Anda di halaman 1dari 18

Tugas Keduabelas

MAKALAH
Geopolitik Dunia

Disusun Oleh :
Andreas Franzona Pangaribuan
270110130130

GEOLOGI B
PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2013/2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini saya susun sebagai tugas dari mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan dengan judul Geopolitik Dunia.
Terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Dr. Nana Sulaksana
selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan asisten
dosen kang radit S.T yang telah membimbing dan memberikan kuliah
demi lancarnya terselesaikan tugas makalah ini.
Demikianlah tugas ini saya susun semoga bermanfaat, dan dapat
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR ISI

1.1

Latar belakang

1.2

Rumusan Masalah

1.3

Tujuan Penulisan

2.1

Pengertian Geopolitik

2.2

Geopolitik dan Geostrategi Dunia

2.3

Posisi Indonesia dan Terorisme Global

11

2.4

Langkah Indonesia Kedepan .....

14

BAB III PENUTUP

16

16

17

DAFTAR PUSTAKA .

18

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PEMBAHASAN

3.1

Kesimpulan

3.2

Saran

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Geopolitik berasal dari kata geo dan politik.Geo berarti bumi dan politik berasal dari

bahasa Yunani polite.Poli artinya kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri dan teia artinya
urusan.Geopolitik biasa juga di sebut dengan wawasan nusantara. Geopolitik diartikan
sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi
nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang menitik beratkan
pada pertimbangan geografik, wilayah atau teritorial dalam arti luas) suatu negara, yang
apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung atau tidak langsung kapada
sistem politik suatu negara. Sebaliknya politik negara itu secara langsung akan berdampak
kepada geografi negara bersangkutan.Geopolitik mengkaji makna strategis dan politis suatu
wilayah geografi, yang mencakup lokasi, luas serta sumber daya alam wilayah tersebut.
Geopolitik mempunyai 4 unsur pembangun, yaitu keadaan geografis, politik dan
strategi, hubungan timbal balik antara geografi dan politik, serta unsur kebijaksanaan.Oleh
karena itu penyusun mengambil topik Geopolitik Indonesia untuk mengetahui fungsi
Geopolitik itu untuk persatuan dan kesatuan Negara serta peran Geopolitik Indonesia dalam
pembinaan kerjasama dan penyelesaian konflik antarnegara yang mungkin muncul dalam
proses pencapaian tujuan.
Refleksi

perkembangan

konteks

dunia

terkait

dengan

sejarah,

struktur

kemasyarakatan suatu negara dalam situasi dan kondisi tertentu sangat menentukan konstelasi
geopolitik dan geostrategi kebijakan politik suatu negara dalam suatu interaksi tatanan dunia
yang sangat kompleks. Interaksi banyak negara tersebut memiliki hubungan struktural dan
hierarkis yang kompleks, misalnya hubungan Utara-Selatan terkait dengan pertumbuhan yang
tidak seimbang yang mana mayoritas negara-negara Utara adalah negara maju yang unggul
dalam bidang informasi, penguasaan teknologi, dengan struktur masyarakat yang mudah
menerima perubahan (dinamis dan terbuka). Sedangkan sebagian besar negara di belahan
Selatan adalah negara berkembang dan terbelakang baik dalam aspek ekonomi, teknologi,

informasi, dengan struktur masyarakatnya yang cenderung tertutup (isolasionis). Dalam


perkembangan negara yang demikian, negara yang lebih unggul cenderung menggantikan
negara yang mengalami kemerosotan sehingga selalu terdapat kecenderungan jatuh
bangunnya suatu supremasi, dicontohkan jatuhnya supremasi Inggris Raya bersamaan dengan
diakuinya hegemoni Amerika Serikat, hingga sekarang dikenal dengan kebangkitan Asia
melalui perekonomian China dan India yang menyaingin Amerika Serikat dan Jepang. Peran
perekonomian yang menggati secara parsial konsep hardpower militer, angkatan laut yang
mendominasi pasca Revolusi Industri Inggris dan pasca Perang Dingin, menjadikan tatanan
dunia lebih bersifat multipolar daripada bipolar maupun unipolar. Peranan ekonomi dan
munculnya isu-isu baru yang menarik perhatian negara-negara secara keseluruhan seperti isu
lingkungan dan pemanasan global, mengakibatkan peranan aktor lain seperti organisasi
internasional, rezim internasional, serta perusahaan internasional mutlak diperlukan untuk
melengkapi fungsional peranan negara. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa
konseptualisasi Geopolitik yang sarat dengan perlombaan militer, politik ekspansi, dan
kewilayahan kehilangan esensi, meskipun tidak sepenuhnya, digantikan oleh konseptualisasi
Geopolitics yang lebih luas dalam beragam aspek.

