Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERSALINAN
Pokok Bahasan

Persalinan

Sub Pokok Bahasan

Tanda-tanda dan Persiapan Persalinan

Sasaran

Ibu Hamil

Waktu

08.00-10.00 WITA

Tanggal

Sabtu, 4 Juli 2015

Tempat

Puskesmas Air Putih

Penyuluh

Mahasiswa Keperawatan Poltekkes Kaltim

Analisa Data

Banyaknya ibu hamil kelurahan Air Putih yang


tidak mengetahui tanda-tanda dan persiapan
persalinan.

A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang tanda-tanda dan persiapan
persalinan selama 40 menit, Ibu hamil mampu menjelaskan tanda-tanda dan
persiapan persalinan.
B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang tanda-tanda dan persiapan
persalinan, ibu dapat:
1. Menjelaskan pengertian persalinan.
2. Mengenal permasalahan tubuh ibu hamil menjelang persalinan.
3. Menjelaskan persiapan ibu menghadapi persalinan.
4. Mempersiapkan ibu mengenali tanda-tanda persalinan.
5. Mempersiapkan ibu mengenal tanda-tanda bahaya persalinan.
6. Mempersiapkan ibu apa saja yang diperlukan dan harus di bawa ke
RS/Puskesmas/Bidan/pelayanan kesehatan.
7. Mempersiapkan ibu memilih persalinan secara alami atau Seksio Sesaria.

C. Analisa Situasi
1. Peserta penyuluhan adalah ibu-ibu hamil yang berkumpul dipuskesmas.
a. Peserta siap mengikuti penyuluhan tanda-tanda dan persiapan
persalinan ibu hamil dari mahasiswa.
b. Peserta antusias dalam mengikuti penyuluhan terbukti dengan adanya
beberapa pertanyaan yang disampaikan.
c. Penyuluhan dikatakan berhasil karena saat dievaluasi peserta mampu
mengulang kembali penjelasan yang diberikan oleh mahasiswa yang
menyuluh.
2. Penyuluh mahasiswa Poltekkes yang praktek dan bertanggung jawab.
a. Mahasiswa menguasai materi yang disampaikan.
b. Mahasiswa mampu membuat suasana menarik saat penyuluhan
berlangsung.
D. Materi
1. Pengertian persalinan.
2. Permasalahan tubuh menjelang persalinan.
3. Persiapan ibu menghadapi persalinan.
4. Tanda-tanda persalinan.
5. Tanda-tanda bahaya persalinan.
6. Perlengkapan apa saja yang harus dibawa saat persalinan.
7. Jenis persalinan yang akan dipilih.
E. Metode
Ceramah dan diskusi, Tanya jawab, demonstrasi/simulasi, curah pendapat, dll.
F. Media
1. Lembar balik/ Leaflet
2. Pengeras suara
3. LCD
G. Kegiatan belajar mengajar
No
.
1

Waktu
5 menit

Tahap

Kegiatan Mhasiswa

Kegiatan Peserta

Pembukaan

Menjawab salam.

Mendengarkan/memp

Mengucapkan
salam.

Menyampaikan
topic

dan

tujuan

yang akan dicapai.

erhatikan.

20 menit

Kegiatan

inti

Menanyakan
pendapat

Menjawab/ merespon.

Mendengarkan/

peserta

tentang tanda-tanda
dan

persiapan

persalinan

ibu

hamil.
-

Menjelaskan
pengertian

memperhatikan.

persalinan.
-

Menjelaskan

permasalahan tubuh

Memperhatikan/
memperhatikan.

menjelang
persalinan.
-

Menjelaskan

persiapan

ibu

Mendengarkan/
memperhatikan.

menghadapi
persalinan.
-

Menjelaskan tanda-

tanda persalinan.
-

Menjelaskan tandatanda

Mendengar/
memperhatikan.

bahaya

Mendengar/
memperhatikan.

persalinan.
-

Menjelaskan

persiapan apa saja

Mendengar/
memperhatikan.

yang harus dibawa


saat persalinan.
-

Menjelaskan

jenis

persalinan

yang

akan dipilih.

Mendengar/
memperhatikan.

