Anda di halaman 1dari 35

MUHAMMAD ISMAIL

NOL
(belajar menginspirasi hidup dari angka nol)

Sebuah Pengantar
Dari angka nol
Nol, ya..itulah awal dari tulisan saya ini. Saya bukanlah seorang
penulis yang mahir, bukan pula seorang inspirator yang handal
dan terkenal, dan ada kemungkinan besar andapun tidak
mengenal saya, begitupun sebaliknya. Namun dari angka nol ini
juga..saya ingin memulai semuanya dari buku ini, atau lebih
tepat lagi memulai semuanya dari nol, memulai berkenalan
dengan anda yang membaca buku ini, memulai mencoba
membagikan

beberapa

inspirasi

ataupun

memotivasi

dan

memulai belajar untuk lebih memberikan manfaat bagi orang


lain.
Mungkin banyak yang beranggapan untuk apa saya menulis
buku ini jika saya bukan seorang yang mahir menulis?? Atau
untuk apa saya menginspirasi orang lain jika saya sendiri
bukanlah orang yang sudah sukses atau mapan dalam berkarir,
tentunya banyak sekali anggapan yang hadir dari benak setiap
orang yang membaca buku ini, ada tanggapan yang positif dan
tentunya tak dapat dihindari adapula tanggapan yang negatif.
Tetapi kembali lagi saya tekankan bahwa saya ingin memulai
semua ini dari NOL, nol untuk saya dalam karir menulis dan
menginspirasi orang lain.
Lalu apakah benar angka nol bisa memberikan inspirasi atau
memberikan motivasi untuk kita, bisa ya atau mungkin juga
tidak. Semuanya saya kembalikan lagi kepada anda yang
membaca

buku

ini,

saya

hanya

mampu

berusaha

untuk

mengulas beberapa pemikiran saya mengenai angka nol yang


mudah-mudahan dapat menginsipirasi saya dan anda semua.

lho anda kan belum sukses kok berani menginspirasi orang


lain?? saat ini memang saya belum sukses dalam kategori
benak orang lain, namun dalam benak saya sendiri setidaknya
saya sudah mulai mencoba untuk meniti kesuksesan itu melalui
tulisan ini, hal inilah yang menjadi motivasi saya untuk menulis
buku ini, karena banyak dari kita, baik itu saya maupun anda
kemungkinan besar merasa tidak memiliki arti pada lingkungan,
bisa jadi anda mengalami penyakit minder, atau anda sedang
merasa tidak dianggap oleh lingkungan sekitar dan hanya
dianggap nol.
Mudah-mudahan dari angka nol yang memiliki banyak makna ini
kita dapat belajar untuk memaknai sesuatu, terlebih lagi apabila
dengan nol kita dapat menginspirasi hidup kita ataupun hidup
orang lain.
Selanjutnya saya akan mengajak kita semua untuk mulai berpikir
dan memaknai angka nol dengan balutan pembahasan yang
saya harap lebih mengena, santai, dan mudah untuk diterima.
Mari kita mulai semuanya dari NOL

Ada Apa
Dengan NOL ??
Memangnya ada apa sih dengan nol?, mungkin ada yang
berpikiran atau bertanya seperti itu. Atau tidak menutup
kemungkinan ada juga yang berkomentar ngapain sih pusingpusing mikirin tentang nol?, dan apabila komentar atau
pertanyaan itu dilontarkan ke saya, saya akan menjawab bahwa

ada

buanyakkkkk

nol,hehehe..

sekali
santai

makna
saja

yang

jangan

dapat

diambil

dari

terlalu

serius

dulu

membacanya, ini baru tahap awal pembahasan kita,.

0 (dibaca nol atau kosong) adalah suatu angka dan digit


angka yang digunakan untuk mewakili angka dalam angka.
Angka nol memainkan peranan penting dalam
matematika sebagai identitas tambahan bagi bilangan bulat,
bilangan real, dan struktur aljabar lainnya. Sebagai angka, nol
digunakan sebagai tempat dalam sistem nilai tempat.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/0_(angka)

Kenapa dalam tulisan pertama saya ini, saya membahas tentang


nol?,.dengan jujur saya jawab karena memang saat ini saya
sedang menjalani semuanya dari nol, lho kok nol sih? Ya
begitulah adanya , namun saya harap nolnya diri saya saat ini
memiliki makna yang sama seperti nol yang saya kutif dari
sebuah

sumber

yang

menyebutkan

bahwa

Angka

nol

memainkan peranan yang penting,


untuk itu saya mengajak anda semua yang sedang membaca
buku ini untuk menjadi sesuatu yang memiliki peranan penting
walaupun saat ini masih dianggap nol.
nol kok bangga..sukses dulu sana baru ngomong!!!
Yap, itulah salah satu tanggapan yang pernah terlontar ketika
saya

mencoba

mengutarakan

tentang

makna

nol,

minim

tanggapan memang, tetapi saya coba untuk tidak menyerah dan


mencari jalur lain untuk berbagi mengenai makna angka nol
tersebut, salah satunya saya belajar untuk menulis.

Saya pernah membaca sebuah buku dimana dalam buku


tersebut ada kalimat yang sangat menarik perhatian saya
sehingga saya berupaya untuk menulis, dalam buku tersebut ada
kalimat

yang

menyebutkan

bahwa

Apabila

anda

ingin

mengetahui atau mengenal sesuatu maka membacalah,


dan apabila anda ingin diketahui atau dikenal maka
menulislah.,

menarik

sekali

bukan

kalimat

tersebut?,

setidaknya kalimat tersebut sangat menarik sekali bagi saya


Lalu kenapa saya harus menulis, dan kenapa saya harus
beranalogi dengan angka nol?,.
Pertama saya menulis karena saya ingin kita bersama-sama
memulai semua ini dengan nilai nol yang memiliki peranan yang
penting,

nol yang saling bahu membahu untuk menuju

kesuksesan, karena apabila kita berbicara tentang SUKSES


maka saat itu juga saya dan anda akan berbicara tentang KITA
bukan AKU. Terkhusus lagi tentang mengapa saya harus
menulis, hal ini tak lebih dari anjuran yang pernah disampaikan
oleh salah seorang guru dipengajian yang saya ikuti, bahwa
setiap insan diperintahkan untuk saling ingat mengingatkan
dalam kebaikan dan kesabaran, dan itu yang coba saya lakukan
saat ini
Kedua, karena saya ingin menjadi nol yang bisa memberikan
nilai, manfaat, serta berguna untuk orang lain. Mengapa saya
sangat bersemangat sekali untuk menjadi orang yang memiliki
guna, karena setelah sekian lama saya menjadi nol yang tidak
memiliki nilai, saya akhirnya mulai merenung serta bertafakur
dan andapun sekarang boleh bertanya pada diri anda sendiri,
untuk apakah hidup kita ini? Apa tujuan anda hidup? apakah kita
harus menderita sekian lama dengan ketidak adaannya nilai diri

kita? Apakah anda harus melebur dengan anggapan orang yang


terus meremehkan anda? Pastinya banyak sekali pertanyaan
yang akan muncul dan dengan sendirinya andapun akan
memiliki jawaban yang berbeda-beda, begitu pula dengan saya.
Lantas apakah tidak sebaiknya saya menunda dulu untuk
menulis

karena

terlalu

prematur

bagi

saya

untuk

menginspirasi orang lain,.??


