasi untuk MDR-TB

1) Jumlah Puskesmas
Rujukan
Mikroskop/Puskesmas
Pelaksana Mandiri/Lab
RS yang memiliki
mikroskop standar yang
berfungsi dengan baik
dibagi dengan seluruh
jumlah Puskesmas
rujukan
Mikroskopis/Puskesmas
Pelaksana Mandiri/RS.
Target 100%

1) Jumlah Puskesmas
Rujukan
Mikroskop/Puskesmas
Pelaksana Mandiri/Lab
RS yang memiliki
mikroskop standar
yang berfungsi
dengan baik

seluruh
jumlah
Puskesma
s rujukan
Mikroskop
is/Puskes
mas
Pelaksana
Mandiri/R
S.

80

90

90

90

100

84

86

87

87

88

100

70.0

80.0

Ruang isolasi adalah


ruangan rawat inap
khusus yang
disediakan untuk
pasien TB-HIV dan
MDR-TB di Rumah Sakit
yang mempunyai
kaidah pencegahan
dan pengendalian
infeksi TB

200.0 200.0

Sub kegiatan Jumlah PKM yang


3a.
menyediakan OAT TB
Penyediaan
Obat Anti
Tuberkulosis
(OAT) sesuai
standard

Persentase fasilitas
pelayanan kesehatan
DOTS yang memiliki stok
OAT

OAT adalah paduan


obat yang disediakan
dalam bentuk paket.
Satu (1) paket untuk
satu (1) orang dalam 1
masa pengobatan
(intensif = 2 bulan,
lanjutan = 4 bulan)

Jumlah fasilitas
pelayanan kesehatan
DOTS yang memiliki stok
OAT dibagi dengan
jumlah seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan
DOTS Target 100%

Jumlah fasilitas
pelayanan kesehatan
DOTS yang memiliki
stok OAT

jumlah
seluruh
fasilitas
pelayana
n
kesehata
n DOTS

100

100

100

100

100

100

1000.0

1100.0

Sub kegiatan
3b.
Promosi
kesehatan
tentang TB

Persentase fasyankes
pemerintah yang
memiliki media KIE untuk
program TB

Media KIE TB seperti


poster, leaflet, brosur
dan lembar balik yang
dapat digunakan
promosi kesehatan
tentang TB untuk
meningkatkan
penemuan kasus TB

Jumlah fasilitas
Pelayanan Kesehatan
pemerintah yang
memiliki media KIE untuk
program TB dibagi
dengan jumlah seluruh
Fasilitas pelayanan
kesehatan
Target:
100%

Jumlah fasilitas
Pelayanan Kesehatan
pemerintah yang
memiliki media KIE
utk program TB

jumlah
seluruh
Fasilitas
pelayana
n
kesehata
n

50

50

100

100

100

100

72.0

100.0

Jumlah Fasilitas Pelayanan


Kesehatan yang memiliki
media KIE (poster, leaflet,
brosur, lembar balik)

Alokasi Anggaran
2013

2014

2015

Dinas
Keseh
atan
Propin
si
Riau
dan
kab/K
ota

130.0 165.0

110.0 120.0

300.0 350.0

Sumb
er
Pelak
Pend
sana
anaa
n

360

90.0

120.0

150

90.0

90.0

90

0.0

0.0

Pusat

135.0 135.0

135

200.0 400.0

600

0.0

0.0

APBD

0.0

0.0

0.0

0.0

120.0 120.0

120

Ruma
h
Sakit

0.0

0.0

80.0

0.0

130.0 130.0

130

80.0

85.0

250.0 250.0

80

250

1200.0

###

110.0 120.0

APBN Pusat
&
Dan
APBD Daera
h

120

APBN Pusat
&
Dan
APBD Daera
h

RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDGs


Program/Kegi
atan/
Tindakan

Indikator

Definis Operasional

Cara Perhitungan

Kondisi
Excisting
s/d th 2010

Target Pencapaian
2012
2013
2014

2011

Alokasi Anggaran (dalam juta)


2011
2012
2013

2015

RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDGs


PROVINSI RIAU
Kegiatan 2 :
Pengendalian
Penyakit
Bersumber
Binatang

Angka
penemuan
kasus Malaria
per 1.000
penduduk

Jumlah penderita/kasus malaria


positif per 1000 penduduk pada
satuan wilayah
provinsi/kab/kota/kec/desa daerah
endemis malaria selama periode 1
(satu) tahun yang didapat dari Unit
Pelayanan Kesehatan (UPK)

Jumlah kasus malaria positif dibagi


dengan jumlah penduduk berisiko
atau tinggal di daerah endemis
malaria
dikalikan 1000 dalam periode 1 (satu)
tahun
Penduduk berisiko adalah penduduk
yang tinggal di daerah endemis
malaria atau ada penularan malaria

Sub kegiatan
1a.
Kampanye
Pembagian
Kelambu
Massal daerah
endemis
malaria tinggi

Provinsi : Jumlah
Kabupaten/kota
yang
melaksanakan
Kampanye
Pembagian
Kelambu Massal di
daerah endemis
malaria tinggi

Jumlah Kabupaten/kota dalam 1


(satu) provinsi yang melaksanakan
kampanye pembagian kelambu
secara massal pada desa endemis
malaria dalam 1 (satu) tahun.