15 menit

Penutup

Merangkum materi -

Merangkum

yang

bersama penyuluh.

dijelaskan

materi

bersama peserta.
-

Memberikan

Bertanya.

kesempatan kembali
kepada

peserta

untuk bertanya.
-

Memberikan reward. -

Menjawab.

Mengucapkan

Membalas

terimakasih

atas

ucapan

terimakasih.

kesediaan mengikuti
penyuluhan.
-

Menutup

dengan -

Membalas salam.

mengucapkan salam
H. Evaluasi
1. Standar persiapan
Kesiapan media, alat untuk pendidikan kesehatan, pengaturan tempat
sudah disesuaikan dan materi sudah dipersiapkan.
2. Standar proses
a. Peserta mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan dengan baik sampai
selesai.
b. Peserta memberikan respon dengan bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diberikan penyaji.
3. Standar hasil
a. Peserta dapat Menjelaskan pengertian persalinan.
b. Peserta dapat Menjelaskan permasalahan tubuh menjelang persalinan
(50%).
c. Peserta dapat menjelaskan persiapan ibu menghadapi persalinan
(50%).
d. Peserta dapat Menyebutkan tanda-tanda persalinan (50%).
e. Peserta dapat Menyebutkan tanda bahaya persalinan (50%).
f. Peserta dapat menyebutkan apa saja yang harus dibawa saat persalinan
(50%).
g. Peserta dapat menjelaskan jenis persalinan yang dapat dipilih (50%)

PERSIAPAN PERSALINAN
A. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah keluarnya janin disertai plasenta dari mulai umur
kehamilan nol bulan sampai sembilan bulan dan berakhir dengan enam jam
pemantauan post partum. (Prawirohardjo, 2002:135). Peristiwa lahirnya bayi
dari dalam rahim ibu, dimana lahirnya anak tidak akan datang begitu saja
tetapi memerlukan usaha. Persalinan atau melahirkan anak adalah peristiwa
yang sangat besar artinya, sebab sangat mendalam kesannya. Betapa tidak,
karena melahirkan berarti mengadakan yang sebelumnya belum ada. Proses
persalianan sebagai berikut:
1. Kala 1

: Dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan jalan lahir

lengkap yaitu 10cm.


2. Kala 2

: Dimulai dari pembukaan jalan lahir lengkap sampai bayi

lahir.
3. Kala 3

: Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta

atau ari-ari. Biasanya berlangsung 30 menit`


Dengan uraian diatas maka diperlukan bimbingan atau bantuan
terhadap ibu untuk mencapai penerimaan diri dalam menghadapi persalinan.

Aspek yang penting dalam persalinan normal adalah adanya kepatuhan


terhadap arahan penolong persalinan dan dukungan suami beserta keluarga.
B. Permasalahan Tubuh Ibu Hamil Menjelang Persalinan
1. Sakit punggung; karena meningkatnya BB bayi dalam kandungan.
Penanganan: hindari pakai sepatu hak tinggi, berjalan dengan punggung
dan bahu tegak, minta pertolongan untuk melakukan pekerjaan rumah
sehingga tidak perlu membungkuk terlalu sering dan pakailah kasur yang
nyaman.
2. Payudara; keluarnya kolostrom yang merupakan sumber makanan yang
pertama yang kaya akan protein.
3. Sembelit; karena tekanan rahim ke daerah usus dan adanya penigkatan
hormon progersteron.
Penanganan: atasi dengan makanan berserat, buah-buahan, sayuran,
minum air (8 gelas/hari) dan olah raga ringan.
4. Pernafasan; biasanya ibu akan susah bernafas karena tekanan bayi pada
diagfragma menekan paru ibu.
5. Sering kencing; pembesaran rahim dan ketika kepala bayi turun ke
rongga panggul akan menekan kandung kemih ibu.
6. Masalah tidur; setelah perut semakin besar dan bayi suka menendang
dimalam hari, coba menyesuaikan tidur dengan posisi yang nyaman.
7. Varises; penigkatan volume darah dan alirannya akan menekan daerah
panggul dan vena dikaki yang menyebabkan vena menonjol. Saat akhir
kehamilan, kepala bayi jiga menelan aliran darah pada panggul, sera
adanya faktor keturunan.
Penanganan: angkat kaki keatas ketika istirahat atau tidur, pakai celana
atau kaos kaki di pagi hari dan lepaskan kalau mau tidur, jangan berdiri
atau duduk terlalu lama, cobalah untuk berjalan-jalan.
8. Kontraksi; kontraksi palsu berupa rasa sakit yang ringan, tidak teratur
dan hilang jika duduk dan istirahat.
9. Kram kaki; berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan tekanan pada
saraf kaki serta rendahnya kalsium.

