Diagnosis Keperawatan Praoperatif
Diagnosis Keperawatan Praoperatif
2.
3.
Tujuan: Dalam waktu 1 x 24 jam tingkat kecemasan pasien berkurang atau hilang.
Kriteria hasil:
Pasien menyatakan kecemasannya berkurang
Pasien mampu mengenali perasaan ansietasnya
Pasien dapat mengidentifikasikan penyebab atau faktor yang memengaruhi ansietasnya
Pasien kooperatif terhadap tindakan
Wajah pasien tampak rileks
Intervensi
Mandiri
Bantu pasien mengekspresikan perasaan marah,
kehilangan, dan takut.
Rasional
Ansietas
berkelanjutan
seramgan jantung.
memberikan
dampak
Hindari konfrontasi
Mengurangi
diperlukan.
rangsangan
eksternal
yang
tidak
Beri
kesempatan
kepada
mengungkapkan ansietasnya.
Dapat
menghilangkan
ketegangan-ketegangan
terhadap kehawatiran yang tidak diekpresikan.
pasien
untuk
Kolaborasi
Berikan anticemas
diazepam.
sesuai
indikasi,
contohnya
Koping individu tidak efektif berhubungan dengan prognosis pembelahan, ancaman kehilangan organ
atau fungsi tubuh dari prosedur pembedahan, dan ketidakmampuan menggali koping efektif.
Tujuan: Dalam waktu 1 x 24 jam pasien mampu mengembangkan koping yang positif.
Kriteria evaluasi:
Pasien kooperatif pada setiap intervensi keperawatan.
Pasien mampu menyatakan atau mengomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan
yang terjadi.
Pasien mampu menyatakan peneriamaan diri terhadap situasi.
Pasien mengakui dan menggabungkan perubahan ke dalam konsep diri dengan cara yang akurat tanpa harga
diri yang negatif.
Intervensi
Rasional
Mandiri
Kaji perubahan dari gangguan persepsi dan hubungan
dengan derajat ketidakmampuan.
kateter.
Kolaborasi
Rujuk pada ahli neuropsikologi dan konseling bila
ada indikasi.
Rasional
Persiapan kulit.
Istirahat
merupakan
hal
yang
penting
untuk
penyembuhan
normal.
Kecemasan
tentang
pembedahan dapat dengan mudah mengganggu
kemampuan untuk istirahat atau tidur. Kondisi
penyakit yang membutuhkan tindakan pembedahan
mungkin akan menimbulkan rasa nyeri yang hebat
sehingga mengganggu istirahat.
Perawat harus memberikan lingkungan yang tenang
dan nyaman untuk pasien. Dokter sering memberi
obat hipnotik-sedatif atau antiansietas pada malam
hari sebelum pembedahan. Obat-obatan hipnotiksedatif seperti flurazepam (Dalmane) dapat
menyebabkan dan mempercepat pasein tidur. Obatobatan antianietas, misalnya: alprazolam (xanax) dan
diazepam (Valium), bekerja pada korteks serebral dan
sistem limbik untuk menghilangkan ansietas.
Salah
satu
tujuan
dari
asuhan
keperawatan
1.
2.
dengan jumlah selimut yang cukup untuk memastikan pasien tidak kedinginan. Bantal kecil di kepala bisasnya
diperbolehkan.
Di ruang prabedah, pasien akan bertemu dengan staf ruang operasi yang menggunakan pakaian dan
wajah tertutup masker sesuai dengan kebijakan pengontrolan infeksi rumah sakit. Pada kondisi ini,
pasien sudah tidak ditemani oleh orang terdekat. Suasana ruangan yang terasa sunyi akan memberikan
kondisi yang berbeda pada pasien.
Perawat ruang transit sementara akan melakukan pengkajian pasien, meliputi keabsahan pasien, jenis
pembedahan, kamar operasi yang akan dimasuki, jenis anestesi yanga akan digunakan, kelengkapan
pemeriksaan dagnostik, dan kelengkapan sarana pembedahan.