1.2

Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Geopolitik?
2. Bagaimana dengan Geopolitik dan Geostrategi Dunia?
3. Bagaimana dengan Posisi Indnesia dan juga Terorisme Global?
4. Apa Langkah Indonesia Ke Depan dalam Geopolitik ini?

1.3

Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Geopolitik
2. Mengetahui Kondisi Geopolitik dan Geostrategi Dunia
3. Mengetahui Posisi Indnesia dan juga Terorisme Global
4. Mengetahui Langkah Indonesia Ke Depan dalam Geopolitik ini

BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian Geopolitik
Geopolitik berasal dari dua kata yaitu geo dan politik. Maka membicarakan
pengertian geopolitik tidak terlepas dari pembahasan mengenai masalah geografi dan
politik.Geo artinya bumi/planet bumi. Menurut Preston E. James, geografi mempersoalkan
tata ruang yaitu sistem dalam hal menempati suatu ruang di permukaan bumi. Dengan
demikian, geografi berkaitan dengan interrelasi antara manusia dengan lingkungan tempat
hidupnya. Politik berarti kekuatan yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan dasar
dalam

menentukan

alternatif

kebijaksanaan

nasional

untuk

mewujudkan

tujuan

nasional. Maka, geopolitik dapat diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan
dalam wujud kebijaksanaan nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik
(kepentingan yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau teritorial
dalam arti luas) suatu negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak
langsung kepada sistem politik suatu negara.

Beberapa pendapat dari pakar-pakar Geopolitik antara lain sebagai berikut :


a. Pandangan Ajaran Frederich Ratzel

Pada abad ke-19 Frederich Ratzel merumuskan untuk pertama kalinya Ilmu Bumi Politik
sebagai hasil penelitiannyayang ilmiah dan universal. Pokok-pokok ajaran Frederich Ratzel
adalah:
Dalam hal-hal tertentu pertumbuhan Negara dapat dianalogikan dengan pertumbuhan
organisme yang memerlukan ruang lingkup, melalui proses lahir, tumbuh, berkembang,
mempertahankan hidup, menyusut dan mati. Negara identik dengan suatu ruang yang
ditempati oleh kelompok politik dalam arti kekuatan. Makin luas potensi ruang
tersebut,makin besar kemungkinan kelompok politik itu tumbuh. Suatu bangsa dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam. Hanya bangsa yang
unggul saja yang dapat bertahan hidup terus dan langgeng. Semakin tinggi budaya suatu

bangsa, semakin besar kebutuhannya akan sumber daya alam. Apabila wilayah hidup tidak
mendukung bangsa tersebut akan mencari pemenuhan kebutuhan kekayaan alam diluar
wilayahnya (ekspansi).
Hal ini melegitimasikan hukum ekspansi yaitu perkembangan atau dinamika budaya dalam
bentuk gagasan, kegiatan(ekonomi, perdagangan, perindustrian) harus diimbangi oleh
pemekaran wilayah, batas-batas suatu Negara pada hakikatnya bersifat sementara. Apabila
ruang hidup Negara sudah tidak dapat memenuhi keperluan, ruang itu dapat diperluas dengan
mengubah batas-batas Negara baik secara damai maupun melalui jalan kekerasan atau
perang. Ilmu bumi politik berdasarkan ajaran Ratzel tersebut justru menimbulkan dua aliran,
dimana yang satu berfokus pada kekuatan di darat, sementara yang lainnya berfokus pada
kekuatan di laut. Ratzel melihat adanya persaingan antara kedua aliran itu,sehingga ia
mengemukakan pemikiran yang baru, yaitu dasar-dasar suprastruktur geopolitik kekuatan
total/ menyeluruh suatu negara harus mampu mewadahi pertumbuhan kondisi dan kedudukan
geografinya. Pemikiran Ratzel menyatakan bahwa ada kaitan antara struktur atau kekuatan
politik serta geografi dan tuntutan perkembangan atau pertumbuhan Negara yang
dianalogikan dengan organisme.

b. Pandangan Ajaran Rudolf Kjellen

Kjellen melanjutkan ajaran Ratzel tentang teori organisme. Kjellen menegaskan bahwa
Negara adalah suatu organisme yang dianggap sebagai prinsip dasar. Pokok ajaran Kjellen
adalah :
Negara merupakan satuan biologis, suatu organisme hidup yang memiliki intelektual. Negara
di mungkinkan untuk memperoleh ruang yang cukup luas agar kemampuan dan kekuatan
rakyatnya

dapat

berkembang

secara

bebas.