10. Cairan vagina; peningkatan cairan selama kehamilan normal, cairan


biasanya jernih, awal kehamilan agak kental dan mendekati persalinan
lebih cair, yang terpenting menjaga kebersihan.
C. Persiapan Ibu Menghadapi Persalinan
1. Persiapan persalinan secara bio/fisiologis.
a. Semakin meningkat umur kehamilan, ibu semakin merasakan
pergerakan pergerakan bayi. Perut ibu semakin membesar, pergerakan
ibu semakin tidak bebas, ibu merasakan tidak nyaman.
b. Kadang-kadang ibu mengalami gangguan kencing, kaki bengkak.
c. Kondisi otot panggul dan otot jalan lahir mengalami penekanan.
d. Keluarnya bayi itu sebagian besar disebabkan oleh kekuatan dan
kontraksi otot-otot dan sebagian lagi oleh tekanan dari perut.
e. Kontraksi dari otot uterus dan pelontaran bayi keluar amat
dipengaruhi oleh sistem syaraf simpati, parasimpatis dan syaraf lokal
pada otot uterus.
2. Persiapan psikologis.
a. Peristiwa kelahiran bukan hanya merupakan proses murni fisiologis
belaka, akan tetapi banyak diwarnai dengan komponen psikologis.
b. Pada minggu-minggu terakhir menjelang persalinan bayinya, ibu
banyak dipengaruhi oleh perasaan/emosi dan ketegangan.
c. Ibu merasa cemas dapat lahir dengan lancar, sehat atau cacat.
d. Adanya dukungan moral daripara suami yaitu calon ayah.
e. Kesiapan

mental

untuk

menghadapi

proses

persalinan

dan

meyakinkan diri sebelum proses persiapan persalinan normal adalah


suatu proses yang alami dan terbaik.
f. Ibu juga amat bahagia menyonsong kelahiran bayinya yang
diidamidamkannya.
g. Disamping itu ibu merasakan takut terhadap darah, takut sakit, takut
terjadi gangguan waktu melahirkan, bahkan takut mati.
h. Kecemasan ayah juga tidak boleh diabaikan. Kecemasan ayah hamper
sama besarnya dengan kecemasan ibu yang melahirkan, hanya

berbeda sang ayah tidak secara langsung merasakan efeknya


kehamilan.
Bantuan yang diberikan kepada ibu dalam rangka bimbingan persiapan
mental adalah sebagai berikut:
a. Mengatasi perasaan takut yang dirasakan oleh ibu dalam persalinan
dengan cara:
1. Memberikan pengertian pada ibu tentang peristiwa persalinan.
2. Menunjukkan kesediaan untuk menolong.
3. Mengajak ibu berdoa untuk menyerahkan diri dan mohon bantuan
kepada Tuhan sesui dengan agama.
b. Berusaha menentramkan perasaan yang mencemaskan dengan cara:
1. Dengan penjelasan yang bijaksana.
2. Dengan menjawab perasaan ibu secara baik dan tidak
menyinggung perasaan.
c. Memberi gambaran yang jelas dan sistematis tentang jalannya
persalinan, misal:
1. His/kontraksi yang mengakibatkan rasa sakit itu penting untuk
membuka jalan kelahiran.
2. Mengeluarkan anak dalam kandungan bukan saja dengan his
makin kuat tetapi juga dengan cara yang baik.
3. Penjelasan ini banyak sekali sesuai dengan perubahan fisiologis
dalam persalinan. Perlu diingat bahwa penjelasan harus sederhana
agar mudah dimengerti oleh ibu.
4. Ibu harus sering ditemani karena akan merasa mendapatkan
bantuan moril orang yang simpati dengan memberi bantuan setiap
saat yang diperlukan dan mendengarkan segala keluhan penderita.
5. Mengerti perasaan penderita.
6. Menarik perhatian dan kepercayaan ibu dengan perhatian dan
tingkah laku, bijaksana, halus dan ramah serta sopan.

