Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Sekarang ini konservasi alam menjadi kegiatan penting karena kerusakan sumberdaya

alam akibat pencemaran semakin marak terjadi. Baik berupa pencemaran yang diakibatkan oleh
penebangan liar yang dilakukan masyarakat sekitar, sampai adanya erosi dari lahan pertanian
akibat topografinya yang curam, serta kegiatan lainnya yang dapat mencemari kealamian hutan
tersebut. Akibat ataupun dampak dari pencemaran dan kerusakan alamini dapat membahayakan
kelestarian ekosistem sumberdaya alam. Kemudian, tentu saja ekosistem alam yang rusak dapat
mengganggu kehidupan dan penghidupan manusia, spesies lain dan lingkungan sekitarnya.
Misalnya jika keanekaragaman hayati menurun, maka hal tersebut menunjukkan terjadinya
kepunahan spesies tertentu. Kepunahan spesies tertentu ini dapat mengganggu keseimbangan
ekosistem, karena akan menyebabkan spesies lain akan melimpah sehingga rantai makanan
terganggu. Padahal dalam sistem rantai makanan sebelumnya semuanya sudah demikian teratur
dan seimbang.
1.2.

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini dikelompokkan ke dalam dua, yaitu tujuan umum

dan tujuan khusus yang dijelaskan sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui alasan sumber daya alam dikonversikan
2. .Untuk mengetahui cara-cara mengkonversi sumber daya alam
1.3.

Perumusan Masalah

1. Mengapa sumber daya alam dikonversikan?


2. Bagaimana cara mengkonversi sumber daya alam?

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.

Pengertian Konservasi Alam


Konservasi diartikan sebagai upaya pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana

dengan berpedoman pada asas pelestarian


Sumber daya alam adalah unsur-unsur hayati yang terdiri dari sumber daya alam nabati
(tumbuhan) dan sumber daya alam hewani (satwa) dengan unsur non hayati disekitarnya yang
secara keseluruhan membentuk ekosistem.
Sedangkan menurut UU Republik Indonesia No. 5 Tahun 1990 Konservasi sumber daya
alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara
bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya (pasal 1 butir 2).
2.2.

Ruang Lingkup Sumber Daya


Sifat atau ciri-ciri sumber daya alam di Indonesia yang menonjol ada dua macam, yaitu

penyebaran yang tidak merata dan sifat ketergantungan antara sumber daya alam. Sumber daya
alam sendiri dapat diklasifikasikan berdasarkan kemampuannya menjadi dua golongan, yaitu
sumber daya alam yang dapat pulih dan sumber daya alam yang tak dapat pulih. Sumber daya
alam buatan adalah hasil pengembangan dari sumber daya alam hayati dan/atau sumber daya
alam non hayati yang ditunjuk untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan/atau kemampuan
daya dukungnya, antara lain hutan buatan, waduk, dan jenis unggul.
2.3.

Strategi Konservasi Alam


Strategi pelestarian nasional memberi ringkasan mengenai sumber daya alam terpulihkan

dari negara tersebut yang berkenaan dengan ekosistem, sumber daya genetik, sistem produksi
alami (hutan margasatwa, perikanan) hidrologi dan kawasan tangkapan air, ciri-ciri estetika dan
geologi, situs budaya dan potensi rekreasi. Juga perlu diidentifikasi bagaimana suatu bangsa
ingin menggunakan sumber daya alamnya serta pola desain tata guna lahan yang akan tetap

menjaga ketersediaan sumber daya alam secara umum memaksimalkan manfaat jangka panjang
dalam batas-batas yang ditentukan oleh kebutuhan spesifik negara tersebut, seperti ruang untuk
hidup, lahan pertanian, hasil hutan, ikan, energi dan industri. Strategi ini biasanya berupa
keputusan untuk menetapkan atau mempertahankan suatu sistem nasional kawasan yang
dilindungi, lebih disukai bila mencakup beberapa kategori kawasan dengan tujuan pengelolaan
yang berbeda. Strategi Konservasi nasional yaitu:
a

Perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan

Berdasarkan fungsi utama kawasan dalam penataan ruang, maka kawasan hutan lindung,
kawasan bergambut, kawasan resapan air, sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar
danau atau waduk, kawasan sekitar mata air, kawasan suaka alam, hutan bakau, taman
nasional, cagar alam, taman wisata alam dan kawasan rawan bencana alam termasuk dalam
kawasan lindung yang kebradaanya perlu dijaga dan dilindungi. Usaha-usaha dalam tindakan
perlindungan sistem penyangga kehidupan, antara lain:
1

Perlindungan daerah-daerah pegunungan yang berlereng curam dan mudah terjadi erosi

dengan membentuk hutan-hutan dilindungi.


