TINJAUAN PUSTAKA
10
biasanya secara inhalasi basil yang mengandung droplet nuclei, khususnya yang
didapat dari pasien TB paru dengan batuk berdarah atau berdahak yang
mengandung basil tahan asam (BTA). (13)
Penyebab tuberkulosis adalah mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman
yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/um dan tebal 0,3-0,6/um. Yang
tergolong dalam kuman mycobacterium tuberculosae complex berdasarkan
perbedaan epidemologi adalah
1. M. Tuberculosae
2. Varian asian
3. Varian african I
4. Varian African II
5. M. Bovis.
Kelompok kuman myobacteria Other Than TB (MOTT, atypical ) adalah
1. M. Kansai
2. M. Avium
3. M. Intra cellulare
4. M. Scrofulaceum
5. M. Malmacerse
6. M. Xenopi
Sebagian besar dinding kuman terdiri dari atas asam lemak (lipid),
kemudian peptidoglikan dan arabinomannan. Lipid inilah yang membuat kuman
lebih tahan terhadap asam (asam alkohol) sehingga disebut bakteri tahan asam
11
(BTA) dan ia juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. Kuman dapat
tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan
bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat
dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan
penyakit tuberkulosis menjadi aktif lagi.(13)
Di dalam jaringan, kuman hidup sebagai parasit intarseluler yakin dalam
sitoplasma makrofag. Makrofag yang semula memfagositasi malah kemudian
disenanginya karena banyak mengandung lipid.
Sifat kuman ini adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih
menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan
oksigen pada bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari bagian lain, sehingga
bagian apikal ini merupakan tempat prediksi penyakit tuberkulosis.(13)
2.1.4 Resiko Penularan
Resiko penularan setiap tahun (Annual Risk of Tuberkulosis Infection =
ARTI) di Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1-3%. Pada
daerah dengan ARTI sebesar 1% berarti setiap tahun di antara 1000 penduduk
terdapat 10 (sepuluh) orang akan terinfeksi. Sebagian besar orang yang terinfeksi
tidak akan menjadi penderita TBC, hanya sekitar 10% dari yang terinfeksi yang
akan menjadi penderita tuberkulosis paru.
Dari keterangan di atas dapat diperkirakan pada daerah dengan ARTI 1%
maka di antara 100.000 penduduk rata-rata terjadi 100 (seratus) penderita
tuberkulosis setiap tahun, di mana 50 penderita adalah BTA Positif. (1)
12
terinfeksi
tuberkulosis
menjadi
sakit
tuberkulosis.
Infeksi
HIV
TB Paru +++
Usia pertengahan
a. Pria
b. Wanita
TB paru ++
TB Paru +++
TB Paru +++
Usia Lanjut
a. Pria
b. Wanita
TB Paru ++
TB Paru +-
(6)
13
(6)
Pentingnya
+++
+
+
+
+
+++
+
+
+
+
?+
?+
+++
+
+
+
2.1.5 Patogenesis
2.1.5.1. Tuberkulosis primer
Penularan tuberkulosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau
dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar kita. Partikel
infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada
ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam
suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulanbulan. Bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, ia akan menempel
pada saluran nafas atau jaringan paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila
ukuran partikel <5 mikrometer. Kuman akan dihadapi pertama kali oleh
neutrofil, kemudian baru oleh magrofag. Kebanyakan partikel ini akan mati
14
15
16
TB pasca primer juga dapat berasal dari infeksi eksogen dari usia
muda menjadi TB usia tua (elderly tuberculosis). Tergantung dari jumlah
kuman, virulensi-nya dan imunitas pasien, serangan dini ini dapat menjadi:
1. Direabsorbsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan cacat.
2. Sarang yang mula-mula meluas, tetapi segera menyembuh dengan
serbukan jaringan fibrosa. Ada yang membungkus diri menjadi kertas,
menimbulkan perkapuran. Sarang dini ini meluas sebagai granuloma
berkembang menghancurkan jaringan ikat sekitarnya dan bagian
tengahnya mengalami nekrosis, menjadi lembek membentuk jaringan
keju. Bila jaringan keju dibatukkan keluar akan terjadilah kavitas.
Kavitas ini mula-mula berdinding tipis, lama-lama dindingna menebal
karena inflamasi jaringan fibroblas dalam jumlah besar, sehingga
menjadi kavitas sklerotik (kronik). Terjadinya perkijuan dan kavitas
adalah karena hidrolisis protein lipid dan asam nukleat oleh enzim yang
diproduksi oleh magrofag, dan proses yang berlebihan sitokin dengan
TNF-nya .
