3. Substantia Nigra dan Red Nucleur (Nucleus Ruber) ikut berperan dalam
mengontrol pergerakan
4. Mengandung inti-inti saraf cranial ke III dan IV
Pada cedera kepala dimana terjadi kerusakan atau gangguan di mesencephalon,
penderita akan menunjukkan abnormal flexor response (skor 3) pada pemeriksaan
best motor response menurut Glasgow ComaScore.
Pada cedera kepala berat, dapat terjadi perdarahan intracranial dan cerebral edema
sehingga brain stem secara keseluruhan tertekan kebawah dan terjepit didaerah
tentorium akan mengakibatkan Tentorial herniation
2. Cerebellum
Gbr. Cerebellum
Thalamus berfungsi :
1. Melakukan relay dari hampir semua impulse sensorik yang menuju ke cerebral
cortex.
2. Ikut serta dalam mengatur fungsi motorik dengan mengirim informasi dari
cerebellum dan basal ganglia ke daerah motor area di cerebral cortex.
3. Mempunyai peranan dalam memelihara kesadaran
Pemeriksaan neurologi
7
2. Perubahan pernapasan
Pusat pernapasan adalah batang otak bagian bawah, antara pertengahan pons dan
cervical-medullary junction.
Perubahan pernapasan terjadi tergantung dari letak dari lesi;
-
Diencephalon
: Cheyne-Stokes respiration
Midbrain
Pons
: Apneustic respiration
Medulla oblongata
: Ataxic respiration
Pernapasan tidak teratur, kadang dangkal, kadang dalam, terjadi secara bergantian,
frekuensi napas cenderung lambat dan progresif turun hingga apnea.
4. Pupil
Pemeriksaan teliti ukuran pupil serta reaksinya terhadap cahaya adalah paling
penting pada pemeriksaan pertama. Tanda dini herniasi lobus temporal/uncus adalah
dilatasi ringan pupil serta respon cahaya pupil yang lambat (kelumpuhan/pendesakan
NIII di mesenchephalon). Baik kompresi maupun distorsi saraf okulomotor saat
herniasi
tentorial-unkal
mengganggu
fungsi
akson
parasimpatetik
yang
menghantarkan sinyal eferen untuk konstriksi pupil, berakibat dilatasi pupil ringan.
Namun miotik pupil bilateral terjadi pada tingkat awal dari herniasi sefalik sentral.
Herniasi yang berlanjut berakibat bertambahnya dilatasi pupil serta paralisis reflek
cahayanya. Dengan midriasis lengkap (pupil 8-9 mm), ptosis dan paresis rektus
medial dan otot okular lainnya yang dipersarafi oleh saraf okulomotor terjadi. Refleks
cahaya menunjukkan fungsi mesencephalon.
Mencari kelainan pupil lain yang dapat terjadi pada pasien tidak sadar sangat
perlu pada pasien cedera kepala. Hippus adalah fenomena yang tidak bisa diterangkan
9
yaitu dilatasi dan kontraksi pupil spontan, sering dijumpai pada pasien dengan
respirasi Cheyne-Stoke.
Pupil kecil bilateral menunjukkan pasien menggunakan obat tertentu, terutama
opiat, atau mengalami satu atau beberapa ensefalopati metabolik atau lesi destruktif
dari pons. Pupil Horner bilateral kadang-kadang terlihat pada lesi batang otak, tapi
pada pasien trauma perhatian harus diberikan atas kemungkinan putusnya jalur
simpatetik eferen pada apeks paru-paru, di dasar leher atau selubung karotid
ipsilateral.
Pupil yang berdilatasi dan fixed bilateral pada pasien dengan cedera kepala
mungkin akibat perfusi vaskuler serebral yang tidak adekuat. Keadaan ini mungkin
akibat hipotensi sekunder terhadap kehilangan darah atau oleh peninggian tekanan
intrakranial pada tingkat yang mengganggu aliran darah serebral.
5. Gerakan mata
Gerakan okular adalah indeks yang penting dari aktifitas fungsional yang berada pada
formasi retikuler batang otak. Respon okulosefalik atau okulovestibular digunakan
untuk menentukan ada atau tidaknya gangguan gerakan mata. Reaksi okulosefalik
(Dolls head eye phenomenon) dan reaksi terhadap tes kalori (okulovestibuler)
menunjukkan fungsi medulla oblongata dan pons (jangan melakukan pemeriksaan
okulosefalik jika cedera servikal belum dapat disingkirkan).
Respon okulosefalik, pada pasien cedera kepala tidak sadar, hilangnya gerakan
mata horizontal menunjukkan perlunya pemeriksaan diagnostik yang mendesak.
Dengan menggunakan manuver okulosefalik (fraktur leher disingkirkan); kepala
ditinggikan 300 dari posisi baring dan dengan cepat diputar to and from pada bidang
horizontal. Pada respon dolls eye normal, setiap mata cenderung mempertahankan
posisinya terhadap ruangan dengan gerak berlawanan terhadap rotasi kepala dan
secara horizontal menuju posisi lateral dan medial yang sesuai pada orbita.