Perlindungan wilayah pantai dengan pengelolaan yang terkendali bagi daerah hutan bakau

dan hutan pantai serta daerah hamparan karang


Perlindungan daerah aliran sungai, lereng perbukitan dan tepi sungai, danau dan ngarai

(revine) dengan pengelolaan yang terkendali terhadap vegetasi


Pengembangan daerah aliran sungai sesuai dengan rencana pengembangan secara

menyeluruh
Perlindungan daerah hutan luas misalnya dijadikan taman nasional, suaka margasatwa dan

cagar alam
Perlindungan tempat-tempat yang mempunyai nilai unik, keindahan yang menarik atau

memiliki ciri khas budaya (cagar budaya)


Mengadakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai suatu syarat
mutlak untuk melaksanakan semua rencana pembangunan

Pengawetan keanekaragaman jenis flora fauna beserta ekosistemnya, pengawetan jenis tumbuhan
dan satwa dilakukan dengan cara menetapkan jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi.
Perlindungan terhadap ekosistem dilakukan dengan cara penetapan kawasan suaka alam

Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistem, sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
meningkatkan mutu kehidupan manusia. Pemanfaatan secara lestari dilakukan melalui kegiatan :
1
Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam secara non konsumtif seperti
2

pariwisata, penelitian, pendidikan, dan pemantauan lingkungan.


Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar antara lain dengan pengembangan perikanan,
kehutanan dan pemungutan hasil huatan secara lestari, pengaturan perdagangan flora
fauna melalui peraturan dan pengawasan dalam menentukan jatah (quota) dan perizinan.
Memajukan budaya dan perbaikan selektif (permuliaan) semua jenis yang mempunyai
nilai langsung bagi manusia.

2.4.

Upaya Untuk Melakukan Konservasi Sumber Daya Alam


Agar usaha pembangunan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup di

Indonesia dapat mencapai harapan yang telah ditetapkan secara garis besar perlu ditempuh upaya
sebagai berikut :
1.

Intensifikasi pengelolaan kawasan konservasi

2.

Peningkatan dan perluasan kawasan konservasi sehingga mewakili tipe-tipe ekosistem


yang ada.
3.

Recruitment dan peningkatan ketrampilan personel melalui pendidikan dan latihan

4.

Peningkatan sarana dan prasarana yang memadai.

5.

Peningkatan kerjasama dengan isntansi lain didalam dan luar negeri.

6.

Penyempurnaan peraturan perundang-undanagn dibidang konservasi sumber daya alam


dan lingkungan hidup.

7.

Peningkatan pengamanan dan pengawasan terhadap kawasan konservasi (dengan


pemberian pal-pal batas) peradaran flora dan fauna.

8.

Memasyarakatkan konservasi ke seluruh lapisan masyarakat sehingga dapat berperan


serta dalam upaya konservasi sumber daya alam dan lingkungan

2.5.

Cara-cara Konservasi
Kekayaan flora fauna merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan sampai
4

batas-batas tertentu yang tidak mengganggu kelestarian. Penurunan jumlah dan


mutu kehidupan flora fauna dikendalikan melalui kegiatan konservasi secara
insitu maupun eksitu.
a

Konservasi insitu (di dalam kawasan) adalah konservasi flora fauna dan ekosistem yang
dilakukan di dalam habitat aslinya agar tetap utuh dan segala proses kehidupan yang terjadi
berjalan secara alami. Kegiatan ini meliputi perlindungan contoh-contoh perwakilan
ekosistem darat dan laut beserta flora fauna di dalamnya. Konservasi insitu dilakukan dalam
bentuk kawasan suaka alam (cagar alam, suaka marga satwa), zona inti taman nasional dan
hutan lindung. Tujuan konservasi insitu untuk menjaga keutuhan dan keaslian jenis tumbuhan
dan satwa beserta ekosistemnya secara alami melalui proses evolusinya. Perluasan kawasan
sangat dibutuhkan dalam upaya memlihara proses ekologi yang esensial, menunjang sistem
penyangga

kehidupan,

mempertahankan

keanekaragaman

genetik

dan

menjamin

pemanfaatan jenis secara lestari dan berkelanjutan.


