Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL PROYEK AKHIR 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
RANCANG BANGUN PANEL PENGASUTAN Y-D MOTOR
INDUKSI 3 FASA DENGAN DUA ARAH PUTARAN
BERBASIS PLC CPM2A
Nama Mahasiswa

: Yoranda Putri Ristanti

NIM

: 121321065

Pembimbing Utama

: Sunarto, ST., M.Eng

NIP

: 196212201988031003

Pembimbing Pendamping : Yoseph Santosa, ST., M.Eng


NIP

: 196207221992011001
Ringkasan

Penggunaan metode untuk menurunkan arus start yang besar adalah dengan
menerapkan pengasutan Y-D. Keinginan untuk mengembangkan metode pengasutan Y-D
Ringkasan
adalah menambahkan metode operasi motor dua arah
putaran atau Forward-Reverse
berbasis PLC. Pengembangan
ini
dimaksudkan
untuk
menambah
nilaidibutuhkan
guna dalamuntuk
segi menjalankan
Dalam dunia industri, mesin-mesin listrik selalu
ilmu pengetahuan pada alat yang akan dibuat. Pembeda dari alat yang akan dibuat
aktifitas
satunyaMelihat
motor dari
listrik.
Motor
listrik digunakan
terletak pada metodesegala
operasi
motor pekerjaan,
yang akan salah
digunakan.
latar
belakang
yang telah disebutkan
maka penulis
ingin membantu
menggabungkan
satu sistem
pengasutan dibutuhkan
sebagai
media untuk
prosessalah
produksi
dan pemakaiannya
yaitu Y-D dengan metode operasi motor Forward-Reverse berbasis PLC.
secara terus menerus guna mendapatkan hasil produksi yang cepat dan
Kata Kunci: Y-D, Forward-Reverse,
PLC dalam pengoperasian motor listrik perlu didukung oleh
berkualitas. Sehingga
sistem proteksi yang bisa menjamin keamanan dan kehandalan sistem yang
sedang
beroperasi.
Salah
satu permasalahan
yang sering terjadi pada
RANCANG
BANGUN
PANEL
PENGASUTAN
Y-D MOTOR
pengoperasian motor listrik adalah adanya arus beban lebih sehingga dibutuhkan
INDUKSI
3 FASA DENGAN DUA ARAH PUTARAN
pengamanan untuk mengamankan komponen-komponen yang digunakan,
diantaranya adalah Thermal Over Load Relay (TOLR). Salamet Rahardja[1] telah
membuat suatu alat untuk menguji karakteristik TOLR yang digunakan sebagai
1
pengaman pada motor listrik. Alat yang dibuat menggunakan tegangan kerja 220
Volt, dan setting arus pada TOLR yang di uji 0,7 ampere.

BERBASIS PLC CPM2A


PROPOSAL PROYEK AKHIR

Oleh:
YORANDA PUTRI RISTANTI
(121321065)

Proposal ini telah disetujui untuk memenuhi salah satu syarat dalam pengajuan
Proyek Akhir, Program Studi Teknik Listrik, Departemen Teknik Elektro
Politeknik Negeri Bandung
Bandung, .Februari 2015

Yoranda Putri Ristanti


NIM: 121321065
Disetujui Oleh :
Pembimbing Utama

Pembimbing Pendamping

Sunarto, ST., M.Eng

Yoseph Santosa, ST., M.Eng

NIP: 196212201988031003

NIP: 196207221992011001

1.1 Latar Belakang


Motor induksi 3 fasa dalam suatu industri sangat diperlukan sebagai
penunjang proses produksi untuk menggerakkan peralatan produksi yang lainnya.
Akan tetapi terdapat persoalan pada saat mulai mengoperasikan motor tersebut
yaitu arus start yang besar. Arus start yang besar dapat mengakibatkan tegangan
jatuh (drop voltage) sehingga berakibat pada proses produksi antara lain :
1. Motor listrik tidak dapat beroperasi pada kecepatan normal.
2. Kesalahan operasi pada peralatan lain misalnya kedip lampu yang
mengganggu.
3. Terjadi Flicker pada saat motor mulai dioperasikan.
Metode yang akan digunakan untuk menurunkan arus start yang besar
adalah dengan menerapkan pengasutan Y-D atau bintang delta. Adapun keinginan
penulis untuk mengembangkan

