b.
c.
d.
e.
:
:
:
:
Contusio cerebri.
Encepalitis.
Perdarahan otak, infark otak.
Narkotika, Obat anestesi.
Penyebab perifer
Kelaian Neuromuskuler:
Guillian Bare symdrom
Tetanus
Trauma servikal.
Obat pelemas otot.
Kelainan jalan napas.
Obstruksi jalan napas.
Asma broncheal.
Kelainan di paru.
Edema paru, atlektasis, ARDS
Kelainan tulang iga / thorak.
Fraktur costae, pneumothorak, haemathorak.
Kelainan jantung.
Kegagalan jantung kiri.
ml/kg BB dan tekanan lebih besar dari 40 CmH2O, tidak hanya mempengaruhi cardiac
output (curah jantung) tetapi juga resiko terjadinya pneumothorax.
Efek pada organ lain:
Akibat cardiac output menurun; perfusi ke organ-organ lainpun menurun seperti hepar,
ginjal dengan segala akibatnya. Akibat tekanan positif di rongga thorax darah yang
kembali dari otak terhambat sehingga tekanan intrakranial meningkat.
Komplikasi Ventilasi Mekanik (Ventilator)
Ventilator adalah alat untuk membantu pernafasan pasien, tapi bila perawatannya tidak
tepat bisa, menimbulkan komplikasi seperti:
1. Pada paru
a.
Baro trauma: tension pneumothorax, empisema sub cutis, emboli udara vaskuler.
b.
Atelektasis/kolaps alveoli diffuse
c.
Infeksi paru
d.
Keracunan oksigen
e.
Jalan nafas buatan: king-king (tertekuk), terekstubasi, tersumbat.
f.
Aspirasi cairan lambung
g.
Tidak berfungsinya penggunaan ventilator
h.
Kerusakan jalan nafas bagian atas
2. Pada sistem kardiovaskuler
Hipotensi, menurunya cardiac output dikarenakan menurunnya aliran balik vena akibat
meningkatnya tekanan intra thorax pada pemberian ventilasi mekanik dengan tekanan
tinggi.
3. Pada sistem saraf pusat
a.
Vasokonstriksi cerebral
Terjadi karena penurunan tekanan CO2 arteri (PaCO2) dibawah normal akibat dari
hiperventilasi.
b.
Oedema cerebral
Terjadi karena peningkatan tekanan CO2 arteri diatas normal akibat dari hipoventilasi.
c.
Peningkatan tekanan intra kranial
d.
Gangguan kesadaran
e.
Gangguan tidur.
4. Pada sistem gastrointestinal
a.
Distensi lambung, illeus
b.
Perdarahan lambung.
5. Gangguan psikologi
Prosedur Pemberian Ventilator
Sebelum memasang ventilator pada pasien. Lakukan tes paru pada ventilator untuk
memastikan pengesetan sesuai pedoman standar. Sedangkan pengesetan awal adalah
sebagai berikut:
1.
Fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 100%
2.
Volume Tidal: 4-5 ml/kg BB
3.
Frekwensi pernafasan: 10-15 kali/menit
4.
Aliran inspirasi: 40-60 liter/detik
5.
PEEP (Possitive End Expiratory Pressure) atau tekanan positif akhir ekspirasi: 0-5
Cm, ini diberikan pada pasien yang mengalami oedema paru dan untuk mencegah
atelektasis. Pengesetan untuk pasien ditentukan oleh tujuan terapi dan perubahan
pengesetan ditentukan oleh respon pasien yang ditujunkan oleh hasil analisa gas darah
(Blood Gas)
.
Kriteria Penyapihan
Pasien yang mendapat bantuan ventilasi mekanik dapat dilakukan penyapihan bila
memenuhi kriteria sebagai berikut:
Kapasitas vital 10-15 ml/kg BB
Volume tidal 4-5 ml/kg BB
Kekuatan inspirasi 20 cm H2O atau lebih besar
Frekwensi pernafasan kurang dari 20 kali/menit.
- FISIOLOGI PERNAPASAN VENTILASI MEKANIK
napas Spontan
diafragma dan otot intercostalis berkontraksi rongga dada mengembang terjadi
tekanan (-) aliran udara masuk ke paru dan berhenti pada akhir inspirasi
fase ekspirasi berjalan secara pasif
Pernapasan dengan ventilasi mekanik
udara masuk ke dalam paru karena ditiup, sehingga tekanan rongga thorax (+)
pada akhir inspirasi tekanan dalam rongga thorax paling positif
ekspirasi berjalan pasif.
