• Anastesi Topikal
Menghilangkan rasa sakit di bagian permukaan saja
karena yang dikenai hanya ujung-ujung serabut urat syaraf.
Bahan yang digunakan berupa salf.
• Anastesi Infiltrasi
Sering dilakukan pada anak-anak untuk rahang atas ataupun
rahang bawah. Mudah dikerjakan dan efektif. Daya penetrasi
anastesi infiltrasi pada anak-anak cukup dalam karena
komposisi tulang dan jaringan belum begitu kompak.
• Anastesi Blok
Digunakan untuk pencabutan gigi molar tetap.
Bahan-bahan Anestesi Lokal
• Senyawa ester
Adanya ikatan ester sangat menentukan sifat anestesi lokal
sebab pada degradasi dan inaktivasi di dalam tubuh, gugus
tersebut akan dihidrolisis. Karena itu golongan ester
umumnya kurang stabil dan mudah mengalami metabolisme
dibandingkan golongan amida. Contohnya: tetrakain,
benzokain, kokain, prokain dengan prokain sebagai prototip.
.
• Senyawa amida
Contohnya senyawa amida adalah dibukain,
lidokain, mepivakain dan prilokain.
• Lainnya
Contohnya fenol, benzilalkohol, etilklorida,
cryofluoran. Anestesi lokal sering kali digunakan
secara parenteral (injeksi) pada pembedahan
kecil dimana anestesi umum tidak perlu atau
tidak diinginkan
Gol. Amida lebih baik drpd Ester, karena:
- Lebih poten
- Efek toksisitas rendah
- Reaksi alergi jarang
Dosis
Dosis toksik obat anestesi lokal, dipengaruhi
oleh:
• jenis obat AL, sifat toksik inheren dan efek
vasodilatasinya
• Konsentrasi obat AL
• Injeksi intravaskuler
• Kecepatan injeksi
• Vaskularisasi jaringan
• Berat badan penderita
• Kecepatan metabolisme dan ekskresi obat
Dosis toksik juga sangat dipengaruhi oleh
apakah digunakan dengan campuran
vasokontriktor atau tidak
• TANPA vasokonstriktor
dosis toksik lidocaine 3-4 mg/kg (10 ml lar.
Lidocaine 2%)
• DENGAN vasokonstriktor
dosis toksik lidocaine 7 mg/kg BB (20-25 ml
lar. Lidocaine 2%)
Vasokonstriktor
Keuntungan pemakaian vasokonstriktor:
• Meningkatkan lama kerja larutan anestesi lokal
• Menurunkan konsentrasi puncak larutan
anestesi di dalam darah sehingga toksisitas obat
berkurang
• Memperkecil volume pemakaian larutan
anestesi lokal
• Meningkatkan kedalaman efek anestesi lokal
• Meningkatkan efektivitas larutan anestesi lokal
Syarat Obat Anestesi Lokal
• Tidak mengiritasi dan tidak merusak jaringan
saraf secara permanen
• Batas keamanan harus lebar
• Efektif dengan pemberian secara injeksi atau
penggunaan setempat pada membran mukosa
• Mulai kerjanya harus sesingkat mungkin dan
bertahan untuk jangka waktu yang yang cukup
lama
• Dapat larut air dan menghasilkan larutan yang
stabil, juga stabil terhadap pemanasan.
Keefektifan Anestesi Lokal
KEUNTUNGAN
• Kesadaran (+)
• Gangguan fisiologis rendah
• Angka morbiditas rendah
• Penderita bisa pulang sendiri
• Relatif mudah
• Tidak perlu tenaga tambahan
• Biaya relatif kecil
• Tidak perlu puasa
KERUGIAN
• Tidak bisa untuk penderita dengan rasa takut
tinggi, yang tidak kooperatif (anak-anak,
retardasi mental)
• Infeksi pada tempat insersi jarum
• Alergi thd obat anestesi lokal
• Tidak bisa digunakan pada pembedahan yang
luas
• Anomali anatomi persarafan
Indikasi dan Kontraindikasi Anestesi Lokal
Patah Jarum
Penyebab:
• Gerakan tiba-tiba jarum gauge (ukuran) kecil, jarum yang dibengkokkan .
Pencegahan:
• Kenalilah anatomi daerah yang akan dianestesi, gunakan jarum gauge
besar, jangan gunakan jarum sampai porosnya, pake jarum sekali saja,
jangan mengubah arah jarum, beritahu pasien sebelum penyuntikan.
Penanganan:
• Tenang, jangan panic, pasien jangan bergerak, mulut harus tetap terbuka
jika pragmennya kelihatan, angkat dengan hemostat keal, jika tidak
terlihat diinsisi, beritahu pasien, kirim ke ahli bedah mulut.
Rasa Terbakar Pada Injeksi
Sebab:
• pH larutan melampaui batas, injeksi larutan cepat,
kontaminasi larutan catridge dengan larutan sterilisasi,
larutan anestesi yang hangat.