Di sini lesi sangat kecil, tetapi berisi bakteri sangat banyak dan
kavitas dapat:
1. Meluas kembali dan menimbulkan sarang pnemonia baru. Bila isi
kavitas ini masuk dalam peredaran darah arteri, maka akan terjadi TB
milier. Dapat juga masuk ke paru sebelahnya atau tertelan masuk
lambung dan selanjutnya masuk usus jadi TB usus. Sarang ini
17
18
19
1. Tuberkulosis paru
2. Bekas tuberkulosis paru
3. Tuberkulsis paru tersangka yang terbagi dalam:
a. Tuberkulosis paru tersangka yang diobati. Di sini sputum BTA negatif,
tetapi tanda-tanda lain positif.
b. Tuberkulosis paru tersangka yang tidak diobati. Di sini sputum BTA
negatif dan tanda-tanda lain juga meragukan.
Dalam 2-3 bulan, TB tersangka ini sudah harus dipastikan apakah
termasuk TB paru (aktif) atau bekas TB paru. Dalam klasifikasi ini perlu
dicantumkan :(13)
1. Status bakteriologi.
2. Mikroskopok sputum BTA (langsung)
3. Biakan sputum BTA
4. Status radiologis, kelainan yang relevan untuk tuberkulosis paru
5. Status kemoterapi, riwayat pengobatan dengan obat anti tuberkulosis.
Menurut WHO tahun 1991 mengkategorikan berdasarkan terapi membagi TB
dalam 4 kategori yakni:(13)
1. Kategori I, ditujukan terhadap:
a. Kasus baru dengan sputum positif
b. Kasus baru dengan bentuk TB berat
2. Kategori II, ditujukan terhadap:
a. Kasus kambuh
20
21
keluar. Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama, mungkin
saja batuk baru ada setelah peyakit berkembang dalam jaringan paru yakni
setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan peradangan bermula. Sifat
batuk bermulai dari batuk kering (non-produktif) kemudian setelah timbul
peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut
adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah.
Kebanyakan batuk darah pada tuberkulosis terjadi kavitas, tetapi dapat juga
terjadi pada ulkus dinding bronkus. (13)(14)
2.1.7.3 Sesak napas
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak
napas. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang
infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru. (13)(14)
2.1.7.4 Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan, nyeri dada timbul bila infiltrasi radang
sudah mencapai ke pleura sehingga menimbulkan pluritis. Terjadi gesekan
kedua pleura sewaktu pasien menarik/melepaskan napasnya. (13)(14)
2.1.7.5 Malaise
Penyakit tuberkulosis persifat radang yang menahun. Gejala malaise
sering ditemukan berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, badan makin kurus
(Berat badan turun), sakit kepala, nyeri otot dan keringat malam. Gejala
22
malaise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak
teratur.(13)(14)
2.1.8 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan pertama terhadap keadaan umum pasien mungkin ditemukan
konjungtiva mata atau kulit yang pucat karena anemia, suhu demam (subfebris),
badan kurus atau berat badan menurun. (13)(14)
Pada pemeriksan fisis pasien sering tidak menunjukkan suatu kelainan pun
terutama pada kasus-kasus dini atau yang sudah terinfiltrasi secara asimtomatik.
Secara anamnesis dan pemeriksaan fisis, TB paru sulit dibedakan dengan
pneumonia biasa.
Tempat kelainan lesi TB paru yang paling dicurigai adalah bagian apeks
(puncak) paru. Bila dicurigai adanya infiltrat yang agak luas, maka didapatkan
perkusi yang redup dan auskultasi suara napas bronkial. (13)
2.1.9 Pemeriksaan radiologis
Pada saat ini pemeriksaan radiologis dada merupakan cara yang praktis
untuk menemukan lesi tuberkulosis. Lokasi lesi tuberkulosis umumnya di daerah
apeks paru (segmen apikal lobus atas atau segmen apikal lobus bawah), tetapi
dapat juga mengenai lobus bawah (bagian inferior) atau di daerah hilus meyerupai
tumor paru.(13)
Gambaran radiologis yang sering menyertai tuberkulosis adalah penebalan
pleura (pleuritis), masa cairan di bawah paru dan bayangan hitam radiolusen di
23
pinggir paru/pleura. Disamping itu perlu diingat juga faktor kesalahan dalam
membaca foto dapat mencapai 25%.(13)
Pemeriksaan radiologi dada yang lebih canggih dan saat ini sudah banyak
dipakai di rumah sakit rujukan adalah Computed Tomography Scenning (CT
Scan) dan pemeriksaan ini lebih superior dibandingkan radiologis biasa.