Negara

merupakan

suatu

sistem

politik/pemerintahan yang meliputi bidang-bidang geopolitik, ekonomi politik, demo politik,


sosial politik dan politik memerintah.
Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan luar. Ia harus mampu
berswasembada

serta

memanfaatkan

kemajuan

kebudayaan

dan

teknologi

untuk

meningkatkan kekuatan nasionalnya: ke dalam, untuk memperoleh batas-batas Negara yang


lebih baik. Sementara itu, kekuasaan imperium kontinental dapat mengontrol kekuatan di
laut.

c. Pandangan Ajaran Karl Haushofer

Pandangan Karl Haushofer berkembang di Jerman ketika Negara ini berada di bawah
kekuasaan Adolf Hitler. Pandangan ini juga dikembangkan di Jepang dalam ajaran Hako
Ichiu yang dilandasi oleh semangat militerisme dan fasisme. Pokok-pokok teori Haushofer
pada dasarnya menganut ajaran Kjellen,yaitu:
Kekuasaan imperium daratan yang kompak akan dapat mengajar kekuasaan imperium
maritim untuk menguasai pengawasan di laut. Beberapa Negara besar di dunia akan timbul
dan akan menguasai Eropa,Afrika, Asia Barat (Jerman dan Italia) serta Jepang di Asia Timur
Raya. Rumusan ajaran Haushofer lainnya adalah sebagai berikut: Geopolitik adalah doktrin
Negara yang menitikberatkan soal-soal strategi perbatasan. Ruang hidup bangsa dan tekanantekanan kekuasaan dan sosial yang rasial mengharuskan pembagian baru kekayaan alam di
dunia. Pokok-pokok teori Karl Haushofer pada dasarnya menganut teori Rudolf Kjellen dan
bersifat ekspansif.

2.2

Geopolitik dan Geostrategi Dunia

Pemahaman geopolitik dan geostrategi dalam merefleksikan perkembangan konteks


dunia dapat diperoleh melalui pengetahuan mendalam dasar sejarah dan struktur suatu negara
dalam situasi dan kondisi tertentu. Misalnya kemampuan dalam menjelaskan proses jatuh
bangunnya supremasi dunia dan bentuk tatanan dunia baru sekarang bisa diperoleh melalui
pemahaman terhadap konteks struktur, sejarah, dan konsekuensi suatu peristiwa.

Dua hal tersebut, yakni sejarah dan struktur, membantu menjelaskan siklus stabilitas,
perpecahan, trauma, dan serangkaian kondisi secara holistik. Sedangkan struktur membantu
menjelaskan hubungan yang terjadi dalam perkembangan tidak seimbang uneven
development, komunitas terbuka atau tertutup, dan rezim politik yang saat itu berpengaruh.
Secara garis besar, yang diperlukan dalam merefleksikan situasi dan kondisi perkembangan
negara-negara dalam konteks geopolitik adalah sekumpulan data.
Contoh konkret yakni China. China terlahir dari suatu komunitas, bahkan peradaban
paling tua di dunia dalam proses menjadi bangsa besar building nationa process yang mana
China selalu tidak lepas dari tradisi berperang dan ledakan jumlah penduduk. Teritori yang
terbatas dan jumlah penduduk yang besar mengakibatkan terjadinya kompetisi yang berujung

