Anda di halaman 1dari 2

Proses pengerasan GIC modifkasi resin memerlukan alat vesible light cure (VLC) atau

sinar tampak. Keuntungan dari VLC adalah proses pengerasan yang cepat, dalam, dan dapat
diandalkan. Dalam waktu 40 detik, setiap periode dengan ketebalan bahan minimal 2,5-3 mm
dan maksimal 4,5 mm, dapat dipastikan bahan akan mengeras (Susanto, 2005).
Penyinaran bahan GIC modifikasi resin sedikitnya adalah 30-60 detik (Bruce et al,
1994.,Susanto, 2005). Hal ini diperlukan untuk mendapatkan polimerisasi yang optimal.
Walaupun proses penyinaran atau polimerisasi oleh VLC sepenuhnya ditentukan oleh operator,
dalam hal ini adalah doker gigi, adapun teknik penyinaran seperti halnya posisi dan arah sinar,
intensitas sinar, ketebalan bahan restorasi, kedalaman curing, dan lamanya waktu penyinaran,
sering kurang dipahami, dimana hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kualitas polimerisasi.
Penyinaran yang kurang baik intensitas sinarnya, akan mengakibatkan tidak tercapainya
polimerisasi yang optimal, dan menghasilkan tidak terbentuknya mata rantai polimerisasi dari
HEMA, dan dua monomer lainnya yang optimal pada bagian dasar bahan restorasi (susanto,
2005).
Terdapat dua reaksi polimerisasi pada GIC modifikasi resin, yaitu reaksi yang dimulai
oleh sinar tampak dan reaksi asam basa (kimia), yang dimulai pada saat pengadukan berlangsung
dan setelah aktivasi sinar ( Sylvia dan Pinandi, 2003).
Derajat polimerisasi yang optimal dapat dicapai dengan memperhatikan faktor-faktor
yang mempengaruhi, yaitu ketebalan bahan, post irradiation, posisi sumber cahaya terhadap
bahan, jarak, dan lamanya penyinaran, dengan demikian bahwa derajat polimerisasi dipengaruhi
oleh intensitas sinar itu sendiri. Polimerisasi sinar terhadap suatu bahan, misalnya dengan
ketebalan 4 mm dengan waktu penyinaran 40 detik, tidak seefektif pada ketebalan 2 mm dengan
waktu penyinaran 20 detik. Hal ini dapat diterangkan bahwa salah satu karakteristik suatu bahan
aktivasi sinar adalah mempunyai batas kedalaman polimerisasi tertentu, untuk mencapai derajat
polimerisasi yang diinginkan (Sylvia dan Pinandi, 2003).
KONVENSIONAL
Sifat utama SIK yaitu kemampuannya untuk melekat pada email dan dentin tanpa adanya
penyusutan atau panas yang bermakna, mempunyai sifat biokompatibilitas dengan jaringan
periodontal dan pulpa, pelepasan fluor yang bereaksi sebagai anti-mikroba dan kariostatik,
kontraksi volume pada pengerasan sedikit, dan koefisien ekspansi termal sama dengan struktur
gigi (Hassan dkk, 2012 & Singh dkk, 2011).

Sifat SIK cukup keras tetapi rapuh, kekuatan tekan relatif tinggi tetapi daya tahan
terhadap fraktur dan keausan rendah, sehingga tidak digunakan untuk merestorasi gigi posterior
dengan beban kunyah besar. Daya tahan yang rendah terhadap keausan dipengaruhi oleh sifat
kekerasan permukaan (Melzarini, 2005).
Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan SIK dan memberikan keuntungan klinis yang
lebih baik, maka dikembangkanlah SIK modifikasi resin. Kemudian pada tahun 2007,
dikembangkan SIK modifikasi resin dengan nano teknologi menjadi SIK modifikasi resin nano
(Theodore, 2009).

Anda mungkin juga menyukai