PARAMETER
1. MEKANIK
Frekwensi nafas
Vital
capacity
(ml/kg)
Inspiratori force,
CmH2O
2. OKSIGENASI
A - aDO2 100%
O2 mmHg
PaO2 mmHg
3. VENTILASI
VD / VT
PaCO2
ACCAPTABL
E RANGE
(TIDAK
PERLU
TERAPI
KHUSUS)
FISIOTERAPI
DADA,
TERAPI
OKSIGEN,
MONITORI
NG KETAT
12 - 25
70 - 30
25 - 35
30 - 15
> 35
< 15
100 - 50
50 - 25
< 25
50 - 200
200 - 350
> 350
100 - 75
(Air)
200 - 70
( O2 Mask)
< 70
( O2 Mask )
0,3 35 -
0,4 - 0,6
5 - 60
0,6
60
0,4
45
INTUBASI
TRACHEOST
OMI
VENTILASI
MEKANIK.
KVO
- Pasien dirawat berapa lama
Pada pasien post partum spontan diobservasi selama 6 jam baik ibu maupun bayi
bila tidak ada kelainan dan komplikasi post partum pasien boleh pulang ke
rumah setelah masa observasi kecuali bila waktu terlalu malam bisa dipulangkan
keesokan harinya.
Kriteria rawat gabung bayi (membiarkan bayi di dalam box bayi dekat ranjang
ibu sehingga mudah terjangkau)
o Lahir spontan presentasi kepala
o Nilai APGAR menit ke-5 lebih dari 7
o Keadaan stabil
o Berat badan lahir >2500-4000 gram
o Umur kehamilan 37-42 minggu
o Tidak ada tanda infeksi intrapartum
o Tidak ada faktor risiko
o Ibu sehat
o Bayi lahir dengan tindakan, maka rawat gabung dilakukan setalah bayi
cukup sehat, refleks menghisap baik, tidak ada tanda infeksi
o Bayi lahir dengan SC dilakukan rawat gabung setelah ibu sadar penuh
CTG
Fisiologi bayi
Gawat janin
Resusitasi neonatorum
Perinatologi
- Dosis obat
- Gawat anak
- Cairan bayi
- Indikasi Blue Light
- Termoregulasi
- Menghitung IWL pada anak : (30-usia anak dalam tahun) x cc/kgBB/hari
(tergantung jam dinas)
Pada suhu tinggi : IWL = IWL + 200 (suhu-36,8)
- Balance cairan : Input cairan (minum, infus, AM) output cairan (muntah, urin)
- IWL
Cara Kerja Fototerapi
1. Cara kerja terapi sinar adalah dengan mengubah bilirubin menjadi bentuk yang
larut dalam air untuk dieksresikan melalui empedu atau urin.
2. Ketika bilirubin mengabsorbsi cahaya, terjadi reaksi fotokimia yaitu isomerisasi.
3. Terdapat konversi ireversibel menjadi isomer kimia lainnya bernama lumirubin
yang dengan cepat dibersihkan dari plasma melalui empedu.
4. Lumirubin adalah produk terbanyak degradasi bilirubin akibat terapi sinar pada
manusia.
5. Sejumlah kecil bilirubin plasma tak terkonyugasi diubah oleh cahaya menjadi
dipyrole yang diekskresikan lewat urin. Foto isomer bilirubin lebih polar
dibandingkan bentuk asalnya dan secara langsung bisa dieksreksikan melalui
empedu.
6. Dari empedu kemudian diekskresi ke dalam Deodenum untuk dibuang bersama
feses tanpa proses konjugasi oleh Hati (Avery dan Taeusch, 1984).
7. Hanya produk foto oksidan saja yang bisa diekskresikan lewat urin.
8. Fototherapi mempunyai peranan dalam pencegahan peningkatan kadar Bilirubin,
tetapi tidak dapat mengubah penyebab Kekuningan dan Hemolisis dapat
menyebabkan Anemia.
KRITERIA ALAT
1. Menggunakan panjang gelombang 425-475 nm.
2. Intensitas cahaya yang biasa digunakan adalah 6-12 mwatt/cm2 per nm.
3. Cahaya diberikan pada jarak 35-50 cm di atas bayi.
4. Jumlah bola lampu yang digunakan berkisar antara 6-8 buah, terdiri dari biru (F20T12),
cahaya biru khusus (F20T12/BB) atau daylight fluorescent tubes .
PROSEDUR PEMBERIAN FOTOTERAPI
Persiapan Unit Terapi sinar
1. Hangatkan ruangan tempat unit terapi sinar ditempatkan, bila perlu, sehingga suhu
di bawah lampu antara 38 0C sampai 30 0C.