pada invasi dan perang antardinasti. Konsekuensinya adalah, China terbentuk sebagai
komunitas yang terisolasi dan tertutup, artinya sangat takut terhadap orang asing. Salah satu
implementasi dari nilai-nilai isolasi tersebut adalah dibangunnya tembok China sebagai usaha
untuk membentengi kultur budaya China agar tidak tercampur oleh bangsa asing invasi
mongolia saat itu. Kedua, adalah kebijakan Mao Zedong melakukan reformasi internal
daripada menjalin hubungan (ketergantungan interdependensi) dengan pihak asing saat itu.
Contoh lain yang menjelaskan instabilitas pada negara-negara di suatu wilayah adalah
instabilitas di Timur Tengah. Instabilitas tersebut berasal dari sejarah Timur Tengah yang: (1)
berada di antara kerajaan Roma dan Kerajaan Persia, (2) berada di tengah-tengah Kerajaan
Bizantium Roma dan Dinasti Arab, (3) di tengah-tengah kebudayaan Barat dan Islam.
Sebagaimana wilayah Asia Tengah yang cenderung diliputi ketidakstabilan sebagai
konsekuensi di tengah-tengah Rusia dan Eropa. Teritori tersebut di atas menjadi obyek
kepentingan banyak hegemoni dan proteksi. Stabilitas dan ketidakstabilan berkontribusi
terhadap konfigurasi dimensi yang terlibat di dalamnya baik politik, sosial, demografis, etnis,
budaya, ekonomi dan lainnya. Dimensi ini terus menerus mengalami dinamika dan kemudian
menjadi data utama dalam memahami tatanan geopolitik. Oleh karena itu, terus menerus
ditekankan untuk melandaskan unit eksplanasi pada serangkaian data tersebut dan tidak
membatasi penjalasan pada konsep teoritis semata.

Disebutkan bahwa jatuh bangunnya kekuatan hegemoni secara historis melalui suatu siklus
logis yang sama. Dicontohkan supremasi yang mengalami kolaps yakni Roma, Inggris, Uni
Soviet, dan Amerika Serikat (secara ekonomi, tapi tidak secara keseluruhan peranannya), dan
yang mengalami kemunculan sebagai supremasi baru ialah India, China (secara ekonomi dan
politis), Saudi Arabia, Brazil dan Iran.

Siklus keruntuhan suatu supremasi melalui tahap yang tidak diduga. Keruntuhan, secara
geopolitik, didefinisikan sebagai peristiwa setelah melalui proses yang panjang di antara
komunitas dan sistem politik. Seringsekali yang lebih kuat membawa tatanan baru. Misal
pada abad ke-tujuh belas (1789) terdapat perubahan tatanan politik dan sosial yang
berkontribusi terhadap perubahan geopolitik yaitu berakhirnya era monarkis dan kerajaankerajaan. Kedua, pada 1914, Perang Dunia I mengakibatkan perubahan geopolitik yang mana
muncul dua kekuatan bipolar yakni Uni Soviet dan rezim autoritarian. Ketiga, pada 19891991, berakhirnya perang dingin berkonsekuensi terhadap perubahan geopolitik yang bersifat

10

unipolar yang mana Amerika Serikat muncul sebagai hegemoni baru. Keempat, pada 2001
globalisasi dan pelanggaran internasioal membawa tatanan geopolitik baru yang lebih
multipolar dengan keterlibatan aktor negara dan munculnya isu-isu geopolitik baru seperti
minyak mentah, energi, kultur, ekonomi dan lingkungan. Secara struktur, disampaikan
terdapat dua dimensi tatanan dunia yakni kemiskinan dan wealth, dalam kata lain
inequality yang terjadi akibat uneven development.

2.3

Posisi Indonesia dan Terorisme Global

Konstelasi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dengan posisi di antara benua Asia
dan Australia serta di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, menempatkan Indonesia
menjadi daerah kepentingan bagi negara-negara dari berbagai kawasan. Posisi strategis ini
menyebabkan kondisi politik, ekonomi, dan keamanan ditingkat regional dan global menjadi
faktor yang berpengaruh terhadap kondisi Indonesia.

Eksistensi kepentingan negara-negara besar di kawasan nusantara juga mendorong terjalinnya


hubungan timbal balik yang erat antara permasalahan dalam negeri dan luar negeri yang
memiliki kepentingan bersama. Informasi kejadian di dalam negeri dengan cepat menyebar
kesegala penjuru dunia, selanjutnya negara-negara lain akan memberikan responnya sesuai
kepentingannya masing-masing. Sebaliknya, informasi kejadian di negara lain, khususnya
negara-negara besar dan negara -negara di kawasan ini, dengan cepat mencapai seluruh
wilayah, dan mempengaruhi kondisi nasional.

