Anda di halaman 1dari 27

RSU Dr.

PIRNGADI MEDAN

BAB 1
PENDAHULUAN
Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa faktor-faktor yang berperan
dalam persalinan normal adalah: 4 P + 1P.Yaitu : Power (His), Passage (jalan lahir),
Passengger (janin), Psikis (kejiwaan) + Penolong.1
Panggul memiliki empat bidang imajiner, yaitu bidang pintu atas panggul (pelvic
inlet, apertura pelvis superior), bidang pintu tengah panggul (midpelvis), dan bidang
pintu bawah panggul (pelvic outlet, arpetura pelvis inferior).2
Panggul dikatakan sempit (pelvic contracture) apabila ukurannya 1-2 cm kurang
dari ukuran yang normal. Kesempitan panggul bisa pada inlet (pintu atas panggul),
midpelvis (ruang tengah panggul), outlet (pintu bawah panggul), atau kombinasi dari
inlet, midpelvis, atau outlet.1
Panggul sempit dikatakan sebagai salah satu indikasi persalinan seksio sesarea
yang kejadiannya terus meningkat dalam tiga dekade terakhir. Pelvimetri dapat dilakukan
secara manual dengan pemeriksaan dalam ataupun dengan pemeriksaan radiologis.
Pelvimetri dengan pemeriksaan dalam mempunyai arti penting untuk menilai secara agak
kasar pintu atas panggul serta panggul tengah, dan untuk memberi gambaran yang jelas
mengenai pintu bawah panggul.Dengan pelvimetri radiologis diperoleh gambaran yang
jelas tentang bentuk panggul dan ukuran-ukuran dalam ketiga bidang panggul. Akan
tetapi pemeriksaan ini dalam masa kehamilan beresiko, khususnya bagi janin walaupun
hal ini masih kontroversi.3
Sementara itu pelvimetri luar dapat juga dilakukan, namun cara ini mulai
ditinggalkan karena tidak banyak artinya, kecuali untuk pengukuran pintu bawah panggul
dan dalam beberapa hal yang khusus misalnya panggul miring.3

1
Judul : Panggul Sempit
Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Panggul dikatakan sempit (Pelvic Contracture) apabila ukurannya 1-2 cm kurang
dari ukuran yang normal. Kesempitan panggul bisa pada inlet (pintu atas panggul),
midpelvis (ruang tengah panggul), outlet (pintu bawah panggul), atau kombinasi dari
inlet, midpelvis, atau outlet. Ukuran pelvis normal (untuk janin rata-rata) termasuk
conjugata diagonalis 12,5 cm, conjugata obstetrik (anteroposterior dari inlet) 10 cm,
dan tranversal dari midpelvis 9,5 cm.1,2,4
Dalam banyak kasus ukuran dan bentuk panggul yang abnormal dideteksi pada
primigravida dengan mengukur tinggi badan (wanita dengan tinggi kurang dari 150 cm
mungkin mempunyai panggul kecil) dan dengan melakukan pemeriksaan panggul pada
kehamilan minggu ke 36-38, terutama jika diameter biparietal kepala janin belum masuk
dalam panggul ibu.3,5
2.2. Anatomi
Pelvis (panggul) tersusun atas empat tulang: sakrum, coccygis dan dua os
coxae.dan dua tulang inominata yang terbentuk oleh fusi ilium, iskium, dan pubis.
Tulang-tulang inominata bersendi dengan sakrum pada sinkondrosis sakroiliaka dan
bersendi dengan tulang inominata sebelahnya di simfisis pubis.2,6

2
Judul : Panggul Sempit
Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

Gambar 2.1. Anatomi tulang-tulang panggul


Os sakrum dibentuk oleh persatuan lima vertebra sacralis. Betuknya seperti
segitiga dengan puncaknya menghadap kebawah dan terletak sedemikian rupa seperti
suatu baji diantara Os coxae kanan dan kiri, dengan tulang-tulang tersebut os sacrum
bersendi.4 pasang foramen terbentuk pada perlekanan vertebra dan ke empat foramen ini
berhubungan dengan kanalis sacralis. Promontorium adalah titik pusat tepi atas vertebra
sacralis pertama dengan dasar (basis) vertebra lumbalis ke-5, dan menonjol di atas
cekungan sacrum.5,6
Os coccyx merupakan empat vertebra yang bersatu yang membentuk bangunan
segitiga dengan dasar (basis) di bagian atas dan bersendi dengan sacrum.5,6
Panggul memiliki empat bidang imajiner:2,6
a. Bidang pintu atas panggul (pelvic inlet, apertura pelvis superior).
b. Bidang panggul tengah (midpelvic, dimensi panggul terkecil).
c. Bidang pintu bawah panggul (pelvic outlet, apertura pelvis inferior).
d. Bidang dengan dimensi panggul terbesar (tidak memiliki arti klinis).