metode

pengasutan bintang delta adalah

menambahkan metode operasi motor tersebut yang akan dioperasikan dua arah
putaran atau Forward-Reverse yang berbasis PLC. Forward-Reverse dapat
diaplikasikan di dunia industri yaitu pada conveyor batu bara, Crane atau alat
pengangkat peti kemas, lift dan lain sebagainya. Pengembangan ini dimaksudkan
untuk menambah nilai guna dalam segi ilmu pengetahuan pada alat yang dibuat.
Faktor pembeda dengan alat yang sebelumnya adalah terletak pada metode
operasi motor yang akan digunakan dan penambahan PLC sebagai sistem kontrol .
Oleh karena itu penulis tertarik untuk menyusun Tugas Akhir yang berjudul
RANCANG BANGUN SISTEM PENGASUTAN Y-D MOTOR INDUKSI 3
FASA DENGAN DUA ARAH PUTARAN BERBASIS PLC CPM2A.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya proposal Proyek Akhir yang akan penulis
laksanakan antara lain :
1. Mengetahui cara kerja sistem pengasutan Y-D Motor Induksi 3 Fasa
dengan Dua Arah Putaran berbasis PLC CPM2A.
2. Merancang dan merakit Instalasi Pengasutan Y-D Motor Induksi 3 Fasa
dengan Dua Arah Putaran berbasis PLC CPM2A.
3. Membuat ladder diagram Pengasutan Y-D Motor Induksi 3 Fasa dengan
Dua Arah Putaran berbasis PLC CPM2A.

4. Membuat Panel Pengasutan Y-D Motor Induksi 3 Fasa dengan Dua Arah
Putaran berbasis PLC CPM2A.
1.2 Batasan Masalah
Mengingat luasnya pokok pembahasan yang menyangkut tentang pengasutan
motor induksi 3 fasa maka untuk itu penulis membatasi pokok pembahasan
hanya pada instalasi sistem pengasutan Y-D motor induksi 3 fasa 1 HP dengan
Dua Arah Putaran berbasis PLC CPM2A dengan kondisi motor tanpa beban.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proyek akhir ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana cara kerja sistem pengasutan Y-D Motor Induksi 3 Fasa dengan
Dua Arah Putaran berbasis PLC CPM2A?
2. Bagaimana cara merancang Instalasi Sistem Pengasutan Y-D motor
induksi 3 fasa dengan Dua Arah Putaran berbasis PLC CPM2A?
3. Bagaimana Ladder diagram untuk Pengasutan Y-D motor induksi 3 Fasa
dengan Dua Arah Putaran berbasis PLC CPM2A?
4. Spesifikasi komponen apa saja yang dibutuhkan untuk membuat Sistem
Pengasutan Y-D motor induksi 3 fasa dengan Dua Arah Putaran berbasis
PLC CPM2A?
1.4 Tinjauan Pustaka
1.4.1 Motor Induksi 3 Fasa
Mesin-mesin listrik digunakan untuk mengubah suatu bentuk energi ke
energi yang lain, misalnya mesin yang mengubah energi mekanis ke energi listrik
disebut generator, dan sebaliknya energi listrik menjadi energi mekanis disebut
motor. Masing-masing mesin mempunyai bagian yang diam dan bagian yang
bergerak. Bagian yang bergerak dan diam terdiri dari inti besi, dipisahkan oleh
celah udara dan membentuk rangkaian magnetik dimana fluksi dihasilkan oleh
aliran arus melalui kumparan atau belitan yang terletak didalam kedua bagian
tersebut. Motor induksi merupakan motor arus bolak balik (AC) yang paling luas
penggunaannya.
1.

Kelebihan Motor Induksi


a. Mempunyai konstruksi yang sederhana.
b. Relatif lebih murah harganya bila dibandingkan dengan jenis
motor yang lain-nya.

c. Menghasilkan putaran yang konstan.


d. Mudah perawatannya.
e. Untuk pengasutan tidak memerlukan motor lain sebagai
penggerak mula.
f. Tidak membutuhkan sikat-sikat, sehingga rugi gesekan bisa
dikurangi.
2.

Kekurangan Motor Induksi


a. Tidak mampu mempertahankan kecepatannya jika terjadi
perubahan beban.
b. Arus asut yang cukup tinggi, berkisar antara 5 s/d 6 kali arus
nominal motor.

1.4.1.1 Konstruksi Motor Induksi 3 fasa

Gambar 1.1 Fisik Motor Induksi 3 Fasa

Konstruksi motor induksi secara detail terdiri atas dua bagian, yaitu: bagian
stator dan bagian rotor . Stator adalah bagian motor yang diamterdiri : badan
motor, inti stator, belitan stator, bearing dan terminal box. Bagian rotor adalah
bagian motor yang berputar, terdiri atas rotor sangkar, poros rotor. Konstruksi
motor induksi tidak ada bagian rotor yang bersentuhan dengan bagian stator.
Konstruksi motor induksi lebih sederhana dibandingkan dengan motor DC,
dikarenakan tidak ada komutator dan tidak ada sikat arang sehingga pemeliharaan
motor induksi hanya bagian mekanik saja, dan konstruksinya yang sederhana
motor induksi sangat handal dan jarang sekali rusak secara elektrik. Bagian motor
induksi yang perlu dipelihara rutin adah pelumasan bearing, dan pemeriksaan

kekencangan baut-baut kabel pada terminal box karena kendor atau bahkan lepas
akibat pengaruh getaran secara terus menerus.
1.4.1.2 Rotor
Motor Induksi bila ditinjau dari rotornya terdiri atas dua tipe yaitu rotor sangkar dan
rotor lilit.
1. Rotor Sangkar