Perbedaan densitas jaringan terlihat lebih jelas dan sayatan dapat dibuat
transversal. (13)
2.1.10 Sputum
Pemeriksaan spurum adalah penting karena dengan ditemukannya kuman
BTA, diagnosis tuberkulosis sudah dapat dipastikan. Di samping itu pemeriksaan
sputum juga dapat memberikan evaluasi terhadap pengobatan yang sudah
diberikan. Pemeriksaan ini mudah dan murah sehingga dapat dikerjakan
dilapangan (puskesmas).(13)
Kriteria sputum BTA positif adalah bila sekurang-kurangnya ditemukan 3
batang kuman BTA pada satu sediaan. Dengan kata lain diperlukan 5.000 kuman
dalam 1 mL sputum. (13)
Cara pemeriksaan sediaan sputum yang dilakukan adalah
1. Pemeriksaan sediaan langsung dengan mikroskop biasa
2. Pemeriksaan sediaan langsung dengan mikroskop fluoresens (pewarna
khusus)
3. Pemeriksaan dengan biakan (kultur)
24
25
Hasil BTA
- - -
Hasil BTA
+ - -
Hasil BTA
+ + +
+ + -
Tidak ada
perbedaan
Ada
perbedaan
Pemeriksaan mikroskopis
Hasil BTA
+ + +
+ + + - -
Hasil BTA
- - -
Pada keadaan-keadaan tertentu dengan pertimbangan kegawatan dan medis spesialistik, alur
tersebut dapat digunakan secara lebih fleksibel.
26
WHO tahun 1991 memberikan kriteria pasien tuberkulosis paru, yaitu: (14)
1. Pasien dengan sputum BTA positif
a. Pasien yang pada pemeriksaan sputumnya secara mikroskopis
ditemukan BTA, sekurang-kurangnya pada 2 pemeriksaan
b. Satu sediaan sputumnya positif disertai kelainan radiologis
yang sesuai dengan gambaran TB aktif.
c. Satu sedian sputumnya positif diserati biakan yang positif.
2. Pasien dengan sputum BTA negatif
a. Pasien yang pada pemeriksaan sputumnya secara mikroskopis
tidak ditemukan BTA sdikitnya pada 2 pemeriksaan tetapi
gambaran radiologis sesuai dengan TB aktif.
b. Pasien yang pada pemeriksaan sputumnya secara mikroskopis
tidak ditemukan BTA sama sekali, tetapi pada biakan positif.
Diluar pembagian tersebut di atas pasien digolongkan lagi berdasrkan
riwayat penyakitnya, yakni: (14)
1. Kasus baru
Pasien yang tidak mendapat obat anti TB lebih dari 1 bulan.
2. Kasus kambuh
Pasien yang pernah dinyatakan sembuh dari TB, tapi kemudian timbul
lagi TB aktifnya.
3. Kasus gagal (smear positive failure)
27
28
e. Kor pulmonal
f. Amiloidosis
g. Karsinoma paru
h. Sindrom gagal nafas dwasa (ARDS)
29
Sebagaimana kita ketahui asam amino dan protein penting dalam tubuh untuk
sistem imunitas dan proses penyembuhan penyakit.(13)
Gangguan ini akan memperburuk kedaan sakit pasien dan mencegah proses
penyembuhan dan akan berakibat terjadi komplikasi yang pada akhirnya akan
memperburuk keadaan.