Meskipun pasien sudah mendapat medikasi paraoperatif, tampak mengantuk, dan terlihat aman di atas
brankar dengan sabuk pelindung di atasnya, tetapi seorang perawat harus selalu ada di dekatnya. Dengan
menugaskan perawat bersama pasien akan memberikan ketenangan dan keamanan. Ketenangan dapat
dikomunikasikan secara verbal atau nonvebal melalui ekspresi wajah, tingkah laku, genggaman hangat
pada tangan, dan memperlihatkan wajah yang ramah oleh perawat yang membantu menyiapkan pasien
sebelum dipindahkan ke ruang bedah atau ahli anestesi yang telah mengunjungi pasien sehari sebelum
hari pembedahan.
Diagnosis keperawatan
Di ruang prabedah, diagnosis keperawatan yang paling lazim ditegakkan adalah sebagai berikut :
Kecemasan berhubungan dengan suasana menjelang pembedahan
Resiko cedera perioperatif berhubungan dengan prosedur premedikasi anestesi
Rasional
cemas.
Pemanggilan nama akan memberikan rasa
aman pada pasien dan menegaskan bahwa dia
merupakan pasien yang benar untuk mendapat
intervensi.
Bantu pasien untuk mengganti pakaian rawat
inap dengan pakaian kamar bedah.
Orientsikan
pasien
terhadap
prosedur
prainduksi dan aktivitas yang diharapkan.
pasien
untuk
keperawatan pemberian anestesi umum, proses keperawatan pemberian anestesi regional, proses keperawatan
prosedur intrabedah dan proses keperawatan pengiriman ke ruang pemulihan.
Diagnosa Keperawatan
Pada pemberian anestesi umum selama intrabedah, diagnosa keperawatan yang paling lazim ditemukan adalah:
Risiko cedera intraoperatif berhubungan dengan prosedur anestesi umum.
Rasional
Lakukan pemasangan stetoskop prekordial, manset Stetoskop prekordial dibiarkan menempel di dada
tekanan darah, monitor dasar, oksimetri pada jari, pasien, menyalurkan informasi mengenai operasi
dan pertahankan kelancaran kateter IV.
mekanis jantung dan adanya bunyi napas secara
kontinu. Perubahan yang dapat dideteksi mencakup
bising jantung, aksentuasi bunyi jantung kedua, dan
denyut jantung yang abnormal.
Perawt juga memasang manset tekanan darah.
Manset tetap terpasang pada lengan pasien selama
Riwayat alergi
Faktor luar
agen
obat
antihepertensi,
EKG
Hemoglobin
Urine rutin
Pemeriksaan radiologi
Lakukan
pemasangan
selang
endotrakeal, Pemasangan selang endotrakeal biasanya dilakukan
pemasangan oral airway, dan kaji efektivitas jalan ahli anestesi atau penta anestesi dengan diketahui
napas.
oleh ahli anestesi. Selang endotrakeal bertujuan
untuk tetap menjaga kepatenan jalan napas, sera
mencegah kemungkinan terjadinya aspirasi dan
komplikasi pernapasan lainnya akibat depresi pada
brokus efek dari anestesi.
Penata anestesi akan membantu melakukan
peenekanan tulang rawan krikoid (perasat Sellick)
untuk menyumbat esofagus pada saat perasat
endotrakeal dilakukan.
Pemasangan oral airway akan menjaga kepatenan
jalur napas dan memudahkan penata anestesi untuk
memonitor kepatenan jalan napas.
Lakukan pemberian napas
oksigen, pengisapan, dan
inhalasi.
bantuan, pemberian
pemberian anestesi
Lakukan
pembersihan
jalan
pembedahan selesai dilaksanakan.
napas
setelah
Anestesi spinal
Ahli anestesi melakukan fungsi lumbal dan memasukkan anestesi lokal ke dalam cairan serebrospinal pada ruang
subaraknoid spinal. Anestesi akan menyebar dari ujung prosesus xifoideus ke bagian kaki. Posisi pasien
memengaruhi pergerakan obat anestesi ke atas atau ke bawah medula spinalis.