Motor induksi jenis rotor sangkar lebih banyak digunakan daripada jenis rotor
lilit, sebab rotor sangkar mempunyai bentuk yang sederhana. Belitan rotor terdiri
atas batang-batang penghantar yang ditempatkan di dalam alur rotor. Batang
penghantar ini terbuat dari tembaga, alloy atau alumunium. Ujung-ujung batang
penghantar dihubung singkat oleh cincin penghubung singkat, sehingga berbentuk
sangkar burung. Motor induksi yang menggunakan rotor ini disebut Motor
Induksi Rotor Sangkar. Karena batang penghantar rotor yang telah dihubung
singkat, maka tidak dibutuhkan tahanan luar yang dihubungkan seri dengan
rangkaian rotor pada saat awal berputar. Alur-alur rotor biasanya tidak
dihubungkan sejajar dengan sumbu (poros) tetapi sedikit miring.

Gambar 1.2 Rotor Sangkar

Rotor ditempatkan didalam rongga stator,sehingga garis medan magnet


putar stator akan memotong belitan rotor. Rotor motor induksi adalah beberapa
batang penghantar yang ujung-ujungnya dihubung singkatkan menyerupai
sangkar tupai, maka sering disebut rotor sangkar tupai gambar 1.2. Kejadian ini
mengakibatkan pada rotor timbul induksi elektromagnetis. Medan mag net putar

dari stator saling berinteraksi dengan medan magnet rotor, terjadilah torsi putar
yang berakibat rotor berputar.
Kecepatan medan magnet pada stator :

...............................................................................................(1.1)

...........................................................................(1.2)
Keterangan :

ns= kecepatan sinkron medan stator (rpm)


f =frekuensi (Hz)
nr= kecepatan poros rotor (rpm)
slip= selisih kecepatan stator dan rotor (%)
2. Rotor Lilit

Rotor lilit terdiri atas belitan fasa banyak, belitan ini dimasukkan ke dalam aluralur inti rotor. Belitan ini sama dengan belitan stator, tetapi belitan selalu
dihubungkan secara bintang. Tiga buah ujung-ujung belitan dihubungkan ke
terminal-terminal sikat/cincin seret yang terletak pada poros rotor.

Gambar 1.3 Rotor Lilit

Pada jenis rotor lilit kita dapat mengatur kecepatan motor dengan cara mengatur
taha-nan belitan rotor tersebut. Pada keadaan kerja normal sikat karbon yang

berhubungan dengan cincin seret tadi dihubung singkat. Motor induksi rotor lilit
dikenal dengan sebutan Motor Induksi Slipring atau Motor Induksi Rotor Lilit.
1.4.2 Programmable Logic Control (PLC)
1.4.2.1 Pengertian PLC
Programmable Logic Control (PLC) yaitu kendali logika terprogram
merupakan suatu piranti elektronik yang dirancang untuk dapat beroperasi secara
digital dengan menggunakan memori sebagai media penyimpanan instruksiinstruksi internal. PLC bekerja berdasarkan logika sehingga dapat melakukan
fungsi timing, counting, sequencing dan aritmatika. Controller PLC mempunyai
kemampuan untuk mengendalikan plant atau sistem berdasarkan instruksi
program yang di buat.
Saat ini banyak pengembangan teknologi di industri pengontrol
terprogram. Pengembangan ini tidak hanya menyangkut rancangan pengontrol
terprogram, tetapi juga pendekatan filosofis arsitektur sistem kontrol. Perubahan
meliputi perangkat keras dan perangkat lunak PLC. Sehingga sebuah PLC
mempunyai operasi program yang lebih cepat, ukuran lebih kecil dengan harga
lebih murah, jumlah masukan-keluaran yang lebih banyak, perangkat antarmuka
khusus yang memungkinkan piranti dihubungkan langsung ke pengendali, dan
sistem komunikasi dengan perangkat lain. Prih Sumardjati dkk,2008 [4]
PLC berfungsi sebagai alat pengendali mempunyai kemampuan bahwa
programnya dapat diubah atau dimodifikasi berdasarkan deskripsi kerja yang
diinginkan tanpa mengubah sistem instalansinya. PLC menerima masukan dan
menghasilkan keluaran sinyal-sinyal listrik untuk mengendalikan suatu sistem.
Pada gambar 1.4 dapat terlihat jelas tentang bentuk fisik PLC OMRON SYSMAC
CPM2A.