Jumlah Kabupaten/Kota yang


melaksanakan Kampanye Pembagian
Kelambu secara massal pada desa
endemis malaria dalam satu wilayah
provinsi/kabupaten/kota selama periode 1
(satu) tahun.
1. Kampar
2. Pelalawan
3. Rokan Hulu
4. Rokan Hilir
5. Dumai
6. Kuantan Singingi
7. Indragiri
BengkalisHulu
5 pkm
8. Indragiri Hilir
9 Bengkalis
10. Meranti
11. Siak
Dinkes Prov Riau
Jumlah pengadaan/pembelian kelambu
berinsektisida untuk dibagikan kepada
penduduk di daerah endemis malaria
secara massal atau rutin dalam satuan
wilayah provinsi/kabupaten/kota, selama
periode 1 (satu) tahun

Sub kegiatan
1b. Pengadaan
Kelambu
berinsektisida
di kab/kota
endemis
malaria

Jumlah
pengadaaan/pem
belian Kelambu
berinsektisida

Jumlah pengadaan/pembelian kelambu


berinsektisida untuk dibagikan kepada
penduduk di daerah endemis malaria
secara massal atau rutin dalam
periode 1 (satu) tahun
(Keterangan :
1. Jumlah pengadaan kelambu = 100%
ibu hamil di daerah endemis malaria

1. Kampar
2. Pelalawan
3. Rokan Hulu
4. Rokan Hilir
5. Dumai
6. Kuantan Singingi
7. Indragiri
BengkalisHulu
8. Indragiri Hilir
9 Bengkalis
10. Meranti

0.88

<1

<1

1,899

12,244

50

30

10

10

10
10
10
10

10
10

780

1,046

9,833

780

780
129

780
136

39

39

4,000

4,000
-

1
1
1
1

1
1

1
1

1
1

5,518

50,425

50,425

50,425

7,834

8,000

8,050

4,000
818

4,000
860

4,000
902

4,000
944 -

200

200

250

3,449

Sub kegiatan
1c.
Pembagian
kelambu
berinsektisida
ibu hamil dan
bayi

Sub kegiatan
1d.
Pengambilan
darah massal
(sero survey)
(MBS, MFS,
MSE, TMC, dll)

11. Siak
Dinkes Prov Riau
Jumlah
Jumlah pembagian kelambu
Jumlah pembagian kelambu berinsektisida
pembagian
berinsektisida kepada sasaran Ibu hamil kepada sasaran Ibu hamil dan bayi
Kelambu kepada dan Bayi pada daerah endemis malaria melalui kegiatan rutin (Antenatal care atau
Ibu Hamil dan
dalam periode 1 (satu) tahun
pelayanan Imunisasi) dalam satuan
Bayi
wilayah Provinsi/kabupaten/kota endemis
malaria dalam 1 (satu) tahun
(Keterangan :
1. Jumlah ibu hamil diberikan kelambu
= 100% ibu hamil di daerah endemis
1. Kampar
malaria
2. Pelalawan
2. Alokasi anggaran =
3. Rokan Hulu
4. Rokan Hilir
5. Dumai
6. Kuantan Singingi
7. Indragiri
BengkalisHulu
8. Indragiri Hilir
9 Bengkalis
10. Meranti
11. Siak
Dinkes Prov Riau
Jumlah
Jumlah pengambilan dan pemeriksaan
Jumlah pengambilan dan pemeriksaan
pengambilan dan sediaan darah (SD Diperiksa) melalui
sediaan darah (SD Diperiksa) dari
pemeriksaan
kegiatan Mass Blood Survey, Mass Fever penduduk, suspect atau klinis malaria
sediaan darah (SD Survey, Team Mobile Clinic, dll, dalam
yang ditemukan melalui kegiatan Mass
Diperiksa)
periode 1 (satu) tahun.
Blood Survey, Mass Fever Survey, Team
Mobile Clinic, dll, dalam satu wilayah
provinsi/kabupaten/kota selama
Target sebenarnya adalah sesuai
dengan target ABER(Annual Blood
Examination Ra
1. Kampar

2. Pelalawan
3. Rokan Hulu
4. Rokan Hilir
5. Dumai
6. Kuantan Singingi
7. Indragiri
BengkalisHulu
8. Indragiri Hilir
9. Bengkalis
10. Meranti
11. Siak
Dinkes Prov Riau
Sub kegiatan
Jumlah pembelian Jumlah pengadaan/pembelian RDT
Jumlah pengadaan/pembelian RDT malaria
1e.
RDT malaria
malaria (rapid diagnostic test/alat
(rapid diagnostic test/alat diagnostik
Pengadaan
(rapid diagnostik diagnostik cepat) untuk pemeriksaan
cepat) untuk pemeriksaan sediaan darah
Rapid
test/alat
sediaan darah suspek atau klinis malaria suspek atau klinis malaria pada unit
diagnostic test diagnostik cepat) pada unit pelayanan kesehatan (Pusk, pelayanan kesehatan (Pusk, Pustu,
(RDT)
Pustu, Poliklinik) yang belum dapat
Poliklinik) yang belum dapat melakukan
(terutama
melakukan konfirmasi secara mikros
konfirmasi secara mikrosk
untuk Daerah
Terpencil
Perbatasan dan
1. Kampar
Kepulauan)
2. Pelalawan
3. Rokan Hulu
4. Rokan Hilir
5. Dumai
6. Kuantan Singingi
7. Indragiri
BengkalisHulu

16,000

500
17,018

37,531
50,425

37,273
50,425

37,431
50,425

7,834

8,000

8,050

818

860

902

360

98
488

8,878
699

59

944 -

129

136

200
18,000

16,000

200
16,000

200
5,000

250
5,000

5,000

360

39
320

39
100

1,213

7,343

11,517

36,531
12,759

36,273
13,674

36,431
13,972

82

148

365
171

300

500

600

10

15

7,417

8,159

8,974

9,872

34

38

41

2,000

2,000

2,000

2,000

10

10

10

600

600

600

600

30

30

1,200
18,710

1,500
50,425

1,500
50,425

1,500
50,425

60
881

75
669

300

400

500

650

20

26

6,208

6,820

7,502

8,252

403

444

613
-

600
3,500

6,743
-

600
6,500

500

500
-

38
33

33
-

Kepulauan)

Sub kegiatan
1f.
Pengobatan
(MBS, MFS,
MSE, TMC, dll)

Jlhpengobatan
dengan ACT
(Arthemisinine
based
Combination
Therapy)