Saya akui pernah terbersit pikiran seperti itu sebelumnya, akan
tetapi apabila saya terus menunda hal tersebut malah akan
mengkerdilkan saya ke dalam angka nol yang tidak memiliki arti,
bukankah waktu itu terus berjalan??, dan apabila saya menunda
hal-hal baik dan berguna, apakah saya akan tahu dengan pasti
kapan saya harus memulainya,
sedangkan saya tidak bisa menebak sampai kapan nikmat umur
ini terus dianugerahkan pada saya,.
Akan lebih bijak rasanya apabila saya dan anda sama-sama
belajar dan memulainya pun bersama-sama. Sebab apabila saya
terus menunda dengan dalih ingin belajar dulu akan muncul
pikiran-pikiran lain yang kemungkinan malah akan membatalkan
keinginan saya untuk menulis dan berbagi kepada sesama.

Menariknya
Menjadi NOL ?
Menjadi nol merupakan hal yang menarik untuk kita pelajari
bersama, setidaknya nol adalah sebuah hakikat ketika pertama
kali kita lahir kedunia. Jadi mengapa kita harus malu ketika masih
dianggap nol?,.hanya orang yang sempit pengetahuannya yang
masih menganggap remeh seseorang yang masih dianggap nol,.

Nol bukanlah angka yang biasa, semua angka berawal dari angka
nol, dikuadran manapun sebuah nilai pasti diawali dengan angka
nol. Bahkan nilai satu tanpa diiringi dengan enam digit angka nol
akan lebih kecil nilainya dibandingkan apabila angka satu
tersebut dilengkapi atau diiringi dengan enam digit angka nol.

1 (tanpa nol)
Dengan

menganalogikan

< 1000000 (dilengkapi


enam

digit

angka

nol

sebagai

pelengkap dari angka satu di atas sudah memberikan sebuah


nilai yang luar biasa, bahwa menjadi angka nol bukanlah tanpa
makna, anda atau saya yang saat ini masih dianggap nol pun
sebenarnya mempunyai kelebihan tersendiri, meskipun banyak
yang beranggapan saya atau anda hanya menjadi sebuah
pelengkap.
Hal ini lah yang menjadikan saya bersikeras menulis buku ini,
meskipun kelak ada yang menjadikan buku yang saya tulis ini
hanya sebagai pelengkap hiasan di dinding, atau pelengkap
untuk disumbangkan ke panti-panti sosial, setidaknya saya
sudah mencoba menjadi pelengkap yang memberikan guna di
dunia ini, lalu bagaimana dengan anda ??

sudahkah anda

merubah diri anda menjadi nol yang memiliki nilai penting

Coba anda perhatikan gambar di atas (maaf ya saya sedikit


narsis sedang berpose bersama anak saya tercinta ),
betapa bahagianya saya ketika dipercaya dan diberikan amanah
menjadi seorang ayah, padahal seperti kita ketahui bersama
bahwa ketika seorang anak dilahirkan sejatinya anak tersebut
adalah nol, belum mengetahui apa-apa, bahkan belum terlalu
mengenal kita sebagai orang tuanya.
Tetapi pada kenyataannya saya dan anda tentu sangat bahagia
dengan kehadiran si nol tersebut. Ada pelajaran yang dapat
kita petik bersama dari apa yang sudah saya gambarkan, bahwa
menjadi

nol

kemungkinan

bukanlah
bisa

sesuatu

menjadikan

yang
orang

buruk,
lain

bahkan

senang,

ada

namun

berusaha beranjak dari nol menjadi nilai yang lebih tentu akan
memiliki nilai yang baik, dan tidak ada yang menghalangi anda
atau saya untuk beranjak dari nilai tersebut, kekuadran mana
kita akan berdestinasi, anda dan saya yang akan menentukan
kearah kuadran positif? Atau kekuadran negatif?.

NOL

bukan akhir segalanya

Jika anda memperhatikan gambar di atas, tentu akan muncul


beberapa pertanyaan dan juga pendapat, tentang siapa yang
menjadi objek dalam gambar tersebut, siapa dia? pejabat
dimana? apa hubungannya dengan nol yang kita bahas, dan
masih banyak lagi pertanyaan yang muncul. Namun tahukah
anda jika foto tersebut adalah foto saya sendri yang saya edit
satu tahun yang lalu ,.yap betul sekali saya bukanlah seorang
pejabat,.he,.sudah jangan terlalu serius dulu
Kok saya niat sekali ya ngedit fotonya, itulah keadaan saya saat
itu, masih menjadi nol yang belum memiliki makna. Nol yang
hanya

bisa

bermimpi

dan

berimajinasi

dengan

khayalan-

khayalan saya tanpa ada action yang saya lakukan.


Jika pikiran saya dan anda sejalan pada saat itu tentang diri saya
atau anda yang merasa tidak memiliki kemampuan untuk
mewujudkan apa yang diinginkan, maka itu sama halnya saya
dan anda adalah nol yang pesimis dan apabila tidak ada

perubahan yang dilakukan maka saya dan anda mungkin akan


terus bermain dalam dunia khayalan kita masing-masing.
Mengapa hal tersebut saya gambarkan, sebab apabila kita terus
saja berkhayal tanpa pernah mencoba untuk berubah, maka kita
akan selamanya dipandang sebagai nol yang tanpa makna.
Lingkungan hanya

mengetahui bahwa kita adalah pemimpi-

pemimpi yang takut untuk bangun, karena takut dengan alam


sadar kita. Tentunya anda dan saya tidak akan membiarkan hal
itu terjadi, maka lakukanlah action untuk menjadikan anda nol
yang memiliki nilai.
Menjadi nol menurut pandangan orang lain bukanlah akhir dari
segalanya. Banyak cara yang bisa kita lakukan agar menjadi nol
yang memiliki nilai penting. Saya sendiri adalah pribadi yang
tidak ingin terus dipandang sebagai nol yang tanpa makna.
Ketika saya memperoleh beasiswa untuk kuliah di Perguruan
Tinggi yang berada di luar Daerah, pada saat itu saya adalah nol
yang hampir mendekati minus. Lho kok bisa, ya..hal itulah yang
terjadi saat itu.
Sebab saya adalah mahasiswa yang berasal dari sebuah
Kabupaten di Kalimantan yang baru dimekarkan, sudah pasti
level dari pemberian materi disekolahpun berbeda dengan
pembekalan materi yang ada di pulau jawa ataupun di Sekolah
favorit yang ada di Kalimantan. Alhasil jadilah saya mahasiswa
yang bisa dibilang lelet dan telmi pada saat pertama kali
memulai bangku perkuliahan.
Beruntung

saya

memiliki

teman

yang

memang

berhasil

menjadikan saya sebagai nol yang bisa membanggakan orang


tua saya pada saat acara wisuda diselenggarakan. Pointnya
dengan penjelasan saya tadi selain action kita juga dianjurkan