Keadaan malnutrisi merupakan suatu keadaan umum yang kita
dapat
jumpai pada pasien dengan penyakit kronik termasuk tuberkulosis paru yang
terjadi pada masyarakat. Pada berbagai kelompok penyakit kronik dapat kita
jumpai terjadi malnurisi, pada penyakit paru kronis bisa mencapai 45%.(13)
Teori diatas sejalan dengan hasil penelitian Frredy panjaitan mengenai
karakteristik penderita tuberkulosis paru dewasa rawat inap di rumah sakit umum
Dr. Soedarso Pontianak priode September November tahun 2010. Bahwa status
gizi sebagian besar subyek penelitiannya buruk, yatitu dengan hasil 36 orang
(80,0%) subyek memiliki IMT kurang dari 18,5 kg/m2. Hanya 9 orang (20,0%)
subyek yang memiliki IMT lebih dari 18,5 kg/m2.(8)
2.2.1 Malnutrisi dan TB Paru
Malnutrisi dan TB kedua masalah besarnya cukup di sebagian besar daerah
tertinggal di dunia. Kedua masalah cenderung berinteraksi satu sama lain. Angka
kematian TB dalam kelompok-kelompok ekonomi yang berbeda dalam
masyarakat cenderung bervariasi berbanding terbalik dengan tingkat ekonomi
mereka. Demikian pula, status gizi secara signifikan lebih rendah pada pasien
dengan TB aktif dibandingkan dengan kontrol sehat. Malnutrisi dapat
30
31
Tabel 2.3 Klasifikasi internasional dewasa kurus, kelebihan berat badan, dan
obesitas menurut BMI
Clasification
Underweinght
Severe thinness
Moderate thinness
Mild thinness
Normal rage
Overweight
Pre obese
Obese
Obese class I
Obese class II
Obese class III
Sumber : Adapted from WHO, 1995; WHO, 2000 and WHO, 2004.
32
laten lebih mungkin untuk menjadi TB aktif ketika dimediasi sel respon kekebalan
terganggu. Bahkan, antara individu dengan TB laten, terjadinya gizi buruk dapat
menjadi pemicu penting untuk perkembangan TB aktif.(7)
Sebagian besar data tentang hubungan antara status gizi dan perkembangan
TB aktif berasal dari studi yang dilakukan pada tahun 1950 hingga 1970 di
negara-negara maju. Satu studi longitudinal peserta dalam uji coba vaksin BCG
dilakukan di Amerika Serikat menemukan kejadian TB aktif adalah 2,2 kali lebih
tinggi pada anak dengan rendah toko lemak subkutan (ketebalan lipatan kulit
antara 0 dan 4mm) dibandingkan dengan mereka dengan 10 mm lemak subkutan .
Dalam sebuah studi besar yang dilakukan di Norwegia, kejadian TB BTA-positif
dan BTA-negatif menurun secara signifikan dengan meningkatnya BMI pada
semua kelompok umur. Diagnosis TB baru adalah 5 kali lebih tinggi pada
kelompok BMI terendah dibandingkan dengan kelompok BMI tertinggi.(7)
2.2.3 Perubahan Status gizi selama pengobatan TB paru
Berat badan terdiri dari lemak massa bebas (otot) dan massa lemak. Otot
yang memadai umumnya terkait dengan fungsi fisik. Gizi partisi didefinisikan
sebagai distribusi relatif berat badan atau keuntungan antara lemak dan bebas
lemak (otot / protein) . Selama terapi obat TB aktif tanpa nutrisi tambahan, status
gizi biasanya membaik. Hal ini kemungkinan besar karena berbagai alasan
termasuk meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan, mengurangi
kebutuhan energi / nutrisi, dan peningkatan efisiensi metabolik. Kebanyakan
perbaikan, namun, terbatas pada peningkatan massa lemak. (7)
33
dukungan
nutrisi
selama
pengobatan
TB
sering
34
35
2.3 Telur
Telur merupakan bahan pangan yang padat gizi dan enak rasanya, mudah
diolah serta harganya relatif murah jika dibandingkan dengan sumber protein
hewani lainnya. (15)
Masyarakat tidak perlu khawatir mengonsumsi telur, mengingat telur
sebagai sumber protein yang mengandung asam amino yang tidak tergantikan
yang sangat dibutuhkan untuk menciptakan manusia Indonesia yang cerdas dan
sehat. Zat makanan ini juga berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh dan
sebagai zat pembangun serta zat pengatur.
Protein merupakan salah satu zat makanan yang diperlukan oleh manusia
agar bisa bertumbuh kembang dan tetap sehat. Fungsi protein antara lain untuk
membuat dan memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Dengan demikian,
ketersediaan protein dalam menu makanan tidak saja diperlukan oleh anak-anak
yang masih dalam masa pertumbuhan tetapi juga dibutuhkan oleh orang-orang
dewasa. Bahan makanan sumber protein harus tersedia dalam menu makanan
sehari- hari, agar tubuh kita memperoleh asupan gizi yang seimbang.(15)
Protein nabati harganya relatif murah, namun asam amino esensial yang
dikandungnya kurang lengkap. Sementara protein hewani mempunyai kandungan
asam amino esensialnya lebih lengkap, dengan demikian protein hewani
mempunyai kualitas yang lebih baik karena lebih beragamnya jenis-jenis asam
amino yang dikandungnya.