Sub kegiatan
1g.
Penyemprotan
rumah pd desa
dengan malaria
tinggi

Jumlah rumah
yang dilakukan
penyemprotan
dengan
insektisida (indoor
resdiual spraying)

Sub kegiatan
1h.
Pengadaan
insektisida

8. Indragiri Hilir
9 Bengkalis
10. Meranti
11. Siak
Dinkes Prov Riau
Jumlah kasus positif diberikan
Jumlah kasus positif diberikan
pengobatan dengan ACT (Arthemisinine pengobatan dengan ACT dalam kegiatan
based Combination Therapy) dalam
MBS, MSE, MFS, TMC dan rutin di UPK
periode satu tahun.
dalam satu wilayah
provinsi/kabupaten/kota selama periode
Provinsi hanya bersifat buffer stock.
satu tahun (%)
Jumlah rumah dilakukan penyemprotan
dengan insektisida (indoor residual
spraying/IRS) pada lokasi/desa endemis
malaria tinggi atau terjadi peningkatan
kasus/KLB atau daerah pemukiman
baru/daerah transmigrasi endemis
malaria tinggi dalam periode 1 (satu) t

Jumlah
Jumlah pengadaan/pembelian
pengadaan/pemb insektisida dalam kg atau liter yang
elian insektisida. dibutuhkan untuk penyemprotan
sejumlah sasaran rumah di daerah
endemis malaria dalam 1 (satu) tahun.

Jumlah rumah dilakukan penyemprotan


dengan insektisida (indoor residual
spraying/IRS) pada lokasi/desa endemis
malaria tinggi atau terjadi peningkatan
kasus/KLB atau daerah pemukiman
baru/daerah transmigrasi endemis malaria
tinggi dalam satu wilayah provi

1. Kampar
2. Pelalawan
3. Rokan Hulu
4. Rokan Hilir
5. Dumai
6. Kuantan Singingi
7. Indragiri
BengkalisHulu
8. Indragiri Hilir
9. Bengkalis
10. Meranti
11. Siak
Dinkes Prov Riau

10,000
100
100

10,000
100
100

10,000
100
100

10,000
100
100

50
7
7

50
7
7

390

130

3,000
73%

6,000
100%

2,000
100%

33,002
100%

32,219
100%

31,323
100%

2,100

7,700

8,225

8,268

8,415

8,517

285

300

302

600
-

600
-

600
-

600
-

600
-

2,000

2,000
425

2,000
468

2,000
515

2,000
567

200

200
13

200
15

2,100
3,000

2,200
3,000

2,200
3,000

2,300
3,000

2,350
3,000

30
50

32
50

32
50

526

569

616

668

79

81

40

40

14

16

25

25

120

220

2,100

Jumlah pengadaan/pembelian insektisida


dalam kg atau liter yang dibutuhkan untuk
penyemprotan sejumlah sasaran rumah di
daerah endemis malaria dalam satu
wilayah provinsi/kabupaten/kota selama
periode 1 (satu) tahun.

###

Provinsi hanya bersifat buffer stock.


Perkiraan Harga saat ini:
Vectron : 65.000/ kg

Sub kegiatan
1i.
Pengadaan
alat semprot
(spraycan) dan
perlengkapan
alat
penyemprot

Jumlah
pengadaan/pemb
elian alat semprot
(spraycan)

Jumlah pengadaan/pembelian spraycan


untuk penyemprotan sasaran rumah di
daerah endemis malaria dalam satu
tahun
Perkiraan Harga saat ini:
Spray Can : 12.500.000/ buah

1. Kampar
2. Pelalawan
3. Rokan Hulu
4. Rokan Hilir
5. Dumai
6. Kuantan Singingi
7. Indragiri
BengkalisHulu
8. Indragiri Hilir
9 Bengkalis
10. Meranti
11. Siak
Dinkes Prov Riau

Jumlah pengadaan/pembelian spraycan


untuk penyemprotan sasaran rumah di
daerah endemis malaria dalam wilayah
Prov/kabupaten/kota selama 1 (satu) tahun
1.
2.
3.
4.

Kampar
Pelalawan
Rokan Hulu
Rokan Hilir

20

###

425

468

515

567

100

100

100

100

24

27

12

22

250

alat semprot
(spraycan)
(spraycan) dan
perlengkapan
alat
penyemprot

Sub kegiatan
1j.
Pelatihan
tenaga
mikroskopist
malaria

Sub kegiatan
1k.
Pelatihan
medis dan
paramedis
dalam
tatalaksana
kasus malaria

Sub kegiatan
1l.
Pelatihan
pengelola
malaria dalam
manajemen
program
malaria

Jumlah
mikroskopist
malaria dilatih

tahun
Perkiraan Harga saat ini:
Spray Can : 12.500.000/ buah

Jumlah mikroskopist malaria pada UPK


yang mendapatkan/dilakukan
pelatihan/refreshing dalam 1 (satu)
tahun

5. Dumai
6. Kuantan Singingi
7. Indragiri
BengkalisHulu
8. Indragiri Hilir
9 Bengkalis
10. Meranti
11. Siak
Dinkes Prov Riau

Jumlah mikroskopist malaria pada UPK


yang mendapatkan/dilakukan
pelatihan/refreshing dalam wilayah
provinsi/kabupaten/kota selama periode 1
(satu) tahun

1. Kampar
2. Pelalawan
3. Rokan Hulu
4. Rokan Hilir
5. Dumai
6. Kuantan Singingi
7. Indragiri
BengkalisHulu
8. Indragiri Hilir
9 Bengkalis
10. Meranti
11. Siak
Dinkes Prov Riau
Jumlah tenaga
Jumlah dokter dan tenaga keperawatan Jumlah dokter dan tenaga keperawatan
dokter dan
pada UPK yang mendapatkan/dilakukan pada UPK yang mendapatkan/dilakukan
paramedis yang
pelatihan manajemen tatalaksana
pelatihan manajemen tatalaksana kasus
dilatih dalam
kasus malaria terkini dalam 1 (satu)
malaria terkini dalam wilayah
manajemen
tahun.
provinsi/kabupaten/kota selama periode 1
tatalaksana kasus
(satu) tahun.
malaria

