Anda di halaman 1dari 4

PROSES BELAJAR-MENGAJAR

Metode Participant Centered Learning dan Metode Problem Based Learning


Untuk menciptakan karakter mahasiswa yang mandiri, berpikir kritis, dan kreatif, MMFEUI menerapkan pola pengajaran dengan sistem Participant Centered Learning (PCL)
sejak awal tahun 2006. Dalam sistem ini, mahasiswa dituntut untuk lebih proaktif dalam
proses belajar dan menjadikan kebiasaan membaca sebagai sesuatu yang esensial dalam
mengikuti perkuliahan di MM-FEUI. Sistem PCL ini diadaptasi dari pola pengajaran
sekolah-sekolah bisnis terkemuka dunia, di antaranya adalah Harvard Business School
(HBS).
Tuntutan atas kematangan intelektual mahasiswa, kadar tingkat kemandirian, dan
kreativitas mahasiswa tercermin dalam metode belajar mengajar yang menggunakan
metode Paticipant Centered Learning. Waktu yang terbatas dengan pemberian tugas
paper individu maupun kelompok yang cukup banyak menuntut mahasiswa untuk dapat
membagi waktu dengan baik. Mahasiswa juga dituntut untuk membaca bahan
perkuliahan,
sehingga
siap
mengikuti
perkuliahan.
Metode PCL adalah metode perkuliahan yang berbasis kepada partisipasi para mahasiswa.
Pada jam pertama perkuliahan, metode yang diterapkan adalah diskusi. Dosen
memberikan pertanyaan kepada mahasiswa yang ditunjuk secara acak. Pertanyaan yang
diajukan bersifat menggali pendapat dan mengembangkan kemampuan analisis
mahasiswa. Kemudian, pada satu jam terakhir, dosen memberikan rangkuman dan inti
dari diskusi pada hari itu disertai dengan inti dari context materi dihubungkan dengan
aplikasi/implementasi
di
lapangan.
Perbedaan antara metode konvensional dengan metode PCL adalah sebagai berikut :
Tabel I.1. Perbedaan Metode Konvensional dengan Metode PCL
Metode Konvensional

Metode Participant Centered Learning

Berfokus pada Dosen.

Berfokus di mahasiswa.

Dosen menerangkan dan mahasiswa


mendengarkan (one way learning).

Mahasiswa menjelaskan (two way learning).

Mahasiswa bertanya.

Dosen Bertanya.

Dosen menjelaskan seluruh materi.

Dosen merangkum materi berdasarkan hasil


diskusi/pemikiran mahasiswa.

Key process is teaching.

Key process is learning.

Dosen hanya menyiapkan materi.

Dosen tidak hanya menyiapkan materi,tetapi


juga harus menguasai metode penyampaian
materi yang efektif.

Mahasiswa membaca menjelang ujian,terutama Mahasiswa membaca sesuai silabus sebelum


catatan (reading habit rendah).
kuliah dimulai (reading habit tinggi).
Mahasiswa pasif (partisipatif rendah).

mahasiswa aktif(partisipatif tinggi).

Mahasiswa hanya menghafal materi dan


kemudian lupa.

Mahasiswa dapat dengan mudah menangkap


esensi dari perkuliahan.