Masalah:
• Bisa terjadi iritasi jaringan, jaringan menjadi rusak.
Pencegahan:
• Gunakan anestetik lokal yang pH kira-kira 5, injeksi
larutan perlahan-lahan (1ml/menit), cartridge disimpan
pada suhu kamar, lokal anestetik tetap steril.
.
Rasa Sakit pada Injeksi
Sebab:
• Teknik injeksi salah, jarum tumpul, deposit larutan
cepat, jarum mengenai periosteum.
Pencegahan:
• Penyuntikan yang benar, pakai jarum yang tajam,
pakai larutan anestesi yang steril, injeksikan jarum
perlahan-lahan, hindari penyuntikan yang berulang-
ulang.
Penanganan:
• Tidak perlu penanganan khusus.
Parastesi (kelainan saraf akibat anestesi): tidak terasa.
Sebab:
• Trauma (iritasi mekanis pada nervus akibat injeksi jarum/
larutan anestetik sendiri.)
Masalah:
• Dapat terjadi selamanya, luka jaringan.
Pencegahan:
• Injeksi yang tepat, penggunaan cartridge yang baik.
• Penanganan:
• Tenangkan pasien, pemeriksaan pasien (lamanya parastesia),
pemeriksaan ulang sampai gejala hilang, konsul ke ahli
bedah, mulut atau neurologi.
Trismus (gangguan membuka mulut).
Sebab:
• Trauma pada otot untuk membuka mulut, iritasi, larutan,
pendarahan, infeksi rendah pada otot.
Masalah:
• Rasa sakit, hemobility (kemampuan mandibula untuk bergerak
menurun).
• Pencegahan:
• Pakai jarum suntik tajam, asepsis saat melakukan suntikan, hindari
injeksi berulang-ulang, volume anestesi minimal.
Penanganan:
• Terapi panas (kompres daerah trismus 15-20 menit) setiap jam.
Analgetik obat relaksasi otot, fisioterapi (buka mulut 5- 10 menit
tiap 3 jam), megunyah permen karet, bila ada infeksi beri antibiotik
alat yang digunakan untuk membuka mulut saat trismus.
Hematoma (efusi darah kedalam ruang vaskuler).
Sebab:
• Robeknya pembuluh darah vena/ arteri akibat
penyuntikan, tertusuknya arteri/ vena, dan efusi darah.
Pencegahan:
• Anatomi dan cara injeksi harus diketahui sesuai dengan
indikasi, jumlah penetrasi jarum seminimal mungkin.
Penanganan:
• Penekanan pada pembuluh darah yang terkena,
analgetik bila nyeri, aplikasi pada pada hari berikutnya.
Infeksi
Sebab:
• Jarum dan daerah operasi tidak steril, infeksi
mukosa masuk kedalam jaringa, teknik
pemakaian alat yang salah
Pencegahan:
• Jarum steril, aseptic, hindari indikasi berulang-
ulang.
Penanganan:
• Terapi panas, analgesic, antibiotic.
Udema (Pembengkakan Jaringan)
Sebab:
• Trauma selama injekasi, infeksi, alergi, pendarahan, irirtasi
larutan analgesic.
Pencegahan:
• Pemakaian alat anestesi lokal yang betul, injeksi atraumatik,
teliti pasien sebelum pemberian larutan analgesic.
Penanganan:
• Mengurangi pembengkakan secepat mungkin, bila udema
berhubungan dengan pernafasan maka dirawat dengan
epinefrin 8,3 mg IV/Im, antihistramin IV/im. Kortikosteroid IV/
IM, supinasi, berikan basic life support, tracheastomi, bila
sumbat nafas, evaluasi pasien.
Bibir Tergigit
Sebab:
• Pemakaian long acting anestesi lokal.
Masalah:
• Bengkak dan sakit.
Pencegahan:
• Pilih anastetik durasi pendek, jangan makan/minum
yang panas, jangan mengigit bibir.
• Penanganan:
• Analgesi, antibiotic, kumur air hangat beri
vaselinàlipstik.
Paralyse N. Facialis (N. Facialis ter anestesi)
Sebab:
• Masuknya larutan anestesi ke daam kapsul/ substransi grandula
parotid.
Masalah:
• Kehilangan fungsi motoris otot ekspersi wajah. Mata tidak bisa
mengedip.
Pencegahan:
• Blok yang benar untuk n. Alveaolaris inferior, jarum jangan
menyimpang lebih kepost Waktu blok n. alveolaris inferior.
• Penanganan:
• Beritahu pasien, bahan ini bersifat sementara, anjurkan secara
periodic membuka dan menutup mata.
Lesi Intra Oral Pasca Anestesi
Penyebab:
• Stomatitis apthosa rekuren, herpes simpleks.
Masalah:
• Pasien mengeluh sensitivitas akut pada daerah
uslerasi.
Penanganan:
• Simptomatik, kumur-kumur dengan larutan
dipenhidramin dan susu magnesium.
Syncope (fainting).