Jumlah tenaga
Jumlah Pengelola Malaria Kab/kota dan
pengelola malaria Pusk yang mendapatkan/dilakukan
yg dilatih
pelatihan manajemen pengendalian
malaria dalam 1 (satu) tahun

1. Kampar
2. Pelalawan
3. Rokan Hulu
4. Rokan Hilir
5. Dumai
6. Kuantan Singingi
7. Indragiri
BengkalisHulu
8. Indragiri Hilir
9 Bengkalis
10. Meranti
11. Siak
Dinkes Prov Riau
Jumlah Pengelola malaria kab dan
puskesmas yang mendapatkan/dilakukan
pelatihan manajemen program malaria
dalam wilayah provinsi/kabupaten/kota
selama periode 1 (satu) tahun

1.
2.
3.
4.

Kampar
Pelalawan
Rokan Hulu
Rokan Hilir

20

5
5
10
4

50

5
10
10
2

10
10
2

250

70
50

125
70
25

37

40

42

34

122

77

10

12

14

30

35

40

25

25

26

26

30

30

50
118

10

10

15
62

35

37

14

10

12

14

10
2

62,5

30 -

25

25

30 -

24

36

24
35

53

82

63

75

80
67

132

24

24

25

28

30

35

40

50

60

program
malaria

Sub kegiatan
1m.
Pengembangan
model
intervensi
lintas sektor
(seperti
Larvaciding,
biological
control/peneba
ran ikan
pemakan
jentik, source
reduction, dll)

Provinsi: Jumlah
kabupaten/kota
yang melakukan
intervensi vector
control dan
pengembangan
model
pengendalian
malaria.

5. Dumai
6. Kuantan Singingi
7. Indragiri
BengkalisHulu
8. Indragiri Hilir
9 Bengkalis
10. Meranti
11. Siak
Dinkes Prov Riau
Jumlah kab/kota yang melakukan
Jumlah kab/kota yang melakukan kegiatan
kegiatan pengembangan model dan
pengembangan model dan jenis intervensi
jenis intervensi pengendalian malaria
pengendalian malaria seperti
seperti pembentukan tim eliminasi atau pembentukan tim eliminasi atau tim
tim gebrak malaria, pengembangan
gebrak malaria, pengembangan model
model berbasis masyarakat
berbasis masyarakat (PLA), penebaran
(PLA=Participatory Learning & Action),
jentik, source reduction, dll dalam w
penebaran ikan
1. Kampar
2. Pelalawan
3. Rokan Hulu
4. Rokan Hilir
5. Dumai
6. Kuantan Singingi
7. Indragiri
BengkalisHulu
8. Indragiri Hilir
9 Bengkalis
10. Meranti
11. Siak
Dinkes Prov Riau

Keterangan :
Informasi harga hanya perkiraan

9 -

12
-

27
1

27
1

24
2

24
2

1
1

15 -

35
-

30

70
20

10

1
1

1
1

10
10
2

10
10

nggaran (dalam juta)


2014
2015

Sumber
Pendanaan

14,296

14,229

30

30

10

10

10
10

10
10 APBD

9,833

780
142
49

Pelaksana

APBD

5 pkm
Dinkes Inhil

9,833

780
149 APBD

Dinkes

8,862
714

8,904
674

60

61

142

149 APBD

Dinkes

49
100

APBD II
100 APBD

Kab

363
180

364
165

20
45

50 APBD

Dinkes

10

10 APBD

Kab

30

30

75
2,737

75
2,739

33

43

488
7

537 APBD
-

APBD II

Dinkes

50
7
7

50
7
7

Kab

2,145

2,095

304

306

200
16

200
17

33
50

34
50

82

84

40

40

17

19

APBD

Dinkes

25

25

APBD

Kab

95

220

APBD
APBD II

Dinkes
Kab

70
25

125
70
25

82

87

45

50

APBD II
APBD

30

30 APBD

47

49

12

14

35

172

70

Kab

Kab

35 APBD

32

Kab

30
2

30 APBD
2

70
20

10

Kab

10
10
10 APBD

Kab

RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDGs


TUJUAN 7 : Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup
Program/Kegiatan/
Tindakan

Indikator

TARGET 7C : Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkel
dasar
hingga
tahun 20151. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap
Indikator
MDGs
2. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap
Daerah
Kegiatan 1 :
1. Persentase penduduk yang
Penyehatan Lingkungan memiliki akses terhadap air
minum berkualitas

Sub kegiatan 1a
Pembangunan sarana air
minum berkualitas

Sub Kegiatan 1b.


Inspeksi Sanitasi sarana
air minum.

SUB KEGIATAN 1C
Advokasi penyediaan air
minum berkualitas

Jumlah Sarana air minum berkualitas


yang dibangun

Cakupan sarana air minum yang


dilakukan inspeksi sanitasi

Persentase desa yang di advokasi

Kegiatan 1 :
2. Persentase kualitas air minum
Penyehatan Lingkungan yang memenuhi syarat

Sub kegiatan 1a.


Pengawasan kualitas air minum
perpipaan (PDAM).(Biaya
Perjalanan Petugas)

Persentase sampel air minum pada


jaringan perpipaan yang memenuhi
syarat air minum

Persentase sampel air minum pada


jaringan non perpipaan yang
memenuhi syarat air minum

Persentase sampel air minum dari


depot air minum yang memenuhi
syarat

Sub kegiatan 1b.


Penyediaan water test kit untuk
setiap puskesmas.

Jumlah puskesmas yang memiliki


water test kit

Pelatihan Penggunaan Water Test


Kit Bagi Petugas Kesling PKM

Jumlah Petugas Kesling PKM yang


terlatih menggunakan Water Test Kit

Kegiatan 1 :
3. Persentase penduduk yang
Penyehatan Lingkungan menggunakan jamban sehat

Sub kegiatan 1a.