Pintu Atas Panggul2,5,6


3
Judul : Panggul Sempit
Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

Bentuk pintu atas panggul wanita, dibandingkan dengan pria, cenderung lebih
bulat daripada lonjong. Terdapat empat diameter pintu atas panggul yang biasa
digunakan: diameter anteroposterior, diameter transversal, dan dua diameter oblik.

Gambar 2.3.Bidang pintu atas panggul.

Gambar 2.4.Pintu atas panggul dengan diameter anteroposterior, diameter transversa, dan
diameter oblik.
Diameter antero-posterior yang penting dalam obstetrik adalah jarak terpendek
antara promontorium sakrum dan simfisis pubis, disebut sebagai konjugata obtetris.
Normalnya, konjugata obstertis berukuran 10 cm atau lebih, tetapi diameter ini dapat
4
Judul : Panggul Sempit
Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

sangat pendek pada panggul abnormal. Konjugata obsteris dibedakan dengan diameter
anteroposterior lain yang dikenal sebagai konjugata vera. Konjugata vera tidak
menggambarkan jarak terpendek antara promontorium sakrum dan simfisis pubis.
Konjugata obstetris tidak dapat diukur secara langsung dengan pemeriksaan jari. Untuk
tujuan klinis, konjugata obstetris diperkirakan secara tidak langsung dengan mengukur
jarak tepi bawah simfisis ke promontorium sakrum, yaitu konjugata diagonalis, dan
hasilnya dikurangi 1,5-2 cm.

Gambar 2.5. Gambaran tiga diameter anteroposterior pintu atas panggul


Bidang Panggul Tengah
Panggul tengah diukur setinggi spina ischiadika atau bidang dimensi panggul
terkecil. Memiliki makna khusus setelah engagement kepala janin pada partus macet.
Diameter interspinosus, berukuran 10 cm atau sedikit lebih besar, biasanya merupakan
diameter pelvis terkecil. Diameter antero-posterior setinggi spina iskiadika normal
berukuran paling kecil 11,5cm.2,6

5
Judul : Panggul Sempit
Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

Gambar 2.6.Panggul wanita dewasa yang memperlihatkan diameter antero-posterior dan


transversal pintu atas panggul serta diameter transversal (interspinosus) panggul tengah.
Pintu Bawah Panggul
Pintu bawah panggul terdiri dari dua daerah yang menyerupai segitiga. Area-area
ini memiliki dasar yang sama yaitu garis yang ditarik antara dua tuberositas iskium.
Apeks dari segitiga posteriornya berada di ujung sakrum dan batas lateralnya adalah
ligamentum sakroischiadika dan tuberositas iskium. Segitiga anterior dibentuk oleh area
di bawah arkus pubis. Tiga diameter pintu bawah panggul yang biasa digunakan yaitu:
anteroposterior, transversal, dan sagital posterior.2,6

6
Judul : Panggul Sempit
Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

Gambar 2.5.Pintu bawah panggul.


Dalam obstetri dikenal empat jenis panggul dengan ciri-ciri pentingnya, yaitu:1,2,5,6
Panggul ginekoid dengan pintu atas panggul yang bundar, atau dengan
diameter transversa yang lebih panjang sedikit dari pada diameter antero-posterior dan
dengan panggul tengah serta pintu bawah panggul yang cukup luas. Jenis ini ditemukan
pada 45% wanita.
Panggul anthropoid dengan diameter anteroposterior yang lebih panjang dari
pada diameter transvesa, dan dengan arcus pubis menyempit sedikit. Jenis ini ditemukan
pada 35% wanita.
Panggul android dengan pintu atas panggul yang berbentuk sebagai segitiga
berhubungan dengan penyempitan kedepan, dengan spina ischiadika menonjol kedalam
dan dengan arkus pubis menyempit. Jenis ini ditemukan pada 15% wanita.
Panggul platipelloid dengan diameter anteroposterior yang jelas lebih pendek
dari pada diameter transvesa pada pintu atas panggul dan dengan arkus pubis yang luas.
Jenis ini ditemukan pada 5% wanita.

Gambar 2.6.Empat tipe panggul dengan klasifikasi Caldwell-Moloy.