7. Berusaha membesarkan kepercayaan dan keselamatan ibu


menghadapi

persalinan

dengan

memberi

petunjuk

dan

mengikutinya.
3. Persiapan sosial.
Segi sosial merupakan akar untuk tumbuh, dalam hal ini harus
dipersiapkan mengenai unsur apa yang harus dikenal dari lingkungan
sosial, kondisi ekonomi, taraf penghidupan dan kebudayaan yang
berhubungan dengan calon ibu yang akan melahirkan. Misal:
a. Malnutrisi akan membawa akibat bagi kehamilan, ibu maupun janin.
b. Perumahan yang tidak memenuhi syarat, ini akan menimbulkan
hygiene yang kurang.
4. Persiapan kultural.
Ibu harus mengetahui adat istiadat, kebiasaan, tradisi dan tingkat hidup
yang kurang baik terhadap kehamilan dan berusaha unutk mencegah
akibat itu.
5. Pemeriksaan kehamilan.
Kapan harus memeriksakan diri ke pusat pelayanan kesehatan terdekat ?
Segera setelah mengetahui kehamilan, hendaknya segera memeriksakan
diri

ke

dokter/bidan/puskesmas

atau

pusat

kesehatan

terdekat.

Pengawasan sejak dini yang dilakukan oleh ahli akan membantu unutk
memantau adanya kelainan pada kehamilan sehingga bisa diatasi sejak
dini. Biasanya jadwal kunjungan untuk pemeriksaan kehamilan:
a. Pada kehamilan 1 s/d 6 bulan : minimal 1 bulan sekali.
b. Pada kehamilan 7 s/d 8 bulan, minimal 2 minggu sekali.
c. Pada kehamilan 9 bulan s/d akan bersalin, minimal sekali seminggu.
6. Posisi tidur yang baik menjelang persalinan.
a. Tidur dengan posisi tengkurap.
Aman saja bagi ibu hamil s/d 14 minggu, dengan adanya pembesaran
payudara dan perut sangat tidak nyaman karena ibu akan menyokong
paha dengan bantal untuk dapat tidur tengkurap.
b. Tidur dengan posisi terlentang.

Diperbolehkan untuk ibu dengan kehamilan kurang dari 16 minggu.


Tidak dianjurkan untuk kehamilan lebih dari 16 minggu. Karena
posisi tidur ini akan meletakkan seluruh berat rahim ke bagian
belakang , usus, pembuluh darah bagian belakang (vena kava
inferior) sehingga akan meningkatkan resiko sakit pinggang, wasir,
ganguan pencernaan, gangguan pernafasa dan sirkulasi peredaran
darah. Kadang untuk beberapa wanita akan penurunan tekanan darah
sehingga mempunyai keluhan pusing dan untuk yang lain, malah
meningkatkan tekanan darah (kasus ini dilarang untuk tidur
terlentang)
c. Posisi tidur miring ke kiri.
Posisi ini memberi keuntungan untuk bayi mendapatkan aliran darah
dan nutrisi yang maksimal ke placenta, karena adanya pembuluh
darah besar (vena kava inferior) di bagian belakang sebelah kanan
yang mengembalikan darah dari bagian tubuh bagian bawah ke
jantung. Juga dapat membantu ginjal membuang sisa produk cairan
dari

tubuh

ibu

sehingga

mengurangi

pembengkakan

kaki,

pergelangan kaki dan tangan.


d. Posisi tidur miring ke kanan.
Juga baik, karena posisi tidur miring kiri dan kanan untuk membuat
ibu tidur lebih nyaman.
D. Tanda-Tanda Persalinan
Pengetahuan tentang persalinan dan tanda-tanda persalinan diharapkan akan
mengurangi kecemasan, dan meningkatkan kemampuan ibu untuk beradaptasi
terhadap ketidaknyamanan yang timbul selama proses persalinan. Tandatanda persalinan antara lain:
1. Keluar lendir bercampur darah
Selama kehamilan bayi tersumbat dalam rahim oleh gumpalan lendir yang
lengket pada leher rahim. Saat persalinan dimulai dan serviks mulai
membuka, gumpalan mucus tadi terhalau. Pada saat bersamaan membrane
yang mengelilingi bayi dan cairan amniotic agak memisah dari dinding