Telur merupakan sumber protein hewani yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat. Dalam slogan empat sehat lima sempurna, antara lain dikatakan
36
bahwa telur merupakan lauk yang bergizi tinggi. Telur merupakan bahan pangan
yang padat gizi dan enak rasanya, mudah diolah serta harganya relatif murah jika
dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya. Bagi anak-anak, remaja
maupun dewasa, telur merupakan makanan ideal dan sangat mudah didapatkan.
Telur memiliki komposisi zat gizi yang lengkap. Untuk mencukupi protein
hewani yang dibutuhkan anak balita, cukup dengan memberikan sebutir telur
(terutama kuning telur) setiap hari dan untuk orang dewasa dianjurkan
mengonsumsi tiga butir telur setiap minggu.(15)
2.3.1 Kandungan gizi dalam telur
Telur
mempunyai
kandungan
nutrisi
yang lengkap,
karena
telur
mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan tubuh, hanya vitamin C saja
yang tidak ada. Di bawah ini adalah tabel nilai gizi telur dalam 100 gram bahan
makanan. (15)
Tabel 2.4 : Komposisi Zat Gizi dalam 100 gram Telur Ayam Segar
Komposis Kimia
Kuning Telur
Putih Telur
Kalori
(kkal)
162,0
361,0
50,0
Protein
(gram)
12,8
16,3
10,8
Lemak
(gram)
11,5
31,9
0,0
Karbohidrat
(gram)
0,7
0,7
0,8
Kalsium
(gram)
54,0
147,0
6,0
Posfor
(gram)
180,0
586,0
17,0
Vitamin A
(SI)
900,0
2000,0
0,0
Vitamin B
(SI)
0,1
0,27
0,0
37
38
39
2.4 Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar
tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separonya ada di dalam
otot, seperlima di dalam tulang dan tulang rawan.
Sepersepuluh di dalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan lain dan
cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah,
matris intraseluler dan sebagainya adalah protein. Di samping itu asam amino
yang membentuk protein bertindak sebagai prekursor sebagian besar koenzim,
hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan. (10)
Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi
lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.
2.4.1 Mutu protein
Mutu protein ditentukan oleh jenis dan proporsi asam amino yang
dikandungnya. Protein komplet atau protein dengan nilai biologis tinggi atau
bermutu tinggi adalah protein yang mengandung semua jenis asam amino esensial
40
dalam proporsi yang sesuai untuk keperluan pertumbuhan. Semua protein hewani,
kecuali gelatin merupakan protein komplit. (10)
Protein tidak komplit, atau protein bermutu rendah adalah protein yang tidak
mengandung atau mengandung dalam jumlah kurang satu atau lebih asam amino
esensial. Sebagian besar protein nabati kecuali kacang kedelai dan kacangkacangan lain merupakan protein tidak komplet.
Beberapa jenis protein mengandung semua macam asam amino esensial,
namun masing-masing dalam jumlah terbatas namun cukup untuk perbaikan
jaringan tubuh akan tetapi tidak cukup untuk pertumbuhan. Asam amino yang
terdapat dalam jumlah terbatas untuk memungkinkan pertumbuhan ini dinamakan
asam amino pembatas, atau limiting amino acid. Metionin merupakan asam amino
pembatas kacang-kacangan, lisin dari beras dan triptofan dari jagung. Bila
terdapat secara bersamaan dalam makanan sehari-hari, beberapa macam protein
dapat saling mengisi dalam asam amino esensial. Dua jenis protein yang terbatas
dalam asam amino yang berbeda, bila dimakan secara bersamaan di dalam tubuh
daoat menjadi susunan protein komplet.(10)
Campuran dua jenis protein nabati atau penambahan sedikit protein hewani
ke protein nabati akan menghasilkan protein bermutu tinggi dengan harga relatif
rendah. Dalam keadaan tercampur, asam amino yang berasal dari berbagai jenis
protein dapat saling mengisi untuk menghasilkan protein yang dibutuhkan tubuh
untuk pertumbuhan dan pemeliharaan. (10)
41
NB*)
NPU**)
PER***)
Telur
Susu sapi
Ikan
Daging sapi
Beras tumbuk
Kacang tanah
Beras giling
Gandum utuh
Jagung
Kacang kedelai
Biji-bijian
100
93
76
74
86
55
64
65
72
73
62
94
82
67
59
55
57
49
36
61
53
3.29
3.09
3.55
2.30
1,65
2,18
1,53
2,32
1,77
Skor kimia/
skor asam
amino
100
95
71
69
67
65
57
53
49
47
42
*)Nilai Biologis
**) Net protein Utilization
***) Protein efesiency ratio
Sumber: Wardlaw, G.M. dan P.M. Insel, Perspectives in Nutrition, 1990, hal. 167.