7
Judul : Panggul Sempit
Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

2.3. Pembagian Panggul Sempit1,2,4


1. Kesempitan pintu atas panggul (pelvic inlet)
Kesempitan pintu atas panggul (inlet contracture) jika dijumpai diameter
anteroposterior <10 cm atau diameter transversal <12 cm (atau keduanya). Hal ini
diketahui secara klinis dengan kepala janin yang floating dengan presentasi verteks pada
janin yang cukup bulan, dan tidak dapat dilakukannya perasat Muller-Hillis (secara
manual mendorong kepala ke dalam pelvis dengan tekanan lembut pada fundus), bagian
terbawah tidak dapat membuka seviks pada waktu persalinan, dijumpainya presentasi
abnormal (contohnya bokong, letak lintang), prolapsus funikuli, partus lama, distosia
uterin, moulage kepala bayi, pembentukan caput suksadaneum. Seksio sesarea dilakukan
bila memang dijumpai kesempitan nyata pintu atas panggul.
a. Pembagian tingkat panggul sempit :1
Tingkat I

: CV = 9-10 cm = borderline

Tingkat II

: CV = 8-9 cm = relatif

Tingkat III

: CV = 6-8 cm = ekstrim

Tingkat IV

: CV = 6 cm = absolut (mutlak)

CV = Conjugata Vera
b. Pembagian menurut tindakan :1
1. CV = 11 cmpartus biasa
2. CV = 8-10 cmpartus percobaan
3. CV = 6-8 cm..SC primer
Inlet dianggap sempit bila CV kurang dari 10 cm atau diameter transversalis kurang dari
12 cm. Karena biasanya yang diukur adalah conjugata diagonalis (CD), maka inlet
dianggap sempit bila CD kurang dari 11,5 cm.
2. Kesempitan Midpelvis1,4
Hal ini dicurigai bila dijumpai adanya kala II memanjang, persisten occiput
posterior, distosis uterin, moulage yang hebat dari kepala bayi. Kesempitan Midpelvis
yang terlantar dapat menyebabkan ruptur uteri, fistula karena nekrosis akibat tekanan
8
Judul : Panggul Sempit
Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

yang lama. Seksio sesarea adalah pilihan utama, karena persalinan dengan bantuan alat
dapat menyebabkan perlukaan pada bayi atau ibu Terjadi bila :
a. Diameter intraspinarum 9,5 cm, atau
b.Kalau diameter transversa ditambahkan dengan diameter sagittalis posterior
kurang dari 13,5 cm.
Kesempitan midpelvis hanya dapat dipastikan dengan rontgen pelvimetri. Dengan
pelvimetri klinik, hanya dapat dipikirkan kemungkinan kesempitan midpelvis, kalau:
- spina menonjol, partus akan tertahan, disebut midpelvic arrest
- dinding samping panggul konvergen
- arcus pubis sempit
Kesempitan midpelvis dapat memberikan kesulitan sewaktu partus sesudah kepala
melewati pintu atas panggul. Adanya kesempitan ini sebetulnya merupakan kontra
indikasi untuk melakukan forseps karena daun forseps akan menambah sempitnya
ruangan panggul.
3. Kesempitan Outlet1,6
Hal ini sangat jarang dijumpai, ditemukan apabila diameter intertuberous tidak >
8 cm atau bila jumlah diameter transversa dan diameter sagittalis posterior kurang dari 15
cm. Kesempitan outlet, meskipun bisa tidak menghalangi lahirnya janin, namun dapat
menyebabkan perineum ruptur yang hebat, karena arkus pubis sempit sehingga kepala
janin terpaksa melalui daerah posterior panggul.
2.4. Diagnosis
Kita selalu memikirkan kemungkinan panggul sempit, bila ada seorang
primigravida pada akhir kehamilan apabila kepala anak belum memasuki pintu atas
panggul dan dijumpainya malpresentasi janin.1
Ibu dengan tinggi badan yang kurang dari 150 cm, patut kita curigai adanya
kesempitan panggul.3,4,5

9
Judul : Panggul Sempit
Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

Pada palpasi, apabila kepala janin didorong dan tidak masuk ke pintu atas
panggul, atau masih goyang di atas simfisis pubis (tanda Osborn).1,6
Pelvimetri Klinis5
1. Pemeriksaan panggul luar
Cara ini dapat ditentukan secara garis besar jenis, bentuk, dan ukuran-ukuran panggul
apabila dilakukan dengan pemeriksaan dalam. Alat-alat yang dipakai antara lain :
jangkar-jangkar panggul Martin, Oseander, Collin, Boudeloque dan sebagainya. Yang
diukur adalah:
a. Distansia spinarum ( 24-26 cm), jarak anatar kedua spina iliaka anterior
superior sinistra dan dekstra.
b. Distansia kristarum ( 28-30 cm), jarak yang terpanjang antara dua tempat
yang simetris pada krisna iliaka sinistra dan dekstra.
c. Distansia oblikua eksterna (ukuran miring luar), jarak antara spina iliaka
posterior sinistra dan spina iliaka anterior superior dekstra dan dari spina iliaka posterior
dekstra dan spina iliaka anterior superior sinistra.
d. Distansia inter-trokanterika, jarak antara kedua trokanter mayor.
e. Konjugata eksterna (Boudeloque) 18 cm, jarak antara bagian atas simfisis ke
profesus spinosus lumbal 5.
f. Distansia tubernum ( 10,5 cm), jarak antara tuber ischii kanan dan kiri.