Advokasi dan kampanye STOP
BABS (buang air besar
sembarangan)

jumlah desa yang mendeklarasi STOP


BABS

Kegiatan 1 :
4. Jumlah desa yang
Penyehatan Lingkungan melaksanakan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM)

Sub kegiatan 1a.


Advokasi pelaksanaan
STBM (sanitasi total
berbasis masyarakat)

Jumlah desa yang melaksanakan


Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM)

Kampanye STBM di Desa

Jumlah Desa yang Tersosialisasi STBM

Pelatihan STBM Bagi


Kepala Puskesmas

Jumlah Kepala puskesmas yang


terlatih STBM

Jumlah Desa : 1664 Ds


Puskesmas : 194 PKM
Jumlah Pddk : 5.538.249,
5.543.031

Kegiatan Stop BABS

1. Pra Pemicuan : mencari kondisi


yang menguntungkan dan merugikan
2. Pemicuan : undangan, promkes,
diskusi kelompok, kunjungan, s/d
membuat alur penyakit, pemetaan
BABS, RTL, sertifikasi proses
pemicuan

3. Monitoring Pasca Pemicuan :


kunjungan utk pemetaan jml jamban
yg telah dibangun
4. Verifikasi ODF
5. Deklarasi & Sertifikasi
6. Rewards
Pilar
Pilar
Pilar
Pilar
Pilar

1.
2.
3.
4.
5.

Stop BABS
CTPS
PAMRT
SPAL
Sampah RT

TARGET MDGs

p
Definisi Operasional

porsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi
dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak (perkotaan dan perdesaan)
dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar (perkotaan dan perdesaan)
Persentase penduduk yang memiliki akses air minum berkualitas pada wilayah
Kecamatan/Kabupaten/Kota dalam periode waktu tertentu. Penduduk adalah orangorang yang berada pada satu wilayah yang terkait oleh aturan-aturan yang berlaku dan
saling berintera

Jumlah sarana air minum yang dibangun dan di perbaiki menjadi sarana air minumyang
berkualitas pada wilayah kecamatan/kabupaten/kota dalam periode waktu 6 bulan

Jumlah sarana air minum yang dilakukan inspeksi sanitasi diwilayah tertentu pada
periode waktu tertentu. Isnpeksi sanitasi sarana air minum dilakukan dengan cara
pengamatan dan penilaian kualitas fisik air minum dan faktor resiko pencemaran denga
menggunakan formulir. Sarana air minum : sarana air minum dari perpipaan ( PDAM),
perpipaan di masyarakat maupun non perpipaan (Sumur gali, Sumur pompa, PAH,
PMA,dst)
Persentase desa dalam wilayah kecamatan /kabupaten/kota yang telah diberikan
advokasi dalam periode waktu 6 bulan. Desa yang diadvokasi adalah desa yang telah
diadvokasi pengelolaan air minum dan makanan dirumah tangga dan
mengimplementasikan
Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat adalah Perbandingan jumlah
sampel air minum yang memenuhi syarat dibanding dengan jumlah seluruh sampel air
minum yang diuji yang diambil pada jaringan distribusi PDAM

Persentase el air minum pada jaringan perpipaan yang diambil dan diuji kualitas air
minum di wilayah tertentu pada periode waktu tertentu dan memenuhi syarat air
minum. Jaringan perpipaan yaitu jaringan distribusi PDAM dan perpipaan di masyarakat.
Kualitas air minum yang diuji: air minum yang diperiksa secara fisik mikrobiologi dan
kimia.

Persentase el air minum pada jaringan non perpipaan yang diambil dan diuji kualitas air
minum di wilayah tertentu pada periode waktu tertentu dan memenuhi syarat air
minum. non perpipaan adalah air minum yang berasal dari sarana air minum terlindung
yakni sumur gali, sumur pompa tangan, PAH, PMA dst. Kualitas air minum yang di uji : air
minum yang diperiksa secara fisik, mikrobiologi dan kimia.

Persentase sampel air minumdari depot air minum yang diambil dan diuji kualitas di
wilayah tertentu pada periode waktu tertentu dan memenuhi syarat air minum. .
Kualitas air minum yang di uji : air minum yang diperiksa secara fisik, mikrobiologi dan
kimia.

Persentase Puskesmas di wilayah kabupaten/kota yang memiliki water test kit dalam
periode waktu tertentu. Water test kit adalah peralatan yang digunakan untuk
pemeriksaan mikrobiologi dan atau kimia

Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat pada wilayah


kecamatan/kabupaten/kota dalam periode waktu tertentu. Penduduk adalah orang-orang
yang berada pada satu wilayah yang terkait oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling
berinteraksi satu dengan yang lain secara terus menerus . Jamban sehat adalah jamban
milik sendiri atau milik bersama dengan kloset leher angsa dan pembuangan akhir di
septic tank

Jumlah desa pada wilayah kecamatan/kabupaten/kota yang mendeklarasikan stop BABS


dalam periode waktu tertentu. Desa yang telah mendeklarasikan Stop BABS adalah desa
yang telah diverifikasi status bebas dari buang air besar sembarangan oleh tim verifikasi
yang dibentuk oleh puskesmas.