Gambar 1.4 Bentuk Fisik PLC

1.4.2.2 PLC Omron Sysmac CPM2A


PLC Omron Sysmac CPM2A adalah peralatan elektronik yang bekerja
secara digital memiliki memori yang dapat di program untuk melakukan fungsifungsi khusus seperti logika, kerja berurutan (sequencing), waktu (timing),
pencacah (counting) dan aritmatika untuk mengendalikan plant atau sistem
melalui I/O modul . PLC CPM2A adalah Unit yang berdiri sendiri yang dapat
menangani berbagai aplikasi kontrol mesin, sehingga sangat ideal untuk
digunakan sebagai kontrol dalam peralatan. Fungsi komunikasi PLC tersebut
menyediakan komunikasi dengan komputer pribadi dan OMRON Programmable
Terminal.

Kemampuan

komunikasi

ini

memungkinkan

pengguna

untuk

merancang sistem produksi.


1.4.2.3 Struktur PLC
PERANGKAT
PEMOGRAMA
N

INPUT

CPU
(Central Processing
Unit)

OUTPUT

POWER
SUPPLY
Gambar 1.5 Diagram struktur PLC

Keterangan:
1. Central Processing Unit (CPU) adalah perangkat yang di dalamnya berisi
mikroprosesor yang mampu menginterpretasikan sinyal-sinyal masukan
dan melakukan tindakan-tindakan pengontrolan, sesuai dengan program
yang tersimpan didalam memori, lalu mengkomunikasikan keputusankeputusan yang diambilnya sebagai sinyal-sinyal kontrol ke keluaran.
2. Power Supply (Catu Daya) adalah yang diperlukan untuk mengubah
tegangan arus bolak balik (ac) dari sumber menjadi tegangan arus searah

(dc) yang dibutuhkan oleh prosesor dan rangkaian-rangkaian di dalam


modul-modul antarmuka masukan dan keluaran.
3. Perangkat Pemograman
Perangkat terdiri dari program data dan memori. Pemograman digunakan
untuk memasukkan program yang dibutuhkan ke dalam memori. Programprogram tersebut dibuat dengan menggunakan perangkat pemograman dan
selanjutnya dipindahkan ke dalam unit PLC. Memori merupakan tempat
menyimpan program yang akan digunakan untuk melaksanakan tindakantindakan pengontrolan yang disimpan mikroprosesor.
4. Input dan Output
Input dan Output Merupakan perangkat diluar dari sistem PLC yang mana
prosesor menerima informasi dari dan mengkomunikasikan informasi
kontrol ke perangkat-perangkat diluar. Sinyal-sinyal masukan dapat
berasal dari saklar-saklar, sensor-sensor, dan sebagainya. Sinyal-sinyal
keluaran bisa diberikan pada alat pengasut motor, katup, lampu, dan
sebagainya.
1.4.2.4 Prinsip Kerja PLC
Secara umum prinsip kerja PLC dapat dijelaskan sebagai berikut: sebuah
PLC bekerja dengan cara menerima data data dari peralatan input luar atau input
devices. Peralatan input luar secara umum sering disebut sebagai sensor jenis
kontak (yaitu push button, saklar, limit switch dan sebagainya), kemudian sensor
jenis non kontak yaitu sensor magnet, sensor induktif, sensor kapasitif, LDR dan
lain sebagainya. Data data yang masuk dari peralatan input ini berupa sinyalsinyal analog (berupa besaran listrik) yang selanjutnya melalui input modules
dapat diubah menjadi sinyal digital untuk kemudian diolah dengan CPU
berdasarkan instruksi-instruksi program yang telah dibuat dan ditetapkan suatu
keputusan dikirim ke output modules kemudian oleh output modules sinyal digital
ini diubah terlebih dahulu menjadi sinyal analog dan inilah yang akan
mengaktifkan output devices melalui kontak-kontak output yang terdapat pada
PLC, output device dapat berupa output control (seperti relai, kontaktor dan
sebagainya) dan output beban (seperti lampu, motor dan sebagainya).

10

1.4.2.5 CX-Programmer

Gambar 1.6 Tampilan software CX-Programmer

CX-Programmer merupakan software khusus untuk memprogram PLC


buatan OMRON. CX-Programmer ini sendiri merupakan salah satu software
bagian dari CX-One. Dengan CX-Programmer ini macam-macam program PLC
dapat dibuat, salah satunya yaitu adanya simulasi tanpa harus terhubung dengan
PLC, sehingga kita bisa mensimulasikan ladder yang akan dibuat dan simulasi ini
juga bisa kita hubungkan dengan HMI PLC Omron.