10
Judul : Panggul Sempit
Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

Gambar 2.7.distansia spinarum (kiri) dan distansia kristarum (kanan)

2.8. distansia oblikus eksterna (kiri) dan distansia inter-trokhanterika (kanan)

11
Judul : Panggul Sempit
Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

Gambar 2.9. Konjugata eksterna (Boudeloque) dan distansia tuberum


2. Pemeriksaan dalam (VT) : yang di evaluasi antara lain, proontorium, linea
inominata, spina ischiadica, dinding samping, kurvatura sacrum, ujung sacrum, dan arcus
pubis. Dinilai Apakah promontorium teraba, lalu diukur CD dan CV, linea innominata
teraba seluruhnya atau tidak, spina ischiadica dan lain-lain.1,5

Gambar 2.10.Cara mengukur konjugata diagonalais pada pemeriksaan dalam.

12
Judul : Panggul Sempit
Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

Gambar 2.11. Cara mengukur konjugata diagonalis dengan mengukur panjangnya jari
tengah
Rontgen Pelvimetri2,5
Dari foto dapat kita tentukan ukuran-ukuran CV, CO (Conjugata Obstetrique) =
apakah kurang dari normal, CT (Conjugata Tranversalis), serta imbang kepala panggul.
Indikasi pemeriksaan Rontgen pada kehamilan bila ada kecurigaan fetopelvik
disproporsic atau kecurigaan panggul sempit, riwayat operasi seksio sesaria atau riwayat
forcep serta riwayat kematian janin dalam persalinan. X-ray pelvimetri juga dilakukan
bila pada pemeriksaan klinis didapati ukuran konjugata diagonal < 11,5 cm atau diameter
inter tuberous < 8 cm serta bila kepala janin tidak masuk pintu atas panggul dan
malposisi letak janin seperti pada presentasi bokong, wajah atau letak lintang.
5. Penatalaksanaan1
Saat ini ada 2 cara yang merupakan tindakan utama untuk menangani persalinan
pada disproporsi sefalopelvik, yakni sectio sesaria dan partus percobaan.
a. Sectio Sesaria
Sectio sesaria dapat dilakukan secara elektif atau primer, yakni sebelum
persalinan mulai atau pada awal persalinan, dan secara sekunder yakni setelah persalinan
13
Judul : Panggul Sempit
Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

berlangsung selama beberapa waktu. Sectio sesaria elektif direncanakan lebih dahulu dan
dilakukan pada kehamilan cukup bulan karena kesempitan panggul yang cukup berat,
atau karena terdapat disproporsi sefalopelvik yang nyata.
Selain itu sectio tersebut diselenggarakan pada kesempitan ringan apabila ada
factor- factor lain yang merupakan komplikasi, seperti primigravida tua, kelainan letak
janin yang tak dapat diperbaiki, kehamilan pada wanita yang mengalami infertilitas yang
lama, penyakit jantung, dan lain-lain. Sectio sesaria sekunder dilakukan karena
persalinan percobaan dianggap gagal, atau karena timbul komplikasi untuk
menyelesaikan persalinan selekas mungkin, sedang syarat-syarat untuk persalinan
pervaginam tidak atau belum dipenuhi.
b. Persalinan Percobaan
Setelah pada panggul sempit berdasarkan pemeriksaan yang teliti pada hamil tua
diadakan penilaian tentang bentuk serta ukuran-ukuran panggul dalam semua bidang dan
hubunga antara kepala janin dan panggul, dan setelah dicapai kesimpulan bahwa ada
harapan bahwa persalinan dapat berlangsung pervaginam dengan selamat, dapat diambil
keputusan untuk menyelenggarakan persalinan percobaan.
Dengan demikian persalinan ini merupakan suatu test terhadap kekuatan his dan
daya akomodasi, termasuk moulage kepala janin, kedua factor ini tidak dapat diketahui
sebelum persalinan berlangsung beberapa waktu. Pemelihan kasuskasus untuk persalinan
percobaan harus dilakukan dengan cermat.Diatas sudah dibahas indikasi- indikasi untuk
section sesaria elektif, keadaan- keadaan ini dengan sendirinya menjadi kontra indikasi
untuk persalinan percobaan.Selain itu beberapa hal perlu pula mendapat perhatian.Janin
harus berada dalam presentasi kepala dan lamanya kehamilan tidak lebih dari 42 minggu.
2.6. Mekanisme Persalinan pada Panggul Sempit1
Bila panggul sempit dalam ukuran muka dan belakang dan CV kurang dari 9 cm,
diameter ini tidak dapat dilalui oleh diameter biparietalis dari janin yang cukup
bulan.Kemudian kalau kepala turun biasanya terjadi defleksi.Karena panggul sempit
maka persalinan berlangsung lama, karena adanya obstruksi.
14
Judul : Panggul Sempit
Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