Demikian pula halnya dengan isu keamanan, ancaman yang berasal dari luar dan ancaman
yang timbul di dalam negeri selalu memiliki keterkaitan dan saling mempengaruhi, sehingga
sulit untuk dapat dipisahkan. Kemungkinan ancaman dan gangguan terhadap kepentingan
Indonesia, khususnya di bidang pertahanan, di masa mendatang menurut sumber dari
Departemen Pertahanan RI ada dalam bentuk terorisme internasional yang memiliki jaringan
lintas negara dan timbul di dalam negeri serta kejahatan lintas negara, seperti penyelundupan
barang, senjata, amunisi dan bahan peledak, penyelundupan manusia, narkoba, pencucian
uang dan bentuk-bentuk kejahatan terorganisasi lainnya. Di antara kedua ancaman tersebut
yang telah terbukti serius mengancam dan mengganggu stabilitas keamanan dan politik
Indonesia adalah masalah terorisme internasional. Bom Bali I dan bom Bali II bisa

11

menggambarkan sejauh mana terorisme telah mampu meluluh lantakkan tatanan keamanan,
ekonomi, dan tatanan politik Indonesia.

Meskipun dalam berbagai aksi teror yang terjadi di berbagai belahan penjuru dunia oleh
Barat nyaris selalu dikaitkan dengan umat muslim, namun dengan merebaknya teror bom di
Indonesia menempatkan negara ini di mata Barat sebagai negara korban. Uniknya, Indonesia
sebagai korban teror yang mayoritas penduduknya muslim dianggap sebagai mitra Barat
dalam memerangi terorisme global. Namun di sisi yang lain, Indonesia juga memiliki
kedekatan emosional dengan negara-negara muslim radikal semacam Irak, Iran, dan
Afghanistan yang selama ini dicap Barat sebagai sponsor utama terorisme. Kondisi yang unik
tersebut menjadikan Indonesia berada dalam posisi yang cukup strategis dan diharapkan
mampu menjadi penengah antara pihak Barat dan pihak negara-negara muslim yang dianggap
sebagai sponsor terorisme global.

Posisi strategis ini diperkuat dengan fakta bahwa mayoritas umat Islam di Indonesia
diidentikkan dengan islam moderat, sehingga oleh Barat dianggap sebagai Islam yang
bersahabat dan mau diajak bekerja sama. Kemudian di pihak negara-negara muslim
khususnya Timur Tengah- diakui pula bahwa Indonesia sebagai negara muslim memiliki
peranan dan kedudukan strategis dalam beberapa organisasi multilateral. Keterlibatan
Indonesia dalam OKI, ASEAN, APEC, dan Konferensi Asia Afrika secara tidak langsung
juga mempertinggi posisi tawar Indonesia baik di mata Barat maupun negara-negara Islam di
Timur Tengah.

Sayangnya posisi strategis tersebut oleh Indonesia belum dimaksimalkan dengan lebih
berperan dalam menciptakan perdamaian dan keamanan global. Dalam menghadapi terorisme
global saja, meskipun berusaha bersikap bijak tetapi Indonesia cenderung mengekor kemauan
Barat. Perspektif yang digunakan Indonesia untuk menentukan siapa teroris dan siapa bukan
teroris adalah perspektif Barat, sehingga pada praktiknya banyak kebijakan berkaitan isu
terorisme dari pemerintah Indonesia yang ditentang oleh warga negaranya sendiri yang
beragama Islam dan tentunya juga oleh negara-negara yang dicap sebagai sponsor terorisme.
Kondisi seperti ini tentunya tidak menguntungkan bagi Indonesia karena bukan keamanan
dan kedamaian yang didapat tetapi kebijakan yang salah dalam menentukan siapa teroris dan
siapa bukan teroris justru akan mematik amarah.

12

Isu Nuklir Iran dan Sikap Indonesia

Dalam mensikapi isu nuklir iran, oleh beberapa pengamat hubungan internasional, Indonesia
dinilai lebih mampu memaksimalkan peran strategisnya sebagai negara netral serta lebih
tegas dalam bersikap dibandingkan ketika mensikapi isu terorisme global. Mengenai peran
strategis yang bisa dimainkan Indonesia , salah satu faktor penguatnya adalah antara
Indonesia dan Iran memiliki spirit yang sama sebagai negara dengan mayoritas penduduk
pemeluk Islam. Dengan posisi itu, termasuk dengan spirit politik luar negeri yang bebas-aktif,
anggota Non-Blok dan juga OKI, pihak AS dan sekutunya bisa melihat posisi Indonesia yang
cukup netral.