Jumlah desa dalam satu wilayah kabupaten/kota yang melaksanakan sanitasi total
berbasis masyarakat (STBM) pada periode waktu satu tahun. Desa yang melaksanakan
STBM adalah desa yang telah dilakukan pemicuan, ada natural leader (pemimpin di
masyarakat) ada rencana tindak lanjut masyarakat untuk mencapai sanitasi total

Jumlah desa dalam wilayah kecamatan/kabupaten/kota yang melaksanakan STBM pada


wilayah kecamatan /kabupaten/kota dalam periode waktu tertentu. Desa yang
melaksanakan STBM adalah desa yang telah dilakukan pemicuan, ada natural leader
(pemimpin di masyarakat) ada rencana tindak lanjut masyarakat untuk mencapai
sanitasi total

Cara Perhitungan

Target Pencapaian
2011

Jumlah Penduduk di wilayah


Kecamatan/Kabupaten/Kota yang memiliki akses
terhadap air minum yang berkualitas pada periode
waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk
wilayah Kecamatan/Kabupaten/Kota pada periode
waktu yang sama dikalikan 100%

2012

2013

62,5

63

63,5

90

95

100

Jumlah komulatif sarana air minum yang dibangun dan


diperbaiki menjadi sarana air minum yang berkualitas
pada wilayah kecamatan/kabupaten/kota dalam
periode 6 waktu bulan

Jumlah sarana air minum yang dilakukan inspeksi


sanitasi dibagi jumlah srana air minum diwilayah
tertentu pada periode waktu tertentu dikali 100%.

Jumlah Desa dalam wilayah


kecamatan/kabupaten/kota yang telah diberikan
advokasi dalam periode waktu 6 bulan dibagi denga
jumlah desa dibagi jumlah desa dalam wilayah
kecamatan/kabupaten/kota pada periode yang sama
dikalikan 100%

Jumlah sampel air minum pada jaringan perpipaan


yang diambil dan diuji di wilayah tertentu pada
wilayah tertentu pada periode tertentu dan memenuhi
syarat ir minum dibagi dengan seluruh sampel
jaringan perpipaan yang diambil dan diuji kualitas air
di wilayah tertentu pada periode waktu tertentu dibagi
dengan jumlah seluruh sampel air minum yang diuji
pada penyelenggara air minum di wilayah tertentu
dan periode waktu yang sama dikalikan 100%.

11

12

136

39

136

58

Jumlah sampel air minum non perpipaan yang diambil


dan diuji kualiatas diwilayah tertentu pada periode
waktu tertentu dan memenuhi syarat air minum dibagi
dengan jumlah seluruh sampel air minum non
perpipaan yang diambil dan diuji kualitas pada
wilayah tertentu pada periode yang sama dikalikan
100%
Jumlah sampel air minum dari depot air minum yang
diambil dan diuji kualiatas pada periode waktu
tertentu dan memenuhi syarat air minum dibagi
dengan jumlah seluruh sampel air minum depot air
minum yang diambil dan diuji kualitas pada periode
yang sama dikalikan 100%

Jumlah Puskesmas diwilayah kabupaten/kota


yangmemiliki water test kit dalam periode waktu
tertentu dibagi dengan jumlah seluruh puskesmas
diwilayah kabupaten/kota dalam periode waktu
tertentu dikalikan 100%

Jumlah penduduk yang menggunakan jamban sehat di


wilayah kecamatan/kabupaten/kota dala periode
waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
wilayah kecamatan /kabupaten/kota dikalikan 100%

67

69

72

Jumlah komulatif desa pada wilayah kecamatan/


kabupaten/Kota yang mendeklarasikan Stop BABS
dalam periode waktu tertentu

Jumlah desa dalam satu wilayah kabupaten/kota


propinsi yang melaksanakan sanitasi total berbasis
masyarakat (STBM) pada periode waktu satu tahun

hn

1,250

5,500

1,450

11,000

16,000

246

410

821

410

194 / 12
Kab/Kota

et Pencapaian

Alokasi Anggaran (Ribu)

2014

67

100

2015

2011

2012

2013

2014

1,280,000

1,280,000

1,280,000

227,480

12,760

12,760

2015

12

4,840

19.4

75

5,280

5,280

948,480

998,400

998,400

37,050

39,000

39,000

12,240,000

3,510,000

1,746,000

440,000

220,000

1,641

300,000,000

400,000,000

400,000,000

779

738,000,000

1,230,000,000

2,337,000,000

246

812,790

405,900

243,540

20,000

900,000

0.7

Sumber
Pendanaan

Pelaksana

APBD

APBD

TUJUAN 4 : Menurunkan Angka Kematian Anak


Program/Kegiatan/
Indikator
Tindakan

Saat
ini
(2010)
TARGET 4A : Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua per tiga dalam ku
Indikator MDGs
: 1. Angka kematian balita per 1.000 kelahiran hidup
2. Angka kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup
3. Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak
Nasional
Program 1 : Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Kegiatan 1: Pembinaan
1.Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1)
x100%
Pelayanan Kesehatan Anak
2.Cakupan pelayanan kesehatan bayi (K By)

x100%

3.Cakupan pelayanan kesehatan anak balita


(K Bal)
Daerah
Sub kegiatan 1g.
Distribusi Vaksin HB O

Jumlah Poskesdes/bidan desa yang mendapat


distribusi vaksin HB 0 sesuai sasaran
x100%

Sub kegiatan 2e.


Peningkatan jumlah
Puskesmas dengan rantai
dingin yang efektif

Cakupan Puskesmas dengan rantai dingin


efektif

Sub kegiatan 2f.


Peningkatan jumlah
Puskesmas yang memiliki
2-3 tenaga kesehatan
terlatih memberikan
imunisasi sesuai standar

Cakupan Puskesmas yang memiliki minimal 2


-3 tenaga kesehatan yang terlatih
memberikan imunisasi sesuai standar

Sub kegiatan 2g.


Pemberian imunisasi
campak pada bayi

Cakupan bayi yang diimunisasi campak

x100%

x100%

Sub kegiatan 2h.


Jumlah puskesmas yang mempunyai semua
Distribusi Vaksinasi Dasar jenis vaksinasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio
(BCG, DPT/HB1-3, Polio 1- 1-4, Campak)
4, Campak)

x100%

x100%

Sub kegiatan 2i.