42
43
44
dan
perbaikan.
Beberapa
jenis
jaringan
tubuh
45
46
besar bahan yang mengangkut zat-zat gizi ini adalah protein. Alat angkut
protein ini dapat secara khusus. Kekurangan protein, menyebabkan
gangguan pada absorpsi dan transportasi zat-zat gizi. (10)
7. Sumber energi
Sebagai sumber energi, protein ekuivalen dengan karbohidrat,
karena menghasilkan 4 kkal/g protein. Namun protein sebagai sumber
energi relatif lebih mahal, baik dalam harga maupun dalam jumlah energi
yang dibutuhkan untuk metabolisme energi. (10)
2.4.8 Angak kecukupan protein
Kebutuan protein menurut FAO/WHO/UNU (1985) adalah konsumsi yang
diperlukan untuk mencegah kehilangan protein tubuh dan memungkinkan
produksi protein yang diperlukan dalam masa pertumbuhan, kehamilan , atau
menyusui.
Angka kecukupan protein (AKP) orang dewasa menurut hasil-hasil
penelitian keseimbangan nitrogen adalah 0,75 gram/kg berat badan, berupa
protein patokan tinggi yaitu protein telur (mutu cerna/digestibility dan daya
manfat/utility telur adalah 100). Angka ini dinamakan safe level of intake atau
taraf suapan terjamin. (10)
47
Tabel 2.7 Angka kecukupan protein yang dianjurkan (per orang per hari)
Golongan
umur
0 6 bl
7 12 bl
1 3 th
4 6 th
7 9 th
Berat
badan
(kg)
5,5
8,5
12
18
24
Tinggi
badan
(cm)
60
71
90
110
120
Pria:
10 12 th
13 15 th
16 19 th
20 45 th
46 59
60 th
30
45
56
62
62
62
135
150
160
165
165
165
protein
(g)
12
15
23
32
37
45
64
66
55
55
55
Golongan
umur
Wanita
10 -12 th
13 15 th
16 19 th
20 45 th
46 59 th
60 th
Hamil
Menyusui
0 6 bl
7 12 bl
Berat
badan
(kg)
Tinggi
badan
(cm)
35
46
50
54
54
54
140
153
154
156
156
156
Protein
(g)
54
62
51
48
48
48
+ 12
+16
+ 12
48
Nilai protein
34,9
29,1
25,3
22,2
21,2
Bahan makanan
Keju
Kerupuk udang
Jagung kuning pipil
Roti putih
Mei kering
Nilai protein
22,8
17,2
9,2
8,0
7,9
18,3
7,6
7,8
18,8
Kentang
Gaplek
Ketela pohon
(singkong)
Daun singkong
Bayam
Kangkung
Wortel
Tomat masak
Mangga harumanis
2,0
1,5
Ayam
18,2
Telur bebek
Telur ayam
Udang segar
Ikan segar
Tepung susu skim
Tepung susu
13,1
12,0
21,0
16,6
35,6
24,6
1,2
6,8
3,5
3,0
1,2
1,0
0,4
mengandung semua jenis asam amino esensial dalam proporsi yang sesuai untuk
keperluan pertumbuhan. (9)
49
50
tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya
terjadi pada orang kekurangan gizi.(18)
Berat badan terdiri dari lemak massa bebas (otot) dan massa lemak. Otot
yang memadai umumnya terkait dengan fungsi fisik. Gizi partisi didefinisikan
sebagai distribusi relatif berat badan atau keuntungan antara lemak dan bebas
lemak (otot / protein).(7)
Beberapa faktor yang mempengaruhi berat badan adalah salah satunya
makanan dan minuman. Dalam sehari kita membutuhkan gizi lengkap seperti
karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. (19)
Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan, antara
lain: (18)
1. Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu
singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.
2. Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara
priodik memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan.
3. Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas
di Indonesia sehingga tidak merupakan hal baru yang memerlukan
penjelasan secara meluas.
4. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan
pengukur.
51
5. KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk
pendidikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan
sebagai dasar pengisiannya.
6. Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penilaian status
gizi, berat badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana-mana
sebagai indeks yang tidak tergantung pada umur.
7. Alat pengukur dapat diperoleh di daerah pedesaan dengan ketelitian yang
tinggi dengan menggunakan dacin yang juga sudah dikenal oleh
masyarakat.