untuk membangun relasi yang luas, tak salah jika ada pepatah
yang mengatakan banyak teman banyak rezeki, seperti
kejadian yang saya alami bahwa teman saya dapat membantu
dan memotivasi saya menjadi lebih baik dalam pembelajaran
materi saat kuliah dulu.
Begitupun halnya ketika saya bekerja didunia birokrasi, saya
mengawali semuanya dengan menjadi nol, namun dengan nol
yang optimis meskipun pada awalnya bekerja didunia birokrasi
bukanlah style saya.
Ada sebuah cerita mengenai pengalaman salah seorang teman
saya yang berani memulai semuanya dari nol,
Namanya adalah Benny atau biasa disapa beben, beben adalah
sahabat saya semenjak kecil. Ketika beben mengawali rumah
tangganya, beben dan sang istri harus menghadapi kenyataan
bahwa mereka harus berpisah tempat tinggal, beben saat itu
mengajar sebagai tenaga kontrak pada salah satu sekolah negeri
di ibu kota kabupaten, sementara sang istri harus menjalankan
kewajibannya untuk mengabdi sebagai Pegawai Negeri Sipil
yang mengajar di pelosok desa. Pada saat itu beben memang
bukanlah nol yang tidak memiliki makna, walaupun terbilang
sebagai tenaga kontrak beben sahabat saya itu mampu melebihi
pencapaian seorang pegawai negeri sekalipun. Beben memiliki
banyak siswa yang setia mengikuti kelas belajar baik pada saat
jam belajar maupun kelas di luar sekolah yang menjadi usahanya
saat itu.
Namun beben sahabat saya itu tak ingin terus berada pada zona
nyamannya dan membiarkan istrinya jauh berada di pelosok
desa. Beben mengambil keputusan yang cukup mengejutkan
dengan berhenti dari sekolah tempat dia mengajar dan berhenti

membuka

kelas

menyusul

sang

belajar
istri

di
ke

luar

sekolah,

pelosok

desa

tepatnya

beben

dengan

status

pengangguran.
Keputusan yang diambil oleh sahabat saya itu tentunya bukanlah
hal yang mudah, sebab dia akan memulai semuanya lagi dari
nol, ditempat yang berbeda dan lebih tragisnya lagi memulainya
dari pelosok desa.
Nol bukanlah akhir dari segalanya, itulah yang coba dibuktikan
sahabat saya tersebut. Beben memulai lagi semuanya sebagai
nol. Dia mengajar di salah satu sekolah yang ada di seberang
desa tempat mereka tinggal,
dengan

bayaran

sebesar

Rp.75.000

perbulan

dan

harus

menggunakan jukung (nama perahu kecil di Kalimantan sejenis


kano) sebagai sarana transportasinya untuk mengajar tetap
ikhlas dijalaninya.
Jika hal itu menimpa saya mungkin saya tidak dapat setegar
sahabat saya tersebut, dengan kegigihan dan keuletan yang
dijalaninya, beben merupakan sosok nol yang memiliki nilai
penting, bukan nol yang tanpa makna. Sebab saat ini sahabat
saya tersebut bukan lagi bekerja sebagai pengajar disekolah
yang ada dipelosok desa itu,
tetapi telah bekerja pada sebuah perusahaan tambang asing
yang berdiri dekat desa dimana beben dan istrinya bermukim.
Dan penghasilannya pun jauh melebihi penghasilannya saat
mengajar, bahkan jauh melebihi penghasilan saya yang bekerja
di dunia birokrasi.
Beben merupakan sosok yang tidak pernah takut untuk menjadi
nol dan dianggap nol, menjadi nol dan kembali ketitik nol

bukanlah sebuah hal yang menjadikan kita hina. Jika sahabat


saya itu tidak takut menjadi nol, mengapa kita harus takut.
Saya dan anda hanya takut dan was-was pada hari esok ketika
menjadi

nol.

Padahal

hari

esok

itu

masih

misteri

bukan?.,mengapa kita harus takut? Ketakutan saya dan anda


adalah ketakutan pada proses yang akan terjadi, kita tidak siap
untuk menikmati proses yang mengantarkan kita pada nol yang
memiliki makna penting. Kebanyakan kita lebih menikmati
keadaan kita yang terus menjadi nol yang tanpa makna
dikarenakan perasaan takut kita sendiri.
Jadi..jangan pernah takut menjadi nol..nol bukan akhir dari
segalanya
Ada satu cerita lagi yang akan saya bagikan untuk anda semua,
mengenai kenalan saya seorang dokter yang juga memulai
semuanya dari nol. Sebut saja namanya dr.Rini, beliau pernah
bercerita kepada saya bahwa pada saat merintis karir menjadi
seorang dokter didaerah, beliau harus pandai dalam mengatur
penghasilan agar anak-anaknya kelak bisa memiliki pendidikan
yang baik, maka beliau mulai menabung Rp.5.000 perhari untuk
dana

simpanan

berkelanjutan

kuliah
hingga

anakanya.
anak-anak

Hal
beliau

itu

dilakukan

sekarang

hasil

pendidikannya betul-betul sangat membanggakan. Selain itu


dr.Rini juga tidak berhenti untuk belajar terus menerus walaupun
sudah menjadi seorang dokter tetap dan cukup berumur. Beliau
masih aktif mempelajari artikel-artikel yang terkait dengan dunia
kesehatan, dan itu artinya beliau masih menganggap dirinya
jauh dari nilai sempurna atau dengan kata lain mesih menuju
kekuadran yang lebih baik, dan tak dapat dielakkan bahwa
kesuksesan yang selama ini beliau raih berawal dari nilai nol
yang melakukan manfaat secara berkelanjutan. Dengan kata

lain, selain action dan membangun relasi dalam pembahasan


yang sudah disampaikan, tentunya untuk menjadi nilai nol yang
bermanfaat

juga

harus

bekerja

keras

secara

berkelanjutan.
Jangan takut dianggap masih nol, karena banyak
orang hebat mengawali semuanya dari nol

Banyak Orang Hebat


Yang Berawal dari Nol
Banyak sekali orang hebat yang berawal dari NOL, bahkan
seperti yang kita ketahui bahwa seorang nabi pun memulai
semuanya dari nol ketika pertama kali mendapatkan wahyu.
Berikut ini akan saya bagikan beberapa artikel mengenai orangorang hebat yang memulai semuanya dari nol, mudah-mudahan
dapat menginspirasi kita semua

NABI MUHAMMAD SAW MEMULAI SEMUA DARI NOL


Banyak yang sudah mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW
adalah orang nomor 1 yang paling berpengaruh di dunia. Bahkan
yang terlihat jelas adalah dalam buku karangan Michael H. Hart
yang berjudul 100 Tokoh Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah,
menempatkan Nabi Muhammad SAW pada urutan nomor 1. Nabi
Muhammad SAW diketahui berasal dari keluarga sederhana dan
buta

huruf.