Jumlah bayi yang mendapat imunisasi dasar
Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, Campak) x100%
lengkap
dalam setahun

Target Pencapaian
2010 2011 2012 2013 2014
ua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015
idup
ran hidup
asi campak

92%

91.7%

2015

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

85

90

90

90

90

100

100

100

100

100

85

90

90

90

90

Alokasi Anggaran (dalam juta)


2011 2012 2013 2014 2015

1,854

984

689

Sumber
Pendanaa Pelaksana
n

APBD

APBD

APBD

APBD

Goal 6 HIV/AIDS
RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDGs

Program/Kegiatan/ Tindakan

TARGET 6A : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HI


dan
AIDS hingga
Indikator
MDGs tahun 2015

Daerah
Sub kegiatan 1a . Sero surveilans

Sub kegiatan 1b. Pelatihan surveilans

Sub kegiatan 2a. Promosi


pencegahan HIV dan AIDS
Sub kegiatan 2b. Pelatihan guru
Sub kegiatan 2c. Life skill education
(LSE)
Sub kegiatan 2d. Pelatihan pendidik
sebaya untuk remaja luar sekolah
Sub kegiatan 2e. Life skill education
(LSE) untuk remaja luar sekolah
Sub kegiatan 2f.Asesmen/survey
tentang pengetahuan remaja yang
komprehensif tentang HIV dan AIDS

Sub kegiatan 3a. Pelatihan VCT bagi


tim di fasilitas kesehatan

Sub kegiatan 3b. Dukungan sarana


dan operasional untuk layanan VCT
Sub kegiatan 3c. Penjangkauan

Sub kegiatan 4a. Advokasi dan


sosialisasi
Sub kegiatan 4b. Pelatihan IMS bagi
tim di fasilitas kesehatan
Sub kegiatan 4c. Dukungan sarana
dan operasional untuk pembentukan
layanan IMS bagi fasilitas kesehatan
Sub kegiatan 4d. Pelatihan
pengurangan dampak buruk (harm
reduction) bagi petugas di sarana
kesehatan
Sub kegiatan 4e. Dukungan sarana
dan operasional untuk pembentukan
layanan pengurangan dampak buruk
(HR)
* Kegiatan ini dapat diusulkan
kab/kota jika jumlah penasun minimal
100 orang
Layanan kesehatan yang melakukan
layanan MMT
Sub kegiatan 4f. Pelatihan PMTCT
bagi petugas di sarana kesehatan
Sub kegiatan 4g. Dukungan sarana
dan operasional layanan PMTCT
Sub kegiatan 4h. Promosi dan
penguatan sistem komunitas untuk
program PMTCT
Sub kegiatan 4i. Pelatihan
Manajemen program untuk Pengelola
Program dan Bapelkesda

Sub kegiatan 4j.Peningkatan


kapasitas kelembagaan dalam
penanggulangan HIV dan AIDS
Sub kegiatan 4k.Pelaksanaan
superivisi dan monitoring dalam
penanggulangan HIV dan AIDS

Sub kegiatan 5a. Pengadaan kondom


Sub kegiatan 5b. Penguatan promosi,
distribusi dan pasokan kondom
Sub kegiatan 5c.Pertemuan rutin
pemangku kepentingan di lokasi
Target 6B : Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV dan AIDS bagi semua yang
membutuhkan
Indikator MDGssampai dengan tahun 2015
Nasional
Program 1 : Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kegiatan 1 : Pengendalian Penyakit
Menular Langsung
Daerah
Kegiatan 1 : Pengendalian
Penyakit Menular Langsung
Sub kegiatan 1a.
Pelatihan CST
bagi tim petugas di sarana
kesehatan
Sub kegiatan 1b.
Dukungan
sarana dan operasional operasional
untuk pembentukan layanan CST
Sub Kegiatan 1c. Pengembangan
dukungan sebaya ODHA
Sub kegiatan 1d. Pemeriksaan CD4
Sub kegiatan 1e.
viral load

Pemeriksaan

Sub kegiatan 1f.


Dukungan
mitigasi pendidikan bagi ODHA
/orang terdampak HIV, yang miskin

Sub kegiatan 1g.


Dukungan
mitigasi terkait ekonomi (melalui
Usaha Ekonomi Produktif) bagi
ODHA /orang terdampak HIV, yang
miskin
Nasional
Program 2 : Pembinaan Upaya Kesehatan
Kegiatan 1 : Pembinaan Upaya
Kesehatan Rujukan
Daerah
RS yang menyediakan layanan
rujukan HIV dan AIDS

ERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDGs

Indikator

Pencapaian Saat
Ini

an penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV


015
1. Prevalensi HIV pada penduduk usia 15-49 tahun
2. Penggunaan kondom pada hubungan seks
terakhir
3. Proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang
memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV
dan
AIDS
1. Prevalensi
kasus HIV (Indikator Nasional)
Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan sero
surveilans

4 Kab/kota,
Kampar, Rohil,
Pekanbaru(APBD),
Siak ( APBN)

Jumlah orang yang dilatih surveilans

2 Orang

2. Persentase penduduk 15 - 24 tahun yang


memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV
dan AIDS
Propinsi : Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan
7 Kab/Kota
promosi (media massa dan KIE) kesehatan tentang HIV dan
AIDS
Jumlah guru (Biologi, Penjas, BP/BK) yang dilatih
% siswa yang mendapatkan LSE

0
0

jumlah pendidik sebaya yang dilatih

% remaja luar sekolah yang mendapatkan LSE

50 Orang

Terlaksananya asesmen /survey tentang pengetahuan


remaja yang komprehensif tentang HIV dan AIDS di tingkat
provinsi

3. Jumlah orang yang berumur 15 tahun atau lebih


yang menerima konseling dan test HIV
Jumlah tim yang dilatih VCT

10 Tim

Jumlah layanan VCT yang memiliki sarana dan operasional 10 Layanan

Jumlah populasi risti yang dijangkau

3.000 Orang

4. Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan


pencegahan penularan HIV sesuai pedoman
Propinsi : Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan
advokasi dan sosialisasi pencegahan penularan