Pada Kala I, kepala tidak dapat memasuki pintu atas panggul, maka pembukaan
berlangsung lama dan besar kemungkinan ketuban pecah sebelum waktunya. Setelah
ketuban pecah, maka kepala tidak dapat menekan serviks kecuali kalau his kuat sekali
sehingga terjadi moulage yang hebat pada kepala.jalannya pembukaan dapat menentukan
prognosa. Bila pembukaan lancar : baik, bila lambat, maka besar kemungkinan janin
tidak dapat melewati panggul.
Kala II : menjadi lama kerena diperlukannya waktu untuk turunnya kepala dan
untuk maulage.
2.7. Komplikasi1
Komplikasi dapat terjadi pada ibu dan janin. Pada Ibu, komplikasi yang dapat
terjadi antara lain:
1. Persalinan akan berlangsung lama.
2. Sering dijumpai ketuban pecah dini.
3. Karena kepala tidak mau turun dan ketuban sudah pecah, sering terjadi tali pusat
4.
5.
6.
7.
8.
9.

menumbung.
Moulage kepala berlangsung lama.
Sering terjadi inersia uteri.
Ruptur uteri.
Simfisiolisis.
Infeksi intrapartal.
Karena partus lama, terjadi penekanan pada jalan lahir sehingga terjadilah
jaringan nekrotik dan menjadi fistula.

Komplikasi yang terjadi pada Janin:


1. Kematian Janin Intrapartal.
2. Prolapsus funikuli.
3. Perdarahan intrakranial.
4. Kaput suksadaneum dan sefalohematoma yang besar.
5. Robekan pada tentorium serebri karena moulage yang hebat dan lama.
6. Fraktur pada tulang kepala oleh karena tekanan yang hebat dari his.
2.8 Prognosis4

15
Judul : Panggul Sempit
Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

Prognosis persalinan dengan panggul sempit tergantumg pada berbagai faktor


diantaranya :
1. Bentuk panggul
2. Ukuran panggul, jadi derajat kesempitan.
3. Kemungkinan pergerakan dalam sendi-sendi pangul.
4. Besarnta kepala dan kesanggupan moulage kepala.
5. Presentasi dan posisi kepala.
6. His.
Menurut pengalaman, tidak ada anak yang cukup bulan yang dapat lahir per vaginam
dengan selamat jika CV < 8 cm. Sebaliknya jika Cv >8 cm, persalinan pervaginam
dapat diharapkan berlangsung dengan selamat. Dengan kata lain:
Jika CV < 8 cm

: kesempitan berat, prognosis buruk

Jika CV > 8 cm 10 cm

: kesempitan ringan, dubia ad bonam

16
Judul : Panggul Sempit
Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

DAFTAR PUSTAKA
1. Sofian, A. Rustam, M.: Panggul sempit. Dalam: Sinopsis Obstetri, BAB 44, Jilid
1, Edisi 3. EGC, Jakarta, 2012; 219-30
2. Cunningham, F.G. Gant, N.F. et al. Maternal Anatomy. Dalam: Williams
Obstetrics, vol.1, Edisi 21. McGraw-Hill, New York, 2010; 2834, 46474
3. Aflah N. Ukuran Panggul Pada Pasien Pasca Seksio Sesarea Atas Indikasi
Panggul Sempit. Tesis. Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara, Medan, 2009
4. Bennett, V. Ruth, B.L.: Pelvis wanita dan Organ Reproduksi. In: Myles Buku Ajar
Bidan, Edisi 14. EGC, Jakarta, 2009; 96-104
5. Verralls Sylvia. Pelvis Wanita. Dalam: Ester Monica, editor. Anatomi & Fisiologi
Terapan Dalam Kebidanan, Edisi 3. EGC, Jakarta, 2003; 28-52
6. Sastrawinata, S. Martaadisoebrata, D. Wirakusumah F.F.: Obstetri Patologi Ilmu
Kesehatan Reproduksi, Edisi 2. EGC, Jakarta, 2005; 161-169