Metode PCL ini melatih mahasiswa dalam mengungkapkan dan menerima pendapat,
serta menghormati pemikiran-pemikiran yang berbeda dari rekan sejawatnya. Selain itu,
metode ini mendorong mahasiswa berpikir lebih kritis.
Secara ringkas, tujuan metode PCL ini adalah :
1. Mendorong mahasiswa membaca buku sebelum perkuliahan, sehingga hadir di
kelas dengan kesiapan yang tinggi
2. Mendorong terjadinya diskusi yang bermutu di dalam kelas
Meningkatkan keterampilan lunak (soft skill) mahasiswa dalam
berdiskusiMendorong suasana belajar yang menyenangkan karena semua pihak
dituntut aktif berpikir dan berpendapat. Mendorong suasana belajar yang kritis,
yaitu mahasiswa tidak sekedar menyerap, tetapi juga memberikan pendapat,
kritik, dan saran atas suatu topik atau konsep
3. Mendorong pengajar agar tetap kritis dan mempersiapkan perkuliahan dengan
sebaik-baiknya
Dengan penerapan metode ini, mahasiswa dituntut untuk mempersiapkan diri sebaik
mungkin sebelum memasuki kelas. Persiapan meliputi membaca buku yang terkait
sampai diskusi dengan rekan sekelas. Sebelum perkuliahan dimulai, mahasiswa diberikan
sejumlah daftar pertanyaan oleh dosen yang dapat menggiring mereka untuk memahami
materi perkuliahan.
PCL bukan berarti melepas diskusi sepenuhnya kepada mahasiswa. Namun, dosen dapat
saja menunjuk mahasiswa secara bergiliran untuk menjelaskan pertanyaan (cold call). Bila
mahasiswa tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan dengan sempurna, maka dosen
harus membantu dan mengarahkan mahasiswa tersebut untuk menjawab. Dosen
dituntut untuk dapat mendorong mahasiswa dalam menjawab dan berdiskusi.
Dengan penerapan metode PCL ini, dosen menjadi lebih tertantang karena tidak hanya
dituntut siap secara materi/text book, tetapi juga dituntut untuk menggali keahlian baru,
seperti participation skill, empathy, social skill, communication skill, listening skill,
questioning skill, motivation, time management. Dalam suasana belajar mengajar dengan
metode ini, akan tercipta suasana saling berbagi (sharing control between teacher and
student) yang dilandasi oleh perilaku yang baik (great behavior to respect each other)
dengan tujuan atau objektivitas pencapaian transfer of knowledge. Dengan demikian,
materi pembahasan menjadi lebih berkembang, tidak hanya terpaku pada text book,
namun juga pada aplikasi di lapangan.
Proses evaluasi dilakukan secara terus menerus, tidak hanya bagi mahasiswa tetapi juga
staf pengajar (terlampir). Perlahan tetapi pasti, kami sudah memiliki pola dalam
penerapan PCL ini. Bahkan, Fakultas Ekonomi saat ini mulai menerapkan metode PCL
ini.

Saat ini, MM-FEUI sedang menerapkan metode perhitungan partisipasi yang baru
dengan menggunakan alat bantu berupa kartu dan didukung dengan sistem teknologi
informasi yang memudahkan dosen. Kartu terdiri atas empat warna, yaitu biru, hijau,
kuning, dan merah. Mahasiswa yang dapat menjawab pertanyaan dosen dengan benar
akan mendapatkan reward berupa kartu biru yang setara dengan nilai 100. Kartu hijau
setara dengan nilai 85 dan kartu kuning setara dengan nilai 70. Mahasiswa yang
menjawab pertanyaan secara asal akan mendapatkan kartu merah untuk melatih mereka
bertanggungjawab terhadap hasil pemikiran dan ucapannya. Sistem kartu ini merangsang
mahasiswa untuk berpartisipasi di kelas dengan mengungkapkan hasil pemikiran dan
gagasan ilmiahnya.
Perhitungan nilai dilakukan berdasarkan the best card of the day. Dengan demikian,
mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk selalu memperbaiki nilai partisipasinya.
Dosen melakukan pencatatan nilai pada sistem absensi online. Mahasiswa dapat melihat
secara langsung pencatatan tersebut, sehingga tingkat transparansi penilaian dapat
tercapai. Mahasiswa dan dosen dapat melihat hasil rekapitulasi penilaian pada sistem
SIAK. Hal ini memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak. Dosen dapat
mengetahui mahasiswa yang belum pernah aktif dan memberikan kesempatan kepada
mahasiswa tersebut untuk menjawab pertanyaan. Sedangkan keuntungan bagi mahasiswa
adalah dapat mengetahui perolehan hasil nilai partisipasi dan memacu mahasiswa untuk
meningkatkan nilai.
Dosen menerima dan melaksanakan sistem penerapan kartu ini dengan antusias.
Berdasarkan masukan yang kami terima dari dosen, tingkat partisipasi mahasiswa jauh
meningkat dibandingkan dengan caturwulan sebelumnya.
Keberhasilan program ini ditentukan oleh semua pihak, yaitu dosen, mahasiswa, dan
program studi. Oleh karena itu, diperlukan suatu kesepakatan bersama yang dituangkan
dalam maklumat PCL yang ditandatangani oleh ketiga pihak tersebut. Maklumat
dibacakan di depan kelas pada awal perkuliahan. Maklumat berisi kewajiban dosen,
mahasiswa, dan program studi dalam mensukseskan PCL.
1.Tugas mahasiswa adalah :
a. Mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan membaca bahan-bahan yang
ditugaskan pada setiap pertemuan
b. Menjawab pertanyaan yang diajukan dosen dengan segala kemampuan kami
c. Bekerja dalam kelompok dan bekerja secara individu untuk memperoleh hasil
yang maksimal
d. Menghormati jawaban yang diberikan oleh teman-teman saya dalam setiap
diskusi
e. Menerima kenyataan bahwa partisipasi yang berbobot dalam
f. diskusi kelas merupakan bobot terbesar dalam nilai (grade) dalam setiap mata
kuliah