2. Nyalakan mesin dan pastikan semua tabung fluoresens berfungsi dengan baik.
3. Ganti tabung/lampu fluoresens yang telah rusak atau berkelip-kelip (flickering):
a. Catat tanggal penggantian tabung dan lama penggunaan tabung tersebut.
b. Ganti tabung setelah 2000 jam penggunaan atau setelah 3 bulan, walaupun
tabung masih bisa berfungsi.
4. Gunakan linen putih pada basinet atau inkubator, dan tempatkan tirai putih di
sekitar daerah unit terapi sinar ditempatkan untuk memantulkan cahaya sebanyak
mungkin kepada bayi
Pemberian Terapi sinar
1. Tempatkan bayi di bawah sinar terapi sinar
a. Bila berat bayi 2 kg atau lebih, tempatkan bayi dalam keadaan telanjang pada
basinet. Tempatkan bayi yang lebih kecil dalam inkubator.
b. Letakkan bayi sesuai petunjuk pemakaian alat dari pabrik.
2. Tutupi mata bayi dengan penutup mata, pastikan lubang hidung bayi tidak ikut
tertutup. Jangan tempelkan penutup mata dengan menggunakan selotip.
3. Balikkan bayi setiap 3 jam
4. Pastikan bayi diberi makan:
5. Motivasi ibu untuk menyusui bayinya dengan ASI ad libitum, paling kurang setiap 3
jam.
6. Selama menyusui, pindahkan bayi dari unit terapi sinar dan lepaskan penutup mata
7. Pemberian suplemen atau mengganti ASI dengan makanan atau cairan lain (contoh:
pengganti ASI, air, air gula, dll) tidak ada gunanya.
8. Bila bayi menerima cairan per IV atau ASI yang telah dipompa (ASI perah),
tingkatkan volume cairan atau ASI sebanyak 10% volume total per hari selama bayi
masih diterapi sinar .
9. Bila bayi menerima cairan per IV atau makanan melalui NGT, jangan pindahkan bayi
dari sinar terapi sinar .
10. Perhatikan: selama menjalani terapi sinar, konsistensi tinja bayi bisa menjadi lebih
lembek dan berwarna kuning. Keadaan ini tidak membutuhkan terapi khusus.
11. Teruskan terapi dan tes lain yang telah ditetapkan:
12. Pindahkan bayi dari unit terapi sinar hanya untuk melakukan prosedur yang tidak bisa
dilakukan di dalam unit terapi sinar.
13. Bila bayi sedang menerima oksigen, matikan sinar terapi sinar sebentar untuk
mengetahui apakah bayi mengalami sianosis sentral (lidah dan bibir biru)
14. Ukur suhu bayi dan suhu udara di bawah sinar terapi sinar setiap 3 jam. Bila suhu
bayi lebih dari 37,5 0C, sesuaikan suhu ruangan atau untuk sementara pindahkan bayi
dari unit terapi sinar sampai suhu bayi antara 36,5 0C 37,5 0C.
15. Ukur kadar bilirubin serum setiap 24 jam, kecuali kasus-kasus khusus:
a. Hentikan terapi sinar bila kadar serum bilirubin < 13mg/dL
b. Bila kadar bilirubin serum mendekati jumlah indikasi transfusi tukar, persiapkan
kepindahan bayi dan secepat mungkin kirim bayi ke rumah sakit tersier atau senter
untuk transfusi tukar. Sertakan contoh darah ibu dan bayi.
c. Bila bilirubin serum tidak bisa diperiksa, hentikan terapi sinar setelah 3 hari.
d. Setelah terapi sinar dihentikan:
9
Observasi bayi selama 24 jam dan ulangi pemeriksaan bilirubin serum bila
memungkinkan, atau perkirakan keparahan ikterus menggunakan metode
klinis.
Bila ikterus kembali ditemukan atau bilirubin serum berada di atas nilai untuk
memulai terapi sinar , ulangi terapi sinar seperti yang telah dilakukan. Ulangi
langkah ini pada setiap penghentian terapi sinar sampai bilirubin serum dari
hasil pemeriksaan atau perkiraan melalui metode klinis berada di bawah nilai
untuk memulai terapi sinar.
e. Bila terapi sinar sudah tidak diperlukan lagi, bayi bisa makan dengan baik dan
tidak ada masalah lain selama perawatan, pulangkan bayi.
f. Ajarkan ibu untuk menilai ikterus dan beri nasihat untuk membawa kembali bayi
bila bayi bertambah kuning
10