LAPORAN KASUS
17
Judul : Panggul Sempit
Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

Anamnesis Pribadi
Nama

: Ny. M

Umur

: 25 tahun

Tinggi badan

: 147 cm

Pekerjaaan

: Ibu Rumah Tangga

Agama

: Islam

Suku

: Batak

Alamat

: Dusun Sampean Julu, Labuhan Batu

Tanggal masuk

: 21 Agustus 2013

Jam masuk

: 14.49 WIB

No.RM

: 89.17.62

Anamnesis umum
Ny.M, 25 tahun, G2P1A0, Batak, Islam, D3,IRT i/d Tn.A, 26 tahun, Batak, Islam,
SMA, Petani, datang ke IGD RSUPM pada tanggal 21 Agustus 2013 dengan:
Keluhan utama: mules-mules mau melahirkan
Telaah: Hal ini dialami os sejak tanggal 21 Agustus 2013 pukul 05.00 WIB.
Riwayat keluar lendir darah (+). Riwayat keluar air-air dari kemaluan (-). riwayat
persalinan sebelumya SC oleh Sp. OG luar atas indikasi panggul sempit. BAK(+) N.
BAB (+) N.
RPT: RPO: Riwayat Haid
HPHT : ?-11-12
TTP

: ?-08-13

ANC : Bidan 2 x
Riwayat Persalinan
1

Laki-laki, preterm, SC a/i panggul sempit, Dokter, 2000 gram, 1 tahun 11 bulan,

sehat
Hamil ini
18

Judul : Panggul Sempit


Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

Status Presens

Sensorium: compos mentis

Anemis

:-

TD : 120/80 mmHg

Ikterik

:-

HR : 80 x/i

Dyspnoe

:-

RR : 22 x/i

Sianosis

:-

T : 36,7C

Oedema

:-

Status obstetrikus

Abdomen
TFU
Tegang
Bawah
Gerak
His
DJJ
EFW

: membesar asimetris
: 3 jari bawah proc. xipoideus (34 cm)
: kanan
: kepala
: (+)
: 2x20/10
: 142x/menit
: 3200-3400 gram

Status Ginekologis
VT : Cervix sacral diameter 2 cm, eff 100%, Selaput ketuban (+), kepala H1,
UUK?
Adekuasi panggul :
- Promontorium teraba (CD : 9 cm, CV : 7,5 cm)
- Linea inominata teraba seluruhnya
- Spina Ischiadica tidak menonjol
- Arcus pubis tumpul
- Os Coccygeus cekung
- Os Sacrum mobile
Kesan panggul sempit Tingkat III (extrime).

ST : Lendir darah (+), air ketuban (-)

USG TAS
19
Judul : Panggul Sempit
Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

Janin tunggal, Letak kepala, Anak hidup


Fetal movemen (+), fetal heart rate (+)
Plasenta fundal Grade III
AFI cukup
BPD : 97,9 mm ( 40 W 1 D)
FL : 74,5 (30 W 1 D)
AC : 342 mm
EFW 3290 gr

Kesan : IUP (38-40)minggu + PK + AH


Laboratorium :

Hb : 11,4 gr/dl
Ht : 34,5 %
Leukosit 9700 ul
Trombosit 300.000 ul

Dx : Prev Sc 1x a/i Panggul sempit + SG + KDR (38-40) mggu + PK + AH + Inpartu


Rencana : Repeat SC Emergency
Laporan Sc a/i Panggul Sempit
Ibu di banringkan dimeja operasi dengan infus dan kateter terpasang baik
Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada lapangan operasi
Dibawah tindakan spinal anastesia dilakukan insisi pfannensteil mengikuti bekas
luka yang lama, dimulai dari kutis, subcutis, hingga tampak fascia, fascia
digunting kekiri dan kekanan, otot dikuakkan secara tumpul.
Peritoneum digunting keatas dan kebawah
Tampak uterus gravidarum sesuai usia kehamilan, lalu di insisi secara konkaf,
dengan meluksir kepala lahir bayi laki-laki BB : 3250 gr, PB 45 cm, A/S 9/10,
anus (+)
Talipusat di klem di dua tempat lalu di gunting diantaranya
Kemudian plasenta dilahirkan secara PTT, kesan lengkap.
Lalu uterus di jahit dengan hemostatik suture figure of eight, lalu dikontinous
interlocking, lalu overhecting.
Lalu dilakukan penjahitan dinding abdomen lapis demi lapis
20
Judul : Panggul Sempit
Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

Ku Ibu post Op Baik.