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang
digunakan dilapangan sebaiknya memenuhi beberapa persayaratan: (18)
1. Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain.
2. Mudah diperoleh dan relatif murah harganya.
3. Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg.
4. Skalanya mudah di baca
5. Cukup aman untuk menimbang anak balita.
2.5.1 Mengukur berat badan
Mengukur berat badan merupakan suatu tindakan keperawatan yang
dilakukan untuk mengetahui berat badan seseorang dengan menggunakan
timbangan badan. Berat badan bisanya diukur ketika pasien baru masuk dan
sewaktu-waktu sesuai keadaan pasien.(20)
52
1. Tujuan
a. Mengetahui berat badan dan perkembangannya.
b. Membantu menetukan program pengobatan (dosis)
c. Menentukan status nutrisi kilen
d. Menentukan status cairan klien.
2. Prosedur pelaksanaan Timbangan berdiri
a. Beri tahu klien
b. Beri tahu klien untuk memakai baju yang tidak tebal dan melepas
sandal/sepatu
c. Kalibrasi timbangan
d. Bantu klien naik ke timbangan
e. Lakukan penimbangan berat badan
f. Baca berat badan
g. Anjurkan klien turun dari timbangan
h. Rapihkan alat
2.5.2 Meningkatkan berat badan
Seorang dikategorikan kurus apabila ideks masa tubuhnya (IMT) kurang
dari 20.1 untuk laki-laki dan kurang dari 18.7 untuk perempuan. (19)
Penyebab utama terjadinya kekurangan berat badan adalah asupan makanan
(energy intake) lebih kecil dibandingkan energi yang diperlukan untuk aktivitas
(energi output). Tujuan pengaturan makanan bagi berat badan kurang adalah
menambah berat badan secara aman dengan diet tinggi kalori dan zat seimbang
53
sehingga berat badan menjadi bertambah. Prinsip peningkatan berat badan adalah
menambah masa otot (hipertropi). (19)
berikut: (19)
1. Penambahan asupan kalori sebanyak 500-1000 atau 25% dari kebutuhan
kalori/hari
2. Menambah jumlah porsi makan, sesuai dengan ketentuan dan frekuensi
makan.
Penambahan berat badan yang aman adalah hingga 1 kg atau maksimal
1,5% dari berat badannya setiap minggu.
2.5.3 Konsumsi telur terhadap peningkatan berat badan
Dalam meningkatan berat badan prinsipnya menambah masa otot dengan
mengkonsumsi makanan berprotein tinggi, karbohidrat tinggi dan lemak sehat.
Protein sangat penting dalam proses penambahan berat badan, karena dengan
mengkonsumsi protein yang cukup. Berat badan akan didapatkan dari masa otot
yang bertambah.(19)
54
Telur merupakan salah satu protein yang nilai biologis tinggi (sempurna),
asam amino lengkap dan mudah dicerna dimanan fungsi protein adalah sebagai
zat pembangun, pengganti sel-sel yang mati dan sebagai protein strukural, sebagai
bagian badan-badan inti, sebagai mekanisme pertahanan tubuh, sebagai zat
pengatur, sebagai sumber energi dan sebagai penyimpanan dan meneruskan sifatsifat keturunan dalam bentuk genes. (10)
Mengkonsumsi telur sebagai protein yang komplit dapat meningkatan masa
otot dilihat dari prinisp meningkatan berat badan. Pada penderita tuberkulosis
paru mengalami malnutrisi protein-energi, sehingga dengan mengkonsumsi telur
sebagai protein komplit dapat memperbaiki kondisi malnutrisi protein energi dan
meningkatkan masa otot.(7) Kemudian dengan memperhatikan kondisi status gizi
penderita tuberkulosis paru dapat meningkatkan proses penyembuhan.
Pernyataan diatas di perkuat dengan penelitian Oslida dan Hendro dari
Universitas Sumatra Utara (USU) bahwa dikemukakan dengan mengkonsmsi telur
2 butir perhari selama 1 bulan pada penderita tuberkulosis paru terdapat
peningkatan berat badan dengan presentase 100%.(12)
55
Berbagai sumber protein dengan kualitas yang baik dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan protein yang meningkat untuk penyembuhan TB seperti
daging, ikan, telur, susu dan kedelai (protein). Perbaikan status gizi dapat terjadi
dengan meningkatnya asupan makanan diikuti dengan peningkatan berat badan,
IMT,LILA, Trceps, biceps dan kadar albumin. Hal ini akan memberikan hasil
pengobatan yang optimal. Kebutuhan energi dan protein yang tinggi disertai
dengan penyuluhan gizi akan mempercepat proses penyembuhan, terutama pada
penderita malnutrisi.