Ini

artinya

Nabi

Muhammad

SAW

memulai

perjuanganya benar-benar dari nol. Seseorang


yang berjuang tanpa memiliki apa-apa jelas
lebih berarti dibandingkan orang yang sudah
memiliki modal untuk berjuang.
Sebagian besar orang-orang yang berpengaruh
dalam dunia, lahir di pusat peradaban manusia,
berkultur tinggi dan tempat perputaran politik bangsa. Namun
Nabi Muhammad SAW lahir di tempat yang merupakan
daerah paling terbelakang di dunia saat itu, jauh dari
pusat perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan.
Tentu tidak terbayangkan bila akhirnya Nabi Muhammad SAW
menjadi orang besar.
Dalam Penyebaran Agama pun dijalani dengan tidak mudah,
hinaan, cacian, makian, dan berbagaimacam pengkerdilanpun
diterima

dan

dijalani,

namun

siapa

sangka

ajaran

yang

diberikannya mampu menyebar hingga keberbagai pelosok


dunia, dan semua itu berawal dari nol.
Bahkan Mahatma Gandi seorang tokoh penting lain
pernah berpendapat Pernah saya bertanya-tanya
siapakah tokoh yang paling mempengaruhi manusia
Saya lebih dari yakin bahwa bukan pedanglah yang
memberikan kebesaran pada Islam pada masanya.
Tapi ia datang dari kesederhanaan, kebersahajaan,
kehati-hatian Muhammad; serta pengabdian luar biasa

tekadnya, keberaniannya, serta keyakinannya pada


Tuhan dan tugasnya. Semua ini (dan bukan pedang)
menyingkirkan segala halangan. Ketika saya menutup
halaman terakhir volume 2 (biografi Muhammad), saya
sedih karena tiada lagi cerita yang tersisa dari
Ust. Yusuf Mansur, Titik Nol Berawal dari Jeruji Besi

Ustadz Yusuf lahir dari keluarga


Betawi

yang

berkecukupan

pasangan Abdurrahman Mimbar


dan

Humrifah

dan

sangat

dimanja orang tuanya. Lulusan


terbaik Madrasah Aliyah Negeri
1 Grogol, Jakarta Barat, tahun 1992 ini pernah kuliah di jurusan
Informatika namun berhenti tengah jalan karena lebih suka
balapan motor. Pada tahun 1996, dia terjun di bisnis Informatika.
Sayang bisnisnya malah menyebabkan ia terlilit utang yang
jumlahnya miliaran. Gara-gara utang itu pula, Ustadz Yusuf
merasakan dinginnya hotel prodeo selama 2 bulan. Setelah
bebas, Ustadz Yusuf kembali mencoba berbisnis tapi kembali
gagal dan terlilit utang lagi. Cara hidup yang keliru membawa
Ustadz Yusuf kembali masuk bui pada 1998.
Saat di penjara itulah, Ustadz Yusuf menemukan hikmah tentang
shodaqoh. Selepas dari penjara, Ustadz Yusuf berjualan es di
terminal Kali Deres. Berkat keikhlasan sedekah pula, akhirnya
bisnis Ustadz Yusuf berkembang. Tak lagi berjualan dengan
termos, tapi memakai gerobak, Ia juga mulai punya anak buah.
Hidup Ustadz Yusuf mulai berubah saat ia berkenalan dengan
polisi yang memperkenalkannya dengan LSM. Selama kerja di
LSM itulah, Ustadz Yusuf membuat buku Wisata Hati Mencari
Tuhan Yang Hilang. Buku yang terinspirasi oleh pengalamannya
di penjara saat rindu dengan orang tua. Takdinyana, buku itu
mendapat sambutan yang luar biasa.
Ustadz Yusuf sering diundang untuk bedah buku tersebut. Dari
sini, undangan untuk berceramah mulai menghampirinya. Di
banyak ceramahnya, ia selalu menekankan makna di balik

sedekah dengan memberi contoh-contoh kisah dalam kehidupan


nyata.
Karier Ustadz Yusuf makin mengkilap setelah bertemu dengan
Yusuf Ibrahim, Produser dari label PT Virgo Ramayana Record
dengan meluncurkan kaset Tausiah Kun Faya Kun, The Power of
Giving dan Keluarga.
Konsep sedekah pula yang membawanya masuk dunia seni
peran. Melalui acara Maha Kasih yang digarap Wisata Hati
bersama SinemArt, ia menyerukan keutamaan sedekah melalui
tayangan yang didasarkan pada kisah nyata.
Bob Sadino Mengawali Sukses dari Nol
Pernah

mendengar

pepatah

lama

yang

berbunyi The journey of a thousand miles


begins with a single step - Lao Tzu. Hal ini
pula yang menjadi dasar kesuksesan banyak
pengusaha di dunia dan di Indonesia.
Bob Sadino adalah salah satu pengusaha
sukses yang memulai karirnya dari nol.
Kisah sukses Bob Sadino dari tahun 1969 dimulai dari kerja keras
bukan dari sekedar keberuntungan. Terkadang kita menilai
seseorang disaat dia sudah terkenal dan berhasil tapi justru yang
terpenting kita lebih baik belajar perjuangan awal mereka disaat
sulit.
Siapa yang tidak mengenal sosok Bob Sadino, pengusaha sukses
kawakan yang biasa tampil apa adanya. Bahkan, ia biasa
berpenampilan hanya dengan menggunakan celana pendek ini.
Beliau merupakan seorang entrepreneur sejati yang memiliki
berbagai

cara

yang

cukup

gila

untuk

diterapkan

dalam

menjalankan usahanya. Namun, siapa sangka sebelum beliau


sukses mendirikan perusahaan Kem Foods dan Kem Farms,
ternyata beliau pernah mengalami kesulitan di dalam hidup yang
sempat membuatnya depresi. Tetapi keadaan yang sulit tidak
membuat beliau putus asa dalam menjalani kehidupan ini, justru
dalam keadaan tersebut beliau melihat sebuah peluang usaha
yang

pada

pengusaha

akhirnya
sukses

di

menuntun
industri

beliau

menjadi

pengolahan

seorang

daging

dan

perkebunan sayur.
Bob Sadino atau yang biasa dipanggil dengan om Bob lahir di
lampung pada tanggal 9 Maret 1933, Bob Sadino lahir di
keluarga yang cukup kaya pada waktu itu. Pada usia 19 tahun,
orang tua Bob Sadino meninggal dan seluruh harta warisan
orang tuanya diberikan kepada Bob sadino, kemudian dia
menggunakan harta warisan tersebut untuk keliling dunia dan
menetap di Belanda selama kurang lebih 9 tahun, disana dia
bekerja Djakarta Lylod dan bertemu dengan Soelami Soejoed
yang kelak akan menjadi pasangan hidupnya, setelah itu ia
dipindahkan ke Hamburg, Jerman.
Pada tahun 1967, Bob Sadino bersama keluarganya kembali ke
Indonesia dengan membawa 2 mobil Mercedes tahun 60-an
miliknya yang kemudian dia gunakan sebagai modal untuk
bertahan hidup di Indonesia. Bob kemudian menjual salah satu
mobil Mercedes miliknya untuk membeli rumah di daerah
Kemang, Jakarta Selatan dan mobil Mercedes lainnya dia
gunakan untuk mencari nafkah dengan menjadi sopir, namun
siapa yang menyangka suatu hari mobil yang ia gunakan untuk
mencari nafkah rusak parah karena kecelakaan. Saat itu yang
sama ia tidak memiliki uang untuk memperbaiki mobilnya.

Walhasil, Bob Sadino bekerja sebagai kuli bangunan yang digaji


sebesar Rp 100 /bulan.
Suatu ketika temannya memberikan pinjaman modal berupa 50
ekor ayam ras, inilah awal kebangkitan jiwa entrepreneur dari
Bob Sadino. Dengan bermodalkan 50 ekor ayam tersebut ia
mulai berjualan telur ayam yang dia ternakkan bersama istrinya
kepada ekspatriat yang ada di wilayah kemang.