rahim. Penampakan dari darah dan mucus yang keluar tampak bagai cairan
lengket berwarna merah muda, hal ini bisa kita lihat sebelum muncul
tanda-tanda persalinan lainnya.
Apa yang harus dilakukan: Pengeluaran darah dan lendir dapat terjadi
beberapa hari sebelum persalinan, jadi tunggulah sampai mendapatkan
kontraksi yang teratur atau air ketuban pecah, sebelum pergi bidan atau
kerumah sakit. Anda harus menghubungi dokter bila terjadi pendarahan
hebat.
2. Kontraksi yang teratur setiap 10 15 menit
Pada bulan terakhir dari kehamilan sebelum persalinan dimulai, sudah ada
kontraksi rahim yang disebut his pendahuluan atau his palsu, yang
sebetulnya hanya merupakan peningkatan daripada kontraksi Braxton
Hicks. His pendahuluan ini tidak teratur dan menyebabkan nyeri diperut
bagian bawah dan lipat paha tidak menyebabkan nyeri yang memancar
dari pinggang ke perut bagian bawah seperti his persalinan. Lamanya
kontraksi pendek dan tidak bertambah kuat bila dibawa berjalan, malahan
sering berkurang. His pendahuluan tidak bertambah kuat dengan majunya
waktu bertentangan dengan his persalinan yang semakin kuat. Yang paling
penting adalah bahwa his pendahuluan tidak mempunyai pengaruh pada
serviks. Kontraksi rahim bersifat otonom tidak dipengaruhi oleh kemauan,
walaupun begitu dapat dipengaruhi dari luar misalnya rangsangan oleh
jari-jari tangan dapat menimbulkan kontraksi. Kontraksi rahim bersifat
berkala dan yang harus diperhatikan ialah :
1. Lamanya kontraksi : kontraksi berlangsung 45 detik sampai 75 detik.
2. Kekuatan kontraksi : menimbulkan naiknya tekanan intrauterine
sampai 35 mmHg. Kekuatan kontraksi secara klinis ditentukan dengan
mencoba apakah jari kita dapat menekan dinding rahim ke dalam.
3. Interval antara kedua kontraksi: pada permulaan persalinan his timbul
sekali dalam 10 menit, pada kala pengeluaran sekali dalam 2 menit.
Menurut faalnya his atau kontraksi persalinan dapat dibagi dalam :

1. His pembukaan adalah his yang menimbulkan pembukaan dari serviks.


2. His pengeluaran adalah his yang mendorong anak keluar. His
pengeluaran biasanya disertai dengan keinginan mengejan.
3. His pelepasan uri adalah his yang mengeluarkan uri.
Mulanya kontraksi terasa sakit pada punggung bawah, yang berangsurangsur bergeser ke bagian bawah perut. Beberapa menggambarkan mirip
dengan mulas pada saat haid, saat mulas bergerak ke bagian perut, dengan
tangan dapat dirasakan bagian tersebut mengeras. Kejangnya mirip
Braxton Hicks, namun terasa teratur semakin sering dan kuat, ferekuensi
dan durasi seiring dengan kemajuan persalinan.
3. Ketuban pecah.
Pada beberapa kasus membrane masih utuh hingga akhir tahap pertama
persalinan. Kemudian desakan kontraksi dan tekanan kepala bayi pada
mulut servik menyebabkan pecahnya membrane. Saat kebocoran dimulai,
bisa dirasakan seperti semburan air atau hanya rembesan, namun
sebenarnya pecahnya membrane takkan terasa karena membrane tidak
memiliki saraf. Seringkali pada ketuban pecah ini ibu merasakan seperti
mengompol, namun untuk memastikan apa yang keluar melalui jalan lahir
tersebut apakah urin atau cairan ketuban dari baunya. Urin biasanya
mempunyai bau yang khas, demikian halnya dengan cairan ketuban namun
cairan ketuban ini berbau anyir. Saat ketuban pecah maka akan keluar
cairan ketuban melaui jalan lahir, selama masa perjalanan menuju ke
tenaga kesehatan sebaiknya gunakan pembalut untuk menampung cairan
yang keluar untuk mengurangi ketidaknyamanan bagi ibu dan memcegah
infeksi.
4. Sakit pada panggul dan tulang belakang.
Anda akan merasakan sakit berlebih pada panggul dan bagian tulang
belakang. Rasa sakit ini disebabkan oleh pergeseran dan pergerakan janin
yang mulai menekan tulang belakang.
Sampai saat ini mungkin masih banyak ibu yang belum tahu kapan
harus menghubungi tenaga kesehatan terutama pada ibu primigravida yang
belum pernah memiliki pengalaman dalam menghadapi tanda-tanda
persalinan. Kurangnya pengetahuan ibu terhadap hal ini bisa membahayakan
ibu maupun janin yang dikandungnya. Saat yang tepat menghubungi dokter