Konservasi eksitu (di luar kawasan) adalah upaya konservasi yang dilakukan dengan
menjaga dan mengembangbiakkan jenis tumbuhan dan satwa di luar habitat alaminya dengan
cara pengumpualn jenis, pemeliharaaan dan budidaya (penangkaran). Konservasi eksitu
dilakukan pada tempat-tempat seperti kebun binatang, kebun botani, taman hutan raya, kebun
raya, penangkaran satwa, taman safari, taman kota dan taman burung. Cara eksitu merupakan
suatu cara memanipulasi obyek yang dilestarikan untuk dimanfaatkan dalam upaya
pengkayaan jenis, terutama yang hampir mengalami kepunahan dan bersifat unik. Cara
konservasi eksitu dianggap sulit dilaksankan dengan keberhasilan tinggi disebabkan jenis

yang dominan terhadap kehidupan alaminya sulit berdaptasi dengan lingkungan buatan.
Regulasi dan penegakan hukum adalah upaya-upaya mengatur pemanfaatan flora dan fauna
secara bertanggung jawab. Kegiatan kongkritnya berupa pengawasan lalu lintas flora dan
fauna, penetapan quota dan penegakan hukum serta pembuatan peraturan dan pembuatan

undang-undang di bidang konservasi.


Peningkatan peran serta masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kepedulian
masyarakat dalam konservasi sumber daya alam hayati. Program ini dilaksanakan melalui
kegiatan pendidikan dan penyuluhan. Dalam hubungan ini dikenal adanya kelompok pecinta
alam, kader konservasi, kelompok pelestari sumber daya alam, LSM dan lain lainnya.

2.6.

Kendala Dalam Konservasi Sumber Daya Alam


5

Dalam melaksanakan pembangunan konservasi sumber daya alam, dan ekosistemnya


masih ditemui kendala pada umumnya diakibatkan oleh :
1.

Tekanan penduduk Jumlah penduduk Indonesia yang padat sehingga kebutuhan akan
sumber daya alam meningkat.

2.

Tingkat kesadaran Tingkat kesadaran ekologis dari masyarakat masih rendah, hal ini
dikarenakan tingkat pendidikan yang rendah dan pendapatan yang belum memadai. Sebagai
contoh beberapa kawasan konservasi yang telah ditetapkan banyak mengalami kerusakan akibat
perladangan liar / berpindah-pindah.

3.

Kemajuan teknologi Kemajuan teknologi yang cukup pesat akan menyerap kekayaan
(eksploitasi sumber daya alam) dan kurangnya aparat pengawasan serta terbatasnya sarana
prasarana.

4.

Peraturan dan perundang-undangan Peraturan perundang-undangan yang ada saat ini


belum cukup mendukung pembentukan kawasan konservasi khususnya laut (perairan).
2.7.

Prinsip-prinsip Etika Biologi Konservasi


Biologi konservasi berdasarkan pada serangkain prinsip-prinsip pokok yang secara umum

disepakati oleh bidang-bidang ilmu dalam biologi konservasi. Prinsip-prinsip tersebut mungkin
tidak dapat dibuktikan secara langsung. Namun, menyepakati semua prinsip-prinsip tersebut
bukanlah suatu persyaratan mutlak bagi ahli biologi konservasi. Sebagai contoh, kaum
keagamaan yang aktif dalam pergerakan konservasi yang tidak percaya pada teori evolusi,
kemungkinan tidak sepakat dengan sebagian prinsip-prinsip biologi konservasi. Namun,
rangkaian pernyataan ideologi dan etika tersebut membentuk landasan filosofi dari disiplin ilmu
ini, dan dapat memberikan inspirasi bagi pendekatan penelitian dan aplikasi yang praktis.
Sepanjang individu-individu atau organisasi-organisasi sepakat dengan satu atau dua dari
prinsip-prinsip tersebut, mereka sering kali bersedia mendukung upaya-upaya konservasi. Inilah
prinsip-prinsip konservasi yang tengah berkembang tersebut:
1

Keanekaragaman spesies dan komonitas biologi harus dilindungi. Pada umummnya,


kebanyakan orang turut menikmati manfaat keanekaragaman hayati, sehingga setuju dengan

prinsip-prinsip ini.
Kepunahan spesies dan populasi yang terlalu cepat harus dihindari

Kompleksitas harus dipelihara. Banyak hal yang sangat berharga dan menarik dari
keanekaragaman hayati hanya dapat ditemukan pada lingkungan alami. Misalnya, tumbuhan

dengan bunga-bunga yang aneh dipolinasi oleh serangga-serangga yang khusus pula.
Evolusi harus berlanjut. Adaptasi evolusi merupakan proses yang mengarah pad

pembentukan spesies baru dan meningkatkan keanekaragaman hayati.