Penjualan yang dia lakukan pun tidak seperti yang dilakukan


orang orang pada umumnya dia menambahkan sebuah nilai
sederhana

dengan

memberikan

setangkai

bunga

anggrek

kepada setiap orang yang membeli telur ayamnya dan tentu saja
proses tidak selalu berjalan dengan baik, banyak kejadian yang
tidak menyenangkan yang dialami oleh Bob Sadino, namun hal
ini ia jadikan sebagai pelajaran untuk lebih memperhatikan dan
mendengar apa yang ingin disampaikan oleh konsumennya.
Kisah sukses Bob Sadino tak terhenti sampai disana. Dua tahun
setelah dia pulang ke tanah air, tahun 1969 dia mendirikan
sebuah supermarket yang diberi nama Kem Chick, dari sinilah
kisah sukses Bob Sadino di mulai. Usai mendirikan supermarket
Bob Sadino kemudian merambah ke unit bisnis yang lain yaitu
mengelola perkebunan sayur dan bermitra dengan para petani.
Tujuannya untuk menyuplai sayuran tersebut ke supermarket
yang ia miliki.
Dari pengalaman dan kisah sukses dirinya sebagai seorang
pengusaha, ia selalu mengatakan bahwa untuk memulai sebuah
usaha, modal utamanya adalah Berani mengambil tindakan
karena jika Anda terlalu banyak berpikir, kepala Anda akan
dipenuhi dengan resiko resiko yang akan Anda terima

kemudian. Disaat yang samapun akan timbul keraguan yang


begitu besar yang akan menantang keyakinan dan hasrat Anda
untuk sukses.
Biasanya pada kondisi ini orang orang akan terhenti untuk
melnjutkan langkahnya dan cenderung mundur.
Kelemahan yang Menjadi Kekuatan Habibie Afsyah
Apabila kita berpikir rasional, mungkin kita kaget, mungkin kita
tidak percaya bahwa orang cacat seperti Habibie Afsyah bisa
sukses dalam berbisnis online, bahkan sejak umur 21 tahun dia
sudah

bisa

membuat

yayasan

Habibie

Afsyah

untuk

mengangkat kehidupan para penyandang cacat yang didanai


dari keuntungan berbisnis online.

Akan tetapi dalam kehidupan ini, apa yang tidak mungkin, semua
serba

mungkin,

asalkan

ada

kemauan dan kerja keras semua


akan

mungkin,

seperti

sedikit

pesan Habibie Afsyah yang di tulis


pada bukunya, Akhirnya, melalui
buku ini, aku ingin mengajak Anda
semua untuk mensyukuri apa pun
yg telah dianugrahkan oleh Tuhan,
termasuk diri kita sendiri. Diri kita adalah anugrah yang sangat
berharga. Bagaimanapun kondisi kita, kita selalu punya pilihan
untuk

melejitkan

potensi

diri

kita

atau

menidurkannya.

kelemahan diri, termasuk keterbatasan fisik, tidak harus selalu


berujung pada pelumpuhan diri. Pergulatan sudah pasti ada,
tetapi kelemahan bisa diolah menjadi kekuatan. Kalau Saya yang
punya keterbatasan seperti ini saja bisa, Anda pasti bisa!
Kemandirian dan kesuksesan adalah kodrat Anda. Kalimat ini
hanyalah sedikit inspirasi dari seorang Habibie Afsyah dari sekian
banyak inspirasi yang dapat kita ambil.
Tantangan berat sesungguhnya adalah tantangan hidup untuk
mendapatkan perlakuan layak dari lingkungan sekitar, dengan
adanya kekurangan fisik yang dialami oleh Habibie Afsyah
menjadikannya dianggap sebagai nol yang tidak bermakna.
Semua tantangan itu coba dijawab oleh sang ibu dengan
mendaftarkan

Habibie

untuk

ikut

kursus

dasar

internet

marketing, awalnya Habibie Afsyah mengaku tidak tau sama


sekali alias buta tentang bisnis online, apalagi kursus tersebut
dibawakan dengan bahasa inggris dan memakai translator
menambah ketidak ngertian Habibie Afsyah dalam belajar dasar

internet marketing mekipun Habibie Afsyah sering membuka


internet, tapi hanya main game online.

Kursus awal belum tuntas dan belum bener paham, oleh sang
ibu, Habibie Afsyah di daftarkan kembali untuk ikut kursus
tingkat lanjut internet marketing, akan tetapi Habibie Afsyah
sempet menolak karena biaya yang terlalu mahal alias Rp. 15
juta, sampai sampai sang ibu harus menjual mobil, ibunya terus
memberikan semangat dan terus mendorong untuk berhasil.
Pada kursus internet tingkat lanjut, Habibie Afsyah bertemu
dengan Suwandi Chow, alih bahasa (Translator) kursus itu dari
Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia, setelah belajar selama 3
minggu, alih bahasa (Translator) kursus itu dari Bahasa Inggris ke
Bahasa Indonesia berhasil mendapatkan penjualan pertama
dari Amazon.com dg Produk Game PS3. Meski komisinya cuma
$24, Habibie senangnya bukan kepalang karena baru kali ini bisa
menghasilkan uang dari internet. Pada komisi pertama ini
Habibie sebenarnya rugi karena biaya iklan lebih besar dari
komisi.

Namun

Habibie

terus

berusaha

sampai

dia

bisa

mendapatkan komisi $124, $500, $1000, dan $2000 dari


Amazon. Semua memerlukan proses belajar dan praktek secara
konsisten.
Uang hasil penghasilan dari Amazon dipakai Habibie untuk
mengikuti

kursus-kursus

internet

marketing

lain,

seperti

Eprofitmatrix, Dokterpim, dan Indonesia Bootcamp. Dari kursus


dan praktek internet marketing, Habibie sudah bisa menerbitkan
Ebook Panduan Sukses dari Amazon dan membuat situs Listing
Rumah (rumah101.com). Habibie juga didaulat menjadi Trainer
di

Eprofitmatrix

bersama

Gurunya,

Suwandi

Chow.

Itulah

pertama kali Habibie menjadi Trainer seminar meskipun usianya


masih 20 tahun.
Dari cerita Habibie diatas pesan yang bisa diambil adalah
apapun keadaan kita, kita wajib bersyukur dengan terus
berusaha, karena Tuhan akan melihat usaha kita, dan percayalah
bahwasannya kita semua dikodratkan menjadi orang yang
sukses, yang paling terpenting adalah seberapa besar usaha
anda dalam mencapai kesuksesan tersebut.
Dahlan Iskan, Orang Miskin yang Menjadi Raja Media dan
Menteri BUMN
Dahlan Iskan adalah salah satu putera terbaik
Indonesia. Beliau dikenal masyarakat karena
keberhasilannya dalam memimpin surat kabar
Jawa Pos yang awalnya hanya koran daerah
yang hampir gulung tikar menjadi koran
nasional

dengan

penjualan

yang

sangat

fantastis. Saat ini Dahlan Iskan menjabat menjadi menteri BUMN


menggantikan Mustafa Abubakar.
Dahlan Iskan dilahirkan di Magetan Jawa Timur, tepatnya di desa
Kebun Dalam Tegalarum, Kecamatan Bando, Magetan, Jawa
Timur pada tahun 1951. Dahlan Iskan tidak pernah tahu tepatnya
tanggal dan bulan ia dilahirkan, sampai saat ini tanggal yang ia
gunakan sebagai tanggal lahir adalah karangannya sendiri. Ia
menggunakan
kelahirannya

tanggal
karena

17

tanggal

Agustus
itu

1951

tepat

hari

sebagai

hari

kemerdekaan

Indonesia sehingga mudah diingat. Selain itu mungkin ia juga


ingin tersemangati dengan tanggal itu seperti semangat para
pejuang tahun 45.