Respon okulovestibuler, stimulasi dilakukan dengan air es dan hanya
membutuhkan sedikit waktu. Obstruksi di dalam kanal auditori eksternal oleh darah
atau serum harus dibersihkan. Terbatasnya gerak otot mata terjadi pada pasien dengan
edema orbital. Pada pasien sadar, stimulasi kalorik dingin menyebabkan nistagmus
fase cepat pada arah berlawanan dari deviasi mata tonik. Pada keadaan ini dikenal
dengan penomena cows, cold opposite, warm same. Pada pasien koma, supresi
fungsional sistem aktivasi retikuler ditunjukkan oleh tidak adanya nistagmus sebagai
10
respon terhadap stimulasi kalorik, jadi hanya deviasi mata tonik yang tampak (cold
same). Dengan 20 ml air es sudah cukup, tapi bila tidak terjadi respons dalam satu
menit, tes dapat diulang dengan volume yang lebih besar. Bila irigasi kedua tidak
menimbulkan gerak mata, manuver okulosefalik simultan dapat dilakukan untuk
memperkuat stimulus. Untuk menyingkirkan cedera kanal semisirkuler atau saraf
vestibuler sebagai penyebab tidak adanya respon kalorik dingin, respon kalorik air
hangat normal pada telinga berlawanan dapat dilakukan.
6. Sindrom Herniasi
Berdasarkan letak lesi dibagi atas 2 bagian:
1. Supratentorial
a. Herniasi cingulate (subfalcine), terjadi akibat massa pada satu sisi hemisfer
berkembang dan menekan ke araj kontralateral, menyebabkan gyrus cingulate
terdorong melintasi bagian bawah falx serebri, serta menekan dan mendorong
v.serebri interna.
b. Herniasi transtentorial atau sentral, merupakan hasil akhir pendorongan ke
arah bawah dari hemisfer serebri dan ganglia basalis terhadap diencephalon
dan mesensephalon secara rostrokaudal melalui tentorial notch.
c. Herniasi uncal, diawali dengan lesi yang berkembang dari fossa temporalis
atau lobus temporalis, bergeser menuju ke arah medial uncus dan gyrus
hypokampal, sehingga terjadi pendorongan kearah tepi incisura tentorium.
Pada saat bersamaan nervus III (okulomotorius) dan a. Serebri posterior pada
sisi ipsilateral dengan lesi akan terperangkap di antara uncus dan tentorium
atau ligamentum petroklinoid.
2. Subtentorial
a. Herniasi transtentorial ke atas, hal ini dapat terjadi jika terdapat massa yang
berkembang pada fossa posterior, sehingga serebellum dan mesensephalon
bisa terdorong ke atas melalui tentorial notch. Herniasi ini dapat menekan dan
menghimpit v. Rosental, Galen dan ventrikel III sehingga mengganggu aliran
darah dan LCS dengan peningkatan TIK.
b. Herniasi ke bawah menuju foramen magnum, hal ini terjadi karena penekanan
pada medulla oblongata sebagai pusat pernapasan dan vasomotor.
Pemeriksaan klinis yang dapat dilakukan adalah :
11
1. Herniasi Sentral
a. Setingkat diencephalon tahap dini
Pola pernapasan
Pupil
Okulosefalik
Okulovestibuler
Motorik
Pupil
menurun
Okulosefalik
Okulovestibuler
Motorik
cheyne-stokes
dan
secara
progresif
menjadi
Okulovestibelur
Okulosefalik
12
Motorik
Pupil
Okulovestibuler
Okulosefalik
Motorik
Pupil
Okulovestibuler
Okulosefalik
Motorik
2. Herniasi uncal
a. Pada tahap awal kompressi N.III
Respirasi
: Normal
13
Pupil
Okulovestibuler
Okulosefalik
Motorik
Pupil
Okulovestibuler
Okulosefalik
Motorik
7. Brain Death
Kriteria brain death meliputi :
a. Tidak ada respons
Gerakan bola mata tidak ada pada pemeriksan vestibulookuler maupun tes
kalori
Tidak ada reflek kornea, maupun reflek muntah, dan tidak ada gerakan
lidah maupun otot wajah
14
Tes apnea, tidak ada aktivitas respirasi disebabkan oleh kerusakan pada
batang otak.
f. Tes konfirmasi
Kesimpulan
Level kerusakan
Diensephalon
Pupil
Isokor
Motorik
Melokalisir nyeri
Pernapasan
Normal
Okulosefalik
Okulovestibuler
+
15
(dini)
Diensephalon
(lanjut)
Mesensephalonpons
bagian
atas
Pons
bawahatas
medulla
oblongata
Medulla
oblongata
1-3 mm
RC menurun
Isokor
1-3 mm
RC menurun
Midposition,
Fix
3-5 mm
RC Midposition,
fix
3-5 mm
RC 5 mm
N.III
awal)
(tahap Anisokor
RC menurun
N. III
lanjut)
(tahap Anisokor
RC menurun
kadang
Cheyne Stoke
Dekortikasi atau Cheyne Stokes
bahkan Flaccid
Deserebrasi
kadang Flaccid
Cheyne
Stokes-CNH
Flaccid
RP +/+
+/-
Normal cepat _
20-40x/mnt,
progresif
menjadi ataxic
Flaccid
Ataxia
s/d _
apnea
yang
persisten
Sisi lateral dapat Normal
+
melokalisir
nyeri/hemiplegi
kontralateral
Dekortikasi atau Cheyne
+
bahkan
Stokes- CNH
deserebrasi
Reaksi mata
kontralateral
lesi
DAFTAR PUSTAKA
2006
5. Alves W ; Handbook of Neuroemergency Clinical Trial, Toronto, 2006
6. Lindsay KW ; Localised neurological disesase and its management, Neurology and
1999
8. Japardi I ; Pemeriksaan Neurologi Penderita Cedera Kepala, Cedera Kepala, Jakarta,
2004
9. Posner JB et all ; Structural causes of Stupor and coma, Plum and Posners Diagnosis
Yogyakarta, 2006
17
18