Anestesi epidural
Prosedur ini lebih aman daripada anestesi spinal karena obat anestesi disuntikkan ke dalam ruang epidural di luar
dura mater dan kandungan anestesinya tidka sebesar kandungan anestesi spinal. Karena anestesi epidrual
menyebabkan hilangnya sensasi di daerah vagina dan perineum, maka jenis anestesi ini merupakan pilihan yang
terbaik untuk prosedur kebidanan. Kateter epidural dibiarkan di dalam ruang epidural sehingga pasien dapat
menerima obat melalui infus epidural secara terus-menerus selam pembedahan beralangsung.
Anestesi kaudal
Anestesi ini merupakan salah satu jenis anestesi epidural yang diberikan secara lokal pada dasar tulang belakang.
Efek anestesi hanya memengaruhi daerah pelvis dan kaki.
Peran perawat perioperatif sangat penting dalam membantu pelaksanaan pemberian anestesi regional yang dilakukan
ahli anestesi, meliputi persiapan obat, alat, sarana pemberin anestesi, pengaturan posisi yang optimal untuk
dilakukan fungsi, pengaturan fokus cahaya, dan dukungan psikologis pada pasien.
Selama pembedahan berlangsung, pasien dengan anestesi regional akan tetap sadar kecuali jika dilter
memprogramkan pemberian transquilizer yang dapat menyebabkan pasien tertidur. Karena pasien responsif dan
dapat beranapas secara volunter, maka ahli anestesi tidka perlu menggunakan selang endotrakeal. Perawat harus
ingat bahwa luka bakar dan cedera lainnya dapat terjadi pada bagian tubuh yang berada di bawah pengaruh anestesi
tanpa disadari oleh pasien. Oleh karena itu, posisi ekstremitas dan kondisi kulit pasien harus sering diobservasi.
Petugas ruang operasi juga perlu berhati-hati dengan topik yang didiskusikan selama melaksanakan pembedahan
karena pasien dapat mendengar perbincangan yang dilakukan.
Diagnosis Keperawatan
Pada kondisi pemberian anestesi regional dana intraoperatif, diagnosi keperawatan yang paling lazim ditegakkan
adalah sebagai berikut:
1. Risiko cedera intraoperatif berhubungan dengan prosedur anestesi regional.
2. Kecemasan intraoperatif berhubungan dengan prosedur intrabedah.
Rasional
untuk
Lakukan
pemantauan
pada
statsu
kardiovaskular dan respirasi selama
pembedahan akibat efek samping dari
anestesi spinal.
Apabila rumah sakit membelakukan perawat sebagai asisten pertama/first assistance, maka optimalisasi peran
asisten pertama bedah merupakan tantangan kompleks yang harus dilakukan perawat perioperatif untuk bisa
mengikuti keseluruhan intervensi yang akan dilakukan ahli bedah sejak dimulai pembukaan jaringan sampai
penutupan jaringan area bedah. Pada kondisi intrabedah, pasien yang dilakukan prosedur invasif bedah akan
mengalami kerusakan jaringan akibat suatu insisi, kerusakan vaskular, atau kerusakan akibat traksi pembukaan
jaringan. Peran perawat asisten bedah adalah membantu ahli bedah agar kerusakan yang dibuat dapat seminimal
mungkin. Beberapa prosedur bedah tertentu, seperti bedah saraf, bedah toraks, bedah kardiovaskular, atau bedah
spina akan memerlukan waktu operasi yang lama. Pada kondisi tersebut, perawat asisten memerlukan daya tahan
fisik sempurna karena akan melakukan aktivitas berdiri yang lama disertai tingkat konsentrasi yang tinggi untuk bisa
mengikuti jalannya pembedahan secara optimal.
Perawat instrumen mempunyai peran agar proses pembedahan dapat dilakukan secara efektif dan efesien (lihat
modalitas peran perawat instrumen pada bab sebelumnya). Pada pelaksanaannya, perawat instrumen harus memiliki
keterampilan psikomotor, keterampilan manual, dan keterampilan interpersonal yang kuat, yang diperlukan untuk
mengikuti setiap jensi pembedahan yang berbeda-beda dan mengadaptasikan antara keterampilan yang dimiliki
dengan keinginan dari operator bedah pada setiap tindakan yang dilakukan dokter bedah dan asisten bedah.