Dahlan Iskan adalah anak dari pasangan Mohammad Iskan dan


Lisnah. Dahlan adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Kakak
pertamanya bernama Khosyatun, kakak keduanya bernama
Sofwati sedangkan adik bungsunys bernama Zainuddin
Orang tua Dahlan Iskan bukanlah orang kaya, bahkan sangat
miskin sekali. Dahlan dan saudara-saudaranya terbiasa hidup
dalam kesederhanaan. Kehidupan telah menempa Dahlan kecil
menjadi pribadi yang tangguh. Sering ia dan saudaranya merasa
perih di perut karena menahan rasa lapar, ia belitkan sarung di
perutnya. Kemiskinan bukan berarti harus meminta-minta untuk
dikasihani

melainkan

harus

dihadapi

dengan

bekerja

dan

berusaha.

Ayah Dahlan pernah berkata Kemiskinan yang dijalani dengan


tepat akan mematangkan jiwa. Begitulah prinsip keluarga
Dahlan.
Pada saat kecil Dahlan Iskan hanya memiliki baju satu stel yaitu
kaos dan celana serta satu sarung. Sarung adalah baju serba
guna bagi dahlan, saat beribadah ia gunakan sarung, saat baju
dan celana nya dicuci , ia gunakan sarung sampai pakaiannya
kering, saat tidur di malam hari ia gunakan sarung untuk selimut.
Ketika sekolah ia tidak mempunyai sepatu. Saat itu jarak antara
rumah dan sekolahnya puluhan kilometer, sehingga ia dan
saudaranya

menempuhnya

dengan

berjalan

kaki

dengan

merasakan lecet di telapak kaki karena tak bersepatu. Sehingga


ia menyimpan keinginan besar (menurutnya saat itu) yaitu bisa
memiliki sepeda dan sepatu.
Setamat SLTA, Dahlan Iskan melanjutkan sekolahnya di fakultas
hukum IAIN Sunan Ampel dan di Universitas 17 Agustus. Semasa

kuliah ia lebih senang mengikuti kegiatan kemahasiswaan seperti


Pelajar Islam Indonesia dan menulis majalah mahasiswa dan
koran

mahasiswa

ketimbang

mengikuti

kuliah.

Karena

keasyikannya itu ia jadi tidak meneruskan kuliahnya.


Kemudian Dahlan Iskan hijrah ke Samarinda, Kalimantan Timur,
disana ia numpang di rumah kakak tertuanya. Disana ia menjadi
reporter sebuah surat kabar lokal. Tulisan Dahlan banyak yang
meminatinya.
Pada Tahun 1976, Dahlan kembali ke Surabaya dan bekerja
sebagai wartawan majalah Tempo. Saat itu terjadi musibah yang
bersejarah yaitu tenggelamnya kapal Tampomas. Dahlan menulis
tentang

musibah

tersebut

dengan

sepenuh

hati

dan

meletakkannya di Headline News Tempo. Tak disangka hasilnya


sangat luar biasa, dari respon pembaca banyak yang menyukai
gaya Dahlan menulis. Hal inilah yang membuat pimpinan Tempo
mengangkat Dahlan sebagai kepala biro Tempo Jatim.

Walau sudah bekerja dan menulis untuk Tempo, diam-diam


Dahlan juga menulis untuk koran lain seperti Surabaya Post dan
surat

kabar

mingguan

seperti

Ekonomi

Indonesia

sebagai

tambahan penghasilan. Hal ini diketahui oleh pimpinan Tempo


dan menegur Dahlan.
Saat itu terdengar kabar bahwa Jawa Pos dibeli oleh Direktur
Utama PT Grafiti Pers, Penerbit Tempo yaitu Eric Samola. Melihat
prestasinya yang lumayan dan keinginan Dahlan untuk berbuat
lebih, tahun 1982 ia dipromosikan menjadi pemimpin Koran Jawa
Pos.

Awalnya koran Jawa Pos bernama Java Post kemudian diganti


dengan Djawa Post dan diganti lagi menjadi Jawa Pos. Awalnya
media masa Surabaya dikuasai oleh Surabaya Post dan Kompas.
Saat Dahlan Iskan ditunjuk menjadi pimpinan Jawa Pos, Jawa Pos
hampir bangkrut karena kalah bersaing. Perputarannya saja
hanya 6.800 eksemplar. Namun Dahlan tidak berputus asa. Ia
mencari akal untuk menyelamatkan Jawa Pos.
Ketika itu budaya membaca koran adalah di sore hari. Melihat ini
muncullah ide cemerlang Dahlan. Ia memutuskan bahwa Jawa
Pos akan diterbitkan dan dibagikan di pagi hari. Ide ini di gulirkan
Dahlan agar Jawa Pos seakan-akan bisa memberikan berita lebih
cepat dari koran lain.
Pelan-pelan Jawa Pos membiasakan masyarakat untuk membaca
koran di pagi hari. Menerbitkan kkoran di pagi hari, Jawa Pos
hampir tidak ada saingannya karena koran lain tetap terbit sore
hari. Akhirnya dalam kurun waktu lima tahun yaitu 1982-1987
Jawa Pos berhasil terbit dengan oplah 126.000 eksemplar. Omset
Jawa Pos naik 20 kali lipat dari omset ditahun pertama yaitu
tahun 1982. Omset Jawa Pos mencapai 10,6 miliar. Dari surat
kabar yang hampir gulung tikar, Dahlan Iskan menjadikan Jawa
Pos menjadi surat kabar yang spektakuler dan Jawa Pos di bawah
kepemimpinan Dahlan berhasil merubah kebiasaan masyarakat
dari membaca koran di sore hari menjadi pagi hari.
Setelah mengundurkan diri dari Jawa Post tahun 1997 Dahlan
Iskan membangun gedung pencakar langit yang terkenal di
Surabaya dengan nama Graha Pena. Gedung ini menjadi pusat
aktivitas

JPNN.

Selain

di

Surabaya,

Dahlan

Iskan

juga

membangun gedung serupa di Jakarta mengingat Jakarta adalah


ibukota Indonesia dan untuk lebih mengukuhkan keberadaan
JPNN di tanah air.

Jangan meletakkan semua telur di keranjang yang sama,


begitulah pepatah bisnis. Dahlan Iskan juga mempercayai
pepatah itu. Ia mendiversifikasikan usahanya ke bisnis real
estate dan hotel.
Selain itu Dahlan Iskan juga memiliki perusahaan yang berkaitan
dengan listrik yaitu direktur pembangkit listrik swasta PT Cahaya
Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di
Surabaya. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan kelak
mengapa Dahlan ditunjuk menjadi Direktur Utama PLN.
Chairul Tanjung, Anak Singkong yang Sukses Berkarir
Chairul Tanjung lahir di Jakarta, 16
Juni

1962

sederhana.

dalam
Ayahnya

keluarga
A.G.

yang

Tanjung

adalah wartawan zaman orde lama di


sebuah

surat

kabar

kecil.