Adalah sebuah langkah yang patut diacungi jempol ketika Presiden Yudhoyono memanggil
para duta besar negara yang menjadi representasi para pihak yang terkait dengan krisis nuklir
Iran untuk menjelaskan sikap dan posisi Indonesia dalam menaggapi krisis nuklir tersebut.
Mereka yang hadir antara lain Duta Besar Prancis untuk RI, Renauld Vignal, Dubes Jerman
Joachim Droudre Grouger, Dubes Inggris Charles Humfrey dan Dubes Austria Bernard
Zimburg, Dubes Rusia untuk RI, George Savuica, Dubes Amerika Serikat Lynd B.Pascoe,
dan Dubes RRC untuk RI, Lan Lijun.

Dengan tegas Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Hasan Wirajuda, mendorong para pihak
yang terkait masalah ini, untuk memaksimalkan upaya perundingan masalah nuklir Iran ini,
khususnya kepada Iran dan tiga negara anggota Uni Eropa, yakni Inggris, Prancis dan
Jerman. Wirajuda menegaskan bahwa Pemerintah RI tidak ingin negara-negara barat tergesagesa menyimpulkan bahwa proses perundingan tentang masalah ini sudah buntu kemudian
menyerahkannya kepada dewan Keamanan PBB.

Masalahnya, AS dan Uni Eropa masih curiga Iran melanggar perjanjian larangan
penyebarluasan nuklir atau Traktat Non-Proliferasi Nuklir, dengan memiliki program rahasia
pengembangan senjata nuklir Sudah final bagi Barat untuk menolak mempercayai apa pun
argumentasi Teheran.

Anggota DK PBB plus Jerman, dalam pertemuan di New York, gagal menyamakan sikap
soal cara menangani krisis nuklir Iran meskipun AS terus mendesak disepakatinya resolusi
berdasar Pasal 7 Piagam PBB, yang mengesahkan sanksi atau penggunaan kekuatan militer.

13

Rusia dan China menolak karena khawatir resolusi seperti itu akan mengarah pada perang.
Karena konstelasi permasalahan sudah berkembang seperti itu, Indonesia harus taktis mencari
posisi, agar persahabatan dengan kedua belah pihak yang bertikai tetap terjaga. Untuk
berbagai kepentingan nasional, Indonesia memerlukan terpeliharanya hubungan yang baik
dengan Iran dan AS serta sekutu-sekutunya. Karena itu, penting bagi Indonesia untuk
menjelaskan kepada Barat tentang latar belakang sikap yang diambil dalam kasus program
nuklir Iran.

Indonesia berharap tawaran Rusia tersebut diterima sebagai solusi damai dalam masalah
pengayaan uranium oleh Iran. Dalam pertemuan antara Dubes Iran dan Presiden RI, kata
Hassan, Presiden kembali mengharapkan agar ada penyelesaian secara damai tentang kasus
nuklir di negeri para mullah tersebut. Presiden mengharapkan adanya kerjasama Iran dengan
Badan Energi Atom Internasional (IAEA/International Atomic Energy Agency) dan Iran
mempertimbangkan dengan seksama tawaran Rusia untuk memproses pengayaan uranium di
Rusia dan selanjutnya digunakan sebagai bahan baku energi nuklir di Iran. Presiden juga
menginginkan adanya informasi terus-menerus mengenai perkembangan di Iran dari pihakpihak terkait termasuk dari pemerintahan Iran.

2.4

Langkah Indonesia Ke Depan

Untuk mengantisipasi agar Indonesia ke depan tidak ikut terjebak dalam konflik geopolitik
internasional, tentunya Indonesia dituntut untuk merencanakan dan mengevaluasi kembali
posisinya dalam percaturan politik internasional dewasa ini. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindarkan diri dari segala macam konflik geopolitik internasional yang mengarah
kepada penghancuran Human Civilizations dan Nation Relationship melalui isu terror yang
berkepanjangan.
Setidaknya ada 4 langkah yang perlu untuk segera ditempuh pemerintah guna mensiasati
instabilitas politik dunia oleh global chaos yang semakin memperihatinkan. Pertama, perlu
mengevaluasi kembali kebijakan Luar Negeri Indonesia terhadap suatu negara, melalui
pembobotan skala perioritas, apakah suatu Negara dianggap cukup strategis dan
menguntungkan bagi kepentingan Indonesia. Indonesia perlu mengurangi perwakilan
Indonesia di luar negeri dan menurunkan derajat hubungan diplomatik setingkat Konsul