Protein terdiri dari 16% nitrogen dan merupakan sumber nitrogen satusatunya. Tubuh berada dalam keseimbangan nitrogen ketika asupan dan
pengeluaran nitrogen adalah sama. Ketika asupan nitrogen melebihi pengeluaran,
56
maka tubuh berada dalam keseimbangan nitrogen positif, yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan. Nitrogen disimpan oleh tubuh digunakan untuk pembangunan,
perbaikan dan penempatan kembali jaringan tubuh.(22)
57
seperti susu, telur dan daging atau dalam bentuk minuman enteral energi tinggi
protein tinggi. Diet ini diberikan bila pasien telah mempunyai nafsu makan dan
dapat menerima makanan lengkap. (11)
2.7.1 Tujuan diet
Tujan diet energi tinggi protein tinggi adalah untuk: (11)
1. Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan.
2. Menambah berat badan hingga mencapai berat normal.
2.7.2 Syarat diet
Syarat-syarat diet energi tinggi protein tinggi adalah: (11)
1. Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB
2. Protein tinggi yaitu 2,0-2,5 g/kg BB
3. Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan enegi total.
4. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total.
5. Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal.
6. Makan diberikan dalam bentuk mudah dicerna.
2.7.3 Macam diet dan indikasi pemberian
Diet energi tinggi protein tinggi diberikan kepada pasien: (11)
1. Kurang energi protein (KEP)
2. Sebelum dan sesudah oprasi tertentu, multi trauma, serta selama
radiotrapi dan kemoterapi.
58
3. Luka bakar berat dan baru sembuh dari penyakit dengan panas tinggi.
4. Hipertiroid, hamil, dan post-partum dimana kebutuhan energi dan
protein meningkat.
Menurut keadaan pasien dapat diberikan salah satu dari dua macam diet
energi tinggi protei tinggi (ETPT) seperti dibawah ini:
1. Diet energi tinggi protein tinggi I (ETPT I)
Energi: 2600 kkal, Protein: 100 g (2 g/kg BB)
2. Diet energi tinggi protein tinggi II (ETPT II)
Energi: 3000 kkal, Protein: 125 g (2,5 g/kg BB)
Tabel 2.9 Bahan makanan yang ditambahkan pada makanan biasa
ETPT I
ETPT II
Bahan makanan
Berat (g)
Urt
Berat (g)
Urt
Susu
200
1 gls
400
2 gls
Telur ayam
50
1 btr
100
2 btr
Daging
50
1 ptg sdg
100
2 ptg sdg
Formula komersial
200
1 gls
200
1 gls
Gula pasir
30
5 sdm
30
3 sdm
ETPT II
Energi (kkal)
2690
3040
Protein (g)
103
120
Lemak (g)
73
98
Karbohidrat (g)
420
420
59
Kalsium (mg)
700
1400
Besi (mg)
30,2
36
Vitamin A (RE)
2746
2965
Tiamin (mg)
1,5
1,7
Vitamin C (mg)
114
116
ETPT I
ETPT II
Pagi
Pukul 10.00
1 gls susu
Siang
1 ptg daging
1 ptg daging
Pukul 16.00
1 gls susu
1 gls susu
Malam
1 ptg daging
Pukul 21.00
Tabel 2.12 Bahan makanan yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan
Bahan makanan
Sumber karbohidrat
Dianjurkan
Tidak di anjurkan
lain,
dan
karbohidrat sederhana
Sumber protein
minyak
kelapa/santan kental
atau
60
Semua
jenis
kacangan
kacang-
dan
hasil
atau
kelapa/santan kental
tahu
Sayuran
Semua
jenis
sayuran,
minyak
bayam,
kelapa/santan kental
buncis,
daun
atau
siam
direbus,
dan
wortel
dikukus
dan
direbus.
Buah-buahan
Minyak
goreng
dan
Santan kental
Bumbu
bawang
putih,
kecap
merah,
laos,
bawang
salam
dan
yang
tajam,
61
62
Faktor fakor
resiko:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Malnutrisi
Bahan toksik
Penyakit lain
Lingkungan
Ras
Imunologi
kuman TB (Mycobacterium
tuberculosis) Masuk
Imunitas (sistem
kekebalan tubuh)
Kejadian
Tuberkulosis Paru