Gambar 1.7 Ladder Diagram pada Program CX-Programmer

Ladder diagram atau diagram tangga dibentuk dan dibatasi oleh dua garis
vertikal. Garis vertikal di sebelah kiri biasanya digunakan untuk sisi masukan dan
selalu dihubungkan dengan kutub positif (fasa sumber arus/tegangan) sedangkan
garis vertikal bagian kanan digunakan untuk output dan dihubungkan dengan
kutub negatif sumber. Penulisan dengan cara ladder diagram ini paling banyak
digunakan pada sistem kontrol menggunkan relay-relay atau pada sistem kontrol
yang menggunakan PLC, sehingga pada PLC penulisan ladder diagram ini
merupakan pengembangan dari penulisan dan penggambaran rangkaian dalam
sistem kontrol relay elektronik. Penulisan dengan ladder diagram bertujuan untuk

11

menampilkan urutan-urutan kerja dari sinyalsinyal listrik. Melalui diagram ini


dapat diperlihatkan hubungan antar peralatan aktif atau tidak aktif (hidup atau
mati) sesuai dengan urutan yang ditentukan. Penulisan program pada PLC dengan
menggunakan

ladder

diagram,

bagian

kontak-kontaknya

ditulis

dengan

menggunakan simbol-simbol Normally Open (NO), Normally Close (NC) dan


simbol keluaran (output). Untuk fungsi gerbang logika AND, cukup
menghubungkan secara seri kedua komponen yang terkait. Sedangkan untuk
gerbang logika OR dihubungkan secara parallel dari kedua komponen yang
terkait.
1.4.2.6 Keuntungan Penggunaan PLC
Berikut ini beberapa kelebihan sistem kontrol berbasis PLC dibandingkan
dengan
sistem kontrol konvensional :
1. Jumlah kabel yang dibutuhkan dapat dikurangi
2. Konsumsi daya PLC lebih rendah dibandingkan dengan sistem kontrol
proses berbasis relai
3. Fungsi diagnostik pada sistem kontrol dengan PLC dapat mendeteksi
kesalahan dengan lebih mudah dan cepat
4. Bila diperlukan perubahan pada urutan operasional, proses atau aplikasi
dapat dilakukan dengan lebih mudah, hanya dengan melakukan pergantian
program, baik dengan menggunakan handheld atau dengan komputer(PC);
5. Tidak membutuhkan suku cadang yang banyak
6. Bila perlu menggunakan instrumen I/O yang cukup banyak dan fungsi
operasional proses cukup kompleks. menggunakan PLC lebih mudah
dibandingkan dengan menggunakan sistem konvensional.
1.4.3 Pengasutan Motor Induksi 3 Fasa
Bila motor induksi berbeban penuh dihubungkan ke sumber tegangan
langsung pada sumber tiga fasa, maka akan mengambil arus 5 sampai 6 kali arus
nominal. Hal ini kan menyebabkan turunnya nilai tegangan jaringan dan akan
mengganggu operasi alatalat lainnya pada jaringan yang sama. Arus start tersebut
harus diatasi dengan cara menurunkan tegangan sumber saat start yaitu dengan
cara pengasutan motor induksi 3 fasa.

12

1.4.3.1 Pengasutan Y-D (Bintang-Delta)


Metoda starting bintang-delta banyak digunakan untuk menjalankan motor
induksi. Untuk menjalankan motor dapat dipilih starter yang umum dipakai antara
lain : sakelar rotari bintang segitiga sakelar khusus bintang delta atau dapat juga
menggunakan beberapa kontaktor magnet beserta kelengkapannya yang dirancang
khusus untuk rangkaian starter Y-D. Berikut adalah perbandingan Arus Start
Bintang dan Delta :
1. Untuk Hubungan Bintang

.........................................................................................(5)

...................................................................................(6)
...................................................................................................(7)
IL

If

VL-N
VL-L

Gambar 1.8 Belitan motor hubung bintang

2. Untuk Hubungan Delta


..................................................................................................(8)
..................................................................................................(9)

13

IL

If
VL-L

Vf

Gambar 1.9 Belitan motor hubung delta

3. Perbandingan Arus Bintang dengan Delta

...................................................................................................(10)
Prinsip kerja pengasutan bintang delta berikut adalah diagram daya pengasutan
motor Y-D dapat dilihat pada gambar II.18 dibawah ini.