TERAPY

IVFD RL + Oxitocin 10-10-5-5 20 gtt/i


Inj. Viccillin Sx 1,5 gr/ 8 jam
Inj. Ketorolac 1 amp / 8 jam
Inj. Transamin 1 amp / 8 jam 24 jam
Inj. Ranitidin 1 amp / 8 jam

Rencana :Cek darah rutin 2 jam post SC


Kala IV
Pukul

15.30

16.00

16.30

17.00

17.30

(WIB)
HR (x/i)
TD

72
120/70

78
120/80

78
120/80

78
110/70

78
110/70

(mmHg)
RR (x/i)
Kontraksi
Perdaraha

24
2
5 cc

24
2
5 cc

24
2
5 cc

24
2
5 cc

24
2
5 cc

n
Pemeriksaan Laboratorium 2 jam Post Operasi

Hb : 9,4 gr/ dl
Ht : 28,1 %
Leukosit : 14600 ul
Trombosit : 186000 ul

Follow up Pasien
Tanggal 22/ 08/ 2013

S:
O : SP : Sens : Compos mentis
TD : 120/80 mmHg

Anemis

:-

Ikterik

:21

Judul : Panggul Sempit


Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

HR : 80 x/i

Dyspnoe

:-

RR : 22 x/i

Sianosis

:-

T : 36,7C

Oedema

:-

SO : Abdomen

: Soepel, Peristaltik (+), Normal

TFU

: 1 Jari di bawah Umbilikus

BAB

: (-)

BAK

: (+)

P/V

: (-)

L/O

: Tertutup Verband Kesan kering

Flatus (+)
Lochia rubra (+)

A : Post repeat SC a/i Prev SC 1x + NH1


P:
IVFD RL + oxitocin 10-10-5-5 20 gtt/i
Inj. Viccillin Sx 1,5 gr/ 8 jam
Inj. Ketorolac 1 amp/ 8 jam
Inj. Ranitidin 1 amp/ 12 jam
Inj. Transamin 1 amp / 12 jam
Rencana :
Aff infus dan kateter sore.

Tanggal 23/ 08/ 2013

S:
O : SP : Sens : Compos mentis

Anemis

:-

TD : 120/80 mmHg

Ikterik

:-

HR : 80 x/i

Dyspnoe

:-

RR : 22 x/i

Sianosis

:-

T : 36,7C

Oedema

:-

SO : Abdomen

: Soepel, Peristaltik (+), Normal

TFU

: 1 Jari di bawah Umbilikus

BAB

: (+)

Flatus (+)
22

Judul : Panggul Sempit


Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

BAK

: (+)

P/V

: (-)

L/O

: Tertutup Verband Kesan kering

Lochia rubra (+)

A : Post repeat SC a/i Prev SC 1x + NH2


P:
Amoxicillin tab 3 x 500 mg
As. Mafenamat tab 3 x 500 mg
Vit B comp. Tab 3 x 1

Tanggal 24/ 08/ 2013

S:
O : SP : Sens : Compos mentis

Anemis

:-

Ikterik

:-

HR : 80 x/i

Dyspnoe

:-

RR : 22 x/i

Sianosis

:-

Oedema

:-

TD : 120/80 mmHg

T : 36,7C
SO : Abdomen

: Soepel, Peristaltik (+), Normal

L/O

: Tertutup Verband Kesan kering

TFU

: 1 Jari di bawah Umbilikus

BAB

: (+)

BAK

: (+)

P/V

: (-)

Flatus (+)
Lochia rubra (+)

A : Post repeat SC a/i Prev SC 1x + NH3


P:
Amoxicillin tab 3 x 500 mg
As. Mafenamat tab 3 x 500 mg
Vit B comp. Tab 3 x 1
Rencana PBJ

23
Judul : Panggul Sempit
Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

RESUME
Ny.M, 25 tahun, G2P1A0 datang ke IGD RSUPM dengan keluhan mules-mules
mau melahirkan, Hal ini dialami os sejak tanggal 21 Agustus 2013 pukul 05.00 WIB.
Riwayat keluar lendir darah (-).Riwayat keluar air-air dari kemaluan (-). BAK (+) N.
BAN (+) N. HPHT : ?-11-12, TTP : ?-08-13, ANC: Bidan 2x, Status Present : Sensorium:
compos mentis, TD :120/80 mmHg, HR : 80 x/i, RR : 22 x/i, T : 36,7C, Pasien di
diagnosa dengan Prev Sc 1x a/i Panggul sempit + SG + KDR (38-40) minggu + PK + AH
+ Inpartu. Dilakukan SC tanggal 21 Agustus 2013 pukul 14. 00 15.10 WIB. Lahir bayi
laki-laki BB : 3250 gr, PB 45 cm, A/S 9/10, anus (+), keadaan Ibu Post Operasi : Stabil.
Os di rawat di ruangan Selama 3 hari, pdaha hari ke 3 dilakukan GV kepada Os, kesan
Verban kering Os di bolehkan pulang, dan di suruh kontrol uang ke poli PIH pada tanggal
27 Agustus 2013.