Tanggung jawab yang penting dari perawat instrumen adalah menjaga kesterilan lingkungan bedah agar tidak
meningkatkan risiko infeksi intraoperatif. Perawat sirkulasi merupakan penghubung antara zona steril dengan zona
di luarnya. Peran lainnya adalah menurunkan risiko cedera intraoperatif dimulai dari pengaturan posisi bedah sampai
selesai pembedahan.
Diagnosis Keperawatan
Pada kondisi prosedur intraoperatif diagnosis keperawatan yang paling lazim ditegakkana adalah sebagai berikut:
1. Risiko cedera intraoperatif berhubungan dengan pengaturan posisi bedaha, proseddur invasif bedah.
2. Risiko infeksi intraoperatif berhubungan dengan adanya port de entree prosedur bedah, penurunan imunitas efek
anestesi.
Tujuan: Risiko cedera intraoperatif sekunder pengaturan posisi bedah, prosedur invasif bedah tidak terjadi.
Kriteria evaluasi:
Selama intraoperatif, tidak terjadi gangguan henmodinamik akibat pndarahan serius.
Pascaoperatif tidka ditemukan cedera tekan dan cedera listrik.
Perhitungan spons dan instrumen sesuai dengna jumlah yang dikeluarkan.
Tidak ditemukan adanya kram otot.
Intervensi
Kaji ulang identitas pasien.
Rasional
pembedahan.
Perawat sirkulasi memeriksa kebersihan dan kerpain ruang
operasi sebelum pmebedahan. Perawat sirkulasi juga harus
memastikan bahwea peralatan telah siap dan dapat digunakan.
Semua peralatan harus dicoba sebelum prosedur pembedahan.
Apabila prosedur ini tidak dilaksanakan, maka dapat
menyebabkan penundaan atau kesulitan dalam pembedahan.
Lakukan pemasangan
dengan teknik steril.
kateter
urine
Bantu ahli bedah dalam membuka Pembukaan jaringan dilakukan lapis demi lapis, dari kulit,
jaringan dan lakukan pengisapan apabila lemak, fasia, dan jaringan dalam, misalnya peritoneum pada
diperlukan.
pemedahan area abdomen. Pembukaan jaringan dilakukan
sampai akses yang akan dituju sesuai jenis dan tujuan
pembedahan dapat tercapai.
Asisten bedah membantu menarik dengan menggunakan
refraktor dan melakukan pengisapan apabila banyak cairan yang
mengganggu akse bedah. Pemakaian dan pemilihan jenis
refraktor disesuaikan dengan jenis dan ares jaringan atau
pembedahan yang dilakukan.
Perawat instrumen berperan dalam memenuhi keprluan yang
sesuai pada setiap momen pembedahan, seperti keperluan
penggunaan guntin mayo oleh ahli bedah atau keperluan
refraktor.
Lakukan
manajemen
intraoperatif ruang operasi.
sirkulasi
Bantu ahli bedah dalam penutupan Prosedur penutupan jaringan dilakukan setelah tujuan
jaringan.
pembedahan sudah selesai dilaksanakan. Penutupan dilakukan
lapis demi lapis sesuai area tau jaringan yang telah dilakukan
pembedahan.
Perawat instrumen menurunkan risiko cedera dengan
mempersiapkan dan memilih sarana penjahitan dengan
memperhatikan ketajaman jarum jahit, benang jahitan yang
akan digunakan sesuai jaringan yang di jahit dan kondisi atau
kelayakan instrumen agar kerusakan jaringan dapat minimal.
Penjahitan bisa dilakukan ahli bedah atau asisten bedah.
Apabila dilakukan ahli bedah, maka asistern bedah membantu
penutupan jaingan agar dapat terlaksana secara efektif dan
efisien agar kerusakan jaringan dapat minimal.
Risiko infeksi intraoperatif berhubungan adanya port de entree prosedur bedah, penurunan imunitas
efek anestesi.
Tujuan: Optimalisasi tindakan asepsis dapat dilaksanakan selama prosedur itrabedah.
Kriteria evaluasi: Luka pascabedah tertutup dengan kasa.
Intervensi
Rasional
pasien
dan
Siapkan
instrumen
pembedahan.
jenis
Lakukan
intraoperasi.
manajemen
asepsis