14

R
S
T

MCB

A1

1 3 5

K1M

A1

1 3 5

K4D
A2 2 4 6

A1 1 3 5
K5Y

A2 2 4 6

A2

2 4 6

U1 V1 W1

M OTOR
3~

U2 V2 W2

Gambar 1.10 Diagram Daya Pengasutan Y-D

Prinsip kerja pengasutan bintang delta dapat dilihat pada diagram kontrol
pada gambar 1.11 . Pada saat push button start ditekan maka kontaktor K2M
bekerja secara kontinyu dan K5 yang bekerja selama 3 detik sesuai dengan setting
waktu pada timer K3T yang ditandai dengan lampu indikator H6 menyala.
Kemudian kontaktor K4 bekerja setelah kontakor K5 berhenti dengan ditandai
dengan lampu indikator H7 menyala. Ketika terjadi beban lebih maka TOLR
bekerja yang ditandai dengan lampu indikator H8 berwarna merah menyala.

15

L1

MCB

95
TOLR
96
1
STOP

23

24

97

24

98

13

3
K1M

START
4

14

21 55 57
K5Y K3T K3T
56 58
22
11
K5Y

A1

H6 H7 H8

11
K4D

12

12

A1 A1

A1

K3T

K1M
N

23

K5Y K4D

A2

A2 K4D A2 K5 Y A2

NO NC

NO NC NO NC NO NC

2f

5h 4h 7d 5i 6d 4i
3h

Gambar 1.11 Diagram Kontrol Pengasutan Y-D

1.4.3.2 Pengasutan Motor Induksi Dua Arah Putaran


Pengasutan motor induksi dua arah putaran juga sering disebut dengan
metode operasi motor forward- reverse merupakan pengasutan secara langsung.
Pengsutan ini menggunakan sistem interlock atau penguncian untuk mencegah
dua buah kontaktor atau lebih yang beroperasi secara bersamaan. Dapat dilihat
pada diagram kontrol gambar 1.13 bahwa terdapat interlock. Apabila salah satu
saklar ON (arah forward atau reverse) ditekan, maka kontaktor yang beroperasi
akan mengunci kontaktor yang lain. Walaupun kontaktor kedua diberi arus atau
penguatan, tetapi kontaknya tidak bisa menutup karena dikunci oleh tuastuas
mekanik. Demikian juga sebaliknya sehingga kedua kontaktor tidak akan
beroperasi secara bersamaan.

16

R
S
T

MCB

A1

1 3 5

K1F

A1

1 3 5

K3R
A2 2 4 6

A2 2 4 6

U1 V1 W1

M OTOR
3~

U2 V2 W2

Gambar 1.12 Diagram Daya Pengasutan Dua Arah Putaran

Prinsip kerja pengasutan bintang delta dapat dilihat pada diagram kontrol
pada gambar . Pada saat push button start forward ditekan maka kontaktor K1
yang ditandai dengan lampu indikator berwarna hijau H6 menyala sehingga motor
berputar searah jarum jam. Sedangkan pada saat push button start reverse ditekan
makan kontaktor K3 bekerja yang ditandai dengan lampu indikator berwarna hijau
H7 menyala sehingga motor berputar berlawanan dengan arah jarum jam. Ketika
terjadi beban lebih maka TOLR bekerja yang ditandai dengan lampu indikator H8
berwarna merah menyala.

17

L1

MCB
95
TOLR
96

1
23
STOP

23 97

K1F K3R
2

24

24 98

3 13 3 13
K1F START K3R

START
F

14

4 14

H6 H7 H8
11

11
K3R

K1F
12

12

A1

A1
K3R

K1F
A2

A2

NO NC

NO NC

1g 2i

3g 4i

Gambar 1.13 Diagram Kontrol Pengasutan Forward-Reverse

1.4.3.3 Pengasutan Motor Induksi Y-D dengan Dua Arah Putaran


Ada kalanya industri membutuhkan motor berkapasitas lebih dari 5KW
yang mempunyai operasi dua arah putaran untuk melakukan suatu pekerjaan
seperti pesawat pengangkat (crane), lift, lift dan peralatan lainnya. Arah putaran
motor dapat diubah dengan cara merubah salah satu urutan fasa tegangan sumber
yang akan mengubah arah putaran medan stator dan arah putaran motor. Namun
putaran motor ini tidak boleh dirubah secara tibatiba, hal ini akan mengakibatkan
terjadinya kopel lawan pada motor. Jadi mengubah arah putaran motor dilalukan
terhadap keadaan motor yang diam atau berhenti. Maka dari itu diperlukannya
interlock untuk mengunci dari beberapa kondisi yang berbeda sehingga tidak

18

saling bekerja pada saat yang bersamaan. Diagram daya pengasutan dengan
operasi motor tersebut dapat dilihat pada gambar 1.14
.
R
S
T