Keanekaragaman hayati memiliki nilai intrinsik. Nilai ini tidak didapat hanya dari sejarah
evolusi mereka serta peran ekologinya yang unik, namun juga dari keberadaannya.

2.8.

Mengapa Sumber Daya Alam di Konversikan?


Konservasi sumber daya alam sangatlah penting bagi kehidupan dan nilai ekonomi

mengingat tanda tanda kelangkaan sangatlah menyolok. Berbagai tindakan yang sangat perlu,
terkait hidup matinya manusia tidak khususnya dengan demikian pendekatan kultur masyarakat
modern maupun tradisional perlunya ada sikap tidak difokuskan hanya pada bagian tertentu saja
yang penting yang mempuyai daya tarik, dan sumber daya alam yang dianggap terancam. Amat
penting untuk meningkatkan kesadaran dan mengurangi ancaman terhadap sumber daya alam
tersebut tetapi jarang berhadapan langsung dengan masalah yang lebih mendasar dalam skala
yang lebih luas yang berkaitan dengan hilangnya suber daya alam pad umumnya. Dengan alasan
tersebut kegiatan kegiatan konservasi akan lebih di tingkatkan dan lebih difokuskan pada
tngkat penyelamatan ekosistem. Bagaimanapun waktu terus berlanjut dan ekosistem yang
penting terus harus ( wajib ) diplih untuk kegiatan konservasi pada saat ini. Diharapkan /
dianjurkan bagi manusia dalam upaya penyelamatan 70 % keanekaragam hayati yang ada
didunia. Dengan demikian dapat dapat dianggap ekosistem dinegara negara dunia mendapat
perhatian. Satu pendekatan konservasi sumber daya alam didunia menggali wilayah wilayah
potensi

2.9.

Contoh Konservasi Alam


1.Taman Nasional
Taman nasional adalah kawasan konservasi alam dengan ciri khas tertentu baik diaratan

maupun di perairan. Taman nasional memiliki fungsi ganda yaitu perlindungan terhdap sistem
7

penyangga kehidupan dan perlindungan jenis tumbuhan dan hewan serta pelestarian sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya. Taman nasional juga penting untuk ilmu pengetahuan,
pendidikan, budaya, dan rekreasi alam. Saat ini terdapat 50 Taman Nasional di Indonesia, yang
pengelolaannya di bawah Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. empat diantaranya :
a

Taman Nasional Gunung Lauser

Taman Nasional Gunung Leuser biasa disingkat TNGL adalah salah satu Kawasan
Pelestarian Alam di Indonesia seluas 1.094.692 Hektar yang secara administrasi
pemerintahan terletak di dua Provinsi Aceh danSumatera Utara. Provinsi Aceh yang
terdeliniasi TNGL meliputi KabupatenAceh Barat Daya,Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh
Tenggara, Gayo Lues,Aceh Tamiang, sedangkan Provinsi Sumatera Utara yang terdeliniasi
TNGL meliputi Kabupaten Dairi, Karo dan Langkat.
Di taman nasional ini terdapat 130 jenis mamalia, di antaranya orangutan sumatera (Pongo
pygmaeus abelii), sarudung (Hylobates lar), siamang(Hylobates syndactilus), monyet ekor
panjang (Macaca fascicularis), beruk(Macaca nemestriana) dan kedih (Presbytis thomasi).
Satwa karnivora di antaranya: macan dahan (Neofelis nebulosa), beruang madu (Helarctos
malayanus), harimau sumatera (Phantera tigris Sumatraensis). Satwa herbivora yang ada di
taman nasional ini adalah gajah sumatera (Elephas maximus), badak sumatera (Dicerorhinus
sumatraensis), dan rusa sambar (Cervus unicolor).
8

Diperkirakan ada sekitar 89 spesies langka dan dilindungi berada di Taman Nasional Gunung
Leuser, di antaranya:

Orangutan sumatera (Pongo pygmaeus abelii)

Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)

Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae)

Gajah sumatera (Elephas maximus)

Beruang madu (Helarctos malayanus)

Rangkong papan (Buceros bicornis)

Ajag (Cuon Alpinus)

Siamang (Hylobates syndactylus).