14

Jenderal atau Konsul kehormatan, apabila negara yang bersangkutan dianggap kurang
memberikan imbal balik yang positif.
Kedua, memperkokoh stabilitas keamanan dalam negeri dan stabilitas politik domestik,
dengan mempersempit dan menghancurkan ruang gerak segala bentuk tindakan kriminal,
anarkis dan pergerakan vandalism yang mengatasnamakan agama, lalu sebisa mungkin
membuka berbagai ruang diskusi yang cerdas, demokratis dan terbuka agar masyarakat tidak
mudah

disesatkan

oleh

propaganda

asing

yang

belum

tentu

benar.

Ketiga, memperkuat kerjasama Ekonomi dan Keamanan regional dengan Negara-negara


ASEAN, agar tercipta zona stabilisasi dan kondusif ASEAN, untuk merangsang gairah
investasi ke daerah ini. Percepatan pertumbuhan Ekonomi wilayah ASEAN akan turut
menyumbang pertumbuhan Ekonomi domestik. Zona Aman ASEAN juga diintensifkan untuk
menopang sekaligus mempercepat penyelesaian konflik local di Aceh, Ambon, Maluku dan
Papua, guna menutup ruang gerak para pengacau yang selama ini masuk melalui pintu
gerbang Negara-negara ASEAN.

Keempat, Indonesia harus lebih berperan aktif dan meningkatkan posisi tawarnya di berbagai
forum kerja sama internasional seperti di forum PBB, KAA, OKI, APEC, dan organisasi
multilateral lain yang diikuti Indonesia.. Kemudian dalam kerjasama multilateral dan politik
internasional Indonesia jangan terpancing oleh berbagai intimidasi, intervensi, rayuan dan
terlibat dalam konflik internasional yang justru akan menyulitkan posisi tawar Indonesia
dikemudian hari. Dalam menanggapi isu-isu global yang sensitif -seperti isu terorisme, isu
nuklir Iran, dan isu nuklir Korea Utara- Indonesia harus mulai membatasi dan memposisikan
diri. Ketegasan diplomasi yang efektif diperlukan guna menempatkan Indonesia dalam
kerangka hubungan antar negara yang cinta damai, saling menghormati dan saling
menguntungkan, tanpa harus terpancing untuk melibatkan diri lebih jauh dalam urusan negara
lain.

15

BAB III
Penutup
3.1

Kesimpulan
Jadi,Geopolitik merupakan sebagai sistem politik atau peraturan peraturan dalam

wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik.
Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia dijadikan sebagai pola pikir dan
pandangan hidup masyarakat Indonesia dalam berbangsa dan bernegara.Kekuatan negara
Indonesia terletak pada : posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya sumber daya
alam. Sementara kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman
masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa dan satu tanah air, sebagaimana telah
diperjuangkan oleh par pendiri negara ini dan diikrarkan dalam sebuah Sempah
Pemuda.Sehingga pandangan geopolitik bangsa Indonesia harus didasarkan pada nilai nilai
Pancasila yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945 agar
tercipta suatu Persatuan dan Kesatuan Negara Indonesia.
Dari macam-macam geopolitik dan fasenya dapat diringkas sebagai berikut:
(1) masa geopolitik klasik, (2) geopolitik perang dunia II, dan (3) geopolitik perang dingin.
Pasca berakhirnya perang dingin, bukan berarti geopolitik telah mati. Teritori secara fisik
masih berperan penting dalam perpolitikan internasional dan strategisnya.Uneven
Development: hubungan antara Utara dan Selatan terkait dengan kepemilikan sumber daya
alam dan inequality yang mana sejak tahun 1950 telah mikirkan suatu gagasan bahwa untuk
menciptakan dunia yang damai, maka negara miskin (Selatan) perlu untuk berkembang dan
modern(isasi), baik dalam konteks human security, memelihara dan mendukung
hegemoni, untuk kepentingan ekonomi Barat, atau untuk aliansi melawan komunisme (Slater,
2004: 57-79); Arts, 1994). Pasca perang dingin, persoalan underdevelopment antara UtaraSelatan ini menjadi subyek utama dalam pemikiran geopolitik.