7 Kab/Kota

Jumlah tim yang dilatih IMS

1 Layanan IMS

Jumlah layanan IMS yang memiliki sarana dan operasional 5 Layanan IMS

Jumlah Tim yang dilatih program pengurangan dampak


buruk (HR)

Jumlah layanan pengurangan dampak buruk (HR) yang


mempunyai sarana dan operasional

Jumlah layanan yg melakukan program MMT


Jumlah Tim yang dilatih PMTCT

Jumlah layanan PMTCT yang mempunyai sarana dan


operasional

Jumlah kegiatan promosi dan penguatan sistem komunitas


yang dilaksanakan

Jumlah orang yang dilatih manajemen program

Jumlah forum kemitraan yang berfungsi

10

Jumlah supervisi dan monitoring yang dilaksanakan

12 Kab/Kota

5. Persentase Penggunaan kondom pada kelompok


hubungan seks berisiko tinggi (berdasarkan
pengakuan pemakai)
Jumlah kondom yang diadakan

144,734

Jumlah outlet kondom yang berfungsi

271

Jumlah pertemuan pemangku kepentingan di lokasi yang


dilaksanakan

kses terhadap pengobatan HIV dan AIDS bagi semua yang


ngan tahun
2015 penduduk yang terinfeksi HIV lanjut yang
1. Proporsi
memiliki akses pada obat antiretroviral
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
1. Persentase ODHA yang mendapatkan Anti Retroviral
Treatment (ART)
1. Presentase ODHA yang mendapatkan Anti
Retroviral Treatment (ART)
Jumlah tim CST layanan kesehatan yang dilatih

4 Tim

Jumlah layanan CST yang mempunyai sarana layanan


kesehatan dan operasional

Jumlah KDS yang dikembangkan

Jumlah ODHA yang mengakses pemeriksaaan CD 4


Jumlah ODHA yang mendapatkan pemeriksaan viral load.
Jumlah ODHA yang menerima dukungan mitigasi terkait
pendidikan

Jumlah ODHA yang menerima dukungan mitigasi terkait


ekonomi

paya Kesehatan
1. Persentase RS Pemerintah yang menyelenggarakan
pelayanan rujukan bagi Orang dengan HIV dan AIDS
(ODHA)
1. Persentase RS Pemerintah yang menyelenggarakan
pelayanan rujukan bagi Orang dengan HIV dan AIDS
(ODHA)

16%

10

Target Pencapaian
2012
2013

2011

2014

2,011

<0,5
4

<0,5
5

<0,5
7

<0,5
9

12

75

85

90

95

12 Kab/Kota

12 Kab/Kota

12 Kab/Kota

7 Kab/Kota

Alokasi Anggaran
2012

65

100

100

100

180

200

65 Orang
65 Orang
65 Orang
65 Orang
32.500
32.500 Orang 32.500 Orang 32.500 Orang
Orang
0

50 Orang

400,000
5 Tim

50 Orang

50 Orang

50 Orang

1.200
Responden

500,000

600,000

700,000

9 Tim

12 Tim

7 Tim

3 Layanan

11.750 Orang

11.750 Orang

11.750 Orang

11.750 Orang

60

70

80

100

9 Kab/Kota

10 Kab/Kota

11 Kab/Kota

12 Kab/Kota

131

1 Layanan
IMS

1 Layanan IMS 1 Layanan IMS 1 Layanan IMS

50

1 Layanan
IMS

1 Layanan IMS 1 Layanan IMS 1 Layanan IMS

10

2 Layanan

2 Layanan

2 Layanan

2 Layanan

20

2 Layanan

2 Layanan

2 Layanan

2 Layanan

25

131

50
10

20

25

5 Tim

5 Tim

5 Tim

75

75

15

15

36 Orang

10

12 Kab/Kota

10

12 Kab/Kota

10

12 Kab/Kota

10

12 Kab/Kota

10

10

30

30

60

60

70

80

100

159,207

175,128

192,641

211,905

298

328

361

397

12

12

12

12

45

46

49

52

55

265

293.0

75

80

85

90

265

293.0

1 Tim

1 Tim

3 Tim

20

20

75%

80%

85%

90%

70

80

90

21%

23%

28%

11

12

100

79

80.0

Alokasi Anggaran
2013
2014

140

180

50

100

100

60

220

250

2015

Sumber
Pendanaan
(APBN,APB
N1, APBD2,
OTSUS

Pelaksana

APBN, APBD

Dinkes Provinsi
(APBD), Kemenkes
(APBN), Dinkes
Kab/Kota

APBD

Dinkes Provinsi

APBD

KPA

APBD
APBD

Diknas Provinsi
Diknas Provinsi

APBD

Dispora

APBD

Dinkes Provinsi

APBN, APBD

Kemenkes, Dinkes
Provinsi, Dinkes
Kab/Kota

131

50
10

20

25

60

APBD

Dinkes Provinsi

131

APBD

GF, Dinkes Provinsi,


Dinkes Kab/Kota

APBD

KPAP/K/K

APBD

Dinkes Provinsi,
Dinkes Kab/Kota

APBD

Dinkes

50
10

20

GF

25

GF

75

75

APBD

Dinkes Provinsi,
Dinkes Kab/Kota

15

15

APBD

Dinkes Provinsi,
Dinkes Kab/Kota

APBD

Dinkes Provinsi

50

10

30

60

10

APBD

KPA P/K/K

30

APBD

KPA P/K/K

APBD

KPA, GF

APBD

KPA P/K/K

APBD

KPA P/K/K

Kementerian
Kesehatan

60

298.0

307.0

APBN

298.0

307.0

APBN

60

APBN

Kemenkes

15

APBD

Dinkes, RSUD

LSM

APBD

Dinkes Provinsi
Dinas pendidikan,
Depag, Dinsos dll

Dinsos, Dinas
Koperasi dan UKM

94.0

106.0

APBN

Kementerian
Kesehatan

Bin YanMed-Dinkes

Anda mungkin juga menyukai