Diperkirakan ada sekitar 325 jenis burung di Taman Nasional Gunung Leuser, di
antaranya: rangkong badak (Buceros rhinoceros). Fauna reptilia dan amphibia didominasi
ular berbisa dan buaya (Crocodillus sp). Di sini terdapat ikan jurung(Tor sp), ikan
endemik Sungai Alas yang bisa mencapai panjang 1 meter. Di sini juga terdapat kupu-kupu.

Taman Nasional Kerinci Sablat

Taman Nasional Kerinci Seblat adalah taman nasional terbesar diSumatera, Indonesia yang
memiliki luas wilayah sebesar 13,750 km dan membentang ke empat provinsi
yaitu Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan.
Taman nasional ini juga memiliki beragam flora dan fauna. Sekitar 4.000 spesies tumbuhan
tumbuh di wilayah taman nasional termasuk bunga terbesar di dunia Rafflesia arnoldi, dan
bunga tertinggi di dunia, Titan Arum. Fauna di wilayah taman nasional terdiri antara
lain Harimau

Sumatera, Badak

Sumatera, Gajah

Sumatera, Macan

Dahan, Tapir

Melayu, Beruang Madu, dan sekitar 370 spesies burung.

10

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan terletak di ujung wilayah barat daya Sumatera.
Tujuhpuluh

persen

dari

taman

(249.552

hektare)

termasuk

dalam

administrasi

wilayah Lampung Barat dan wilayahTanggamus, dimana keduanya adalah bagian dari
Provinsi Lampung. Bagian lainnya dari taman mencakup 74.822 hektare (23% dari luas
taman keseluruhan) dan berada di wilayah Kaur dari provinsi Bengkulu.Sumatera
Selatan juga sangat penting bagi tumpang-tindih perbatasan taman dengan perbatasan
provinsi.
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan memiliki beberapa hutan dataran rendah di Sumatera
yang terakhir kali dilindungi. Sangat kaya dalam hal keanekaragaman hayati dan merupakan
tempat tinggal bagi tiga jenis mamalia besar yang paling terancam di dunia: gajah
Sumatera (kurang dari 2000 ekor yang bertahan hidup saat ini), badak Sumatera (populasi
global keseluruhan: 300 individu dan semakin berkurang drastis jumlahnya) dan harimau
Sumatera(populasi global keseluruhan sekitar 400 individu).

Taman Nasional Ujung Kulon

11

Taman Nasional Ujung Kulon terletak di bagian paling barat Pulau Jawa,Indonesia. Kawasan
Taman nasional ini juga memasukan wilayah Krakataudan beberapa pulau kecil disekitarnya
seperti Pulau Handeuleum danPulau Peucang. Taman ini mempunyai luas sekitar 122.956
Ha; (443 km di antaranya adalah laut), yang dimulai dari tanjung Ujung Kulon sampai
dengan Samudera Hindia.
Taman Nasional Ujung Kulon memiliki beragam jenis satwa liar baik bersifat endemik
maupun penting untuk dilindungi. Secara umum kawasan ini masih mampu menampung
perkembangbiakan berbagai populasi satwa liar. Beberapa jenis satwa endemik penting dan
merupakan jenis langka yang sangat perlu dilindungi adalah Badak Jawa (Rhinoceros
sondaicus), Owa Jawa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis aigula) dan Anjing hutan (Cuon
alpinus javanicus). Di taman nasional ini diperkirakan ada sekitar 30 jenis mamalia, yang
terdiri dari mamalia ungulata seperti Badak, Banteng, Rusa, Kijang, Kancil, dan Babi Hutan,
mamalia predator seperti Macan Tutul, Anjing Hutan, Macan Dahan, Luwak dan Kucing
Hutan,

mamalia

kecil

seperti walang

kopo, tando, landak, bajing

,bintarung, berang-berang, tikus, trenggiling dan jelarang.

tanah, kalong

Diantara Primata terdapat

dua

jenis endemik, yaitu Owa dan Surili. Sedang jenis Primata lain adalah Lutung (Presbytis
cristata), Kukang (Nycticebus coucang) dan Kera ekor panjang (Macaca fascicularis)
mempunyai populasi yang cukup baik dan tersebar di sebagian kawasan.
2. Cagar Alam

12

Cagar alam adalah suatu kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai
kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan
perkembangannya berlangsung secara alami. Contoh kawasan yang dijadikan cagar alam
di Indonesia adalah Cagar

Alam

Pananjung

Pangandaran di Jawa

Barat, Cagar

Alam

Nusakambangan Barat dan Cagar Alam Nusakambangan Timur di Jawa Tengah.