Chairul

berada dalam keluarga bersama enam


saudara lainya. Pengusaha sukses asal indonesia ini dikenal luas
sebagai pendiri sekaligus pemimpin, CT Corp (sebelum 1
Desember 2011 bernama Para Group).
Chairul Tanjung, adalah pemilik beberapa perusahaan besar
seperti stasiun televisi swasta ( Trans TV), Trans Studio, hotel,
bank, dan terakhir kabarnya menjadi salah salah satu pembeli
10% saham perusahaan penerbangan papan atas Indonesia
( Garuda ) dsb dll.

Namun siapakah yang menduga jika dulunya kehidupan Chairul


Tanjung jauh dari kesan mewah dan penuh dengan kisah yang
sangat menginspirasi. Semuanya diawali dari nol,

Saat SMP,

Bapaknya ( Abdul Gafar Tanjung ) yang saat itu telah mempunyai


percetakan, koran, transportasi dll gulung tikar dan dinyatakan
pailit oleh pemerintah karena idealismenya yang bertentangan
dengan pemerintah yang berkuasa saat itu ( Soeharto). Sang
ayah adalah Ketua Partai Nasional Indonesia (PNI) Ranting Sawah
Besar. Semua koran Bapaknya dibredel. Semua aset dijual
hingga tak memiliki rumah satu pun.
Tidak kuat terus-menerus membayar sewa losmen untuk tempat
tinggal, mereka kemudian memutuskan pindah ke daerah Gang
Abu, Batutulis. Salah satu kantong kemiskinan di Jakarta waktu
itu. Rumah tersebut adalah rumah nenek Chairul, dari ibundanya,
Halimah.
Selepas Menamatkan SMA mendaftar di perguruan tinggi negeri
adalah satu-satunya pilihan untuk bisa kuliah saat itu, karena
belum banyak pilihan untuk melanjutkan di universitas swasta.
Jika pun ada, biayanya sangat tinggi. Jadi jika tidak diterima di
negeri, alamat jalan untuk melanjutkan pendidikan tertutup
sudah. Tidak mungkin keluarganya dapat membayar biaya kuliah
di perguruan tinggi swasta.
Maka, adalah sebuah kebahagiaan yang tak terkira saat melihat
nama Chairul Tanjung termasuk di antara daftar siswa yang
dinyatakan lulus UMPTN. Pulang dari tempat pengumuman di
Parkir Timur Senayan, Chairul mengabarkan pada orang tuanya
bahwa ia diterima di FKG. Sebuah kabar bahagia tentunya,
disertai pemberitahuan lain berupa biaya kuliah di FKG-UI. Total
Rp. 75.000,- yang rinciannya adalah Rp. 45.000 untuk biaya
kuliah, dan 30.000 untuk biaya administrasi, uang jaket dsb.

Ibunya meminta waktu beberapa hari untuk menyiapkannya.


Dan sesuai janji, beberapa hari kemudian Ibunya tersenyum
sambil memberikan uang yang yang diperlukan hasil dari
menjual kain halus satu-satunya yang dimiliki oleh ibunya. Maka
tahun 1981 Chairul Tanjung tercatat sebagai mahasiswa Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Awal bakat bisnis Chairul Tanjung Nampak ketika dia mampu
melirik peluang usaha menjadi koordinator rekan-rekannya untuk
menggandakan bahan kuliah mereka, dan jadilah saat itu
Rp.15.000 pertama hasil jerih payahnya.
Dari 15.000 itu kemudian ia terkenal ke seantero kampus
sebagai pengganda diktat yang murah. Awalnya ia mendapat
tempat fotocopy murah di daerah Grogol ( Rp. 15,-/lembar dan
karena

memberi

order

banyak

didiscount

menjadi

Rp.12,5/lembar).
Dosen

dan

teman-teman

lintas

jurusan

kerap

menitipkan

fotocopy padanya. Praktis nyaris tiap hari ia mondar-mandir


Grogol-Salemba dengan bajaj mengangkut diktat-diktat yang
difotocopy

dibantu

beberapa

orang

sahabatnya.

Berikutnya karena merasa lama-lama kerepotan mondar-mandir


sementara

iapun

harus

mengikuti

jam

perkuliahan

dan

menjalankan berbagai praktikum, ia mengajukan permohonan


memanfaatkan

ruang

kosong

di

bawah

tangga

untuk

menempatkan mesin foto copy, Dan berkat hubungan baik


dengan hampir semua dosen, karyawan bahkan rektor UI, ijin itu
mudah didapatkan.
Demikianlah naluri bisnisnya kian terasah. Dari mulai usaha
fotocopy, merambah ke bisnis alat-alat kesehatan sebagai salah
satu kebutuhan pokok mahasiswa kedokteran gigi. Lalu masuk

mencoba bisnis di luar kampus meski diakhiri cerita kebangkutan


dengan ditutup tokonya.

Namun bangkit lagi dengan usaha jual-beli mobil bekas, bengkel


reparasi mobil, kontraktor kecil-kecilan, dst dll. Tahun 1984, di
masa kuliah tahun ke 4 (usia 22 tahun) Chairul telah berhasil
membeli mobil Honda Civic warna coklat keluaran tahun 1976
seharga 3,6 juta.
Dan tahun 1986 berganti Honda Accord keluaran tahun 1981.
Perolehan itu menunjukkan bahwa ia telah berhasil mewujudkan
tekadnya untuk tidak meminta biaya kuliah pada orang tuanya,
sekaligus juga telah mulai menuai hasil usahanya dengan kerja
keras

dan

kerja

cerdas

tersebut.

Begitulah Chairul sambil tekun menjalankan usahanya, ia juga


paralel dengan aktif di berbagai kegiatan organisasi kampus dan
aktifitas

sosial.

Semua

dijalankan

secara

seimbang

dan

bersamaan. Hingga di usia dewasa Chairul terus memperluas


jalinan silaturahim ke berbagai kalangan, berani mempelajari
aneka bisnis baru dan mencari jalan untuk menjalankan dengan
sebaik-baiknya.

Gabungan

antara

kerja

keras,

menjaga

kepercayaan, mengedepankan kejujuran dan etika bisnis, tak


pernah

berhenti

belajar

dan

disertai

dengan

doa

terbaik

tentunya.
Pak Chairul Tanjung, sesosok pengusaha besar nasionalis yang
sangat diperhitungkan di negeri ini, termasuk bagi Pak Dahlan
Iskan yang saat itu sempat mengirimkan sms menawarkan
penjualan saham Garuda sebagaimana yang sempat diceritakan
oleh Pak Dis sendiri di Manufacturing Hope beberapa waktu lalu.
Beliau mungkin telah menggenggam berbagai cerita kesuksesan

hari ini yang adalah hasil jerih payah dan kerja kerasnya yang
dimulai sangat dini.
Jadi, banyak orang besar itu mengawali semuanya dari
nol,.
Sebenarnya masih banyak cerita tentang orang-orang yang
besar yang berawal dari nol. Dan dari sedikit artikel yang bisa
saya bagikan kiranya

kita bisa mengambil sebuah kesimpulan

dan memetik banyak pelajaran, bahwa hidup ini tidak berhenti


pada satu episode saja, masih banyak episode lain yang akan
kita lakoni, masih banyak anak tangga yang harus kita tapaki.
Mengeluh dengan keadaan hari ini karena beranggapan tidak
memiliki sesuatu atau masih dianggap tidak memiliki pengaruh
apa-apa adalah hal yang sungguh merugikan, sudah banyak
pelajaran

dari

orang-orang

sebelum

kita

yang

mempu

menorehkan tinta kesuksesan dalam hidupnya yang mengawali


semuanya dari nol.