adalah ketika Ibu merasakan tanda-tanda memasuki tahap persalinan seperti


yang telah disebutkan diatas, Apalagi jika Ibu mengalami pecah ketuban.
Jangan tunda menghubungi tenaga kesehatan.
Pengetahuan tentang tanda-tanda persalinan diatas diharapkan dapat
membantu ibu hamil untuk lebih menyiapkan mentalnya dallam menghadapi
persalinan dan lebih waspada terhadap timbulnya tanda- tanda persalinan agar
tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan, karena jika ibu tidak mengetahui
dan tidak segera menghubungi tenaga kesehatan baik dokter maupun bidan
maka hal ini sangat membahayakan ibu dan janin yang dikandungnya.
E. Tanda-Tanda Bahaya Persalinan
1. Ketuban pecah dini ( 1 jam sebelum persalinan).
Rujuk ke puskesmas/RS atau bidan; biasanya ibu akan diminta tirah
baring, mendapat cairan infus atau obat mengurangi kontraksi rahim, cek
DJJ serta ukur suhu serta nadi.
2. Persalinan prematur (usia kehamilan sebelum mencapai 37 minggu)
dirujuk ke RS untuk lebih akuratnya.
3. Kehamilan lebih dari 40 minggu/serotinus, di rujuk ke RS untuk lebih
akuratnya.
4. Tidak adanya kemajuan persalinan, adanya distosia bahu, rujuk ke RS.
5. DJJ tidak normal dan tidak teratur (dibawah 100x/menit dan diatas
1160x/menit)
6. Kelainan posisi janin.
7. Prolaps uteri atau tali pusat mendahului bayi.
8. Perdarahan rahim (post partum/ atonia uteri).
9. Emboli air ketuban/ penyumbatan arteri paru-paru ibu karena cairan air
ketuban.
10. His/kontraksi hilang dengan sendirinya (inersia uteri).
11. Demam tinggi sampai kejang.
F. Perlengkapan Apa Saja Yang Harus Dibawa Saat Persalinan
Setelah kehamilan anda mencapai sekitar 7 bulan atau akhir kehamilan 28
minggu persiapkanlah barang-barang untuk persalinan yang akan dibawa ke

rumah sakit dan masukkan kedalam satu tas khusus. Dan anda tidak boleh
lupa memberitahukan suami anda mengenai tas khusus yang telah anda
persiapkan ini. Sehingga bila harinya tiba semuanya telah siap dan suami
andapun tidak lupa untuk membawa serta tas besar yang telah anda
persiapkan jauh-jauh hari sebelumnya ini.
1. Beberapa barang yang diperlukan untuk IBU di rumah sakit:
a. Baju tidur. Bawalah baju tidur yang nyaman untuk anda pakai,
sebaiknya yang mempunyai kancing di bagian depan sehingga
mempermudah untuk menyusui bayi anda. Bawalah baju tidur dengan
jumlah yang cukup anda dapat memperkirakan untuk persalinan
normal atau alamiah biasanya 2 hari dan untuk persalinan operasi
Caesar dibutuhkan 4-5 hari.
b. 1 set baju untuk anda pulang dari rumah sakit. Anda mungkin masih
tetap terlihat seperti hamil, karena butuh waktu untuk tubuh kembali
ke bentuk semula.Untuk itu bawalah baju yang nyaman, dan tidak
sempit.
c. Selimut ibu.
d. Sandal. Untuk anda berjalan sepanjang koridor rumah sakit dan juga
menjaga kaki anda untuk tetap hangat.
e. Pakaian dalam. Bawalah BH untuk menyusui dan celana dalam
secukupnya.
f. Pembalut wanita khusus untuk ibu bersalin.
g. Perlengkapan pribadi anda.
h. Handuk, sabun. Pada beberapa rumah sakit menyediakannya, tapi
tergantung bila anda ingin menggunakan milik anda sendiri maka
anda lebih baik mempersiapkannya.
2. Keperluan untuk BAYI anda:
Biasanya keperluan bayi akan disediakan oleh rumah sakit. Anda cukup
menyediakan persiapan untuk pulang dari rumah sakit.
a. Popok, bawalah beberapa buah.
b. Baju bayi, bawalah beberapa buah karena bayi kadang Gumo
(memuntahkan sedikit susu).
c. Selimut atau Bedong.
d. Kaos kaki dan sarung tangan.
e. Gendongan.