Sebagai

bagian

dari

kawasan

konservasi

(Kawasan

Suaka

Alam),

maka kegiatan

wisata atau kegiatan lain yang bersifat komersial, tidak boleh dilakukan di dalam area cagar
alam. Sebagaimana kawasan konservasi lainnya, untuk memasuki cagar alam diperlukan
SIMAKSI (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi). SIMAKSI bisa diperoleh di kantor Balai
Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat.

3. Suaka Margasatwa
Suaka margasatwa (Suaka: perlindungan; Marga: turunan; satwa: hewan) adalah Hutan
suaka alam yang ditetapkan sebagai suatu tempat hidup margasatwa yang mempunyai nilai khas
bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta merupakan kekayaan dan kebanggaan nasional
Pelestarian dapat dilakukan secara sengaja atau alami untuk menjaga kelangsungan hidup
tumbuhan tersebut. Adanya taman nasional dan cagar alam menjadi media dan sarana bagi
pelestarian serta perlindungan jenis flora dan fauna khas di Indonesia. Melalui adanya upaya
konservasi diharapkan keberadaan flora dan fauna tersebut tetap terjaga dari ambang kepunahan
sehingga kelestarian keanekaragaman hayati flora dan fauna Indonesia tetap terjaga pada masa
yang akan datang.

4. Perlindungan Hutan
Perlindungan hutan adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada hutan agar tetap
terjaga dari kerusakan. Contoh : hutan lindung, hutan wisata, hutan buru, dan lain sebagainya.

13

5. Taman Laut
Taman laut adalah wilayah lautan yang mempunyai ciri khas berupa keindahan alam atau
keunikan alam yang ditunjuk sebagai kawasan konservasi alam yang diperuntukkan guna
melidungi plasma nutfah lautan. misalnya Bunaken di Sulawesi Utara.
6. Kebun Raya
Kebun raya adalah kumpulan tumbuh-tumbuhan di suatu tempat, dan tumbuh-tumbuhan
tersebut berasal dari berbagai daerah yang ditanam untuk tujuan konservasi ilmu pengetahuan,
dan rekreasi. Misalnya kebun raya Bogor dan Purwodadi. Selain tempat-tempat yang telah
disebutkan yang memang ditetapkan oleh pemerintah sebagai tempat konservasi, sebenarnya
masyarakat pun dapat berpartisipasi dalam pelestarian keanekaragaman hayati. Adapun bentuk
partisipasi masyarakat dalam pelestarian keanekaragaman hayati misalnya:
a)

Memperkaya koleksi tanaman di pekarangan rumah

b)

Tidak membunuh burung dan hewan-hewan lainnya

c)

Tidak membuang limbah sembarangan, terutama limbah pabrik, limbah rumah tangga,
dan limbah pestisida.

2.10.

Konservasi Alam dalam Islam


Ilmu konservasi alam harus selalu sejalan mengikuti perkembangan kecanggihan

pengrusakan pada alam itu sendiri. Dalam islam memberikan pandangan yang lugas bahwa
semua yang ada dibumi adalah karunia yang harus dipelihara, berikut ini konsep konservasi
menurut islam :
Hima Upaya untuk melindungi populasi spesies hidupan liar adalah dengan cara menyediakan
lahan untuk habitat asli mereka secara utuh. Wujudnya berbentuk cagar alam, taman nasional
atau hutan lindung. Dalam ketentuan mengenai perlindungan alam termasuk dalam garis syariat.
Dalam Islam ketentuan mengenai perlindungan alam termasuk dalam syariat. Pelestarian hutan
termasuk di dalamnya perlindungan terhadap keaslian lembah, sungai, gunung dan pemandangan
alam lainnya, dimana makhluk hidup didalamnya diistilahkan sebagai hima. Hima adalah suatu
kawasan yang khusus dilindungi oleh pemerintah (Imam atau Khalifah) atas dasar syariat guna
14