Jadilah Nol
Yang
melangkah Ke Kuadran
KISAH 3 KALENG SOFT DRINK
Positif
Ada 3 kaleng Soft Drink, ketiga kaleng tersebut diproduksi di
Setelah kita mempelajari dan menelaah tentang angka nol,
pabrik yang sama. Ketika tiba harinya, sebuah truk datang ke
tentunya sangat banyak pelajaran yang kita dapatkan, dan
pabrik, mengangkut kaleng-kaleng Soft Drink dan menuju ke
mudah-mudahan pelajaran tersebut dapat lebih menginspirasi
tempat yang berbeda untuk pendistribusian.
kita untuk menapaki hari-hari kita selanjutnya.
Pemberhentian pertama adalah supermaket lokal. Kaleng Soft
Drink pertama di turunkan disini. Kaleng itu dipajang di rak
bersama dengan kaleng Soft Drink lainnya dan diberi harga
Rp. 4.000.
Pemberhentian kedua adalah pusat perbelanjaan besar. Di
sana, kaleng kedua diturunkan. Kaleng tersebut ditempatkan

Pemberhentian terakhir adalah hotel bintang 5 yang sangat


mewah. Kaleng Soft Drink ketiga diturunkan di sana. Kaleng
ini tidak ditempatkan di rak atau di dalam kulkas. Kaleng ini
hanya akan dikeluarkan jika ada pesanan dari pelanggan. Dan
ketika ada yang pesan, kaleng ini dikeluarkan bersama
dengan gelas kristal berisi batu es. Semua disajikan di atas
baki dan pelayan hotel akan membuka kaleng Soft Drink itu,
menuangkannya ke dalam gelas dan dengan sopan
menyajikannya ke pelanggan. Harganya Rp. 60.000.
Sekarang, pertanyaannya adalah:
Mengapa ketiga kaleng Soft Drink tersebut memiliki harga
yang berbeda padahal diproduksi dari pabrik yang sama,
diantar dengan truk yang sama dan bahkan mereka memiliki
rasa yang sama.
Lingkungan Anda mencerminkan harga Anda.
Lingkungan berbicara tentang RELATIONSHIP.
Apabila Anda berada dilingkungan yang bisa mengeluarkan
terbaik dari diri Anda, maka Anda akan menjadi cemerlang.

Selanjutnya untuk menjadikan diri kita menjadi nol yang


bermakna, tentunya anda atau saya harus berupaya untuk
melangkah menuju ke arah kuadran positif dalam kehidupan.
Dengan kata lain apapun atau kegiatan apa yang akan kita
lakukan selanjutnya, haruslah kegiatan yang dapat menjadikan
kita memiliki makna.
Saya ingin bercerita tentang pengalaman yang pernah saya
alami sebelum menulis buku ini, pengalaman yang selanjutnya
mulai merubah cara pandang dan berpikir saya selama ini.
Pengalaman tersebut saya dapatkan ketika berkenalan dengan
seseorang di sebuah jejaring sosial, saat itu saya dalam keadaan
yang sengat kacau, dan mulailah rekan saya itu menawarkan
beberapa solusi dan salah satunya dalam bentuk meminjamkan
saya beberapa buah buku. Awalnya saya kurang merespon
dengan tanggapan tersebut, sampai akhirnya tibalah buku itu di
hadapan saya. Dengan perlahan saya mulai menelaah isi buku
tersebut, bersama istri saya sesekali kami berdiskusi tentang
buku tersebut. Alangkah bodohnya saya jika saat itu menolak
buku yang kemudian menjadikan saya bisa menulis buku ini. Apa
yang telah dilakukan rekan saya tersebut merupakan salah satu
cara yang dia lakukan untuk menjadikan perpindahan dalam
dirinya, berawal dari nol kemudian menjadikan dirinya nol yang
lebih bermakna dengan meminjamkan buku kepada saya.
Tentunya

banyak

cara

yang

dapat

kita

lakukan

selain

meminjamkan buku atau memberi nasihat kepada orang lain


untuk menjadikan kita nol yang bermakna.

Adalagi cerita lain yang bisa kita petik hikmahnya, dari sebuah
buku yang pernah saya baca. Dalam buku tersebut menceritakan
tentang sebuah perjuangan kehidupan yang dijalani oleh seorang
Jamil Azzani. Beliau adalah seorang inspirator yang memiliki
pengalaman kegagalan yang bisa dibilang cukup pahit. Namun
siapa yang menyangka kini beliau menejelma menjadi seorang
inspirator yang handal. Pergeseran kuadran yang beliau lakukan
bukanlah hal yang mudah, diawali dengan kegagalan dalam
berkarir

tidak

menyurutkan

terkad

beliau

untuk

memberangkatkan kedua orang tuanya ke tanah suci. Dari tekad


itulah titik balik pergeseran itu terjadi, bisa jadi tekad itulah yang
menjadi trigger pergeseran kuadran yang beliau lakukan. Tak ada
kata lelah apalagi menyerah,
hingga buah dari kerja keras yang beliau lakukanpun tidak ingin
dinikmati secara individual. Beliau mencoba menjadi nol yang
bermakna dan terus melakukan pergeseran kuadran dengan
mendirikan pesantren-pesantren yang mencetak lulusan yang
diharapkan memberikan manfaat bagi sesama.
Pada hakikatnya semua orang memiliki kesempatan yang sama
untuk meraih kesuksesan, tinggal bagaimana tindakan yang
harus dilakukan untuk meraih kesuksesan tersebut. Menjadi nol
yang akan melangkah kekuadran positif bukan lah satu hal yang
mudah dan dapat secara instan dilakukan, banyak sekali ujian
yang harus dilewati. Namun dengan tempaan ujian inilah kita
akan dijadikan pribadi yang tangguh, pribadi yang dipantaskan
oleh Sang Pencipta untuk melangkah kekuadran yang kita
inginkan.
Sangat banyak sekali pembelajaran dalam kehidupan ini yang
dapat kita ambil selagi kita masih mau untuk memikirkannya.
Untuk apa kita terus terpaku pada keadaan kita saat ini yang

masih belum meiliki apa-apa, yang masih dianggap nol oleh


orang lain jika sudah banyak contoh orang-orang yang sukses
mengawali kehidupan ini mulai dari nol, tentunya semuanya
dilewati dengan kerja keras dan doa yang terus menerus
dilakukan.
Dan pada akhirnya saya akan mengajak anda semua yang
membaca buku ini untuk belajar bangkit dari keterpurukan, dari
anggapan-anggapan miring tentang kita, dan mulai melangkah
kekuadran positif dengan mulai melakukan rutinitas yang akan
memantaskan kita untuk mendapatkan sebuah keberhasilan
yang disematkan oleh Sang Pencipta. Semoga buku ini selalu
memberikan manfaat bagi kita semua

Anda mungkin juga menyukai