MCB

A1

A2

A1

A2

A1

A2

A1
K7D

K6Y

K3MR

K1MF

A2

TOLR

U V W

MOTOR
3~

Z X Y

Gambar 1.14 Diagram Daya Pengasutan Y-D dengan Dua Arah


Putaran

Dapat dilihat pada gambar 1.15 diagram kontrol pada pengasutan tersebut
bahwa pada saat ditekan tombol Forward pada kondisi start maka kontaktor K1M
F akan bekerja secara terus menerus dan K6Y akan bekerja selama 3 detik yang
kemudian kontaktor K7D bekerja setelah kontaktor K6Y berhenti (off) dan
kontaktor K7D dan K1M F bekerja secara bersamaan. Untuk memberhentikan
kondisi forward maka dapat ditekan tombol Stop pada pintu panel. Pada saat
ditekan tombol Reverse pada kondisi start maka kontaktor K1M R akan bekerja
secara terus menerus dan K6Y akan bekerja selama 3 detik yang kemudian
kontaktor K7D bekerja setelah kontaktor K6Y berhenti (off) dan kontaktor K7D
dan K1M R bekerja secara bersamaan. Untuk memberhentikan kondisi Reverse
maka dapat ditekan tombol Stop pada pintu panel. Ketika terjadi beban lebih pada
saat motor beroperasi forward maupun reverse maka TOLR bekerja yang ditandai
dengan lampu indikator H8 berwarna merah menyala.

19

L1

MCB

95
TOLR
96
1
STOP
2
97
FORWARD

K1MF

13

REVERSE

13 43 43
K3MR K1MF K3MR

14

14

44

98

44
55
K5T

21
K3MR

21
K1MF

K7D

57
K5T

56

58

31

31

22

A1

H2 A1

K1MF A2

K3MR A2

K5T A2 K6 Y A2 K7 D A2

NO NC

NO NC

NO NC NO NC NO NC

2e 3g
5e

4e 1g

7f 6f

6e

H4 A1

32

K6Y

22

A1

32

A1

H8

7g

6g

Gambar 1.15 Diagram Kontrol Pengasutan Y-D dengan Forward Reverse

1.5 Metodelogi
1.

Studi Literatur
Pada tahap ini, penulis mencoba mencari literatur yang terkait dengan

pengasutan motor Y-D dengan dua arah putaran berbasis PLC diantaranya melalui
buku-buku maupun melalui jurnal-jurnal internet. Dari hasil studi literatur ini
penulis dapat menentukan spesifikasi teknis yang lebih rinci untuk keperluan
pembuatan panel pengasutan motor induksi 3 fasa Y-D dengan dua arah putaran
berbasis PLC sebagai tujuan akhir dari Proyek Akhir ini.

20

2.

Pembuatan rancangan alat


Setelah melakukan studi literatur, tahapan selanjutnya adalah pembuatan

rancangan Panel Pengasutan Motor Induksi 3 Fasa Y-D dengan dua arah putaran
berbasis PLC.
3.

Pengadaan komponen
Setelah Panel selesai dirancang, tahapan selanjutnya adalah pengadaan

barang atau komponen yang diperlukan untuk pembuatan panel tersebut.


4. Pembuatan dan Pengujian alat
Setelah semua komponen yang dibutuhkan tersedia, tahapan selanjutnya
adalah merakit instalasi panel tersebut. Pengujian alat bertujuan untuk
mengetahui apakah alat sudah bekerja sesuai cara kerja sistem yang dibuat
dengan mengacu pada spesifikasi yang diinginkan sesuai dengan rangkaian
dirancang sebelumnya, mengetahui kondisi operasi sistem dari setiap
rangkaian dan alat yang dirancang, melakukan analisa terhadap hasil
pengujian. Pengujian dan analisa yang dilakukan penulis dalam Tugas Akhir
ini adalah sebagai berikut:
1. Pengujian Sistem Kerja.
2. Pengujian Ladder Diagram Kontrol pada PLC.
3. Pengukuran Tegangan dan Arus motor saat kondisi tidak berbeban.
5.

Analisa data dan evaluasi


Pada tahapan ini dilakukan analisa data dan evaluasi terhadap pengujian

yang telah dilakukan dengan cara menganalisa perolehan data dan hasil dari
pengujian
6.

Pelaporan
Tahapan terakhir dalam penyusunan panel tersebut adalah pelaporan.

Pelaporan dibuat dalam bentuk karya ilmiah dan artikel jurnal untuk
dipresentasikan dan disosialisasikan, sehingga hasil penelitian dapat diketahui
oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan topik yang dibahas dan dapat
dimanfaatkan untuk keperluan penelitian lainnya.

21

7.Flowchart Perancangan dan Pelaksanaan Proyek Akhir

1.6 Jadwal Pelaksanaan ( Scheduling )

22

No.