melestarikan kehidupan liar serta hutan. Nabi pernah mencagarkan kawasan sekitar madinah
sebagai hima guna melindungi lembah, padang rumput dan tumbuhan yang ada di dalamnya.
Nabi melarang masyarakat mengolah tanah tersebut karena lahan itu untuk kemaslahatan umum
dan kepentingan pelestariannya.
Menghidupkan tanah yang mati
Menghidupkan tanah yang mati (ihya al-mawat) merupakan salah satu khasanah hukum islam
yang di jumpai dalam syariat, Al-mawat artinya tanah yang belum dikelola sehingga belum
produktif bagi manusia. Sedangkan kata al-ihya artinya hidup atau menghidupkan. Maka arti
harfiah dari ihya al-mawat adalah usaha mengelola lahan yang masih belum bermanfaat menjadi
berguna bagi manusia. Oleh karena itu menghidupkan tanah yang tidak produktif merupakan
petunjuk syariat secara mutlak. Syariat memberikan peluang kepada setiap muslim untuk
mengelola tanah dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan tanah yang baik ini terkait dengan
persoalan hajat hidup manusia dalam memanfaatkan sumber daya yang ada untuk
kesejahteraannya sendiri. Ihyaul Mawat diperbolehkan dan islam mendakwahkan untuk
menghidupkan lahan yang mati berdasarkan sabda Rasulullah Shollallohu Alaihi Wa Sallam:



Barangsiapa yang memakmurkan tanah yang tidak di miliki oleh seorang seorangpun maka
dia lebuh berhak (atas tanah itu). (HR. Imam Bukhari. (5/8/2325), Shahil Jamiish Shaghir
(6057). Berkata Urwah, Hukum itu ditetap sebagai keputusan pada saat Umar menjabat sebagi
khalifah. Dan dari Jabir Rodhiyallohu Anhu dari Nabi Shollallohu Alaihi Wa Sallam, Beliau
bersabda:


Barangsiapa yang menghidupkan tanah yang mati maka tanah itu menjadi
miliknya.( HR. Tirmidzi (2/419/1395), Shaihul Jamiish Shaghir (5975)).
Itulah ajaran islam menganjurkan untuk memanfaatkan lahan yang mati, yang tidak bertuan
untuk dimakmurkan baik dengan dibangun rumah ataupun ditanami tanaman. Ini menunjukkan
islam menganjurkan untuk membuat produktif suatu lahan, jangan sampai terbengkalai dan tidak
terurus.

15

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Konservasi sumber daya alam sangatlah penting bagi kehidupan dan nilai ekonomi
mengingat tanda tanda kelangkaan sangatlah menyolok. Berbagai tindakan yang sangat perlu,
terkait hidup matinya manusia tidak khususnya dengan demikian pendekatan kultur masyarakat
modern maupun tradisional perlunya ada sikap tidak difokuskan hanya pada bagian tertentu saja
yang penting yang mempuyai daya tarik, dan sumber daya alam yang dianggap terancam. Amat
penting untuk meningkatkan kesadaran dan mengurangi ancaman terhadap sumber daya alam
tersebut tetapi jarang berhadapan langsung dengan masalah yang lebih mendasar dalam skala
yang lebih luas yang berkaitan dengan hilangnya suber daya alam pad umumnya.
Adapun cara menkonversikan sumber daya alam :
a

Konservasi insitu (di dalam kawasan)

Konservasi eksitu (di luar kawasan)

Regulasi dan penegakan hukum adalah upaya-upaya mengatur pemanfaatan flora dan fauna
secara bertanggung jawab

Peningkatan peran serta masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kepedulian


masyarakat dalam konservasi sumber daya alam hayati

16

DAFTAR PUSTAKA

http://alamendah.org/peraturan-hukum/undang-undang/uu-no-5-tahun-1990-tentang-konservasisumber-daya-alam-hayati-dan-ekosistem/
http://www.docs-library.com/doc/3/2/makalah-konservasi-alam.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Konservasi
http://pelestarianalam121.blogspot.com/
http://www.organisasi.org/1970/01/macam-jenis-perlindungan-flora-dan-fauna-hewan-dantumbuhan-metode-pelestarian-alam.html

17

Anda mungkin juga menyukai