24
Judul : Panggul Sempit
Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

BAB 4
PEMBAHASAN
4.1. Analisis Kasus
Panggul dikatakan sempit (Pelvic Contracture) apabila ukurannya 1-2 cm
kurangukuran yang normal.Kesempitan panggul bisa pada inlet (pintu ataspanggul),
midpelvis (ruang tengah panggul), outlet (pintu bawah panggul), ataukombinasi dari
inlet, midpelvis, atau outlet. Ukuran pelvis normal (untuk janinrata-rata) termasuk
conjugata diagonalis 12,5 cm, conjugata obstetrik(anteroposterior dari inlet) 10 cm,
dan tranversal dari midpelvis 9,5 cm. Dalam banyak kasus ukuran dan bentuk panggul
yang abnormal dideteksi pada primigravida dengan mengukur tinggi badan (wanita
dengan tinggi kurang dari 150 cm mungkin mempunyai panggul kecil).
Pada kasus ini, seorang pasien Ny. M, 25 tahun, G 2P1A0, datang ke IGD
RSUPMdengan keluhan Utama Mulas-mulas mau melahirkan.Pasien merupakan
rujukandari bidan dengan diagnosis panggul sempit.Pada kasus ini, pasien datang dengan
status presens: sensorium: compos mentis,TD: 120/80 mmHg, HR: 88 x/i, RR : 20 x/i,
Temp: 36,7C, dan TB: 147 cm.

25
Judul : Panggul Sempit
Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

Pembagian tingkat kesempitan panggul berdasarkan nilai konjugata vera (CV):


Tingkat I

: panggul sempit borderline dengan CV = 9-10 cm;

Tingkat II

: panggul sempit relative dengan CV = 8-9 cm;

Tingkat III

: panggul sempit ekstrim dengan CV = 6-8 cm;

Tingkat IV

: panggul sempit absolut (mutlak) dengan CV = 6 cm.

Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan dalam untuk menilai adekuasi panggul,
dijumpai:

Promontorium teraba, konjugata diagonal: 9 cm, konjugata vera: 7.5 cm


Linea innominata teraba seluruhnya
Spina ischiadica tidak menonjol
Arcus pubis tumpul
Os Sacrum cekung
Os coccygeus mobile

Dari pemeriksaan tersebut pasien dengan konjugata vera 7.5 cm, dikategorikanpanggul
sempit tingkat III (panggul sempit ekstrim).
Pembagian panggul sempit menurut tindakan :
1. CV = 11 cm partus biasa
2. CV = 8-10 cm partus percobaan
3. CV = 6-8 cm SC primer
Pada pasien ini dilakukan tindakan persalinan dengan sectio caesaria, lahir
bayiperempuan dengan BBL 3250 gr, PBL 45 cm, AS: 9/10, anus (+). Keadaan anakdan
ibu post operasi baik.
4.2. Permasalahan
1. Kenapa dilakukan SC emergency pada khasus ini, sedangkan kita tahu bahwa pada
pasien panggul sempit biasanya dilakukan SC elektif ? Karna Os datang ke RS dengan
keadaan inparu, sehingga dibutuhkan penanganan yang cepat dan cermat, sehingga halhal yang ditakutkan terjadi pada feto maternal dapat dihindari, oleh sebab itu Sc
emergency merupaka pilihan utama pada pasien ini, seandainya pasien di rujuk lebih
awal oleh petugas ANC dengan pertimbangan sebelumnya OS pernah SC atas indikasi
panggul sempit, maka SC electif merupakan pilihan yang tepat.
26
Judul : Panggul Sempit
Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

2. Apakah semua pasien dengan panggul sempit harus di SC ? Tidak semua pasien
dengan panggul sempit kita lakukan SC, pasien dengan CV = 8-10 cm partus percobaan,
jika partus percobaab gagal, maka dilakukan persalinan inter abdominal.

27
Judul : Panggul Sempit
Pembimbing : dr. Hj. Suty NST. Sp.OG (K)
Mentor : dr. Masithah Thaharuddin
Co ass : Firdaus Saputra, Sri Rahayu, Budi Aswin

Anda mungkin juga menyukai