Kegiatan
1

Januari
2 3 4

Jadwal Pelaksanaan Proyek Akhir Tahun 2014


Februari
Maret
April
Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

Studi Literatur
Pembuatan
Proposal,

Pengumpulan
Proposal
Pengadaan

komponen dan

peralatan
Pembuatan alat
Penyusunan

5
6

Laporan
Pengujian alat
Analisa dan

pengolahan

data
Bimbingan
Perbaikan dan

9
10
11

penyempurnaan
Persiapan
sidang PA
Pelaksanaan
Sidang PA

1.7 Bill Of Quantity


No

Komponen

Jumlah

Satuan

Harga(Rp)

Harga Total

Pembuatan Alat
1.

MCB 3 Fasa

Buah

Merk: Schneider

23

180.000

180.000

Juni
2 3

Tipe : LRD 09
Arus: 6 A
Tegangan: 400 V
Breaking capacity:
2.

4500
MCB 1 Fasa

Buah

40.000

40.000

Buah

222.000

222.000

4.

Arus: 1,6-2,5 A
Push Button

Buah

19.000

57.000

5.

Kontaktor 3 Fasa

Buah

125.000

625.000

30

Meter

3000

90.000

7.

Bill Of Quantity (Lanjutan)


Kabel NYAF 1,5mm2
30
Meter
3.000

90.000

8.

(Merah,Kuning,Hitam)
Kabel NYYHY
2,5

Meter

20.000

50.000

9.

5x2,5mm2
Kabel NYYHY

10

Meter

14.0000

140.000

10.

3x2,5mm2
Kabel NYA 1,5 mm2

Meter

3000

9.000

11.

(Merah,Kuning,Hitam)
Lampu Indikator
3

Buah

65.00

19.500

Merk: Schneider
Tipe : EZ9F34102
Arus: 2 A
Tegangan: 230 V
Breaking capacity:
3.

4500
TOLR
Merk: Schneider
Tipe : LRD 07

Merk: Schneider
Tipe : LC1D09M7
Arus: 25 A
6.

AC3
Kabel NYAF1,5 mm2
(abu-abu)

24

merah dan hijau


Merk: Sun.Lux
Tipe: AD22-22DS
Tegangan: 220V
12.

Arus: <21mA
Lampu Indikator putih

Buah

9.000

27.000

Merk: Fort
Tipe: AD22-22DS
Tegangan: 220V
13.

Arus: <21Ma
Line Up Terminal 2,5-

10

Buah

8.500

85.000

14.
15.
16.
17.

6mm
Wiring Channel
Sepatu kabel
Labeling
Box Panel

2
100
1
1

Batang
Buah
Set
Buah

17.000
190
20.000
280.000

34.000
19.000
20.000
280.000

18.

40x60x20 Cm
PLC Omron Sysmac

Buah

1.500.000

1.500.000

19.
20.

CPM2A
Selector Switch
Profil C

1
1

Buah
Buah

65.000
17.500

65.000
17.500

Bill Of Quantity (Lanjutan)


1,5
Buah
25.000

37.500

22.

3,2x3,2 cm
Sepatu

300

Buah

19.000

37.000

23.

Kabel
Kabel

Buah

4.500

13.500

21.

Wiring
Chanel

Gland
JUMLAH

Rp3.658.000,-

25

DAFTAR PUSTAKA
[1] Badan Standarisasi Nasional. 2015. Persyaratan Umum Instalasi Listrik
2011 (PUIL 2011). Jakarta. Yayasan PUIL
[2] Fakhrizal,

Reza.

Tedjo

Sukmadi.

Mochamad

Facta.

Aplikasi

Programmable Logic Controller (PLC) Pada Pengasutan Bintang (Y)Segitiga Motor Induksi Tiga fasa. Semarang: Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik UNDIP.
[3] Setiawan, Ekky. 2013. Rancang Bangun Sistem Pengasutan Langsung
Forward-Reverse Motor Induksi 3 Fasa 1 HP berbasis PLC Omron
Sysmac CP1L. Bandung: Jurusan Teknik Elektro POLBAN
[4] Sumardjati, Prih. Sofian Yahya. Ali Mashar. Teknik Pemanfaatan Tenaga
Listrik Jilid 3. Jakarta: Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat

26

Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen


Pendidikan Nasional.
[5] Taufik, Ivan. 2014. Rancang Bangun Modul Pengasutan Motor Induksi
Tiga Fasa.Bandung: Jurusan Teknik Elektro POLBAN.
[6] Wibowo,Panji Ari. 2013. Rancang Bangun Sistem Pengasutan Y-D Motor
Asinkron Tiga Fasa Berbasis PLC Omron Sysmac CP1L. Bandung:
Jurusan Teknik Elektro POLBAN.
[7] Yogi,M. 2010. Operasi dan Pemeliharaan Sistem Instalasi Pengasutan
Bintang Segitiga dengan Dua Arah Putaran. Bandung: Jurusan Teknik
Elektro POLBAN
[8] ________.1999. Sysmac CPM2A Programmable Controllers: OMRON

27

Anda mungkin juga menyukai