Persiapkanlah apa yang perlu anda bawa ke Rumah Sakit untuk persiapan
persalinan dalam 1 tas dan letakkan ditempat yang mudah dijangkau dan
jangan lupa memberitahu pasangan anda tentang tas itu.
G. Jenis Persalinan Yang Akan Dipilih
1. Seksio (lebih baik dengan indikasi seksio).
Tindakan untuk melahirkan bayi dengan membuka dinding rahim melalui
sayatan pada dinding perut. Memerlukan penyembuhan luka yang lebih
lama dari persalinan normal. Ibu dengan seksio dianjurkan untuk tidak
mengandung kembali kurang lebih 18 bulan dari tindakan seksio karena
mempunyai resiko tinggi terjadi robekan rahim.
2. Persalinan normal
Lebih aman dan tidak perlu kuatir karena proses melahirkan secara
normal merupakan proses/mekanisme alami yang sudah tersedia secara
alami dalam tubuh ibu untuk proses kelahiran bayi. Saat ini bisa
berkonsultasi ke dokter/bidan untuk mengurangi rasa sakit.
Yang terpenting kesiapan mental calon ibu untuk menghadapi proses
persalinan ini dan meyakinkan bahwa proses persalinan secara normal adalah
suatu persalinan yang alamiah dan terbaik, kecuali ada indikasi tertentu secara
medis yang memang mengharuskan untuk operasi seksio. Dan tentu saja
dukungan suami/calon ayah sangat dibutuhkan.
Setelah persalinan diskusikan dengan ibu mengenai IMD (Inisiasi
Menyusu Dini) dimana bayi diberi kesempatan mulai menyusu sendiri setelah
lahir dengan meletakkan bayi menempel di dada ibu tau di perut ibu. Bayi
dibiarkan merayap mencari puting susu dan menyusu sampai puas. Proses ini
berlangsung minimal 1 jam pertama sejak bayi lahir dan maksimal 2 jam
setelah bayi lahir untuk mencegah bayi hipotermi. Cara IMD:
1. Seluruh badan kepala bayi segera dikeringkan, kecuali tangannya tanpa
menghilangkan lemak putih yang menyamankan kulit bayi.
2. Bayi diletakkan dan ditengkurapkan di dada atau di perut ibu dengankulit
bayi melekat pada kulit ibu, keduanya diselimuti dan bayi dapat diberi
topi.
3. Kontak kulit ini dibiarkan selama paling tidak 1 jam.
4. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu sendiri. Ibu merangsang bayi
dengan sentuhan lembut tapi jangan memaksakan bayi ke puting susu.

5. Ibu yang melahirkan dengan tindakan seperti operasi dapat diberikan


kesempatan kontak kulit. Bila IMD tidak terjadi bayi diletakkan di dad
ibu waktu ibu dipindahkan di kamar perawatan. Kemudian usaha IMD
dilakukan di kamar perawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Hamilton P. (1995). Dasar Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. Jakarta :


EGC

Farrer, Helen. (1999). Perawatan Maternitas. Edisi 2. Jakarta : EGC.


Neil, Wendi Rose. 1995. Panduan Lengkap : Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian
Rakyat
Rohmah, Nikmatur. 2009. Pendidikan Prenatal : Upaya Promosi Kesehatan bagi
Ibu Hamil. Jakarta: Gramata Publishing.

Anda mungkin juga menyukai