g. Menerima konsekuensi berupa penilaian yang tercermin dalam bentuk kartu yang
kami terima dari pengajar
2. Tugas dosen adalah :
a. Bertindak fair & encouragement terhadap mahasiswa dengan memberikan kartukartu yang sesuai dengan persiapan yang telah saya berikan dalam setiap
perkuliahan
b. Menerapkan metode PCL sebaik-baiknya dengan prinsip keguruan dan
bersahabat
c. Menyiapkan pengajaran yang sebaik-baiknya dengan memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk berinteraksi dan mengembangkan keterampilan lunak
mereka (kemampuan mengekspresikan pikiran & gagasan ilmiah)
d. Menyiapkan perkuliahan (lecture) yang sama bobotnya dengan tahap partisipasi
e. Memberikan pertanyaan untuk diskusi seminggu sebelum perkuliahan diberikan
f. Menunjuk mahasiswa secara adil dan merata untuk berpartisipasi
g. Selalu terbuka dan memberikan kesempatan untuk dialog dan membuka pikiran
mahasiswa
3. Tugas Pengelola Program Studi adalah :
a. Menyediakan teknologi yang memadai yang memudahkan dosen dan mahasiswa
berinteraksi dan mengembangkan potensi yang dimiliki semaksimal mungkin
b. Memberikan pembinaan, baik kepada dosen maupun mahasiswa, pada setiap
penerimaan dosen/mahasiswa baru maupun melalui evaluasi pada setiap
caturwulan
c. Menyediakan pembina-pembina yang baik agar metode ini berjalan seefektif
mungkin
Maklumat ini bertujuan untuk mengubah budaya perkuliahan satu arah (dosen sebagai
pusat pengajaran) menjadi dua arah, yaitu mahasiswa berperan aktif sementara dosen
berperan sebagai fasilitator.
Di sisi lain, mata kuliah kuantitatif lebih cocok menggunakan metode Problem Based
Learning (PBL). Dalam PBL, mahasiswa diberikan soal hitungan yang sederhana.
Mahasiswa dapat mengerjakan soal tersebut cukup dengan membaca materi dari text
book. Dengan demikian, mahasiswa merasa percaya diri mengikuti perkuliahan hari
tersebut karena merasa bisa mengerjakan tugas yang diberikan. Lalu, ketika perkuliahan
dimulai dengan pembahasan tugas, mahasiswa bisa diminta satu per satu untuk
mengerjakan tugas di depan atau ditanya satu per satu. Pembahasan tugas tersebut
dilanjutkan dengan lecturing. Pada akhir pertemuan, inti materi hari tersebut serta
kaitannya dengan materi untuk pertemuan minggu selanjutnya ditekankan kembali.

Anda mungkin juga menyukai