Pusat persoalan Utara-Selatan terletak pada akses tidak seimbang terhadap sumber
daya, sebagaimana juga bentuk dari dominasi Barat, terkait reformasi dan regulasi ekonomi
yang mengarah pada perbedaan teori tentang dependensi dan neo-kolonialisme (slater, 2004:
128). Misalnya beberapa aktivitas Amerika Serikat di wilayah Teluk Persia secara langsung

16

berkaitan dengan tatanan geopolitik tersebut, yang mana kebijakan ditujukan untuk
mengamankan ekonomi minyak mentah (milik) Barat (Slater, 2004: 191; Agnew, 2002: 158).

Konteks geopolitik dalam globalisasi terkait dengan menurunnya kapabilitas negara


berkaitan dengan munculnya beragam aktor internaisonal, organisasi dan perusahaan MNC
dan TNC (De Pater, Groote, dan Terlouw, 2002: 1680). Contoh realnya ialah Banana
Republics. Terkait dengan konteks ini, terdapat China yang muncul sebagai challenger
hegemoni baik secara ekonomi dan militer. Terlihat sekali dalam beberapa kasus misalnya
Google Security Breached, propaganda The Internet Freeedom, kasus Nobel 2010 Liu
Xiaobo, dan upaya AS untuk memaksa China mengapresiasi Yuan, menunjukkan bahwa
masing-masing blok, utamanya Barat melakukan pendekatan yang sangat hati-hati terhadap
China.

3.2

Saran
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan

dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

17

Daftar PUSTAKA
Cohen, Saul Bernard. 2002. Geopolitics of The World System. London: Rowman and
Littlefield Publishers
Flint, Colin. 2007.Introduction to Geopolitics. London: Routledge
Marieke, Peters. 2006.Geopolitics: From European Supremacy to Western Hegemony.
Short, Jhon Rennie. 2002. An Introduction to Geographical Politics.
http://id.wikipedia.org/wiki/Geopolitik_di_Indonesia
http://selawan33.blogspot.com/2013/06/geopolitik-indonesia.html
http://rijalulfata.blogspot.com/2013/04/wawasan-nusantara-sebagai-geopolitik.html

18

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kesepuluh
    Tugas Kesepuluh
    Dokumen3 halaman
    Tugas Kesepuluh
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kesebelas
    Tugas Kesebelas
    Dokumen3 halaman
    Tugas Kesebelas
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Praktikum Software Dips
    Praktikum Software Dips
    Dokumen3 halaman
    Praktikum Software Dips
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kesebelas
    Tugas Kesebelas
    Dokumen3 halaman
    Tugas Kesebelas
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Pemetaan Geologi Cirebon PDF
    Pemetaan Geologi Cirebon PDF
    Dokumen5 halaman
    Pemetaan Geologi Cirebon PDF
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Pemetaan Geologi Cirebon PDF
    Pemetaan Geologi Cirebon PDF
    Dokumen5 halaman
    Pemetaan Geologi Cirebon PDF
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen1 halaman
    Daftar Tabel
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Diktat Word
    Diktat Word
    Dokumen6 halaman
    Diktat Word
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen1 halaman
    Daftar Tabel
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen24 halaman
    Bab I
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Pemetaan Geologi Cirebon PDF
    Pemetaan Geologi Cirebon PDF
    Dokumen5 halaman
    Pemetaan Geologi Cirebon PDF
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen1 halaman
    Abstrak
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Pemetaan Geologi Cirebon PDF
    Pemetaan Geologi Cirebon PDF
    Dokumen5 halaman
    Pemetaan Geologi Cirebon PDF
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen1 halaman
    Abstrak
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kesebelas
    Tugas Kesebelas
    Dokumen3 halaman
    Tugas Kesebelas
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen19 halaman
    Bab I
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen24 halaman
    Bab I
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • (270110130130 Andreas) (B) (2 Ham)
    (270110130130 Andreas) (B) (2 Ham)
    Dokumen25 halaman
    (270110130130 Andreas) (B) (2 Ham)
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen14 halaman
    Bab 1
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat
  • Bahan Ajar Geomorfologi Dasar
    Bahan Ajar Geomorfologi Dasar
    Dokumen52 halaman
    Bahan Ajar Geomorfologi Dasar
    Jundi
    100% (1)
  • 05-Interpretasi Citra
    05-Interpretasi Citra
    Dokumen13 halaman
    05-Interpretasi Citra
    Andreas Pangaribuan
    Belum ada peringkat